Anda di halaman 1dari 3

Diare

ABSTRAK
Pendahuluan : Diare merupakan salah satu masalah kesehatan yang masih sering menjadi
Kejadian Luar Biasa ( KLB ) karena dapat menyebabkan kematian. Penyebab utama kematian
diare adalah dehidrasi akibat kehilangan cairan dan elektrolit melalui feses. Menurut World
Health Organization (WHO), diare adalah penyebab nomor satu kematian balita di seluruh dunia
dan angka kesakitan diare pada tahun 2011 yaitu berkisar 411 penderita per 1000 penduduk.
Menurut data WHO tahun 2013 setiap tahunnya terjadi kematian akibat diare sebesar 760.000
jiwa dan lebih banyak terjadi pada anak berumur di bawah lima tahun dan 21% terjadi kematian
pada anak-anak karena diare di negara berkembang, salah satunya di Indonesia. Menurut hasil
riskesdas tahun 2007, diare merupakan penyebab kematian nomor satu pada bayi ( 31,4%) dan
pada balita ( 25,2 %).
Metode : Penelitian ini bersifat deskriptif dengan desain cross sectional, melalui penggunaan
rekam medik pasien diare pada balita sebagai data penelitian. Teknik pengambilan sampel
dengan menggunakan metode total sampling.
Hasil : Jumlah penderita diare pada balita di xxxx periode Januari-Desember 2016 didapatkan
sebanyak 120 orang. Diketahui bahwa secara keseluruhan kelompok penderita umur 7-24 bulan
mencatat angka tertinggi yaitu 73,3 %, laki-laki mencatat angka tertinggi yaitu 63,3 %, sebagian
besar memiliki status gizi normal yaitu 68,3 %, banyak pasien dengan skor dehidrasi ringan yakni
46,7%, semua pasien mengalami diare selama < 14 hari, sebagian besar pasien datang dengan
keluhan bab encer disertai demam dan muntah yakni 42,5 %, pasien yang melakukan
pemeriksaan lab paling banyak dengan hasil leukositosis yakni 5,8 %, sebagian besar pasien
mendapat terapi antibiotik yaitu 61,7 % dan hampir seluruh pasien pulang dengan keadaan
sembuh yaitu 99,2 %.
Kesimpulan : Sebagian besar kasus diare pada balita periode Januari-Desember 2016 adalah
umur 7-24 bulan, laki- laki, status gizi normal, dehidrasi ringan, mengalami diare < 14 hari. Selain
itu, sebagian besar dari mereka datang dengan keluhan bab encer disertai demam dan muntah,
mendapat terapi antibiotik, mengalami leukositosis dan pulang dalam keadaan sembuh.
Kata kunci : Karakteristik , diare, balita, rawat inap

BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang masalah
Diare merupakan keluhan yang ditandai dengan bertambahnya frekuensi buang air
besar lebih dari 3 kali sehari berupa tinja berbentuk cair atau setengah cair dan dapat disertai
lendir dan darah.1 Diare masih sering menjadi Kejadian Luar Biasa ( KLB ) karena dapat
menyebabkan kematian. Penyebab utama kematian diare adalah dehidrasi akibat kehilangan
cairan dan elektrolit melalui feses. Sementara penyebab lainnya adalah disentri, gizi dan infeksi.2
Menurut World Health Organization (WHO), diare adalah penyebab nomor satu kematian balita
di seluruh dunia dan angka kesakitan diare pada tahun 2011 yaitu berkisar 411 penderita per
1000 penduduk. Menurut data WHO tahun 2013 setiap tahunnya terjadi kematian akibat diare
sebesar 760.000 jiwa dan lebih banyak terjadi pada anak berumur di bawah lima tahun dan 21%
terjadi kematian pada anak-anak karena diare di negara berkembang.3,4
Diare sampai saat ini masih menjadi masalah kesehatan masyarakat di negara
berkembang seperti Indonesia karena morbiditas dan mortalitasnya masih tinggi. Menurut hasil
riskesdas tahun 2007, diare merupakan penyebab kematian nomor satu pada bayi ( 31,4%) dan
pada balita ( 25,2 %), sedangkan pada golongan semua umur merupakan penyebab kematian
yang keempat ( 13,2 %) sedangkan pada tahun 2012, angka kesakitan diare pada semua umur
sebesar 214 per 1000 penduduk dan angka kesakitan diare pada balita 900 per 1000 penduduk.5
Survei morbiditas yang dilakukan oleh Subdit Diare, Departemen Kesehatan dari tahun 2000 s/d
2010 terlihat kecenderungan insidens naik. Pada tahun 2000 IR penyakit Diare 301/ 1000
penduduk, tahun 2003 naik menjadi 374 /1000 penduduk, tahun 2006 naik menjadi 423 /1000
penduduk dan tahun 2010 menjadi 411/1000 penduduk. Kejadian Luar Biasa (KLB) diare juga
masih sering terjadi dengan CFR yang masih tinggi. Pada tahun 2008 terjadi KLB di 69 Kecamatan
dengan jumlah kasus 8133 orang, kematian 239 orang (CFR 2,94%). Tahun 2009 terjadi KLB di 24
Kecamatan dengan jumlah kasus 5.756 orang dengan kematian 100 orang (CFR 1,74%),
sedangkan tahun 2010 terjadi KLB diare di 33 kecamatan dengan jumlah penderita 4204 dengan
kematian 73 orang (CFR 1,74 %.). 6
Pada tahun 2013 terjadi 8 KLB di Indonesia yang tersebar di 6 Propinsi, salah satunya
Sulawesi Selatan dengan period prevalence diare 10,1 % dan insiden diare pada balita di
indonesia berkisar 6,7 persen. Lima provinsi dengan insiden diare tertinggi pada balita adalah
Aceh (10,2%), Papua (9,6%), DKI Jakarta (8,9%), Sulawesi Selatan (8,1%), dan Banten (8,0%). Pada
tahun 2014 terjadi 6 KLB Diare yang tersebar di 5 propinsi ( Sumatera Utara, Sulawesi
Selatan,Lampung, NTT dan Jawa Timur), 6 kabupaten/kota dengan jumlah penderita 2.549 orang
dengan kematian 29 orang (CFR 1,14%).5
Tingginya angka kejadian diare diperkirakan terjadi akibat banyaknya faktor seperti
sanitasi lingkungan, sosial ekonomi dan faktor gizi serta tata laksana diare yang kurang cepat dan
tepat. Jika melihat kondisi yang terjadi, angka kesakitan diare bisa diturunkan dengan adanya
intervensi pencegahan yang efektif seperti upaya meningkatkan pemberian air susu ibu,
kebiasaan mencuci tangan, penyediaan dan penggunaan air bersih, pengelolaan makanan dengan
bersih dan penggunaan jamban yang benar.
Diare pada balita yang lambat ditangani dapat menyebabkan beberapa komplikasi seperti
gangguan elektrolit pada tubuh, dehidrasi bahkan sampai kematian. Oleh karena itu, penting
untuk diketahui bagaimana karakteristik diare dan gejalanya agar bisa diinformasikan ke
masyarakat sehingga diare bisa cepat ditangani.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan uraian dan latar belakang masalah di atas, maka penulis berniat mengangkat
rumusan masalah sebagai berikut: “Bagaimanakah karakteristik penderita diare pada balita”

Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Umum
Memperoleh informasi mengenai karakteristik penderita diare pada balita.

1.3.2 Tujuan Khusus


Tujuan khusus dalam penelitian ini adalah:
a. Mengetahui distribusi penderita diare pada balita menurut kelompok
umur
b. Mengetahui distribusi penderita diare pada balita menurut jenis kelamin
c. Mengetahui distribusi penderita diare pada balita menurut status gizi
d. Mengetahui distribusi penderita diare pada balita menurut skor dehidrasi

1.4 Manfaat Penelitian


1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi bagi pihak terkait
khususnya instansi kesehatan untuk meningkatkan mutu kesehatan di masa mendatang,
menyediakan sarana kesehatan yang cukup, serta melakukan upaya promotif dan preventif dalam
menangani kasus diare di masa yang akan datang.
2. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan keilmuan dan dapat
dijadikan sebagai salah satu bahan bacaan serta acuan rujukan bagi penelitian mengenai Diare.
3. Menambah pengalaman berharga bagi peneliti dalam rangka pengembangan diri
khususnya dalam bidang penelitian

Anda mungkin juga menyukai