Kelompok 2
Aditya Sindu Sakti – 1306397072 Ratna Sulistiarini - 1306376502
Avi Rahmadiah – 1306376995 Merry Flora - 1306376931
Chavella Avatara – 1306402545
Devi Indriani – 1306377423
Pedoman dan Tahapan
Perencanaan
Chavella Avatara
1306402545
Pengertian
Perencanaan merupakan kegiatan untuk menentukan jumlah dan
periode pengadaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan
Medis Habis Pakai sesuai dengan hasil kegiatan pemilihan untuk
menjamin terpenuhinya kriteria tepat jenis, tepat jumlah, tepat
waktu dan efisien. (PMK No 72 Tahun 2016)
Tujuan
Menetapkan jenis dan jumlah obat dan perbekalan kesehatan
yang tepat sesuai dengan kebutuhan pelayanan kesehatan dasar.
Kementerian Kesehatan RI. (2008). KepMenKes RI no:1121/MenKes/SK/XII/2008 tentang pedoman teknis pengadaan obat publik
dan perbekalan kesehatan untuk pelayanan kesehatan dasar. Jakarta: Departemen Kesehatan RI.
Manfaat
Menghindari tumpang tindih penggunaan anggaran
Kementerian Kesehatan RI. (2008). KepMenKes RI no:1121/MenKes/SK/XII/2008 tentang pedoman teknis pengadaan obat publik dan perbekalan
kesehatan untuk pelayanan kesehatan dasar. Jakarta: Departemen Kesehatan RI.
Langkah Perencanaan Obat dan Perbekalan Kesehatan Terpadu
Kementerian Kesehatan RI. (2008). KepMenKes RI no:1121/MenKes/SK/XII/2008 tentang pedoman teknis pengadaan obat publik dan perbekalan kesehatan
untuk pelayanan kesehatan dasar. Jakarta: Departemen Kesehatan RI.
Contoh Rencana Kerja Operasional dalam perencanaan
Pedoman Perencanaan
Direktorat Jendral Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan & Japan International Cooperation Agency. (2008). Pedoman Pengelolaan Perbekalan
Farmasi di Rumah Sakit. Jakarta: Departemen Kesehatan RI.
Tahapan Perencanaan
Evaluasi
Perhitungan
Kebutuhan
Kompilasi
Penggunaan
Pemilihan
Direktorat Jendral Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan & Japan International Cooperation Agency. (2008). Pedoman Pengelolaan Perbekalan Farmasi di Rumah Sakit.
Jakarta: Departemen Kesehatan RI.
Pemilihan
Direktorat Jendral Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan & Japan International Cooperation Agency. (2008). Pedoman Pengelolaan Perbekalan Farmasi di Rumah Sakit.
Jakarta: Departemen Kesehatan RI.
Dasar Seleksi Kebutuhan Obat
Obat dipilih berdasarkan seleksi ilmiah, medik dan statistik efek terapi lebih baik, efek
samping sedikit
Jenis obat yang dipilih seminimal mungkin menghindari duplikasi dan kesamaan jenis
• Apabila terdapat beberapa jenis obat dengan indikasi yang sama dalam jumlah banyak Drug of Choice
dari penyakit yang prevalensinya tinggi.
Jika ada obat baru, harus ada bukti yang spesifik untuk efek terapi yang lebih baik
Hindari penggunaan obat kombinasi kecuali jika obat tersebut mempunyai efek yang lebih
baik dibandingkan obat tunggal
Kementerian Kesehatan RI. (2008). KepMenKes RI no:1121/MenKes/SK/XII/2008 tentang pedoman teknis pengadaan obat publik dan perbekalan kesehatan
untuk pelayanan kesehatan dasar. Jakarta: Departemen Kesehatan RI.
Kriteria Pemilihan Obat
Merupakan kebutuhan u/ sebagian besar populasi penyakit.
Mempunyai mutu yang terjamin baik dari segi stabilitas dan BAnya.
Kementerian Kesehatan RI. (2008). KepMenKes RI no:1121/MenKes/SK/XII/2008 tentang pedoman teknis pengadaan obat publik dan perbekalan
kesehatan untuk pelayanan kesehatan dasar. Jakarta: Departemen Kesehatan RI.
Lanjutan
Bila terdapat >1 pilihan, dg efek terapi serupa, maka dipilih obat yang:
• Sifatnya paling banyak diketahui berd. data ilmiah
• Sifat Farmakokinetiknya diketahui paling banyak menguntungkan
• Stabilitas yang paling baik
• Paling mudah diperoleh
Harga terjangkau
Kementerian Kesehatan RI. (2008). KepMenKes RI no:1121/MenKes/SK/XII/2008 tentang pedoman teknis pengadaan obat publik dan perbekalan kesehatan untuk pelayanan kesehatan dasar.
Jakarta: Departemen Kesehatan RI.
Hal yang Harus Dipertimbangkan
• Kontraindikasi
• Peringatan dan Perhatian
• Efek Samping
• Stabilitas
Kementerian Kesehatan RI. (2008). KepMenKes RI no:1121/MenKes/SK/XII/2008 tentang pedoman teknis pengadaan obat publik dan perbekalan kesehatan untuk
pelayanan kesehatan dasar. Jakarta: Departemen Kesehatan RI.
Keuntungan Seleksi Kebutuhan Obat
Management Sciences For Health. (2012). MDS-3: Managing Access to Medicines and Health Technologies. Arlington, VA: Management Sciences For Health.
Daftar Pustaka
Direktorat Jendral Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan & Japan International
Cooperation Agency. (2008). Pedoman Pengelolaan Perbekalan Farmasi di Rumah
Sakit. Jakarta: Departemen Kesehatan RI.
Kementerian Kesehatan RI. (2008). KepMenKes RI no:1121/MenKes/SK/XII/2008
tentang pedoman teknis pengadaan obat publik dan perbekalan kesehatan untuk
pelayanan kesehatan dasar. Jakarta: Departemen Kesehatan RI.
Kementerian Kesehatan RI. (2016). Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 72 Tahun
2016 Tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit.
Management Sciences For Health. (2012). MDS-3: Managing Access to Medicines and
Health Technologies. Arlington, VA: Management Sciences For Health.
Kompilasi Penggunaan dan
Perhitungan Kebutuhan
Ratna Sulistiarini - 1306376502
Kompilasi Penggunaan
• Kompilasi pemakaian rekapitulasi data pemakaian perbekalan farmasi di
unit pelayanan kesehatan.
Perbekalan
Koordinasi &
Perencanaan farmasi tepat
proses
kebutuhan Perlu jenis, jumlah,
perencanaan
obat / perhitungan waktu, dan
terpadu &
perbekalan secara tepat tersedia pada
melalui
farmasi saat
tahapan
dibutuhkan.
Lanjutan
• Pendekatan perencanaan kebutuhan dapat dilakukan dengan beberapa
metode:
Metode
Metode Konsumsi
Morbiditas/Epidemiologi
Metode Konsumsi
• Didasarkan pada data riil konsumsi perbekalan farmasi periode
sebelumnya, dengan berbagai penyesuaian dan koreksi. Beberapa hal
yang harus diperhatikan:
• Pengumpulan dan pengolahan data
• Analisa data untuk informasi dan evaluasi
• Perhitungan perkiraan kebutuhan perbekalan farmasi
• Penyesuaian jumlah kebutuhan perbekalan farmasi dengan alokasi dana
Rumus Metode Konsumsi
Keterangan:
A = Rencana pengadaan
A = (B + C + D) - E B = Pemakaian rata-rata x 12 bulan
C = Safety Stock (10-20%)
D = Lead time (3-6 bulan)
E = Sisa stok
Contoh Perhitungan
• Selama tahun 2016 (Januari – Desember) pemakaian amoksisilin kaplet
sebanyak 2.500.000 kaplet untuk pemakaian selama 10 (sepuluh) bulan.
Pernah terjadi kekosongan selama 2 (dua) bulan. Sisa stok per 31
Desember 2016 adalah 100.000 kaplet.
Perhitungan
• Pemakaian rata-rata per bulan 2.500.000 tablet/10 = 250.000 kaplet
• Kebutuhan pemakaian 12 bulan = 250.000 x 12 = 3.000.000 kaplet (B)
• Safety stock (10-20%) = 20% x 3.000.000 kaplet = 600.000 kaplet (C )
• Lead time (waktu tunggu) 3 bulan = 3 x 250.000 = 750.000 kaplet (D)
• Kebutuhan amoksisilin kaplet tahun 2017 adalah B + C + D yaitu
3.000.000 + 600.000 + 750.000 kaplet = 4.350.000 kaplet.
• Jadi pengadaan tahun 2017 adalah
A = (B+C+D) - E
A = 4.350.000 kaplet – 100.000 kaplet
A = 4.250.000 kaplet
Metode Morbiditas/Epidemiologi
• Metode morbiditas adalah perhitungan kebutuhan obat berdasarkan pola
penyakit.
• Faktor-faktor yang perlu diperhatikan adalah perkembangan pola penyakit,
perkiraan jumlah kunjungan, waktu tunggu, dan stok pengaman.
Langkah-langkah dalam metode morbiditas:
Menentukan jumlah pasien yang dilayani.
• Analisa ABC
• Kriteria VEN
• Kombinasi ABC
dan VEN
• Revisi daftar
perbekalan farmasi
Analisa ABC
• ABC peringkat dimana urutan dimulai dengan yang terbaik/terbanyak
• Untuk evaluasi aspek ekonomi
Penggunaan Dominasi
banyak alokasi Analisis ABC
Perbekalan anggaran (Identifikasi
farmasi Harga (anggaran & evaluasi)
mahal besar)
Prinsip Utama
Menempatkan jenis-jenis perbekalan farmasi ke dalam suatu urutan, dimulai
dengan jenis yang memakan anggaran terbanyak
• Kumpulkan kebutuhan perbekalan farmasi dan daftar harga masing-masing
• Hitung jumlah dana untuk masing-masing perbekalan farmasi, lalu anggaran total
• Urutkan daftar perbekalan farmasi dimulai dengan jenis perbekalan yang membutuhkan
dana terbanyak
• Hitung persentase masing-masing perbekalan terhadap anggaran total
• Hitung persentase kumulatif
Perbekalan farmasi kategori A menyerap anggaran 70%
Perbekalan farmasi kategori B menyerap anggaran 20%
Perbekalan farmasi kategori C menyerap anggaran 10%
Jumlah Harga %
No Nama obat Satuan Harga total Persentase Kategori
penggunaan (satuan) Kumulatif
1 Baquinor cap Kapsul 2000 10.500 21.000.000 20,76% 20,76%
2 Plasbumin Botol 20 1.020.000 20.400.000 20,17% 40,93% A
3 Pamol Tablet 25000 700 17.500.000 17,30% 58,23%
4 Amoxan 50 mg Kapsul 5000 3.000 15.000.000 14,83% 73,06%
5 Ciprofloxacin 500 mg Kapsul 1500 7.000 10.500.000 10,38% 83,44% B
6 Amikin Injeksi 50 120.000 6.000.000 5,93% 89,37%
7 Lasix Tablet 2000 2.500 5.000.000 4,94% 94,32%
8 Amoxan syr Botol 100 15.000 1.500.000 1,48% 95,80%
9 Asam mefenamat Kapsul 400 3.000 1.200.000 1,19% 96,98%
10 Na diklofenak Tablet 500 2.000 1.000.000 0,99% 97,97%
11 Kloramfenikol Kapsul 400 1.500 600.000 0,59% 98,57% C
12 Vit B1 Tablet 100 5.000 500.000 0,49% 99,06%
13 Theopilin Tablet 3000 150 450.000 0,44% 99,51%
14 Diazepam Tablet 1000 300 300.000 0,30% 99,80%
15 Vit C Tablet 50 4.000 200.000 0,20% 100,00%
Anggaran total 101.500.000 100%
Kriteria VEN
Menentukan priorotas • Vital life saving drugs,
Vital kebutuhan suatu
perbekalan farmasi
obat utk pelayanan kesehatan
pokok (insulin, vaksin, obat
jantung)
Esensial untuk evaluasi aspek
medik/terapi
• Esensial efektif
menyembuhkan penyakit
Non- • Harus tersedia ?
• Perlu tersedia ?
(antibiotik, AINS)
• Non-esensial untuk self-
• Tidak proritas untuk
esensial disediakan ?
limiting disease, mengatasi
kekluhan ringan (vitamin,
suplemen)
Menyusun kriteria
utk menentukan
VEN
Menyediakan data
pola penyakit
Merujuk pada
pedoman
pengobatan
Kombinasi ABC dan VEN
Kombinasi
ABC & VEN
A B C
V VA VB VC
E EA EB EC
N NA NB NC
• Kategori VA, VB, VC harus selalu ada, harus diadakan tanpa memperdulikan sumber anggaran
• Kategori EA, EB, EC harus ada, dialokasikan pengadaannya dari sumber dana tertentu
• Kategori NA, NB, NC tidak harus ada, dialokasikan pengadaannya setelah 2 kategori
sebelumnya terpenuhi
Revisi Daftar Perbekalan Farmasi
• Bila langkah-langkah analisis ABC atau VEN terlalu sulit
• Diperlukan tindakan cepat untuk mengevaluasi daftar perencanaan
• Sebelumnya, perlu dikembangkan dahulu kriterianya, perbekalan farmasi atau
nama dagang apa yang dapat dikeluarkan dari daftar.
Referensi
• Menteri Kesehatan. (2008). Pedoman Teknis Pengadaan Obat Publik Dan
Perbekalan Kesehatan Untuk Pelayanan Kesehatan Dasar. Keputusan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia No. 1121/MENKES/SK/XII/2008. Jakarta:
Kemenkes RI.
• Depkes RI. (2008). Pedoman Pengelolaan Perbekalan Farmasi di Rumah Sakit.
Jakarta: Departemen Kesehatan RI.
Definisi, Tujuan, dan
Siklus Pengadaan
Devi Indriani -1306377423
Definisi
Pengadaan Pengadaan merupakan kegiatan yang dimaksudkan untuk merealisasikan perencanaan kebutuhan.
Pengadaan yang efektif harus menjamin ketersediaan, jumlah, dan waktu yang tepat dengan harga
yang terjangkau dan sesuai standar mutu.
(Permenkes no.72 th 2016 tentang standar pelayanan kefarmasian di RS)
Pengadaan merupakan kegiatan yang berkesinambungan dimulai dari pemilihan, penentuan jumlah
yang dibutuhkan, penyesuaian antara kebutuhan dan dana, pemilihan metode pengadaan, pemilihan
pemasok, penentuan spesifikasi kontrak, pemantauan proses pengadaan, dan pembayaran.
(Permenkes no.72 th 2016 tentang standar pelayanan kefarmasian di RS)
Pengadaan didefinisikan sebagai proses pembelian persediaan langsung dari pemasok baik swasta,
nasional atau multinasional melalui global agency.
(Management Sciences for Health, 2012)
Tujuan
Tersedianya obat dengan jenis
dan jumlah yang cukup sesuai
dengan kebutuhan pelayanan
kesehatan
Obat dapat
Mutu obat
diperoleh pada saat
terjamin
dibutuhkan
Siklus pengadaan
• Tender Terbatas, sering disebut lelang tertutup. Hanya dilakukan pada rekanan
Tender tertentu yang sudah terdaftar dan memiliki riwayat jejak yang baik.
Tertutup
• Pembelian dengan tawar menawar, dilakukan bila item tidak penting, tidak
Tawar banyak dan biasanya dilakukan pendekatan langsung untuk item tertentu.
Menawar
Binfar, 2008, Pedoman Pengelolaan Perbekalan Farmasi di Rumah Sakit, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.
METODE PENGADAAN
UMUM GLOBAL
Management Sciences for Health, 2012, MDS-3 : Managing Access to Medicines and Health Technologies, Management sciences for Health, Arlington.
METODE PENGADAAN UMUM
Open Tender/ Tender Terbuka
Semua tender terbuka bagi siapapun, dapat diikuti oleh pemasok lokal
maupun internasional namun peserta harus tunduk kepada ketentuan dan
syarat yang telah ditentukan. Peserta tender saling berkompetisi untuk
memberikan penawaran yang telah disesuaikan.
Management Sciences for Health, 2012, MDS-3 : Managing Access to Medicines and Health Technologies, Management sciences for Health, Arlington.
METODE PENGADAAN UMUM
Competive Negotiation/ Negosisasi Kompetitif
Pada metode negosiasi kompetitif, negosiasi pembeli akan membatasi jumlah
supplier / pemasok (biasanya 3) karena terdapat kuota biaya. Pembeli dapat
melakukan tawar-menawar untuk mendapatkan harga yang sesuai atau harga yang
diinginkan.
Management Sciences for Health, 2012, MDS-3 : Managing Access to Medicines and Health Technologies, Management sciences for Health, Arlington.
METODE PENGADAANGLOBAL
Sistem Pemasok terintegrasi
“Lokal-Global” • Metode ini digunakan untuk menyeimbangkan permintaan dan
distribusi akan kebutuhan secara global dengan adanya managemen
(Integrated “Local-to-Global” Supply tender melalui suatu organisasi.
Chain System)
Pengadaan berbasis donasi • Contoh metode ini dilakukan dalam penanggulangan TB yaitu WHO
organisasi global memfasilitasi pengadaan obat-obatan TB melalui penggalangan
donasi secara global dan mendistribusikan obat-obatan TB untuk
(Donor-supported Global Procurement membantu negara-negara yang tergabung dalam organisasi tersebut.
Agencies)
Badan Pengadaan Non-profit • Badan ini yang melakukan pengadaan obat-obatan dan komoditi
kesehatan lain untuk sektor pemerintahan dan non pemerintahan di
(Nonprofit Procurement Agencies) negara-negara berkembang namun tidak selalu berbasis donasi.
Management Sciences for Health, 2012, MDS-3 : Managing Access to Medicines and Health Technologies, Management sciences for Health, Arlington.
Referensi
• Management Sciences for Health, 2012, MDS-3 : Managing Access to Medicines
and Health Technologies, Management sciences for Health, Arlington.
• Binfar, 2008, Pedoman Pengelolaan Perbekalan Farmasi di Rumah Sakit,
Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.
• Permenkes no.72 th 2016 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di RS
• (KMK RI No. 1412 / Menkes / SK / XI / 2002)
Good Pharmaceutical
Procurement
oleh : Merry Flora - 1306376931
Prinsip Good Pharmaceutical Procurement Practice
Pembayaran
Pembelian Pembatasan
Terpercaya dan Pengadaan dalam Kualifikasi dan
berdasarkan Nama Pembelian pada Obat
Manajemen Volume Besar Monitoring Pemasok
Generik Generik
Keuangan yang Baik
Memesan Jumlah
Prosedur Tertulis dan Separation of key
Competitive Procurement Monopsony commitment Produk sesuai
Transparan function
Kebutuhan
Audit Keungan
Program Jaminan Tahunan dengan Pelaporan Kinerja
Kualitas Produk Hasil yang Pengadaan
Dipublikasi
1. Pembayaran Terpercaya dan Manajemen Keuangan yang Baik
7. Monopsony commitment
• Monopsoni merupakan situasi yang melibatkan 1 pembeli dengan banyak penjual
• RS harus komitmen dengan pemasok yang mennag tender. Setelah ttd kontrak
dalam jangka waktu ttt, RS tidak boleh menerima penawaran pemasok lainnya
8. Memesan Jumlah Produk sesuai Kebutuhan
• Pengaturan jumlah dan jenis obat yang akan dibeli harus sesuai dengan
proses seleksi dan perencanaan
• Catat pemakaian sediaan farmasi
• Atur data-data seperti kelebihan stok maupun stok habis secara
sistematik menghindari kelebihan/kekurangan stok pada periode
pengadaan selanjutnya
• Sesuaikan kebutuhan sekarang dengan kebutuhan yang akan datang
9. Prosedur Tertulis dan Transparan
• Kembangkan dan ikuti prosedur yang sudah tertulis untuk seluruh aspek pengadaan
• Buat informasi tentang proses tenderisasi dan publikasi hasilnya pada seluruh unit
• Tetapkan dan pertahankan sistem formal untuk menjamin kualitas produk termasuk
sertifikasi jaminan kualitas produk, inspeksi kiriman, tes Lab, dan pelaporan
produk yang mencurigakan
Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor : 1121/MENKES/SK/XII Tahun 2008 tentang Pedoman Teknis Pengadaan Obat Publik dan
Perbekalan Kesehatan. (Lampiran Hal 34-35).
KRITERIA OBAT DAN PERBEKALAN KESEHATAN
1. Kriteria Umum
2. Kriteria Mutu
Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor : 1121/MENKES/SK/XII Tahun 2008 tentang Pedoman Teknis Pengadaan Obat Publik dan
Perbekalan Kesehatan. (Lampiran Hal 34-35).
KRITERIA OBAT DAN PERBEKALAN KESEHATAN
Kriteria Umum
Obat termasuk dalam daftar obat PKD, obat program kesehatan, obat generik
yang tercantum dalam DOEN yang masih berlaku.
Memiliki izin edar atau Nomor Registrasi dari Departemen Kesehatan RI/Badan
POM.
Batas kadaluwarsa pada saat diterima oleh panitia penerimaan minimal 24 bulan.
Obat diproduksi oleh Industri Farmasi yang memiliki Sertifikat CPOB untuk
masing-masing jenis sediaan yang dibutuhkan.
Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor : 1121/MENKES/SK/XII Tahun 2008 tentang Pedoman Teknis Pengadaan Obat Publik dan Perbekalan
Kesehatan. (Lampiran Hal 34-35).
KRITERIA OBAT DAN PERBEKALAN KESEHATAN
Kriteria Mutu
Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor : 1121/MENKES/SK/XII Tahun 2008 tentang Pedoman Teknis Pengadaan Obat Publik dan
Perbekalan Kesehatan. (Lampiran Hal 34-35).
PERSYARATAN PEMASOK
Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor : 1121/MENKES/SK/XII Tahun 2008 tentang Pedoman Teknis Pengadaan Obat Publik dan
Perbekalan Kesehatan. (Lampiran Hal 34-35).
PERSYARATAN PEMASOK
PBF harus memiliki dukungan dari Industri Farmasi yang memiliki sertifikat
CPOB bagi masing-masing jenis sediaan obat yang dibutuhkan.
PBF harus memiliki reputasi yang baik dalam bidang pengadaan obat
Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor : 1121/MENKES/SK/XII Tahun 2008 tentang Pedoman Teknis Pengadaan Obat Publik dan Perbekalan
Kesehatan. (Lampiran Hal 34-35).
Proses Tender
Aditya Sindu Sakti
1306397072
Pendahuluan
Tender adalah tawaran untuk mengajukan harga, memborong
pekerjaan, atau menyediakan barang yang diberikan oleh
perusahaan swasta besar atau pemerintah kepada perusahaan-
perusahaan lain.
• Proses pengadaan memerlukan keputusan-keputusan yang tepat
untuk menentukan supplier.
• Sesuai dengan kondisi masing-masing fasilitas pelayanan kesehatan.
• Proses pengadaan dapat dilakukan setelah mendapatkan supplier
melalui proses tender.
Peraturan Presiden No. 4 tahun 2015 tentang Pengadaan
Barang atau Jasa Pemerintah
Pengadaan langsung
E-Tendering Pemilihan langsung
Maks. 50.000.000,- (Lima Puluh Juta)
Maks. 5.000.000.000,- (Lima Miliar) Jasa konsultasi.
Maks. 200.000.000,- (Lima Puluh
Juta) Paket jasa dan barang.
Tahapan Tender (MDS)
disesuaikan dgn PP. No.4 Th 2015
Memilih dan Memilih pemasok Menyiapkan dan
Menentukan pola Menerima dan
menghitung sediaan untuk berpartisipasi mengirim dokumen
dan cakupan tender membuka tawaran
farmasi dalam tender tender
Mengeluarkan Melaksanakan
Memonitor
Mengumpulkan kontrak kepada syarat-syarat
Memutuskan tender pelaksanaan dan
tawaran penawar yang kontrak sesuai
kualitas produk
menang kebutuhan
E-Purchasing
Meliputi
Pengumuman pemenang
Referensi
• Menteri Kesehatan. (2008). Pedoman Teknis Pengadaan Obat Publik Dan
Perbekalan Kesehatan Untuk Pelayanan Kesehatan Dasar. Keputusan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia No. 1121/MENKES/SK/XII/2008. Jakarta:
Kemenkes RI.
• PERPRES No.4 Tahun 2015, tentang pengadaan barang/jasa pemerintah.
• Quick D Jonathan. Managing Drug Supply. 2nd ed. Management Sciences for
Health. Kumarian Press. USA. 1997 : 164-185
Special Access Sheme (Mekanisme Jalur
Khusus)
• Adalah pemasukan alat kesehatan yang tidak memiliki izin edar yang sangat
dibutuhkan ke wilayah Indonesia melalui jalur khusus.
• Izin SAS melaui jalur khusus dari menteri kesehatan yang dilimpahkan
pada direktur jendral.
SAS Donasi •
•
Program pemerintah program kesehatan
Penelitian dan pengembangan
• Penanggulangan KLB, wabah atau bencana
Pasien
Referensi
• Depkes. 2002. Pengelolaan dan Penggunaan Obat, Alat, dan Makanan
Kesehatan Khusus. Jakarta.