Kesehatan tentang daftar harga obat untuk obat pelayanan kesehatan dasar dan obat program
kesehatan. Disamping itu juga diperlukan pemilihan obat menjadi kelompok VEN (Vital,
Esensial dan Non Esensial).
Fungsi pemilihan obat adalah untuk menentukan apakah obat benar benar diperlukan
sesuai dengan pola penyakit yang ada. (Kemenkes RI, 2008) dalam Saputra (2015). Beberapa hal
yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan obat (Kemenkes RI, 2009b) dalam Saputra (2015)
antara lain :
1. Obat yang dipilih sesuai dengan standar mutu yang terjamin.
2. Dosis obat sesuai dengan kebutuhan terapi.
3. Obat mudah disimpan.
4. Obat mudah didisitribusikan.
5. Obat mudah didapatkan/diperoleh.
6. Biaya pengadaan dapat terjangkau.
7. Dampak administrasi mudah diatasi.
Sebelum melakukan perencanaan obat ada beberapa kriteria yang perlu diperhatikan yang
dipergunakan sebagai dasar acuan dalam pemilihan obat yaitu (Kemenkes RI, 2008) dalam
Saputra (2015) :
1) Obat merupakan kebutuhan untuk sebagian besar populasi penyakit.
2) Obat memiliki keamanan dan khasiat yang didukung dengan bukti ilmiah.
3) Obat mempunyai mutu yang terjamin baik ditinjau dari segi stabilitas maupun
bioavaibilitasnya (ketersediaan hayati).
4) Biaya pengobatan mempunyai rasio antar manfaat dan biaya yang baik.
5) Bila pilihan lebih dari satu, dipilih yang paling baik, paling lengkap data ilmiahnya dan
farmakokinetiknya paling menguntungkan.
6) Mudah diperoleh dan harga terjangkau.
7) Obat sedapat mungkin sediaan tunggal.
2. Tahap Kompilasi Pemakaian Obat
Kompilasi pemakaian obat adalah rekapitulasi data pemakaian unit obat di unit pelayanan
kesehatan, yang bersumber dari laporan pemakaian dan lembar permintaan obat. (Kemenkes RI,
2008) dalam Saputra (2015). Kompilasi pemakaian obat berfungsi untuk mengetahui pemakaian
obat setiap bulan dari masing-masing jenis obat di unit pelayanan kesehatan selama setahun serta
menentukan stok optimum (stok optimum = stok kerja + stok pengaman). Data pemakaian obat
di puskesmas diperoleh dari LPLPO. Beberapa Informasi yang diperoleh dari kompilasi
pemakaian obat adalah (Kemenkes RI, 2008) dalam Saputra (2015) :
1. Jumlah pemakaian tiap jenis obat pada masing-masing unit pelayanan kesehatan.
2. Persentase (%) pemakaian tiap jenis obat terhadap total pemakaian setahun seluruh unit
pelayanan kesehatan.
3. Pemakaian rata-rata untuk setiap jenis obat pada tingkat kabupaten/kota.
Manfaat informasi yang diperoleh dari kompilasi pemakaian obat diantaranya adalah
sebagai sumber data dalam menghitung kebutuhan obat untuk pemakaian tahun mendatang dan
menghitung stok/persediaan pengaman dalam rangka mendukung penyusunan rencana distribusi
(Kemenkes RI, 2008) dalam Saputra (2015).
3. Tahap Perhitungan Kebutuhan Obat
Menentukan kebutuhan obat merupakan tantangan berat yang senantiasa dihadapi oleh
apoteker dan tenaga farmasi yang bekerja baik di tingkat PKD. Baik kekosongan maupun
kelebihan jenis obat tertentu dapat terjadi apabila perhitungan hanya berdasarkan teoritis.
Dengan koordinasi dan proses perencanaan untuk pengadaan obat secara terpadu serta melalui
beberapa tahapan seperti di atas, maka diharapkan obat yang direncanakan dapat tepat baik
ditinjau dari jenis, jumlah maupun waktu. Untuk menentukan kebutuhan obat dilakukan 2 (dua)
pendekatan yaitu : (Kemenkes RI, 2008) dalam Saputra (2015).
1) Metode Konsumsi
Metode konsumsi adalah metode yang didasarkan atas analisa data konsumsi obat
tahun sebelumnya untuk menghitung jumlah obat yang dibutuhkan berdasarkan
metode konsumsi perlu diperhatikan hal hal sebagai berikut:
1) Pengumpulan dan pengolahan data.
2) Analisa data untuk informasi dan evaluasi.
3) Perhitungan perkiraan kebutuhan obat.
4) Penyesuaian jumlah kebutuhan obat.
2013.
Manajemen
Logistik
dan
Farmasi.
a.
b.
c.
d.
e.
A
B
E
A
A