Anda di halaman 1dari 38

Kebijakan Penyelenggaraan Eliminasi Malaria

Disampaikan oleh:
Dr. Pranti Sri Mulyani, MSc
Subdit Malaria
Direktorat P2PTVZ

PERTEMUAN PENGUATAN SURVEILANS & SISTEM


INFORMASI MALARIA
Pontianak tgl 16 – 18 Oktober 2019.

#BebasMalaria-PrestasiBangsa
Zero Malaria Start With Me
Tujuan Penanggulangan Malaria Nasional
Komitmen Global:
WHA, SDG, APLMA,
GTS dll
Mencapai masyarakat Indonesia bebas dari
penularan malaria (eliminasi malaria nasional)
pada tahun 2030

Peran Seluruh Komponen


Bangsa  Health in All Policies “Bebas Malaria Prestasi
Bangsa”
Komitmen Pimpinan Negara
Asia Pacific Leadership Malaria Alliance (APLMA)
REGULASI PENGENDALIAN MALARIA

• PP No 66/2014 tentang Kesehatan Lingkungan : peran LP & LS dalam pencegahan


Malaria
• Pasal 27 :Keluarga, Masyarakat, Pemda, Swasta wajib mewujudkan lingkungan yang
sesuai dengan standar baku mutu lingkungan & persyaratan kesehatan
• Pasal 28 :sanksi administratif
• Permenkes no. 41 tahun 2018 tentang pelaksanaan deteksi dini dan pemberian obat anti
malaria oleh kader malaria pada daerah dengan situasi khusus
• Permenkes No.50 tahun 2017 tentang Standar Baku Mutu Lingkungan dan Persyaratan
Kesehatan untuk Vektor dan Binatang Pembawa Penyakit.
• Peraturan Menteri Dalam Negeri No.52 Tahun 2015 tentang Pedoman penyusunan
APBD,Pasal 34 : Pemerintah daerah mensinergikan penganggaran program dan kegiatan
dalam penyusunan APBD
• Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 68 Tahun 2015 tentang Pedoman Jejaring Dan
Pemantapan Mutu Laboratorium Malaria
• Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 5 Tahun 2013 tentang pedoman tata Laksana Malaria
• Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 293 tahun 2009 tentang Eliminasi Malaria
• Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 275 Tahun 2007 tentang surveilans malaria
• Surat Edaran Menteri Kesehatan No HK.02.01/Menkes/584/2018 tentang Percepatan
Penurunan Malaria di Wilayah Endemis Malaria
• Surat Edaran Menteri Dalam Negeri No. 443.41/465/SJ Tahun 2010 tentang pelaksanaan
Program Eliminasi Malaria di Indonesia
SKEMA PENTAHAPAN ELIMINASI MALARIA

MASUK TAHAP MASUK TAHAP MASUK TAHAP


INTENSIFIKASI PEMBEBASAN PEMELIHARAAN
(dh. Pra Eliminasi) (dh.ELIMINASI)
Kasus
Indigenous 0
1) < 1 kasus per 1000
API : 1 – 5 per penduduk berisiko
1000 penduduk 2) SPR < 5% 3 Tahun

AKSELERASI INTENSIFIKASI PEMBEBASAN


(dh.Pemberantasan) (dh.Pra Eliminasi) (dh.Eliminasi) PEMELIHARAAN
API > 5 per 1000 pddk API: 1-5 per 1000 pddk API < 1 per 1000 pddk

Reorientasi Reorientasi
program menuju program menuju
eliminasi pemeliharaan
Sub National Elimination Certification Process

• No indigenous Head of Local


case in the last 3 Government
• Asses by national years proven receive malaria
District with good elimination
committee
surveillance and certificate from
QA diagnosis Minister of Health
• Readiness for
provinces • Asses by national prevention of re-
committee
introduction
If 1 years after all
• WHO assessment & district in province level
Regional Verification have been certified,
national committee
assess readiness
National • WHO assessment provinces level in
& certification prevention of re-
introduction
Roadmap To Eliminate Malaria
According to Regional Stages
Toward National Malaria Elimination in 2030
1. Y 2023: Java,
Bali
2. Y 2025:
Sumatera,
Sulawesi, NTB
3. Y 2027:
Kalimantan,

2027
20 2027 North Maluku
2 5 20
25 4. Y 2028:
20
29 Maluku, NTT
202 5. Y 2029:
8
Papua, West
2023
Papua
2028
202
5 6. Y 2030:
National
Situasi Target & Capaian Indikator RPJMN, Renstra & KSP terkait
Malaria secara Nasional Tahun 2015- 2019

RPJMN
Indikator Kinerja Program Baseline 2015 2016 2017 2018 2019
(IKP) data 2014 (T/C) (T/C) (T/C) (T/C) (T)
Jumlah Kabupaten yang
mencapai Eliminasi 213 225/232 245/247 265/266 285/285 300
Malaria

Indikator Kinerja Kegiatan Baseline data 2015 2016 2017 2018 2019
Renstra (IKK) 2013 (T/C) (T/C) (T/C) (T/C) (T)

Peningkatan Kabupaten
dengan API <1 per 1000
337 340/379 360/400 375/438 390/453 400
penduduk pada tahun
2019

Baseline data 2015 2016 2017 2018 2019


Indikator KSP
2013 (T/C) (T/C) (T/C) (T/C) (T)
% kasus susp. Malaria yg B12 :
95 / 98 95 / 97 95 / 97
dikonfirmasi Lab 95/97
% Kasus malaria diobati B12 :
85 / 91 85 / 94 90 / 96
dg ACT 90/92
Rancangan indikator RPJMN, Renstra
2020-2024

RPJMN
IKP Capaian TARGET PERTAHUN
Terakhir
(2018)
Jumlah Kab/Kota yang 285 2020 2021 2022 2023 2024
mencapai eliminasi
malaria 325 345 365 385 405

IKK Capaian TARGET PERTAHUN


Renstra Terakhir
(2018)
Jumlah kab/kota dengan API 453 2020 2021 2022 2023 2024
mencapai API < 1 per 1000
penduduk 466 475 484 495 500
KEBIJAKAN PROGRAM MALARIA
Penjamian
Mutu

Diagnostik Menggunakan
DESENTRALISASI Mikroskop dan RDT, (PCR
untuk suspek knowlesi) Pemantauan
pengobatan,
Resistensi
Regulasi untuk OAM
Tatalaksana Kasus (ACT)
meningkatkan komitmen
pusat dan daerah Lini Pertama: DHP +
Primakuin
Lini kedua: Kina +
Kolaborasi Lintas Sektor Doxycyclin/Tetracyclin +
Melalui Forum Gebrak Primakuin Pemantauan
Malaria (FNGM) Resistensi
insektisida
Pemberdayaan Masyarakat Pengendalian vector terpadu
untuk memperkuat untuk pencegahan dan
penanggulangan
surveilans dan EDPT

Surveilans migrasi dan Kerjasama Pemerintah-


surveilans 125, inti pencegah Swasta (PPM) dalam
dan penghentian penularan pelayanan malaria
Strategi Spesifik Eliminasi Malaria
Tahapan
Tujuan Sasaran Kegiatan utama
Strategi
Akselerasi Menurunkan Kab/kota - Kampanye kelambu massal
jumlah kasus endemis - IRS di desa dg API > 20 dan pengendalian vektor lain
secepat tinggi sesuai bukti lokal
mungkin - Perluasan diagnosis dini dan pengobatan tepat
- Promosi dengan pemberdayaan masyarakat
- Skrining malaria pada semua Bumil pada K1,
pembagian kelambu rutin
- MTBS  semua balita sakit diperiksa malaria
Intensifikasi Menghilangk Kab/kota - Pembagian kelambu untuk populasi berisiko/fokus
an daerah endemis - IRS pada situasi peningkatan kasus dan pengendalian
fokus sedang vektor lain sesuai bukti lokal
- Penemuan kasus aktif, tataksana tepat
- Promosi dengan pemberdayaan masyarakat
Strategi Spesifik Eliminasi Malaria
Tahapan
Tujuan Sasaran Kegiatan utama
Strategi
Eliminasi Menghentik Kab/kota - PE dan respons 1-2-5 pada setiap kasus positif
/ an endemis - Penemuan dini dan pengobatan tepat serta
Pembebas penularan rendah jejaringnya
an setempat/k - Pengamatan daerah reseptif dan pengendalian
asus vektor sesuai bukti lokal
indigenus - Penemuan kasus aktif, surveilans migrasi
Pemelihar Mencegah Kab/kota - Surveilans migrasi
aan munculnya endemis - PE 1-2-5
penularan yang - Penguatan jejaring tatalaksana kasus
malaria sudah - Pengamatan daerah reseptif dan pengendalian
kembali eliminasi vektor sesuai bukti lokal
PENEMUAN KASUS MALARIA
PADA SITUASI KHUSUS

PMK No.41/2018 Tentang : Pelaksanaan Deteksi Dini Dan


Pemberian Obat Anti Malaria Oleh Kader Malaria Pada
Daerah Dengan Situasi Khusus

Pasal 3
(1) pada daerah dengan situasi khusus untuk mencegah terjadinya kejadian luar
biasa atau wabah malaria, tenaga non kesehatan dapat melakukan kegiatan
penanggulangan tertentu.
(2) tenaga non kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan
kader malaria.
(3) kegiatan penanggulangan berupa deteksi dini dan pemberian obat anti
malaria dalam penemuan dan penanganan kasus malaria.
PMK 41/2018 Pasal 4

1. Daerah dengan situasi khusus sebagaimana dimaksud pada pasal (3)


merupakan daerah berupa desa, kampung, dusun, atau yang disebut
dengan nama lain yang memiliki keterbatasan akses fasilitas pelayanan
kesehatan, tenaga kesehatan, dan perbekalan kesehatan

2. Daerah dengan situasi khusus sebagaimana dimaksud pada ayat 1 terdiri


atas:
2a. daerah dengan situasi khusus A, dengan kriteria tidak tersedia fasilitas
pelayanan kesehatan, tenaga kesehatan, dan perbekalan kesehatan di
wilayah desa, kampung, dusun, atau yang disebut dengan nama lain,
dan tidak tersedia sarana pelayanan kesehatan bergerak ke desa,
kampung, dusun, atau yang disebut dengan nama lain tersebut setiap
hari; dan
PMK 41/2018 Pasal 4

2b. daerah dengan situasi khusus B, dengan kriteria daerah sedang


melakukan upaya intensifikasi eliminasi malaria namun memiliki
keterbatasan akses fasilitas pelayanan kesehatan, tenaga kesehatan,
dan/atau perbekalan kesehatan di wilayah desa, kampung, dusun, atau
yang disebut dengan nama lain.

3. Daerah dengan situasi khusus sebagaimana dimaksud pada ayat 2,


ditetapkan dengan Keputusan Kepala Daerah setempat setelah
dilakukan pemetaan wilayah.

Dalam pelaksanaannya
Perlu ada supervisi dari
Tenaga Kesehatan 
untuk mencegah
resistensi Obat
SITUASI DAN CAPAIAN PROGRAM
Nu

-
sa

100,000
120,000
140,000
160,000
180,000
200,000

20,000
40,000
60,000
80,000
Te Pa
ng p
Pa ga ua
pu ra 176,070
a ...
Ka
l i m La B a r 18,386
a n mp a t
ta un 7,957
Nu n
sa Ti g
m 3,181

79% nas
Te M ur
Su ng lu a 2,297
m ga ku
Su ate ra 2,058
la ra B..
Ka wes Ut . 1,702
l im i S ar a
e 1,299
Su ant lat
la an an
we S 1,285
s e
Ja i Te l... 844
Ka a ng w
l
Su ima Ten ...
m nt ga 831
a t an h
e 732
Su ra Te.
la Se .. 664
w la
M esi tan
Su aluk Uta 646
m u ra
at Ut
er ar 609
Ja a Ba a
wa r 485
a
Ti t
m 482
Su e u B
la n r
Bebas Malaria

361
Endemis Tinggi

Ke we gku
Endemis Sedang
Endemis Rendah

p si lu
317
Endemisitas

(API > 5 per 1000)


(API < 1 per 1000)

(API 1-5 per 1000)

Ba ula Ba
ng uan rat
ka R 254
Be i a u
Su li t 238
la u
we Ja ng
si m 227
Kasus Positif Malaria per Provinsi Tahun 2018

T b
189
#

Ja eng i
wa a
Ka Ba h 186
lim r
3.515.073
5.135.234
57.814.301

an A at 181
198.720.937

ta ce
n h
Ba 128
ra
t
ENDEMISITAS MALARIA TAHUN 2018

99
Penduduk 2018

Ri
%

au
1%
2%

74
22 %
75 %

Ba
Ja li
Go kar 70
ro ta
63
#

28
33

nt
a
168
285

Ka Y Ban lo 58
lim og te
55
2018

an yak n
ta ar
n ta
Kab/Kota

30
5%
6%

Ut
33 %
55 %

ar
a 27
Epidemiologi Malaria di Indonesia 2018

Usia
produktif

Rata-rata tiap tahun > 2000 pelaku perjalanan dilaporkan terkena malaria
DISTRIBUSI WAKTU YANG DIBUTUHKAN
OLEH 290 KAB/KOTA UNTUK MENCAPAI ELIMINASI
MALARIA DARI ENDEMIS RENDAH

Jumlah Lama Endemis Rendah Sampai Eliminasi Malaria,


Kab/Ko Dalam Tahun
250
200
200

150

100

50
19 16 14 10 12
1 2 5 8 3
0
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 NA Tahun

Dari 290 Kab/Kota yang telah mendapat sertifikat eliminasi malaria sampai
Juli 2019, rata-rata (mean) 4,3 tahun dan paling banyak (modus) 4 tahun,
waktu yg dibutuhkan dari tahap endemis rendah (hijau) untuk mencapai
eliminasi malaria. (Data sampai Juli 2019)
Analisis Situasi
Kab/Kota Endemis Rendah
Malaria S/D Juli 2019
Sampai Juli 2019 :
• Telah terdapat 290 Kabko telah
Eliminasi malaria
• Terdapat 163 Kabko yg endemis rendah :
• P. Jawa, Bali: 11 Kab/ko dr 128
• P. Sumatera: 48 kab/ko dr tot 154
• P.Kalimantan :30 Kab/ko dr 55

STAGNAN
• P. Sulawesi : 36 Kab/ko dr 80 - Masalah
• NTB, NTT : 17 kab/ko dr 32 populasi
• Maluku, Malut : 13 kab/ko dr 21 migran??
• PaBar & Papua : 8 kab/ko dr 42 - Penurunan
Komitmen??
Terdapat 73 kabko yg min 5 - Masalah
tahun berturut-turut tdk Sistem
terjadi penurunan kesehatan?
endemisitas : 10 di Jawa; - Lain??
23 di Sumatera; 16 di
Sulawesi; 18 di Kalimantan;
6 di NTB, NTT
Hijau % Hijau
Jumlah % Eliminasi
No. Provinsi Eliminasi API>5 API 1-5 API<1 selama 5 selama
Kab/Kota
tahun 5 tahun
1 Jawa Barat 27 85% 23 4 4 100% KAB/KOTA YANG
84% 100%
2
3
Sumatera Barat
Riau
19
12 83%
16
10
1 2
2
2
2 100%
MENGALAMI
4 Yogyakarta 5 80% 4 1 1 100% STAGNANISASI
75% 2 100%
5
6
Banten
Sulawesi Barat
8
6 50%
6
3
2
3 3 100%
SELAMA MINIMAL 5
7 Kalimantan Utara 5 20% 1 4 4 100% TAHUN BERTURUT-
21% 10 91%
8
9
Kalimantan Barat
Sulawesi Selatan
14
24 79%
3
19
11
5 4 80%
TURUT PADA TAHAP
10 Jawa Tengah 35 89% 31 4 3 75% ENDEMIS RENDAH
11 Aceh 23 87% 20 3 2 67%
12 Kepulauan Riau 7 43% 3 1 3 2 67%
13 Sumatera Selatan 17 47% 8 9 5 56%
14 Bangka Belitung 7 71% 5 2 1 50%
15 Lampung 15 67% 10 1 4 2 50%
16 Sulawesi Utara 15 40% 6 1 8 4 50% Dari 163 kab/kota
17 Gorontalo 6 33%
30%
2 4 2 50%
50%
endemis rendah
18 Kalimantan Timur 10 3 1 2 4 2
19 Nusa Tenggara Barat 10 30% 3 1 6 3 50% sebanyak 73 kab/kota
20 Sumatera Utara 33 64%
30%
21 12 4
2
33%
29%
(45%) telah mencapai
21 Bengkulu 10 3 7
22 Nusa Tenggara Timur 22 0% 5 6 11 3 27% API<1 selama minimal
23 Jambi 11 64%
38%
7 4 1
2
25%
25%
5 tahun berturut-turut.
24 Sulawesi Tengah 13 5 8
25 Kalimantan Tengah 14 64% 9 5 1 20% Diharapkan 73
54% 1 17%
26 Kalimantan Selatan 13
53%
7 6
1 13%
kab/kota tersebut
27 Sulawesi Tenggara 17 9 8
28 Maluku 11 0% 6 5 0% melakukan percepatan
0% 0%
29
30
Maluku Utara
Papua
10
29 0% 18
2
5
8
6 0%
untuk mencapai
31 Papua Barat 13 0% 4 7 2 0% eliminasi malaria
32 Bali 9 100% 9
33 Jakarta 6 100% 6
34 Jawa Timur 38 100% 38
56%
JUMLAH KASUS
MALARIA DI
INDONESIA
TURUN
KECUALI DI
PAPUA
Tidak diobati karena
tidak periksa :
PERSOALAN DI - Tidak bergejala
- Bergejala tidak
DAERAH spesifik
ENDEMIS TINGGI : Mengobati sendiri
LEBIH BANYAK tetapi tidak standard
KASUS DI
MASYARAKAT
DARIPADA YANG
DATANG KE
LAYANAN
KESEHATAN

Mendapat obat tetapi :


- Umumnya setelah 3 hari
- Obat tidak dihabiskan
PERSOALAN DI
DAERAH
ENDEMIS
TINGGI :
KETAATAN
MINUM OBAT
RENDAH
SEHINGGA
BANYAK
KASUS
KAMBUHAN
(RELAPS)
Cakupan Penggunaan Kelambu

PERSOALAN
DI DAERAH
ENDEMIS
TINGGI :
PEMAKAIAN
KELAMBU
BELUM Alasan tidak menggunakan
kelambu

MENCAPAI
85%

Sumber: Survei KAP 2017


STRATEGI PRIORITAS NASIONAL
DALAM MENUJU ELIMINASI MALARIA

1. MENCAPAI TARGET RPJMN UTK KAB/KOTA ELIMINASI


MALARIA
• MENDORONG KABKO ENDEMIS RENDAH DAN MEMENUHI KRITERIA
UTK MENGAJUKAN PROSES ASSESSMENT  SURAT KE PIMDA
• MELAKUKAN REVIEW ATAU EVALUASI PERMASALAHAN TIDAK
MENURUNNYA TINGKAT ENDEMISITAS PADA DAERAH ENDEMIS
RENDAH.
• REORIENTASI BAGI DAERAH YG BARU TURUN ENDEMISITAS /
TENAGA BARU
• KERJASAMA MITRA POTENSIAL TERKAIT PERMASALAHAN DILUAR
KESEHATAN
2. PERSIAPAN ELIMINASI PROVINSI DAN VERIFIKASI REGIONAL
MEMPERCEPAT PENURUNAN KASUS MALARIA DI
DAERAH ENDEMIS TINGGI

• PENDAMPINGAN UPAYA INTERVENSI MASSAL DIMULAI


DARI DAERAH ENDEMIS SANGAT TINGGI API > 50/1000 PERMENKES NO. 41 Tahun 2018
PENDUDUK SELAMA SATU TAHUN, DIIKUTI UPAYA
PEMANTAUAN DAN PENGHENTIAN PENULARAN PADA
TAHUN BERIKUTNYA. EVALUASI UPAYA, SEBAGAI
Implementasi Kader Malaria
DASAR REPLIKASI ATAU PENGUATAN.
• PENYEDIAAN LOGISTIK DAN DUKUNGAN ANGGARAN
GF DAN SUMBER LAINNYA UTK INTERVENSI MASSAL. Perluasan Cakupan Penemuan dan
DIMULAI DENGAN KABUPATEN KEEROM YANG AKAN Pengobatan kasus malaria di masyarakat
DILAKSANAKAN PADA AGUSTUS 2019.
• S/D AGUSTUS 2019, TELAH DILATIH 389 KADER
MALARIA DESA DI 5 KABUPATEN ENDEMIS TINGGI DI
PAPUA (JAYAPURA, MIMIKA, KEEROM, SARMI, BOVEN Percepatan penurunan kasus malaria di
DIGOEL). Papua
• RENCANA SCALLING UP MELALUI PERLUASAN
CAKUPAN WILAYAH DESA DI 5 KABUPATEN,
DITAMBAHKAN DENGAN 3 KABUPATEN DI YAPEN,
WAROPEN, DAN ASMAT. DIPERKIRAKAN 1000 KADER
AKAN DILATIH SELAMA PERIODE 2019-2020.
EVALUASI PENYELIDIKAN
EPIDEMIOLOGI KASUS DAN
FOKUS MALARIA
1. KEBIJAKAN
• Setiap kasus positif di daerah endemis rendah dan
bebas malaria harus ditindaklanjuti dengan
penyelidikan epidemiologi kasus dan fokus malaria
dengan metode 1-2-5
• Salah satu syarat eliminasi adalah tidak ada kasus
indigenous selama 3 tahun berturut-turut, setiap
kasus harus di PE untuk mengetahui klasifikasi asal
penularan
• Indikator jumlah kasus yang di PE merupakan salah
satu indikator utama program malaria yang juga
merupakan indikator Hibah Global Fund
2. UPAYA PENCAPAIAN

• Seluruh pengelola malaria telah mendapatkan


sosisalisasi tentang PE 1-2-5
• Seluruh pengelola kabupaten/kota di daerah
endemis rendah dan bebas telah mendapatkan
sosisalisasi tentang PE 1-2-5
• Sosialisasi PE 1-2-5 ditingkat puskesmas masih
terus dilaksanakan
• Menu operasional pelaksanaan PE sudah ada di
DAK non fisik, Dekon APBN dan GF
2. TANTANGAN (1)

Jejaring pelaporan rumah sakit,


Dinkes dan Puskesmas perlu
diperkuat agar laporan kasus
dari rumah sakit dapat segera
diketahui oleh Dinkes atau
Puskesmas setempat
2. TANTANGAN (2)

Pencatatan
hasil
penyelidikan
epidemiologi
di SISMAL
belum
berjalan
dengan baik
2. TANTANGAN (3)

Penanggulangan fokus di daerah fokus


aktif belum berjalan dengan baik
2. TANTANGAN (4)

jumlah Kab 27% Kasus (1.731)


Tanpa Popu-
lasi Khusus;
43; 9% terjadi di Kab/kota
dengan populasi
Jumlah Kab khusus yang sulit
dengan Popu-
lasi Khusus;
410; 91% dijangkau

Jumlah Kasus di Kab


dengan Populasi
Khusus; 1731; 27%

jumlah Kasus di Kab


Tanpa Populasi
Khusus; 4621; 73%
2. EVALUASI PENCAPAIAN (1)
No Provinsi Positif PE % PE Kasus yg tidak
di PE
1 ACEH 37 37 100% -
2 GORONTALO 26 26 100% -
3 KALIMANTAN BARAT 3 3 100% -
4 SULAWESI BARAT 148 148 100% -
5 SUMATERA BARAT 109 107 98% 2
6 NUSA TENGGARA BARAT 445 409 92% 36
7 RIAU 30 27 90% 3
8 KEPULAUAN BANGKA BELITUNG 94 82 87% 12
9 JAWA TENGAH 191 156 82% 35
10 BENGKULU 96 78 81% 18
11 LAMPUNG 486 386 79% 100
12 SULAWESI SELATAN 488 383 78% 105
13 JAWA TIMUR 422 331 78% 91
14 KALIMANTAN UTARA 40 31 78% 9
15 SUMATERA SELATAN 557 428 77% 129
16 BANTEN 11 8 73% 3
2. EVALUASI PENCAPAIAN (2)
Kasus yg tidak
No Provinsi Positif PE % PE
di PE
17 KALIMANTAN TENGAH 91 61 67% 30
18 SULAWESI TENGGARA 426 284 67% 142
19 JAWA BARAT 153 100 65% 53
20 MALUKU 170 111 65% 59
21 KALIMANTAN TIMUR 363 203 56% 160
22 KALIMANTAN SELATAN 341 171 50% 170
23 NUSA TENGGARA TIMUR 189 93 49% 96
24 BALI 22 10 45% 12
25 SUMATERA UTARA 694 276 40% 418
26 JAMBI 14 5 36% 9
27 KEP. RIAU 98 35 36% 63
28 MALUKU UTARA 176 61 35% 115
29 DI YOGYAKARTA 12 4 33% 8
30 SULAWESI UTARA 200 45 23% 155
31 SULAWESI TENGAH 30 4 13% 26
32 PAPUA 187 3 2% 184
33 PAPUA BARAT 3 - 0% 3
  Grand Total 6,352 4,106 65% 2,246
2. EVALUASI PENCAPAIAN (3)

Endemisitas Positif PE % PE

Eliminasi 1,913 1,452 76%


Endemis rendah 4,439 2,654 60%
Endemis sedang 4,544 764 17%
Endemis tinggi I 17,677 111 1%
Endemis tinggi II 15,188 - 0%
Endemis tinggi III 70,862 - 0%
Grand Total 114,623 4,981 4%

Didaerah yang sudah eliminasi masih ditemukan kasus


yang belum di PE
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai