Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH KEPEMIMPINAN BERKAITAN DENGAN KESUKSESAN FELYCYA

ANGELISTA SEBAGAI CEO PRODUK KECANTIKAN SCARLETT


MATA KULIAH KEWURAUSAHAAN DALAM KEPERAWATAN

Disusun oleh :
Nama : Syifa Syauqnia Zapni
NIM : 0402128212053
Kelas : Reguler A 2021

Dosen Pengampu:
Karolin Adhisty, S.Kep., Ns., M.Kep.

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT. yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga Saya dapat menyelesaikan Makalah yang mana disusun untuk memenuhi Tugas
Mata Kuliah Kewirausahaan dalam Keperawatan. Saya mengucapkan terima kasih kepada
Ibu Karolin Adhisty, S.Kep., Ns., M.Kes. selaku dosen pengampu Kewirausahaan dalam
Keperawatan yang telah membimbing dan memfasilitasi saya sehingga Saya dapat
menyelesaikan Makalah ini.

Saya menyadari, Makalah yang saya susun ini masih jauh dari kesempurnaan. Hal ini
dikarenakan terbatasnya kemampuan dan pengetahuan yang saya miliki. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang membangun sangat saya harapkan demi kesempurnaan penyusunan
Makalah ini.

Akhir kata, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi saya dan juga para pembaca.

Indralaya, Maret 2023

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................................. 2

DAFTAR ISI............................................................................................................................ 3

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang...................................................................................................................... 5

B. Rumusan Masalah................................................................................................................. 6

C. Tujuan................................................................................................................................... 7

BAB II PEMBAHASAN

A. Prinsip Kepemimpinan ........................................................................................................ 8

B. Diagnosis Keperawatan : D.0128 Risiko Proses Pengasuhan Tidak Efektif........................ 9

C. Intervensi Keperawatan dari Diagnosis Risiko Harga Diri Rendah Situasional................ 12

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan......................................................................................................................... 18

B. Saran................................................................................................................................... 18

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................ 19

3
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kepemimpinan adalah sebuah kekuatan yang digunakan sebagai modal untuk


melakukan perubahan kearah keberhasilan. Pemimpin harus mengarahkan segenap sumber
daya manusianya untuk merealisasikan visi dan misi organisasi. Salah satu faktor penting
yang berpengaruh dalam keberhasilan seorang entrepreneur dalam mengerakkan orang lain
dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan perusahaannya adalah memberikan motivasi.
Kepemimpinan adalah kekuatan utama yang dibutuhkan untuk berhasil melakukan
perubahan. Kepemimpinan entrepreneur merupakan gabungan faktor yang dibutuhkan
pemilik bisnis saat ini.
untuk meningkatkan inovasi, kreatifitas, intuisi, kemampuan dalam memimpin
kelompok, mampu memotivasi, serta memiliki rasa berani mengambil risiko dalam setiap
keputusan terkait kemajuan organisasi. Seorang pemimpin harus dapat membentuk sikap dan
perilaku karyawanya agar mau bekerja keras, bekerjasama, dan bekerja secara efisien dan
produktif untuk mencapai tujuan organisasi yang direncanakan
.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang menjadi faktor utama kesuksesan Felicya Angelista dalam mengembangkan
produknya
2. Bagaimana cara Felicya Angelista dalam mengelola produknya?
3. Apa yang menjadi penyebab produk Felicya Angelista bisa se viral itu?
4. Kelebihan apa saja yang dimiliki produk Felicya Angelista

C. Tujuan
1. Mengetahui penyebab kesuksesan produk usaha Felicya Angelista.
2. Mengetahui teknik pengelolahan produk usaha Felicya Angelista
3. Mengetahui kelebihan produknya.

4
BAB II PEMBAHASAN

A. Diagnosis Keperawatan : (D.0102) Risiko Harga Diri Rendah Situasional

Definisi :

5
Berisiko mengalami evaluasi atau perasaan negatif terhadap diri sendiri atau kemampuan
klien sebagai respon terhadap situasi saat ini.
Faktor Risiko :
1. Gangguan gambaran diri
2. Gangguan fungsi
3. Gangguan peran sosial
4. Harapan tidak realistis
5. Kurang pemahaman terhadap situasi
6. Penurunan kontrol terhadap lingkungan
7. Penyakit fisik
8. Perilaku tidak sesuai dengan nilai setempat
9. Kegagalan
10. Perasaan tidak berdaya
11. Riwayat kehilangan
12. Riwayat pengabaian
13. Riwayat penolakan
14. Riwayat penganiayaan (mis. fisik, psikologis, seksual),
15. Transisi perkembangan
Kondisi Klinis Terkait :
1. Cedera traumatis
2. Pembedahan
3. Kehamilan
4. Kondisi baru terdiagnosis (mis. diabetes melitus)
5. Stroke
6. Penyalahgunaan zat
7. Demensia

Alasan Kelompok Kami memilih diagnosis ini :


1. Pada kasus disebutkan bahwa pasien merupakan korban pemerkosaan yang dapat
termasuk kedalam faktor risiko nomor 14 tentang riwayat penganiayaan yang berupa
menganiayaan fisik, psikologis dan juga seksual, yang menjadikan pasien menjadi
murung.
2. Pada kasus juga didapat data dari wawancara keluarga bahwa pasien merasa sedih
karena suaminya atau ayah dari bayi yang dilahirkan tersebut tidak kunjung datang
setelah pernikahan sampai bayi tersebut lahir, data ini dapat masuk kedalam faktor
risiko nomor 12 yaitu riwayat pengabaian yang dilakukan oleh suaminya terhadap
pasien tersebut.
3. Kondisi klinis terkait sebagai pelengkap dari diagnosis ini adalah dengan kondisi
kehamilan yang terjadi pada pasien hingga pasien melahirkan.

B. Diagnosis Keperawatan : D.0128 Risiko Proses Pengasuhan Tidak Efektif

Definisi :

6
Berisiko mengalami proses kehamilan,Persalinan dan setelah termasuk melahirkan
perawatan bayi baru lahir yang tidak sesuai dengan konteks norma dan harapan.

Faktor Resiko

1. Kekerasan dalam rumah tangga.

2. Kehamilan tidak diinginkan/rencanakan.


3. Kurang terpapar informasi tentang persalinan/pengasuhan.
4. Ketidakbedayaan maternal.
5. Distres psikologis.
6. Penyalahgunaan obat.
7. Ketidakadekuatan manajemen ketidak nyamanan selama persalinan.
8.
9. Akses pelayanan kesehatan sulit dijangkau.
10. Kurangnya minat/proaktif dalam proses persalinan.
11. Ketidaksesuaian kondisi bayi dengan harapan.
12. Ketidakamanan lingkungan untuk bayi.

Kondisi klinis terkait


1. Gangguan pertumbuhan janin.
2. Gangguan kesehatan fisik dan psikologis ibu.

Alasan kelompok kami memilih diagnosis ini:


1. Pada kasus disebutkan bahwa anak yang dilahirkan pasien merupakan hasil dari pe-
merkosaan yang dialaminya, sehingga dapat disimpulkan bahwa kehamilannya merupakan
kehamilan yang tidak diinginkan, sesuai dengan faktor risiko nomor 2 (Kehamilan tidak di-
inginkan/rencanakan).

2. Disebutkan juga pasien tidak mau melihat bayinya dan tidak mau menyusui bayinya, hal
ini sesuai dengan faktor risiko nomor 4 (Ketidakbedayaan maternal).

3. Laki-laki yang merupakan ayah dari bayi tersebut tidak kunjung datang setelah menikah
dengan pasien hingga kelahiran anaknya, hal ini membuat pasien terganggu psikologisnya
seperti pada faktor risiko nomor 5 (Distress psikologis).

4. Pasien terganggu fisik dan psikologisnya, dapat dibuktikan dari mengeluh nyeri pada
badan dan di sekitar perineum (gangguan fisik) dan pasien murung, tidak mau melihat
bayinya dan tidak mau menyusui bayinya (gangguan psikologis) sehingga kondisi tersebut
cocok dengan kondisi klinis terkait nomor 2 (Gangguan kesehatan fisik dan psikologis ibu).

Intervensi keperawatan

Promosi Keutuhan Keluarga (I.13490)

OBSERVASI

7
1. Identifikasi pemahaman keluarga terhadap masalah
2. Identifikasi adanya konflik prioritas atas anggota keluarga
3. Identifikasi mekanisme koping keluarga
4. Monitor hubungan antar anggota keluarga
TERAPEUTIK

1. Hargai privasi keluarga


2. Fasilitasi kunjungan keluarga
3. Fasilitasi keluarga melakukan pengambilan keputusan dan pemecahan masalah
4. Fasilitasi komunikasi terbuka antar setiap anggota keluarga
EDUKASI

1. Informasikan kondisi pasien secara berkala kepada keluarga


2. Anjurkan anggota keluarga mempertahankan keharmonisan keluarga
KOLABORASI

1. Rujuk untuk terapi keluarga, jika perlu

Dukungan Penampilan Peran (1.13478)

OBSERVASI

1. Identifikasi berbagai peran dan periode transisi sesuai tingkat perkembangan


2. Identifikasi peran yang ada dalam keluarga
3. Identifikasi adanya peran yang tidak terpenuhi
TERAPEUTIK

1. Fasilitasu adaptasi peran keluarga terhadap perubahan peran yang tidak diinginkan
2. Fasilitasi bermain peran dalam mengantisipasi reaksi orang lain terhadap perilaku
3. Fasilitasi diskusi perubahan peran anak terhadap bayi baru lahir, jika perlu
4. Fasilitasi diskusi tentang peran orang tua, jika perlu
5. Fasilitasi diskusi tentang adaptasi peran saat anak meninggalkan rumah, jika perlu
6. Fasilitasi diskusi harapan dengan keluarga dalam peran timbal balik
EDUKASI

1. Diskusikan perilaku yang dibutuhkan untuk perkembangan peran


2. Diskusikan perubahan peran yang diperlukan akibat penyakit atau ketidakmampuan
3. Diskusiman perubahan peran dalam menerima ketergantungan orang tua
4. Diskusikan strategi positif untuk mengelola perubahan peran
5. Ajarkan perilaku baru yang dibutuhkan oleh pasien/orang tua untum memenuhi peran
KOLABORASI

1. Rujuk dalam kelompok untuk mempelajari peran baru

Tujuan Keperawatan

8
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 × 24 jam, diharapkan risiko proses penga-
suhan tidak efektif dapat teratasi

Proses Pengasuhan (L.13124)

*1=Menurun; 2=Cukup menurun; 3=Sedang; 4=Cukup meningkat; 5=Meningkat

Kriteria Hasil 1 2 3 4 5

1. Terpapar informasi tentang proses persali-


nan/pengasuhan

2. Keadekuatan manajemen ketidaknyamanan


selama persalinan adekuat

3. Akses pelayanan kesehatan mudah di-


jangkau

4. Kesesuaian kondisi bayi dengan harapan

5. Keamanan lingkungan bayi

*1=Meningkat; 2=Cukup meningkat; 3=Sedang; 4=Cukup menurun; 5=Menurun

Kriteria Hasil 1 2 3 4 5

1. Kekerasan dalam rumah tangga

2. Stress psikologis

3. Kehamilan tidak diinginkan

4. Ketidakberdayaan internal

5. Penyalahgunaan obat

C. Intervensi Keperawatan dari Diagnosis Risiko Harga Diri Rendah Situasional


Intervensi keperawatan merupakan rencana tindakan yang akan dilakukan per-
awat dalam memberikan asuhan keperawatan kepada pasien. Perawat dapat memilih
pemberian intervensi tindakan yang disesuaikan dengan masalah keperawatan pasien
itu sendiri, dapat memastikan bahwa intervensi yang dipilih dapat mengatasi penye-

9
bab atau setidaknya dapat mengatasi tanda dan gejala terjadinya masalah keper-
awatan. Selain itu, perawat juga harus memastikan bahwa intervensi dapat mengukur
luaran keperawatan.
Dari diagnosis keperawatan Risiko Harga Diri Rendah Situasional yang dite-
gakkan, terdapat 4 (empat) Intervensi Utama, antara lain:
1. Dukungan Penampilan Peran,

2. Promosi Harga Diri,

3. Promosi Kesadaran Diri, dan

4. Promosi Koping (SIKI, 2018).

1. Dukungan Penampilan Peran (I.13478)

Definisi: memfasilitasi pasien dan keluarga untuk memperbaiki hubungan dengan mengklari-
fikasi dan memenuhi perilaku peran tertentu.
Tindakan
Observasi
 Identifikasi berbagai peran dan periode transisi sesuai tingkat perkembangan

 Identifikasi peran yang ada dalam keluarga

 Identifikasi adanya peran yang tidak terpenuhi

Terapeutik
 Fasilitasi adaptasi peran keluarga terhadap perubahan peran yang tidak diinginkan

 Fasilitasi bermain peran dalam mengantisipasi reaksi orang lain terhadap perilaku

 Fasilitasi diskusi perubahan peran anak terhadap bayi baru lahir, jika perlu

 Fasilitasi diskusi tentang peran orang tua, jika perlu

 Fasilitasi diskusi tentang adaptasi peran saat anak meninggalkan rumah, jika perlu

 Fasilitasi diskusi harapan dengan keluarga dan peran timbal balik

Edukasi
 Diskusikan perilaku yang dibutuhkan untuk pengembangan peran

 Diskusikan perubahan peran yang diperlukan akibat penyakit atau ketidakmampuan

10
 Diskusikan perubahan peran dalam menerima ketergantungan orang tua

 Diskusikan strategi positif untuk mengelola perubahan peran

 Ajarkan perilaku baru yang dibutuhkan oleh pasien/orang tua untuk memenuhi peran

Kolaborasi
 Rujuk dalam kelompok untuk mempelajari peran baru

2. Promosi Harga Diri (I.09308)

Definisi: meningkatkan penilaian perasaan/persepsi terhadap diri sendiri atau kemampuan


diri.
Tindakan
Observasi
 Identifikasi budaya, agama, ras, jenis kelamin, dan usia terhadap harga diri

 Monitor verbalisasi yang merendahkan diri sendiri

 Monitor tingkat harga diri setiap waktu, sesuai kebutuhan

Terapeutik
 Motivasi terlibat dalam verbalisasi positif untuk diri sendiri

 Motivasi menerima tantangan atau hal baru

 Diskusikan pernyataan tentang harga diri

 Diskusikan kepercayaan terhadap penilaian diri

 Diskusikan pengalaman yang meningkatkan harga diri

 Diskusikan persepsi negatif diri

 Diskusikan alasan mengkritik diri atau rasa bersalah

 Diskusikan penetapan tujuan realistis untuk mencapai harga diri yang lebih tinggi

 Diskusikan Bersama keluarga untuk menetapkan harapan dan Batasan yang jelas

 Berikan umpan balik positif atas peningkatan mencapai tujuan

 Fasilitasi lingkungan dan aktivitas yang meningkatkan diri

11
Edukasi
 Jelaskan kepada keluarga pentingnya dukungan dalam perkembangan konsep positif
diri pasien

 Anjurkan mengidentifikasi kekuatan yang dimiliki

 Anjurkan mempertahankan kontak mata saat berkomunikasi dengan orang lain

 Anjurkan membuka diri terhadap kritik negatif

 Anjurkan mengevaluasi perilaku

 Ajarkan cara mengatasi bullying

 Latih peningkatan tanggung jawab untuk diri sendiri

 Latih pernyataan/kemampuan positif diri

 Latih cara berfikir dan berperilaku positif

 Latih meningkatkan kepercayaan pada kemampuan dalam menangani situasi

3. Promosi Kesadaran Diri (I.09311)

Definisi: meningkatkan pemahaman dan mengeksplorasi pikiran, perasaan, motivasi, dan


perilaku.
Tindakan
Observasi
 Identifikasi keadaan emosional saat ini

 Identifikasi respons yang ditunjukkan berbagai situasi

Terapeutik
 Diskusikan nilai-nilai yang berkontribusi terhadap konsep diri

 Diskusikan tentang pikiran, perilaku, atau respons terhadap kondisi

 Diskusikan dampak penyakit pada konsep diri

 Ungkapkan penyangkalan tentang kenyataan

 Motivasi dalam meningkatkan kemampuan belajar

Edukasi

12
 Anjurkan mengenali pikiran dan perasaan tentang diri

 Anjurkan menyadari bahwa setiap orang unik

 Anjurkan mengungkapkan perasaan (mis: marah atau depresi)

 Anjurkan meminta bantuan orang lain, sesuai kebutuhan

 Anjurkan mengubah pandangan diri sebagai korban

 Anjurkan mengidentifikasi perasaan bersalah

 Anjurkan mengidentifikasi situasi yang memicu kecemasan

 Anjurkan mengevaluasi Kembali persepsi negatif tentang diri

 Anjurkan dalam mengekspresikan diri dengan kelompok sebaya

 Ajarkan cara membuat prioritas hidup

 Latih kemampuan positif diri yang dimiliki

4. Promosi Koping (I.13494)

Definisi: meningkatkan upaya kognitif dan perilaku untuk menilai dan merespons stresor
dan/atau kemampuan menggunakan sumber-sumber yang ada.
Tindakan
Observasi:
 Identifikasi kegiatan jangka pendek dan panjang sesuai tujuan

 Identifikasi kemampuan yang dimiliki

 Identifikasi sumber daya yang tersedia untuk memenuhi tujuan

 Identifikasi pemahaman proses penyakit Identifikasi dampak situasi terhadap peran


dan hubungen

 Identifikasi metode penyelesaian masalah

 Identifikasi kebutuhan dan keinginan terhadap dukungan perubahan peran yang di-
alami

Terapeutik

13
 Diskusikan Gunakan pendekatan yang tenang dan meyakinkan -Diskusikan alasan
mengkritik diri sendiri

 Diskusikan untuk mengklarifikasi kesalahpahaman dan mengevaluasi perilaku sendiri


-Diskusikan konsekuensi tidak menggunakan rasa bersalah dan rasa malu

 Diskusikan risiko yang menimbulkan bahaya pada diri sendiri

 Fasilitasi dalam memperoleh informasi yang dibutuhkan

 Berikan pilihan realistis mengenal aspek-aspek tertentu dalam perawatan

 Motivasi untuk menentukan harapan yang realistis

 Tinjau kemball kemampuan dalam pengambilan keputusan Hindari mengambil kepu-


tusan saat pasien berada di bawah tekanan

 Motivasi terlibat dalam kegiatan sosial

 Motivasi mengidentifikasi sistem pendukung yang tersedia Dampingi saat berduka


(mis. penyakit kronis, kecacatan)

 Perkenalkan dengan orang atau kelompok yang berhasil mengalami pengalaman sama
Dukung penggunaan mekanisme pertahanan yang tepat

 Kurangi rangsangan lingkungan yang mengancaman

Edukasi
 Anjurkan menjalin hubungan yang memiliki kepentingan dan tujuan sama

 Anjurkan penggunaan sumber spiritual, jika pertu

 Anjurkan mengungkapkan perasaan dan persepsi

 Anjurkan keluarga terlibat Anjurkan membuat tujuan yang lebih spesifik

 Ajarkan cara memecahkan masalah secara konstruktif

 Latih penggunaan teknik relaksasi Latih keterampilan sosial, sesuai kebutuhan

 Latih mengembangkan penilaian obyektif

Berdasarkan kasus di atas, intervensi yang dapat dilakukan oleh perawat adalah dengan
memfasilitasi diskusi tentang peran orang tua kepada pasien.

14
KESIMPULAN
Pemerkosaan sebagai salah satu bentuk kekerasan jelas dilakukan dengan adanya paksaan
baik secara halus maupun kasar. Korban perkosaan juga memiliki kemungkinan mengalami
dampak baik fisiologis maupaun psikologis. Hal yang dialami sang ibu akan berdampak besar
pada proses pertumbuhan sang anak, umtuk itu diperlukan peran orang-orang terdekat dan
perawat dalam mengatasi masalah pasien korban pemerkosaan yang pasca melahirkan dengan
melakukan berbagai pendekatan. Sebagai perawat, seharusnya kita dapat memfasilitasi
kebutuhan sang ibu agar dapat menjalani proses persalinan dengan meminimalisir
permsalahan yang terjadi setelahnya dan memastikan adanya pelaksanaan peran keluarga
yang baik agar tidak ada risiko sang ibu unttuk mengalami masalah keperawatan yang
lainnya.

SARAN

1. Bagi Mahasiswa
Diharapkan agar setelah membaca makalah ini mahasiswa dapat mengetahui apa diagnosis,
intervensi dan luaran yang diberikan untuk mengatasi masalah keperawatan di kasus tersebut.

2. Bagi penelitian
Penelitian ini diharapkan menjadi sumber informasi dan ilmu pengetahuan dan bahan acuan bagi
penelitian selanjutnya.

3. Bagi institusi
Hal ini dimanfaatkan sebagai sarana pembelajaran agar siswa dapat mengetahui lebih dalam tentang
penerapan 3S dalam kasus tersebut.

15
DAFTAR PUSTAKA

https://statik.unesa.ac.id/simia/uploads/file_artikel/file_artikel_fa0235fe-3f30-49da-a0cd-
182efe5064a0.pdf

16

Anda mungkin juga menyukai