Anda di halaman 1dari 25

TUGAS

KELOMPOK
Disusun Oleh Kelompok 2
ANGGOTA KELOMPOK
1. Annisa Shofiatul F 1222B0124
9. Nur Afriani 1222B0158
2. Anya Rabata A 1222B0126
10. Putri Setiaman 1222B0160
3. Diki Subhan P 1222B0128
11. Rifa Septiany 1222B0163
4. Dimas Alamsyah 1222B0129
12. Riksa Nursyifa F 1222B0164
5. Erisa Nurhidayah 1222B0132
13. Shelfiera Masfufah 1222B0165
6. Fela Astriani 1222B0136
14. Sinta Oktaviani 1222B0170
7. Isna Syefa N 1222B0145
LATAR BELAKANG
Manusia adalah makhluk biopsikososial yang unik dan menerapkan system
terbuka serta saling berinteraksi, manusia sealu berusaha untuk
mempertimbangkan keseimbangan hidupnya. Keseimbangan yang
dipertahankan oleh setiap individu untuk dapat menyesuaikan diri dengan
lingkungannya, keadaan ini disebut dengan sehat. Sedangkan seseorang
dikatakan sakit apabila gagal dalam mempertahankan keseimbangan diri dan
lingkungannya. Sebagai mahkluk social, untuk mencapai kepuasan dalam
kehidupan, mereka harus membangun hubungan interpersonal positif.
LANDASAN TEORI
1. PENGERTIAN LOSS 2. JENIS- JENIS LOSS

Loss adalah suatu situasi aktual maupun Menurut Hidayat (2012) :


potensial yang dapat dialami individu 1. Kehilangan Objek eksternal
ketika
2. Kehilangan Lingkungan yang
dikenal
berpisah dengan sesuatu yang
3. Kehilangan sesuatu atau seseorang
sebelumnya ada, baik sebagian atau
4. Kehilangan suatu aspek diri
keseluruhan, atau terjadi
5. Kehilangan Hidup
perubahan dalam hidup sehingga terjadi
perasaan kehilangan.
LANDASAN TEORI
3. TIPE LOSS 4. KATEGORI LOSS

1. Actual Loss 1. Kehilangan Lingkungan yang


Kehilangan yang dapat di identifikasi orang dikenal, berkaitan dengan
lain perpisahan dari lingkungan
2. Petceived loss 2. Kehilangan Orang terdekat
3. Kehilangan Aspek Diri
Kehilangan sesuatu yang dirasakan 4. Kehilangan Hidup
individu
3. perasaan kehilangan terjadi sebelum
kehilangan terjadi.
LANDASAN TEORI
4. TAHAPAN PROSES LOSS
1. Fase Pengingkaran, reaksi individu mengalami syok tidak menerima
2. Fase Marah, dimulai dengan timbulnya suatu kesadaran akan kenyataan
terjadi
3. Fase Tawar-menawar, individu telah mampu mengungkapkan rasa
marahnya secara intensif
4. Fase Depresi, individu pada fase ini sering menunjukkan sikap menarik
diri.
5. Fase Penerimaan, fase ini berkaitan dengan reorganisasi perasaan
kehilangan
LANDASAN TEORI
1. PENGERTIAN GRIEF 2. JENIS- JENIS LOSS

GRIEVING (Berduka), adalah reaksi


emosional dari kehilangan dan terjadi • Berduka Normal
bersamaan dengan kehilangan baik • . Berduka antisipatif
karena perpisahan, penceraian maupun • Berduka yang rumit
kematian. • Berduka tertutup
LANDASAN TEORI
PHATOLOGI GRIEF

Grief sebenarnya bukan mrupakan penyakit namun efek dari grief yang
begitu dalam dapat menyebabkansuatu penyakit tertentu, jika grief terus
berlangsung seolah masa berkabung tidak kunjung usai, individu dapat
mengalami akibat yang lebih serius dalam jangka waktu yang lama. semakin
lama penyesuain grief tertunda semakin parah sintom yang dialami.
JENIS PHATOLOGICAL GRIEF
1 2
Absent Grief, tidak muncul/tidak adanya
Delayed grief. merupakan periode grief
yang tertunda dengan periode penundaan
ekpresi grief yang umum, pengingkaran
yang bervariasi antara berminggu - minggu (denial) perasaan terhadap kehilangan, tidak
sampai bertahun - tahun. ada tanda-tanda fisik dari grieving dan
bersikap seolah olah tidak ada apapun yang
terjadi.
JENIS PHATOLOGICAL GRIEF
3 4
Inhibited grief, orang yang digambarkan
Chronic Grief, periode yang tidak ampu untuk sepenuhnya
berkepanjangan tidak berakhir dan tidak membicarakan, menyadari, dan
menunjukan perubahan. mengekpresikan kehilangan yang dialami
atau berupa respon grief yang terbatas atau
partial.
JENIS PHATOLOGICAL GRIEF
4
Unresolved grief, dapat mengekspresikan dalam
bberpa bentuk, dari keluhan fisik yang tidak dapat
dijelaskan hingga keluhan psikologis.
LANDASAN TEORI
FASE GRIEF (BERDUKA)
• Denial
• Menyadari (realization)
• Timbulnya perasaan ditinggalkan
• Resstlessnes ( muncul dari kecemasan )
• keputusasaan, menangis
• Keadaan merana (pinning)
• Kemarahan
• Rasa bersalah
• Rasa kehilangan / merasakan kekosongan
• Longing
FASE GRIEF (BERDUKA)

11. Identifikasi dengan orang yang telah meninggal dengan meniru


beberapa traits.
12. Depresi yang amat dalam.
13. Pemunculan Aspek Patologis.
TAHAPAN GRIEF (LEMME,
1995:201)
• Tahap Inisial Respon
Ketika peristiwa kematian terjadi dan selamamasa pemakaman dan ritual-ritual dalam melepas
orang yang disayngi.
2. Tahap Intermedinate
Lanjutan dari beberapa kondisi pada tahap sebelumnya dan timbul beberapa kondisi baru yang
merupakan lanjutan atas reaksi kondisi sebelumnya.
3. Tahap Recovery
Pola tidur dan makan sudah kembali normal dan orang yang ditinggalkan mulai dapat melihat masa
depan dan bahkan sudah memulai hubungan yang baru.
FAKTOR PENYEBAB GRIEF
1 2 3
Hubungan Individu Kepribadian, Usia, jenis Proses kematian cara dari
dengan almarhumah kelamin orang yang seseorang meninggal
ditinggalkan dapat menimbulkan
reaksi yang dialami orang
yang ditinggalkan.
Definisi Kematian

Kematian merupakan fakta biologis, akan tetapi kematian juga memiliki


dimensi sosial dan psikologis. Secara biologis kematian merupakan
berhentinya proses aktivitas dalam tubuh biologis seorang individu yang
ditandai dengan hilangnya fungsi otak, berhentinya detak jantung,
berhentinya tekanan aliran darah dan berhentinya proses pernafasan.
Perspektif Tentang Kematian

• Kematian dalam Perspektif Agama Islam


Menurut perspektif islam kematian dianggap sebagai peralihan kehidupan,
dari dunia menujua kehidupan alam lain.
Perspektif Tentang Kematian
2. Kematian dalam Perspektif Psikologi
Psikologi sebagai sebuah ilmu yang mengkaji pikiran, perasaan, dan
perilaku seseorang melihat kematian sebagai suatu peristiwa dahsyat yang
sesungguhnya sangat berpengaruh dalam kehidupan seseorang. Ada
segolongan orang yang memandang kematian sebagai sebuah malapetaka.
Namun ada pandangan yang sebaliknya bahwa hidup di dunia hanya
sementara, dan ada kehidupan lain yang lebih mulia kelak, yaitu kehidupan
di akhirat.
Perspektif Tentang Kematian
3. kematian dalam perspektif remaja
Salah satu peristiwa hidup yang dihadapi remaja adalah kematian
anggota keluarga dicintai atau kematian sendiri yang akan datang
kepada mereka yang mengancam jiwa. remaja memiliki kekhawatiran
ketika berpikir tentang kematian, dan kekhawatiran terhadap
pertanyaan tentang kematian.
CONTOH KASUS
kehilangan dan berduka pada ibu yang mengalami kematian bayi di Depok
penelitian mengenai pengalaman kehilangan dan berduka pada ibu yang mengalami kematian bayi
menghasilkan 7 tema tema tersebut yaitu :
penyebab kematian bayi, tahapan berduka, respon setelah kehilangan, dukungan sistem sosial,
harapan pasca kehilangan, hikmah kehilangan dan strategi coping. penyebab kematian bayi
ditemukan sangat beragam dari demam, air ketuban hingga perkembangan bayi yang tidak optimal.
adapun tahapan berduka masing-masing partisipan sesuai dengan tahapan yang sedang dilaluinya
adalah tahapan penolakan, marah, tawar-menawar, depresi dan penerimaan. pengalaman kehilangan
bayi yang dirasakan oleh partisipan memunculkan respon berupa bangkit dari kesedihan dan sikap
atau keyakinan terhadap kesehatan.
CONTOH KASUS

partisipan dalam melalui kehilangan dan berduka membutuhkan dukungan sistem


sosial yang datang dari pasangan, orang tua atau mertua, anggota keluarga lainnya,
tetangga maupun teman. dukungan dari orang terdekat sangat diperlukan untuk
mengembalikan semangat dan memotivasi partisipan yang mengalami kehilangan dan
berduka karena kematian bayi. ada berbagai hikmah yang didapat partisipan dari
peristiwa kehilangan bayi diantaranya lebih mendekatkan diri pada Tuhan, lebih dekat
dengan keluarga, pembelajaran untuk memperbaiki diri dan pembelajaran untuk
kehamilan berikutnya.
CONTOH KASUS
selain hikmah ada juga harapan yang diinginkan oleh partisipan dari kejadian
yang dialami yaitu tidak ingin terulang lagi dan cukup menjadi pembelajaran
hidup kedepannya juga serta harapan untuk dikaruniai buah hati kembali.
strategi coping diperlukan untuk mengatasi rasa duka yang dialami oleh
partisipan penerapan strategi coping dalam menghadapi kehilangan berupa
dukungan spiritual dan upaya pengalihan rasa berduka.
CONTOH KASUS
kehilangan dan berduka pada ibu yang mengalami kematian bayi di Depok
penelitian mengenai pengalaman kehilangan dan berduka pada ibu yang mengalami kematian bayi
menghasilkan 7 tema tema tersebut yaitu :
penyebab kematian bayi, tahapan berduka, respon setelah kehilangan, dukungan sistem sosial,
harapan pasca kehilangan, hikmah kehilangan dan strategi coping. penyebab kematian bayi
ditemukan sangat beragam dari demam, air ketuban hingga perkembangan bayi yang tidak optimal.
adapun tahapan berduka masing-masing partisipan sesuai dengan tahapan yang sedang dilaluinya
adalah tahapan penolakan, marah, tawar-menawar, depresi dan penerimaan. pengalaman kehilangan
bayi yang dirasakan oleh partisipan memunculkan respon berupa bangkit dari kesedihan dan sikap
atau keyakinan terhadap kesehatan.
KESIMPULAN
Kehilangan adalah suatu keadaan individu berpisah dengan sesuatu yang
sebelumnya ada, kemudian menjadi tidak ada, baik terjadi sebagai anak atau
keseluruhan. Berduka merupakan suatu reaksi psikologis sebagai respon
kehilangan sesuatu yang dimiliki yang berpengaruh terhadap perilaku emosi,
fisik, spiritual, sosial, maupun intelektual seseorang. Berduka sendiri
merupakan respon yang normal yang dihadapi setiap orang dalam mengalami
kehilangan yang dirasakan.
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai