Anda di halaman 1dari 32

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DEFISIT PERAWATAN DIRI

MAKALAH

Diajukan untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Keperawatan Jiwa


yang diampu oleh Ibu Heni Purnama, S.Kep., Ners., MNS.

Disusun oleh :

Kelompok 1

Eva Sri Rizki Wulandari 043315161044

Mochamad Gunadi 043315161052

Nawrah Husni Fauzaan Nirwan 043315161054

Nursiva Indrawati 043315161056

Putri Mengku Halimawati Dewi 043315151051

Sheilla Dwi Rahmadani 043315161060

Syarifah Nisrina 043315161063

Wiwi Alawiyah 043315161068

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KEPERAWATAN PPNI JAWA BARAT

BANDUNG

2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur Kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena dengan rahmat,
karunia, serta taufik dan hidayah-Nya Kami dapat menyelesaikan makalah ilmiah
tentang “Asuhan Keperawatan pada Pasien Defisit Perawatan Diri” ini dengan
baik meskipun banyak kekurangan di dalamnya. Kami berterima kasih kepada Ibu
Heni Purnama, S.Kep., Ners., MNS. selaku Dosen Mata Kuliah Keperawatan jiwa
yang telah memberikan tugas ini kepada Kami.

Kami sangat berharap makalah ilmiah ini dapat berguna dalam rangka
menambah wawasan serta pengetahuan Kami mengenai “Asuhan Keperawatan
pada Pasien Defisit Perawatan Diri”. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di
dalam makalah ilmiah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh
sebab itu, Kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah
ilmiah yang telah Kami buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada
sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.

Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang


membacanya. Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi Kami
sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya Kami mohon maaf apabila
terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan Kami memohon kritik dan
saran yang membangun dari Anda demi perbaikan makalah ilmiah ini di waktu
yang akan datang.

Bandung, 21 Mei 2019

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................................i

DAFTAR ISI..................................................................................................................ii

BAB 1............................................................................................................................1

PENDAHULUAN.........................................................................................................1

1.1 Latar Belakang...................................................................................................1

1.2 Batasan Masalah.................................................................................................1

1.3 Rumusan Masalah..............................................................................................2

1.4 Tujuan................................................................................................................2

1.5 Manfaat..............................................................................................................2

BAB 2............................................................................................................................3

LAPORAN OBJEKTIF.................................................................................................3

2.1 STEP 1...............................................................................................................3

2.2 STEP 2...............................................................................................................3

2.3 STEP 3...............................................................................................................3

2.4 STEP 4...............................................................................................................4

2.5 STEP 5...............................................................................................................5

BAB 3............................................................................................................................5

LAPORAN PENDAHULUAN......................................................................................5

3.1 Definisi Defisit Perawatan Diri..........................................................................5

3.2 Faktor Predisposisi Defisit Perawatan Diri.........................................................5

3.3 Faktor Prepitasi Defisit Perawatan Diri..............................................................6

3.4 Manifestasi Klinis Defisit Perawatan Diri..........................................................7

3.5 Klasifikasi Defisit Perawatan Diri......................................................................7

3.6 Komplikasi Defisit Perawatan Diri.....................................................................8

3.7 Rentang Respon Defisit Perawatan Diri.............................................................8

3.8 Asuhan Keperawatan Defisit Perawatan Diri.....................................................9

a. Pengkajian..............................................................................................................9

b. Diagnosa Keperawatan.........................................................................................12

ii
c. Intervensi..............................................................................................................13

d. Implementasi........................................................................................................16

3.9 Asuhan Keperawatan Kasus.............................................................................20

BAB 4..........................................................................................................................30

PENUTUP...................................................................................................................30

4.1 Kesimpulan......................................................................................................30

4.2 Saran................................................................................................................30

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................31

iii
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Perkembangan di dalam kebudayaan masyarakat banyak membawa
perubahan yang tidak kecil di dalam segi kehidupan manusia. Perubahan
situasi individu baik yang positif maupun negatif dapat mempengaruhi
keseimbangan fisik, mental dan sosial. Individu yang sehat jiwa ini meliputi
menyadari kemampuan dirinya secara penuh. Mampu menghadapi problem
maupun situasi yang berat dan mampu berada dengan orang lain (Keliat, dkk.
2007).

Dalam pasien dengan gangguan jiwa kurangnya perawatan diri akibat


adanya perubahan proses pikir sehingga dalam kemampuan melakukan
aktifitas perawatan diri menurun. Pemeliharaan hygiene perorangan
diperlukan untuk kenyamanan individu, keamanan dan kesehatan. Seperti
pada orang sehat dapat memenuhi kebutuhan personal hygienenya sendiri.
Cara perawatan diri menjadi rumit dikarenakan kondisi fisik atau keadaan
emosional klien. Selain itu, beragam faktor pribadi dan sosial budaya
mempengaruhi praktik hygiene pasien.

Karena perawatan hygiene seringkali memerlukan kontak yang dekat


dengan klien maka perawat menggunakan keterampilan komunikasi untuk
meningkatkan hubungan terapeutik dan belajar tentang kebutuhan emosional
pasien.

1.2 Batasan Masalah


Agar penulisan makalah ilmiah ini tidak menyimpang dan mengambang
dari tujuan yang semula direncanakan, maka makalah ilmiah ini difokuskan
pada pembahasan “Asuhan Keperawatan pada Pasien Defisit Perawatan Diri”.

1
1.3 Rumusan Masalah
Berdasarkan batasan masalah di atas dapat rumusan masalah sebagai berikut.
a. Apa yang dimaksud dengan defisit perawatan diri?
b. Apa faktor predisposisi dari defisit perawatan diri?
c. Apa faktor presipitasi dari defisit perawatan diri?
d. Apa manifestasi dari defisit perawatan diri?
e. Apa klasifikasi dari defisit perawatan diri?
f. Apa komplikasi dari defisit perawatan diri?
g. Bagaimana rentang respon dari defisit perawatan diri?
h. Bagaimana asuhan keperawatan pada pasien defisit perawatan diri?

1.4 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas dapat tujuan sebagai berikut.
a. Menyebutkan pengertian defisit perawatan diri
b. Menyebutkan faktor predisposisi dari defisit perawatan diri
c. Menyebutkan faktor presipitasi dari defisit perawatan diri
d. Menyebutkan manifestasi dari defisit perawatan diri
e. Menyebutkan klasifikasi dari defisit perawatan diri
f. Menyebutkan komplikasi dari defisit perawatan diri
g. Menjelaskan rentang respon dari defisit perawatan diri
h. Menjelaskan asuhan keperawatan pada pasien defisit perawatan diri

1.5 Manfaat
Berdasarkan tujuan di atas dapat manfaat sebagai berikut.
a. Mengetahui pengertian defisit perawatan diri
b. Mengetahui faktor predisposisi dari defisit perawatan diri
c. Mengetahui faktor presipitasi dari defisit perawatan diri
d. Mengetahui manifestasi dari defisit perawatan diri
e. Mengetahui klasifikasi dari defisit perawatan diri
f. Mengetahui komplikasi dari defisit perawatan diri
g. Mengetahui rentang respon dari defisit perawatan diri
h. Mengetahui asuhan keperawatan pada pasien defisit perawatan diri

2
BAB 2
LAPORAN OBJEKTIF
2.1 STEP 1
a. Afek tumpul? (pertanyaan siva)

b. Depersonalisasi? (pertanyaan eva)

c. Amotivasi? (pertanyaan syarifah)

d. Epilepsi? (pertanyaan putri)

e. Tatapan mata kosong? (pertanyaan nawrah)

f. Halusinasi? (pertanyaan sheilla)

g. Berbicara kacau? (pertanyaan wiwi)

2.2 STEP 2
a. Afek tumpul adalah hanya bereaksi apabila ada stimulus emosi yang
kuat (jawaban sheilla)

b. Depersonalisasi adalah mempersepsikan keadaan tidak seperti nyata


(jawaban putri)

c. Amotivasi adalah tidak adanya motivasi (jawaban eva)

d. Epilepsi adalah kejang yang berulang (jawaban siva)

e. Tatapan mata kososng adalah hilangnya fokus atau isi pikiran atau
dalam keadaan melamun (jawaban wiwi)

f. Halusinasi adalah gangguan proses pikir, persepsi dengan melalui panca


indra baik secara visual maupun pendengaran (jawaban syarifah)

g. Berbicara kacau adalah keadaan tidak mampu berkomunikasi dengan


baik (jawaban nawrah)

2.3 STEP 3
a. Mengapa epilepsi menjadi gangguan jiwa? (pertanyaan syarifah)
b. Apa yang membuat pasien menjadi aneh? (pertanyaan nawah)
c. Kasus apakah ini? (pertanyaan putri)
d. Mengapa epilepsi pasien sering kambuh? (pertanyaan nawrah)

3
e. Mengapa pengobatan pasien terputus? (pertanyaan eva)
f. Mengapa pasien tidak memiliki teman dan menarik diri? (pertanyaan
sheilla)
g. Apa penyebab pasien keluyuran tidak mengenakan baju? (pertanyaan
siva)
h. Apa yang menyebabkan pasien halusinasi sampai mengancam?
(pertanyaan putri)
i. Apakah faktor keluarga mempengaruhi epilepsi? (pertanyaan wiwi)
j. Mengapa pasien diceraikan oleh isterinya? (pertanyaan gunadi)

2.4 STEP 4
a. Karena, pasien mengalami gangguan dibagian otak kanan depan yang
menyebabkan hilangnya rasa malu dan sakit.
b. Karena diceraikan oleh isterinya, dan memiliki riwayat halusinasi.
c. DPD (Defisit Perawatan Diri).
d. Karena, faktor keturunan.
e. Karena, banyak faktor diantaranya ekonomi pasien dan kepedulian
keluarga berkurang.
f. Karena, pasien memiliki riwayat epilepsi.
g. Karena, pasien mengalami gangguan dibagian otak kanan depan yang
menyebabkan hilangnya rasa malu dan sakit.
h. Karena, halusinasi pasien sudah mencapai tingkat berat sehingga
mencapai risiko bunuh diri.
i. Iya, karena epilepsi merupakan penyakit yang dapat diturunkan.

j. Karena, pasien tertutup dan diam terhadap isteri dan anaknya menurut
keluhan isteri.

2.5 STEP 5
a. Definisi

b. Faktor predisposisi dan faktor prepitasi

c. Manifestasi klinis

d. Klasifikasi

4
e. Rentang respon

f. Komplikasi

g. askep

5
BAB 3
LAPORAN PENDAHULUAN
3.1 Definisi Defisit Perawatan Diri
Defisit perawatan diri adalah kondisi seseorang mengalami kelemahan
kemampuan dalam melakukan atau melengkapi aktivitas perawatan diri
secara mandiri seperti mandi (hygiene), berpakaian atau berhias, makan
dan BAB atau BAK (toileting) (Fitria, 2009).

Menurut Orem 1971, defisit perawatan diri terjadi bila tindakan


perawatan diri tidak adekuat dalam memenuhi kebutuhan perawatan diri
yang disadar (Kozier, 2010).

3.2 Faktor Predisposisi Defisit Perawatan Diri


Ada beberapa faktor predisposisi, diantaranya sebagai berikut,

a. Perkembangan
Keluarga terlalu melindungi dan memanjakan klien sehingga
perkembangan inisiatif terganggu.
b. Biologis
Penyakit kronis yang menyebabkan klien tidak mampu melakukan
perawatan diri.
c. Kemampuan realitas turun
Klien dengan gangguan jiwa dengan kemampuan realitas yang
kurang menyebabkan ketidakpedulian dirinyan dan lingkungan
termasuk perawatan diri.
d. Sosial
Kurang dukungan dan latihan kemampuan perawatan diri
lingkungannya. Situasi lingkungan mempengaruhi latihan kemampuan
dalam perawatan diri.

3.3 Faktor Prepitasi Defisit Perawatan Diri


Faktor presipitasi defisit perawatan diri adalah penurunan motivasi,
kerusakan kognisi atau perseptual, cemas, lelah atau lemah yang dialami
individu sehingga menyebabkan individu kurang mampu melakukan
perawatan diri (NANDA, 2006).

5
Menurut Depkes (2000) faktor– faktor yang mempengaruhi personal
hygiene adalah :
a. Body Image
Gambaran individu terhadap dirinya sangat mempengaruhi
kebersihan diri misalnya dengan adanya perubahan fisik sehingga
individu tidak peduli dengan kebersihan dirinya.
b. Praktik Sosial
Pada anak-anak selalu dimanja dalam kebersihan diri, maka
kemungkinan akan terjadi perubahan sosial personal hygiene.
c. Status Sosial Ekonomi
Personal hygiene memerlukan alat dan bahan seperti sabun,
pasta gigi, sikat gigi, shampo, alat mandi yang semuanya
memerlukan uang untuk menyediakannya.
d. Pengetahuan
Pengetahuan personal hygiene sangat penting karena
pengetahuan yang baik dapat meningkatkan kesehatan. Misalnya
pada pasien penderita diabetes militus dia harus menjaga kebersihan
kakinya.
e. Budaya
Pada sebagian masyarakat jika individu sakit tertetu tidak boleh
dimandikan.
f. Kebiasaan seseorang
Ada kebiasaan orang yang menggunakan produk tertentu dalam
perawatan diri seperti pengguanaan sabun , shampo dan lain-lain.
g. Kondisi fisik atau psikis
Pada keadaan tertentu atau sakit kemampuan merawat diri dan
perlu bantuan untuk melakukannya.

Sedangkan menurut Tarwoto dan Wartonah (2000) penyebab kurang


dari perawatan diri adalah :
a. Kelelahan fisik
b. Penurun kesadaran

3.4 Manifestasi Klinis Defisit Perawatan Diri


Menurut Depkes (2000). Tanda dan gejala klien dengan deficit perawatan
diri adalah :
a. Fisik
Badan bau, pakaian kotor, rambut dan kulit kotor, kuku panjang dan
kotor, gigi kotor disertai bau mulut, penampilan tidak rapi.
b. Psikologis

6
Malas, tidak ada inisiatif, menarik diri, isolasi diri, merasa tak berdaya,
rendah diri, dan merasa hina.
c. Sosial
Interaksi kurang, kegiatan kurang, tidak mampu berprilaku sesuai
norma, cara makan tidak teratur, BAK dan BAB di sembarang tempat.

3.5 Klasifikasi Defisit Perawatan Diri


a. Defisit Perawatan Diri : Mandi/Kebersihan
Defisit perawatan diri (mandi) adalah gangguan kemampuan untuk
melakukan aktivitas mandi/kebersihan diri.
b. Defisit Perawatan Diri : Mengenakan pakaian/berhias
Adalah gangguan kemampuan memakai pakaian dan aktivitas
berdandan sendiri.
c. Defisit Perawatan Diri : Makan
Adalah gangguan kemampuan untuk menunjukkan aktivitas makan.
b. Defisit Perawatan Diri : Toileting
Adalah gangguan kemampuan untuk melakukan atau
menyelesaikan aktivitas toileting sendiri (Nurjannah : 2004)

3.6 Komplikasi Defisit Perawatan Diri


Akibat dari deficit perawatan diri adalah gangguan pemeliharaan
kesehatan (keliat, 2006), gangguan pemeliharaan kesehatan ini bentuknya
bisa bermacam – macam. Bisa terjadinya infeksi kulit (scabies, panu, kurap)
dan juga gangguan lain seperti grastitis kronis (karena kegagalan dalam
makan), penyebaran penyakit orofecal (karena hygiene BAB dan BAK
sembarangan).

3.7 Rentang Respon Defisit Perawatan Diri


a. Rentang Respon

Respon Adaptif Respon Maladaptif

Tidak
Pola Perawatan Melakukan
Diri Seimbang Perawatan
Kadang Perawatan Diri
Pola Perawatan
Diri tidak Seimbang
Diri Seimbang

7
Keterangan :

1. Pola perawatan diri seimbang :

Saat klien mendapatkan stresor dan mampu untuk berperilaku adaptif,


maka pola perawatan yang dilakukan klien seimbang, klien masih
melakukan perawatan diri.

2. Kadang perawatan diri tidak seimbang :

Saat klien mendapatkan stresor kadang-kadang klien tidak


memperhatikan perawatan dirinya.

3. Tidak melakukan perawatan diri :

Klien mengatakan dia tidak peduli dan tidak bisa melakukan perawatan
saat stresor.

b. Mekanisme Koping

Mekanisme koping berdasarkan penggolongannya di bagi 2 (Stuart &


Sundeen, 2000), yaitu :

1. Mekanisme koping adaptif

Mekanisme koping yang mendukung fungsi integrasi,


pertumbuhan, belajar dan mencapai tujuam. Kategorinya adalah
klien bisa memenuhi kebutuhan diri secara mandiri.

2. Mekanisme koping maladaptif

Mekanisme koping yang menghambat, fungsi integrasi,


memecah pertumbuhan, menurunkan otonomi dan cenderung
menguasai lingkungan. Kategorinya adalah tidak mau merawat diri.

3.8 Asuhan Keperawatan Defisit Perawatan Diri


a. Pengkajian
1. Identitas klien

8
a) Nama

Untuk mengetahui nama pasien dan untuk membedakan nama


apabila ada nama pasien yang sama.

b) Jenis kelamin

Untuk mengetahui dan untuk membedakan jenis kelamin


pasien

c) Umur

Untuk mengetahui berapa umur pasien dan membedakan umur


pasien yang lainnya, jika ada nama yang sama dengan pasien
lain.

d) Pendidikan

Untuk mengetahui pendidikan terakhir pasien, dan sebarapa


jauh pengetahuan pasien.

e) Agama

Untuk mengetahui keyakinan yang dipercayai oleh pasien dan


dapat mendukung bagaimana cara proses asuhan keperawatan
yang diberikan.

f) Suku bangsa

Untuk mengetahui suku bangsa agar tenaga medis mengetahui


karakter pasien itu seperti apa.

g) Alamat dan lingkungan

Untuk mengetahui tempat tinggal pasien, dan untuk


mengetahui bagaimana lingkungan sekitar rumah pasien
seperti apa, bisa jadi menjadi faktor pendukung yang
menjadikan pasien seperti itu.

2. Identitas penanggung jawab

9
a) Nama

Untuk mengetahui siapa nama yang bertanggung jawab dan


menjaga pasien

b) Umur

Untuk mengetahui berapa umur yang bertanggung jawab dan


menjaga pasien

c) Alamat

Untuk mengetahui alamat yang bertanggung jawab dan


menjaga pasien

d) Hubungan dengan pasien

Untuk mengetahui hubungan apa yang dimiliki dengan pasien


contoh nya seperti suami, istri, ayah, ibu, dll

3. Keluhan utama

Tidak mau mandi

4. Riwayat penyakit sekarang

Untuk mengetahui riwayat penyakit sekarang seperti apa dan


dirasakan oleh pasien.

Kurangnya perawatan diri pada pasien dengan gangguan jiwa


terjadi akibat adanya perubahan proses pikir sehingga kemampuan
untuk melakukan aktivitas perawatan diri menurun. Defisit
perawatan diri tampat dari ketidakmampuan merawat kebersihan
diri, makan secara mandiri, berhias diri secara mandiri, dan
eliminasi/toileting (BAK/BAB) secara mandiri. (Kaliat B.,2011)

Untuk mengetahui apakah pasien mengalami masalah defisit


perawtan diri, maka tanda dan gejala dapat diperoleh malalui
observasi pada pasien yaitu :

10
a) Gangguan kebersihan diri, ditandai dengan rambut kotor,
gigi, kotor, kulit berdaki dan berbau, kuku panjang dan kotor.

b) Ketidakmampuan berhias/berdandan, ditandai dengan rambut


aca-acakan, pakaian kotor, pakaian kotor, dan tidak rapi,
pakaian tidak sesuai, pada pasien laki-laki tidak bercukur,
pada pasien perempuan tidak berdandan.

c) Ketidakmampuan makan secara mandiri, ditandai dengan


ketidakmampuan mengambil makan sendiri, makan
berceceran, dan makan tidak pada tempatnya.

d) Ketidakmampuan defekasi/berkemih, secara mandiri,


ditandai dengan defekasi/berkemih tidak ada tempatnya, tidak
membersihkan diri dengan baik setelah defekasi/ berkemih.
(Keliat B.,2011)

5. Riwayat penyakit dahulu

Untuk mengetahui apakah pasien dahulu pernah mengalami


pengalaman yang sama seperti saat ini.

6. Riwayat keluarga

Untuk mengetahui apakah ada anggota keluarga pasien yang


mengalami hal yang serupa, ataukah ada penyakit yang
diturunkan.

b. Diagnosa Keperawatan
Berdasarkan data didapat ditetapkan diagnosis keperawatan Defisit
Perawatan Diri : kebersihan diri (mandi), makan, defekasi/berkemih.
(Keliat B., 2011)

11
c. Intervensi
No DX Perencanaan
Tujuan Kriteria evaluasi Intervensi
Kurang Pasien mampu: Setelah .......... SP1 (Tanggal...........)
perawatan pertemuan, pasien
- Melakukan - Identifikasi
diri mampu 1. Kebersihan diri
kebersihan diri
menjelaskan 2. Berdandan
secara mandiri 3. Makan
- Melakukan berhias / pentingnya: 4. BAB / BAK
- Jelaskan pentingnya kebersihan
berdandan secara
- Kebersihan
diri
baik
diri - Jelaskan alat dan cara
- Melakukan makan
- Berdandan /
kebersihan diri
dengan baik
berhias - Masukan dalam jadwal kegiatan
- Melakukan
- Makan
pasien
BAB/BAK secara - BAB / BAK
- Dan mampu
mandiri
melakukan
cara merawat
diri
- SP.2 (Tanggal......)
- Evaluasi SP1
- Jelaskan pentingnya berdandan
- Latih cara berdandan
a. Untuk pasien laki-laki
meliputi cara
Berpakaian
Menyisir rambut
Bercukur
b. Untuk pasien perempuan
meliputi cara:
Berpakaian
Menyisir rambut
Berhias
- - masukan dalm jadwal kegiatan
pasien
SP.3 (Tanggal........)

- Evaluasi kegiatan SP 1 & 2


- Jelaskan cara dan alat makan
yang benar

13
1. Jelaskan cara
mempersiapkan makan
2. Jelaskan cara merapihkan
peralatan makan setelah
makan
3. Praktek makan sesuai
dengan tahapan makan
yang baik
4. Latihan kegiatan makan
- Masukan dalam jadwal kegiatan
pasien
SP 4. (Tanggal..........)

- Evaluasi kemampuan pasien


yang lalu (SP 1, 2 & 3)
- Latihan cara BAB & BAK yang
baik
1. Menjelaskan tempat BAB
& BAK yang sesuai
2. Menjelaskan cara
membersihkan setelah BAB
& BAK
Keluarga mampu: Setelah........ SP.1 (Tanggal........)
pertemuan,
Merawat anggota - Identifikasi masalah dalam
keluarga mampu:
keluarga yang merawat pasien dengan
mengalami masalah - Meneruskan masalah:
1. Kebersihan diri
kurang perawatan diri melatih pasien
2. Berdandan
dan 3. Makan
4. BAK/BAB
mendukung
- Jelaskan defisit perawatan diri
agar - Jelaskan cara merawat
- Bermain peran cara merawat
kemampuan
- RTL Keluarga / jadwal untuk
pasien dalam
merawat
perawatan
dirinya
meningkat

14
SP.2 (Tanggal.........)

- Evaluasi SP1
- Latih keluarga merawat
langsung ke pasien, kebersihan
diri dan berdandan
- RTL keluarga / jadwal untuk
merawat

SP.3 (Tanggal.......)

- Evaluasi SP1
- Latih keluarga merawat
langsung ke pasien cara makan
- RTL keluarga / jadwal untuk
merawat

SP.4 (Tanggal......)

- Evaluasi kemampuan
keluarga
- Evaluasi kemampuan
pasien
- RTL keluarga
1. Follow up
2. Rujukan

d. Implementasi
No DX Perencanaan
Tujuan Kriteria evaluasi Intervensi

15
Kurang Pasien mampu: Setelah .......... SP1 (Tanggal...........)
perawatan pertemuan, pasien
- Melakukan mengidentifikasi
diri mampu
kebersihan diri
menjelaskan 3. Kebersihan diri
secara mandiri 4. Berdandan
- Melakukan berhias / pentingnya: 5. Makan
berdandan secara 6. BAB / BAK
- Kebersihan - Menjelaskan pentingnya
baik
diri kebersihan diri
- Melakukan makan
- Berdandan / - Menjelaskan alat dan cara
dengan baik
berhias kebersihan diri
- Melakukan
- Makan - Memasukan dalam jadwal
BAB/BAK secara - BAB / BAK
- Dan mampu kegiatan pasien
mandiri
melakukan
cara merawat
diri
- SP.2 (Tanggal......)
- Mengevaluasi SP1
- Menjelaskan pentingnya
berdandan
- Melatih cara berdandan
c. Untuk pasien laki-laki
meliputi cara
Berpakaian
Menyisir rambut
Bercukur
d. Untuk pasien perempuan
meliputi cara:
Berpakaian
Menyisir rambut
Berhias
- - Memasukan dalm jadwal
kegiatan pasien
SP.3 (Tanggal........)

- Mengevaluasi kegiatan SP 1 &


2
- Menjelaskan cara dan alat
makan yang benar
1. menjelaskan cara

16
mempersiapkan makan
2. menjelaskan cara
merapihkan peralatan
makan setelah makan
3. mempraktek makan
sesuai dengan tahapan
makan yang baik
4. melatihan kegiatan
makan
- Memasukan dalam jadwal
kegiatan pasien
SP 4. (Tanggal..........)

- mengevaluasi kemampuan
pasien yang lalu (SP 1, 2 & 3)
- melatihan cara BAB & BAK
yang baik
1. menjelaskan tempat BAB &
BAK yang sesuai
2. Menjelaskan cara
membersihkan setelah BAB &
BAK
Keluarga mampu: Setelah........ SP.1 (Tanggal........)
pertemuan,
Merawat anggota - mengidentifikasi masalah
keluarga mampu:
keluarga yang dalam merawat pasien dengan
mengalami masalah - Meneruskan masalah:
5. Kebersihan diri
kurang perawatan diri melatih pasien
6. Berdandan
dan 7. Makan
8. BAK/BAB
mendukung
- menjelaskan defisit perawatan
agar
diri
kemampuan - menjelaskan cara merawat
- Bermain peran cara merawat
pasien dalam
- RTL Keluarga / jadwal untuk
perawatan
merawat
dirinya
meningkat

17
SP.2 (Tanggal.........)

- mengevaluasi SP1
- melatih keluarga merawat
langsung ke pasien,
kebersihan diri dan berdandan
- RTL keluarga / jadwal untuk
merawat

SP.3 (Tanggal.......)

- mengevaluasi SP1
- melatih keluarga merawat
langsung ke pasien cara
makan
- RTL keluarga / jadwal untuk
merawat

SP.4 (Tanggal......)

- mengevaluasi
kemampuan keluarga
- mengevaluasi
kemampuan pasien
- RTL keluarga
5. Follow up
6. Rujukan

18
3.9 Asuhan Keperawatan Kasus

KASUS

Seorang laki-laki berusia 37 tahun di rawat di RSJ sejak 3 minggu yang lalu.
Sebelum masuk Rumah Sakit pasien dirumah keluyuran tidak menggunakan baju,
tidak mau mandi 1 minggu, berbicara kacau. Hasil pengkajian pasien sulit diajak
komunikasi : diam, tatapan mata kosong, kontak mata kurang, bersihan kurang,
amotivasi, afek tumpul, depersonalisasi. Keterangan keluarga, pasien mulai
berprilaku aneh karena diceraikan oleh istrinya. Istrinya mengeluhkan bahwa
pasien sangat tertutup dan diam bahkan sama istri dan anak-anaknya. Pasien
memiliki riwayat epilepsi dan sering kambuh, dari kecil pasien memang jarang
bergaul karena penyakitnya ini dan hampir tidak memiliki teman, sering tidak
naik kelas kerena sakit, tidak memiliki pekerjaan. Pasien pernah dirawat di RSJ 5
tahun yang lalu halusinasi yang sangat kuat sampai mengancam bunuh diri,
pengobatan pasien terputus. Di keluarga kakak dan ayah klien juga mengalami hal
yang sama yaitu memiliki penyakit epilepsi dan sering kambuh namun mereka
tidak sampai berprilaku aneh.

a. pengkajian

1) Identitas pasien

Nama : Tn. A

Umur : 37 tahun

2) Alasan masuk RS

pasien dirumah keluyuran tidak menggunakan baju, tidak mau mandi


1 minggu, berbicara kacau

20
3) Faktor predisposisi

a) Pernah mengalami gangguan jiwa di masa lalu ?

Pasien pernah dirawat di RSJ 5 tahun yang lalu halusinasi yang


sangat kuat sampai mengancam bunuh diri. Pasien memiliki
riwayat epilepsi dan sering kambuh.

b) Adakah anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa?

Di keluarga kakak dan ayah klien juga mengalami hal yang sama
yaitu memiliki penyakit epilepsi dan sering kambuh namun mereka
tidak sampai berprilaku aneh.

c) Pengalaman masa lalu yang tidak menyengakan ?

Dari kecil pasien jarang bergaul karena penyakitnya ini dan hampir
tidak memiliki teman, sering tidak naik kelas kerena sakit.

4) Psikososial

Pasien tidak berinteraksi dengan orang lain, karena tidak mempunyai


teman sejak kecil dan tidak naik kelas karena sering sakit.

b. Analisa data

No Data Fokus Masalah


1 DS: Defisit perawatan diri

 Keluarga pasien mengatakan


pasien mulai berperilaku aneh
karena diceraikan oleh istrinya
 Pasien terlihat menutup diri dan
berbicara kacau
DO:

 rambut kotor, kusut


 Badan dan pakaian kotor dan
bau.
 Mulut dan gigi bau.
 Kulit kusam dan kotor.

21
 Kuku panjang dan tidak terawat.
 Afek datar

c. Diagnosa keperawatan

Kurang perawatan diri : Ketidakmampuan merawat kebersihan diri

d. Intervensi

No DX Perencanaan
Tujuan Kriteria evaluasi Intervensi
Kurang Pasien mampu: Setelah .......... SP1 (Tanggal...........)
perawatan pertemuan, pasien
- Melakukan - Identifikasi
diri mampu 1. Kebersihan diri
kebersihan diri
menjelaskan 2. Berdandan
secara mandiri 3. Makan
- Melakukan berhias / pentingnya: 4. BAB / BAK
- Jelaskan pentingnya kebersihan
berdandan secara
- Kebersihan
diri
baik
diri - Jelaskan alat dan cara
- Melakukan makan
- Berdandan /
kebersihan diri
dengan baik
berhias - Masukan dalam jadwal kegiatan
- Melakukan
- Makan
pasien
BAB/BAK secara - BAB / BAK
- Dan mampu
mandiri
melakukan
cara merawat
diri
- SP.2 (Tanggal......)
- Evaluasi SP1
- Jelaskan pentingnya berdandan
- Latih cara berdandan
a. Untuk pasien laki-laki meliputi
cara :
Berpakaian
Menyisir rambut
Bercukur
b. Untuk pasien perempuan
meliputi cara:
Berpakaian

22
Menyisir rambut
Berhias
- - masukan dalm jadwal kegiatan
pasien
SP.3 (Tanggal........)

- Evaluasi kegiatan SP 1 & 2


- Jelaskan cara dan alat makan
yang benar
1. Jelaskan cara
mempersiapkan makan
2. Jelaskan cara merapihkan
peralatan makan setelah
makan
3. Praktek makan sesuai
dengan tahapan makan
yang baik
4. Latihan kegiatan makan
- Masukan dalam jadwal kegiatan
pasien
SP 4. (Tanggal..........)

- Evaluasi kemampuan pasien


yang lalu (SP 1, 2 & 3)
- Latihan cara BAB & BAK yang
baik
1. Menjelaskan tempat BAB
& BAK yang sesuai
2. Menjelaskan cara
membersihkan setelah
BAB & BAK
Keluarga mampu: Setelah........ SP.1 (Tanggal........)
pertemuan,
Merawat anggota - Identifikasi masalah dalam
keluarga mampu:
keluarga yang merawat pasien dengan
mengalami masalah - Meneruskan masalah:
1. Kebersihan diri
kurang perawatan diri melatih pasien
2. Berdandan
dan 3. Makan
4. BAK/BAB
mendukung

23
agar - Jelaskan defisit perawatan diri
- Jelaskan cara merawat
kemampuan
- Bermain peran cara merawat
pasien dalam - RTL Keluarga / jadwal untuk
perawatan merawat
dirinya
meningkat
SP.2 (Tanggal.........)

- Evaluasi SP1
- Latih keluarga merawat
langsung ke pasien, kebersihan
diri dan berdandan
- RTL keluarga / jadwal untuk
merawat

SP.3 (Tanggal.......)

- Evaluasi SP1
- Latih keluarga merawat
langsung ke pasien cara makan
- RTL keluarga / jadwal untuk
merawat

SP.4 (Tanggal......)

- Evaluasi kemampuan
keluarga
- Evaluasi kemampuan
pasien
- RTL keluarga
1. Follow up
2. Rujukan

24
e. Implementasi

No DX Perencanaan
Tujuan Kriteria evaluasi Intervensi
Kurang Pasien mampu: Setelah .......... SP1 (Tanggal...........)
perawatan pertemuan, pasien
- Melakukan mengidentifikasi
diri mampu
kebersihan diri
menjelaskan 1. Kebersihan diri
secara mandiri 2. Berdandan
- Melakukan berhias / pentingnya: 3. Makan
berdandan secara 4. BAB / BAK
- Kebersihan - Menjelaskan pentingnya
baik
diri kebersihan diri
- Melakukan makan
- Berdandan / - Menjelaskan alat dan cara
dengan baik
berhias kebersihan diri
- Melakukan
- Makan - Memasukan dalam jadwal
BAB/BAK secara - BAB / BAK
- Dan mampu kegiatan pasien
mandiri
melakukan
cara merawat
diri
- SP.2 (Tanggal......)
- Mengevaluasi SP1
- Menjelaskan pentingnya
berdandan
- Melatih cara berdandan
e. Untuk pasien laki-laki
meliputi cara
Berpakaian
Menyisir rambut
Bercukur
f. Untuk pasien perempuan
meliputi cara:
Berpakaian
Menyisir rambut
Berhias
- - Memasukan dalm jadwal
kegiatan pasien
SP.3 (Tanggal........)

- Mengevaluasi kegiatan SP 1 &

26
2
- Menjelaskan cara dan alat
makan yang benar
1. menjelaskan cara
mempersiapkan makan
2. menjelaskan cara
merapihkan peralatan
makan setelah makan
3. mempraktek makan
sesuai dengan tahapan
makan yang baik
4. melatihan kegiatan
makan
- Memasukan dalam jadwal
kegiatan pasien
SP 4. (Tanggal..........)

- mengevaluasi kemampuan
pasien yang lalu (SP 1, 2 & 3)
- melatihan cara BAB & BAK
yang baik
1. menjelaskan tempat BAB &
BAK yang sesuai
2. Menjelaskan cara
membersihkan setelah BAB &
BAK
Keluarga mampu: Setelah........ SP.1 (Tanggal........)
pertemuan,
Merawat anggota - mengidentifikasi masalah
keluarga mampu:
keluarga yang dalam merawat pasien dengan
mengalami masalah - Meneruskan masalah:
9. Kebersihan diri
kurang perawatan diri melatih pasien
10. Berdandan
dan 11. Makan
12. BAK/BAB
mendukung
- menjelaskan defisit perawatan
agar
diri
kemampuan - menjelaskan cara merawat
- Bermain peran cara merawat
pasien dalam
- RTL Keluarga / jadwal untuk

27
perawatan merawat
dirinya
meningkat
SP.2 (Tanggal.........)

- mengevaluasi SP1
- melatih keluarga merawat
langsung ke pasien,
kebersihan diri dan berdandan
- RTL keluarga / jadwal untuk
merawat

SP.3 (Tanggal.......)

- mengevaluasi SP1
- melatih keluarga merawat
langsung ke pasien cara
makan
- RTL keluarga / jadwal untuk
merawat

SP.4 (Tanggal......)

- mengevaluasi
kemampuan keluarga
- mengevaluasi
kemampuan pasien
- RTL keluarga
5. Follow up
6. Rujukan

28
BAB 4
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Defisit perawatan diri adalah suatu kondisi pada seseorang yang
mengalami kelemahan kemampuan dalam melakukan atau melengkapi
aktivitas perawatan diri secara mandiri seperti mandi (hygiene), berpakaian
atau berhias, makan, dan BAB/BAK (Fitria,2010).

Perawatan diri adalah salah satu kemampuan dasar manusia dalam


memenuhi kebutuhannya guna mempertahankan kehidupannya, kesehatan
dan kesejahteraan sesuai dengan kondisi kesehatannya. (Depkes, 2000
dalam Wibowo, 2009).

4.2 Saran
a. Saran untuk Keluarga

Sarankan keluarga untuk memperhatikan setiap hygien pasien agar


tetap terawat, bersih, tidak kotor, bau dan acak-acakan.

b. Saran untuk pasien

Beritahu pasien untuk selalu membersihkan dirinya, mulai dari


mandi, kebersihan pakaian, dan setiap yang bersangkutan dengan pasien.
Jika pasien tidak bisa memalukan hygiene nya sendiri sarankam agar
keluarga bisa membersihkan hygiennya pasien.

30
DAFTAR PUSTAKA

Damaiyanti Mukhripah, d. (2012). Asuhan Keperawatan Jiwa. Bandung: PT


Refika aditama.

ed. Santosa, B. (2006). Panduan Diagnosa NANDA 2005-2006 : definisi dan


klasifikasi. jakarta: EGC.

Keliat, B. (2006). Proses Keperawatan Jiwa. jakarta: EGC.

wartonah, t. d. (2000). kebutuhan dasar manusia. jakarta: EGC.

31

Anda mungkin juga menyukai