5 PILAR PERCEPATAN K
INTERVENSI OUTPUT INTERVENSI DAMPAK
PENCEGAHAN STUNTING
Gizi Spesifik Peningkatan cakupan intervensi
pada sasaran 1.000 HPK
PILAR 1:
Komitmen dan Visi
Kepemimpinan
• PMT (ibu hamil KEK, balita gizi kurang) Konsumsi Gizi
• TTD (ibu hamil, remaja putri)
• Pemberian ASI eksklusif Perbaikan Asupan Gizi
PILAR 2:
Kampanye Nasional • MP ASI baduta
dan Perubahan • Tata laksana gizi buruk • Anemia
Pola Asuh
Perilaku • Pemantauan tumbuh kembang balita • BBLR
• Pemberian imunisasi • ASI Eksklusif
PREVALENSI
• ANC • Diare
PILAR 3: stunting TURUN
• Pemberian Vit. A • Kecacingan
Konvergensi
Pelayanan Kesehatan • Gizi Buruk
Program Pusat,
Daerah dan Desa
Penurunan Infeksi
PILAR 4:
Gizi Sensitif
Kesehatan Lingkungan
Ketahanan
Pangan dan Gizi
• Air minum layak
• Sanitasi layak
• Penerima Bantuan Iuran JKN
PILAR 5: • Bantuan tunai bersyarat
Pemantauan • Bantuan sosial pangan
dan Evaluasi • Layanan KB pasca persalinan
• Menekan kehamilan yang tidak
diinginkan Sumber: Stranas Percepatan Pencegahan Anak Stunting 2018 – 2024
• Pemberian informasi mengenai stunting
1 NTT 37,8 218.443 ▪ Khusus untuk lokus di tingkat desa, secara prinsip seluruh
2 Sulawesi Barat 33,8 44.760 desa di wilayah Kab/Kota di 12 provinsi dapat menjadi
3 Aceh 33,2 168.777 lokus prioritas dengan prioritas pada desa dengan
4 NTB 31,4 153.826 capaian intervensi rendah
5 Sulawesi Tenggara 30,2 80.003
6 Kalimantan Selatan 30,0 110.881 2. DA K N o n Fisik:
7 Kalimantan Barat 29,8 131.466
▪ Lokus lebih leluasa sehingga memungkinkan untuk
8 Jawa Barat 24,5 968.148
23,5 656.449 dialokasikan pada Kab/Kota di luar 12 Provinsi Prioritas
9 Jawa Timur
10 Jawa Tengah 20,9 510.646 Khusus
11 Banten 24,5 268.226 ▪ Skala prioritas dapat mengacu pada rencana lokus pada
12 Sumatera Utara 25,8 348.889 DAK Fisik diatas
DAK Nonfisik DAK Fisik Perluasan cakupan lokasi prioritas stunting dari 360
daerah di TA 2021, menjadi seluruh daerah (514
2021 Kab/Kota) di TA 2022.
BOP Pangan & Kesehatan+ Pada TA 2023 ditetapkan 12 Provinsi Prioritas (248
BOK BOKB LH* Air Minum Sanitasi
Rp11,58 T PAUD* Pertanian* KB
Kab/Kota) yang memiliki angka stunting tertinggi.
Realisasi: Rp10.380,8
Rp270M Rp221M Rp4T Rp97,4M Rp262M Rp829M Rp4,9T Rp981M
Pagu DAK NF turun dikarenakan jenis dana BOP PAUD
89,4% Total Rp4,602T Total Rp6,98T
tidak ditagging sebagai jenis dana untuk pravelensi
*merupakan bagian kecil dari sub kegiatan penyediaan makanan tambahan untuk peserta didik PAUD stunting sesuai kesepakatan Multilateral Meeting
yang diberikan dalam rangka mendukung pemenuhan gizi dan kesehatan
Pada Tahun 2023, menu BOK Stunting dialihkan ke BOKB,
DAK Nonfisik namun tetap dilakukan tagging pada menu kegiatan BOK
DAK Fisik
sesuai kesepakatan pada Multilateral Meeting.
2022 2021
Alokasi DAK sebesar Rp11,61 T dengan Kinerja
Rp10,73 T BOK BOKB Pangan & Pertanian* Air Minum Kesehatan+KB Sanitasi
Realisasi: Rp9,5T Rp239M Rp1,4T Rp119,3M Rp3T Rp3,9T Rp2T Realisasi sebesar 89,4%
1. TKD Tahun 2023 untuk penanganan stunting bersumber dari DAK Fisik sebesar Rp5,91 T, dan DAK Non Fisik sebesar Rp5,07 T.
2. Pagu DAK Fisik dan DAK NF tahun 2023 mengalami kenaikan dibandingkan dengan pagu tahun 2022.
3. Dukungan Dana BOP PAUD untuk stunting adalah melalui subkegiatan pemberian makanan tambahan, namun tidak ada
penetapan pagu alokasi khusus untuk Penyediaan Makanan Tambahan bagi Peserta Didik sehingga nilai alokasi, realisasi
penyaluran dan penggunaan pada level subkegiatan tidak ter-capture.
DUKUNGAN DAK FISIK PERCEPATAN PENURUNAN STUNTING 202210.000,00 Kinerja DAK Fisk Stunting TA 2022
90,40% 90,29% 100,00%
9.000,00
Jenis 87,45%
8.975,12
Bidang - Subbidang Alokasi Realisasi 8.000,00
8.388,32
DAK
7.884,08
7.849,11
7.000,00 50,00%
DAK Air Minum Rp3T Rp2,72T
6.983,43
6.983,30
6.000,00
6.407,86
Fisik
6.305,57
Bidang: Kesehatan dan Keluarga Berencana Rp3,9T Rp3,16T
Reguler 5.000,00
Subbidang: 0,00%
a. Keluarga Berencana 4.000,00
b. Penguatan Penurunan Angka Kematian Ibu 3.000,00
1.949,05
1.931,46
1.761,59
1.761,89
dan Bayi 2.000,00 -50,00%
c. Penguatan Percepatan Penurunan 1.000,00
Stunting
- -100,00%
Sanitasi Rp2T Rp1,95T 2020 2021 2022
Pagu RK Kontrak
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA 11
KINERJA DAK FISIK PER BIDANG TA 2022
Untuk Percepatan Penurunan Stunting
(Dalam Juta Rupiah)
Bidang Kebijakan Bidang/Subbidang Alokasi Kontrak % Realisasi %
Bidang Mempercepat penurunan prevalensi balita stunting
Kesehatan melalui optimalisasi intervensi spesifik dalam Bidang Kesehatan dan
3.975.122 3.175.809 79,89% 3.166.642 79,66%
dan KB pemenuhan gizi ibu hamil dan balita serta penguatan KB
surveilans gizi, edukasi dan pengasuhan
Meningkatkan kualitas dan akses pelayanan kesehatan Keluarga Berencana 598.371 555.027 92,76% 548.913 91,73%
remaja, calon pengantin, Pasangan Usia Subur (PUS),
ibu hamil dan melahirkan melalui pemenuhan standar
sarana prasarana dan alat kesehatan (SPA) di Rumah Penguatan Penurunan
Sakit Mampu Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi
Komprehensif (PONEK) dan Puskesmas Mampu
Angka Kematian Ibu 2.626.363 2.297.286 87,47% 2.297.435 87,48
Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Dasar dan Bayi
(PONED) serta akses pelayanan penunjangnya;
Bidang Air Mendukung Desa/Kelurahan intervensi penurunan Penguatan Percepatan
Minum stunting dan diprioritaskan bagi yang belum pernah 750.389 323.496 43,11% 320.293 42,68%
mendapakan intervensi dari pemerintah pusat dan DAK
Penurunan Stunting
untuk penanganan stunting sebelumnya
Bidang Diprioritaskan bagi desa/kelurahan yang sudah ODF Bidang Air Minum 3.000.000 2.747.540 91,58% 2.200.643 73,35%
Sanitasi selama minimal 1 tahun (paling akhir 31 Januari 2021)
berdasarkan data dari STBM, daerah afirmasi,
Kawasan Perdesaan Prioritas Nasional, serta Bidang Sanitasi 2.000.000 1.960.730 98,04% 1.577.189 78,86%
desa/kelurahan penurunan stunting dan diprioritaskan
bagi yang belum pernah mendapatkan intervensi dari
pusat dan DAK untuk penanganan stunting sebelumnya Total 8.975.122 7.884.081 87,84% 7.849.114 87,45%
KRISNA (LEAD BAPPENAS) KRISNA (LEAD DJPK) KERTAS KERJA KRISNA SAKTI / OMSPAN
Multilateral
Meeting: K/L dan Bappenas melakukan: • Perhitungan • Penyusunan dan • Penyaluran DAK
1. DJPK • Pemda menyiapkan dan • Penilaian awal dg mempertimbangkan: alokasi DAK Fisik penyampaian Fisik dari RKUN
2. Beppenas menyampaikan usulan awal − Target output dan lokpri Rencana ke RKUD
3. KL • Pembahasan dan
DAK Fisik melalui KRISNA − Pagu indikatif/pagu anggaran Kegiatan (RK)
4. Kemendagri penetapan RUU
• Rekomendasi usulan • Sinkronisasi/harmonisasi usulan dg pemda: DAK Fisik oelh
APBN antara
membahas dan dilakukan oleh Gubernur − Kesesuaian usulan dg kebutuhan daerah pemda
pemerintah dan
menyepakati arah sebagai wakil pemerintah − Pemenuhan readiness criteria • Pembahasan dan
kebijakan, − Keselarasan kegiatan dg pendanaan lain DPR RI
persetujuan RK
prioritas nasional, − Keselarasan kegiatan suatu daerah
pemda dengan
dan sasaran DAK dalam 1 wilayah provinsi dg
PENGANGGARAN
K/L
Fisik mempertimbangkan rekomendasi
• Menyusun DPA
gubernur
− Pagu anggaran berdasarkan RK
270,00
✓
246,00
Dukungan dana BOK untuk stunting digunakan
239,00
231,32
200,00 70%
untuk mempercepat penurunan prevalensi balita
195,00
193,88
150,00 50%
stunting melalui optimalisasi koordinasi lintas
100,00 30% sektor di daerah serta penguatan intervensi
120,00
120,00
50,00 10%
spesifik dan sensitif.
0,00 -10%
✓ Dukungan dana BOKB untuk stunting digunakan
2019 2020 2021 2022 untuk Mempercepat penurunan prevalensi balita
Alokasi Penyaluran
Stunting-BOK
Persentase stunting melalui optimalisasi intervensi spesifik
Capaian output BOP Paud 2020: 509 pemda dalam pemenuhan gizi ibu hamil dan balita serta
Capaian output BOK 2020: 251 daerah Capaian output BOP Paud 2021: 509 pemda penguatan surveilans gizi, edukasi dan
Capaian output BOK 2021: 3.971.818 balita stunting BOP PAUD tidak di tagging untuk 2022 pengasuhan.
Ketahanan Pangan dan Pertanian
1.600,00
BOKB - Stunting
110% 140,00 110% ✓ Dukungan dana BOP Paud untuk stunting adalah
98% melalui subkegiatan pemberian makanan
1.400,00 120,00 90% tambahan, namun tidak ada penetapan pagu
105% 81%
1.200,00 100,00 alokasi khusus untuk Penyediaan Makanan
70%
1.000,00 100% 100% 80,00
Tambahan bagi Peserta Didik sehingga nilai
100% 96%
800,00
99%
133,05 130,01 50% alokasi, realisasi penyaluran dan penggunaan
1.399,39
95%
60,00 119,37 pada level subkegiatan tidak tercapture.
600,00 1.339,47 96,31 30%
400,00
40,00 ✓ Dukungan dana Ketahanan Pangan dan Pertanian
90% 10% digunakan untuk menunjang program stunting
20,00
200,00 0% 0%
32,54 32,54 56,10 55,88 220,72217,98 0,00 0,00 0,00 0,00 dalam bentuk kegiatan pekarangan pangan
0,00 85% 0,00 -10%
2019 2020 2021 2022 lestari dan untuk jangka panjang dapat
2019 2020 2021 2022
Alokasi Penyaluran Persentase Alokasi Penyaluran Persentase meningkatkan pendapatan rumah tangga melalui
Stunting-BOKB Ketahanan Pangan dan Pertanian
penyediaan pangan yang berorientasi pasar.
Capaian output BOKB 2020: 2.788 desa Capaian output DKPP 2021: 1.321 kelompok masyarakat
Capaian output BOKB 2021: 4.863 desa
Data per 30 Desember 2022 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA 16
PROSES PERENCANAAN DAK MELIBATKAN MULTI-PIHAK
DAK Fisik
• Penetapan jenis, bidang/subbidang, menu, dan lokasi prioritas DAK Fisik oleh
Bappenas, Kemenkeu, KL Teknis, dan Kemendagri.
• Pengusulan kegiatan DAK Fisik oleh Pemda
• Penilaian teknis oleh KL Teknis dan Bappenas.
• Penyesuaian nilai alokasi DAK Fisik berdasarkan kapasitas fiskal daerah dan
kinerja pelaksanaan DAK Fisik oleh DJPK
• Pembahasan dengan Banggar DPR untuk kemudian ditetapkan dalam Perpres
tentang Rincian APBN
DAK Nonfisik
• Penyampaian Indikasi Kebutuhan Dana (IKD) oleh KL kepada DJPK;
• Penentuan jenis/bidang DAK Nonfisik oleh Kemenkeu, Bappenas, Kemendagri,
dan Kementerian/Lembaga ;
• Penentuan pagu anggaran DAK Nonfisik dalam Sidang Kabinet mengenai RAPBN
• Penentuan rincian alokasi DAK Nonfisik per daerah dalam forum Multilateral
Meeting berdasarkan besaran unit cost dikalikan dengan jumlah target/sasaran.
• Pembahasan dengan Banggar DPR untuk kemudian ditetapkan dalam Perpres
tentang Rincian APBN.
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA 17
PENURUNAN STUNTING JUGA MENJADI KUNCI PENINGKATAN
PRODUKTIVITAS SDM INDONESIA
2022: 21,6% 2023: Menurunkan ~3,8% 2024: Menurunkan ~3,8%
Perkembangan Prevalensi Stunting Untuk mencapai prevalensi Stunting 14% (2024) →
30,8
28,9 29
27,5
29,6
27,7 turun 3,8% per tahun
26,9
24,4 49,12
21,6
Rata-rata penurunan
Rp57,6 T
19,58
17,56
stunting 2019-2022 21,6
2,02% 17,8
14 Untuk penurunan 7,09
Stunting Stunting (Intervensi)
Stunting 3,8% 1,39
Sensitif Spesifik Pendampingan
2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024
• Intervensi pada 12 Provinsi prioritas, yaitu:
Rata-rata untuk penurunan stunting 2,02% ✓ 7 Provinsi prevalensi tertinggi (NTT, Sulbar, Aceh, NTB, Sulteng, Kalbar,
membutuhkan anggaran Rp30,6T Sulteng)
✓ 5 Provinsi dengan jumlah anak stunting terbesar (Jabar, Jateng, Jatim,
Rp Triliun
48,4
34,1
Banten dan Sumut).
25,4
30,6 32,95 • Intervensi spesifik : peningkatan gizi untuk ibu hamil kurang energi kronik
46,6
29,2
32,1 (KEK) dan balita kurus serta imunisasi.
28,5
21,9
• Intervensi sensitif: Penyediaaan fasilitas kesehatan (al. posyandu),
2019 2020 2021 2022 2023 penyediaan tambahan makanan dan minuman bernutrisi melalui bansos
dan penyediaan akses sumber air minum sehat
Spesifik Sensitif Pendampingan & Koordinasi
Dukungan intervensi penanganan stunting juga dilaksanakan oleh Rincian Alokasi Per K/L:
kementerian lembaga terkait 1. KEMENSETNEG (Rp25,2M)
2. KEMENDAGRI (Rp15.2M)
3. KEMENTAN (Rp149,2M)
Total Alokasi terkait Stunting: 4. KEMENDIKBUDRISTEK (Rp24,1M)
Rp34,28 T 5.
6.
KEMENKES (Rp9,3T)
KEMENAG (Rp1,8M)
7. KEMENSOS (Rp21,6T)
Total Realisasi*: 8. KEMEN KP (Rp27,1M)
9. KEMEN PUPR (Rp677,6M)
Rp13,63 T (41,37%) 10. KEMENKO PMK (Rp1,1M)
*berdasarkan data semester 1 2022 11. KEMEN PPA (Rp2,6M)
12. KEMEN PPN/BAPPENAS (Rp10,8M)
13. KEMENKOMINFO (Rp15,7M)
Menu Program/Kegiatan: 14. BPOM (Rp133,8M)
❑ Intervensi Gizi Sensitif 15. KEMENDES PDTT (Rp15,7M)
16. BKKBN (Rp810,4M)
❑ Intervensi Gizi Spesifik
17. BNPP (Rp0,7M)
❑ Pendampingan, Koordinasi, dan Dukungan Teknis