Anda di halaman 1dari 12

PSIKOSOSIAL DAN BUADAYA

KONSEP KEMATIAN,KEHILANGAN DAN


BERDUKA
KELOMPOK II

6. Rada Sukma Putri (2114201140)


1.Agnes Yolanda(2114201108) 7. Riyat Dadtul Jannah (2114201148 )
2. Anggia Flosty Amarha (2114201110) 8. Tita Nuraziza (2114201156)
3. Diva Bunga (2114201120) 9. Svaviti Cristi Telaumbanua
4.Holydea Gina Triana Zebua (2114201127 ) (2114201155)
5. Laras Sartika (2114201130) 10. Melta Sari Kumanichi (2114201132)
KONSEP KEMATIAN
Devinisi
kematian terjadi ketika berhentinya proses aktivitas dalam tubuh biologis
seorang individu yang ditandai dengan hilangnya fungsi otak, berhentinya
detak jantung, berhentinya tekanan aliran darah dan berhentinya proses
pernafasan serta terhentinya hubungan manusia dengan alam dunia.
Perspektif Mengenai Kematian
a. Kematian dalam Persfektif Agama Islam
Menurut persfektif Islam kematian dianggap sebagai peralihan kehidupan,
dari dunia menuju kehidupan di alam lain. Kematian didefinisikan sebagai
kehilangan permanen dari fungsi integratif manusia secara keseluruhan
(Hasan, 2006).
b. Kematian dalam Persfektif Psikologi
Psikologi sebagai sebuah ilmu yang mengkaji pikiran, perasaan, dan perilaku seseorang melihat kematian sebagai suatu
peristiwa dahsyat yang sesungguhnya sangat berpengaruh dalam kehidupan seseorang.

c. Kematian dalam perspektif remaja


Koocher dan Gudas (1992) dengan tepat menyatakan bahwa asumsi remaja tentang kematian yakni tidak nyamannya
remaja dengan kematian, bukan realitas kemampuan remaja untuk memahami dan mengatasi kematian. Sebagai
akibatnya, remaja memiliki kekhawatiran ketika berpikir tentang kematian, dan kekhawatiran terhadap pertanyaan
tentang kematian.
KONSEP KEHILANGAN

Definisi Faktor-faktor yang mempengaruhi reaksi


Lambert mengatakan bahwa: kehilangan adalah suatu kehilangan, tergantung:
keadaan individu berpisah dengan sesuatu yang
a. Arti dari kehilangan
sebelumnya ada, kemungkinan menjadi tidak ada,
baik terjadi sebagian atau keseluruhan. Kehilangan b. Sosial budaya
merupakan pengalaman yang pernah dialami oleh c. Kepercayaan / spiritual
setiap individu selama rentang kehidupan cenderung d. Peran seks/jenis kelamin
mengalami kembali e. Status social ekonomi
walaupun dalam bentuk berbeda. f. Kondisi fisik dan psikologi individu.
Jenis-jenis Kehilangan
Tipe Kehilangan Terdapat 5 jenis kehilangan, yaitu:
Kehilangan dibagi dalam 2 tipe yaitu: a. Kehilangan seseorang seseorang
a. Kehilangan aktual atau nyata. yang dicintai, dan sangat bermakna
Kehilangan ini sangat mudah dikenal atau diidentifikasi oleh
orang lain, seperti hilangnya anggota tubuh sebahagian,
atau orang yang berarti
amputasi, kematian orang yang sangat berarti / di cintai. b. Kehilangan yang ada pada diri
b. Kehilangan persepsi. sendiri (loss of self)
Kehilangan jenis ini hanya dialami oleh seseorang dan sulit c. Kehilangan objek eksternal
untuk dapat dibuktikan, misalnya; seseorang yang berhenti d. Kehilangan lingkungan
bekerja / PHK, menyebabkan perasaan kemandirian dan e. Kehilangan kehidupan/meninggal
kebebasannya menjadi menurun.
Tanda dan Gejala
Gejala yang timbul pada pasien dengan kehilangan antara lain:
Tentang respon kehilangan a. Adaptasi terhadap kehilangan yang tidak berhasil
1. Fase deniel b. Depresi, menyangkal yang berkepanjangan
2. Fase anger / marah c. Reaksi emosional yang lambatd. Tidak mampu menerima pola kehidupan
3. Fase tawar menawar yang normal
4. Fase depresi Tanda yang mungkin dijumpai pada pasien kehilangan antara lain:
a. Isolasi sosial atau menarik diri
b. Gagal untuk mengembangkan hubungan/ minat-minat baru
c. Gagal untuk menyusun kembali kehidupan setelah kehilangan
KONSEP BERDUKA

Definisi berduka
Berduka adalah respon emosi yang diekspresikan terhadap kehilanganyang
dimanifestasikan adanya perasaan sedih, gelisah, cemas, sesak nafas, susahtidur, dan
lain-lain.
Berduka merupakan respon normal pada semua kejadian kehilangan. NANDA
merumuskan ada dua tipe dari berduka yaitu berduka diantisipasi dan berduka
disfungsional.
Teori dari proses berduka
1.Teori Engels
Menurut Engel (1964) proses berduka mempunyai beberapa fase yang dapatdiaplokasikan pada seseorang yang sedang berduka maupun menjelang
ajal.
•Fase I (shock dan tidak percaya)
Seseorang menolak kenyataan atau kehilangan dan mungkin menarik diri, duduk malas, atau pergi tanpa tujuan. Reaksi secara fisik termasuk pingsan,
diaporesis,mual, diare, detak jantung cepat, tidak bisa istirahat, insomnia dan kelelahan
•Fase II (berkembangnya kesadaran)
Seseoarang mulai merasakan kehilangan secara nyata/akut dan mungkinmengalami putus asa. Kemarahan, perasaan bersalah, frustasi, depresi,
dankekosongan jiwa tiba-tiba terjadi.
•Fase III (restitusi)
Berusaha mencoba untuk sepakat/damai dengan perasaan yang hampa/kosong,karena kehilangan masih tetap tidak dapat menerima perhatian yang
baru dariseseorang yang bertujuan untuk mengalihkan kehilangan seseorang.
•Fase IV
Menekan seluruh perasaan yang negatif dan bermusuhan terhadap almarhum. Bisamerasa bersalah dan sangat menyesal tentang kurang perhatiannya di
masa laluterhadap almarhum.
• Fase V
Kehilangan yang tak dapat dihindari harus mulai diketahui/disadari. Sehingga pada fase ini diharapkan seseorang sudah dapat menerima kondisinya.
Kesadaran baru telah berkembang.
3.Teori Martocchio
Martocchio (1985) menggambarkan 5 fase
kesedihan yang mempunyai lingkupyang tumpang
2.Teori Kubler-Ross tindih dan tidak dapat diharapkan. Durasi kesedihan
- penyangkalan (deniel) bervariasi dan bergantung pada faktor yang
- anger (kemarahan) mempengaruhi respon kesedihan itu sendiri.
- penawaran (bargaining) Reaksiyang terus menerus dari kesedihan biasanya
- depresi (depression) reda dalam 6-12 bulan dan berdukayang mendalam
- penerimaan (acceptance) mungkin berlanjut sampai 3-5 tahun.
THANK YOU;)

Anda mungkin juga menyukai