Disusun Oleh :
DIAN WIDYA WATI
A022818013
T.A 2021/2022
HALAMAN PENGESAHAN
Diketahuioleh :
Mahasiswa/i
Dian widyawati
LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI KELUARGA BINAAN
Saya yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan bersedia untuk turut
berpatisipasi menjadi keluarga binaan yang dilakukan oleh Dian Widyawati mahasiswa
(STIKES) Diploma III Kebidanan, dengan judul: “Manajemen Asuhan Kebidanan
Keluarga Binaan Pada By “R” Umur 5 Hari dengan masalah pustule dan personal
hygiene” Saya menjadi keluarga binaan tanpa paksaan dari pihak manapun karena saya
mengetahui bahwa keterangan yang saya berikan sangaat bermanfaat bagi kelanjutan
klien ini.
( ………………………..)
KATAPENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang MahaKuasa yang telah memberikan rahmat
dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Keluarga Binaan
dengan judul "”.
Dalam penyusunan Laporan Keluarga Binaan ini penulis banyak mendapatkan masukan
dan bimbingan dari berbagai pihak. Adapun tujuan dibuatnya Laporan Keluarga Binaan
ini sebagai syarat pelaksanaan Praktek Kebidanan Komunitas. Dalam kesempatan ini
penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan
dukungan baik moril maupun materil, sehingga laporan ini dapat terlesaikan. Untuk itu
penulis mengharapkan saran dan kritik dari pembaca yang sifatnya membangun guna
menyempurnakan dimasa yang akan datang.
Halaman
COVER ................................................................................................. i
HALAMAN PENGESAHAN............................................................... ii
LEMBAR PERSETUJUAN………………………………………… iii
KATA PENGANTAR .......................................................................... iv
DAFTAR ISI ......................................................................................... v
A. Latar Belakang
Latar Belakang Neonatus adalah bayi baru lahir yang berusia sampai 28 hari,
dimana terjadi perubahan yang sangat besar dari kehidupan dalam rahim
menjadi diluar rahim. Pada masa ini terjadi penyesuaian fisiologis dan adaptasi
dari kehidupan intrauterine ke ekstrauterin. Kematian neonatal dapat terjadi
pada periode bulan pertama kehidupan luar rahim. Kurang baiknya penanganan
bayi baru lahir sehat menyebabkan kelainan-kelainan yang akan
mengakibatkan cacat seumur hidup bahkan kematian. Hal tersebut merupakan
tantangan dalam dunia kesehatan yang harus dapat diatasi atau paling tidak
memperkecil kemungkinan untuk terjadinya komplikasi. Kejadian kematian
pada neonatal sangat di tentukan oleh kualitas pelayanan kesehatan yang
dipengaruhi oleh perawatan pada saat kehamilan, persalinan oleh tenaga
kesehatan dan perawatan bayi baru lahir. Hal ini dapat dilihat dari indikator
Angka Kematian Neonatus (AKN) menurut WHO tahun 2016 secara global,
jumlah kematian neonatal menurun dari 5,1 juta di tahun 1990 menjadi 2,6 juta
pada tahun 2016.
Penelitian telah menunjukkan bahwa 50% kematian bayi terjadi dalam periode
neonatal (bulan pertama kehidupan) yang mengalami kegawatdaruratan, seperti
asfiksi neonatorum, ikterus, sepsis, tetanus, hipotermi, hipoglikemi, kejang dan
perdarahan tali pusat. Berdasarkan hasil Survei Demografi dan Kesehatan
Indonesia (SDKI) tahun 2012, AKN sebesar 19 per 1000 kelahiran hidup. Hal
ini 2 sudah dibawah capaian nasional dan target MDGs untuk Indonesia pada
tahun 2015, AKB sebesar 23 per 1000 kelahiran hidup. Sedangkan menurut
data Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Timur, masalah yang terkait dengan
Kesehatan Ibu dan Anak (KIA), pada tahun 2015 AKN mencapai 25,3 per 1000
kelahiran hidup. Sehingga AKN Jatim sampai dengan tahun 2015 masih diatas
target MDGs (Profil Kesehatan Jawa Timur, 2015). Angka kematian bayi tahun
2015 berdasarkan survey Dinas Kesehatan Kabupaten Malang, yaitu 2,67 per
1000 kelahiran hidup, 105 bayi meninggal (21 bayi meninggal tiap bulannya)
(Dinas Kesehatan Kabupaten Malang, 2015). Angka ini merupakan salah satu
indikator derajat kesehatan bangsa. Tingginya angka kematian bayi dapat
menjadi petunjuk bahwa pelayanan maternal dan neonatal kurang baik, untuk
itu dibutuhkan upaya untuk menurunkan angka kematian bayi tersebut.
Beberapa upaya kesehatan dilakukan untuk mengendalikan resiko ini adalah
mengupayakan agar persalinan dapat dilakukan oleh tenaga kesehatan di faskes
serta menjamin tersedianya pelayanan kesehatan sesuai standar pada kunjungan
bayi baru lahir.
Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan di BPM Kartini, Desa
Pandanrejo, Wagir, Malang, jumlah kelahiran pada bulan Januari 2017
sampai Desember 2017 terdapat 118 kelahiran dengan tidak adanya angka
kematian neonatus. Akan tetapi, masih terdapat neonatus dengan resiko yaitu
BBLR sebesar 1,2% yang apabila terlambat dalam penanganan akan
menyebabkan cacat seumur hidup bahkan meningkatkan angka kematian
neonatus. Upaya yang dilakukan untuk masalah tersebut adalah tindakan
sesuai wewenang bidan, dengan melakukan kolaborasi bersama dokter dan
melakukan rujukan. Data yang 3 diperoleh dari indikator pelayanan kesehatan
neonatus pada cakupan KN1 semuanya telah mendapatkan kunjungan
neonatal lengkap, namun pada cakupan KN3 terjadi penurunan dari 97%
tahun 2016 menjadi 95% tahun 2017, sehingga pelayanan kesehatan
kunjungan neonatus akan ditingkatkan sesuai dengan standar kebidanan, dari
data tersebut dapat disimpulkan bahwa indikator pelayanan kesehatan
neonatus masih berada di bawah target pencapaian, maka dengan adanya hal
tersebut diperlukan upaya pemberian Asuhan Kebidanan Neonatus sejak dini
secara komprehensif dan melakukan upaya promotif dan preventif untuk
mengantisipasi terjadinya komplikasi pada neonatus. Melihat adanya risiko
kematian yang tinggi dan berbagai komplikasi pada minggu pertama, maka
setiap neonatus harus mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai standar lebih
sering dalam minggu pertama. Langkah ini dilakukan untuk menemukan
secara dini jika terdapat penyakit atau tanda bahaya pada neonatus sehingga
pertolongan dapat segera diberikan. Kunjungan neonatus merupakan salah
satu intervensi untuk meningkatkan derajat kesehatan neonatus dan
menurunkan angka kematian neonatus. Upaya pemerintah untuk menurunkan
AKN adalah program Kunjungan Neonatus (KN) sebanyak 3 kali yaitu : pada
usia 6-48 jam setelah lahir (KN1), 3-7 hari setelah lahir (KN2), dan 8-28 hari
setelah lahir (KN3).
Dari uraian yang sudah dibahas maka asuhan neonatal sangat diperlukan
untuk meningkatkan status kesehatan neonatus.
B. Rumusan Masalah
Bagaimana Asuhan Kebidanan Komunitas Neonatus pada by “R” umur 5 hari
dengan masalah pustul dan personal hygiene
Tujuan
1. Tujuan umum
Mampu memberi asuhan kebidanan Neonatus pada By ‘R’ umur 5 Hari dengan
masalah pustul dan personal hygiene
2. Tujuan khusus
a. Pengumpulan data Asuhan Kebidanan Komunitas Neonatus pada by “R”
umur 5 hari dengan masalah pustul dan personal hygiene.
b. Interprestasi data Asuhan kebidanan Komunitas Neonatus pada by “R”
umur 5 hari dengan masalah pustul dan personal hygiene.
c. Identifikasi masalah dan diagnose potensial Neonatus pada by “R” umur 5
hari dengan masalah pustul dan personal hygiene.
C. Manfaat
1. Manfaat bagi institusi pendidikan
a. Mampu memperolehbagaimana cara penyelenggaraan dan pengelolaan
manajemen kebidanan komunitas.
b. Menjadikan lulusannya lebih memiliki pengalaman dan wawasan yang lebih
komprehensif, holistik, dan aktif terhadap situasi dan kondisi yang berbeda
dari tempat asalnya.
c. Menambah ilmu pengetahuan dan wawasan bagi mahasiswa.
2. Manfaat bagi keluarga binaan
a. Dapat menjadi motivasi dan koreksi dalam peningkatan derajat kesehatan
khususnya di dalam keluarga.
b. Sebagai masukan dalam menyelesaikan masalah kesehatan di dalam
keluarga.
c. Sebagai motivasi untuk menjadikan hidup lebih sehat.
3. Manfaat bagi mahasiswa
a. Dapat menerapkan asuhan pelayanan kebidanan komunitas secara
langsung sesuai dengan teori yang sudah di dapatkan di bangku kuliah.
b. Memperoleh pengalaman nyata dalam kehidupan bermasyarakat
khususnya dalam pengembangan dan pengorganisasian masalah
kesehatan dikaitkan dengan pelayanan manajemen kebidanan komunitas.
c. Mampu mengenal budaya, bahasa, dan adat kebiasaan masyarakat sehari-
hari
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Kebidanan komunitas
Konsep adalah kerangka ide yang mengandung suatu pengertian tertentu.
Kebidanan berasal dari kata “Bidan” yang artinya adalah seseorang yang
telah mengikuti pendidikan tersebut dan lulus serta terdaftar atau mendapat
ijin melakukan praktek kebidanan. Sedangkan kebidanan sendiri mencakup
pengetahuan yang dimiliki bidan dan kegiatan pelayanan yang dilakukan
untuk menyelamatkan ibu dan bayi yang dilahirkan.
Komunitas adalah kelompok orang yang berada di suatu lokasi tertentu.
Sarana kebidanan komunitas adalah ibu dan anak balita yang berada dalam
keluarga dan masyarakat. Pelayanan kebidanan komunitas dilakukan diluar
rumah sakit. Kebidanan komunitas dapat juga merupakan bagian atau
kelanjutan pelayanan kebidanan yang diberikan di rumah sakit. Pelayanan
kesehatan ibu dan anak di lingkungan keluarga merupakan kegiatan
kebidanan komunitas.
Asuhan kebidanan komunitas adalah merupakan bagian integral dari sistem
pelayanan kesehatan, khususnya dalam pelayanan kesehatan ibu, anak dan
Keluarga Berencana(Syahlan, 2011).
B. Konsep Keluarga
Keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang bergabung karena
hubungan darah, perkawinan atau adopsi, hidup dalam satu rumah tangga,
saling berinteraksi satu sama lainnya dalam perannya dan menciptakan dan
mempertahankan.
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala
keluarga, anggota keluarga lainnya yang berkumpul dan tinggaldalam satu
rumah tangga karena pertalian darah dan ikatan perkawinan atau adopsi
(Mubarak, 2010).
1. Struktur Keluarga
a. Patrilineal adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara,
sedarah dalam beberapa generasi dimana hubungan itu disusun
melalui jalur garis ayah.
b. Matrilineal adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara
dalam beberapa generasi dimana hubungan itu disusun melalui jalur
garis ibu.
c. Matrilokal adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga
sedarah istri.
d. Patrilokal adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga
sedarah suami.
e. Keluarga kawinan adalah hubungan suami istri sebagai dasar bagi
pembinaan keluarga dan beberapa sanak saudara yang menjadi bagian
keluarga karena adanya hubungan dengan suami atau istri.
3. Peran Keluarga
a. Peranan ayah
Ayah sebagai suami dan ayah bagi anak-anak, berperan sebagai
pencari nafkah, pendidik, pelindung dan pemberi rasa aman, serta
sebagai anggota masyarakat dan lingkungannya.
b. Peran ibu
Sebagai istri dan ibu bagi anak-anaknya, ibu berperan sebagai
pengurus rumah tangga sebagai pengasuh, pendidik anak-anak,
pelindung dan sebagai salah satu kelompok dari lingkungannya, di
samping itu juga sebagai pencari nafkah tambahan.
c. Peranan anak
Anak-anak melaksanakan peranan psikologis sesuai dengan tingkat
perkembangan baik fisik, mental, sosial dan spiritual.
C. Konsep Dasar Neonatus
1. Pengertian neonatus
Neonatus adalah bayi yang lahir dengan berat lahir antara 2500 – 4000
gram, cukup bulan, lahir langsung menangis, dan tidak ada kelainan
congenital (cacat bawaan) yang berat (M. Sholeh 2007 dalam Marmi
dan Kukuh 2012).
Neonatus perlu menyesuaikan diri dari kehidupan intrauterine ke
kehidupan ekstrauterin. Tiga faktor yang memengaruhi perubahan
fungsi ini yaitu maturasi, adaptasi dan toleransi. Maturasi
mempersiapkan fetus untuk transisi dari kehidupan intrauterine ke
kehidupan ekstrauterin dan ini berhubungan lebih erat dengan masa
gestasi dibandingkan dengan berat badan lahir. Adaptasi diperlukan oleh
neonatus untuk dapat tetap hidup dalam lingkungan baru yang
dibandingkan dengan lingkungan selama menjadi fetus, kurang
menyenangkan. Toleransi yakni kemampuan tubuh bertahan terhadap
kondisi-kondisi abnormal seperti hipoksia, hipoglikemia, dan perubahan
pH yang dramatis dimana fatal bagi orang dewasa tetapi tidak bagi bayi.
Toleransi dan adaptasi berbanding terbalik bila dibandingkan dengan
maturasi. Makin matur neonatus, makin baik adaptasinya tetapi makin
kurang toleransinya (Hassan R, 2005).
D. Personal Hygine
1. Pengertian Personal Hygiene
Personal Hygiene berasal dari bahasa Yunani yaitu personal yang
artinya perorangan dan hygiene berarti sehat. Kebersihan seseoang
adalah suatu tindakan untuk memelihara kebersihan dan kesehatan
seseorang untuk kesejahteraan fisik dan psikis (Tarwoto, Wartonah,
2006 : 78).
Menurut Poter. Perawatan diri adalah salah satu kemampuan dasar
manusia dalam memenuhi kebutuhannya guna memepertahankan
kehidupannya, kesehatan dan kesejahteraan sesuai dengan kondisi
kesehatannya, klien dinyatakan terganggu keperawatan dirinya jika
tidak dapat melakukan perawatan diri ( Depkes 2000).
Perawatan Diri atau Kebersihan Diri (Personal Hygine) merupakan
perawatan diri sendiri yang dilakukan untuk mempertahankan
kesehatan baik secara fisik maupun psikologis. Macam-macam
Personal Hygien :
a. Perawatan diri pada kulit
Kulit merupakan salah satu bagian penting dari tubuh yang dapat
melindungi tubuh dari berbagai kuman atau trauma, yang mana
perawatan kulit seperti mandi bermanfaat untuk menghilangkan
atau membersihkan bau badan, keringat dan sel yang mati, serta
merangsang sirkulasi darah, dan membuat rasa nyaman.
TINJAUAN KASUS
A. IDENTITAS KELUARGA
Nama Kepala Keluarga : ……………………………………
Jenis kelamin : .........................................................
Umur : .........................................................
Agama : .........................................................
Suku bangsa : .........................................................
Pendidikan : .........................................................
Pekerjaan : .........................................................
Alamat : RT 002 RW 002 NO......Desa : ..........
B.KOMPOSISI KELUARGA
1. Ayah
Status nutrisi : BB= kg, TB=cm, BMI=
2. Ibu
Status nutrisi : BB= kg, TB= cm, BMI=
3. Anak
Status nutrisi : BB= kg, TB= cm, BMI
Fungsi penglihatan
7. Hidung
Bentuk
Fungsi penciuman
8. Telinga
Bentuk
Fungsi pendengaran
9. Mulut
Bentuk
Bibir
Gigi dan gusi
Lidah dan rongga
mulut
10. Leher
Bentuk
JVP
Perubahan suara
11 Integument dan Kulit
Inspeksi
(Kebersihan/Kelainan
)
Palpasi (kehangatan,
kelembapan, tekstur
dan turgor)
12 Payudara dan ketiak
Inspeksi
Palpasi
13 Pemeriksaan Thorax
Inspeksi
Palpasi
Auskultasi
14 Pemeriksaan Jantung
Inspeksi
palpasi
Perkusi
Auskultasi
15. Abdomen
Inspeksi
Auskultasi
Palpasi
Perkusi
16. Pemeriksaan Muskuloskeletal
(Ekstremitas)
• Atas
Inspeksi
Keadaan otot
(Kesimetrisan &
kekuatan otot)
• Bawah
Inspeksi
Keadaan otot
(Kesimetrisan &
kekuatan otot)
17 Pemeriksaan Neurologi
Tingkat kesadaran
Fungsi motorik
Fungsi sensorik
Reflek tendon
18 Reflek Reflek Fisiologis
(Reflek bisep,
trisep, brachialis,
patella, dan achilles)
Reflekk patologis
(bila perlu): Refleks
Babinski
10. Pengambilan Keputusan Dalam Keluarga
Suami Istri Suami dan istri lain-lain
A. Data Subyektif
1. Identitas/ Biodata Bayi
Nama bayi :
Umur bayi :
Jenis kelamin :
Umur : Umur :
Agama : Agama :
Pendidikan : Pendidikan :
Pekerjaan : Pekerjaan :
Alamat : Alamat :
3. Keluhan :
4. Riwayat kehamilan
5. Riwayat Persalinan
Jenis persalinan :
Penolong :
Lama persalinan
Kala I :
Kala II :
Kala III :
Kala IV :
Ibu :
Bayi :
Segera menangis :
IM
D
B. Data subyektif
Tanggal / jam :
1. Pemeriksaan fisik umum :
Keadaaan umum :
Tanda-tanda vital
Denyut jantung :
Suhu :
Pernafasan :
Antropometri
BB
TB
LK
LD
LILA
Pemeriksaan apgar score
Mata :
Hidung :
Mulut :
Telinga :
Leher :
Klavikula :
Dada :
Payudara :
Abdomen :
Tali pusat :
Ekstremitas
Bawah
Atas
Punggung :
Genetalia :
Anus :
Kulit :
3. Pemeriksaan Reflek
Morro :
Rooting :
Sucking :
Grasping :
Tonic Neck :
Babinski :
4. Pemeriksaan Penunjang (Diagnostik/Obstetrik/Gynekologi)
D
i
a
g
n
o
s
a
K
e
b
i
d
a
n
a
n
D
a
t
a
D
a
s
a
r
DS :
DO :
Masalah :
Kebutuhan :
III. DIAGNOSA/ MASALAH POTENSIAL
V. PLANNING/ PERENCANAAN
VI. IMPLEMENTASI/PELAKSANAAN
VII.EVALUASI
( ) Lain-lain........................................................................................
c. Apakah semua anggota keluarga mengikutinya
( ) Ya ( ) Tidak, alasannya.............................................
4.Kebersihan Diri
( ) 500.000- 900.000
( ) >900.000 – 2.000.000
( ) > 2.000.000
( )Tidak, Karena................................................................
b Jenis bangunan
( ) Non permanen ( ) semi permanen ( ) Permanen
c Luas pekarangan :..........................................m2 Luas
bangunan : .........................................m2
d Status rumah:
( ) Sewa/kontrakan ( ) Milik pribadi ( ) Numpang
( ) Lain-lain......................................................
Bila ya,
g Sumber Penerangan
( ) PLN ( ) PLTS ( ) Petromak ( ) Lilin( ) Lentera/pelita
h Lantai rumah
( ) Tanah ( ) Semen ( ) Kayu/papan ( ) tehel/keramik
k Kondisi Air :
( ) Memenuhi syarat kesehatan ( ) Tidak memenuhi syarat kesehatan
m Penanganan Sampah
( ) Dibakar ( ) Ditanam ( ) Bak Sampah Umum
n SPAL :
( ) Selokan/Got ( ) Empang
( ) danau/sungai ( ) Sembarangan
o Pembuangan Tinja :
( ) Septik Tank ( ) Cemplung
BAB IV
KESENJANGAN TEORI
BAB V
PENUTUP