14 Juni 2022
1. Data tahun 2021 menunjukkan bahwa angka prevalensi stunting di Indonesia telah mengalami penurunan,
namun masih menunjukkan persentase yang cukup tinggi yaitu sebesar 24,4 persen atau menurun 6,4% dari
angka 30,8% pada 2018. Pemerintah mempunyai target untuk menurunkan prevalensi hingga 14% pada tahun
2024.
2. DAK merupakan bagian TKD yang bertujuan membantu daerah dalam penyediaan sarana dan prasarana (DAK
Fisik) dan operasional (DAK Non Fisik) dalam rangka pemenuhan standar pelayanan minimal, pencapaian
prioritas nasional, dan percepatan pembangunan Daerah, sesuai dengan kewenangan daerah
3. Kebijakan DAK Fisik 2023 secara umum diarahkan untuk mendorong percepatan penyediaan infrastruktur
Pendidikan, kesehatan, penurunan stunting serta tematik tertentu sesuai Prioritas Nasional, serta
memperkuat sinergi pendanaan dengan APBD, APBN maupun sumber pendanaan lainnya.
5 PILAR PERCEPATAN K
INTERVENSI OUTPUT INTERVENSI DAMPAK
PENCEGAHAN stunting
Penurunan Infeksi
PILAR 4:
Gizi Sensitif
Kesehatan Lingkungan
Ketahanan
Pangan dan Gizi • Air minum layak
• Sanitasi layak
• Penerima Bantuan Iuran JKN
• Bantuan tunai bersyarat
PILAR 5:
• Bantuan sosial pangan
Pemantauan
dan Evaluasi • Layanan KB pasca persalinan
• Menekan kehamilan yang tidak
diinginkan Sumber: Stranas Percepatan Pencegahan Anak stunting 2018 – 2024 dengan
• Pemberian informasi mengenai
update dari Rancangan Perpres Percepatan Penurunan stunting
stunting
DAK diperkuat dengan mengalihkan secara bertahap berbagai belanja Kementerian/Lembaga yang masih mendanai
Dampak urusan kewenangan Daerah, dengan terlebih dahulu memperhatikan kualitas kinerja pengelolaan APBD
10
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
DUKUNGAN STUNTING
2021 Pangan & 1. Secara umum, dukungan DAK Fisik dan Nonfisik
BOKB BOP Pertanian* Kesehatan Sanitasi
BOK LH* Air Minum utk penurunan stunting telah dilakukan sejak
Rp221M PAUD* Rp204M +KB
Rp270M Rp4T Rp273M Rp829M Rp1T tahun 2018
Rp5,2T
Total DAK NF: Rp4,70T Total DAK Fisik: Rp7,35T
2. Alokasi yang telah diberikan DAK Fisik 2021
*merupakan bagian kecil dari sub kegiatan penyediaan makanan tambahan untuk peserta didik untuk stunting sekitar 11,26% persen dari total
PAUD yang diberikan dalam rangka mendukung pemenuhan gizi dan kesehatan pagu DAK Fisik
DAK Nonfisik DAK Fisik 3. Secara umum kebijakan DAK Fisik dan Nonfisik di
TA 2022 masih melanjutkan kebijakan 2021
dengan penguatan program kegiatan dan
2022 Pangan & konvergensi antar bidang
BOKB Pertanian* Air Minum Kesehatan Sanitasi
BOK +KB
Rp239M Rp1,4T Rp200M
Rp3T Rp3,9T Rp2T 4. Adanya perluasan cakupan lokasi prioritas
Total DAK Fisik: Rp8,97T stunting dari 360 daerah di TA 2021, menjadi ke
Total DAK NF: Rp1,8T
seluruh daerah di Indonesia di TA 2022
Perluasan SPAM JP
Penguatan Layanan Maternal
Neonatal di Puskesmas Pembangunan Baru SPAM JP
Kesehatan (Subbidang
Penguatan Penurunan Penguatan Kapasitas RS Mampu Peningkatan SPAM JP
Angka Kematian Ibu, Bayi, PONEK Air Minum
dan Intervensi Stunting) Pembangunan Transmisi Air Curah
Unit Transfusi Darah (UTD) untuk SPAM Regional
Penyediaan Alat Surveillans Gizi
Pembangunan Baru SPAM BJP Komunal
Penyediaan Sarana dan Prasarana
Pelayanan KB Pengembangan dan Pembangunan Sistem
Pengelolaan Air Limbah Domestik Terpusat
Keluarga Berencana Penyediaan Sarana dan Prasarana (SPALD-T)
Dukungan Percepatan Penurunan
Stunting Sanitasi Pembangunan Sistem Pengelolaan Air Limbah
Domestik Setempat (SPALD-S)
13
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
DUKUNGAN DAK FISIK TA 2020-2021
UNTUK PERCEPATAN PENURUNAN STUNTING
(dalam miliar rupiah)
(Realisasi per tanggal 19 Agustus 2021)
2020 2021
Realisasi % % Realisasi %
Bidang/Subbidang Pagu Pagu Kontrak
(Penyaluran) Realisasi Kontrak (Penyaluran) Realisasi
Kesehatan dan KB 557,48 473,13 84,86% 4.915,35 4.420,95 89,94% 4.332,91 88,15%
Sanitasi 526,01 501,88 95,41% 981,44 974,87 99,33% 968,48 98,68%
Air Minum 912,23 832,19 91,23% 823,80 778,41 94,49% 771,70 93,68%
LHK 262,83 233,64 88,89% 232,48 88,45%
TOTAL 1.995,72 1.807,20 90,05% 6.983,42 6.407,86 91,76% 6.305,57 90,29%
Ayo Cegah
Berdasarkan data realisasi per 10
Stunting Januari 2022, nilai yang
disalurkan senilai (90,29%).
270,00
105%
3.488,43
3.481,25
3.000,00
244,40
200,00 70% 2.500,00
220,72
217,98
100% 100%
195,00
193,88
2.000,00
2.450,49
2.452,17
150,00 50% 96%
1.500,00 95%
1.542,96
1.487,67
100,00 30% 1.000,00
120,00
120,00
90%
500,00
32,54
32,54
56,10
55,88
50,00 10%
0,00 85%
0,00 -10% 2019 2020 2021
2019 2020 2021 2019 2020 2021
BOP PAUD
Stunting-BOK Stunting-BOKB
Alokasi Penyaluran
Data per 13 Desember 2021 Alokasi Penyaluran Persentase
§ Menu Kegiatan Pendukung dapat digunakan untuk
§ Subkegiatan BOKB Desa § Subkegiatan BOK Stunting penyediaan makanan tambahan untuk peserta didik
PAUD yang diberikan dalam rangka mendukung
Stunting § 2019 dengan alokasi pemenuhan gizi dan kesehatan. Meskipun demikian,
§ 2019 dengan alokasi Rp120M (160 daerah) tidak seluruh Pemda/Lembaga membelanjakan dana
BOP PAUD untuk subkegiatan dimaksud. Hal ini
Rp32.5M (159 daerah) § 2020 dengan alokasi disebabkan karena
§ 2020 dengan alokasi Rp195M (260 daerah) BOP § Penggunaan Dana BOP PAUD untuk sub kegiatan
§ 2021 dengan alokasi Kementerian Kesehatan. Tambahan bagi Peserta Didik serta dari sisi pelaporan
penggunaan Dana BOP PAUD, Pemda menyampaikan
220,72M (360 daerah) § Rata-rata per daerah laporan sampai dengan level Kegiatan, sehingga nilai
alokasi, realisasi penyaluran dan penggunaan pada
§ Diusulkan oleh BKKBN Rp.750 juta level subkegiatan tidak tercapture.
DAK Nonfisik
• Penyampaian Indikasi Kebutuhan Dana (IKD) oleh KL kepada DJPK;
• Penentuan jenis/bidang DAK Nonfisik oleh Kemenkeu, Bappenas, Kemendagri,
dan Kementerian/Lembaga ;
• Penentuan pagu anggaran DAK Nonfisik dalam Sidang Kabinet mengenai RAPBN
• Penentuan rincian alokasi DAK Nonfisik per daerah dalam forum Multilateral
Meeting berdasarkan besaran unit cost dikalikan dengan jumlah target/sasaran.
• Pembahasan dengan Banggar DPR untuk kemudian ditetapkan dalam Perpres
tentang Rincian APBN.
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA 17
Tren Alokasi Belanja K/L yang Mendukung Penurunan
Stunting
Isu Strategis
§ Perlunya peningkatan cakupan intervensi
§ Dukungan belanja K/L belum optimal dalam
menyasar lokasi & sasaran prioritas
§ Pandemi menghambat pelaksanaan kegiatan
§ Refocussing & realokasi anggaran untuk
penanggulangan pandemi Covid-19
Intervensi Kunci (Rp T)
4,5 4 40 37,8 1,2
4 3,7 32,5 1
35
3,5 30
29,2 1
0,8 Strategi Kunci
3 24,3 0,8
2,4 25 0,6
2,5
20 0,6
§ “Penguncian” anggaran melalui:
2 1,4 0,4
15
1,5
10
0,4 Ø Pendetilan anggaran sampai komponen,
1
0,5 5
0,2
lokasi & sasaran prioritas
0 0 0
Tahun
2019
Tahun
2020
Tahun
2021
Tahun
2022
Tahun
2019
Tahun
2020
Tahun
2021
Tahun
2022
Tahun
2019
Tahun
2020
Tahun
2021
Tahun
2022
Ø Perubahan anggaran harus melalui
persetujuan kesepakatan tiga pihak
Pendampingan, Koordinasi &
Intervensi Spesifik Intervensi Sensitif
Dukungan Teknis § Penajaman & inovasi pelaksanaan
§ Suplementasi gizi untuk ibu hamil
KEK dan balita kurus (Kemenkes)
§ Penyediaan air minum dan
sanitasi (Kementerian PUPR)
§ Koordinasi & pengendalian
program (Kemenko PMK)
kegiatan untuk menjamin compliance pada
§ Suplementasi Fe dan Vit. A (Kemenkes) § P2L (Kementan) § Pendampingan pelaksanaan sasaran prioritas
§ Promosi dan konseling menyusui § PAUD (Kemendikbud) konvergensi kab/kota
(Kemenkes) § Bimbingan pranikah (Kemendagri) § Peningkatan cakupan intervensi pada
§ Pelaksanaan konvergensi di tingkat
§ Promosi pemantauan pertumbuhan
(Kemenkes)
(Kemenag)
desa (Kemendes PDTT) provinsi prioritas
§ BPNT (Kemensos)
§ Imunisasi (Kemenkes) § PKH (Kemensos) § Survei status gizi (Kemenkes)
Sumber: Ringkasan Rincian Output, Laporan Tahunan dan Semester Percepatan Penurunan Stunting KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA 18
Dukungan Belanja K/L yang Ditandai (Tagging) Tematik
Stunting
dalam miliar Rupiah
No K/L 2019 2020 2021 2022
§ Daerah masih tergantung pada APBN (belanja KL & 1 Kemenkes 6.675,10 4.527,4 7.354,16 8.261,99
DAK) dalam penurunan stunting 2 BKKBN 93,4 56,75 74,67 810,44
3 Kemensos 16.945,10 20.630,02 26.948,577 23.333,3
§ Perlu peningkatan kepatuhan K/L dalam pelaporan & 4 Kemenag 10,1 5,59 12,9 31,13
§ Intervensi belum sepenuhnya ditujukan pada 7 Kemenko PMK 0,8 0,92 0,5 1,25
8 Kemensetneg 46,8 50,79 54,25 25,59
kelompok sasaran prioritas, yaitu remaja putri, calon 9 Kemendagri 12,1 24,42 26,08 7,35
pengantin, ibu hamil, anak bawah dua tahun (baduta), 10 KemenPPN/Bappenas 0,8 15,34 17,2 0,7
ibu menyusui, dan balita 11 Kemendes PDTT 7,7 3,5 5 0,8
12 Kementan 284 56,53 112,68 137,1
§ Perlu fokus pada evidence based berdaya ungkit tinggi 13 KKP 32,2 19,5 71,38 15,17
14 Kemenkominfo 27,6 14 11 14,9
Intervensi Sensitif: Dukungan & Koordinasi: 15 BPOM 60,1 53,48 58,41 130,09
16 Kemenperin 1,2 1,58 - -
5
3,7 4 40 32,5 29,2 1,5
17 KemenPPPA 1,6 1,18 1,05 2,63
4 24,3 24,9 1
2,4 30
1 0,8 0,8
3 1,8 20
18 BPS 221,3 242,88 - -
2 0,4
1 10
0,5 19 Batan 13,8 0,31 0,25 -
0 0 0 20 BPPT - 2,68 2 -
Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun
2019 2020 2021 2022 2019 2020 2021 2022 2019 2020 2021 2022 21 BNPP - - 0,85 0,7
Jumlah 29.246,80 27.526,05 35.334,10 34.151,14
Strategi & kelembagaan telah disiapkan; belum sepenuhnya dapat diimplementasikan dan perlu terus di-improve
• Tujuan: Melembagakan struktur organisasi tim percepatan penanganan stunting, yang saat
ini belum struktur yang resmi dilembagakan
• Terdiri dari Pengarah, Pelaksana (Ketua, Koordinator, Anggota), Kelompok Kerja, dan Tim
Percepatan Penurunan Stunting Provinsi dan Kab/Kota
• Pengaturan tata kelola koordinasi antara K/L, lintas sektor, dan lintas program (meliputi
perencanaan, pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi)
Peningkatan
pengendalian
Percepatan perbaikan
penyakit Pembudayaan Penguatan
gizi masyarakat
Peningkatan kesehatan Gerakan sistem kesehatan &
ibu, anak, KB, dan Masyarakat Hidup pengawasan
kesehatan reproduksi Sehat (Germas) obat dan makanan
KEGIATAN PRIORITAS 23
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA 23
Major Project Percepatan Penurunan Stunting
§ 8 aksi konvergensi
oleh pemerintah
daerah
• Penyebab stunting
STUNTING sangat kompleks baik
langsung maupun tidak
langsung
Penurunan
Asupan Gizi SPESIFIK
Infeksi
• Memerlukan intervensi
lintas sektor: spesifik
Ketersediaan Air Bersih & dan sensitif
Pola Asuh Akses Yankes SENSITIF
Pangan Sanitasi
• Setiap intervensi
memiliki kontribusi
§ Kuantitas dan Kualitas Sumber Daya dalam percepatan
§ Kemiskinan, Budaya, Politik, Ideologi & Pertanian
penurunan stunting
Pra Rencana
Sinkronisasi &
PERENCANAAN
Usulan Kegiatan
Verifikasi Harmonisasi Perpres Panyaluran
Usulan Penilaian
Agt-Sep Alokasi Nov-Des
Feb-Mar Jun Awal
Juli Okt Feb
Jun
----------
• Kebijakan pengalokasian;
KESEPAKATAN : • Jumlah sasaran;
PERTIMBANGAN:
1. Pencapaian prioritas nasional
• Biaya satuan;
v Arah kebijakan 2. Pengurangan kesenjangan layanan publik • Besaran pagu per
v Rencana pemanfaatan 3. Dukungan operasional layanan publik kegiatan/ruang lingkup
v Jenis DAK Nonfisik 4. Kemampuan keuangan negara
• Hasil evaluasi pelaksanaan tahun
anggaran sebelumnya;
---------------------------------- • Formulasi pengalokasian.
PAGU INDIKATIF
------
1 3 5
Penentuan arah kebijakan, RAPBN & NOTA KEUANGAN
K/L terkait rencana pemanfaatan dan
jenis DAK Nonfisik antara Multilateral Meeting
Pengalokasian oleh DJPK,
--------- Bappenas, Kemenkeu
Kemenkeu
(DJPK dan DJA) dengan K/L
2 4
K/L menyampaikan Indikasi Multilateral Meeting Penyampaian rincian
Kebutuhan Dana (IKD) dan Perencanaan oleh Bappenas alokasi per daerah oleh K/L
Kerangka Acuan Kerja (KAK)
Penyusunan UU APBN
kepada Kemenkeu c.q. PAGU ANGGARAN
DJPK Penyusunan Perpres
IKD • Arah kebijakan;
Rincian APBN
• Sasaran/target;
• Arah kebijakan dan prioritas
• Dukungan terhadap prioritas ALOKASI ANGGARAN
DAK Nonfisik
nasional;
• Perkiraan kebutuhan belanja
• Ruang lingkup/menu PER DAERAH
operasional dan/atau biaya
kegiatan
per unit TA berkenaan;
• Lokasi Prioritas;
• Target sasaran; dan
• Kriteria teknis/penilaian;
• Perkiraan kebutuhan 3 tahun
• Kebutuhan pendanaan
ke depan
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
DUKUNGAN DAK FISIK 2O23 UNTUK
PENURUNAN STUNTING
Bidang Menu Kegiatan Bidang Menu Kegiatan
Perluasan SPAM JP
Penguatan Layanan Maternal
Neonatal di Puskesmas Pembangunan Baru SPAM JP
Kesehatan (Subbidang
Penguatan Penurunan Penguatan Kapasitas RS Mampu Peningkatan SPAM JP
Angka Kematian Ibu, Bayi, PONEK Air Minum
dan Intervensi Stunting) Pembangunan Transmisi Air Curah
Unit Transfusi Darah (UTD) untuk SPAM Regional
Penyediaan Alat Surveillans Gizi
Pembangunan Baru SPAM BJP Komunal
Penyediaan Sarana dan Prasarana
Pelayanan KB Pengembangan dan Pembangunan Sistem
Pengelolaan Air Limbah Domestik Terpusat
Keluarga Berencana Penyediaan Sarana dan Prasarana (SPALD-T)
Dukungan Percepatan Penurunan
Stunting Sanitasi Pembangunan Sistem Pengelolaan Air Limbah
Domestik Setempat (SPALD-S)
30
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
KEBIJAKAN DAN ALOKASI DAK FISIK PER BIDANG TA 2022
UNTUK PERCEPATAN PENURUNAN STUNTING
(Data per 13 Juni 2022) (Dalam Juta Rupiah)
50 100%
Capaian Output
40 80%
Total Output/
Total
30 60% Tahun Cukup Rincian
K/L Tinggi Cukup tinggi Rendah
rendah (50- NA Output
20 40% (> 90%) (70-90%) (<50%)
70%)
10 20%
27,7% 24,4%
0 0% 69 8 2 19
2019 2020 2021 2019 19 - 98 Output
(70,4%) (8,2%) (2%) (19,4%)
Pagu Revisi d i tingkat an lisis lanjutan
29,24 50 31,74
(triliu n rupiah)
Realisasi Anggaran d i tingkat analisis 72 1 1 1
lanjutan (triliun rupiah)
25,428 48,4 30,63 2020 20 11 86 Output
(83,7%) (1,16%) (1,16%) (1,16%)
Realisasi Anggaran Terhadap Pagu
87,7% 96,8% 96,5%
Revisi
Capaian Output diatas 90% 182 15 4 6 231 Rincian
70,4% 83,7% 80,5% 2021 19 24
Prevalens i Stuntin g 27,7% 24,4% (78,8%) (6,5%) (1,7%) (2,6%) Output
§ Perkembangan pagu belanja K/L cenderung meningkat sejak § Secara umum, perkembangan capaian output sudah baik, dengan
2019. capaian output/rincian output mayoritas >90%
§ Pada 2020, terdapat peningkatan pagu cukup signifikan diakibatkan § Beberapa output/rincian output dengan capaian rendah (<50%)
refocusing dan realokasi anggaran terkait penanganan Covid-19 antara lain disebabkan oleh efisiensi anggaran, sehingga
dengan perluasan cakupan bantuan sosial. berdampak pada pengalihan sumber daya,
§ Peningkatan pagu diikuti dengan peningkatan realisasi anggaran
dan peningkatan capaian output/rincian output dari masing-
masing K/L. KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA 33