Anda di halaman 1dari 9

WEBINAR SERIES 1

DUKUNGAN PEMERINTAH PUSAT


DALAM PERCEPATAN ELIMINASI MALARIA

DI RANGKUM OLEH :

KUSMAWATI HASANAH
NIM : A022818023

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES) JAYAPURA


PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN
2021
 Indeks Kepemimpinan Kepala Daerah yang selanjutnya disingkat IKKD adalah
satuan ukuran yang ditetapkan berdasarkan seperangkat variabel, dimensi dan
indikator untuk melakukan pengukuran dan penilaian terhadap kepemimpinan
kepala daerah.
 Kepemimpinan Kepala Daerah adalah kemampuan individu dan kinerja kepala
daerah dalam memimpin penyelenggaraan pemerintah daerah
 Kesehatan merupakan urusan wajib yang berkaitan dengan pelayanan dasar, oleh
karena itu, kepala daerah harus memprioritaskannya dari aspek perencanaan
pembangunan dan keuangan daerah, termasuk salah satunya dalam pencegahan
dan pengendalian malaria terutama pada daerah endemis.
 Kasus Malaria di Indonesia sebagian besar berasal dari daerah endemis tinggi
malaria, hal tersebut menjadi ancaman penularan kembali akibat mobilitas
masyarakat dari daerah endemis tinggi ke daerah bebas dan rendah sehingga tetap
diperlukan kewaspadaan

A. SITUASI MALARIA DI INDONESIA :


Pada 2010 kasus positif malaria di Indonesia mencapai 465,7 ribu, sementara
pada 2020 kasus positif menurun menjadi 235,7 ribu
Pada tahun 2019 kabupaten/kota yang berhasil mengeliminasi malaria sebanyak
300, di tahun 2020 bertambah menjadi 318
provinsi dengan wilayahnya yang belum mencapai eliminasi malaria yakni
Maluku, Papua, dan Papua Barat

B. TUJUAN INDEKS KEPEMIMPINAN KEPALA DAERAH :


mengukur dan menilai kepemimpinan kepala daerah dalam memimpin
penyelenggaraan pemerintah daerah
menetapkan kepala daerah terbaik dalam memimpin penyelenggaraan pemerintah
daerah
memberikan penghargaan kepada kepala daerah terbaik dalam memimpin
penyelenggaraan pemerintah daerah
melakukan publikasi atas hasil pengukuran dan penilaian kepemimpinan kepala
daerah
memotivasi kepala daerah dalam meningkatkan kinerja penyelenggaraan
pemerintah daerah
C. DUKUNGAN KEMENDAGRI DALAM PENCEGAHAN & PENGENDALIAN
DBD SELAMA PANDEMI COVID-19
Surat Mendagri Nomor 440/2692/SJ, tanggal 1 April 2020 Hal Pencegahan dan
Pegendalian Penyebaran Penularan Penyakit Malaria dan Demam Berdarah
Dengue (DBD) kepada seluruh Gubernur :
Memastikan pendistribusian kelambu anti nyamuk diterima dan dimanfaatkan
secara optimal oleh masyarakat
Menggerakkan peran lintas program dan lintas sektor di daerah
Mensosialisasikan penggunaan kelambu anti nyamuk di masyarakat sebagai
upaya menurunkan kasus malaria
Mendukung kegiatan dengan mengalokasikan anggaran distribusi dan sosialisasi
penggunaan kelambu anti nyamuk kepada masyarakat.
Memobilisasi masyarakat ke titik distribusi.

D. PERMENDAGRI NO 27 TAHUN 2021 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN


APBD TA 2021
E. ELIMINASI MALARIA :
Eliminasi malaria adalah pemutusan rantai penularan malaria setempat pada
manusia dalam satu wilayah geografi tertentu, secara berkesinambungan guna
menekan angka penyakit serendah mungkin agar tidak menjadi masalah kesehatan
Meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia :
Meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia
Meningkatkan Indeks kompetisi daerah untuk mendapatkan investasi.
Meningkatkan produktivitas dan taraf ekonomi masyarakat.
Memberi rasa keamanan dan kenyamanan bagi pengunjung dan wisatawan.
Mengurangi beban ekonomi akibat kesakitan dan hilangnya produktivitas

Syarat meningkatkan kualitas sumberdaya alam :


Adanya Sistem yang baik untuk memastikan tidak ada penularan kembali
Tidak ada penularan setempat selama tiga tahun berturut-turut
API< 1 Per 1000 penduduk

F. KORELASI IKKD DENGAN ELIMINASI MALARIA :


a)Upaya pencegahan dan pengendalian malaria sangat erat kaitannya dengan
kepemimpinan kepala daerah dan kinerja pemerintah daerah
b)kepala daerah dengan endemis malaria tentunya harus memiliki visi, misi,
kebijakan, inovasi, dan responsif terhadap penanganan menuju eliminasi
malaria serta mampu menggerakkan partisipasi masyarakat
c)Pencapaian eliminasi malaria sangat dipengaruhi pada kepemimpinan kepala
daerah yang diukur sesuai dimensi, indikator, dan parameter variabel
kepemimpinan kepala daerah
G. REKOMENDASI :
a) Setiap daerah endemis malaria wajib melaporkan kasus malaria secara
berjenjang
b) Sistem pelaporan elektronik harus dikembangkan & digunakan
c) Deteksi dini dan prediksi wabah harus menjadi tujuan sistem surveilans
nasional
d) Penguatan pendampingan di Kab/Kota yang rendah dan sedang untuk
implementasi strategi eliminasi malaria (PE, Surveilans Migrasi, Pemetaan
fokus, dll)
e) Provinsi melaksanakan bimbingan virtual persiapan self assessment dengan
pusat, sehingga diketahui GAP Tantangan dan rekomendasi langsung dari
para ahli serta perbaikan sistem di Kab/Kota yang dipersiapkan untuk
eliminasi maupun di daerah endemis tinggi untuk percepatan penurunan
kasus
H. PERAN PEMERINTAH PUSAT :
a) menetapkan kebijakan Penanggulangan Malaria
b) menyediakan obat dalam rangka Penanggulangan Malaria
c) menyediakan alat dan bahan yang dibutuhkan dalam kegiatan
Penanggulangan Malaria
d) meningkatkan kemampuan teknis sumber daya manusia
e) melakukan advokasi dan kerja sama antar lintas program dan lintas sektor
f) menyusun, mengembangkan, dan menyediakan materi dan media KIE dalam
rangka Penanggulangan Malaria
g) mengembangkan dan melaksanakan penyelenggaraan surveilans dan sistem
informasi malaria
h) melaksanakan pemantauan efikasi dan resistensi obat anti malaria dan
insektisida
i) membentuk, memperkuat, dan melaksanakan sistem kendali mutu
jejaring laboratorium Penanggulangan Malaria nasional
j) melakukan pembinaan, asistensi teknis, serta pemantauan dan evaluasi
program Penanggulangan Malaria
k) melakukan penelitian dan pengembangan program Penanggulangan Malaria.
I. PERAN PEMERINTAH DAERAH KAB/KOTA :
a) membuat dan melaksanakan kebijakan program Penanggulangan Malaria di
wilayah kabupaten/kota sesuai dengan kebijakan nasional dan provinsi
b) mendistribusikan obat dalam rangka Penanggulangan Malaria
c) menyediakan alat dan bahan yang diperlukan dalam rangka Penanggulangan
Malaria
d) meningkatkan kemampuan teknis sumber daya manusia
e) melakukan advokasi dan kerja sama antar lintas program dan lintas sektor
f) mengembangkan, dan menyediakan media KIE dalam rangka
Penanggulangan Malaria sesuai dengan kondisi setempat
g) membentuk, memperkuat, dan melaksanakan sistem kendali mutu
jejaring laboratorium Penanggulangan Malaria tingkat kabupaten/kota
h) melaksanakan pemantauan efikasi dan resistensi obat anti malaria dan
insektisida
i) melaksanakan penyelenggaraan surveilans dan sistem informasi
j) melaksanakan kegiatan Penanggulangan KLB Malaria
k) melakukan pembinaan, asistensi teknis, serta pemantauan dan evaluasi
program Penanggulangan Malaria.

Pencegahan penularan malaria melalui Manajemen Vektor Terpadu dan upaya lain
yang terbukti efektif, efisien, praktis dan aman :
1. Perlindungan menyeluruh (universal protection) dengan kelambu berinsektisida
(LLIN) di daerah penularan malaria
2. Perlindungan dengan IRS/Penyemperotan dinding rumah di daerah terpilih
3. Pengendalian vektor berbasis masyarakat termasuk integrated vector management
seperti penggunaan repellent, larvasidasi dan manajemen lingkungan
Tantangan yang Perlu diperhatikan di Provinsi Papua :
1. Pada Tahun 2024 ditargetkan sudah tidak ada lagi kab/kota endemis tinggi,
sehingga perlu dilakukan akslerasi untuk menurunkan kasus di kab/kota endemis
tinggi di Papua
2. Perlunya meningkatkan kegiatan penemuan kasus berintegrasi dengan program lain
3. Penerapan strategi eliminasi (PE, Surv Migrasi, pemetaan fokus, dll di Puskesmas
dengan kasus/endemisitas rendah)
4. Memastikan tercapainya target distribusi kelambu rutin ibu hamil
5. Memastikan data penemuan oleh kader harus masuk dalam SISMAL:
6. Kader UKBM dan JMD Perdhaki: Papua, Papua Barat, NTT
7. Kader MMP
8. Dinkes Provinsi dan Kab/Kota serta Puskesmas perlu berkoordinasi dengan
Perdhaki terkait pencatatan dan pelaporan penemuan kasus malaria yang dilakukan
oleh JMD dan Kader UKBM
9. Melakukan pre-assesment di Kab/Kota endemis rendah
10. Melakukan persiapan distribusi kelambu masal Tahun 2022

Anda mungkin juga menyukai