Anda di halaman 1dari 19

Asuhan Keperawatan Jiwa

Pada Klien Dengan Kehilangan dan


Berduka
Dibuat oleh KELOMPOK 4
2A
Dosen Pembimbing :
N.Rachmadannur, S.Kep.,MKM
ANGGOTA
KELOMPOK 4 : 1. Elvina Dwi Mahara
2. Fauzan Athariq Harmen
3. Fuja Pramudita
4. Hafzahtul Amanah
5. Juana Desri fajriani
6. M. Yudhi Nugraha
7. Meisya Melanni
8. Nadia
9. Novia salsabilla
10. Rahma Novia Putri 
Pengertian
Kehilangan
Kehilangan (loss) adalah suatu situasi actual maupun potensial 
yang dapat dialami individu ketikaberpisah dengan sesuatu yang
 sebelumnya ada, baiksebagian atau keseluruhan, atau terjadi pe
rubahandalam hidup sehingga terjadi perasaan kehilangan.
Kehilangan adalah suatu keadaan individu yang berpisah denga
n suatu yang sebelumnya ada, kemudian menjadi tidak ada, baik
terjadi sebagain ataukeseluruhan (Lambert,1985).
Jenis Jenis
• Kehilangan lingkungan yang dikenl(misa
lnyaberpindah rumah, dirawat di rumah s
akit, atauberpindah pekerjaan).

kehilangan
• Kehilangan sesuatu atau seseorang yang 
berarti(misalnya pekerjaan, kepergian an
ggota keluargaatau tema
dekat, perawat yang dipercaya, ataubinat
Jenis-jenis Kehilangan ang peliharaan).
Menurut Aziz Alimul (2014), kehilangan di • Kehilangan suatu aspek diri (misalnya an
golongkanmenjadi beberapa jenis yakni seb ggota tubuhdan fungsi psikologis atau fis
ik).
agai berikut:  • Kehilangan hidup (misalnya kematian
• Kehilangan objek eksternal (misalnya  anggota keluarga teman dekat atau
kecurian atau kehancuran akibat bencana).  diri sendiri).  
a. Pada masa anak-anak, kehilangan dapat
mengancam kemampuan atau berkembang,

Dampak dari
kadang-kadang akan timbul regresi serta
rasa takut untuk ditinggalkan atau
dibiarkan kesepian.

Kehilangan
b. Pada masa remaja atau dewasa muda,
kehilangan dapat menyebabkan disintegrasi
dalam keluarga.
c. Pada masa dewasa tua, kehilangan
khususnya kematian pasangan hidup, dapat
menjadi pukulan yang sangat berat dan
menghilangkan semangat hidup orang yang
ditinggalkan
BERDUKA
Berduka (grieving) merupakan reaksi emosional terhadap kehilangan. Hal ini diwujudkan
dalam berbagai cara yang unik pada masing-masing orang dan didasarkan pada
pengalaman pribadi, ekspetasi budaya, dan keyakinan spiritual yang dianutnya. Sementara
itu, istilah kehilangan (bereavement) mencakup berduka dan berkabung (mourning), yaitu
perasaan di dalam dan reaksi keluar orang yang ditinggalkan. Berkabung adalah periode
penerimaan terhadap kehilangan dan berduka. Hal ini terjadi dalam masa kehilangan dan
sering dipengaruhi oleh kebudayaan atau kebiasaan (Aziz Alimul, 2014).
Jenis-jenis
Berduka
• Berduka yang Normal
Berduka yang normal (non-komplikasi) merupakan reaksi
terhadap kematian yang paling umum terjadi. Meskipun penyebab
kematian (kekerasan, tidak diharapkan, traumatik) mengakibatkan
risiko terbesar bagi yang bertahan hidup, tetapi hal ini tidak selalu
menentukan bagaimana individu akan berduka. Berduka yang
normal merupakan respons yang kompleks dengan emosi, kognitif,
sosial, fisik, perilaku, dan konsep spiritual.
Berduka
Berkomplikasi
Pada berduka berkomplikasi
(disfungsional), berduka yang dirasakan
individu berkepanjangan atau kesulitan
saat ingin bergerak maju setelah
mengalami rasa kehilangan.
Berduka yang Diantisipasi
• berduka yang diantisipasi (anticipatory grief), suatu
proses pelepasan bawah sadar atau “membiarkan pergi”
sebelum rasa kehilangan aktual atau kematian terjadi,
terutama terjadi dalam situasi rasa kehilangan yang
diperpanjang atau telah diperkirakan (Corless, 2006).
Berduka yang Tidak Lepas
berduka yang tidak lepas (disenfranchised grief), yang juga dikenal sebagai

berduka marginal atau tidak didukung, ketika hubungan mereka dengan orang

yang sudah meninggal tidak disetujui secara sosial, tidak dapat diakui secara

terbuka didepan umum, atau terlihat kurang signifikan (Hooyman & Kremer,

2006).
Berduka Tertutup
Berduka yang tertutup, yaitu kedukaan akibat
kehilangan yang tidak dapat diakui secara
terbuka.
Respons Berduka dan Rangkain

Proses Berduka

• Tahap Pengingkaran.
• Tahap Marah
• Tahap Tawar-Menawar
• Tahap Depresi
• Tahap Penerimaan
Teori Kehilangan, Berduka dan Berkabung

a. Tahap-tahap kematian
Teori perilaku klasik Kubler Ross (1969) menggambarkan lima tahap kematian

1. Tahap Penyangkalan (denial), individu bertindak seperti tidak terjadi sesuatu


dan menolak menerima kenyataan adanya rasa kehilangan.
2. Tahap Kemarahan (anger), individu mengungkapkan pertahanan dan terkadang
merasakan kemarahan yang hebat terhadap Tuhan, individu lain, atau situasi.
3. Tawar-menawar (bargaining), melindungi dan menunda kesadaran akan rasa
kehilangan dengan mencoba untuk mencegahnya untuk terjadi.
4. Tahap Depresi (depression), ketika seseorang menyadari secara keseluruhan
akibat dari rasa kehilangan, terjadilah depresi.
5. Tahap Penerimaan (acceptance), individu memasukkan rasa kehilangan ke
dalam kehidupan dan menemukan cara untuk bergerak maju.
Teori Kasih Sayang
Teori kasih sayang (attachment theory) Bowlby (1980)
menggambarkan pengalaman berkabung.
Bowbly menggambarkan empat fase berkabung. Sama dengan teori tahap berduka yang lain,
individu dapat kembali dan meneruskan antara dua fase manapun dalam merespons rasa
kehilangan.
Mati Rasa (numbing)
*
Kerinduan dan Pencarian (yearning and searching
Fase Kekacauan dan Keputusasaan (disorganization and despair

Fase Reorganisasi
Model Tugas Berduka

Tugas I: Menerima kenyataan akan rasa kehilangan


Tugas II: Melewati rasa nyeri akan berduka

Tugas III: Beradaptasi dengan lingkungan di mana orang


tersebut meninggal.
Tugas IV: Merelokasi orang yang sudah meninggal secara
emosional dan melanjutkan kehidupan
Model Proses Rangkap Dua
Teori terbaru mempertimbangkan gender dan variasi budaya, serta
menunjukkan keterbatasan focus utama pada respons emsional internal
terhadap berduka. Sebagai contoh, model proses rangkap dua tentang
cara beradaptasi dengan kehilangan menggambarkan pengalaman hidup
sehari-hari yang berkaitan dengan berduka sebagai pengembalian atau
penerusan antara proses berorientasi-pemulihan dan proses berorientasi
kehilangan (Hooyman dan Kremer, 2006; Stroebe dan Schut, 1999).
 
Faktor-faktor yang Memengaruhi Rasa Kehilangan dan Berduka

• Perkembangan Manusia
Usia klien dan tahap perkembangan memengaruhi respons
terhadap berduka.
• Hubungan Personal
Ketika rasa kehilangan melibatkan individu lain, kualitas dan arti
hubungan yang hilang akan memengaruhi respons terhadap berduka.
• Sifat dari Rasa Kehilangan
Menggali arti suatu rasa kehilangan yang dimiliki klien dapat
membantu perawat memahami secara lebih baik dampak dari rasa
kehilangan pada perilaku, kesehatan, dan kesejahteraan klien
(Corles, 2006).
-Strategi Koping
Pengalaman hidup membentuk strategi koping yang digunakan seseorang untuk mengatasi tekanan karena rasa
kehilangan
-Status Sosial Ekonomi
Status sosial ekonomi memengaruhi kemampuan seseorang untuk memasukkan dukungan dan sumber daya untuk
beradaptasi dengan rasa kehilangan dan respons fisik terhadap tekanan
-Budaya dan Etnik
-Kepercayaan Spiritual dan Keagamaan
Penanganan penyakit secara serius pada klien biasanya melibatkan intervensi medis untuk memulihkan atau menjaga
kesehatan.
-Harapan
Harapan, suatu komponen spiritualitas multidimensi, mendorong dan memberikan rasa nyaman bagi individu yang
mengalami tantangan personal.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai