Anda di halaman 1dari 31

Penguatan Intervensi Spesifik untuk

Percepatan Penurunan Stunting

Direktur Bina Keluarga Balita dan Anak BKKBN


dr. Irma Ardiana, MAPS

Jakarta, 5 Desember 2022

Direktorat Bina Keluarga Balita dan Anak @ditbalnak_bkkbn ditbalnak bkkbn CINTA | INTEGRITAS | NYAMAN | TANGGUNG JAWAB | AKUNTABEL
Peraturan Presiden Nomor 72/2021 tentang
Percepatan Penurunan Stunting
Indikator Lampiran A

Indikator Lampiran
Pilar 2: Peningkatan komunikasi perubahan perilaku dan pemberdayaan masyarakat

BERENCANA ITU KEREN


1. Penguatan regulasi (1)
:
Surat Mendagri No 400.5/8476/SJ tanggal 27 November 2022 hal hasil
pemetaan program, kegiatan dan sub kegiatan yang mendukung percepatan
penurunan stunting di daerah berdasarkan Perpres 72/2021

Surat dijadikan pedoman Pemerintah daerah provinsi dan kabupaten/kota dalam


perencanaan dan penganggaran APBD Tahun Anggaran 2022-
2024 untuk indicator yang tertuang didalam Perpres 72/2021
berdasarkan Hasil pemetaan program dan kegiatan dari Keputusan Menteri Dalam
Negeri Nomor 050-5889 Tahun 2021 tentang hasil verifikasi, validasi dan
inventarisasi pemutakhiran klasifikasi, kodefikasi dan nomenklatur perencanaan
pembangunan dan keuangan.
1. Penguatan regulasi (2)
Permendes nomor 8 tahun 2022 tentang Prioritas Penggunaan
Dana Desa tahun 2023
Permendes nomor 7 tahun 2021 tentang Prioritas
Penggunaan Dana Desa tahun 2022
pasal 6 ayat (2) huruf c bahwa salah satu prioritas penggunaan dana desa tahun 2023 adalah
untuk pencegahan dan penurunan stunting .
Bab III Prioritas Penggunaan Dana Desa, Bab II huruf C angka 3 yang berbunyi: pencegahan dan penurunan stunting di desa: tindakan
Huruf C Program Prioritas Nasional sesuai Kewenangan Desa promotif dan preventif untuk pencegahan dan penurunan stunting melalui:
Point 6 Pencegahan stunting di desa, a. pelatihan kesehatan ibu dan anak;
huruf c : Peningkatan layanan kesehatan, peningkatan gizi dan pengasuhan anak b. penyuluhan dan konseling gizi, air susu ibu eksklusif, dan makanan pendamping air susu
melalui kegiatan : ibu;
c. pemberian makanan tambahan yang beragam, bergizi, seimbang, dan aman dan berbasis
1) Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)
potensi sumber daya lokal bagi anak usia dibawah 5(lima) tahun;
2) Konseling Gizi
d. pengadaan tikar pertumbuhan (alat ukur tinggi badan untuk bayi) sebagai media deteksi
3) Air bersih dan sanitasi
dini stunting;
4) Perlindungan sosial untuk peningkatan akses ibu hamil dan menyusui serta balita
e. penyediaan air bersih dan sanitasi;
terhadap jaminan kesehatan dan administrasi kependudukan
f. perlindungan sosial untuk peningkatan akses ibu hamil dan menyusui serta balita
5) Pendidikan tentang pengasuhan anak melalui Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)
terhadap jaminan kesehatan;
dan Bina Keluarga Balita (BKB)
g. pendidikan tentang pengasuhan anak;
6) Upaya pencegahan perkawinan anak
h. upaya pencegahan perkawinan dini;
7) Pendayagunaan lahan pekarangan dan tanah kas desa untuk pembangunan
i. pendayagunaan lahan perkarangan keluarga dan tanah kas desa untuk pembangunan
kandang, kolam dan kebun (K3) dalam rangka penyediaan makanan yang sehat dan
bergizi untuk ibu hamil, balita dan anak sekolah.
kandang, kolam dan kebun dalam rangka penyediaan makanan yang sehat dan bergizi
8) Peningkatan kapasitas bagi Kader Pembangunan Manusia (KPM), Kader Posyandu
untuk ibu hamil, balita dan anak sekolah;
dan pendidikan anak usia dini (PAUD) dan; j. peningkatan kapasitas bagi kader pembangunan manusia, kader posyandu dan pendidik
9) Pemberian insentif untuk Kader Pembangunan Manusia, Kader Posyandu dan pendidikan anak usia dini;
pendidik pada Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD yang menjadi kewenangan Desa; k. pemberian insentif untuk kader pembangunan manusia, kader posyandu, dan kader
kesehatan lainnya yang menjadi kewenangan desa;
l. kegiatan pencegahan dan penurunan stunting lainnya sesuai dengan kewenangan desa
BERENCANA ITU KEREN dan diputuskan dalam Musyawarah Desa
1 Perluasan jangkauan pelayanan KB

BERENCANA ITU KEREN


KONDISI SAAT INI
Target 2024 Target 2024
305 per 100.000 KH 183 per 100.000
Angka Kematian Ibu Kesertaan KB MKJP 22,4%* 28,39%
(Supas 2015) KH

24 per 1.000 KH 3,77%


Angka Kematian Bayi 16 per 1.000 KH Partisipasi KB Pria 5,73%
(SDKI 2017) (2020)

29,05%
KB Pascapersalinan 70%
Angka Kelahiran Total 2,1 per (BKKBN, 2020)
2,24 per WUS*
WUS 15-49 tahun/TFR WUS 15-49 th
Angka putus pakai
kontrasepsi (DO) 21,0%* 20%
Angka prevalensi
kontrasesi modern/ 57,0%*
63,41%
mCPR 20,3%
Kehamilan yang Tidak (BKKBN, 2020)
10,67
15,5%
Diinginkan (KTD)
(BKKBN 2021
Unmet need 18%* 7,4%

24,4% (SSGI
Prevalensi stunting 14%
31,9 per 1.000 18 per 1000 2021)
Angka Kelahiran umur
wanita 15-19 wanita 15-19
15 – 19 tahun
tahun* tahun

• Laporan Indikator Kinerja Utama, 2021 (Puslitbang KB dan KS BKKBN)


Meningkatnya prevalensi stunting
dengan tingginya paritas pada ibu muda

1. Terdapat perbedaan yang lebar pada rata-rata LAZ dari -


1.53 pada ibu tanpa ada riwayat kehamilan sebelumnya
sampai -2.09 pada ibu dengan kehamilan ≥ 3 pada anak
usia kurang dari 12 bulan

2. Terdapat perbedaan yang lebar pada rata-rata LAZ dari -


2.10 pada ibu tanpa ada riwayat kehamilan sebelumnya
sampai -2.77 pada ibu dengan kehamilan ≥ 3 pada anak
usia kurang dari 24 bulan
Sumber: Calderon, J. 2020. Stunting of children under two from repeated pregnancy
among young mothers. Scientific Reports Nature Reports
mCPR menurut provinsi 2019-2021
Target dan pencapaian mCPR Kalimantan Selatan 64,9 67,5
Kep. Bangka Belitung 66,9
2016-2021: Nasional & Provinsi Bengkulu
59,6
59,6 65,0
Kalimantan Tengah 61,5 64,0
Jawa Timur 60,4 63,4
Jambi 59,2 63,4
61,78 62,16 Lampung 60,9 61,8
60,90 61,10 61,30 Gorontalo 59,5 60,9
60,70 60,7
Sumatera Selatan 49,9
Jawa Tengah 61,3 60,3
Jawa Barat 57,0 58,9
59,5 Nusa Tenggara Barat 56,8 58,0
Kalimantan Barat 61,4 58,0
57,6 57,9 Indonesia 55,0 57,0
57,0 57,0 Banten 56,9
47,5
Sulawesi Utara 58,2 56,2
55,0 DI Yogyakarta 53,8 55,6
Bali 59,1 53,4
Target Pencapaian Sulawesi Tengah 53,2 53,3
Sulawesi Selatan 47,2 52,3
Kalimantan Timur 53,5 50,8
2016 2017 2018 2019 2020 2021 Sumatera Barat 48,0 50,6
Sulawesi Barat 44,8 49,9
Aceh 42,9 49,8
Keterangan: Sulawesi Tenggara 46,3 48,0
Maluku Utara 44,9 46,3
1. Perhitungan mCPR 2016-2019 bersumber dari Survei Kinerja dan
Riau 43,6 45,6
Akuntabilitas (SKAP) BKKBN Kalimantan Utara 44,7
2. Perhitungan mCPR 2020 bersumber dari estimasi trend mCPR SKAP 2016- 46,2
Sumatera Utara 45,4 40,5
2019 yang dikontrol dengan statistik rutin tahun 2020 Kep. Riau 39,3 40,4
3. Perhitungan mCPR 2021 bersumber dari Pendataan Keluarga 2021 dan tidak Nusa Tenggara Timur 40,0 39,3 PK2021
termasuk prov. DKI Jakarta Maluku 29,0 33,7
Papua Barat 30,3 28,8
4. Terdapat 27,3% atau sembilan provinsi mengalami penurunan dibandingkan
Papua 15,0 SKAP2019
tahun 2019. 12,5
Dinamika penggunaan kontrasepsi di Indonesia,
2007-2017 (1)

 Penggunaan kontrasepsi modern masih didominasi


metode kontrasepsi suntik dan pil, namun
mengalami penurunan selama 2007- 2017.
 Terjadi peningkatan MKJP khususnya implant dan
MOW & cenderung menurun untuk IUD.
 MAL dan penggunaan kontrasepsi tradisional secara
konsisten mengalami peningkatan.

Fajarningtiyas, D. et.al. 2021. Pattern and Determinant of Contraceptive Use among Women in Indonesia from 2007 to 2017: Evidence from Demographic and Health Survey. Journal of
Medical Sciences. 2021 Nov 15; 9(E):1363-1370.https://doi.org/10.3889/oamjms.2021.7417.
Dinamika penggunaan kontrasepsi di Indonesia,
2007-2017 (2)

1. Terdapat penurunan kecenderungan penggunaan MKJP pada WUS dengan:


a. ‘tidak ingin anak lagi’: 1,95 kali (2007); 1,99 kali (2012) dan 1,64 kali (2017)
dibandingkan WUS yang ingin anak lagi
b. Usia 40-49: 4,79 kali (2007); 2,00 kali (2012) dan 1,36 kali (2017) dibandingkan
MKJP
WUS usia 15-19 tahun
Isu kesehatan reproduksi dan penggunaan kontrasepsi Rational, Efektif & Efisien.
2. Terjadi peningkatan kecenderungan penggunaan MKJP pada WUS dengan paritas >
3: 1,18 kali (2007); 1,54 kali (2007) dan 2,23 (2017) dibandingkan WUS dengan
paritas 0-1 anak.
3. Terjadi peningkatan kecenderungan menggunakan metode alamiah/tradisional
pada WUS dengan tingkat pendidikan tinggi : 1,45 kali (2007); 1,79 kali (2012) dan
2,36 kali (2017) dibandingkan WUS tanpa pendidikan

Fajarningtiyas, D. et.al. 2021. Pattern and Determinant of Contraceptive Use among Women in Indonesia from 2007 to 2017: Evidence from Demographic and Health Survey. Journal of
Medical Sciences. 2021 Nov 15; 9(E):1363-1370.https://doi.org/10.3889/oamjms.2021.7417.
Unmet Need
PUS 15-49
[38,408,597]
Target dan pencapaian unmet need
2016-2021: Nasional & provinsi

Tidak Pakai
18
Pakai KB
KB [22,061,373]
16,347,224
15,8
14,3 13,4
Tidak ingin
anak lagi;
12,6 12,4
[using for
limiting]
12,567,942
Hamil Tidak hamil
1,418,671 14,928,553
10,5 10,3 10,1 9,9
Ingin anak segera
[bukan unmet
Tidak ingin 8,6 8,3
need] anak lagi;
1,359,443 [using for
limiting]
Subur Tidak subur 9,493,431
Tidak Ingin anak 13,916,781 1,011,770
segera [unmet
need limiting]
Ingin anak
segera [bukan 2016 2017 2018 2019 2020 2021
19,851 unmet need]
7,076,225
Target Pencapaian
Tidak ingin
Ingin anak
nanti/kemudian
anak lagi
[unmet need
Keterangan:
[unmet need limiting]
spacing]
39,377
4,777,632 1. Perhitungan unmet need tahun 2016-2019 bersumber dari Survei Kinerja dan Akuntabilitas
(SKAP) BKKBN yang mengadopsi metode Sarah Bradley, 2012
Ingin anak
nanti/kemudia 2. Perhitungan unmet need tahun 2020 bersumber dari estimasi trend unmet need SKAP
n [unmet need
spacing]
2,062,924
2016-2019 dengan capaian unmet need SKAP 2019 sebagai baseline
Missing = 2
3. Perhitungan unmet need tahun 2021 bersumber dari Pendataan Keluarga 2021 dan tidak
termasuk prov. DKI Jakarta
Unmet need (%) Unmet need menurut provinsi 2021
Unmet need
Papua 21,5 24,5 46,0
Provinsi SKAP2019 PK2021 Papua Barat 11,9 26,6 38,5
Spacing Limiting Total Spacing Limiting Total Maluku 9,8 26,1 35,9
Aceh 4.9 8.2 13.2 9.0 9.0 18.0 Nusa Tenggara Timur 13,0 20,2 33,2
Sumatera Utara 5.8 12.0 17.8 7.3 22.3 29.6 Sumatera Utara 7,3 22,3 29,6
Sumatera Barat 4.6 12.7 17.3 7.8 14.4 22.2 Kep. Riau 7,3 19,0 26,3
Riau 7.4 10.8 18.3 7.6 18.0 25.6 Riau 7,6 18,0 25,6
Jambi 3.9 8.1 12.0 3.7 9.1 12.8 Kalimantan Utara 8,2 17,0 25,2
Sumatera Selatan 3.8 8.2 12.0 4.1 11.0 15.1 Sulawesi Tenggara 10,1 13,9 24,0
8,3 14,6 22,9
Bengkulu 4.1 9.3 13.4 3.2 9.3 12.5 Maluku Utara
Lampung 5.1 7.6 12.7 4.6 11.0 15.6
Kep. Bangka Belitung 3.6 9.7 13.3 3.3 8.7 12.0
Sumatera Barat 7,8 14,4 22,2
Kep. Riau 5.9 16.6 22.5 7.3 19.0 26.3
Sulawesi Barat 10,0 12,1 22,1
DKI Jakarta 3.7 7.9 11.5 - - - Kalimantan Timur 6,4 15,6 22,0
Jawa Barat 4.3 10.5 14.8 4.6 11.4 16.0 Sulawesi Tengah 5,8 14,9 20,7
Jawa Tengah 4.4 9.4 13.8 4.7 12.2 16.9 Sulawesi Utara 3,9 16,6 20,5
DI Yogyakarta 4.0 8.9 12.9 4.4 15.4 19.8 Sulawesi Selatan 7,6 12,4 20,0
Jawa Timur 3.9 7.2 11.1 4.2 10.7 14.9 DI Yogyakarta 4,4 15,4 19,8
Banten 6.8 8.5 15.4 5.2 10.9 16.1 Indonesia 5,5 12,5 18,0
4.2 6.3 10.5 3.5 14.4 17.9
9,0 9,0 18,0
Bali
Aceh
Nusa Tenggara Barat 7.0 8.0 15.0 9.3 7.1 16.4
Nusa Tenggara Timur 9.9 16.0 25.9 13.0 20.2 33.2
Bali 3,5 14,4 17,9
Kalimantan Barat 4.9 9.5 14.4 4.6 11.8 16.4 Jawa Tengah 4,7 12,2 16,9
Kalimantan Tengah 3.7 7.7 11.4 3.3 9.1 12.4 Kalimantan Barat 4,6 11,8 16,4
Kalimantan Selatan 3.9 6.9 10.8 3.0 7.4 10.4 Nusa Tenggara Barat 9,3 7,1 16,4
Kalimantan Timur 5.7 8.6 14.3 6.4 15.6 22.0 Banten 5,2 10,9 16,1
Kalimantan Utara 5.7 10.3 16.0 8.2 17.0 25.2 Jawa Barat 4,6 11,4 16,0
Sulawesi Utara 4.5 11.4 15.9 3.9 16.6 20.5 Lampung 4,6 11,0 15,6
Sulawesi Tengah
Sulawesi Selatan
5.8
6.5
10.0
13.1
15.9
19.6
5.8
7.6
14.9
12.4
20.7
20.0
Sumatera Selatan 4,1 11,0 15,1
Sulawesi Tenggara 8.7 12.6 21.4 10.1 13.9 24.0
Jawa Timur 4,2 10,7 14,9
Gorontalo 4,7 9,0 13,7
Gorontalo 4.2 9.0 13.2 4.7 9.0 13.7 Spacing
Sulawesi Barat 5.1 12.1 17.2 10.0 12.1 22.1 Jambi 3,7 9,1 12,8
Maluku 13.0 18.0 31.1 9.8 26.1 35.9 Bengkulu 3,2 9,3 12,5 Limiting
Maluku Utara 8.9 12.3 21.3 8.3 14.6 22.9 Kalimantan Tengah 3,3 9,1 12,4
Papua Barat 10.0 13.7 23.8 11.9 26.6 38.5 Kep. Bangka Belitung 3,3 8,7 12,0 Total
Papua 9.6 9.2 18.8 21.5 24.5 46.0 Kalimantan Selatan 3,07,4 10,4
Indonesia 4.9 9.4 14.3 5.5 12.5 18.0
KEBIJAKAN DAN STRATEGI KEDEPUTIAN BIDANG KBKR
KEBIJAKAN :
Meningkatkan akses dan kualitas penyelenggaraan Keluarga Berencana dan Kesehatan
Reproduksi yang komprehensif berbasis kewilayahan dan segmentasi kelompok masyarakat
STRATEGI :

B C D E F
Penguatan Peningkatan
Penguatan Penguatan Peningkatan Peningkatan
promosi kemandirian
kapasitas faskes kemitraan jangkauan KB Kesertaan
konseling dan PUS dalam
dan kualitas pelayanan KBKR Pria
kespro bds siklus ber-KB.
jaringan/jejaring pelayanan KBKR di wilayah dan
hidup,
yang melayani sasaran khusus.
pencegahan KTD
KBKR. dan peningkatan
pelayanan KB
Pascapersalinan
KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK
Peraturan BKKBN No. 1 Tahun 2022 INDONESIA NOMOR HK.01.07/MENKES/ /2022
tentang Perluasan Akses Pelayanan KB TENTANG STANDAR AKREDITASI RUMAH SAKIT

Tren jumlah Faskes yang teregistrasi


18762 18849
19000
18500 18243

18000 17722
17500
17000 STANDAR AKREDITASI RUMAH SAKIT
2019 2020 2021 2022 Kelompok Program Nasional
(PROGNAS)

DISTRIBUSI JENIS FASKES, OKT 2022


1. Pelayanan Keluarga Berencana Rumah Sakit.
RS Klinik Utama Puskesmas
2. Peningkatan kesehatan ibu dan bayi.
Praktik dokter RS Tipe D Pratama PMB (setara Faskes)
3. Penurunan angka kesakitan Tuberkulosis/TBC.
10% 10% 4. Penurunan angka kesakitan HIV/AIDS.
2%
15%
5. Penurunan prevalensi stunting dan wasting.
Standar Prognas 5 :
5%
RS melaksanakan program pelayanan KB dan Kesehatan
58% Reproduksi di RS beserta pemantauan dan evaluasinya
Jenis Alat dan Obat Kontrasepsi Program BKKBN

• Tubal Ring
Memperkuat Rantai Pasok Alat dan Obat Kontrasepsi

Peraturan Kepala BKKBN Nomor 9 Tahun 2019 tentang Pemenuhan Kebutuhan Alat dan Obat
Kontrasepsi Bagi Pasangan Usia Subur dalam Pelayanan Keluarga Berencana
Mengatur tentang: Jenis, Jumlah (Perhitungan), dan Penyaluran/ Distribusi Alokon

PMB yang tidak


bekerjasama
dengan BPJS
Penyediaan Sarana Pendukung Pelayanan KB

Dukungan DAK Fisik Subbidang KB TA 2022


Pengadaan Sarana Prasarana Pelayanan KB

1) Pengadaan Laparoscopy (dengan


kamera dan monitor)
2) Pengadaan Minilaparotomi Set
3) Pengadaan VTP Kit

Implan Removal Kit IUD Kit


Untuk mencabut Implan Untuk memasang/mencabut IUD
Tahun 2022, menu sarana ini disediakan melalui dana Bantuan
Operasional Kesehatan (BOK) Kemenkes
Tahun 2023, Menu Implan Removal Kit dan IUD Kit akan disediakan
melalui DAK BKKBN
3 Kelas pengasuhan bina keluarga balita
(BKB) tentang 1000 HPK

BERENCANA ITU KEREN


Direktorat Bina Keluarga Balita dan Anak @ditbalnak_bkkbn ditbalnak bkkbn CERDAS | INTEGRITAS | NYAMAN | TANGGUNG JAWAB | AKUNTABEL
Dampak stunting bagi nasib bangsa
I. Latar Belakang:
Tinjauan teori & urgensi 1. Kematian Anak*
Kurang gizi menyebabkan lebih dari tiga juta
kematian anak pada tahun yang sama, atau sekitar
45% dari semua kematian pada anak balita
Kerangka teori memutus mata rantai stunting
2. Obesitas dan penyakit kronis ketika dewasa*
Orang dewasa yang memiliki berat badan lahir
rendah atau kekurangan gizi ketika kecil lebih
mungkin mengalami tekanan darah tinggi dan
obesitas, dan penyakit kronis terkait termasuk
1000 Hari Pertama diabetes dan penyakit jantung
Kehidupan (HPK) 3. Berpeluang berpenghasilan lebih rendah**
Ketika dewasa, anak yang mengalami kondisi
stunting berpeluang mendapatkan penghasilan
20 persen lebih rendah dibandingkan dengan
anak yang tidak mengalami stunting

4. Kerugian ekonomi Negara**


Sumber: Andrew J. Prendergast & Jean H.
Menimbulkan kerugian ekonomi sebesar 2-3
Humphrey (2014).
persen dari PDB per tahun
* The Conversation. (2016).
 Kondisi patologi rantai stunting dapat dicegah dan dihentikan pada ** Siaran pers Kementerian PPN/Bappenas tanggal 28 Mei 2018 “Cegah Stunting di 1000
Hari Pertama Kehidupan, Investasi Bersama untuk Masa Depan Anak Bangsa”.
1000 HPK yang ditandai dengan garis hijau
Analisis Permasalahan Lingkungan mikro (keluarga)
Rendahnya pemahaman dan motivasi praktik pengasuhan positif
Pengasuhan 1000 untuk pemberian ASI eksklusif, MPASI dan Perilaku Hidup Bersih
HPK: Teori ekologi Sehat (PHBS)
Pain:
1. Hanya separuh ibu yang memberikan ASI eksklusif
2021: 52% (profil kes 2021)
2020: 66% (profil kes 2020)
2018: 22,7% (riskesdas 2018)
2. Rendahnya proporsi pemberian MPASI usia ≥ 6 bulan
2021: 44,7% (SSGI 2021)
3. Tingginya prevalensi diare (tidak memiliki jamban/air bersih)
2021: 23,8% (profil kes 2021)
Lingkungan makro Gain: Tingginya akses internet pada kelompok umur 19-49 tahun
65% (BPS, 2020)
Lemahnya dukungan politis program pengasuhan 1000 HPK
Pain:
1. Kelembagaan Lingkungan meso (komunitas)
40% desa/kelurahan (33 ribu) belum memiliki Kelompok Bina Keluarga Terbatasnya jumlah keluarga yang memiliki anak usia 0-6 tahun
Balita (BKB) (SIGA, 4 Juni 2022)
yang ikut BKB (7,4 juta (PK 2021))
2. Sumber Daya Manusia
Hanya 11% (62 ribu) kader terlatih untuk pengasuhan 1000 HPK (SIGA,
Sept 2022) Pain: Masih rendahnya pemantauan perkembangan anak 0-23
3. Ketersediaan sarana
bulan sesuai standar
a. 28 % BKB kit stunting kondisi baik terhadap jumlah total desa/kel lokus
stunting 2018-2021 (Morena, Feb 2022)
2021: 59% (SSGI 2021)
b. 11% BKB kit kondisi baik terhadap desa/kelurahan sasaran 2008-2021 Target 70%
(Morena, Feb 2022) Gain: Semangat gotong royong yang tinggi di tingkat masyarakat
Gain: Potensi kolaborasi lintas sector/program untuk meningkatkan kualitas
program pengasuhan 1000 HPK di BKB
Strategi
KELAS PENGASUHAN BINA KELUARGA BALITA (BKB)
1. Penguatan integrasi BKB-PAUD dan Posyandu
Komitmen untuk konvergensi program 2. Penguatan kelas BKB offline melalui kampung KB dan virtual
dan kegiatan. 3. Pendanaan melalui TKDD-DAK: operasional dan sarana (BKB Kit & BKB Kit stunting)

2. Peningkatan advokasi, komitmen, koordinasi


dan kerjasama antar instansi pemerintah, lembaga
4. Penyediaan pelayanan yang
penyelenggara layanan, dunia usaha, dan organisasi
terkait merata, terjangkau, dan
berkualitas

3. Peningkatan kapasitas dan


1. Penguatan dan penyelarasan 5. Internalisasi nilai-nilai
kompetensi kader, masyarakat,
landasan hukum agama dan budaya
penyelenggara, dan tenaga
pelayanan
1. UU 52/2009 ttg Perkembangan kependudukan & pembangunan keluarga 1. Pelatihan/video tutorial kepada A. Pengembangan modul kelas pengasuhan berbasis nilai
2. Peraturan Presiden 60/2018 Ttg PAUD HI kader/penyelenggara terkait luhur budaya dan Pancasila
3. Peraturan Presiden 72/2021 Ttg Percepatan Penurunan Stunting pengasuhan B. Kearifan local
4. Peraturan Badan Kependudukan Dan Keluarga Berencana Nasional Republik
Indonesia Nomor 12 Tahun 2021 Tentang Rencana Aksi Nasional Percepatan
2. Promosi dan KIE 1000 HPK (pro PN) Pengembangan modul berbasis agama Islam &
Penurunan Angka Stunting Indonesia Tahun 2021-2024 literasi investasi utk Pendidikan anak (Kerjasama
5. Permendagri 19 tahun 2011 ttg Posyandu dengan UNICEF, 2020)
6. Peraturan Kepala BKKBN no 12/2018 ttg Pengelolaan BKB HI
7. Instruksi Presiden no 3. tahun 2022 Optimalisasi Penyelenggaraan Kampung Pendekatan strategi berdasarkan Peraturan C. Penerapan 8 fungsi keluarga dalam modul
Keluarga Berkualitas Presiden 60/2018 ttg PAUD HI
1. Penguatan regulasi

Surat Edaran Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga


Berencana Nomor 17/2022 tentang Indikasi Target untuk
Persentase Desa/Kelurahan yang Melaksanakan Kelas Bina Peraturan Badan Kependudukan Dan Keluarga Berencana Nasional
Keluarga Balita (BKB) tentang Pengasuhan 1000 Hari Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2022 Tentang Petunjuk Teknis
Pertama Kehidupan Penggunaan Dana Bantuan Operasional Keluarga Berencana Tahun
Anggaran 2023

BERENCANA ITU KEREN


BKB Kit Stunting
(tersedia di dalam menu DAK fisik BKKBN 2023)
270 Hari 730 Hari

Ibu Hamil Anak 0-24 Bulan

Pada tahun 2023, menu BKB Kit stunting tersedia di BOKB dis eluruh kabupaten/kota
PENGELOLAAN Bina Keluarga Balita (BKB)
Sarana
APE, lembar balik, kartu kembang anak, beberan, Media
interaksi dan media penyuluhan dalam BKB Kit dan BKB Kit
stunting.

Pendamping
1. 13.027 Penyuluh KB/PLKB (termasuk DKI Jakarta)
Pengasuhan
2. 2.215 PPPK 1 0 0 0 H P K
dengan 6.036 Balai Penyuluhan sebagai pusat pengendali
Penyediaan sarana BKB Kit stunting
di tingkat kecamatan

Fasilitator Dalam rangka percepatan penurunan stunting


1. 536. 092 kader BKB (75.667 kader BKB untuk pengasuhan 1000 HPK fokus pada ibu
terlatih) Sumber: SIGA 2022 diakses 14 Feb hamil dan anak baduta 0-23 bulan.
2022 Dibutuhkan keterpaduan kegiatan BKB-
2. 600.000 Tim Pendamping Keluarga posyandu yang juga menjangkau ibu hamil.
.

Sasaran
Keluarga yang mempunyai bayi usia 0-6 tahun
Data by name by address tersedia melalui PK 2021
dan pemutakhirannya

www.free-powerpoint-templates-design.com
DISTRIBUSI BKB HI MENURUT PROVINSI 2022
25000
20721
20000
15000 Ʃ BKB HI 20.721: 1 dari 4 Desa/Kelurahan
10000
4994
5000 2268
3374
34 36 55 102 107 128 137 143 145 145 151 166 181 205 212 233 242 308 340 371 461 469 517 548 548 625 639 644 681 693 819
0

DISTRIBUSI BKB MENURUT PROVINSI 2022


60000 56405

50000
Ʃ BKB 56.405: 67% Desa/Kelurahan
40000

30000

20000
11279
7904
10000 6909
2279 2933 2463 3067
116 305 343 247 378 379 632 273 331 475 406 582 1180 1315 563 628 1298 783 1283 825 681 813 1485 1452 637 760 1401
0

Sumber:newsiga.bkkbn.go.id
Diakses 7 September 2022
Perluasan KIE di 1000 HPK

Website: orangtuahebat.id
Navigasi geo tagging BKB

Kegiatan kemitraan
Menu website
Uji coba
Berita

Poster yang bisa di


download Ruang konsultasi bersama
pengelola program & pakar

26
01
01 6 6
Layanan Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE)

1. MASMIRAH 2. E-Katalog Sektoral


bekerja sama dengan yayasan
Deskripsi : Media penyuluhan dan alat permainan edukatif
PLAN International sebagai upaya percepatan penurunan stunting di
lokus stunting di 514 kabupaten/kota.
Deskripsi : MASMIRAH (Menolong Anak Manfaat : Agar memudahkan kabupaten/kota dalam pengadaan
Sejahtera Melalui Informasi Interaktif BKB Kit stunting dan mencegah terjadinya praktek
Terarah) adalah media layanan Korupsi, Kolusi dan Nepotisme.
mengenai konsultasi parenting melalui
call center 08170755875, telah Nilai Perubahan : Tersedianya menu BKB Kit Stunting dalam e-
catalog sektoral yang dapat diadakan oleh
menjangkau 858 peserta terdaftar. Kabupaten/Kota secara cepat, tepat dan bebas
praktek KKN
Manfaat: sebagai sarana konsultasi
bagi orangtua terkait pengasuhan. Tautan : https://bit.ly/e-katalogBKBKit
Nilai Perubahan: tersedianya layanan
konsultasi 24 jam bagi orangtua yag
ingin bertanya seputar pengasuhan
Telah diujicobakan pada 140 pengguna
di Kab. Lombok Tengah NTB (2021),
dan pada 2022 diperluas jangkauannya
ke wilayah Kab. Lombok Timur, Kab. | Tangkapan Layar
Lombok Utara, Kab. Lombok Barat, dan E-Katalog Sektoral
Kota Matara.
BERENCANA ITU KEREN
Direktorat Bina Keluarga Balita dan Anak @ditbalnak_bkkbn ditbalnak bkkbn CERDAS | INTEGRITAS | NYAMAN | TANGGUNG JAWAB | AKUNTABEL
01
01 6 6
Layanan Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE)

3. Akademi Orang Tua


Hebat Indonesia (AKHI)
berkolaborasi dengan IPB University,
telah direplikasi atau co-production oleh
Provinsi Jawa Timur melalui program Sekolah Orang
Tua Hebat dan Jawa Barat melalui Program Akademi
Keluarga Jabar Juara.
Deskripsi : Merupakan program edukasi keluarga yang | Wisuda Akademi Keluarga Hebat | Wisuda Sekolah Orang Tua Hebat
pelaksanannya bekerjasama dengan IPB University Indonesia (AKHI) Angkatan I (SOTH) di Kab. Lamongan, Jatim
Fakultas Ekologi Manusia pada 2018 sebagai respon
terhadap percepatan penurunan stunting serta
sebagai implementasi Pengabdian Masyarakat
dalam Tri Dharma perguruan Tinggi. .
Manfaat : Meningkatkan pengetahuan, ketrampilan dan sikap
keluarga yang memiliki balita dalam mengasuh anak,
juga meningkatkan peran ayah dalam pengasuhan.
Telah mewisuda 160 keluarga pada 2018-2019.
Nilai Perubahan : Tersedia kurikulum dan modul edukasi yang | Peresmian Sekolah Orang Tua Hebat | Wisuda Akademi Keluarga
dapat secara mudah dipraktikkan oleh keluarga (SOTH) di Kab. Mojokerto Jabar Juara, Kab. Indramayu
dalam mengasuh anak,.
BERENCANA ITU KEREN
Direktorat Bina Keluarga Balita dan Anak @ditbalnak_bkkbn ditbalnak bkkbn CERDAS | INTEGRITAS | NYAMAN | TANGGUNG JAWAB | AKUNTABEL
01
02 6 6
Peningkatan Kapasitas Kader

Series Kelas Orang


Tua Hebat (KERABAT)
kolaborasi dengan IDAI, PT Merck,
1000 days Fund, IBI

Deskripsi : Kelas Peningkatan pengetahuan dan pemahaman


pengelola BKB dan orangtua dalam pengasuhan 1000 HPK
yang dilaksanakan secara virtual setiap bulan dimulai dari
bulan April – November 2022
Manfaat : meningkatkan keterampilan dan kemampuan pengelola BKB
dan orangtua dalam melaksanakan pengasuhan yang baik
dan benar pada 1000 HPK sehingga anak dapat tumbuh
kembang secara optimal.
Nilai Perubahan :
1. Penilaian pre & post test
2. Bersama pakar
3. Wisuda sebagai apresiasi terhadap peserta yang telah mengiki
secara lengkap
Playlist Bersama Kerabat 2022:
https://www.youtube.com/playlist?list=PLs1Janqo0fGGljloh535m1l2lL
STr9tNC

BERENCANA ITU KEREN


Direktorat Bina Keluarga Balita dan Anak @ditbalnak_bkkbn ditbalnak bkkbn CERDAS | INTEGRITAS | NYAMAN | TANGGUNG JAWAB | AKUNTABEL
Pemodelan BKB HI terintegrasi dengan Audit kasus Showcase di 6 desa
stunting dan program Bapak Asuh Anak Stunting (BAAS)
1. Desa Jepalo, Kecamatan Gunungwungkal, Kabupaten Pati,
Jateng: Pemberian Pangan Olahan untuk Keperluan
Medis Khusus (PKMK) dari CSR (Kembang Joyo Group),
biaya rujukan serta rawat inap di RSUD RAA Soewondo
Pati oleh Swadaya Karyawan RSUD, 1 OPD dan 1 anak
stunting.
2. Desa Pangkung Paruk Kecamatan Seririt, Kab Buleleng,
Bali: BUMDES, Kopi Banyuatis dan Bank Buleleng
menyediakan Pemberian Makanan Tambahan, jamban
dan sarana air bersih
| Pengukuhan KASAD sebagai Duta Bapak 3. Kelurahan Baros Sukabumi, Jabar: Dompet Dhuafa
Asuh Anak Stunting membiayai kebutuhan transportasi rujukan, perawatan
dan Pemberian Makanan Tambahan (PMT) 2 balita
stunting.
4. Desa Blang Paku Kabupaten Bener Meriah, Aceh:
Pengusaha kopi membantu pangan balita kekurangan gizi
selama 6 bulan.
5. Kalurahan Kricak, Kemantren Tegalrejo Yogyakarta
menerima bantuan total 2000 telur dari Baznas, Rumah
Zakat, Radio Sonora, PDAM, Bank BPD DIY, Bank Yogya,
Sido Muncul untuk balita selama 6 bulan;
| Sistem Digital BAAS
6. Desa Duonu, Kabupaten Halmahera Barat mengasuh 8
BKB sebagai wadah: surveilans rutin, penyuluhan, fasilitasi rujukan dan bansos balita. Melalui program Bapak Asuh Anak Stunting
Pemodelan menunjukkan semangat gotong royong dari berbagai unsur: membantu pengukuran antropometri dan pemantauan
gizi oleh petugas gizi.
Pemerintah daerah, badan amil, BUMD, APDESI melalui BUMDES,
dunia perbankan & dunia usaha 30
TERIMA KASIH
Direktorat Bina Keluarga Balita dan Anak
Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional
Jl. Permata No. 1 Halim Perdana Kusuma, Jakarta

BERENCANA ITU KEREN

Direktorat Bina Keluarga Balita dan Anak @ditbalnak_bkkbn ditbalnak bkkbn CERDAS | INTEGRITAS | NYAMAN | TANGGUNG JAWAB | AKUNTABEL

Anda mungkin juga menyukai