- Menurut Deskripsi
A. Deskripsi Kasus Berdasarkan Waktu
Penggambaran kasus berdasarkan waktu pada periode
wabah, yang digambarkan dalam suatu kurva epdemik. Kurva
epidemic merupakan suatu grafik yang menggambarkan
frekuensi kasus berdasarkan saat mulai sakit selama periode
wabah. Kurva ini digambarkan dengan axis horizontal dan axis
vertical. Kurva ini digunakan untuk :
Menentukan atau memperkirakan sumber atau cara
penularan penyakir dengan melihat tipe kurvanya
Mengidentifikasi waktu paparan atau pencarian kasus awal
dengan cara menghitung berdasarkan masa inkubasi rata-rata
atau inkubasi max dan min
Penyebab KLB
- Herd Immunity yang rendah
- Patogenisiti
- Lingkungan yang buruk
1. Incidence Rate
Merupakan frekuensi penyakit baru yang berjangkit dalam
masyarakat di suatu tempat atau wilayah negara pada waktu
tertentu
2. Prevalance Rate
Adalah proporsi populasi yang sedang menderita skait pada
satu saat tertentu
3. Attack Rate
Merupakan jumlah kasus penyakit dalam waktu wabah yang
berjangkit dalam masyarakat di suatu temoat/wilayah/negara pada
waktu tertentu
3. Mengatur istirahat
Jika kegiatan seperti bekerja, bermain dan istirahat tidak
seimbang maka akan menyebabkan badan menjadi tidak nyaman dan
bisa menimbulkan rasa sakit. Istirahat diperlukan tubuh untuk
memberikan kesempatan agar organ-organ tubuh mengurangi
pekerjaannya agar dapat terus bekerja dengan baik. Istirahat yang baik
adalah tidur selama 7-8 jam/hari.
4. Berolahraga teratur
Olahraga yang teratur dapat dilakukan setiap dua hari sekali.
Contoh olahraga yang dapat dilakukan seperti jogging, jalan kaki,
senam aerobik, berenang, bersepeda dan lain sebagainya. Aktivitas
seperti ini juga harus muncul dari motivasi diri sendiri atau sebagai
orangtua kita bisa membiasakan pada kegiatan anak sehari-harinya dan
dapat dipilih sesusai dengan kemampuan yang dimiliki. Dosis Latihan
untuk olahraga yang baik adalah antara 60-80% dari denyut jantung
maksimal dan lama Latihan selama 30-60 menit.
5. Rasa syukur
Kesehatan jasmani, makanan dan jiwa yang sehat tidak lain adalah
pemberian dari Allah SWT yang maha Pengasih. Nikmat yang diberikan
kepada manusia tidak ada batasnya, karena itu manusia harus selalu
bersyukur dalam hidup (Perpustakaan et al., 2019).
Ketentuan umum
1. Pelayanan Kesehatan perorangan terdiri dari 3 (tiga) tingkatan yaitu:
a) Pelayanan Kesehatan tingkat pertama
b) Pelayanan Kesehatan tingkat kedua, dan
c) Pelayanan Kesehatan tingkat ketiga
2. Pelayanan Kesehatan tingkat pertama merupakan pelayanan Kesehatan
dasar yang diberikan oleh fasilitas Kesehatan tingkat pertama
3. Pelayanan Kesehatan tingkat kedua merupakan pelayanan Kesehatan
spesialistik yang dilakukan oleh dokter spesialis atau dokter gigi spesialis
4. Pelayanan Kesehatan tingkat ketiga merupakan pelayanan Kesehatan
subspesialistik yang dilaukan oleh dokter sub spesialis atau dokter gigi.
5. Dalam menjalankan pelayanan Kesehatan, fasilitas Kesehatan tingkat
pertama dan tingkat lanjutan wajib melakukan system rujukan dengan
mengacu dan oeraturan perundang-perundangan yang berlaku
6. Peserta yang ingin mendapatkan pelayanan yang tidak sesuai dengan
system rujukan, dapat dimasukkan kedalam kategori pelayanan yang tidak
sesuai dengan prosedur sehingga tidak dapat dibayarkan oleh BPJS
Kesehatan
7. Faskes yang tidak menerapkan system rujukan masa BPJS Kesehatan akan
melakukan Crendentialing terhadap kinerja fasilitas Kesehatan tersebut dan
dapat berdampak pada kelanjutan Bersama
8. Pelayanan rujukan dapat dilakukan secara horizontal maupun vertical
9. Yang dimaksud rujukan horizontal adalah rujukan yang dilakukan antar
pelayanan Kesehatan dalam satu tingkatan apabila perujuk tidak dapat
memberikan pelayanan Kesehatan sesuai dengan kebutuhan pasien karena
keterbatasan fasulitas, perakatan atau ketenangan yang sifatnya sementara
atau menetap
10. Rujukan vertikel merupakan rujukan yang dilakukan antar pelayanan
Kesehatan yang berbeda tingkatan, dapat dilakukan dari tingkat pelayanan
yang lebih rendah ke tingkat pelayanan yang lebih tinggi atau sebaliknya
5. Rujukan Parsial
a. Rujukan parsial adalah pengiriman pasien atau spesimen ke
pemberi pelayanan kesehatan lain dalam rangka menegakkan
diagnosis atau pemberian terapi, yang merupakan satu rangkaian
perawatan pasien di Faskes tersebut.
b. Rujukan parsial dapat berupa:
- pengiriman pasien untuk dilakukan pemeriksaan penunjang
atau Tindakan
- pengiriman spesimen untuk pemeriksaan penunjang
- Apabila pasien tersebut adalah pasien rujukan parsial, maka
penjaminan pasien dilakukan oleh fasilitas kesehatan perujuk
Artinya:
“Katakanlah: Tidak akan menimpakan kami kecuali apa yang Allah telah
tuliskan untuk kami. Dialah pelindung kami dan hanya kepada Allah
bertawakal orang-orang yang beriman.” (QS. At-Taubah (99): 51).
Hukum Berobat
Para fuqoha’ (ahli fiqih) bersepakat bahwa berobat hukum asalnya
dibolehkan kemudian mereka berbeda pendapat (mengenai hukum
berobat, -ed) menjadi beberapa pendapat yang masyhur:
Jika berobat dengan sesuatu yang haram atau cara yang haram maka
hukumnya haram, seperti berobat dengan khomer/minuman keras, atau
sesuatu yang haram lainnya.