Anda di halaman 1dari 15

2.

3 Posyandu Lansia
A. Pengertian Posyandu Lansia
Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) Lanjut Usia adalah suatu wadah
pelayanan kepada lanjut usia di masyarakat, yang proses pembentukan dan
pelaksanaannya dilakukan oleh masyarakat bersama lembaga swadaya masyarakat
(LSM), lintas sector pemerintah dan non-pemerintah, swasta, organisasi sosial dan
lain-lain, dengan menitik beratkan pelayanan kesehatan pada upaya promotif dan
preventif.
Disamping pelayanan kesehatan, di Posyandu Lanjut Usia juga dapat
diberikan pelayanan sosial, agama, pendidikan, ketrampilan, olah raga, dan seni
budaya serta pelayanan lain yang dibutuhkan para lanjut usia dalam rangka
meningkatkan kualitas hidup melalui peningkatan kesehatan dan kesejahteraan
mereka. Selain itu mereka dapat beraktifitas dan mengembangkan potensi diri.
(Komnas Lansia, 2010 (Christina, 2012))
B. Tujuan Posyandu Lansia
Tujuan Umum
Meningkatkan derajat kesehatan lansia untuk mencapai masa tua yg
bahagia & berdaya guna dlm kehidupan keluarga dan masyarakat (Matra, 1996)
Tujuan khusus
1.
2.

Meningkatkan kesadaran lansia untuk membina sendiri kesehatannya


Meningkatkan kemampuan & peran serta masy dlm menghayati &

3.
4.

mengatasi masalah kesh lansia scr optimal


Meningkatkan jangkauan yankes lansia
Meningkatnya jenis dan mutu yankes lansia

Tujuan pembentukan posyandu lansia secara garis besar antara lain:


1. Meningkatkan jangkauan pelayanan kesehatan lansia di masyarakat, sehingga
terbentuk pelayanan kesehatan yang sesuai dengan kebutuhan lansia.

2. Mendekatkan pelayanan dan meningkatkan peran serta masyarakat dan swasta


dalam pelayanan kesehatan disamping meningkatkan komunikasi antara
masyarakat usia lanjut.
C. Sasaran
Sasaran penyelenggara posyandu lansia adalah seluruh penduduk yang
berusia 60 tahun keatas (Depkes,2000)
D. Manfaat Posyandu Lansia
Menurut Depkes RI (2000), manfaat dari posyandu lansia adalah :
a. Kesehatan fisik usia lanjut dapat dipertahankan tetap bugar
b. Kesehatan rekreasi tetap terpelihara
c. Dapat menyalurkan minat dan bakat untuk mengisi waktu luang.
E. Upaya-upaya yang dilakukan dalam posyandu lansia antara lain:
Lima upaya yang dilakukan dalam posyandu lansia antara lain :
a) Upaya meningkatkan / promosi kesehatan Upaya meningkatkan kesehatan
promotif pada dasarnya merupakan upaya mencegah primer (primary
prevention). Menurut Suyono (1997), ada beberapa tindakan yang
disampaikan dalam bentuk pesan BAHAGIA yaitu :
1) Berat badan berlebihan agar dihindari dan dikurangi
2) Aturlah makanan hingga seimbang
3) Hindari faktor resiko penyakit degeneratif
4) Agar terus berguna dengan mempunyai hobi yang bermanfaat
5) Gerak badan teratur agar terus dilakukan
6) Iman dan takwa ditingkatkan, hindari dan tangkal situasi yang
menegangkan
7) Awasi kesehatan dengan memeriksa badan secara periodik
b) Peningkatan ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, meliputi kegiatan
peningkatan keagamaan (kegiatan doa bersama). Peningkatan ketakwaan
berupa pengajian rutin satu bulan sekali. Kegiatan ini memberikan
kesempatan mewujudkan keinginan lanjut usia yang selalu berusaha terus
memperkokoh iman dan takwa.
c) Peningkatan kesehatan dan kebugaran lanjut usia meliputi :
1) Pemberian pelayanan kesehatan melalui klinik lanjut usia
Kegiatan pelayanan kesehatan dengan cara membentuk suatu
pertemuan yang diadakan disuatu tempat tertentu atau cara tertentu
misalnya pengajian rutin, arisan pertemuan rutin, mencoba memberikan
pelayanan kesehatan yang bersifat sederhana dan dini. Sederhana
karena kita menciptakan sistem pelayanan yang diperkirakan bisa
dilaksanakan diposyandu lansia dengan kader yang juga direkrut dari
kelompok pra usia lanjut. Bersifat dini karena pelayanan kesehatan

tersebut dilaksanakan rutin tiap bulan dan diperuntukkan bagi seluruh


lanjut usia baik yang merasa sehat maupun yang merasa adanya
gangguan kesehatan. Selain itu aspek preventif mendapatkan porsi
penekanan dalam pelayanan kesehatan ini.
2) Penyuluhan gizi
3) Penyuluhan tentang tanaman obat keluarga
4) Olah raga Olah raga adalah suatu bentuk latihan fisik yang memberikan
pengaruh baik terhadap tingkat kemampuan fisik seseorang, apabila
dilakukan secara baik dan benar. Manfaat latihan fisik bagi kesehatan
adalah sebagai upaya promotif, preventif, kuratif, rehabilitatif. Ada
berbagai jenis kegiatan yang dapat dilakukan, salah satunya adalah olah
raga. Jenis olah raga yang bisa dilakukan dalam kegiatan posyandu
lansia adalah pekerjaan rumah, berjalan-jalan, jogging atau berlari-lari,
berenang, bersepeda, bentuk-bentuk lain seperti tenis meja dan tenis
lapangan
5) Rekreasi
d) Peningkatan ketrampilan Kesenian, hiburan rakyat dan rekreasi merupakan
kegiatan yang sangat diminati oleh lanjut usia. Kegiatan yang selalu bisa
mendatangkan rasa gembira tersebut tidak jarang menjadi obat yang sangat
mujarab terutama bagi lansia yang kebetulan anak cucunya bertempat
tinggal jauh darinya atau usia lanjut yang selalu berusaha terus
memperkokoh iman dan takwa.
e) Upaya pencegahan/prevention
Masing-masing upaya pencegahan dapat ditunjukkan kepada :
1) Upaya pencegahan primer (primary prevention) ditujukan kepada lanjut
usia yang sehat, mempunyai resiko akan tetapi belum menderita
penyakit
2) Upaya pencegahan sekunder (secondary prevention) ditujukan kepada
penderita tanpa gejala, yang mengidap faktor resiko. Upaya ini
dilakukan sejak awal penyakit hingga awal timbulnya gejala atau
keluhan
3) Upaya pencegahan tertier (tertiery prevention) ditujukan kepada
penderita penyakit dan penderita cacat yang telah memperlihatkan
gejala penyakit.
2.3.1 Proses Observasi

2.3.1.1 Analisis Situasi


Posyandu Flamboyan merupakan salah satu Posyandu di kecamatan
Lowokwaru kota Malang, yang terletak di RT 03/RW 01 kelurahan Merjosari.
Posyandu Flamboyan adalah gabunganan dari posyandu lansia dan juga posyandu
balita. Jumlah balita yang rutin datang ke posyandu Flamboyan cukup antusias
dari pada jumlah lansia. Jadwal pelaksanaan Posyandu Flamboyan adalah pada
minggu kedua setiap hari Rabu dimulai pukul 09.00 hingga 12.00 WIB. Tempat
pelaksanaan Posyandu Flamboyan sementara dilaksanakan di Musolla Assalam
dikarenakan Musollah Assalam adalah musolla yang berada tepat di tengah-tengah
rumah penduduk, meskipun terletak diantara gang-gang sempit. Karena antusias
masyarakat cukup tinggi dalam mengikuti kegiatan posyandu, rencananya
Posyandu Flamboyan akan pindah di RW yang memiliki ruangan cukup luas
sehingga harapannya seluruh masyarakat RT 03/RW 01 kelurahan Merjosari ikut
berpartisipasi dalam kegiatan di Posyandu Flamboyan. Selain itu, terdapat senam
untuk masyarakat umum setiap satu minggu sekali yang diadakan di lapangan
yang tepat diadakan pada hari Minggu pada pukul 08.00 pagi. Setiap masyarakat
yang mengikuti senam, diwajibkan membayar iuran sebesar Rp. 8.000,- setiap
satu bulan sekali ke pengurusnya.
Kegiatan observasi Posyandu Lansia dilakukan pada hari Rabu, 13 April
2016 pada pukul 09.00 hingga 12.00 WIB. Perjalanan menuju tempat Posyandu
membutuhkan waktu sekitar 15 hingga 20 menit dari Universitas Negeri Malang.
Observasi ini dilakukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Praktikum
Gerontologi. Sasaran dari observasi ini adalah para lansia yang masih aktif ke
posyandu serta para pengurus. Dalam tahapan pelaksanaan Posyandu Lansia
Flamboyan dibantu oleh seorang mantra atau petugas kesehatan dan seorang
kader. Posyandu Lansia Flamboyan hanya memiliki system satu meja yang
digunakan untuk mengisi identitas, tensi, pemeriksanaan dan konsultasi yang
dilakukan oleh petugas kesehatan, sedangkan timbangan berat badan ada di
samping meja tersebut. Petugas kesehatan juga memberikan obat untuk para
lansia yang memiliki masalah dengan kesehatan. Jika ada salah satu lansia yang
sakit parah, maka akan dirujuk ke Puskesmas Dinoyo. Para lansia tidak

diwajibkan membayar saat mengunjungi posyandu, tetapi ada iuran seikhlasnya


bagi lansia yang digunakan untuk Pemberi Makanan Tambahan (PMT).
Pada saat pelaksanaan, lansia yang ikut berpastisipasi hanya 17 orang
lansia saja, sebenarnya jumlah keseluruhan lansia jika hadir dalam kegiatan
Posyandu Lnsia Flamboyan adalah 30 orang lansia. Berikut merupakan namanama, kegiatan serta keluhan yang dirasakan oleh beberapa lansia, yaitu sebagai
berikut:
NO

NAMA

KEGIATAN

KELUHAN
KESEHATAN

1.

Sumarni (61 tahun)

Memasak, mencuci baju

Pegal
Kesemutan

linu,

2.

Siti Aminah (57 tahun)

Berjualan,
merawat cucu

3.

Watini (63 tahun)

Memasak, mencuci baju, Kesemutan


jalan-jalan pagi

4.

Umiati (48 tahun)

Berjualan

5.

Siti Aminah (47 tahun)

Laundry, memasak

Kesemutan

6.

Juarti (51 tahun)

Memasak, merawat cucu

Kesemutan,
linu

7.

Kusni (75 tahun)

Berjualan,
memasak, Kesemutan
membersihkan rumah

8.

Suarti (57 tahun)

Memasak, merawat cucu

Pusing, pegal linu,


kesemutan,
darah
tinggi

9.

Jumaika (57 tahun)

Memasak

Kesemutan

10.

Sumiati (52 tahun)

Berjualan, memasak

Pegal linu

11.

Hartati (51 tahun)

Kegiatan rumah, aktif Tekanan darah tinggi


berorganisasi,
kegiatan
koperasi dan posyandu

12.

Piani (64 tahun)

Memasak, jalan pagi

memasak, Pegal linu

Pusing, mual

pegal

13.

Ramu (67 tahun)

Kesemutan

14.

Suparmi (47 tahun)

Berjualan

Pusing

15.

Sukarti (56 tahun)

Berjualan sayur

Pusing, tidak pernah


olahraga

16.

Ani Mujiati (46 tahun)

Berjualan

Setiap bangun tidur


terasa kaku

17.

Siti
Liakanah
tahun)

(62 IRT

Batuk, pegal linu

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa sebagian besar lansia di RT 03/ RW
01 memiliki kegiatan yaitu mengurus rumah, berjualan dan merawat cucu
sedangkan untuk keluhan yang paling banyak dialami oleh lansia adalah pegal
linu dan kesemutan di tubuh, seperti pada bagian kaki dan tangan.
2.3.1.2 Pelaksanaan Sistem Pelayanan 5 Meja
Tenaga yang dibutuhkan dalam pelaksanaan posyandu sebaiknya 8 orang
namun bisa kurang dengan konsekuensi bekerja rangkap. Kepengurusan yang
dianjurkan adalah sebagai berikut:
1)
2)
3)
4)

Ketua Posyandu
Sekretaris
Bendahara
Kader sekitar 5 orang:
a. Meja 1: pendaftaran anggota kelompok lanjut usia sebagai
pelaksanaan pelayanan.
b. Meja 2: penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi badan.
c. Meja 3: pencatatan tentang pengukuran tinggi dan berat badan, Indeks
Massa Tubuh (IMT) dan mengisi KMS.
d. Meja 4: penyuluhan, konseling dan pelayanan pojok gizi, serta
Pemberian Makanan Tambahan (PMT).
e. Meja 5: pelayanan oleh tenaga medis professional yaitu petugas dari
Puskesmas/kesehatan meliputi kegiatan: pemeriksaan dan pengobatan
ringan.
Berikut merupakan skema system 5 meja Posyandu Lansia:

Keterangan:
A. Meja I : Tempat pendaftaran
B. Meja II : Pengukuran tinggi badan, berat badan dan tekanan darah
C. Meja III : Pencatatan (pengisian KMS)
D. Meja IV : Penyuluhan
E. Meja V : Pelayanan Medis
F. Warga
Adapun tugas dan fungsi masing-masing SDM diuraikan sebagai berikut:
1) Ketua Posyandu
a. Bertanggung jawab terhadap semua kegiatan yang dilakukan
posyandu.
b. Bertanggung jawab terhadap kerjasama dengan semua stakeholder
dalam rangka meningkatkan mutu pelaksanaan posyandu.
2) Sekretaris
Mencatat semua aktivitas perencanaan, pelaksanaan dan pemantauan
serta pengendalian posyandu.
3) Bendahara
Pencatatan pemasukan dan pengeluaran serta pelaporan keuangan
posyandu.
4) Kader
Kader posyandu lanjut usia adalah kader yang bertugas di posyandu
lanjut usia dengan kegiatan rutin setiap bulannya membantu tenaga
kesehatan saat pemeriksaan kesehatan pasien lanjut usia.
Dalam pelaksanaan Posyandu Lansia Flamboyan menggunakan system
satu meja yang meliputi pendaftaran lansia, mengukur tekanan darah,
penimbangan berat badan, pencatatan di KMS, dan penyuluhan serta pemeriksaan
dan pengobatan ringan yang dilakukan oleh petugas dari Puskesmas.

Walaupun system 5 meja belum diterapkan di Posyandu Flamboyan akan


tetapi pelakasanaan kegiatan Posyandu Lansia sudah berjalan dengan baik. Jadi,
satu meja merangkap fungsi menjadi 5 meja dan dijadikan satu di meja tersebut.
2.3.2 Penyuluhan Tepuk Sehat
2.3.2.1 SAP
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
POSYANDU LANSIA LESMANA
No
1

Waktu
09.15-09.35 WIB

Kegiatan

PJ

Pembukaan:
a. Pihak Posyandu lansia
(10 Menit )
b. Mahasiswa (10 Menit )
Gevin

09.35 -09.50 WIB


Pemaparan materi dari mahasiswa

Dina

a. Permasalahan umum pada lansia


b. Pemaparan program aktifitas pada
lansia
c. Manfaat kegiatan aktifitas pada
lansia
3

09.50 -10.10

Lariza

Pelaksanaan gerakan tepuk sehat :


a.
b.
c.
d.

Peraga
Pengkondisian Lansia
Pendamping
Dokumentasi

Santi dan Zunun


Sri
Fika dan Ria
Rilo

10.10-10.20 WIB

Penutupan :
a. Pembagian Snack (5 menit)

Eki dan Aulia

2.3.2.2 Materi Penyuluhan


A. Aktifias fisik lansia
Salah satu bentuk pelayanan kesehatan lansia yang ada di masyarakat yaitu
Posyandu Lansia yang merupakan pusat kegiatan masyarakat dalam upaya
pelayanan kesehatan bagi lansia, dimana kegiatannya merupakan perwujudan
dari peran serta masyarakat dalam menjaga dan meningkatkan derajat
kesehatan mereka. Posyandu Lansia adalah suatu forum komunikasi, alih
teknologi, dan pelayanan kesehatan oleh dan untuk masyarakat yang
mempunyai nilai strategis untuk pengembangan sumber daya manusia
khususnya lanjut usia (Depkes, 2000). Akan tetapi dengan adanya
peningkatan pelayanan kesehatan, tingkat hygiene, sanitasi lingkungan serta
taraf ekonomi yang baik dan pendidikan masyarakat yang semakin maju
mempunyai peranan dalam menurunkan angka kematian (mortalitas) pada
beberapa penyakit kronis. Akan tetapi, dengan adanya kemajuan era
globalisasi, penurunan angka kematian (mortalitas) tersebut tidak diikuti
dengan penurunan insidensi penyakit kronis seperti diabetes mellitus,
hipertensi, rematik, jantung dan lain-lain akibat gaya hidup sedentary people
dan bebagai macam polutan industri sehingga angka kesakitan (morbiditas)nya cenderung mengalami kenaikan (Pedersen et al, 2006).
Dari permasalahan yang dialami oleh para lansia yang berada pada
posyandu kami mengususlkan sebuah gagasan yaitu aktifitas fisik berupa
tepuk sehat. Aktivitas fisik adalah setiap gerakan tubuh yang membutuhkan
energi untuk mengerjakannya, seperti berjalan, menari, mengasuh cucu, dan
lain sebagainya. Sedangkan olah raga merupakan aktivitas fisik yang
terencana dan terstruktur serta melibatkan gerakan tubuh berulang-ulang dan
bertujuan untuk meningkatkan kebugaran jasmani (Farizati, 2002). Aktivitas
fisik yang dilakukan secara teratur sangat penting untuk mempertahankan
kondisi kesehatan dan kebugaran pada lansia. Menurut Nurhidayah, 2011 ada
tiga macam aktivitas fisik yang dapat meningkatkan kesehatan, kemandirian,
dan perasaan well-being pada lansia, diantaranya:
1) endurance activity,
2) strengthtraining activity, serta
3) balance, mobility, dan flexibility (stretching) activities.
B. Prediksi manfaat dari gagasan aktifitas fisik pada lansia yaitu :

1) Manfaat Fisik
Manfaat fisik didapat karena aktivitas fisik akan menguatkan otot
jantung dan memperbesar bilik jantung. Kedua hal ini akan meningkatkan
efisiensi kerja jantung. Elastisitas pembuluh darah akan meningkat
sehingga jalannya darah akan lebih lancar dan tercegah pula keadaan
tekanan darah tinggi dan penyakit jantung koroner. Lancarnya pembuluh
darah juga akan membuat lancar pula pembuangan zat sisa sehingga tidak
mudah lelah. Otot rangka akan bertambah kekuatan, kelentukan dan daya
tahannya, sehingga mendukung terpeliharanya kelincahan serta kecepatan
reaksi. Dengan kedua hal ini kecelakaan lebih dapat terhindarkan.
Kekuatan dan kepadatan tulang akan bertambah karena adanya tarikan otot
sewaktu latihan fisik, dan tercegahlah pengeroposan tulang. Persendian
akan bertambah lentur, sehingga gerakan sendi tidak akan terganggu.
Dengan manfaat fisik ini, berbagai penyakit degeneratif (mis: jantung,
hipertensi, diabetes mellitus, rematik) akan tercegah atau sedikit teratasi.
Berat badan tubuh terpelihara dan kebugaran akan bertambah sehingga
produktivitas akan meningkat dan dapat menikmati masa tua dengan
bahagia.
2) Manfaat kejiwaan
Beberapa ahli mendapatkan kesimpulan bahwa aktivitas fisik dapat
menyebabkan seseorang menjadi lebih tenang, kurang menderita
ketegangan dan kecemasan. Latihan fisik akan membuat seseorang lebih
kuat menghadapi stres dan gangguan hidup sehari-hari, lebih dapat
berkonsentrasi, tidur lebih nyenyak dan merasa berprestasi. Hal ini
disebabkan karena gerakan fisik bisa digunakan untuk memproyeksikan
ketegangan, sehingga setelah latihan, orang merasa ada beban jiwa yang
terbebaskan. Disamping itu penurunan kadar garam dan peningkatan kadar
epinephrin serta endorphin membuat orang merasa bahagia, tenang dan
percaya diri.
C. Gagasan Diusulkan
Gagasan yang akan diusulkan adalah Tepuk Sehat, merupakan tepuk untuk
pencegahan penyakit strok. Dalam tepuk tersebut terdapat sebanyak 15
macam tepuk yang sangat mudah sekali dilakukan. Para lansia tidak harus
duduk namun bisa dilakukan pada saat berbaring di kasur. Sebelum Tepuk

Sehat dilaksanakan akan ada pemanasan terlebih dahulu. Dalam program ini
tidak ada batasan waktu disesuaikan dengan kemampuan masing-masing
lansia, sejauh mana lansia bisa menjalankan program ini. Sebelum melakukan
tepuk ada beberapa Tretching yang harus dilakukan terlebih dahulu, agar
tidak terjadi kram pada saat kegiatan berlangsung.
Manfaat :
1. Memperlancar proses degenerasi karena perubahan usia
2. Mempermudah untuk menyesuaikan kesehatan jasmani dalam
kehidupan (Adaptasi)
3. Funsi melindungi, yaitu memperbaiki tenaga cadangan dalam
fungsinya terhadap bertambahnya tuntutan, misalnya sakit. Sebagai
rehabilitas pada lanjut usia terjadi penurunan masa otot serta
kekuatannya, laju denyut jantung maksimal, toleransi latihan,
kapasitas aerobic dan terjadinya peningkatan lemak tubuh. Dengan
melakukan olahraga seperti senam lansia dapat mencegah atau
melambatkan kehilangan fungsional tersebut. Bahkan dari berbagai
penelitian menunjukkan bahwa latihan/ olahraga seperti senam lansia
dapat mengeliminasi berbagai resiko penyakit seperti hipertensi,
diabetes melitus, penyakit arteri koroner dan kecelakaan (Darmojo
1999; 81).
4. Untuk peregangan otot.
Keunggulan:
1. Bisa dilakukan kapan dan dimana saja
2. Tidak membutuhkan alat apapun
3. Tidak mengeluarkan biaya
4. Bisa dilakukan secara mandiri
2.3.2.3 Peran Masing-Masing Anggota Kelompok dalam Penyuluhan Tepuk
Sehat
Dalam pelaksanaan penyuluhan tepuk sehat yang dilakukan di Posyandu
Lansia Flamboyan, peran yang dilakukan oleh masing-masing anggota kelompok
mengalami sedikit perubahan atau modifikasi dikarenakan menyesuaikan dengan
keadaan di Posyandu Lansia Flamboyan pada waktu tersebut. Adanya kesulitan
untuk mengumpulkan seluruh lansia dikarenakan para lansia yang hadir yaitu
hadir secara berkala dan tidak memiliki waktu banyak untuk menunggu waktu
berkumpul untuk diberikan penyuluhan membuat pihak kelompok memodifikasi

peran yang sebelumnya sudah ditetapkan pada SAP. Sehingga penyuluhan Tepuk
Sehat dilakukan secara berkali-kali setiap ada lansia yang hadir.
Pada saat pelaksanaan penyuluhan Tepuk Sehat, anggota kelompok yakni
Zunun, Santi, Sri dan Dina selaku pemandu dalam pelaksanaan Tepuk Sehat,
dimana mereka memberikan arahan setiap gerakan kepada para lansia yang hadir
dengan diikuti para lansia. Lariza dan Eki bertugas untuk bercengkrama dengan
santai dengan para lansia sembari bertanya mengenai aktifitas maupun keluhan
yang ada pad tiap-tiap lansia. Gevin, Aulia, dan Ria bertugas untuk membantu
pemeriksaan para lansia yang juga terdapat seorang perawat. Fika bertugas
membantu mengukur tensi para lansia yang memeriksakan. Dan yang terakhir
adalah Rilo yang bertugas sebagai sie dokumentasi.
Pada saat pelaksanaan penyuluhan, tiap peran-peran yang ditugaskan oleh
masing-masing anggota kelompok juga dapat berubah setiap saat, dikarenakan
kondisi yang berubah membuat pihak kelompok tidak hanya berpatok pada satu
tugas saja. Sebagai contoh dimana salah satu anggota kelompok yang bertugas
membantu pemeriksaan terasa lengah dan anggota lain melakukan penyuluhan,
maka anggota kelompok yang sedang lengah juga akan ikut membantu anggota
lainnya untuk keberlangsungan pelaksanaan penyuluhan, seperti dengan
membantu gerakan-gerakan para lansia sehingga dapat secara benar sesuai
intruksi para pengarah.
2.3.3

Hambatan atau Kesulitan Penyuluhan


Hambatan atau kesulitan yang didapati pada saat pelaksanaan penyuluhan

Tepuk Sehat antara lain tidak terlalu banyak. Dikarenakan pihak pengurus
Posyandu Lansia Flamboyan yang sangat ramah dan menyambut kedatangan
pihak kelompok dengan baik. Beberapa hambatan yang didapati yang pertama
adalah partisipasi lansia di Posyandu Lansia Flamboyan. Tingkat partisipasi para
lansia untuk hadir di Posyandu dapat terbilang rendah. Pihak pengurus sendiri
mengatakan bahwa terkadang para lansia harus dijemput atau didatangi ke tiaptiap rumah terlebih dahulu baru mereka mempunyai keinginan untuk hadir ke
Posyandu. Kendala tersebut juga terjadi pada saat pihak kelompok melakukan
penyuluhan Tepuk Sehat, dimana partisipasi para lansia untuk hadir ke Posyandu
rendah. Pihak kelompok harus menunggu dalam jangka waktu yang cukup lama
untuk kehadiran para lansia. Jumlah lansia yang hadir juga terbilang sedikit yaitu

hanya 17 orang lansia dari puluhan lansia yang terdaftar di Posyandu Lansia
Flamboyan.
Hambatan atau kendala selanjutnya adalah kendala untuk mengumpulkan
seluruh lansia yang hadir menjadi satu dan mengikuti penyuluhan Tepuk Sehat
dari pihak kelompok. Dikarenakan para lansia yang hadir tidak dalam satu waktu,
yakni hadir secara berkala, dan juga hambatan dari pihak lansia untuk menunggu
dikarenakan harus melakukan aktivitasnya kembali di rumah, maka membuat
pihak kelompok harus merubah atau memodifikasi rencana yang sudah
ditetapkan. Kendala tersebut tidak membuat pihak kelompok membatalkan
penyuluhan Tepuk Sehat. Tepuk Sehat tetap diimplementasikan pada para lansia
yang hadir dengan memandu beberapa lansia yang hadir secara bersamaan. Hal
tersebut terbilang akan lebih efektif dibandingkan harus menunggu seluruh lansia
terkumpul, apalagi para lansia juga tidak bisa berada disana dalam waktu yang
lama.
Hal-hal diatas merupakan kendala utama yang didapati pada saat
implementasi penyuluhan Tepuk Sehat yang dilakukan di Posyandu Lansia
Flamboyan. Namun upaya dari pihak kelompok untuk dapat mengatasi kendala
tersebut sehingga dapat diminimalisir terbilang berhasil, sehingga pelaksanaan
penyuluhan Tepuk Sehat di Posyandu Lansia Flamboyan dapat berjalan dengan
lancar. Sekaligus dukungan dari pihak pengurus Posyandu Lansia Flamboyan
yang sangat baik sehingga mempermudah pihak kelompok dalam pelaksanaan
penyuluhan Tepuk Sehat.
2.3.4

Solusi
Solusi yang dilakukan oleh pihak kelompok untuk mengatasi serta

meminimalisir kendala atau hambatan yang didapati pada saat pelaksanaan


penyuluhan Tepuk Sehat yakni dengan memodifikasi pelaksanaan penyuluhan dari
SAP yang sudah ditentukan. Apabila dari kendala partisipasi para lansia, pihak
kelompok tidak bisa memaksakan keadaan, sehingga pihak kelompok tetap
melakukan penyuluhan Tepuk Sehat meskipun jumlah para lansia tidak terlalu
banyak. Kemudian untuk kendala selanjutnya mengenai kendala untuk
mengumpulkan seluruh lansia yang hadir dalam satu waktu untuk mengikuti
penyuluhan Tepuk Sehat yakni pihak kelompok melakukan modifikasi dari

penentuan

SAP. Hal

tersebut

dilakukan

untuk

tetap

berupaya

dalam

keberlangsungan implementasi. Tepuk Sehat tetap diimplementasikan pada para


lansia yang hadir dengan memandu beberapa lansia yang hadir secara bersamaan.
Hal tersebut terbilang akan lebih efektif dibandingkan harus menunggu seluruh
lansia terkumpul, apalagi para lansia juga tidak bisa berada disana dalam waktu
yang lama.

DAPUS
Novalina H, Christina. 2012. Studi kualitatif pemanfaatan posyandu di wilayah
kerja puskesmas sarudik kabupaten tapanuli tengah tahun 2012. Jakarta: UI
Puskesmas sambeng. 2014. Posyandu lansia diakses melalui http://puskesmassambeng.ac.id pada tanggal 18 April 2016
Posyandu

lansia

http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/116/jtptunimus-gdl-

nurulkhoir-5757-2-babii.pdf
Subijanto, HAA, DKK, 2011. KIE: Pembinaan Posyandu Lansia Guna Pelayanan
Kesehatan Lansia. Surakarta: Universitas Sebelas Maret
Anugrah, Y. 2015. Posyandu Lansia. Diakses melalui http://repository.usu.ac.id
pada tanggal 18 April 2016

, 2014. Laporan hasil observasi posyandu lansia di kelurahan Watubangga


Kecamatan baruga. Diakses melalui https://www.scribd.com pada tanggal 19 April
2016

Anda mungkin juga menyukai