Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

“PERUBAHAN PSIKOLOGI IBU HAMIL”


Mata Kuliah : Asuhan Kebidanan Nifas
Dosen Pengampu
Evi Dwi Prastiwi, SST., M.Kes

Oleh kelompok 4:

1. Lidia Sriwahyuni Mada (2114315401009)


2. Maria Hildegardis Ririn Kolo (2114315401011)
3. Nur Waqiah (2114315101021)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MAHARANI MALANG


PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN
TAHUN AKADEMIK 2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah mencurahkan rahmat dan
hidayahnya, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah Faktor-faktor yang
Mempengaruhi Masa Nifas dari mata kuliah Asuhan Kebidanan Nifas ini dengan baik.
Untuk itu kami mengucapkan terimakasih pada pihak-pihak yang telah membantu
kami, baik itu dosen kami dan semua yang telah membantu kami, dalam menyelesaikan tugas
ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna, untuk itu kami selaku
penulis tugas ini, mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi kesempurnaan tugas
kami selanjutnya.
Demikian kami selaku penulis tugas, mohon maaf bila ada hal-hal yang kurang
berkenan dalam pembuatan makalah ini. Semoga tugas ini, dapat bermanfaat dan berguna
bagi kita semua.

Malang, 24 September 2022

Penulis
DAFTAR ISI
Kata Pengantar…………………………………………………………………………
Daftar isi………………………………………………………………………………...
BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………………

A. Latar belakang…………………………………………………………..
B. Rumusan masalah……………………………………………………….
C. Tujuan…………………………………………………………………...

BAB II TINJAUAN PUSTAKA……………………………………………………….


A. Faktor Predisposisi (Predisposing factor)………………………………...
B. Faktor Pemungkin (Enabling Factors)……………………………………
C. Faktor Penguat (Reinforcing Factors)……………………………………..
BAB III PENUTUP……………….……………………………………………………...
3.1 Kesimpulan (Hasil Diskusi)…………………………………………….
3.2 Saran………….………………………………………………………….
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Masa nifas (puerperium) merupakan masa yang dimulai setelah
plasenta keluar dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti
keadaan semula (sebelum hamil) ,dan berlangsung selama kira-kira 6
minggu (Ari,2015). Masa ini merupakan masa yang cukup penting selain
masa kehamilan dan persalinan bagi ibu nifas karena bila tidak dilakukan
pemantauan, ibu nifas dapat mengalami berbagai masalah seperti sepsis
puerperalis, infeksi dan perdarahan (Saifuddin, 2012).
Apabila ibu nifas tidak memeriksakan diri secara rutin maka dikhawatirkan akan
terjadi perdarahan atau mungkin bisa terjadi infeksi, dimana kedua hal tersebut
merupakan penyebab kematian ibu terbesar yang sebenarnya bisa dicegah dengan
melakukan pemeriksaan postpartum (Taufik, 2015). Beberapa faktor yang dapat
mempengaruhi kunjungan masa nifas yaitu faktor predisposisi (pengetahuan, sikap,
pendidikan, paritas, kepercayaan, keyakinan, nilai-nilai), faktor pendukung
(ketersediaan dan jarak fasilitas kesehatan), faktor pendorong (sikap dan perilaku
petugas kesehatan) (Notoatmodjo, 2012)

B. Rumusan Masalah
Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi masa nifas?

C. Tujuan
Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi masa nifas
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Faktor Predisposisi (Predisposing factor)


Faktor predisposisi merupakan faktor yang menjadi dasar
atau motivasi bagi perilaku. Dapat dikatakan faktor predisposisi ini
sebagai preferensi pribadi yang dibawa seseorang atau kelompok
kedalam suatu pengalaman belajar. Faktor predisposing mencakup:
1. Pengetahuan
Pengetahuan merupakan hasil tahu, dan ini terjadi setelah
orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu.
Pengindraan terjadi melalui panca indra, yakni indra
penglihatan, pendengaran, penciuman, perasa, dan peraba.
Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata
dan telinga (Notoatmodjo,2012). Pengetahuan ibu tentang masa
nifas merupakan salah satu faktor yang penting dalam
kesuksesan proses menyusui. Hasil penelitian yang dilakukan
Ibrahim (2012) menyebutkan bahwa ibu yang berpengetahuan
baik 1,9 kali berpeluang untuk melakukan kunjungan nifas
dibandingkan dengan ibu yang berpengetahuan kurang.
Semakin tinggi tingkat pengetahuan, semakin ibu melakukan
kunjungan nifas.
2. Pendidikan
Tingkat pendidikan dan akses ibu terhadap media masa
juga mempengaruhi pengambilan keputusan, dimana semakin
tinggi pendidikan semakin besar peluang untuk memberikan
kolostrum kepada bayinya. Tingkat pendidikan formal yang tinggi memang dapat
membentuk nilai-nilai progresif pada diri
seseorang, terutama dalam menerima hal-hal baru, termasuk
pentingnya pemberian kolostrum. Tingkat pendidikan inilah yang
membantu seorang ibu untuk lebih mudah menangkap dan
memahami suatu informasi, sehingga lebih mudah mengadopsi
pengetahuan baru khususnya mengenai pentingnya kunjungan
masa nifas (Ibrahim,2012). Dalam penelitian yang dilakukan
Asmijati (2015) menunjukkan bahwa rendahnya pendidikan dan
kurangnya informasi dapat berpengaruh terhadap kegagalan
kunjungan masa nifas.
3. Sikap
Selain pengaruh pengetahuan, pendidikan dan motivasi
ibu, faktor lain yang dapat berpengaruh adalah sikap ibu
terhadap pemberian kolostrum. Menurut Notoatmodjo (2012),
sikap merupakan reaksi ataurespon seseorang yang masih
tertutup terhadap suatu stimulus atau obyek. Manifestasi sikap
tidak dapat langsung dilihat, tetapi hanya dapat ditafsirkan
terlebih dahulu dari perilaku yang tertutup. Penelitian yang
dilakukan oleh Permana (2016), menunjukan hasil bahwa faktor
kognitif atau keyakinan adalah faktor yang paling berpengaruh
terhadap perilaku ibu dalam kunjungan nifas yaitu sebesar
75,63%. Sikap belum otomatis terwujud dalam suatu tindakan.
Terwujudnya sikap agar menjadi tindakan nyata diperlukan faktor dukungan dari
pihak - pihak tertentu seperti petugas kesehatan
dan orang-orang terdekat ibu. Menurut Alport (dalam
Notoatmodjo, 2012), sikap terdiri dari tiga komponen yaitu
kepercayaan (keyakinan), kehidupan emosional atau evaluasi
emosional terhadap suatu objek dan kecenderungan untuk
bertindak. Ketiga komponen ini secara bersama-sama
membentuk sikap yang utuh, dimana pengetahuan, berpikir,
keyakinan, dan emosi memegang peranan penting.
4. Paritas
Paritas adalah jumlah anak yang dilahirkan oleh wanita.
Ibu hamil dan suami yang telah memiliki anak sebelumnya
cenderung memiliki pengalaman dan pengetahuan yang lebih
dibandingkan dengan yang baru pertama kali memiliki anak
(Asmijati,2014). Penelitian yang dilakukan Asmijati (2014) dan
Frinsevae (2015) menyebutkan bahwa paritas mempunyai
hubungan yang signifikan dengan kunjungan nifas. Menurut
Saifuddin (2012), paritas dapat dibedakan menjadi nullipara
(wanitayang belum pernah melahirkan anak hidup), primipara
(wanitayang telah melahirkan satu anak), grandemultipara (wanita yang
telah melahirkan anak kedua sampai keempat).
5. Kepercayaan
Menurut Notoatmodjo (2012), kepercayaan adalah
komponen kognitif dari faktor sosio-psikologis. Kepercayaan ini
dibentuk oleh pengetahuan, kebutuhan, dan kepentingan. Hal ini
dimaksudkan bahwa orang percaya kepada sesuatu karena ia
mempunyai pengetahuan tentang itu. Keyakinan sering diperoleh
dari orang tua, kakek, atau nenek. Seseorang menerima
kepecayaan itu berdasarkan keyakinandan tanpa adanya
pembuktian terlebih dahulu. Kepercayaan yang diyakini
masyarakat dapat juga berupa kebiasaan yang ada
dimasyarakat yang merupakan pelaziman dari waktu kewaktu.
Kebiasaan ini sering dikaitkan dengan adat dimasyarakat yang
turun temurun karena kebiasaan pada umumnya sudah melekat
pada diri seseorang termasuk kebiasaan yang kurang
menguntungkan bagi kesehatan. Kepercayaan yang dimaksud
dalam hal ini adalah dengan menganggap bahwa kolostrum
merupakan air susu yang kotor yang pertama kali keluar.multipara
(wanita yang telah melahirkan anak lebih dari empat).
B. Faktor Pemungkin (Enabling Factors)
Faktor pemungkin merupakan faktor estenden yang
memungkinkan suatu atau motivasi dapat terlaksana, termasuk didalamnya
keterampilan dan sumber daya pribadi di samping
sumber daya masyarakat. Enabling Factor mencakup
ketersediaan sarana dan prasarana atau fasilitas kesehatan bagi
masyarakat untuk melakukan perilaku kesehatan. Faktor
pemungkin ini juga menyangkut keterjangkauan sumber daya,
biaya, jarak, ketersediaan transportasi, jam buka atau jam
pelayanan, dan sebagainya. Dalam hal ini fasilitas klinik
merupakan salah satu faktor pemungkin.
C. Faktor Penguat (Reinforcing Factors)
Faktor penguat adalah faktor yang menentukan apakah
tindakan kesehatan, memperoleh dukungan atau tidak. Faktor
penguat merupakan faktor penyerta (yang datang sesudah)
perilaku dan berperan bagi menetap atau melenyapnya perilaku
itu. Yang termasuk dalam faktor ini adalah:

1. Dukungan Keluarga

Dukungan keluarga ini pada prinsipnya merupakan


suatu kegiatan yang bersifat fisik, emosional maupun
psikologis yang diberikan kepada ibu yang baru saja
melahirkan bayinya.

2. Dukungan Petugas Kesehatan

Sebagai seseorang yang dipercaya ibu-ibu dalam


mengatasi masalah bayi, petugas kesehatan hendaknya
memberikan nasihat kepada seorang ibu pemulaan
menyusui agar dapat menumbuhkan kepercayaan diri ibu
untuk menyusui bayinya sesegera mungkin.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan (Hasil Diskusi)


Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kunjungan masa nifas yaitu faktor
predisposisi (pengetahuan, sikap, pendidikan, paritas, kepercayaan, keyakinan, nilai-
nilai), faktor pendukung (ketersediaan dan jarak fasilitas kesehatan), faktor pendorong
(sikap dan perilaku petugas kesehatan) (Notoatmodjo, 2012)
B. Saran
Kami menyadari masih banyak kesalahan dalam penulisan makalah ini baik yang
disengaja maupun tidak disengaja. Mohon maaf apabila ada kata yang kurang
berkenan di hati saudara/saudari sekalian dalam membaca makalah ini. Tidak lupa
juga saran ataupun kritikan yang membangun dari pembaca sekalian untuk bisa
dijadikan motivasi dalam pembuatan makalah-makalah berikutnya di masa yang akan
datang.
DAFTAR PUSTAKA

https://jikm.upnvj.ac.id/index.php/home/article/view/179
https://sg.docworkspace.com/d/sIESwx7CJAZmXvZkG
https://sg.docworkspace.com/d/sIESwx7CJAZmXvZkG
https://jurnal.stikeswilliambooth.ac.id/index.php/d3kep/article/view/36
https://jurnal.unimus.ac.id/index.php/APKKM/article/view/5112
http://bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-content/uploads/2018/09/
Asuhan-Kebidanan-Nifas-dan-Menyusui_SC.pdf
https://perpustakaan.poltektegal.ac.id/index.php?p=show_detail&id=6183
http://perpustakaan.poltekkes-malang.ac.id/assets/file/kti/
1502450053/7._BAB_II_.pdf

Anda mungkin juga menyukai