Fermentasi
Proses Hilir
FARMASI– UHAMKA
Tim Dosen Bioteknologi Farmasi
2019/2020
Process Hilir Produk Fermentasi
1. Definisi Downstream Process hasil fermentasi
2. Tahapan Downstream Proses hasil fermentasi
3. Teknologi Pemisahan (Separasi) hasil fermentasi
4. Teknologi isolasi produk fermentasi ektraseluler
dan intraseluler
5. Teknologi purifikasi hasil fermentasi
Alir Proses Fermentasi
Downstream
Main Process Process
Upstream Process - Desain peralatan - Pemanenan
- Organisme - Desain process - Pemisahan sel
- Medium - Optimasi faktor yang - Ekstraksi
berpengaruh
- Karakterisasi Biokimia - Purifikasi
- Desain kontrol &
otomatisasi - Formulasi
- Pengolahan limbah
1. Definisi Proses Hilir Fermentasi
• Downstream Process is the various stages of processing that
occur after the completion of the fermentation or
bioconversion stage, including separation, purification, and
packaging of the product
• Adalah rangkaian proses yang dilakukan setelah selesainya
proses fermentasi atau biokonversi, yang mencakup
pemisahan, pemurnian sampai pada pengepakan produk
• Disain dan operasi proses harus efisien dengan menghasilkan
rendemen tinggi.
• Recovery merupakan aspek bioteknologi yang cukup penting,
sebagian besar dari biaya produksi bioteknologi merupakan
biaya untuk proses hilir (± 40%).
Prinsip Proses Hilir
• Efisiensi proses fermentasi dapat ditingkatkan dengan
pemilihan strain unggul, medium yang tepat dan disain
bioreaktor yang baik.
• Nilai tambah dari proses recovery menjadi tinggi, bila dapat
meningkatkan efisiensi penanganan dan teknik yang mudah
dan murah.
• Pada dasarnya keberhasilan proses hilir untuk mengisolasi
produk dengan konsentrasi rendah dari sejumlah besar
volume cairan akan meliputi:
– penangananan massa cair agar pemisahan fase cair dan padat tercapai
– pemekatan dan pemurnian produk dari fase cair
Prinsip Proses Hilir
1. Seluruh proses harus bertujuan untuk memperoleh produk yang
diinginkan secara maksimal dan produk samping minimal
2. Peralatan yang digunakan harus mudah dan tahan lama
3. Banyaknya tahapan proses harus dibuat seminimum mungkin
4. Proses yang digunakan harus mampu menurunkan volume antara
massa cair fermentasi dan cairan tahapan akhir dari proses daur
ulang
5. Proses harus bertujuan agar effluen mudah ditangani, baik untuk
didaur ulang maupun diolah secara konvensional
6. Proses harus segera dilakukan segera setelah massa cair
fermentasi dikeluarkan dari bioreaktor
7. Proses harus hemat energi dan biaya
Produk fermentasi berupa:
1. Biomassa, maka penanganannya dengan segera
memisahkannya dari larutan medium, mengeringkannya dan
memformulasikannya.
2. Metabolit / senyawa bioaktif ekstraseluler, maka
penanganannya dengan segera memisahkan biomassa sel dari
campuran medium. Kemudian cairan medium dan produk
ekstraseluler diekstraksi, isolasi dan purifikasi, serta
immobilisasi.
3. Metabolit / senyawa bioaktif intraseluler, maka
penanganannya dengan melakukan pemisahan sel dari
campuran mediumnya, pelisisan dinding sel untuk
memperoleh metabolit yang terdapat di dalam sel, ekstraksi,
isolasi dan purifikasi, serta immobilisasi.
Produk akhir fermentasi
(Feed 3)
(Feed 4)
Chrom 3
Concentration / Chrom 2 Chrom 1
Diafiltration
Viral Removal
Filtration
Cryo-preservation
LSCC Mfg Process Overview Large Scale Bioreactor
Media Prep
Media Prep 1 day
Seed Bioreactors 26,000L
Working Cell
Working
Bank Cell 5,000L Bioreactor Centrifuge
Bank Bioreacto Centrifuge
750L r
150L Bioreacto Depth
Bioreactor r Depth
Filtration
Filtration
Sub- Sub- Sub- Sub- Sub- Wave
Sub- Sub- Sub- Sub- Sub- Wave
Bag
Culture Culture Culture Culture Culture Bag Collection
Culture Culture Culture Culture Culture Collection
Purification
Filter Column Filter Column
Eluate
Chromatograph Eluate
Hold Chromatograph Eluate
y Skid Hold Post-viral y Skid Eluate
Hold
Tank Post-viral
Hold Hold
Tank Hold
Tank
Vessel Tank
6,000L Vessel
3,000L
6,000L 5,000L
3,000L 5,000L
Source: Datar R and Rosen CG. Downstream Process Economics in Separation Processes in Biotechnology, Asenjo J ed., Marcel-
Dekker, Inc., 1990
Diagram alir fasilitas DP produk fermentasi
Fermentation –
upstream processing
Source: Datar R and Rosen CG. Downstream Process Economics in Separation Processes in Biotechnology, Asenjo J ed., Marcel-
Dekker, Inc., 1990
Diagram alir fasilitas DP produk fermentasi
Source: Datar R and Rosen CG. Downstream Process Economics in Separation Processes in Biotechnology, Asenjo J ed., Marcel-
Dekker, Inc., 1990
Diagram alir fasilitas DP produk fermentasi
Primary recovery
Source: Datar R and Rosen CG. Downstream Process Economics in Separation Processes in Biotechnology, Asenjo J ed., Marcel-
Dekker, Inc., 1990
Diagram alir fasilitas DP produk fermentasi
Secondary recovery
and polishing
Source: Datar R and Rosen CG. Downstream Process Economics in Separation Processes in Biotechnology, Asenjo J ed., Marcel-
Dekker, Inc., 1990
Diagram operasional sistem fermentasi batch
skala besar
3. Purification chromatography,
crystallization, fractional precipitation
Tawas Al, PAC Polyvalent cation (Al3+, Fe3+, Fe2+, dll) menetralkan
Ferric chlorida muatan partikel tersuspensi dan metal hidroksida (Al(OH)3,
Ferrous sulfat dll) menyerap partikel2 shg terbentuk flokulasi
a. Filtrasi
b. Flotasi
c. Pengendapan
d. Sentrifugasi
e. Serat Berlubang
f. Pemisahan elektrokinetis
a. Filtrasi
• Teknik penyaringan dengan menggunakan filter sederhana, filter
bertekanan dan ultra filtrasi
• Prinsipnya adalah partikel padat tetap tertinggal, sedangkan filtrat
dapat melewati saringan
• Bila padatan banyak menumpuk pada piringan filter, maka
tekanan pompa harus ditingkatkan untuk mengimbangi
menurunnya laju filtrasi
• Kelemahan : kompresibilitas padatan biologis yang menjadi
penghalang filter
• Jenis Filtrasi :
1. Filtrasi partikel
2. Mikrofiltrasi
3. Ultrafiltrasi
4. Nanofiltrasi
5. Reverse Osmosis
Teknologi Filtrasi
• Mikrofiltrasi • Ultrafiltrasi
– Proses aliran melewati membran – Proses fraksionasi selektif
dengan suatu tekanan rendah. menggunakan tekanan > 145 psi (10
– Biasanya utk memisahkan partikel bar).
koloidal atau tersuspensi (0.05-10 – Banyak digunakan pada fraksionasi
m) susu & whey and pemisahan protein
– Mikrofiltrasi digunakan pada – Dapat mengkonsentrasikan SS &
fermentasi, penjernihan broth, solutes dgn BM > 1,000
penjernihan biomassa & recovery.
• Mikrofiltrasi Utrafiltrasi
Control Panel
Protective enclosure
Door
Cut-away view
Rotor
Center of rotation
Drive
shaft
Sedimentation
path of particles
Motor raverage
Pellet
rmaximum
deposited
at an angle
Basic components of a centrifuge
Sentrifus
Sentrifus
Sentrifus
Sentrifus
Sentrifus skala Industri
• Tube
– High centrifugal force – Limited solids capacity
– Good dewatering – Foams
– Easy to clean – Difficult to recover protein
• Chamber
– No solids discharge
– Large solids capacity
– Cleaning difficult
– Good dewatering
– Solids recovery difficult
– Bowl cooling possible
• Disc type – Poor dewatering
– Solids discharge – Difficult to clean
– No foaming
– Bowl cooling possible
Sentrifugasi Kontinu
(Media and Cells In & Clarified Media Out)
PENGERINGAN
Freeze dryer
Spray Dryer
Flash Dryer
Formulasi
• Formulasi Padat
• Formulasi semi Padat
• Formulasi cair
FERMENTASI PADAT
Proses Hilir SSF
• Hasil akhir fermentasi padat berupa cake yang
mengandung air (40%)
• Perlu dilakukan dewatering sampai sekitar 5%
untuk menghindari pembusukan atau perusakan
oleh mikroba kontaminan
• Pengeringan merupakan fungsi waktu dan suhu:
– i. Waktu lama suhu rendah
– ii. Waktu cepat suhu tinggi
• Teknik pengeringan: Pengeringan lapisan
permukaan, Spray drier , Flash drier
Terima Kasih