Anda di halaman 1dari 69

PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN

PENYAKIT MENULAR
DI KABUPATEN BOGOR

Oleh :
drg. Tri Wahyu Harini, MM, M.Kes
RUANG LINGKUP PEMBAHASAN

TBC DBD HIV/AIDS

FILARIASIS &
KUSTA
KECACINGAN
DASAR HUKUM
PERDA KAB BOGOR NO.1 TAHUN 2022
TENTANG PENANGGULANGAN PENYAKIT MENULAR

 Penanggulangan Penyakit Menular adalah upaya kesehatan yang


mengutamakan aspek PROMOTIF dan PREVENTIF
 Dengan tujuan :
• Menurunkan dan menghilangkan angka kesakitan, kecacatan, dan
kematian,
• Membatasi penularan, serta penyebaran penyakit agar tidak meluas
berpotensi menimbulkan kejadian luar biasa/wabah.
STRATEGI DALAM PENYELENGGARAAN
PENANGGULANGAN PENYAKIT MENULAR
Mengutamakan Pemberdayaan Masyarakat
a) Masyarakat berperan aktif baik secara perorangan maupun terorganisasi dalam penyelenggaraan
Penanggulangan Penyakit Menular.
b) Pemberian bantuan sarana, tenaga ahli, dana dan/atau bentuk lain
c) Pemberian bimbingan, motivasi dan penyuluhan serta penyebaran informasi
d) kegiatan upaya kesehatan berbasis masyarakat

Mengembangkan Koordinasi, Jejaring Kerja, dan Kemitraan Antara Instansi Pemerintah


Daerah dan Pemangku Kepentingan
e) Dukungan sumber daya
f) Pemberian advokasi
g) Meningkatkan kemampuan sumber daya manusia, kajian, penelitian, serta kerja sama antar wilayah,
kerjasama dengan pihak luar negeri dan kerjasama dengan pihak ketiga
h) Peningkatan komunikasi, informasi dan edukasi.
KETURUNAN 10%

PELAYANAN LINGKUNGAN 40%


DETERMINN DERAJAT KESEHATAN MASYARAKAT KESEHATAN 20%

PERILAKU 30%
ANALISIS SITUASI TBC
DI KABUPATEN BOGOR
KEBIJAKAN
DALAM PENANGGULANGAN TBC

1. Peraturan Presiden Nomor 67 tahun 2021 tentang


PENANGGULANGAN TUBERCULOSIS
2. Peraturan Menteri Keseharan Nomor 67 tahun 2016 tentang
PENANGGULANGAN TUBERCULOSIS
3. SE Dirjen P2P No. HK 02.02/III.1/936/2021 tentang
PERUBAHAN ALUR DIAGNOSIS DAN PENGOBATAN TUBERKULOSIS
DI INDONESIA
4. SE Menteri Kesehatan No. HK.02.01/MENKES/660/2020
tentang KEWAJIBAN FASYANKES DALAM MELAKUKAN
PENCATATAN DAN PELAPORAN KASUS TBC
Tuberkulosis (TBC) masih
merupakan masalah
kesehatan utama di Indonesia

• Berdasarkan Global TB Report Tahun 2022,


Indonesia saat ini berada pada peringkat
kedua negara dengan beban TBC terbanyak
di dunia setelah India, dengan perkiraan
kasus baru sebanyak 969.000 kasus dan
incidence rate 354/100.000 penduduk.

• Berdasarkan arahan Menteri Kesehatan, 90%


dari kasus tersebut harus dapat ditemukan
dan diobati pada awal tahun 2024.
SITUASI TBC DI KAB BOGOR
TAHUN 2022

Penemuan kasus TBC Enrollment Diagnosis


TB-MDR dgn TCM
125 %
64 % 55 %
22.226 Kasus / 17.684 Kasus
- 21.673 Kasus TB SO
- 553 Kasus TB RO
TB Anak
3.947 Kasus
299 %
Terduga TB
(SPM TB)
73.707/85.821
85,8 % Angka Keberhasilan
TB-HIV
Pengobatan TB
(mengetahui
status) 92,49 %
43,6 %
TARGET ELIMINASI TBC TAHUN 2024 - 2030

Penurunan Angka
Target tahun 2030:
Kejadian
(Incidence Rate) 65 per 100.000
Target Eliminasi TBC penduduk
TBC 312/100 K
(Indikator Penurunan Angka Target tahun 2030:
Dampak) Kematian Akibat 6 per 100.000
TBC penduduk
34/100 K
STRATEGI NASIONAL ELIMINASI TBC
1. Penguatan komitmen dan kepemimpinan pusat hingga kab/kota
2. Peningkatan akses layanan TBC yang bermutu dan berpihak pada
pasien
3. Intensifikasi upaya kesehatan
4. Peningkatan penelitian, pengembangan, dan inovasi di bidang
penanggulangan TBC
5. Peningkatan peran serta komunitas, pemangku kepentingan dan
multisector
6. Penguatan manajemen program
1. PENGUATAN KOMITMEN DAN KEPEMIMPINAN PUSAT HINGGA KAB/KOTA

TANGGUNG JAWAB PUSAT - DAERAH


PEMERINTAH PUSAT PEMERINTAH DAERAH
Menetapkan kebijakan terkait Penanggulangan Mencantumkan TBC sebagai indikator dalam RPJMD dan renstra Pemda TBC

Mengkoordinasikan pelaksanaan dan menyediakan pendanaan


kegiatan penanggulangan TBC
Melaksanakan kegiatan Penanggulangan TBC
secara terintegrasi
Menyediakan dan meningkatkan SDM agar dapat mencapai target SPM terkait
penanggulangan TBC

Menyediakan sumber daya yang diperlukan Melakukan penemuan kasus baru secara aktif dan cepat dengan melibatkan
masyarakat

Memastikan semua orang yang terdiagnosis, tercatat dan terlaporkan dalam SITB
Melakukan mitigasi dampak psikososial serta memberikan pengobatan pencegahan terhadap populasi rentan
dan ekonomi yang dihadapi pasien dan
keluarganya
Menyusun dan menetapkan kebijakan Gubernur atau Bupati/Walikota agar pasien
Melakukan upaya perlindungan sosial dan TBC menjalankan pengobatan sampai selesai
pemberdayaan terhadap pasien dan masyarakat
terdampak TBC
2. PENINGKATAN AKSES LAYANAN TBC YANG BERMUTU DAN
BERPIHAK PADA PASIEN

a. Penyediaan layanan dan penatalaksanaan TBC yang bermutu oleh


fasilitas pelayanan kesehatan di wilayahnya
b. Optimalisasi jejaring layanan TBC di fasilitas pelayanan kesehatan
milik pemerintah dan swasta
c. Pelaksanaan sistem rujukan pasien TBC sesuai ketentuan
d. Pemenuhan dan penjaminan mutu obat yang digunakan untuk
pengobatan TBC
e. Pembinaan teknis dan supervisi layanan TBC untuk fasilitas
pelayanan kesehatan dilaksanakan oleh pemerintah daerah secara
berjenjang;
3. INTENSIFIKASI UPAYA KESEHATAN DALAM
PENANGGULANGAN TBC

Dilakukan Melalui 5 Kegiatan


1. Promosi Kesehatan
2. Pengendalian Faktor Risiko
3. Penemuan dan Pengobatan
4. Pemberian Kekebalan
5. Pemberian Obat Pencegahan
4. PENINGKATAN PENELITIAN, PENGEMBANGAN DAN
INOVASI DI BIDANG PENANGGULANGAN TBC

 Terkait dengan alat diagnostik, obat, dan vaksin yang berkontribusi pada
percepatan Eliminasi TBC
 Terkait pemberian layanan dan upaya Penanggulangan TBC yang lebih
efektif dan tepat guna
 Terkait upaya perubahan perilaku masyarakat yang dapat mendukung
Eliminasi TBC.
5. PENINGKATAN PERAN SERTA KOMUNITAS, PEMANGKU
KEPENTINGAN DAN MULTI SEKTOR

Dilakukan melalui:
 Pembentukan wadah kemitraan
 Mendorong keterlibatan dalam Penanggulangan TBC mulai dari
perencanaan, pendanaan, dan pelaksanaan, serta pemantauan dan evaluasi
PERAN MASYARAKAT DALAM PENANGGULANGAN TBC

1. Menyelenggarakan kegiatan yang bersifat promotif, preventif


dan rehabilitatif.
2. Menyediakan dukungan komplementer.
3. Mencegah terjadinya stigma.
4. Memberikan masukan dalam penyusunan kebijakan.
5. Membantu pelaksanaan mitigasi terhadap dampak psikososial dan
ekonomi bagi pasien TBC resisten obat dan keluarganya.
PENGGUNAAN DANA DESA UNTUK PROGRAM
PRIORITAS NASIONAL
PRIORITAS PENGGUNAAN DANA DESA TAHUN 2023 Permendes No. 08 Tahun 2022
Perbaikan dan konsolidasi
data SDGs Desa dan Ketahanan pangan Pencegahan dan
pendataan perkembangan nabati dan hewani penurunan stunting
desa melalui indeks desa
a membangun b c
. . .
Peningkatkan keterlibatan
masyarakat secara menyeluruh Perluasan akses layanan
Peningkatan kualitas dalam pembangunan dan kesehatan sesuai
sumber daya manusia pemberdayaan masyarakat kewenangan desa
warga desa desa
d e f
. . .
Dana operasional pemerintah Bantuan Langsung Tunai Dana
Penanggulangan kemiskinan Desa untuk mendukung
desa paling banyak 3 % (tiga terutama kemiskinan
persen) dari pagu dana desa percepatan penghapusan
ekstrem kemiskinan ekstrem
setiap desa
g h i
. . .
6. PENGUATAN MANAJEMEN
PROGRAM
Dilakukan melalui:
 Penguatan fungsi perencanaan dan pemantauan program
 Penguatan kapasitas sumber daya manusia dalam pengelolaan program
penanggulangan TBC
 Penguatan sistem pendanaan TBC
 Penguatan sistem manajemen pengelolaan obat TBC
 Peningkatan motivasi dukungan penanggulangan TBC.
Elemen Penilaian akreditasiTerkait pencegahan dan
penanggulangan TB
UKM :
- identifikasi dan analisis kebutuhan masyarakat , yg selanjutnya dituangkan dalam RUK yg
memuat kegiatan pemberdayaan masyarakat
- Keterlibatan masyarakat dalam kegiatan peberdayaan masyarakat
- Pelaksanaan komunikasi dan koordinasi
- Upaya upaya promotive dan preventif dalam program p2p

 UKP :
- Standar kebutuhan logistic baik OAT maupun non OAT
- Tatalaksana kasus TB mulai dari diagnosis, pengobatan, pemantauan dan evaluasi
- Dilakukan koordinasi kegiatan secara Lintas Program dan lintas sector.
- Laporan INM TB

-
RENCANA KOLABORASI LINTAS SEKTOR
DPMD • Peningkatan kapasitas dan peran lembaga kemasyarakatan desa (LKD: TP.PKK, Posyandu, RT/RW, LPM, Karang
Taruna, KPM/Kader Pembangunan Manusia) dalam kegiatan penanggulangan Tuberkulosis.
• Mengeluarkan Surat Edaran penggunaan dana operasional kader (alokasi untuk kegiatan TB) sesuai dengan
kewenangan desa.

Kemenag • Mengikutsertakan Penyuluh Agama, Pendais (Pengawas Madrasah dan Pengawas PAI) dalam melakukan
sosialisasi terkait Tuberkulosis
• Menyelenggarakan kegiatan skrining TB di pesantren dan madrasah.
• Mengeluarkan surat rekomendasi cuti bagi guru/ tenaga pendidik yang terdiagnosis TB dari Puskesmas/ Dinkes,
didahului dengan surat edaran dari kepala dinas.

Disdik  Dukungan penyelenggaraan kegiatan skrinning TB di sekolah


 Edukasi pencegahan dan penanggulangan penyakit TB di sekolah
 Mengeluarkan surat rekomendasi cuti bagi guru/ tenaga pendidik yang terdiagnosis TB dari Puskesmas/ Dinkes,
didahului dengan surat edaran dari kepala dinas.

Dinas Sosial • Mengagendakan adanya sosialisasi TB pada kegiatan P2K2


• Skrinning TB pada penerima PKH (120rb orang) yang dapat dilaksanakan saat kegiatan di kecamatan prioritas dan
mengeluarkan surat edaran pelaksanaan skrining TB pada penerima PKH.
• Sosialisasi TB pada PSKS (Potensi Sumber Kesejahteraan Sosial) misal: karang taruna.
• Sinkronisasi data PKH dengan SITB (pasien TB yang diobati) untuk dilakukan pendampingan khusus pasien agar
diobati hingga selesai.
RENCANA KOLABORASI LINTAS SEKTOR
Disnaker  Melibatkan masyrakat terdampak TB dalam kegiatan Program padat karya.
 Melakukan MoU tentang penanggulangan TB dengan perusahaan.
 Memberikan dukungan penyelenggaraan skrinning TB di perusahaan, misal mengeluarkan
surat edaran, membantu pemetaan perusahaan prioritas pelaksanaan skrining TB, dsb.
 Menjembatani koordinasi dengan Paguyuban/Serikat perusahaan untuk menyelenggarakan
kegiatan penanggulangan TB di perusahan.
 Sosialisasi Tuberkulosis pada pertemuan disnaker-perusahaan, disnaker-pekerja,
berkolaborasi dengan KOPI TB

DP3AKB  Mendorong realisasi dana desa, dana samisade untuk pemberdayaan masyarakat,misal
menyisihkan dana untuk kegiatan sosialisasi TB
 Kolaborasi dengan KUA dan Puskesmas dalam peningkatan peran dan kapasitas penyuluh
agama, kader posyandu dan kader kesehatan mengenai penanggulangan TB
 Kolaborasi kader posyandu dan kader kesehatan dengan Pengelola Program TB di Puskesmas
dalam sosialisasi TB pada kegiatan Lokakarya Mini setiap bulan
 Merekomendasikan terselenggaranya kolaborasi dana kegiatan dinas untuk sosialisasi TB
kepada PLKB/ TPD (tim penggerak desa).
ANALISA SITUASI DBD
DI KABUPATEN BOGOR
DINAS KESEHATAN KABUPATEN BOGOR 2022
Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1984 tentang Wabah Penyakit Menular

Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan.

PP No. 40 Th. 1991 tentang Penanggulangan Wabah Penyakit Menular

PP No.66 Tahun 2014 tentang Kesehatan Lingkungan

KEBIJAKAN Permenkes No. 1501 Tahun 2010 tentang Jenis Penyakit Menular Tertentu yang Dapat
Menimbulkan Wabah dan Upaya Penanggulangan.

Permenkes No.82 Tahun 2014 tentang Penanggulangan Penyakit Menular

Kepmenkes No. 581 Tahun 1992 tentang Pemberantasan Demam Berdarah


Dengue

Kepmendagri No. 31-VI tahun 1994 tentang Pembentukan Kelompok Kerja


Operasional Pemberantasan DBD (POKJANAL DBD)

International Health Regulations (IHR) 2005


Kebijakan
KEPMENKES No. 581 Tahun 1992 tentang
Pemberantasan Demam Berdarah Dengue
Menitikberatkan pada upaya pencegahan dengan
GERAKAN PEMBERANTASAN SARANG NYAMUK (PSN)

Serta penatalaksanaan penderita DBD dengan :


1. Memperkuat kapasitas pelayanan kesehatan
2. Memperkuat Surveilans epideiologi
3. Optimalisasi kewaspadaan dini terhadap KLB
ANALISA SITUASI

JUMLAH KASUS DBD DILAPORKAN


TAHUN 2020 s/d 2022
700

600 2020 2021 2022

500

400

300

200

100

0
JAN Peb Maret Apri Mei juni juli Agust Sep Okt Nov Des
ANALISA SITUASI

JUMLAH KASUS KEMATIAN DBD DILAPORKAN


4.5 TAHUN 2020 s/d 2022
4 4 4
4

3.5
3 3 3 3
3

2.5
2 2 2 2 2 2
2

1.5
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1

0.5
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0
JAN Peb Maret Apri Mei juni juli Agust Sep Okt Nov Des

2020 2021 2022


LAPORAN

TARGET CAKUPAN INDIKATOR

Angka
Angka Kematian
Kesakitan Angka
penderita DBD penderita
Bebas
DBD
Jentik
10 per < 1%
100.000 pddk
> 95 %
DATA KASUS DBD TAHUN 2020 s/d 2022

TAHUN 2020 IR: 21,53 /100.000 Pddk


Kasus : 1296 CFR : 0,84 %
Meninggal : 11

TAHUN 2021 IR: 36,76/100.00 Pddk


CFR : 0,98 %
Kasus : 2220
Meninggal : 22

TAHUN 2022 IR : 32,52/100.000 Pddk


Kasus : 1954 CFR: 0,71 %
Meninggal : 14
ANGKA BEBAS JENTIK (ABJ)

TAHUN RUMAH YANG RUMAH POS ADA ABJ ( %)


DIPERIKSA JENTIK

2020 146257 11165 92 %

2021 168023 9881 94 %

2022 253933 12481 95%


10 BESAR KECAMATAN DENGAN KASUS TERBANYAK TH 2020
150 142
94 83
100
64 58 51 51 47 47 45
50
0
si t ri g ... ... g ... g L i.
.. ...
u ng Pu no
n
g b h a an c a b
r un n g
le G b i un ju
r e m n Pa LW jo
Ci Ci Ci
b
Ta k Ra Bo

10 BESAR KECAMATAN DENGAN KASUS TERBANYAK TH 2021


300 263
250 217 211
200
150 121 118 108 103
100 81 75 71
50
0
Cileungsi Gunung Putri Cibinong Citeureup Sukaraja Paarung Klapanunggal Ciawi Cibungbulang Rumpin

10 BESAR KECAMATAN DENGAN KASUS TERBANYAK


TH 2022
150 141 129
115
100 87 80 68 63 59 52 50
50
0
Rumpin Cibinong Cileungsi Ciawi Parung Bojong Gede G Putri Ciapea Udik Pabuaran Tajur Halang
Indah
Meningkatkan kualitas & kuantitas SDM dan Sarpras di
1 Fasyankes (t.u FKTP)

Mengimplementasikan Pengendalian Vektor Terpadu/


2 Integrated Vector Management (PVT/IVM)

STRATEGI Mengedepankan upaya pemberdayaan dan peningkatan


Penanggulangan DBD 3 partisipasi masyarakat serta kemitraan dalam
penanggulangan DBD

Menguatkan & mengembangkan surveilans dalam rangka


4 SKD KLB

5 Mendukung pengembangan & pemanfaatan vaksinasi


KEBIJAKAN PROGRAM P2 HIV-PIMS
KAB. BOGOR

Asean Cities
EPIDEMI HIV-AIDS
TAHUN 1987-2020
38 juta
DUNIA ODHA

49.440 543.105
ODHA ODHA

INDONESIA
1,43% dunia
JAWA BARAT
9,10% Indonesia 2.616
ODHA BOGOR
5,29% Jabar

TAHUN 2022
KEBIJAKAN PROGRAM HIV

1. SE Menkes No GK/ Menkes/001/1/2013 tentang layanan PPIA


2. Permenkes no 51 Tahun 2013 Tentang Pedoman PPIA
3. Permenkes No 21 tahun 2013 tentang Penanggulangan HIV dan AIDS
4. SE Menkes No 129 tahun 2013 tentang pelaksanaan Pengendalian HIV-AIDS dan IMS
5. Permenkes RI No. 52 Tahun 2017 Tentang Eliminasi Penularan HIV, Sifilis, dan
Hepatitis B dari Ibu ke Anak
6. SE Dirjen BUK tentang Penyelenggaraan Pelayanan orang dengan HIV-AIDS di
Rumah sakit
7. Permenkes NO.4 Tahun 2019 Tentang SPM
8. PERDA Kabupaten Bogor No. 9 Tahun 2015 tentang Pencegahan dan Penanggulangan
Human Immunodeficiency Virus Dan Acquired Immune Deficiency Syndrome
9. Permenkes No. 23 Tahun 2022 tentang Penanggulangan Human Immunodeficiency
Virus, Acquired Immune Deficiency Syndrome dan Infeksi Menular Seksual
PENCAPAIAN RPJMN 2020-2024
MENDUKUNG PENCAPAIAN ENDING AIDS 2030

Dinkes Provinsi Jawa Barat © 2023


PERMENKES NO. 23 THN 2022 TENTANG
PENANGGULANGAN HIV/AIDS DAN IMS

Penanggulangan HIV, AIDS, dan IMS adalah segala upaya yang


meliputi pelayanan PROMOTIF, PREVENTIF, KURATIF dan
REHABILITATIF yang ditujukan untuk:

1. menurunkan angka kesakitan, kecacatan, atau kematian;


2. membatasi penularan HIV, AIDS, dan IMS agar tidak meluas;
dan
3. mengurangi dampak negatif yang ditimbulkannya
SASARAN INTERVENSI PROGRAM HIV/AIDS

 Komunitas (kelompok masyarakat yang memiliki


ketertarikan atau kondisi yang relatif sama terkait
HIV,AIDS, dan IMS. HIV/AIDS, IMS )
 ODHA
 Populasi Kunci (pekerja seks, pengguna Napza suntik,
waria, LSL)
 Populasi Khusus (pasien Tuberkulosis, pasien IMS, ibu
hamil, warga binaan pemasyarakatan)
 Populasi Rentan (anak jalanan, remaja, pelanggan
pekerja seks, pekerja migran)
STRATEGI PENGENDALIAN HIV AIDS
TARGET BY 2030: 95% ODHIV mengetahui statusnya |95% ODHIV mendapatkan pengobatan ARV | 95% ODHIV on ARV dengan virus HIV tersupresi

1 Pencegahan 2 Surveilans 3 Penanganan Kasus


• Kombinasi pencegahan pada Populasi • Testing, termasuk Skrining Mandiri dan di • Penanganan kasus sesuai standar
Kunci : Kondom dan Pelicin, Skrining Fasyankes, serta Early infant diagnosis (ARV high potency, less toxicity;
dan Pengobatan IMS, Alat Suntik Steril, • Tracing: notifikasi pasangan dan anak Infeksi Menular Seksual, Infeksi
dan Terapi Rumatan Metadon Oportunistik)
• Sirkumsisi • Pengamatan epidemiologi:
• Terapi pencegahan TBC
• Profilaksis pra dan pasca pajanan pengumpulan, pengolahan, analisis,
interpretasi, diseminasi) • Multi month dispencing
• Pencegahan Penularan Ibu ke Anak
• Pemberian kekebalan infeksi HPV • Pengamatan resistensi obat ARV dan • Eliminasi penularan HIV, Sifilis, Hep B
• Melaksanakan uji saring Gonore dari ibu ke anak
• Penerapan kewaspadaan standar • Penggunaan data dan informasi untuk • Penyediaan akses pemantauan
pengambilan keputusan pengobatan dengan pemeriksaan viral
load HIV

4 Promosi Kesehatan
• Edukasi kesehatan reproduksi dan pencegahan penularan dengan penerapan perilaku aman (abcd)
• Pelibatan tokoh masyarakat dan tokoh agama
• Pemanfaatan media cetak/elektronik dan media sosial dalam menyampaikan pesan kunci edukasi kespro dan pencegahan penularan
STRATEGI ELIMINASI
Peningkatan Akses dan
Kualitas Layanan sesuai
standar

Peningkatan Peran Peningkatan Peran Faskes


Serta Masyarakat dalam talaksana untuk
termasuk Komunitas eliminasi

Peningkatan Jejaring peningkatan


Kerja dan Kemitraan penyediaan sumber
LP/LS daya di bidang
kesehatan
PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM UPAYA
PENANGGULANGAN HIV, AIDS, DAN IMS DILAKUKAN
DENGAN CARA
1. Mempromosikan perilaku hidup bersih dan sehat
2. Meningkatkan ketahanan keluarga
3. Mencegah dan menghapuskan terjadinya stigmatisasi dan diskriminasi
terhadap orang terinfeksi HIV, keluarga serta terhadap komunitas populasi
kunci
4. Membantu melakukan penemuan kasus dengan penjangkauan
5. Membentuk dan mengembangkan kader kesehatan
6. Mendorong individu yang berpotensi melakukan perbuatan berisiko tertular HIV
untuk memeriksakan diri ke fasilitas pelayanan kesehatan.
PERDA KAB BOGOR NO 9 THN 2015 TTG PENCEGAHAN DAN
PENANGGULANGAN HIV/AIDS

Setiap fasilitas pelayanan kesehatan wajib memberikan pelayanan


pengobatan dan perawatan ODHA, APABILA tidak mampu memberikan
pengobatan dan perawatan, wajib merujuk ke fasilitas pelayanan
kesehatan lain yang mampu atau ke rumah sakit rujukan ARV.
CAPAIAN TESTING &
TREATMENT HIV

84,995
84,786
JUMLAH TES HIV & HIV (+)
HIV KUNJUNGAN HIV TEST HIV (+)

55,673
55,635
55,456
55,057
47,871
47,371

27,475
27,375
26,447
26,148
14,345
14,171
7,347
7,266

746
539
459

413

430
334

314

281
2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 (Mei)
TES HIV & HIV (+) MENURUT POPULASI BERESIKO
DI KAB BOGOR PADA TAHUN 2022

BUMIL : TES : 55.743; HIV(+) : 42

PS. TBC : TES : 7.144 ; HIV (+) : 123

PS. IMS : TES : 147 ; HIV (+) : 1

LSL : TES : 2.779 ; HIV (+) : 161

WPS : TES : 836 ; HIV (+) : 23

WBP : TES : 1.502 ; HIV (+) : 6

PENASUN : TES : 360 HIV (+) : 3

TG : TES : 286 ; HIV (+) : 4

Sumber Data: Laporan TW IV TAHUN 2021

TAHUN 2023
2022
JEJARING
LAYANAN HIV

LAYANAN PEMERIKSAAN HIV & SIFILIS


101 PUSKESMAS
25 RUMAH SAKIT

LAYANAN PENGOBATAN HIV (PDP)


4 RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
1 RSPG CISARUA
5 PUSKESMAS
1 RUMAH SAKIT SWASTA

KOMISI PENANGGULANGAN AIDS


KABUPATEN BOGOR

LAYANAN SKRINING KOMUNITAS DAN


PENDAMPINGAN ODHA
DATA ON ARV DI KAB. BOGOR (SD APRIL 2023)

NO LAYANAN PDP ON ARV KET


1. RSUD Cibinong 410
2. RSUD Ciawi 361
3. RSUD Leuwiliang 119
4. RSUD Cileungsi 172
5. RSPG Cisarua 54
6. Puskesmas Cileungsi 58
7. Puskesmas Cibungbulang 35

8. Puskesmas Ciomas 23
9. Puskesmas Ciseeng 42
10. RS. Permata Jonggol 1
JUMLAH 1275
TAHUN 2022
SPM HIV 72,3 %
 
Populasi dites
84.786
x 100% x 100% 72,3 %
Target Populasi = =
120.413
beresiko

TAHUN 2023
2022
ANALISA SITUASI KUSTA
DI KABUPATEN BOGOR
TAHUN 2022
DINAS KESEHATAN KABUPATEN BOGOR
KEBIJAKAN
NASIONAL
PENGENDALIAN
VISI
Masyarakat Sehat Bebas Kusta yang mandiri dan
KUSTA berkeadilan

MISI
•Peningkatan Penemuan Kasus Secara dini di masyarakat
• Pelayanan Kusta yang berkualitas
• Penyebarluasan Informasi kusta di masyarakat
• Eliminasi Stigma Negatif Kusta
• Pemberdayaan pasien yang pernah mengalami kusta
• Kemitran dengan berbagai pemangku kepentingan
• Peningkatan dukungan kepada program kusta
• Penerapan pendekatan yang berbeda berdasarkan
endemisitas kusta
STRATEGI PENANGGULANGAN KUSTA
PROMOSI
KESEHA
TAN

Penguatan advokasi dan koordinasi lintas program dan lintas Sektor

TATA KEGIA SURVEI


Penguatan peran serta masyarakat dan organisasi LAKSANA TAN LANS
kemasyarakatan

Penyediaan sumber daya yang mencukupi dalam


Penanggulangan Kusta KEMOPRO
FILAKSIS

Penguatan sistem surveilans serta pemantauan dan evaluasi kegiatan Penyelenggaraan dilaksanakan
penanggulangan kusta
melalui upaya pencegahan dan
pengendalian
PETA
SEBARAN
KASUS KUSTA
TAHUN 2021
PETA
SEBARAN
KASUS KUSTA
TAHUN 2022
KASUS KUSTA
TERDAFTAR
(PB+MB)
KASUS KUSTA
TERDAFTAR
394
354 354
385
2013 – 2022
322 320
306 DI KABUPATEN
237 245 243 BOGOR

2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022
PENEMUAN KASUS
KUSTA BARU
2013 – 2022
383
DI KABUPATEN
349 BOGOR
308

238 241
230 221 229
220
185

2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022
CAPAIAN PROGRAM FILARIASIS
KECACINGAN DI KABUPATEN BOGOR
Sekitar 1 milyar 36 juta orang
orang tinggal di 72 236 Kab/Kota di 28
mengalami
negara endemis Provinsi di
kecacatan di dunia,
filariasis, 120 juta Indonesia
sedang di Indonesia
penduduk merupakan daerah
sebanyak 10.758
terinfeksi endemis filariasis
orang

Elephantiasis : 1
Pria Timur Asing dan 6
Pria
Bumiputera

Penderita kaki gajah di kediaman Pelantoengan - Semarang Jawa Tengah,


Foto Koleksi TropenMuseum Laporan Poliklinik Bedah Sekolah Dokter Djawa
Tahun Ajaran 1902-1903
PENANGGULANGAN FILARIASIS DI INDONESIA

WHA menetapkan Implementasi POPM di


Filariasis sebagai seluruh daerah endemis
masalah kesehatan (100% geographical
masyarakat coverage)

1975 1997 2000 2017 2030


Upaya pemberantasan
WHO mendeklarasikan
Filariasis dilaksanakan di ELIMINASI
Eliminasi Filariasis sebagai
Indonesia FILARIASIS
masalah kesehatan
NASIONAL
masyarakat
TEMUAN JUMLAH KASUS KRONIS FILARIASIS DI
KABUPATEN BOGOR

8 4 2 5 4

2018 2019 2020 2021 2022

1 2 3 4 5

Tahun Jumlah
KEBIJAKAN PENANGGULANGAN CACINGAN

REGULASI
CACINGAN

Perluasan Kabupaten/Kota
Stunting Tahun 2022 menjadi 514 Surat Dirjen P2P tentang Pelaksanaan
Ka/Ko POPM di Daerah Intervensi Stunting
tahun 2023
PENCEGAHAN & PENGENDALIAN CACINGAN
• Integrasi Waktu pelaksanaan
pemberian obat cacing dengan POPM
Filariasis, pemberian vitamin A untuk
Balita, UKS, program gizi PMT
Balita/PMTAS
• Integrasi Mekanisme Pelayanan
• Integrasi Distribusi Logistik
PENINGKATAN CAKUPAN POPM REDUKSI CACINGAN < 1%
CACINGAN PADA ANAK 1-12 TAHUN
• Survey evaluasi prevalensi pasca
POPM 5 tahun Filariasis/Cacing
(B/BTKLPP & Dinkes
• Survei Faktor Risiko
TUJUAN DAN SASARAN
PELAKSANAAN PROGRAM KECACINGAN

TUJUAN :
1. Menurunkan prevalensi cacingan pada anak usia balita, anak usia pra sekolah dan anak
usia sekolah dasar atau madrasah ibtidaiyah sebesar 1% secara bertahap,
2. meningkatkan cakupan POPM Cacingan minimal 75%

KELOMPOK UMUR SASARAN :


3. Usia balita (12-59 bulan),
4. Usia pra sekolah (5-6 tahun), dan
5. Usia sekolah dasar atau madrasah ibtidaiyah (7-12 tahun).

62
Arahan Presiden dalam Ratas Strategi Percepatan Penurunan Stunting
pada tanggal 11 Januari 2022

• “Menko PMK, pastikan penurunan


stunting sebesar 3% dalam 1 tahun
dapat tercapai. Kepala BKKBN harus
memastikan pelaksanaan dan
implementasi dari rencana
percepatan penurunan stunting.
Menteri Kesehatan, pastikan target
angka stunting sebesar 14% pada
tahun 2024 dapat tercapai.”

• “Rapat Tingkat Menteri 20 Januari 2022 ttg


Penganggaran Stunting dan Strategi untuk
menurunkan angka stunting
INTEGRASI PROGRAM
PENANGGULANGAN
CACINGAN DENGAN
RENCANA AKSI PERBAIKAN
GIZI PRIORITAS UNTUK
DAERAH STUNTING
Upaya Penanggulangan Cacingan
di Kab/Kota Intervensi Stunting

1. Pemberian Obat Pencegahan Massal pada penduduk sasaran usia 1-12


tahun dilaksanakan 2x setahun, dengan interval 6 bulan
2. Pemeriksaan cacingan kepada ibu hamil dengan gejala anemia
3. Pemberian obat cacing pada trimester kedua usia kehamilan pada bumil
yang hasil pemeriksaan cacingannya positif telur cacing
4. Survey evaluasi prevalensi pasca POPM Filariasis/Cacing 5-6 tahun di
wilayah fokus stunting
DATA DATA CAKUPAN PEMBERIAN OBAT
CACING PADA ANA USIA 1 S.D 12 TAHUN

TAHUN 2020 91,40 %


Yang mendapat obat
cacing 1.124.831 org

TAHUN 2021 86.13%


Yang mendapat obat
cacing 1.117.289 org

TAHUN 2022 91.06 %


Yang mendapat obat
cacing 1.217.289 org
DAMPAK CACINGAN

 MENGHISAP KARBOHIDRAT &


 MAL NUTRISI (PERSISTEN
PROTEIN
•  MALNOURISH)
MENGHISAP DARAH &  PENURUNAN KOGNITIF
PERDARAHAN USUS  IMUNITAS MENURUN

STUNTING
PENURUNAN IQ
67
PERAN MASYARAKAT DALAM PENANGGULANGAN
PENYAKIT FILARIASIS DAN KECACINGAN

1. Menyelenggarakan kegiatan yang bersifat promotif, preventif


dan rehabilitatif.
2. Menyediakan dukungan komplementer.
3. Mencegah terjadinya stigma.
4. Memberikan masukan dalam penyusunan kebijakan.
5. Membantu pelaksanaan mitigasi terhadap dampak psikososial dan
ekonomi bagi pasien FILARIASIS sebelum mengalami kecacatan
6. Melakukan pemeriksaan feces pada ibu hamil Anemia
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai