Anda di halaman 1dari 32

ASUHAN KEPERAWATAN RESIKO BUNUH DIRI PADA TN.

DENGAN SKIZOFRENIA PARANOID DI RUANG MAWAR


RSJ. Dr. YAUNIN PADANG

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 4

ANGGIA FLOSTY AMARHA RESKIA BANI PUTRI

DEA ANANDA HARUMMIA QORIZAH

VANIA ARIANTI

DOSEN PEMBIMBING :

Ns. Amelia Susanti M.kep,Sp.kep.j

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN ALIFAH PADANG

2022/2023
I. PENGKAJIAN

a. identitas

1.Pasien

Nama : Tn.M

Tempat, tanggal lahir : padang , 31 Desember 1987

Umur : 29 tahun

Jenis kelamin : Laki-laki

Alamat : jln.raya ampang

Suku, bangsa : caniago, Indonesia

Pekerjaan : wiraswasta

Pendidikan : SMA

Status : Menikah

Tanggal masuk RS : 29 April 2022

No. RM : 798648

Diagnosa medis : Skizofrenia Paranoid


2.Penanggung jawab
Nama : Ny.N

Umur : 25 Tahun

Jenis kelamin : Perempuan

Pekerjaan : IRT

Alamat : jln.raya kalumbuk


Hubungan dengan pasien : Istri

B. ALASAN MASUK

Pasien mengatakan ingin mati saja dan mencoba bunuh diri dengan
menusukan pisau ke bagian perut kanannya dan mencoba meminum
racun hama tanaman. Keluarga pasien mengatakan bahwa pasien
mengalami perubahan sejak seminggu yang lalu, pasien tidak mau
makan selama seminggu karena merasa ingin mati saja dan pasien
mengalami kesulitan tidur khususnya malam hari.

C. FAKTOR PRESIPITASI

Pasien mengatakan putus asa dalam menjalani hidup karena ditinggal


istri dan merasa sudah tidak berguna lagi.

D. FAKTOR PREDISPOSISI

Pasien belum pernah mengalami gangguan jiwa sebelumnya.


Pasien mengatakan tidak pernah mengalami aniaya seksual, penolakan,
kekerasan dalam keluarga dan tindak kriminal. Di dalam anggota
keluarganya tidak ada anggota keluarga yang memiliki riwayat
gangguan jiwa. Pasien mengatakan dia merasa sedih berpisah dengan
istrinya karena ditinggal istinya bekerja di luar negeri. Pasien
mengatakan memiliki pengalaman masa lalu yang tidak mengenakan
yaitu merasa malu dan bersalah karena menghamili istirnya sebelum
menikah.

E. PEMERIKSAAN FISIK

1. Tanda vital : TD : 110/70 mmHg, N : 81x/menit RR :


21x/menit, S:36C
2. Ukur : TB : 169 cm, BB : 65 kg

3. Keluhan fisik : Terdapat luka jaitan pada perut bagian kanan


F. PSIKOSOSIAL

1. Genogram

Keterangan

: Laki –laki
: Tinggal serumah

: Perempuan : Menikah

: Pasien

Pasien tinggal satu rumah dengan kedua orang tuanya. Komunikasi


dalam keluarga kurang baik karena pasien pendiam. Pasien lebih
suka memendam masalahnya sendiri. Di dalam keluarga tidak ada
aturan yang mengekang. Tidak ada anggota keluarga yang
menderita sakit sama seperti pasien. Dalam keluarga pasien
pengambilan keputusan dipegang sepenuhnya oleh Ayah pasien.
2.Konsep diri
a. Gambaran diri

Pasien merasa bersyukur atas semua bagian tubuh yang di


berikan Tuhan, tetapi dia merasa minder karena fisiknya lemah
dan mudah sakit.

b. Identitas

Pasien adalah laki laki umur 29 tahun, beralamat di Sumpiuh.


Pasien sudah menikah dan memiliki satu anak. Pasien tidak
bekerja.
c. Peran

Pasien adalah anak terakhir dari lima bersaudara. Pasien


berperan sebagai suami dan sebagai ayah bagi anaknya.
d. Ideal diri

Pasien mengatakan ingin cepat sembuh agar dapat pulang ke


rumah.
e. Harga diri

Pasien merasa malu, minder dan takut karena pernah


menghamili istrinya sebelum menikah dan malu karena tidak
bekerja.
3. Hubungan sosial

a. Orang yang berarti

Pasien mengatakan orang yang paling berarti adalah istri dan


anaknya. Karena pasien merasa dekat dengan istri dan anaknya.
b. Peran serta dalam kegiatan kelompok atau masyarakat Pasien
mengatakan tidak mengikuti orgaanisasi atau kegiatan di
masyarakat.
c. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain

Pasien mengatakan malu dan takut jika bertemu orang karena


pasien merasa orang lain ingin melukainya.
4. Spiritual
a. Nilai dan keyakinan

Pasien mengatakan bahwa sakitnya adalah cobaan dari Allah


SWT dan pasien yakin bahwa dia pasti sembuh.
b. Kegiatan ibadah

Sebelum masuk RS pasien melakukan shalat walaupun


terkadang tidak penuh 5 waktu.

G. STATUS MENTAL

1. Penampilan

Pasien terlihat cukup rapi.

2. Pembicaraan

Pembicaraan pasien sangat pelan, pasien kurang kooperatif saat di


ajak berbicara.
3. Aktivitas motorik

Pada saat pengkajian pasien terlihat tidak berdaya. Pasien juga


terlihat tidak bersemangat dalam menjalani aktifitasnya. Saat
berinteraksi pasien lebih banyak diem dan berbicara hanya
seperlunya. Pasien juga jarang berkumpul dan jarang berinteraksi
dengan teman sekamarnya.
4. Alam perasaan

Pasien terlihat murung dan sedih, pasien lebih banyak diam dan
melamun namun tiba tiba marah karena merasa tersinggung.
5. Afek

Afek pasien labil.

6. Interaksi selama wawancara

Selama wawancara pasien kurang kooperatif, mudah tersinggung,


pandangan mata kosong, terlihat bingung, pada saat awal dikaji
terlihat curiga dan tidak percaya dengan orang lain, menjawab
pertanyaan perawat dengan lama dan hanya seperlunya saja. Pasien
tampak malu saat diajak berbicara bahkan sesekali pasien mengusap
dan menutupi wajahnya dengan tangan saat diajak berbicara.
7. Persepsi

Pasien tidak memiliki gangguan persepsi.

8. Proses pikir

Pasien tidak ada gangguan dalam proses pikir.

9. Isi pikir

Pasien tidak memiliki waham atau obsesi.

10. Tingkat kesadaran

Kesadaran pasien baik, pasien mengalami disorientasi tempat,


pasien mampu menyebutkan nama keluarga, tidak bisa
menyebutkan hari dan tanggal serta tempat saat ini dia berada.
11. Memori

a. Jangka panjang

Pasien mampu mengingat nama-nama teman SMP dan nama


SMPnya.
b. Jangka pendek

Pasien tidak mampu mengingat kejadian saat dia di bawa ke


rumah sakit.
c. Saat ini

Pasien mengingat kegiatan apa saja pada hari itu.

12. Tingkat konsentrasi dan berhitung

Pasien kurang mampu berkonsentrasi, pasien mampu melakukan


perhitungan sederhana selama interaksi.
13. Kemampuan penilaian

Pasien mampu melakukan penilaian secara ringan seperti mampu


meminum obat agar cepat sembuh dengan bantuan motivasi orang
lain.
14. Daya tilik diri

Pasien tidak mengingkari ataupun menyalahkan hal-hal di luar


dirinya berkaitan dengan penyakitnya.
H. KEBUTUHAN PERSIAPAN PULANG 1.Makan
Pasien mampu makan di bantuan orang lain.

2. BAB/BAK

Pasien mampu BAB/BAK secara mandiri dengan frekuensi BAK


67x, BAB 1x/hari.
3. Mandi

Pasien mampu mandi secara mandiri dengan frekuensi 2x sehari,


mengetahui cara mandi, menyikat gigi dan mencuci rambut.

4. Berpakain / berhias

Pasien mampu berpakaian secara mandiri dan sesuai waktu/situasi.

5. Istirahat dan tidur

Pasien lama tidur siang kurang lebih 1-2 jam dan tidur malam hari
kurang lebih 8 jam.
6. Penggunaan obat

Pasien mampu minum obat dengan bantuan motivasi orang lain


dengan diingatkan jadwal minum obat.
7. Pemeliharaan kesehatan

Pasien mengatakan jika sakit periksa ke puskesmas dan minum


obat.
8. Kegiatan di dalam rumah

Pasien kurang mampu melakukan kegiatan di dalam rumah karena


pasien lebih suka berdiam diri.
9. Kegiatan di luar rumah

Pasien kurang mampu melakukan kegiatan diluar rumah secara


mandiri.

I. MEKANISME KOPING

Pasien mengatakan apabila ada masalah lebih banyak di pendam sendiri


dan berusaha menyelesaikan masalahnya sendiri, apabila pasien merasa
marah pasien tidak mengamuk maupun membanting barang-barang di
rumah, pasien lebih suka diam.

J. MASALAH PSIKOSOSIAL DAN LINGKUNGAN

Pasien mengatakan merasa malu karena pernah menghamili istirinya


sebelum menikah, pasien juga mengatakan selalu merasa takut kepada
orang lain karena pasien takut orang lain membicarakan kejelakan
dirinya dan akan melukai dirinya.

K. PENGETAHUAN KURANG TENTANG

Pasien kurang mengetahui tentang penyakit yang dialami dan tidak tahu
tentang koping untuk menghadapi masalah.

L. ASPEK MEDIS

Diagnosa medis : F20.0 (Skizofrenia Paranoid)

Terapi medis

Triheksilpenidil 2 mg 3X1

Risperidone 2 mg 3X1

Asam mefenamat 500mg 3x1


II. ANALISA DATA

Tabel 1.1. Analisa Data


No Data Fokus Diagnosa Paraf

Keperawatan

1 DS : Resiko Bunuh Diri


Pasien mengatakan ingin
-
mati saja karena merasa
hidupnya sudah tidak
berguna lagi.
Pasien mengatakan bahwa
-
pasien mencoba mengakhiri
hidupnya dengan cara
meminum obat hama
tanaman dan pasien juga
menusukan pisau ke perut
bagian kanannya.
Keluarga pasien mengatakan
- pasien tidak mau makan
selama kurang lebih satu
minggu karena ingin mati
saja.

DO :

- Pasien tampak tidak


bersemangat dalam menjalani
aktifitasnya.
- Terdapat luka jaitan pada
perut bagian kanannya.
- Pasien terlihat lebih sering
melamun.

2 DS : Harga Diri Rendah

- Pasien mengatakan malu


dengan kondisinya sekarang
yang tidak bekerja dan
mudah sakit.
- Pasien mengatakan malu
karena pernah menghamili
perempuan diluar nikah.

DO :

- Pasien terlihat tidak berdaya,


jarang berkumpul dan jarang
berinteraksi dengan teman
sekamarnya.
- Pasien terlihat malu saat
diajak berbicara dan
bicaranya sangat lambat.
- Pandangan pasien tampak
kosong saat diajak berbicara.
- Pasien sesekali menungusap
dan menutupi wajahnya
dengan tangan saat diajak
berbicara.
3 DS : Percobaan Bunuh
Pasien mengatakan
sudah Diri
-
pernah mencoba bunuh diri
dengan menusukan pisau ke
perutnya karena merasa putus
asa dalam menjalani hidup
tanpa istrinya.

DO :
Terdapat luka bekas tusukan
-
pada perut bagian kanan.

III. POHON MASALAH

Effect Percobaan Bunuh Diri

Core Problem
Resiko Bunuh Diri

causa
Harga Diri Rendah

IV. DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Resiko bunuh diri

2. Harga diri rendah

3. Percobaan bunuh diri


V. INTERVENSI

A.TINDAKAN KEPERAWATAN PADA PASIEN

1. Strategi Pelaksanaan 1 (SP 1)

c) Tujuan : Pasien tetap aman dan selamat

d) Tindakan : Melindungi pasien

Untuk melindungi pasien yang mengancam atau mencoba bunuh


diri, maka saudara dapat melakukan tindakan berikut:
(5) Menemani pasienterus menerus sampai dia dapat dipindahkan
ke tempat yang aman.
(6) Menjauhkan semua benda yang berbahaya (misalnya : pisau,
silet, gelas, tali pinggang)
(7) Memeriksa apakah pasien benar-benar telah meminum
obatnya, jika pasien mendapatkan obat.
(8) Dengan lembut menjelaskan kepada pasien bahwa saudara
akan melindungi pasien sampai tidak ada keinginan bunuh
diri.
2. Strategi pelaksanaan 2,3 dan 4 (SP 2,3 & 4)

a. Tujuan:

(5) Pasien mendapat perlindungan dari lingkungannya

(6) Pasien dapat menggunakan perasaannya

(7) Pasien dapat meningkatkan harga dirinya

(8) Pasien dapat menggunakan cara penyelesaian masalah yang


baik
b. Tindakan Keperawatan

1) Strategi pelaksanaan 2 (SP 2)


Mendiskusikan tentang cara mengatasi keinginan bunuh diri,
yaitu dengan meminta bantuan dari keluarga atau teman.
2) Strategi pelaksanaan 3 (SP 3)

Meningkatkan harga diri pasien dengan cara :

(f) Memberi kesempatan pasien mengungkapkan


perasaannya

(g) Berikan pujian bila pasien dapat mengatakan perasaan


yang positif.
(h) Meyakinkan pasien bahwa dirinya penting

(i) Membicarakan tentang keadaan yang sepatutnya


disyukuri oleh pasien
(j) Merencanakan aktivas yang dapat pasien lakukan.

3. Strategi pelaksanaan 4 (SP 4)

Meningkatkan kemampuan menyelesaikan masalah dengan


cara:
(d) Mendiskusikan dengan pasien cara menyelesaikan
masalahnya.
(e) Mendiskusikan dengan pasien efektifitas masing-masing
cara penyelesaian masalah.
(f) Mendiskusikan dengan pasien cara menyelesaikan
masalah yang lebih baik.

B.TINDAKAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA

1. Tujuan :

Keluarga mampu merawat pasien dengan resiko bunuh diri.

2. Tindakan keperawatan :

a. Strategi pelaksanaan 1 (SP 1)

Mengajarkan keluarga tentang tanda dan gejala bunuh diri


(3) Menyakan keluarga tentang tanda dan gejala bunuh diri
yang pernah muncul pada pasien.
(4) Mendiskusikan tentang tanda dan gejala yang umumnya
mucul pada pasien beresiko bunuh diri.
b. Strategi pelaksanaan 2 (SP 2)

Mengajarkan keluarga cara melindungi pasien dari perilaku


bunuh diri.
(4) Mendiskusikan tentang cara yang dapat dilakukan keluarga
bila pasien memperlihatkan tanda dan gejala bunuh diri.

(5) Menjelaskan tentang cara-cara melindungi pasien, antara


lain :
a) Memberikan tempat yang aman.

Menempatkan pasien di tempat yang mudah diawasi,


jangan biarkan pasien mengunci diri di kamarnya atau
jangan meninggalkan pasien sendirian
b) Menjauhkan barang barang yang biasa digunakan untuk
bunuh diri.
Jauhkan pasien dari barang barang yang bisa digunakan
untuk bunuh diri, seperti : tali, bahan bakar
minyak/bensin, api, pisau, atau benda tajam lainnya, zat
yang berbahaya seperti obat nyamuk atau racun
serangga.
c) Selalu mengadakan pengawasan dan meningkatkan
pengawasan apabila tanda dan gejala bunuh diri
meningkat. Jangan pernah melonggarkan pengawasan
walaupun pasien tidak menunjukan tanda dan gejala
untuk bunuh diri.
(6)Mengajarkan keluarga untuk melaksanakan cara tersebut
diatas.
c. Strategi pelaksanaan 3 (SP 3)

Mengajarkan keluarga tentang hal-hal yang dapat dilakukan


apabila pasien melakukan percobaan bunuh diri, antara lain :
(3) Mencari bantuan kepada tetangga sekitar atau pemuka
masyarakat untuk menghentikan upaya bunuh diri tersebut.
(4) Segera membawa pasien ke rumah sakit atau Puskesmas
untuk mendapatkan bantuan medis.
d. Strategi pelaksanaan 4 (SP 4)

Membantu keluarga mencari rujukan fasilitas kesehatan yang


tersedia bagi pasien :

(4) Memberikan informasi tentang nomor telepon darurat


tenaga kesehatan.
(5) Menganjurkan keluarga untuk mengantarkan pasien
berobat/kontrol secara teratur untuk mengatasi masalah
bunuh dirinya.
(6) Menganjurkan keluarga untuk membantu pasien untuk
meminum obat sesuai prinsip 5 benar yaitu : benar
orangnya, benar dosisnya, benar cara penggunaanya dan
benar cara penggunaanya dan benar waktu penggunaanya.
VI. IMPLEMENTRASI

Berdasarkan intervensi yang telah dirumuskan, penulis melakukan


implementasi selama 3 hari pada tanggal 30 April 2017, 1 Mei 2017, dan 2
Mei 2017. Implementasi yang telah dilakukan dapat dilihat pada tabel
berikut:
Hari, tanggal/ Implementasi Respon Paraf
waktu
Minggu, 30

April 2022

08.00 Membina hubungan saling Pasien masih terlihat


percaya dengan melakukan curiga dan belum percaya
perkenalan, melakukan dengan orang lain.
pendekatan yang tenang
serta menjelaskan tujuan.

SP 1 Pasien :

09.30 1. Menemani pasienterus Pasien ditemani oleh istri


menerus sampai dia dan ibunya di ruang bima
dapat dipindahkan ke g3 RSUD Banyumas,
tempat yang aman. tidak ada barang-barang
2. Menjauhkan semua berbahaya di kamar
benda yang berbahaya. maupun di lingkungan
3. Memeriksa apakah pasien, pasien telah
pasien benar-benar meminum obatnya,
telah meminum pasien masih tampak
obatnya, jika pasien acuh diam saat di ajak
mendapatkan obat. untuk bercerita.
4. Dengan lembut
menjelaskan kepada
pasien bahwa saudara
akan melindungi pasien
pasien. pasien tidak mau makan

2.Mendiskusikan tentang sejak seminggu yang


tanda dan gejala yang lalu, pasien sulit tidur
umumnya mucul pada terumatama malam hari,
pasien beresiko bunuh pasien suka mondar

diri. mandir sendiri seperti


orang bingung dan
cemas, pasien sering
mengungkapkaan akan
mati, pasien mencoba
bunuh diri dengan
meminum racun hama
tanaman, pasien juga
mencoba bunuh diri
dengan menusukan pisau
ke perut kanannya.
Keluarga mampu
menerima informasi
mengenai tanda dan
gejala yang umum
muncul pada pasien
resiko bunuh diri dengan
baik.

Senin, 1 Mei

2022

08.00 Membina hubungan saling Pasien sudah mulai


percaya percaya dengan orang
lain.
Mengevaluasi SP 1 pasien Pasien mampu

08.10 menjelaskan kembali SP


1 Pasien

08.15 SP 2 Pasien: Pasien mengatakan tidak

Mendiskusikan tentang tau cara mengatasi

cara mengatasi keinginan keinginan bunuh diri,


bunuh diri yaitu dengan pasien mengatakan

meminta bantuan dari mencoba bunuh diri jika

keluarga atau teman keinginan itu datang.


Setelah berdiskusi pasien
paham dan mau meminta
bantuan kepada keluarga
atau teman saat
keinginan bunuh diri iru
datang.

Pasien mengatakan ingin


bunuh diri saja karena
SP 3 Pasien:
10.00 merasa tidak bisa hidup
1. Memberi kesempatan jika ditinggal istrinya
pasien mengungkapkan tetapi pasien merasa
perasaannya bahwa anaknya masih
2. Berikan pujian bila membutuhkan dia
pasien dapat sebagai sosok ayah
mengatakan perasaan karena anaknya masih
yang positif. kecil.
3. Meyakinkan pasien Hal yang masih disukuri
bahwa dirinya penting oleh pasien adalah pasien
4. Membicarakan tentang memiliki anak yang
keadaan yang sangat menyayanginya.
sepatutnya disyukuri Pasien mengatakan
oleh pasien aktifitas yang masih
5. Merencanakan aktivas
yang dapat pasien
lakukan. dapat dilakukan adalah
beres-beres rumah,
membersihkan
pekarangan.

Paasien mau makan


12.00 Memberikan makan siang walaupun makannnya
kepada pasien. tidak dihabiskan.

Pasien meminum semua


Memberikan terapi obat obat oral sesuai resep
12.30
dokter.
Asam mefenamat

Trihexilpenidil 2mg

Risperidone 2mg
Pasien tidur siang.

13.00 Menganjurkan pasien

untuk istirahat
Keluarga mampu
menjelaskan kembali SP
13.03 Mengevaluasi SP 1 1 Keluarga

keluarga
Keluarga mampu
menerima informasi yang
berikan oleh perawat.
13.05 SP 2 Keluarga:
Keluarga pasien mampu
1. Mendiskusikan tentang memahami cara cara
cara yang dapat melindungi pasien.
dilakukan keluarga bila Keluarga pasien
pasien memperlihatkan memperhatikan saat
tanda dan gejala bunuh diajarkan tentang
diri. caracara tersebut.
2. Menjelaskan tentang
cara-cara melindungi
pasien, antara lain :
a. Memberikan
tempat yang aman.
Menempatkan
pasien di tempat
yang mudah
diawasi, jangan
biarkan pasien
mengunci diri di
kamarnya atau
jangan
meninggalkan
pasien sendirian
b. Menjauhkan
barang barang
yang biasa
digunakan untuk
bunuh diri.
Jauhkan pasien
dari barang barang
yang bisa
digunakan untuk
bunuh diri,
seperti : tali, bahan
bakar
minyak/bensin,
api, pisau, atau
benda tajam
lainnya, zat yang
berbahaya seperti
obat nyamuk atau
racun serangga.
c. Selalu
mengadakan
pengawasan dan
meningkatkan
pengawasan
apabila tanda dan
gejala bunuh diri
meningkat. Jangan
pernah
melonggarkan
pengawasan
walaupun pasien
tidak menunjukan
tanda dan gejala
untuk bunuh diri.
3.Mengajarkan keluarga
untuk melaksanakan
cara tersebut diatas.
mengatakan

SP 3 Keluarga: yang di
perawat.
Mengajarkan keluarga
mengatakan
tentang hal-hal yang dapat
13.35 dilakukan apabila pasien Keluarga
untuk
melakukan percobaan paham apa
upaya
bunuh diri, antara lain : ajarkan
1. Mencari bantuan Keluarga
Eling
kepada tetangga sekitar akan meminta bantuan
atau pemuka pada orang
untuk
masyarakat untuk menghentikan bunuh diri
bantuan
menghentikan upaya pasien dan akan segera
bunuh diri tersebut. membawa pasien ke
2. Segera membawa rumah sakit atau
puskesmas mendapatkan
medis.

pasien ke rumah sakit


atau Puskesmas untuk
mendapatkan bantuan
medis.
Selasa, 2 Mei

2022
Mengevaluasi SP 2 dan SP Pasien mampu

3 Pasien menjelaskan kembali SP


07.55
2 dan SP 3 Pasien tetapi
di bantu keluarga untuk
mengingatnya.

Pasien mengatakan
SP 4 Pasien: paham tentang cara
menyelesaikan masalah
08.00 Meningkatkan kemampuan
yaitu dengan
menyelesaikan masalah
menceritakan
dengan cara:
1. Mendiskusikan dengan masalahnya kepada orang
pasien cara lain yang dia percaya dan
menyelesaikan berdiskusi untuk
masalahnya. menyelesaikan
2. Mendiskusikan dengan masalahnya.
pasien efektifitas
masing-masing cara
penyelesaian masalah.
3. Mendiskusikan dengan
pasien cara
menyelesaikan masalah
yang lebih baik.

Mengevaluasi SP 2 dan SP

Keluarga mampu

10.25
3 keluarga menjelaskan
2 kembali SP
dan SP 3 Keluarga.
kontrol secara rutin dan
pasien
Keluarga
membantu pasien akan
10.30 SP 4 Keluarga: mengatakan
meminum pasien
mengantarkan
1. Membantu keluarga
sesuai prinsip 5
mencari rujukan
akan
fasilitas kesehatan obat
untuk
yang tersedia bagi
.
pasien :
Menganjurkan

keluarga untuk
mengantarkan pasien
berobat/kontrol secara
teratur untuk
mengatasi masalah
bunuh dirinya.
2. Menganjurkan

keluarga untuk
membantu pasien
untuk meminum obat
sesuai prinsip 5 benar
yaitu : benar orangnya,
benar dosisnya, benar
cara penggunaanya dan
benar cara
penggunaanya dan mau
benar waktu
penggunaanya makan
walaupun

Memberikan makan siang


kepada pasien.
12.00 Pasien
sendiri
makanannya tidak di
habiskan.

Pasien meminum semua


12.30 Memberikan terapi obat
obat oral sesuai resep
Asam Mefenamat
dokter.
Trihexilpenidil 2mg

Risperidone 2 mg

Pasien istirahat.
13.00 Menganjurkan pasien

untuk istirahat
VII. EVALUASI

Setelah dilakukan tindakan keperawatan sesuai rencana


keperawatan yang telah disusun, maka penulis melakukan evaluasi dari
tindakan keperawatan sesuai dengan SOAP (Subjektif, Objektif,
Assesment, Planing). Evaluasi dari implementasi yang telah dilakukan
dapat dilihat pada tabel berikut:
NO Hari, Catatan Perkembangan Paraf
tanggal/jam
1 Minggu, 30 S : Pasien mengatakan percaya bahwa orang
disekitarnya akan melindunginya agar
April 2022
tetap aman dan selamat.
14.10
O : Pasien tampak mulai percaya pada orang
lain dan terlihat mulai merasa aman serta
tidak menunjukan rasa curiga lagi
terhadap orang lain.
A : Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi
- SP 2 & 3 Pasien

- SP 2& 3 Keluarga
2 Senin, 1 Mei S : Pasien mengatakan sudah mengerti cara

2022 mengatasi keinginan bunuh diri dengan


meminta bantuan dari keluarga atau
teman. Pasien merasa bersyukur karena
memiliki anak yang sangat
menyayanginya dan berusaha
mensyukuri kehidupannya.
O :Pasien mampu mempraktekan cara
meminta bantuan padas keluarga saat
keinginan bunuh diri itu datang. Pasien
tampak lebih berani.
A : Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi
- SP 4 Pasien

- SP 4 Keluarga
3 Selasa, 2 Mei S : Pasien mengatakan sudah tahu bagaimana

2022 cara menyelesaikan maslahnya yaitu


dengan cara berdiskusi dengan orang yang
dia percaya.
O : Pasien tampak berbicara dengan istrinya
karena istrinyalah oreang yang ia percaya.
A : Masalah teratasi.

P : Pertahankan intervensi.

Anda mungkin juga menyukai