3 Posyandu Lansia
A. Pengertian Posyandu Lansia
Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) Lanjut Usia adalah suatu wadah
pelayanan kepada lanjut usia di masyarakat, yang proses pembentukan dan
pelaksanaannya dilakukan oleh masyarakat bersama lembaga swadaya masyarakat
(LSM), lintas sector pemerintah dan non-pemerintah, swasta, organisasi sosial dan
lain-lain, dengan menitik beratkan pelayanan kesehatan pada upaya promotif dan
preventif.
Disamping pelayanan kesehatan, di Posyandu Lanjut Usia juga dapat
diberikan pelayanan sosial, agama, pendidikan, ketrampilan, olah raga, dan seni
budaya serta pelayanan lain yang dibutuhkan para lanjut usia dalam rangka
meningkatkan kualitas hidup melalui peningkatan kesehatan dan kesejahteraan
mereka. Selain itu mereka dapat beraktifitas dan mengembangkan potensi diri.
(Komnas Lansia, 2010 (Christina, 2012))
B. Tujuan Posyandu Lansia
Tujuan Umum
Meningkatkan derajat kesehatan lansia untuk mencapai masa tua yg
bahagia & berdaya guna dlm kehidupan keluarga dan masyarakat (Matra, 1996)
Tujuan khusus
1.
2.
3.
4.
NAMA
KEGIATAN
KELUHAN
KESEHATAN
1.
Pegal
Kesemutan
linu,
2.
Berjualan,
merawat cucu
3.
4.
Berjualan
5.
Laundry, memasak
Kesemutan
6.
Kesemutan,
linu
7.
Berjualan,
memasak, Kesemutan
membersihkan rumah
8.
9.
Memasak
Kesemutan
10.
Berjualan, memasak
Pegal linu
11.
12.
Pusing, mual
pegal
13.
Kesemutan
14.
Berjualan
Pusing
15.
Berjualan sayur
16.
Berjualan
17.
Siti
Liakanah
tahun)
(62 IRT
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa sebagian besar lansia di RT 03/ RW
01 memiliki kegiatan yaitu mengurus rumah, berjualan dan merawat cucu
sedangkan untuk keluhan yang paling banyak dialami oleh lansia adalah pegal
linu dan kesemutan di tubuh, seperti pada bagian kaki dan tangan.
2.3.1.2 Pelaksanaan Sistem Pelayanan 5 Meja
Tenaga yang dibutuhkan dalam pelaksanaan posyandu sebaiknya 8 orang
namun bisa kurang dengan konsekuensi bekerja rangkap. Kepengurusan yang
dianjurkan adalah sebagai berikut:
1)
2)
3)
4)
Ketua Posyandu
Sekretaris
Bendahara
Kader sekitar 5 orang:
a. Meja 1: pendaftaran anggota kelompok lanjut usia sebagai
pelaksanaan pelayanan.
b. Meja 2: penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi badan.
c. Meja 3: pencatatan tentang pengukuran tinggi dan berat badan, Indeks
Massa Tubuh (IMT) dan mengisi KMS.
d. Meja 4: penyuluhan, konseling dan pelayanan pojok gizi, serta
Pemberian Makanan Tambahan (PMT).
e. Meja 5: pelayanan oleh tenaga medis professional yaitu petugas dari
Puskesmas/kesehatan meliputi kegiatan: pemeriksaan dan pengobatan
ringan.
Berikut merupakan skema system 5 meja Posyandu Lansia:
Keterangan:
A. Meja I : Tempat pendaftaran
B. Meja II : Pengukuran tinggi badan, berat badan dan tekanan darah
C. Meja III : Pencatatan (pengisian KMS)
D. Meja IV : Penyuluhan
E. Meja V : Pelayanan Medis
F. Warga
Adapun tugas dan fungsi masing-masing SDM diuraikan sebagai berikut:
1) Ketua Posyandu
a. Bertanggung jawab terhadap semua kegiatan yang dilakukan
posyandu.
b. Bertanggung jawab terhadap kerjasama dengan semua stakeholder
dalam rangka meningkatkan mutu pelaksanaan posyandu.
2) Sekretaris
Mencatat semua aktivitas perencanaan, pelaksanaan dan pemantauan
serta pengendalian posyandu.
3) Bendahara
Pencatatan pemasukan dan pengeluaran serta pelaporan keuangan
posyandu.
4) Kader
Kader posyandu lanjut usia adalah kader yang bertugas di posyandu
lanjut usia dengan kegiatan rutin setiap bulannya membantu tenaga
kesehatan saat pemeriksaan kesehatan pasien lanjut usia.
Dalam pelaksanaan Posyandu Lansia Flamboyan menggunakan system
satu meja yang meliputi pendaftaran lansia, mengukur tekanan darah,
penimbangan berat badan, pencatatan di KMS, dan penyuluhan serta pemeriksaan
dan pengobatan ringan yang dilakukan oleh petugas dari Puskesmas.
Waktu
09.15-09.35 WIB
Kegiatan
PJ
Pembukaan:
a. Pihak Posyandu lansia
(10 Menit )
b. Mahasiswa (10 Menit )
Gevin
Dina
09.50 -10.10
Lariza
Peraga
Pengkondisian Lansia
Pendamping
Dokumentasi
10.10-10.20 WIB
Penutupan :
a. Pembagian Snack (5 menit)
1) Manfaat Fisik
Manfaat fisik didapat karena aktivitas fisik akan menguatkan otot
jantung dan memperbesar bilik jantung. Kedua hal ini akan meningkatkan
efisiensi kerja jantung. Elastisitas pembuluh darah akan meningkat
sehingga jalannya darah akan lebih lancar dan tercegah pula keadaan
tekanan darah tinggi dan penyakit jantung koroner. Lancarnya pembuluh
darah juga akan membuat lancar pula pembuangan zat sisa sehingga tidak
mudah lelah. Otot rangka akan bertambah kekuatan, kelentukan dan daya
tahannya, sehingga mendukung terpeliharanya kelincahan serta kecepatan
reaksi. Dengan kedua hal ini kecelakaan lebih dapat terhindarkan.
Kekuatan dan kepadatan tulang akan bertambah karena adanya tarikan otot
sewaktu latihan fisik, dan tercegahlah pengeroposan tulang. Persendian
akan bertambah lentur, sehingga gerakan sendi tidak akan terganggu.
Dengan manfaat fisik ini, berbagai penyakit degeneratif (mis: jantung,
hipertensi, diabetes mellitus, rematik) akan tercegah atau sedikit teratasi.
Berat badan tubuh terpelihara dan kebugaran akan bertambah sehingga
produktivitas akan meningkat dan dapat menikmati masa tua dengan
bahagia.
2) Manfaat kejiwaan
Beberapa ahli mendapatkan kesimpulan bahwa aktivitas fisik dapat
menyebabkan seseorang menjadi lebih tenang, kurang menderita
ketegangan dan kecemasan. Latihan fisik akan membuat seseorang lebih
kuat menghadapi stres dan gangguan hidup sehari-hari, lebih dapat
berkonsentrasi, tidur lebih nyenyak dan merasa berprestasi. Hal ini
disebabkan karena gerakan fisik bisa digunakan untuk memproyeksikan
ketegangan, sehingga setelah latihan, orang merasa ada beban jiwa yang
terbebaskan. Disamping itu penurunan kadar garam dan peningkatan kadar
epinephrin serta endorphin membuat orang merasa bahagia, tenang dan
percaya diri.
C. Gagasan Diusulkan
Gagasan yang akan diusulkan adalah Tepuk Sehat, merupakan tepuk untuk
pencegahan penyakit strok. Dalam tepuk tersebut terdapat sebanyak 15
macam tepuk yang sangat mudah sekali dilakukan. Para lansia tidak harus
duduk namun bisa dilakukan pada saat berbaring di kasur. Sebelum Tepuk
Sehat dilaksanakan akan ada pemanasan terlebih dahulu. Dalam program ini
tidak ada batasan waktu disesuaikan dengan kemampuan masing-masing
lansia, sejauh mana lansia bisa menjalankan program ini. Sebelum melakukan
tepuk ada beberapa Tretching yang harus dilakukan terlebih dahulu, agar
tidak terjadi kram pada saat kegiatan berlangsung.
Manfaat :
1. Memperlancar proses degenerasi karena perubahan usia
2. Mempermudah untuk menyesuaikan kesehatan jasmani dalam
kehidupan (Adaptasi)
3. Funsi melindungi, yaitu memperbaiki tenaga cadangan dalam
fungsinya terhadap bertambahnya tuntutan, misalnya sakit. Sebagai
rehabilitas pada lanjut usia terjadi penurunan masa otot serta
kekuatannya, laju denyut jantung maksimal, toleransi latihan,
kapasitas aerobic dan terjadinya peningkatan lemak tubuh. Dengan
melakukan olahraga seperti senam lansia dapat mencegah atau
melambatkan kehilangan fungsional tersebut. Bahkan dari berbagai
penelitian menunjukkan bahwa latihan/ olahraga seperti senam lansia
dapat mengeliminasi berbagai resiko penyakit seperti hipertensi,
diabetes melitus, penyakit arteri koroner dan kecelakaan (Darmojo
1999; 81).
4. Untuk peregangan otot.
Keunggulan:
1. Bisa dilakukan kapan dan dimana saja
2. Tidak membutuhkan alat apapun
3. Tidak mengeluarkan biaya
4. Bisa dilakukan secara mandiri
2.3.2.3 Peran Masing-Masing Anggota Kelompok dalam Penyuluhan Tepuk
Sehat
Dalam pelaksanaan penyuluhan tepuk sehat yang dilakukan di Posyandu
Lansia Flamboyan, peran yang dilakukan oleh masing-masing anggota kelompok
mengalami sedikit perubahan atau modifikasi dikarenakan menyesuaikan dengan
keadaan di Posyandu Lansia Flamboyan pada waktu tersebut. Adanya kesulitan
untuk mengumpulkan seluruh lansia dikarenakan para lansia yang hadir yaitu
hadir secara berkala dan tidak memiliki waktu banyak untuk menunggu waktu
berkumpul untuk diberikan penyuluhan membuat pihak kelompok memodifikasi
peran yang sebelumnya sudah ditetapkan pada SAP. Sehingga penyuluhan Tepuk
Sehat dilakukan secara berkali-kali setiap ada lansia yang hadir.
Pada saat pelaksanaan penyuluhan Tepuk Sehat, anggota kelompok yakni
Zunun, Santi, Sri dan Dina selaku pemandu dalam pelaksanaan Tepuk Sehat,
dimana mereka memberikan arahan setiap gerakan kepada para lansia yang hadir
dengan diikuti para lansia. Lariza dan Eki bertugas untuk bercengkrama dengan
santai dengan para lansia sembari bertanya mengenai aktifitas maupun keluhan
yang ada pad tiap-tiap lansia. Gevin, Aulia, dan Ria bertugas untuk membantu
pemeriksaan para lansia yang juga terdapat seorang perawat. Fika bertugas
membantu mengukur tensi para lansia yang memeriksakan. Dan yang terakhir
adalah Rilo yang bertugas sebagai sie dokumentasi.
Pada saat pelaksanaan penyuluhan, tiap peran-peran yang ditugaskan oleh
masing-masing anggota kelompok juga dapat berubah setiap saat, dikarenakan
kondisi yang berubah membuat pihak kelompok tidak hanya berpatok pada satu
tugas saja. Sebagai contoh dimana salah satu anggota kelompok yang bertugas
membantu pemeriksaan terasa lengah dan anggota lain melakukan penyuluhan,
maka anggota kelompok yang sedang lengah juga akan ikut membantu anggota
lainnya untuk keberlangsungan pelaksanaan penyuluhan, seperti dengan
membantu gerakan-gerakan para lansia sehingga dapat secara benar sesuai
intruksi para pengarah.
2.3.3
Tepuk Sehat antara lain tidak terlalu banyak. Dikarenakan pihak pengurus
Posyandu Lansia Flamboyan yang sangat ramah dan menyambut kedatangan
pihak kelompok dengan baik. Beberapa hambatan yang didapati yang pertama
adalah partisipasi lansia di Posyandu Lansia Flamboyan. Tingkat partisipasi para
lansia untuk hadir di Posyandu dapat terbilang rendah. Pihak pengurus sendiri
mengatakan bahwa terkadang para lansia harus dijemput atau didatangi ke tiaptiap rumah terlebih dahulu baru mereka mempunyai keinginan untuk hadir ke
Posyandu. Kendala tersebut juga terjadi pada saat pihak kelompok melakukan
penyuluhan Tepuk Sehat, dimana partisipasi para lansia untuk hadir ke Posyandu
rendah. Pihak kelompok harus menunggu dalam jangka waktu yang cukup lama
untuk kehadiran para lansia. Jumlah lansia yang hadir juga terbilang sedikit yaitu
hanya 17 orang lansia dari puluhan lansia yang terdaftar di Posyandu Lansia
Flamboyan.
Hambatan atau kendala selanjutnya adalah kendala untuk mengumpulkan
seluruh lansia yang hadir menjadi satu dan mengikuti penyuluhan Tepuk Sehat
dari pihak kelompok. Dikarenakan para lansia yang hadir tidak dalam satu waktu,
yakni hadir secara berkala, dan juga hambatan dari pihak lansia untuk menunggu
dikarenakan harus melakukan aktivitasnya kembali di rumah, maka membuat
pihak kelompok harus merubah atau memodifikasi rencana yang sudah
ditetapkan. Kendala tersebut tidak membuat pihak kelompok membatalkan
penyuluhan Tepuk Sehat. Tepuk Sehat tetap diimplementasikan pada para lansia
yang hadir dengan memandu beberapa lansia yang hadir secara bersamaan. Hal
tersebut terbilang akan lebih efektif dibandingkan harus menunggu seluruh lansia
terkumpul, apalagi para lansia juga tidak bisa berada disana dalam waktu yang
lama.
Hal-hal diatas merupakan kendala utama yang didapati pada saat
implementasi penyuluhan Tepuk Sehat yang dilakukan di Posyandu Lansia
Flamboyan. Namun upaya dari pihak kelompok untuk dapat mengatasi kendala
tersebut sehingga dapat diminimalisir terbilang berhasil, sehingga pelaksanaan
penyuluhan Tepuk Sehat di Posyandu Lansia Flamboyan dapat berjalan dengan
lancar. Sekaligus dukungan dari pihak pengurus Posyandu Lansia Flamboyan
yang sangat baik sehingga mempermudah pihak kelompok dalam pelaksanaan
penyuluhan Tepuk Sehat.
2.3.4
Solusi
Solusi yang dilakukan oleh pihak kelompok untuk mengatasi serta
penentuan
SAP. Hal
tersebut
dilakukan
untuk
tetap
berupaya
dalam
DAPUS
Novalina H, Christina. 2012. Studi kualitatif pemanfaatan posyandu di wilayah
kerja puskesmas sarudik kabupaten tapanuli tengah tahun 2012. Jakarta: UI
Puskesmas sambeng. 2014. Posyandu lansia diakses melalui http://puskesmassambeng.ac.id pada tanggal 18 April 2016
Posyandu
lansia
http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/116/jtptunimus-gdl-
nurulkhoir-5757-2-babii.pdf
Subijanto, HAA, DKK, 2011. KIE: Pembinaan Posyandu Lansia Guna Pelayanan
Kesehatan Lansia. Surakarta: Universitas Sebelas Maret
Anugrah, Y. 2015. Posyandu Lansia. Diakses melalui http://repository.usu.ac.id
pada tanggal 18 April 2016