S DENGAN RESIKO
BUNUH DIRI DI RUANG CITRO ANGGODO RSJD Dr. AMONO
GONDOHUTOMO SEMARANG
DIAH AULIA
NOFIASARI G3A019141
B. ALASAN MASUK
Ny. S mengatakan putus asa ingin mati.
C. FAKTOR PREDISPOSISI
1. Pernah mengalami gangguan jiwa di masa lalu?
Pasien sebelumnya pernah mengalami gangguan jiwa dimasa lalu Juni 2019 dengan
sampai sekarang tak kunjung sembuh. (Masalah keperawatan : harga diri rendah)
D. STRESOR PRESIPITASI
Ny. S seringkali mengatakan putus asa ingin mati saja jika harus terus minum obat, karena
tidak bisa bekerja dan selama 6 bulan penyakit gangguan jiwa tidak kunjung sembuh.
(Masalah Keperawatan : Resiko Bunuh Diri)
E. PEMERIKSAAN FISIK
1. Tanda vital : TD : 120/70 mmHg, N : 88 x/menit , S : 36,4 ºc, RR : 20 x/menit.
2. Ukur : TB : 160 cm , BB : 64 kg
3. Pengkajian fisik
a. Kepala : Bentuk mesocepal, tidak ada lesi, rambut kotor dan berwana hitam
b. Mata : Isoskor dan konjungtiva anemis
c. Mulut : Mukosa bibir lembab, tidak terdapat sariawan
d. Leher : Simetris tidak terdapat pembesaran kelenjar tiroid
e. Dada : Pengembangan dada simetris, suara nafas vesikuler
f. Tangan :Ekstremitas atas baik, turgor kulit baik
g. Kaki : Ekstremitas bawah baik, tidak terdapat lesi, turgor kulit baik
F. PSIKOSOSIAL
1. Genogram
Ket :
: Klien
: Laki-laki
: Laki-laki meninggal
: Perempuan
: Perempuan meninggal
: Tinggal serumah
2. Konsep diri
a. Gambaran diri
Pasien merasa cemas dengan kondisinya menderita gangguan jiwa.
b. Identitas
Pasien merasa senang dengan kondisi dirinya sebagai perempuan dan mampu berperan
sesuai dengan identitas dirinya.
c. Peran
Pasien tidak bisa menjalankan peran sebagai ibu rumah tangga pada umumnya karena
kondisi sakit jiwa yang diderita.
d. Ideal diri
Pasien mengatakan setelah keluar nanti pasien ingin minum obat teratur agar dapat
berkerja.
e. Harga diri
Pasien merasa malu/ minder dengan orang lain karena menderita gangguan jiwa.
(Masalah Keperawatan : Harga diri rendah)
3. Hubungan Sosial
G. STATUS MENTAL
1. Penampilan
Pasien berpakaian rapi sesuai (memakai seragam), rambut pasien terlihat kusut.
2. Pembicaraan
Pasien saat bicara lambat dengan suara yang pelan, alur pembicaraan pasien kooperatif,
dan pasien tidak mampu memulai pembicaraan bila tidak di tanya oleh orang-orang
sekitarnya
3. Aktivitas Motorik
Pasien terlihat kurang aktif, dalam melakukan aktivitas, pasien lebih sering diam dan
tidur karena kangen orang-orang dirumah.
4. Alam perasaaan
Pasien tampak sensitive dan murung ketika ditanya kondisinya.
5. Afek klien datar/negatif, kadang-kadang berubah, klien apatis pada orang yang belum
dikenal. Pandangan mata baik selama lnteraksi wawancara
6. lnteraksi selama wawancara
Pasien kooperatif saat diajak berbicara, akan tetapi kadang jawaban pesimis dan
mengulang- ulang jawaban.
7. Persepsi
Pasien selalu berpikir buruk tentang kondisinya dan putus asa.
8. Proses Pikir
Pembicaraan klien baik hanya mudah emosi ketika ditanya penyebab sakit.
9. Isi Pikir
Berfikir negative tentang kondisinya dan mengancam bunuh diri dengan diucap
berkali- kali.
10. Tingkat kesadaran
Klien mampu menyebutkan sekarang berada di RSJ Semarang klien dibawa ke sini
karena melamun, menangis dan bicara ingin mati.
11. Memori
Klien mampu mengingat dengan baik.
12. Tingkat konsentrasi dan berhitung
I. MEKANISME KOPING
1. Adaptif
Pasien tidak mampu mengendalikan kondisi psikologisnya.
2. Maladaftif
Pasien mengancam ingin mati saja karena gangguan jiwa yang tak kunjung sembuh.
M. ASPEK MEDIK
1. Diagnosa Medik : Resiko Bunuh Diri
2. Terapi Medik : Diazepam 10 mg/ extra
Trihexipandil 2mg/12
jam Olanzepin 5mg/12
jam Stelazin 5mg/12 jam
Pemeriksaan EKG
NSR (Normal Synus Rhytm)
ANALISA DATA
Data Masalah
Resiko Bunuh Diri
Data Subyektif:
N. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Resiko bunuh
diri Pohon
masalah Resiko Bunuh Diri
Sp II
Sp III
- Mengidentifikasipola biasa koping
diterapkan pasien
yang
- Menilai polakopingyangbiasa
dilakukan
-Mendorongpasienmemilihpola
koping yang kontstruktif
A: Masalah teratasi SP I.
- Mengidentifikasi benda-
benda yang P: Lanjutkan Sp II.
dapat membahayakan pasien.
- Mengidentifikasi
Hal-hal positif Ny.S mengatakan sudah belajar cara
mengendalikan dorongan untuk bunuh
yang dimiliki
pasien diri
- Membantu pasien
untuk berpikir Ny.S mengatakan dirinya sebagai istri
positif terhadap rajin melakukan pekerjaan rumah
diri sendiri
- Mendorong pasien tangga seperti wabita sewajarnya.
untuk menghargai
diri sendiri sebagai O:Klien kooperatif mau bercerita.
individu yang
berharga A: Masalah teratasi SP II.
P: Lanjutkan Sp III.
Hari Rabu, 22 Januari 2020
koping yang
Klien kooperatif mau bercerita.
kontstruktif dalam
kegiatan harian Klien tampak tenang
A: Masalah teratasi SP III.
P: Pertahankan intervensi.