Anda di halaman 1dari 32

LAPORAN INDIVIDU

MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN KELUARGA BINAAN PADA BY ‘R’


UMUR 5 HARI DENGAN MASALAH PUSTUL DAN PERSONAL HYGIENE
DI KAMPUNG ASEI KECIL

Disusun Oleh :
DIAN WIDYA WATI
A022818013

YAYASAN PENGEMBANGAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN MASYARAKAT PAPUA(YP3MP)

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

T.A 2021/2022
HALAMAN PENGESAHAN

MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN KELUARGA BINAAN PADA BY ‘R’


UMUR 5 HARI DENGAN MASALAH PUSTUL DAN PERSONAL HYGIENE
DI KAMPUNG ASEI KECIL

Diketahuioleh :

Kepala Keluarga Pembimbing akademik

(Ny.R) (TiyanFebriani LestariS.ST., M.


Keb)

Mahasiswa/i

Dian widyawati
LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI KELUARGA BINAAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan bersedia untuk turut
berpatisipasi menjadi keluarga binaan yang dilakukan oleh Dian Widyawati mahasiswa
(STIKES) Diploma III Kebidanan, dengan judul: “Manajemen Asuhan Kebidanan
Keluarga Binaan Pada By “R” Umur 5 Hari dengan masalah pustule dan personal
hygiene” Saya menjadi keluarga binaan tanpa paksaan dari pihak manapun karena saya
mengetahui bahwa keterangan yang saya berikan sangaat bermanfaat bagi kelanjutan
klien ini.

Asei kecil;,11 Maret 2021

( ………………………..)
KATAPENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang MahaKuasa yang telah memberikan rahmat
dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Keluarga Binaan
dengan judul "”.
Dalam penyusunan Laporan Keluarga Binaan ini penulis banyak mendapatkan masukan
dan bimbingan dari berbagai pihak. Adapun tujuan dibuatnya Laporan Keluarga Binaan
ini sebagai syarat pelaksanaan Praktek Kebidanan Komunitas. Dalam kesempatan ini
penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan
dukungan baik moril maupun materil, sehingga laporan ini dapat terlesaikan. Untuk itu
penulis mengharapkan saran dan kritik dari pembaca yang sifatnya membangun guna
menyempurnakan dimasa yang akan datang.

Asei Kecil, 11 maret 2021


DAFTAR ISI

Halaman

COVER ................................................................................................. i
HALAMAN PENGESAHAN............................................................... ii
LEMBAR PERSETUJUAN………………………………………… iii
KATA PENGANTAR .......................................................................... iv
DAFTAR ISI ......................................................................................... v

BAB I PENDAHULUAN ................................................................... 1


A. Latar Belakang .................................................................... 1-2
B. Rumusan Masalah ............................................................... 2
C. Tujuan .................................................................................. 2
D. Manfaat ................................................................................ 2-3

BAB II TINAJUAN TEORI ............................................................... 4


A. Kebidanan Komunitas ......................................................... 4
B. Konsep Keluarga ................................................................. 5-6
C. Konsep Dasar Kehamilan..................................................... 6-12

BAB III ASKEB.................................................................................... 13-26


BAB V PENUTUP................................................................................. 27
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................... 28
LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Latar Belakang Neonatus adalah bayi baru lahir yang berusia sampai 28 hari,
dimana terjadi perubahan yang sangat besar dari kehidupan dalam rahim
menjadi diluar rahim. Pada masa ini terjadi penyesuaian fisiologis dan adaptasi
dari kehidupan intrauterine ke ekstrauterin. Kematian neonatal dapat terjadi
pada periode bulan pertama kehidupan luar rahim. Kurang baiknya penanganan
bayi baru lahir sehat menyebabkan kelainan-kelainan yang akan
mengakibatkan cacat seumur hidup bahkan kematian. Hal tersebut merupakan
tantangan dalam dunia kesehatan yang harus dapat diatasi atau paling tidak
memperkecil kemungkinan untuk terjadinya komplikasi. Kejadian kematian
pada neonatal sangat di tentukan oleh kualitas pelayanan kesehatan yang
dipengaruhi oleh perawatan pada saat kehamilan, persalinan oleh tenaga
kesehatan dan perawatan bayi baru lahir. Hal ini dapat dilihat dari indikator
Angka Kematian Neonatus (AKN) menurut WHO tahun 2016 secara global,
jumlah kematian neonatal menurun dari 5,1 juta di tahun 1990 menjadi 2,6 juta
pada tahun 2016.
Penelitian telah menunjukkan bahwa 50% kematian bayi terjadi dalam periode
neonatal (bulan pertama kehidupan) yang mengalami kegawatdaruratan, seperti
asfiksi neonatorum, ikterus, sepsis, tetanus, hipotermi, hipoglikemi, kejang dan
perdarahan tali pusat. Berdasarkan hasil Survei Demografi dan Kesehatan
Indonesia (SDKI) tahun 2012, AKN sebesar 19 per 1000 kelahiran hidup. Hal
ini 2 sudah dibawah capaian nasional dan target MDGs untuk Indonesia pada
tahun 2015, AKB sebesar 23 per 1000 kelahiran hidup. Sedangkan menurut
data Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Timur, masalah yang terkait dengan
Kesehatan Ibu dan Anak (KIA), pada tahun 2015 AKN mencapai 25,3 per 1000
kelahiran hidup. Sehingga AKN Jatim sampai dengan tahun 2015 masih diatas
target MDGs (Profil Kesehatan Jawa Timur, 2015). Angka kematian bayi tahun
2015 berdasarkan survey Dinas Kesehatan Kabupaten Malang, yaitu 2,67 per
1000 kelahiran hidup, 105 bayi meninggal (21 bayi meninggal tiap bulannya)
(Dinas Kesehatan Kabupaten Malang, 2015). Angka ini merupakan salah satu
indikator derajat kesehatan bangsa. Tingginya angka kematian bayi dapat
menjadi petunjuk bahwa pelayanan maternal dan neonatal kurang baik, untuk
itu dibutuhkan upaya untuk menurunkan angka kematian bayi tersebut.
Beberapa upaya kesehatan dilakukan untuk mengendalikan resiko ini adalah
mengupayakan agar persalinan dapat dilakukan oleh tenaga kesehatan di faskes
serta menjamin tersedianya pelayanan kesehatan sesuai standar pada kunjungan
bayi baru lahir.
Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan di BPM Kartini, Desa
Pandanrejo, Wagir, Malang, jumlah kelahiran pada bulan Januari 2017
sampai Desember 2017 terdapat 118 kelahiran dengan tidak adanya angka
kematian neonatus. Akan tetapi, masih terdapat neonatus dengan resiko yaitu
BBLR sebesar 1,2% yang apabila terlambat dalam penanganan akan
menyebabkan cacat seumur hidup bahkan meningkatkan angka kematian
neonatus. Upaya yang dilakukan untuk masalah tersebut adalah tindakan
sesuai wewenang bidan, dengan melakukan kolaborasi bersama dokter dan
melakukan rujukan. Data yang 3 diperoleh dari indikator pelayanan kesehatan
neonatus pada cakupan KN1 semuanya telah mendapatkan kunjungan
neonatal lengkap, namun pada cakupan KN3 terjadi penurunan dari 97%
tahun 2016 menjadi 95% tahun 2017, sehingga pelayanan kesehatan
kunjungan neonatus akan ditingkatkan sesuai dengan standar kebidanan, dari
data tersebut dapat disimpulkan bahwa indikator pelayanan kesehatan
neonatus masih berada di bawah target pencapaian, maka dengan adanya hal
tersebut diperlukan upaya pemberian Asuhan Kebidanan Neonatus sejak dini
secara komprehensif dan melakukan upaya promotif dan preventif untuk
mengantisipasi terjadinya komplikasi pada neonatus. Melihat adanya risiko
kematian yang tinggi dan berbagai komplikasi pada minggu pertama, maka
setiap neonatus harus mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai standar lebih
sering dalam minggu pertama. Langkah ini dilakukan untuk menemukan
secara dini jika terdapat penyakit atau tanda bahaya pada neonatus sehingga
pertolongan dapat segera diberikan. Kunjungan neonatus merupakan salah
satu intervensi untuk meningkatkan derajat kesehatan neonatus dan
menurunkan angka kematian neonatus. Upaya pemerintah untuk menurunkan
AKN adalah program Kunjungan Neonatus (KN) sebanyak 3 kali yaitu : pada
usia 6-48 jam setelah lahir (KN1), 3-7 hari setelah lahir (KN2), dan 8-28 hari
setelah lahir (KN3).
Dari uraian yang sudah dibahas maka asuhan neonatal sangat diperlukan
untuk meningkatkan status kesehatan neonatus.

B. Rumusan Masalah
Bagaimana Asuhan Kebidanan Komunitas Neonatus pada by “R” umur 5 hari
dengan masalah pustul dan personal hygiene
Tujuan
1. Tujuan umum
Mampu memberi asuhan kebidanan Neonatus pada By ‘R’ umur 5 Hari dengan
masalah pustul dan personal hygiene
2. Tujuan khusus
a. Pengumpulan data Asuhan Kebidanan Komunitas Neonatus pada by “R”
umur 5 hari dengan masalah pustul dan personal hygiene.
b. Interprestasi data Asuhan kebidanan Komunitas Neonatus pada by “R”
umur 5 hari dengan masalah pustul dan personal hygiene.
c. Identifikasi masalah dan diagnose potensial Neonatus pada by “R” umur 5
hari dengan masalah pustul dan personal hygiene.

C. Manfaat
1. Manfaat bagi institusi pendidikan
a. Mampu memperolehbagaimana cara penyelenggaraan dan pengelolaan
manajemen kebidanan komunitas.
b. Menjadikan lulusannya lebih memiliki pengalaman dan wawasan yang lebih
komprehensif, holistik, dan aktif terhadap situasi dan kondisi yang berbeda
dari tempat asalnya.
c. Menambah ilmu pengetahuan dan wawasan bagi mahasiswa.
2. Manfaat bagi keluarga binaan
a. Dapat menjadi motivasi dan koreksi dalam peningkatan derajat kesehatan 
khususnya di dalam keluarga.
b. Sebagai masukan dalam menyelesaikan masalah kesehatan di dalam
keluarga.
c. Sebagai motivasi untuk menjadikan hidup lebih sehat.
3. Manfaat bagi mahasiswa
a. Dapat menerapkan asuhan pelayanan kebidanan komunitas secara
langsung sesuai dengan teori yang sudah di dapatkan di bangku kuliah.
b. Memperoleh pengalaman nyata dalam kehidupan bermasyarakat
khususnya dalam pengembangan dan pengorganisasian masalah
kesehatan dikaitkan dengan pelayanan manajemen kebidanan komunitas.
c. Mampu mengenal budaya, bahasa, dan adat kebiasaan masyarakat sehari-
hari
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Kebidanan komunitas
Konsep adalah kerangka ide yang mengandung suatu pengertian tertentu.
Kebidanan berasal dari kata “Bidan” yang artinya adalah seseorang yang
telah mengikuti pendidikan tersebut dan lulus serta terdaftar atau mendapat
ijin melakukan praktek kebidanan. Sedangkan kebidanan sendiri mencakup
pengetahuan yang dimiliki bidan dan kegiatan pelayanan yang dilakukan
untuk menyelamatkan ibu dan bayi yang dilahirkan.
Komunitas adalah kelompok orang yang berada di suatu lokasi tertentu.
Sarana kebidanan komunitas adalah ibu dan anak balita yang berada dalam
keluarga dan masyarakat. Pelayanan kebidanan komunitas dilakukan diluar
rumah sakit. Kebidanan komunitas dapat juga merupakan bagian atau
kelanjutan pelayanan kebidanan yang diberikan di rumah sakit. Pelayanan
kesehatan ibu dan anak di lingkungan keluarga merupakan kegiatan
kebidanan komunitas.
Asuhan kebidanan komunitas adalah merupakan bagian integral dari sistem
pelayanan kesehatan, khususnya dalam pelayanan kesehatan ibu, anak dan
Keluarga Berencana(Syahlan, 2011).
B. Konsep Keluarga
Keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang bergabung karena
hubungan darah, perkawinan atau adopsi, hidup dalam satu rumah tangga,
saling berinteraksi satu sama lainnya dalam perannya dan menciptakan dan
mempertahankan.
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala
keluarga, anggota keluarga lainnya yang berkumpul dan tinggaldalam satu
rumah tangga karena pertalian darah dan ikatan perkawinan atau adopsi
(Mubarak, 2010).
1. Struktur Keluarga
a. Patrilineal adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara,
sedarah dalam beberapa generasi dimana hubungan itu disusun
melalui jalur garis ayah.
b. Matrilineal adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara
dalam beberapa generasi dimana hubungan itu disusun melalui jalur
garis ibu.
c. Matrilokal adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga
sedarah istri.
d. Patrilokal adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga
sedarah suami.
e. Keluarga kawinan adalah hubungan suami istri sebagai dasar bagi
pembinaan keluarga dan beberapa sanak saudara yang menjadi bagian
keluarga karena adanya hubungan dengan suami atau istri.

2. Tipe dan Jenis Keluarga


a. Keluarga inti (nuclear family) adalah keluarga terdiri dari satu
ayah, ibu dan anak-anak.
b. Keluarga besar (exended family) adalah keluarga inti ditambah
dengan sanak saudara misalnya nenek, kakek, keponakan, saudara
sepupu, paman, bibi dan sebagainya.
c. Keluarga berantai (sereal family) adalah keluarga yang terdiri dari
wanita dan pria yang menikah lebih dari satu kali dan merupakan
satu keluarga inti.
d. Keluarga duda/ janda (single family) adalah keluarga yang terjadi
karena perceraian atau kematian.
e. Keluarga berkomposisi (composite) adalah keluarga yang
perkawinannya berpoligami yang hidup secara bersama.
f. Keluarga kabitas (cahabitation) adalah dua orang menjadi satu
tanpa pernikahan tetapi membentuk suatu keluarga.

3. Peran Keluarga
a. Peranan ayah
Ayah sebagai suami dan ayah bagi anak-anak, berperan sebagai
pencari nafkah, pendidik, pelindung dan pemberi rasa aman, serta
sebagai anggota masyarakat dan lingkungannya.
b. Peran ibu
Sebagai istri dan ibu bagi anak-anaknya, ibu berperan sebagai
pengurus rumah tangga sebagai pengasuh, pendidik anak-anak,
pelindung dan sebagai salah satu kelompok dari lingkungannya, di
samping itu juga sebagai pencari nafkah tambahan.
c. Peranan anak
Anak-anak melaksanakan peranan psikologis sesuai dengan tingkat
perkembangan baik fisik, mental, sosial dan spiritual.
C. Konsep Dasar Neonatus
1. Pengertian neonatus
Neonatus adalah bayi yang lahir dengan berat lahir antara 2500 – 4000
gram, cukup bulan, lahir langsung menangis, dan tidak ada kelainan
congenital (cacat bawaan) yang berat (M. Sholeh 2007 dalam Marmi
dan Kukuh 2012).
Neonatus perlu menyesuaikan diri dari kehidupan intrauterine ke
kehidupan ekstrauterin. Tiga faktor yang memengaruhi perubahan
fungsi ini yaitu maturasi, adaptasi dan toleransi. Maturasi
mempersiapkan fetus untuk transisi dari kehidupan intrauterine ke
kehidupan ekstrauterin dan ini berhubungan lebih erat dengan masa
gestasi dibandingkan dengan berat badan lahir. Adaptasi diperlukan oleh
neonatus untuk dapat tetap hidup dalam lingkungan baru yang
dibandingkan dengan lingkungan selama menjadi fetus, kurang
menyenangkan. Toleransi yakni kemampuan tubuh bertahan terhadap
kondisi-kondisi abnormal seperti hipoksia, hipoglikemia, dan perubahan
pH yang dramatis dimana fatal bagi orang dewasa tetapi tidak bagi bayi.
Toleransi dan adaptasi berbanding terbalik bila dibandingkan dengan
maturasi. Makin matur neonatus, makin baik adaptasinya tetapi makin
kurang toleransinya (Hassan R, 2005).

2. Tanda-tanda neonatus normal Tanda-tanda neonatus normal adalah


appearance color (warna kulit) seluruh tubuh kemerahan, pulse (denyut
jantung) >100 x/menit, grimace (reaksi terhadap rangsangan)
menangis/batuk/bersin, activity (tonus otot) gerakan aktif, respiration
(usaha nafas) bayi menangis kuat. (Mochtar 1998 dalam Rukiyah 2012).
Kehangatan tidak terlalu panas (lebih dari 380C) atau terlalu dingin
(kurang dari 360C), warna kuning pada kulit (tidak pada konjungtiva),
terjadi pada hari ke-2 sampai ke-3 tidak biru, pucat, memar. Pada saat
diberi makan, hisapan kuat, tidak mengantuk berlebihan, tidak muntah.
Tidak juga terlihat tanda-tanda infeksi seperti tali pusat merah, bengkak,
keluar cairan, berbau busuk, berdarah. Dapat berkemih selama 24 jam,
tinja lembek, sering hijau tua, tidak ada lendir atau darah pada tinja, bayi
tidak menggigil atau tangisan kuat, dan tidak terdapat tanda: lemas,
mengantuk, lunglai, kejangkejang halus tidak bisa tenang, menangis
terus-menerus (Prawirohardjo 2002 dalam Rukiyah 2012).
Asuhan Kebidanan Neonatus Penilaian neonatus Pengkajian pertama
pada seorang bayi dilakukan pada saat lahir dengan menggunakan nilai
Apgar dan melalui pemeriksaan fisik singkat. Bidan atau penolong
persalinan menetapkan nilai Apgar. Pengkajian usia gestasi dapat
dilakukan dua jam pertama setelah lahir. Pengkajian fisik 8 yang lebih
lengkap diselesaikan dalam 24 jam (Bobak, dkk 1995 dalam Wijayarini,
Maria A dan Anugrah, Peter I 2005). Cara mengkaji nilai Apgar adalah
sebagai berikut (Sondakh, Jenny J.S 2013) :
1). Observasi tampilan bayi, misalnya apakah seluruh ubuh bayi
berwarna merah muda (2), apakah tubuhnya merah muda, tetapi
ekstremitasnya biru (1), atau seluruh tubuh bayi pucat atau biru (0).
2) Hitung frekuensi jantung dengan memalpasi umbilicus atau meraba
bagian atas dada bayi di bagian apeks 2 jari. Hitung denyutan selama
6 detik, kemudian dikalikan 10. Tentukan apakah frekuensi jantung
>100 (10 denyut atau lebih pada periode 6 detik kedua) (2), 100.
3) Respons bayi terhadap stimulus juga harus diperiksa, yaitu respons
terhadap rasa haus atau sentuhan. Pada bayi yang sedang diresusitasi,
dapat berupa respons terhadap penggunaan kateter oksigen atau
pengisapan. Tentukan apakah bayi menangis sebagai respons
terhadap stimulus (2), apakah bayi mencoba untuk menangis tetapi
hanya dapat merintih (1), atau tidak ada respons sama sekali (0).
4) Observasi tonus otot bayi dengan mengobservasi jumlah aktivitas dan
tingkat fleksi ekstremitas. Adakah gerakan aktif yang menggunakan
9 fleksi ekstremitas yang baik (2), adakah fleksi ekstremitas (1), atau
apakah bayi lemas (0).
5) Observasi upaya bernapas yang dilakukan bayi. Apakah baik dan kuat,
biasanya dilihat dari tangisan bayi (2), apakah pernapasan bayi
lambat dan tidak teratur (1), atau tidak ada pernapasan sama sekali
(0). Sedangkan prosedur penilaian Apgar adalah sebagai berikut
(Sondakh, Jenny J.S 2013) :
a. Pastikan bahwa pencahayaan baik, sehingga visualisasi warna
dapat dilakukan dengan baik, dan pastikan adanya akses yang
baik ke bayi.
b. Catat waktu kelahiran, tunggu 1 menit, kemudian lakukan
pengkajian pertama. Kaji kelima variabel dengan cepat dan
simultan, kemudian jumlahkan hasilnya.
c. Lakukan tindakan dengan cepat dan tepat sesuai dengan hasilnya,
misalnya bayi dengan nilai 0-3 memerlukan tindakan resusitasi
dengan segera.
d. Ulangi pada menit kelima. Skor harus naik bila nilai sebelumnya
8 atau kurang.
e. Ulangi lagi pada menit kesepuluh.
f. Dokumentasikan hasilnya dan lakukan tindakan yang sesuai.

D. Personal Hygine
1. Pengertian  Personal  Hygiene
Personal Hygiene berasal dari bahasa Yunani yaitu personal yang
artinya perorangan dan hygiene berarti sehat. Kebersihan seseoang
adalah suatu tindakan untuk memelihara kebersihan dan kesehatan
seseorang untuk kesejahteraan fisik dan psikis (Tarwoto, Wartonah,
2006 : 78).
Menurut Poter. Perawatan diri adalah salah satu kemampuan dasar
manusia dalam memenuhi kebutuhannya guna memepertahankan
kehidupannya, kesehatan dan kesejahteraan sesuai dengan kondisi
kesehatannya, klien dinyatakan terganggu keperawatan dirinya jika
tidak dapat melakukan perawatan diri ( Depkes 2000).
Perawatan Diri atau Kebersihan Diri (Personal Hygine) merupakan
perawatan diri sendiri yang dilakukan untuk mempertahankan
kesehatan baik secara fisik maupun psikologis. Macam-macam
Personal Hygien :
a. Perawatan diri pada kulit
Kulit merupakan salah satu bagian penting dari tubuh yang dapat
melindungi tubuh dari berbagai kuman atau trauma, yang mana
perawatan kulit seperti mandi bermanfaat untuk menghilangkan
atau membersihkan bau badan, keringat dan sel yang mati, serta
merangsang sirkulasi darah, dan membuat rasa nyaman.

b. Perawatan diri pada kuku tangan dan kaki


Menjaga kebersihan kuku merupakan salah satu aspek penting
dalam mempertahankan perawatan diri karena kuman dapat
masuk ke dalam tubuh melalui kuku. Yang bermanfaat mencegah
infeksi dan rasa nyaman pasien. Perawatan memotong kuku jari
tangan dan jari kaki untuk mencegah masuknya mikroorganisme
kedalam kuku yang panjang, dan Bau kaki dan cedera pada
jaringan lunak Sering kali klien tidak menyadari masalah pada
kuku tangan dan kaki sampai terjadi nyeri atau rasa tak nyaman.

c. Perawatan diri pada rambut


Rambut merupakan bagian dari tubuh yang memiliki fungsi
sebagai proteksi serta pengatur suhu, melalui rambut perubahan
status kesehatan diri dapat diidentifikasi. Rambut barmanfaat
mencegah infeksi daerah kepala. Untuk menjaga supaya rambut
kelihatan bersih dan tidak berketombe dianjurkan minimal sekali
seminggu keramas ( cuci rambut ) dengan memakai samphoo.
Samphoo berfungsi membersihkan rambut juga untuk
memberikan beberapa vitamin bagi rambut sehingga rambut
subur dan berkilau.

d. Perawatan diri pada mulut dan gigi


Gigi dan mulut harus dipertahankan kebersihannya sebab melalui
organ ini kuman dapat masuk. Sehingga menyikat gigi bertujuan
untuk menghilangkan plak yang dapat menyebabkan gigi
berlubang ( Caries ) dan menyebabkan sakit gigi. .Sebagaiman
kita ketahui gigi berfungsi disamping untuk keindahan juga
untuk mengunyah makanan , jika terjadi sakit gigi apalagi kalau
gigi ompong maka sangat menyulitkan untuk makan.

e. Kebutuhan kebersihan lingkungan pasien


Pemenuhan kebutuhan kebersihan lingkungan pasien yang
dimaksud disini adalah kebersihan pada tempat tidur. Melalui
kebersihan tempat tidur diharapkan pasien dapat tidur dengan
nyaman tanpa ada gangguan selama tidur sehingga dapat
membantu proses penyembuhan.
2. Tujuan Personal Hygiene
Tujuan personal hygiene (Tarwoto dan
Mwartonah.2006,Ambarwati,E.R  dan Sunarsih T.2009)
1. Meningkatkan derajat kesejahteraan seseorang
2. Memelihara kebersihan diri seseorang
3. Memperbaiki personal hygiene yang kurang
4. Pencegahan penyakit
5. Meningkatkan percaya diri seseorang menciptakan keindahan
BAB III

TINJAUAN KASUS

FORMAT PENGKAJIAN/SURVEY DATA KELUARGA

A. IDENTITAS KELUARGA
Nama Kepala Keluarga : ……………………………………
Jenis kelamin : .........................................................
Umur : .........................................................
Agama : .........................................................
Suku bangsa : .........................................................
Pendidikan : .........................................................
Pekerjaan : .........................................................
Alamat : RT 002 RW 002 NO......Desa : ..........

B.KOMPOSISI KELUARGA

No Inisial JK Hub Umur pendidikan perkerjaan Status Ket


(thn) kes

a. Bentuk atau Tipe Keluarga : Keluarga besar


b. Suku Bangsa : sentani indonesia
c. Agama : Kristen

d. Genogram: (minimal 3 generasi)


Keterangan :

e. Riwayat Penyakit dalam Keluarga 1tahunterakhir (Semua Jenis Penyakit)


Jenis Jenis Penyakit
NO Nama Umur Tempat Berobat
kelamin

a. Jika Tidak Berobat Ke Rs/ Puskesmas Tindakan Apa yang Biasa


Dilakukan Untuk Mengurangi Penyakit?
1)Riwayat kesehatan masing-masing anggota keluarga

1. Ayah
Status nutrisi : BB= kg, TB=cm, BMI=
2. Ibu
Status nutrisi : BB= kg, TB= cm, BMI=

3. Anak
Status nutrisi : BB= kg, TB= cm, BMI

Pemeriksaan Fisik Keluarga – Head To Toe

NO. PEMERIKSAAN KK IK AK 1 AK2 AK3


1. Penampilan
2. Kesadaran
3. Tanda-ta nda vital
 Tekanan darah
 Nadi
 Respirasi
 Suhu
4. Kepala
 Bentuk
 Rambut
 Kulit kepala
5 Wajah
 Warna kulit wajah
 Ekspresi wajah
 Struktur wajah
6. Mata 
Bentuk
 Konjungtiva
 Sclera

Fungsi penglihatan
7. Hidung
Bentuk
Fungsi penciuman
8. Telinga
 Bentuk
 Fungsi pendengaran
9. Mulut
 Bentuk
 Bibir
 Gigi dan gusi
 Lidah dan rongga
mulut
10. Leher
 Bentuk
 JVP
 Perubahan suara
11 Integument dan Kulit
 Inspeksi
(Kebersihan/Kelainan
)
 Palpasi (kehangatan,
kelembapan, tekstur
dan turgor)
12 Payudara dan ketiak
 Inspeksi
 Palpasi
13 Pemeriksaan Thorax
 Inspeksi
 Palpasi
 Auskultasi
14 Pemeriksaan Jantung
 Inspeksi
 palpasi
 Perkusi
 Auskultasi
15. Abdomen
 Inspeksi
 Auskultasi
 Palpasi
 Perkusi
16. Pemeriksaan Muskuloskeletal
(Ekstremitas)
• Atas
 Inspeksi
 Keadaan otot
(Kesimetrisan &
kekuatan otot)
• Bawah
 Inspeksi
 Keadaan otot
(Kesimetrisan &
kekuatan otot)
17 Pemeriksaan Neurologi
 Tingkat kesadaran
 Fungsi motorik
 Fungsi sensorik
 Reflek tendon
18 Reflek Reflek Fisiologis
 (Reflek bisep,
trisep, brachialis,
patella, dan achilles)
 Reflekk patologis
(bila perlu): Refleks
Babinski
10. Pengambilan Keputusan Dalam Keluarga
Suami Istri Suami dan istri lain-lain

10. Kematian Dalam Setahun Terakhir:


Bulan dan tahun Sebab
NO Nama JK Keterangan
kematian kematian

ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI


BARU LAHIR/ NEONATUS USIA JAM/
HARI............................NORMAL
DI…………………………………….

NO. REGISTER : ……………….

TGL / JAM MASUK : ……………….

DI RAWAT DI RUANG : ……………….

A. Data Subyektif
1. Identitas/ Biodata Bayi

Nama bayi :
Umur bayi :

Tanggal/ jam lahir :

Jenis kelamin :

2. Identitas Orang Tua

Nama Ibu : Nama Ayah :

Umur : Umur :

Suku / Kebangsaan : Suku / Kebangsaan :

Agama : Agama :

Pendidikan : Pendidikan :

Pekerjaan : Pekerjaan :

Alamat : Alamat :

No. Telp : No. Telp :

3. Keluhan :

4. Riwayat kehamilan

 Status obstetrik : G..P..A..

 Komplikasi pada kehamilan :

 Kebiasaan waktu hamil :

5. Riwayat Persalinan

 Tanggal/ jam persalinan :

 Jenis persalinan :

 Penolong :

 Lama persalinan

Kala I :

Kala II :

Kala III :
Kala IV :

 Kondisi air ketubah :

 Komplikasi /penyulit dalam persalinan

Ibu :

Bayi :

6. Keadaan Bayi Baru Lahir

 Segera menangis :

 IM
D

B. Data subyektif
Tanggal / jam :
1. Pemeriksaan fisik umum :
 Keadaaan umum :
 Tanda-tanda vital
Denyut jantung :
Suhu :
Pernafasan :
 Antropometri
BB
TB
LK
LD
LILA
 Pemeriksaan apgar score

 Pemeriksaan Fisik Khusus (Inspeksi, palpasi, auskultasi,


perkusi)
 Kepala :

 Mata :

 Hidung :

 Mulut :

 Telinga :

 Leher :

 Klavikula :

 Dada :

 Payudara :

 Abdomen :

 Tali pusat :

 Ekstremitas

Bawah

Atas

 Punggung :

 Genetalia :

 Anus :

 Kulit :

3. Pemeriksaan Reflek

 Morro :

 Rooting :

 Sucking :

 Grasping :

 Tonic Neck :
 Babinski :
4. Pemeriksaan Penunjang (Diagnostik/Obstetrik/Gynekologi)

II. INTERPRETASI DATA DASAR

D
i
a
g
n
o
s
a

K
e
b
i
d
a
n
a
n

D
a
t
a

D
a
s
a
r
DS :

DO :

Masalah :

Kebutuhan :
III. DIAGNOSA/ MASALAH POTENSIAL

IV. ANTISIPASI TINDAKAN SEGERA

V. PLANNING/ PERENCANAAN

VI. IMPLEMENTASI/PELAKSANAAN

VII.EVALUASI

D. KEBUTUHAN DALAM HIDUP SEHARI-HARI


1. Kebutuhan Nutrisi
a. Pengadaan makanan keluarga sehari-hari :
( ) Membeli ( )Memasak sendiri ( ) Lain-lain..................
b. Komposisi jenis makanan
Jenis Makanan Tidak Pernah Kadang-kadang Selalu Ada
Makanan pokok
Lauk pauk :
Protein Hewani
Protein nabati
Sayur, buah, susu
c. Cara penyajian makanan
( ) Terbuka ( ) Tertutup ( ) Kadang-kadang tertutup

d. Pantangan terhadap makanan dalam keluarga


( ) Tidak ada ( )Ada, sebutkan.......................................................

e. Sumber Air untuk keperluan sehari-hari:


( ) air pam ( ) air hujan

( ) dari mata air/sumur bor( ) Danau/sungai

f. Kebiasaan keluarga dalam mengelola air minum


( ) Tidak dimasak ( ) Kadang-kadang dimasak

( ) Dimasak( ) Air Kemasan/Galon

g. Kebiasaan keluarga dalam mengolah makanan


( ) Tidak dicuci ( ) Dipotong-potong baru dicuci

( ) Dicuci baru dipotong

h. Bagaimana kebiasaan makan dalam keluarga


( ) Bersama ( ) Sendiri-sendiri ( ) Lain-lain.......................

2. Istirahat dan Tidur


a. Apakah setiap anggota keluarga mempunyai kebiasaan tidur pada siang
hari ?
( ) Ya ( ) Tidak

b. Apakah setiap anggota keluarga memiliki kamar tidur masingmasing ?


( ) Ya ( ) Tidak

Bila tidak, bagaimana cara pembagian kamarnya ............................


c. Bila ada anggota keluarga sulit tidur
bagaimana cara
mengatasinya? ..................................................................................
3.Aktifitas Olahraga

a. Apakah keluarga senang olah raga ?


( ) Tidak ( ) Ya, Sebutkan jenisnya...................................
b. Kapan olahraga biasa dilakukan ?
( ) Setiap hari ( ) Tidak tentu ( ) Setiap minggu

( ) Lain-lain........................................................................................
c. Apakah semua anggota keluarga mengikutinya
( ) Ya ( ) Tidak, alasannya.............................................

4.Kebersihan Diri

a.Mandi : ...............................X per hari


b.Sikat gigi : ................................X per hari
c.Cuci rambut : ................................X per minggu

E. STATUS SOSIAL EKONOMI


1. Apakah setiap anggota keluarga sudah mempunyai penghasilan sendiri
( ) Ya ( ) Tidak

2. Apakah penghasilan digunakan untuk kepentingan keluarga


( ) Ya ( ) Tidak

3. Bila digabung pendapatan keluarga sebulan


( ) < 500.000

( ) 500.000- 900.000

( ) >900.000 – 2.000.000

( ) > 2.000.000

4. Apakah penghasilan keluarga mencukupi untuk biaya hidup sehari-hari


( ) Ya ( ) Tidak

5. Bilatidak apa yangdilakukan...................................................................


6. Apakah ada anggota keluarga yang mempunyai tabungan ( ) Tidak ( )
Ya, Siapa ?
7. Siapakah pengelola keuangan dalam keluarga
( ) Ayah ( ) ibu ( ) lain-lain

F. AKTIVITAS REKREASI ANGGOTA KELUARGA


1. Apakah keluarga mempunyai kebiasaan rekreasi yang teratur ?
( )Ya, frekuensi perbulan..............................................

( )Tidak, Karena................................................................

2. Lokasi yang sering dikunjungi keluarga untuk rekreasi ( ) Luar Kota (


) Dalam kota
( ) Lain-lain, sebutkan................................................

3. Apakah setiap anggota keluarga menggunakan waktu senggangnya dengan hal


yang bermanfaat ( ) Ya ( ) Tidak,
siapa..........................berapa usianya,.............

kegiatan apa yang dilakukannya.......................................

4. Apakah kegiatan tersebut berpengaruh tidak baik untuk dirinya


( ) Tidak

( ) Ya, terhadap aspek apa...........................................................

5. Apakah kegiatan tersebut berpengaruh tidak baik terhadap kehidupan


keluarganya?
( ) Tidak

( ) Ya, apa bentuknya.................................................

G. RIWAYAT DAN TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA


1. Tahapperkembangan keluarga saat ini...............................................
2. Tugas perkembangan keluarga yang belum terpenuhi ....................
3. Riwayat kesehatan keluarga inti .........................................
4. Riwayat kesehatan keluarga sebelumnya .........................
5. DATA LINGKUNGAN
a Jenis rumah
( ) Papan ( ) Batu ( ) Semi

b Jenis bangunan
( ) Non permanen ( ) semi permanen ( ) Permanen
c Luas pekarangan :..........................................m2 Luas
bangunan : .........................................m2
d Status rumah:
( ) Sewa/kontrakan ( ) Milik pribadi ( ) Numpang

( ) Lain-lain......................................................

e Adakah ventilasi dirumah


( ) Ya ( ) Tidak

Bila ya,

( ) Cukup ( ) Tidak Cukup

f Pencahaya dalam rumah:


( ) Terang ( ) Remang ( ) Gelap

g Sumber Penerangan
( ) PLN ( ) PLTS ( ) Petromak ( ) Lilin( ) Lentera/pelita

h Lantai rumah
( ) Tanah ( ) Semen ( ) Kayu/papan ( ) tehel/keramik

i Sumber Air bersih:


( ) Sumur/Pompa ( ) Mata Air ( ) PDAM ( ) Air hujan

j Status air yang diminum:


( ) Dimasak ( ) Tidak Dimasak ( ) air gallon/kemasan

k Kondisi Air :
( ) Memenuhi syarat kesehatan ( ) Tidak memenuhi syarat kesehatan

l Kebersihan lingkungan rumah


( ) Bersih ( ) Cukup ( ) Kotor

m Penanganan Sampah
( ) Dibakar ( ) Ditanam ( ) Bak Sampah Umum

( ) Tempat Terbuka ( ) Sungai/danau

n SPAL :
( ) Selokan/Got ( ) Empang

( ) danau/sungai ( ) Sembarangan

o Pembuangan Tinja :
( ) Septik Tank ( ) Cemplung

( ) Plesengan ( )sungai ( ) Sembarangan tempat

p Kandang : Ada/Tidak Jenis binatang: .............


q Denah Rumah (lengkap dengan ukurannya)
I. KEBIASAAN BEROBAT KELUARGA
1. Apakah keluarga berobat bila terdapat anggota keluarga yang sakit
( )Ya ( )Tidak

Bila Ya, dilakukan dimana:


( ) rumah sakit ( )Puskesmas ( ) Dll
( ) bidan/dokter ( ) Dukun tradisional Bila
Tidak, alasan:
( ) YanKes jauh ( ) Menggunakan obat tradisional

( ) berobat sendiri ( ) Dll

J. FASILITAS/ SARANA KESEHATAN


1. Apakah di Desa ini ada dana sehat ?
( ) Ada ( ) Tidak ada

2. Jika ada apakah keluarga ikut serta:


( ) Ya ( ) Tidak, alasan ...........

3. Apakah di Desa ini ada Polindes ? Ada/ Tidak ada


4. Jika ada, apakah keluarga memanfaatkan
( ) Ya ( ) Tidak, alasan ......................

5. Jarak rumah dengan fasilitas kesehatan : ........ m


6. Jenis transportasi yang digunakan ke pelayanan kesehatan, (pilih salah satu)
( ) Angkutan kota ( ) Ojek

( ) Jalan kaki ( ) Lain-lain (sebutkan), .............

Tanggal pengambilan data : …………………………


Sumber data : ………………………...
Pengambil data :………………….………

BAB IV

KESENJANGAN TEORI

BAB V
PENUTUP

Anda mungkin juga menyukai