Anda di halaman 1dari 18

TUGAS KEPERAWATAN ANAK I

“Hospitalisasi”

D
I
S
U
S
U
N
OLEH KELOMPOK 2 :
1. Lutfi Dwi Acpa (2114201131)
2. Reskia Bani Putri (2114201144)
3. Fatmawarni (2114201134)
4. Harummia Qorizah (2114201126)
5. Anisa Nabila Putri (2114201112)
6. Selfani Sri Dayanti (2114201149)
7. Shara Septiola Yesa (2114201150)
8. Vania Arianti (2114201157)
9. Dewi Rahmawati (2114201119)
10. Raul Eka Putra (2114201142)
11. Diva Bunga (2114201120)
12. Svaviti Christi T (2114201155)
13. Agnes Yolanda (2114201108)

DOSEN PEMBIMBING ;
Ns. Amelia Susanti, M.Kep.,Sp.Kep.J

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes) ALIFAH PADANG
TAHUN AJARAN 2022/2023

1
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas segala limpahan rahmat
dan hidayah-Nya. Sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini yang
berjudul “Hospitalisasi”. Pembuatan makalah ini bertujuan untuk memenuhi salah satu tugas
mata kuliah Keperawatan Anak I. Makalah ini berisikan tentang informasi mengenai
Hospitalisasi, diharapkan makalah ini dapat memberikan informasi kepada kita semua.

Saya menyadari, sebagai seorang mahasiswa yang pengetahuannya belum seberapa


dan masih banyak belajar dalam membuat makalah. Oleh karena itu, saya sangat
mengharapkan adanya kritik dan saran yang positif agar makalah ini menjadi lebih baik dan
berdaya guna. Harapan saya, mudah-mudahan makalah ini dapat berguna dan bermanfaat
bagi kita semua.

Tak lupa juga saya ucapkan terima kasih kepada Dosen Pembimbing atas bimbingan,
dorongan dan ilmu yang telah diberikan kepada kami. Sehingga kami dapat menyusun dan
menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya dan insya Allah sesuai yang kami harapkan.
Dan kami ucapkan terimakasih pula kepada rekan-rekan sekalian.

Mudah-mudahan makalah ini bisa memberikan sumbang pemikiran sekaligus


pengetahuan bagi kita semuanya. Kami juga mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari pembaca untuk koreksi kami di masa yang akan datang. Aamiin.

Padang , April 2023

Penuilis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................2

DAFTAR ISI......................................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................4

A. Latar Belakang.........................................................................................................4
B. Rumusan Masalah....................................................................................................5
C. Tujuan Masalah.......................................................................................................5

BAB II PEMABAHASAN................................................................................................. 6

A. Pengertian Hospitalisasi..........................................................................................6
B. Tanda dan Gejala Respon Hospitalisasi..................................................................6
C. Dampak Hospitalisasi..............................................................................................7
D. Perubahan yang terjadi akibat Hospitalisasi............................................................8
E. Reaksi anak terhadap Hospitalisasi.........................................................................9
F. Reaksi orang tua terhadap Hospitalisasi..................................................................10
G. Faktor-Faktor yang mempengaruhi Hospitalisasi....................................................11
H. Intervensi keperwatan dalam mengatasi dampak Hospitalisasi...............................14

BAB III PENUTUP...........................................................................................................16

A. Kesimpulan..............................................................................................................16

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................17

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Hospitalisasi merupakan perawatan yang dilakukan dirumah sakit dan dapat
menimbulkan trauma dan stress pada klien yang baru mengalami rawat inap dirumah
sakit. Hospitalisasi dapat diartikan juga sebagai suatu keadaan yang memaksa
seseorang harus menjalani rawat inap di rumah sakit untuk menjalani pengobatan
maupun terapi yang dikarenakan klien tersebut mengalami sakit. Pengalaman
hospitalisasi dapat mengganggu psikologi seseorang terlebih bila seseorang tersebut
tidak dapat beradaptasi dengan lingkungan barunya di rumah sakit. Pengalaman
hospitalisasi yang dialami klien selama rawat inap tersebut tidak hanya mengganggu
psikologi klien, tetapi juga akan sangat berpengaruh pada psikososial klien dalam
berinteraksi terutama pada pihak rumah sakit termasuk pada perawat.

Masalah yang dapat ditimbulkan dari hospitalisasi biasanya berupa cemas, rasa
kehilangan, dan takut akan tindakan yang dilakukan oleh pihak rumah sakit, jika
masalah tersebut tidak diatasi maka akan mempengaruhi perkembangan psikososial,
terutama pada anak-anak. Masalah tersebut akan berpengaruh pada pelayanan
keperawatan yang akan diberikan, karena yang mengalami masalah psikososial akibar
hospitalisasi cenderung tidak dapat beradaptasi dengan lingkungan di rumah sakit. Hal
ini tentu saja akan menyebabkan terganggunya interaksi baik dari perawat maupun tim
medis lain di rumas sakit.

Untuk mencegah supaya masalah hospitalisasi teratasi maka peran perawat


adalah tetap memberikan dukungan (support) dan dorongan kepada klien yang efektif
agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan dan tetap menjaga kepercayaan klien
agar klien tidak merasa takut akan tindakan yang akan dilakukan oleh perawat.

4
Selain itu perawat juga berperan sebagai promotif yang memberikan
pandangan pada keluarga agar selalu setia mendampingi dan memberi perhatian lebih
pada klien yang sedang menjalani perawatan di rumah sakit. Hal ini menjadi salah satu
pendukung karena kehadiran orang terdekat dapat mengurangi rasa cemas maupun
jenuh selama klien mengalami perawatan.

B. Rumusan Masalah
1. Apa hospitalisasi itu?
2. Bagaimana perubahan yang terjadi pada anak akibat hosoitalisasi?
3. Bagaimana reaksi anak terhadap hospitalisasi?
4. Bagaimana reaksi orang tua terhadap hospitalisasi pada anak?
5. Bagaimana intervensi keperawatan dalam mengatasi hospitalisasi pada anak?

C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah :
1. Memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Anak
2. Untuk mengetahui bagaimana hospitalisasi pada anak serta intervensi
keperawatannya

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian

Hospitalisasi adalah bentuk stressor individu yang berlangsung selama


individu tersebut dirawat dirumah sakit. Hospitalisasi merupakan suatu proses yang
karena suatu alasan yang berencana atau darurat, mengharuskan anak untuk tinggal di
RS, menjalani terapi dan perawatan sampai pemulangannya ke rumah.
Hospitalisasi merupakan pengalaman yang mengancam bagi individu karena
stressor yang dihadapi dapat menimbulkan perasaan tidak aman, seperti:
1. Lingkungan yang asing
2. Berpisah dengan orang yang berarti
3. Kurang informasi
4. Kehilangan kebebasan dan kemandirian
5. Pengalaman yang berkaitan dengan pelayanan kesehatan , semakin sering
berhubungan dengan rumah sakit, maka bentuk kecemasan semakin kecil atau
malah sebaliknya.
6. Prilaku petugas Rumah Sakit.

B. Tanda dan Gejala Respon Hospitalisasi


Menurut Cromaria (2015) tanda dan gejala hospitalisasi anak terdiri dari:
1. Fisik,
yang ditandai dengan: peningkatan denyut nadi atau HR,Peningkatan tekanan
darah, kesulitan bernafas, sesak nafas, sakitkepala, migran, kelelahan, sulit tidur,
masalah pencernaan yaitu diare,mual muntah, maag, radang usus besar, sakit perut,

6
gelisah, keluhansomatik, penyakit ringan, keluhan psikomatik, Frekuensi buang
airkecil, BB meningkat atau menurun atau lebih 4,5 kg.
2. Emosional,
yang ditandai dengan gampang marah, reaksi berlebihan terhadap situasi
tertentu yang relative kecil, luapan kemarahan, cepat marah, permusuhan, kurang
minat, menarik diri, apatis, tidak bisabangun di pagi hari, cenderung menangis,
menyalahkan orang lain,sikap mencurigakan, khawatir, depresi, sinis, sikap negatif,
menutupdiri dan ketidakpuasan.
3. Intelektual,
yang ditandai dengan menolak pendapat orang lain, dayahayal tinggi (khawatir
akan penyakitnya), konsentrasi menurunterutama pada pekerjaan yang rumit,
penurunan kreatifitas, berpikir lambat, reaksi lambat, sulit dalam pembelajaran,
sikap yang tidak peduli, malas.

C. Dampak Hospitalisasi
Sakit dan dirawat di rumah sakit merupakan krisis utama yang terjadi pada
anak. Ketika anak dirawat di rumah sakit, mereka akan mudah mengalami stres akibat
adanya perubahan dari segi status kesehatannya maupun lingkungannya dalam
kebiasaan mereka sehari- hari dan disebabkan juga karena anak memiliki keterbatasan
koping dalam mengatasi masalah yang bersifat menekan. Anak juga akan mengalami
gangguan emosional dan gangguan perkembangan saat menjalani hospitalisasi
(Utami, 2014).
Berikut ini adalah dampak hospitalisasi terhadap anak usia prasekolah
menurut Hidayat (2012) sebagai berikut :
1. Cemas disebabkan perpisahan.
Sebagian besar kecemasan yang terjadi pada anak pertengahan sampai anak
periode prasekolah adalah cemas karena perpisahan. Hubungan anak dengan ibu
sangat dekat sehingga perpisahan dengan ibu akan menimbulkan rasa kehilangan
terhadap orang yang terdekat bagi diri anak. Selain itu, lingkungan yang belum
dikenal akan mengakibatkan perasaan tidak aman dan rasa cemas.
2. Kehilangan control.
Anak yang mengalami hospitalisasi biasanya kehilangan kontrol. Hal ini
terihat jelas dalam perilaku anak dalam hal kemampuan motorik, bermain, melakukan

7
hubungan interpersonal, melakukan aktivitas hidup sehari-hari activity daily living
(ADL), dan komunikasi.
Akibat sakit dan dirawat di rumah sakit, anak akan kehilangan kebebasan
pandangan ego dalam mengembangkan otonominya. Ketergantungan merupakan
karakteristik anak dari peran terhadap sakit. Anak akan bereaksi terhadap
ketergantungan dengan cara negatif, anak akan menjadi cepat marah dan agresif. Jika
terjadi ketergantungan dalam jangka waktu lama (karena penyakit kronis), maka anak
akan kehilangan otonominya dan pada akhirnya akan menarik diri dari hubungan
interpersonal.
3. Luka pada tubuh dan rasa sakit (rasa nyeri).
Konsep tentang citra tubuh, khususnya pengertian body boundaries
(perlindungan tubuh), pada kanak-kanak sedikit sekali berkembang. Berdasarkan hasil
pengamatan, bila dilakukan pemeriksaan telinga, mulut atau suhu pada rektal akan
membuat anak sangat cemas. Reaksi anak terhadap tindakan yang tidak menyakitkan
sama seperti tindakan yang sangat menyakitkan. Anak akan bereaksi terhadap rasa
nyeri dengan menangis, mengatupkan gigi, menggigit bibir, menendang, memukul
atau berlari keluar.
4. Dampak negatif dari hospitalisasi lainya pada usia anak prasekolah adalah gangguan
fisik, psikis, sosial dan adaptasi terhadap lingkungan.

D. Perubahan Yang Terjadi Akibat Hospitalisai


1. Perubahan konsep diri.
Akibat penyakit yang di derita atau tindakan seperti pembedahan, pengaruh
citra tubuh , perubahan citra tubuh dapat menyebabkan perubahan peran , idial
diri, harga diri dan identitasnya.
2. Regresi
Klien mengalami kemunduran ketingkat perkembangan sebelumnya atau lebih
rendah dalam fungsi fisik, mental, prilaku dan intelektual.
3. Dependensi
Klien merasa tidak berdaya dan tergantung pada orang lain.
4. Dipersonalisasi
Peran sakit yang dialami klien menyebabkan perubahan kepribadian, tidak
realistis, tidak dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan, perubahan identitas
dan sulit bekerjasama mengatasi masalahnya.

8
5. Takut dan Ansietas
Perasaan takut dan ansietas timbul karena persepsi yang salah terhadap
penyakitnya.
6. Kehilangan dan perpisahan
Kehilangan dan perpisahan selama klien dirawat muncul karena lingkungan
yang asing dan jauh dari suasana kekeluargaan, kehilangan kebebasan, berpisah
dengan pasangan dan terasing dari orang yang dicintai.

E. Reaksi Anak Terhadap Hospitalisasi

Reaksi tersebut bersifat individual dan sangat tergantung pada usia


perkembangan anak,pengalaman sebelumnya terhadap sakit,sistem pendukung yang
tersedia dan kemampuan koping yang dimilikinya,pada umumnya,reaksi anak
terhadap sakit adalah kecemasan karena perpisahan,kehilangan, perlukaan tubuh,dan
rasa nyeri.

Reaksi anak pada hospitalisasi :

1. Masa bayi(0-1 tahun)


Dampak perpisahan
Pembentukan rasa P.D dan kasih saying
Usia anak > 6 bln terjadi stanger anxiety /cemas
a. Menangis keras
b. Pergerakan tubuh yang banyak
c. Ekspresi wajah yang tak menyenangkan

2. Masa todler (2-3 tahun)


Sumber utama adalah cemas akibat perpisahan .
Disini respon perilaku anak dengan tahapnya.
a. Tahap protes menangis, menjerit, menolak perhatian orang lain
b. Putus asa menangis berkurang,anak tak aktif,kurang menunjukkan minat
bermain, sedih, apatis
c. Pengingkaran/ denial
1) Mulai menerima perpisahan

9
2) Membina hubungan secara dangkal
3) Anak mulai menyukai lingkungannya

3. Masa prasekolah (3-6 tahun)


a. Menolak makan
b. Sering bertanya
c. Menangis perlahan
d. Tidak kooperatif terhadap petugas Kesehatan
Perawatan di rumah sakit :
1) Kehilangan kontrol
2) Pembatasan aktivitas
Sering kali dipersepsikan anak sekolah sebagai hukuman. Sehingga ada
perasaan malu, takut sehingga menimbulkan reaksi agresif, marah, berontak,tidak
mau bekerja sama dengan perawat.

4. Masa sekolah (6-12 tahun)


Perawatan di rumah sakit memaksakan meninggalkan lingkungan yang
dicintai, keluarga, kelompok sosial sehingga menimbulkan kecemasan.
Kehilangan kontrol berdampak pada perubahan peran dlm keluarga, kehilangan
kelompok sosial,perasaan takut mati, kelemahan fisik. Reaksi nyeri bisa
digambarkan dgn verbal dan non verbal.

5. Masa remaja (12-18 tahun)


Anak remaja begitu percaya dan terpengaruh kelompok sebayanya. Saat MRS
cemas karena perpisahan tersebut. Pembatasan aktifitas kehilangan control Reaksi
yang muncul :
a. Menolak perawatan / tindakan yang dilakukan
b. Tidak kooperatif dengan petugas
Perasaan sakit akibat perlukaan menimbulkan respon :
1) bertanya-tanya
2) menarik diri
3) menolak kehadiran orang lain

F. Reaksi Orang Tua Terhadap Hospitalisasi

10
Reaksi orang tua terhadap hospitalisasi & Perasaan yang muncul dalam hospitalisasi,
Takut dan cemas,perasaan sedih dan frustasi,
Kehilangan anak yang dicintainya:
a. Prosedur yang menyakitkan
b. Informasi buruk tentang diagnosa medis
c. Perawatan yang tidak direncanakan
d. Pengalaman perawatan sebelumnya & Perasaan sedih:
Kondisi terminal perilaku isolasi /tidak mau didekati orang lain & Perasaan
frustasi: Kondisi yang tidak mengalami perubahan Perilaku tidak kooperatif,putus
asa,menolak tindakan,menginginkan P.P & Reaksi saudara kandung terhadap
perawatan anak di RS: Marah,cemburu,benci,rasa bersalah

G. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hospitalisasi


Beberapa faktor yang mempengaruhi hospitalisasi menurut Yuniarti (2012) meliputi :
1. Sistem pendukung
Perilaku ini biasanya ditandai dengan permintaan anak untuk ditunggui selama
dirawat di rumah sakit, didampingi saat dilakukan treatment padanya, minta
dipeluk saat merasatakut dan cemas bahkan saat merasa kesakitan. Sistem
pendukung yang mempengaruhi reaksi anak selama masa perawatan termasuk di
dalamnya adalah keluarga dan pola asuh yang didapat anak dalam di dalam
keluarganya. Keluarga yang kurang mendapat informasi tentang kondisi kesehatan
anak saat dirawat di rumah sakit menjadi terlalu khawatir atau stres akan
menyebabkan anak menjadi semakin stres dan takut. Selain itu, pola asuh keluarga
yang terlalu protektif dan selalu memanjakan anak juga dapat mempengaruhi
reaksi takut dan cemas anak dirawat di rumah sakit. Berbeda dengan keluarga
yang suka memandirikan anak untuk aktivitas sehari-hari anak akan lebih
kooperatif bila dirumah sakit.
Selain itu, keterampilan koping dalam menangani stress sangat penting bagi
proses adaptasi anak selama masa perawatan. Apabila mekanisme koping anak
baik dalam menerima kondisinya yang mengharuskan dia dirawat di rumah sakit,
anak akan lebih kooperatif selama menjalani perawatan di rumah sakit. Anak akan
mencari dukungan yang ada dari orang lain untuk melepaskan tekanan akibat
penyakit yang dideritanya. Anak biasanya akan meminta dukungan kepada orang
terdekat dengannya. Perilaku ini ditandai dengan permintaan anak untuk ditunggui

11
selama dirawat di rumah sakit, didampingi saat dilakukan perawatan padanya,
minta dipeluk saat merasa takut dan cemas bahkan saat merasa ketakutan.
Sistem pendukung pada anak yang mengalami hospitalisasi menurut Lydia
(2010) misalnya :
a. Orangtua menunggui selama anak dirawat di rumah sakit
b. Orangtua mendampingi saat dilakukan tindakanpadanya
c. Orangtua memberikan perhatian misalnya memeluk saat anak merasatakut dan
cemas bahkan saat merasa kesakitan.
d. Orangtua/keluarga mencari informasi tentang kondisi kesehatan anaknya
e. Orangtua / keluarga merasa khawatir akan kesehatan anaknya
f. Orangtua/ keluarga memberikan pengertian agar anak lebih kooperatif
g. Anak mulai tenang dan tidak menangis ketika ditemani oleh orangtuanya
h. Orangtua/ keluarga memberikan perhatian dengan memberi mainan agar anak
tampak gembira saat dirawat
i. Dukungan dari petugas kesehatan yakni perawat juga sangat penting
mengingat tindakan keperawatan dilakukan oleh perawat diruangan.
Pengukuran sistem dukungan dengan memberikan kuesioner yang dibuat oleh
peneliti dengan memberikan jawaban ya (1) tidak (0), yang kemudian akan
dihitung sebagai berikut :

X
N 100%
Y
Keterangan:
N : Nilai sikap
X : skor yang didapat
Y : jumlah soal
Hasil tersebut akan di kriteriakan sebagai berikut :
1. Sistem dukungan Baik : 76-100%
2. Sistem dukungan Cukup : 56-75 %
3. Sistem dukungan Kurang : <56%

2. Rasa Sakit Pada tubuh


Reaksi anak terhadap rasa nyeri sama seperti sewaktu masih bayi, namun
jumlah variabel yang mempengaruhi responnya lebih kompleksdan bermacam-
macam. Anak akan bereaksi terhadap rasa nyeri dengan menyeringaikan wajah,

12
menangis, mengatupkan gigi, menggigit bibir,membuka mata dengan lebar, atau
melakukan tindakan yang agresif seperti menggigit, menendeng, memukul, atau
berlari keluar. Reaksi stres hospitalisasi pada anak usia prasekolah berupa
menolak makan, sering bertanya, menangis perlahan, tidak kooperatif terhadap
petugas kesehatan.
3. Faktor Lingkungan rumah sakit.
Rumah sakit dapat menjadi suatutempat yang menakutkan dilihat dari sudut
pandang anak-anak.Suasana rumah sakit yang tidak familiar, wajah-wajah yang
asing,berbagai macam bunyi dari mesin yang digunakan, dan bau yangkhas, dapat
menimbulkan kecemasan dan ketakutan baik bagi anak ataupun orang tua.
Menurut ferdi (2009) beberapa hal yang berhubungan dengan lingkungan
rumah sakit yang dapat menyebabkan hospitalisasi adalah :
a. Anak merasa takut dengan wajah baru seperti perawat ataupun dokter
b. Anak merasa takut dengan bunyi atau mesin yang ada di ruangan
c. Bau ruangan yang kurang enak
d. Lingkungan yang kurang bersih
e. Ruang tindakan yang kurang kondusif
f. Ruangan yang kurang nyaman bagi anak
g. Kondisi ruangan yang banyak pasien lain
h. Tidak adanya mainan atau tempat bermain di rumah sakit
Dalam pengukuran lingkungan peneliti menggunakan skala likert dengan
memberikan skor pada masing-masing pertanyaan yakni ya (1) tidak (0),
kemudian hasil akan diklasifikasikan sebagai berikut :
a. Lingkungan mendukung : ≥ 50%
b. Lingkungan tidak mendukung : <50%

4. Pengalaman.
Pengalaman anak sebelumnya terhadap proses sakit dan dirawat juga sangat
berpengaruh. Apabila anak pernah mengalami pengalaman tidak menyenangkan
dirawat di rumah sakit sebelumnya akan menyebabkan anak takut dan trauma.
Sebaliknya apabila anak dirawat di rumah sakit mendapatkan perawatan yang baik
dan menyenangkan anak akan lebih kooperatif pada perawat dan dokter. Faktor
pengalaman yang berkaitan dengan pelayanan kesehatan, semakin sering seorang

13
anak berhubungan dengan rumah sakit,maka semakin kecil bentuk kecemasan
atau malah sebaliknya.
Faktor pengalaman di rumah sakit merupakan riwayat penyakit terdahulu
sehingga indikator dari faktor tersebut adalah pernah tidaknya anak dirawat di
rumah sakit yakni :
a. Tidak pernah : baru pertama kali di rawat di rawat di RS
b. Pernah : pernah 1-2 kali di rawat di RS
c. Sering : lebih dari 2 kali di rawat di RS

H. Intevensi Keperawatan Dalam Mengatasi Dampak Hospitalisasi


1. Fokus intervensi keperawatan adalah :
a. meminimalkan stressor
b. memaksimalkan manfaat hospitalisasi memberikan dukungan psikologis pada
anggota keluarga
c. mempersiapkan anak sebelum masuk rumah sakit

2. Upaya meminimalkan stresor atau penyebab stress dapat dilakukan dengan cara :
a. Mencegah atau mengurangi dampak perpisahan
b. Mencegah perasaan kehilangan kontrol
c. Mengurangi / meminimalkan rasa takut terhadap perlukaan tubuh dan rasa
nyeri

3. Upaya mencegah / meminimalkan dampak perpisahan :


a. Melibatkan orang tua berperan aktif dalam perawatan anak
b. Modifikasi ruang perawatan
c. Mempertahankan kontak dengan kegiatan sekolah:
d. Surat menyurat, bertemu teman sekolah

4. Mencegah perasaan kehilangan kontrol:


a. Hindarkan pembatasan fisik jika anak dapat kooperatif.
b. Bila anak diisolasi lakukan modifikasi lingkungan
c. Buat jadwal untuk prosedur terapi,latihan,bermain
d. Memberi kesempatan anak mengambil keputusan dan melibatkan orang tua
dalam perencanaan kegiatan

14
5. Meminimalkan rasa takut terhadap cedera tubuh dan rasa nyeri:
a. Mempersiapkan psikologis anak dan orang tua untuk tindakan prosedur yang
menimbulkan rasa nyeri
b. Lakukan permainan sebelum melakukan persiapan fisik anak
c. Menghadirkan orang tua bila memungkinkan
d. Tunjukkan sikap empati
e. Pada tindakan elektif bila memungkinkan menceritakan tindakan yang
dilakukan melalui cerita, gambar. Perlu dilakukan pengkajian tentang
kemampuan psikologis anak menerima informasi ini dengan terbuka.

6. Memaksimalkan manfaat hospitalisasi anak:


a. Membantu perkembangan anak dengan memberi kesempatan orang tua untuk
belajar .
b. Memberi kesempatan pada orang tua untuk belajar tentang penyakit anak.
c. Meningkatkan kemampuan kontrol diri.
d. Memberi kesempatan untuk sosialisasi.
e. Memberi support kepada anggota keluarga.

7. Mempersiapkan anak untuk mendapat perawatan di rumah sakit :


a. Siapkan ruang rawat sesuai dengan tahapan usia anak.
b. Mengorientasikan situasi rumah sakit.

8. Pada hari pertama lakukan tindakan :


a. Kenalkan perawat dan dokter yang merawatnya
b. Kenalkan pada pasien yang lain.
c. Berikan identitas pada anak.
d. Jelaskan aturan rumah sakit.
e. laksanakan pengkajian .
f. Lakukan pemeriksaan fisik.

15
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Hospitalisasi pada anak biasanya menimbulkan masalah berupa cemas, rasa
kehilangan, dan takut akan tindakan yang dilakukan oleh pihak rumah sakit.
Hospitalisasi pada anak tidak hanya berdampak pada anak itu sendiri tapi juga
berdampak pada orang tua dari anak tersebut.
Peran perawat sangat diperlukan untuk mencegah masalah hospitalisasi pada
anak. Perawat harus memberikan dukungan dan dorongan kepada anak yang efektif
agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan dan tetap menjaga kepercayaan anak
agar anak tidak merasa takut akan tindakan yang akan dilakukan oleh perawat.
Selain itu perawat juga berperan sebagai promotif yang memberikan
pandangan pada keluarga agar selalu setia mendampingi dan memberi perhatian lebih
pada anak yang sedang menjalani perawatan di rumah sakit.

16
DAFTAR PUSTAKA

Apriyany D. (2013). Hubungan antara Hospitalisasi anak dengan tingkat kecemasan


orang tua. Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of
Nursing), Volume 8, No.2
Elena. (2010). Anak-anak yang tinggal di rumah sakit: penelitian tentang stres
psikologis pengasuh. Commodari Italian Journal of Pediatric.
Faozi, E. (2010). Hubungan Hospitalisasi Berulang dengan Perkembangan
Psikososial Anak Usia sekolah yang Menderita Leukimia Limfositik Akut di
Ruang Melati 2 RSUD Dr Moewardi Surakarta. Surakarta: UMS. Skripsi.
Hidayat, A.A. (2009). Pengantar ilmu anak 1. Jakarta: Salemba Medika.
Hockenberry , J.M. & Wilson, D. (2007). Wong’s nursing care of infant and children.
(8 th edition). Canada: Mosby Company.
Hockenberry , J.M. & Wilson, D. (2009). Essentials of pediatric nursing.
St.Louis: Mosby An Affilite of Elsevier inc.
Indrawati, L. (2013). Pengaruh pemberian terapi aktivitas bermain terhadap tingkat
kecemasan anak usia toddler akibat hospitalisasi di ruang rawat inap anak
RSUD kota Bekasi Tahun 2013. Jurnal Program Studi S1 Ilmu Keperawatan
Sekolah Tinggi Ilmu Keperawatan Medistra Indonesia Bekasi.
Kurniawan, A. (2008). Faktor-faktor yang berhubungan dengan tingkat kecemasan
orang tua terkait hospitalisasi anak usia toddler di Pati. Jurnal Keperawatan.
Vol. 1 No. 2.
Konstantinous, et all. (2015). The importance of play during hospitalization of
children. Profesional paper. mater sosiomed. Vol 27. AHEPA. Greece
Purwandari, H. (2009). Pengaruh terapi seni dalam menurunkan tingkat kecemasan
anak usia sekolah yang menjalani hospitalisasi di wilayah kabupaten
Banyumas. Jakarta: UI.
Rahmawati, A. (2007). Hubungan dukungan keluarga dengan tingkat kecemasan
akibat hospitalisasi pada anak usia pra sekolah di bangsal “L” RSUP Dr.
Soeradji Tirtonegoro Klaten Tahun 2007. Yogyakarta: Stikes Surya Global.
Skripsi.
Sherwood. (2014). The relationship between mothers’ coping patterns and

17
children’s anxiety about their hospitalization as reflected in drawings.
Journal of Child Health Care. Vol. 18(1) 6–18. USA

Tarwoto & Wartonah. (2015). Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan.
Jakarta : Salemba Medika.
Wijayanti, P.D. (2009). Faktor – faktor yang berhubungan dengan regresi anak usia
sekolah saat hospitalisasi di Rumah Sakit Anak dan Bunda Harapan Kita
Jakarta. Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah.

18

Anda mungkin juga menyukai