Anda di halaman 1dari 57

KEMENTERIAN DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI

BADAN PENGEMBANGAN DAN INFORMASI DESA, DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI


PUSAT PENYUSUNAN KETERPADUAN RENCANA PEMBANGUNAN DESA, DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI

KAJIAN
PETA JALAN (ROAD MAP) PEMBANGUNAN DESA DAN
PERDESAAN TAHUN 2020-2024 dan 2020-2045

Disampaikan oleh:
Pusat Penyusunan Keterpaduan Rencana Pembangunan Desa, Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi

Jakarta, 24 Oktober 2022


PENDAHULUAN
PETA PROSES BISNIS BPI

Sumber: Permendesa PDTT No.2 Tahun 2022


PETA PROSES BISNIS PUSPADU

Sumber: Permendesa PDTT No.2 Tahun 2022


OUTPUT PUSPADU

Sumber: Permendesa PDTT No.2 Tahun 2022


KAJIAN PETA JALAN
PEMBANGUNAN DESA 2020-2024
▪ Latar Belakang Pembangunan Desa
▪ Isu Pembangunan Desa
▪ Kondisi Desa Berdasarkan IDM
▪ Tahap Pencapaian Sasaran Pembangunan Desa
▪ Urgensi Hasil Tahunan IDM
▪ Perkembangan Desa hingga Tahun 2022
▪ Fokus Pelaksanaan Pembangunan Desa 2020-2024
▪ Proyeksi Perkembangan Desa Menuju 2045
LATAR BELAKANG PEMBANGUNAN DESA

❑ Pembangunan Desa merupakan amanat UU Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa.


❑ Target Pembangunan Desa menurut RPJMN Tahun 2020-2024:
a. pengentasan 10.000 desa tertinggal menjadi berkembang; dan
b. mendorong 5.000 desa maju menjadi mandiri.
❑ SDGs Desa sebagai arah pembangunan desa merupakan SDGs pada level desa yang mengarah
pada 18 tujuan pembangunan berkelanjutan.
❑ Peta Jalan (Road Map) Pembangunan Desa sebagai perwujudan percepatan pelaksanaan
pembangunan yang berkelanjutan secara terintegrasi dan berkesinambungan dengan
mengutamakan kerjasama dan keterpaduan antar pemangku kepentingan pembangunan desa.
MAKSUD
Mendorong peningkatan status desa-desa melalui perencanaan yang holistik, integratif,
sistematis, dan berkelanjutan
TUJUAN
1. Merumuskan program/kegiatan pembangunan desa secara terpadu dan berkesinambungan
untuk mencapai tujuan SDGs Desa; dan
2. Menjadi pedoman dan sebagai bahan koordinasi bagi Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah
Prov/Kab/Kota, Pemerintah Desa, dan swasta dalam menyusun program/kegiatan
pembangunan di desa.
ISU PEMBANGUNAN DESA (1/5)
KEMISKINAN
Jumlah (Juta Orang) dan Persentase Penduduk Miskin Menurut Pulau Kemiskinan Perkotaan dan Perdesaan Secara Nasional

Kemiskinan di desa: 12,29% Persentase kemiskinan


Kemiskinan di kota: 7,50% desa-kota 9,54%
(BPS, Maret 2022)

9,54% 12,29%
Jumlah penduduk miskin di Jumlah penduduk miskin di
Indonesia: 26,16 juta perdesaan: 14,34 juta
(BPS, Maret 2022)
*Kepmendagri No. 146.1-4717 Tahun 2020

1,905 17.000 34 416 98 7.244 74.961 8.488


Juta Km² Pulau Provinsi Kabupaten Kota Kecamatan Desa Kelurahan
ISU PEMBANGUNAN DESA (2/5)
PENGANGGURAN

❑ Tingkat pengangguran terbuka perdesaan mengalami penurunan dari Agustus 2020 sebanyak 4,71% menjadi 4,17% pada
Agustus 2021 (BPS, Agustus 2021).
❑ Berdasarkan data BPS (Feb, 2022) penduduk usia kerja terdampak Covid-19 hingga Februari 2022 mencapai 7,57 juta orang
secara nasional dan kemungkinan tersebar di desa-desa di Indonesia.
ISU PEMBANGUNAN DESA (3/5)
KETIMPANGAN (GINI RATIO)
GINI RATIO NASIONAL Perkembangan Gini Ratio Indonesia Periode Maret 2016-Maret 2022
MARET 2022

0,384
Kesenjangan yang tercermin dari nilai
Koefisien Gini harus terus diturunkan,
misalnya melalui:
▪ pertumbuhan ekonomi yang inklusif,
▪ perluasan lapangan kerja, dan
▪ perluasan akses terhadap sarana
prasarana pendukung ekonomi di
daerah-daerah khususnya di desa

Sumber: BPS, Maret 2022


ISU PEMBANGUNAN DESA (4/5)
KEPADATAN PENDUDUK DI KOTA

Tingkat Kepadatan:
Kepadatan Sangat Tinggi
Pulau Sumatera
Kepadatan Tinggi

1.382 Kepadatan Rendah


Jiwa/
Km2 Pulau Kalimantan
200
Jiwa
/Km2 Pulau Sulawesi
Pulau Papua
696
Jiwa/ Pulau Maluku 25
Km2
Pulau Jawa-Bali- 81
Jiwa
/Km2
Nustra Jiwa
/Km2
DKI Jakarta
15.978 6.943
Jiwa/Km2 Jiwa/Km2

Jumlah penduduk Indonesia sesuai hasil Sensus Penduduk pada September 2020 sebesar +270,20 Juta Jiwa dengan luas wilayah + 1,92 Juta Km2.
Sebanyak +151,59 Juta Jiwa (56,10 %) terpusat di Pulau Jawa, Bali dan Nusa Tenggara dengan tingkat kepadatan tinggi sebesar 6.943 Jiwa/Km2.
Desa diharapkan dapat menjadi motor penggerak ekonomi masyarakat sehingga urbanisasi bisa ditekan.
Sumber : Diolah dari BPS (2021)
ISU PEMBANGUNAN DESA (5/5)
TRIPPLE DISRUPTION
DISRUPTION
Perubahan besar dan mendasar dengan ditandai adanya kebiasaan baru, menggerus cara-cara konvensional, tak
membutuhkan banyak aset besar di setiap sudut, sederhana dan memaksa beradaptasi.

AKIBAT DISRUPTION:
Millenial Disruption 1.
2.
Penghematan biaya dan proses menjadi lebih sederhana
Inovasi produk menjadi lebih baik
3. Menciptakan pasar baru dan membuat pasar yang selama ini
tertutup menjadi terbuka
Digital Disruption 4.
5.
Lebih mudah diakses atau dijangkau oleh para penggunanya
Segala sesuatu kini menjadi serba smart

1 2 3
Disruption sesungguhnya terjadi secara meluas, mulai dari
Pandemic Disruption pemerintahan, ekonomi, hukum, politik, penataan kota,
konstruksi, pelayanan kesehatan, pendidikan, kompetisi
bisnis dan juga hubungan-hubungan sosial.

Pembangunan Desa perlu inovasi mengingat secara nyata telah terjadi tripple disruption ,
salah satunya melalui program/kegiatan yang
sesuai dengan kebutuhan saat ini dan dimasa yang akan datang
INDEKS DESA MEMBANGUN (IDM)
3 INDEKS DAN 47 INDIKATOR
1. INDEKS KETAHANAN SOSIAL 2. INDEKS KETAHANAN EKONOMI
S.1 : Akses sarana kesehatan S.17 : Keragaman komunikasi E.1 : Keragaman produksi E.7 : Fasilitas kredit
S.2 : Ketersediaan tenaga kesehatan S.18 : Keragaman bahasa E.2 : Pertokoan E.8 : Lembaga ekonomi
S.3 : Akses terhadap Poskesdes S.19 : Keragaman agama E.3 : Pasar E.9 : Kedai dan penginapan
S.4 : Aktivitas Posyandu S.20 : Pos keamanan E.4 : Toko dan warung kelontong E.10 : Moda transportasi umum
S.5 : Tingkat kepesertaan BPJS S.21 : Siskampling E.5 : Pos dan jasa logistik E.11 : Keterbukaan wilayah
S.6 : Akses terhadap SD/MI S.22 : Konflik E.6 : Bank dan BPR E.12 : Kualitas jalan
S.7 : Akses terhadap SMP/MTS S.23 : Akses SLB
S.8 : Akses terhadap SMU/SMK S.24 : PMKS
S.9 : Ketersediaan PAUD S.25 : Air minum
3. INDEKS KETAHANAN LINGKUNGAN
S.10 : Ketersediaan PKBM/Paket ABC S.26 : Air mandi dan cuci L.1 : Kualitas lingkungan
Akses terhadap pusat L.2 : Rawan bencana
S.11 : S.27 : Akses jamban L.3 : Tanggap bencana
keterampilan/kursus
Ketersediaan taman bacaan
S.12 : S.28 : Sampah
masyarakat/perpustakaan desa
S.13 : Kebiasaan gotong-royong S.29 : Akses listrik
S.14 : Keberadaan ruang publik S.30 : Sinyal
S.15 : Kelompok kegiatan olahraga S.31 : Internet (Kantor Desa)
S.16 : Kegiatan olahraga S.32 : Akses internet warga

28 DARI 47 INDIKATOR MERUPAKAN KEWENANGAN DESA (59,57%)


PERKEMBANGAN STATUS PEMBANGUNAN DESA
IDM TAHUN 2019-2022
Th 2020 IDM 2022
Th 2019 39.866 Th 2021 Sangat
38.185 38.086 Tertinggal
5,95%

Pembangunan Th 2022
33.892
Mandiri
8,43%
Tertinggal
desa telah 12,47%
Maju
mengalami 27,36%

perkembangan
positif dan Th 2022
Berkembang
45,79%
signifikan 20.248
Th 2019
17.626 Th 2021
Th 2020
15.324
13.961
Th 2021 Th 2020
12.177 11.899
Th 2019
Th 2022
8.647 Th 2022
Th 2021 9.233
Th 2019 Th 2020 4.985 Th 2022 Th 2021 6.239
3.536 2.466 4.407 3.278
Th 2020
Th 2019 1.741
840

Sangat Tertinggal Tertinggal Berkembang Maju Mandiri


Sumber: Diolah dari IDM 2019-2022
INDIKATOR IDM YANG PERLU DIINTERVENSI (2022)
(Berdasarkan Capaian Rerata Nasional)

1 S.2 : Ketersediaan tenaga kesehatan


S.10 : Ketersediaan PKBM/Paket ABC
0,9 S.11 : Akses terhadap pusat
keterampilan/kursus
0,8 S.15 : Kelompok kegiatan olahraga
S.16 : Kegiatan olahraga
0,7 E.2 : Pertokoan
E.3 : Pasar
0,6 E.5 : Pos dan jasa logistik
E.6 : Bank dan BPR
0,5
E.7 : Fasilitas kredit
E.9 : Kedai dan Penginapan
L.3 : Tanggap bencana
0,4

0,3

0,2

0,1

E2

E6

E9
E1

E3

E5

E7
E8
S.11

S.13

S.16

S.19

E4
S.10

S.12

S.14
S.15

S.17
S.18

S.20

S.22

S.26

S.29

L.2
S.21

S.23

L.1

L.3
S.24
S.25

S.27
S.28

S.30
S.31
S.32
S.2

S.6

S.9

E11
S.1

S.3
S.4
S.5

S.7
S.8

E10

E12
*Bobot indikator yang rendah (<0,5) menjadi fokus intervensi

Sumber: Diolah dari IDM 2022


KONDISI DESA BERDASARKAN IDM 2022 (1/5)
DESA SANGAT TERTINGGAL S.2 : Ketersediaan tenaga kesehatan
S.3 : Akses terhadap Poskesdes
S.5 : Tingkat kepesertaan BPJS
Indikator IDM yang Perlu Diintervensi S.8 : Akses terhadap SMU/SMK
Berdasarkan Capaian Rerata Desa Sangat Tertinggal S.9 : Ketersediaan PAUD
S.10 : Ketersediaan PKBM/Paket ABC
1 S.11 : Akses terhadap pusat keterampilan/kursus
S.12 : Ketersediaan taman bacaan
masyarakat/perpustakaan desa
0,9
S.14 : Keberadaan ruang publik
S.15 : Kelompok kegiatan olahraga
0,8 S.16 : Kegiatan olahraga
S.17 : Keragaman komunikasi
0,7 S.20 : Pos keamanan
S.21 : Siskamling
0,6
S.28 : Sampah
S.29 : Akses Listrik
S.30 : Sinyal
0,5
S.31 : Internet (kantor desa)
S.32 : Akses internet warga
0,4 E.1 : Keragaman produksi
E.2 : Pertokoan
0,3 E.3 : Pasar
E.4 : Toko & warung kelontong
E.5 : Pos & jasa logistik
0,2
E.6 : Bank & BPR
E.7 : Fasilitas kredit
0,1 E.8 : Lembaga ekonomi
E.9 : Kedai & penginapan
0 E.10 : Moda transportasi umum

E1
E2
E3

E5
E6

E9
S.16

S.19

E4

E7
E8
S.11

S.13
S.14
S.15
S.10

S.12

S.17
S.18

S.20

S.22

S.26

S.29
S.21

S.23

L.1
L.2
L.3
S.24
S.25

S.27
S.28

S.31
S.30

S.32
S.2

S.6

S.9

E11
S.1

S.3
S.4
S.5

S.7
S.8

E10

E12
E.11 : Keterbukaan Wilayah
L.3 : Tanggap bencana

Sumber: Diolah dari IDM 2022


KONDISI DESA BERDASARKAN IDM 2022 (2/5)
DESA TERTINGGAL
S.2 : Ketersediaan tenaga kesehatan
Indikator IDM yang Perlu Diintervensi S.10 : Ketersediaan PKBM/Paket ABC
Berdasarkan Capaian Rerata Desa Tertinggal S.11 : Akses terhadap pusat
keterampilan/kursus
1 S.12 : Ketersediaan taman bacaan
masyarakat/perpustakaan desa
0,9
S.14 : Keberadaan ruang publik
S.15 : Kelompok kegiatan olahraga
0,8 S.16 : Kegiatan olahraga
S.31 : Internet (kantor desa)
0,7 S.32 : Akses internet warga
E.1 : Keragaman produksi
0,6 E.2 : Pertokoan
E.3 : Pasar
0,5 E.5 : Pos & jasa logistik
E.6 : Bank & BPR
0,4 E.7 : Fasilitas kredit
E.8 : Lembaga Ekonomi
0,3 E.9 : Kedai & penginapan
E.10 : Moda transportasi umum
0,2 L.3 : Tanggap bencana

0,1

0
E1

E3

E6

E8
E9
E4
E5

E7
S.11

E2
S.10

S.12
S.13
S.14
S.15
S.16
S.17
S.18
S.19

S.21

S.23

L.1

L.3
S.20

S.22

S.24
S.25
S.26
S.27
S.28
S.29

L.2
S.30

S.32
S.31

E10
E11
E12
S.1

S.3
S.2

S.4
S.5
S.6
S.7
S.8
S.9

Sumber: Diolah dari IDM 2022


KONDISI DESA BERDASARKAN IDM 2022 (3/5)
DESA BERKEMBANG
S.2 : Ketersediaan tenaga kesehatan
Indikator IDM yang Perlu Diintervensi S.10 : Ketersediaan PKBM/Paket ABC
Berdasarkan Capaian Rerata Desa Berkembang Akses terhadap pusat
S.11 :
keterampilan/kursus
1
S.15 : Kelompok kegiatan olahraga
S.16 : Kegiatan olahraga
0,9
E.2 : Pertokoan
E.3 : Pasar
0,8
E.5 : Pos & jasa logistik
E.6 : Bank & BPR
0,7
E.7 : Fasilitas kredit
L.3 : Tanggap bencana
0,6

0,5

0,4

0,3

0,2

0,1

E1
E2
E3
E4
E5
E6
E7
E8
E9
S.10

S.12

S.16

S.19
S.11

S.13

S.21
S.14
S.15

S.17
S.18

S.20

S.22
S.23
S.24

S.26
S.27
S.28
S.29

L.1
L.2
S.25

L.3
E11
S.31
S.1

S.30

S.32

E10

E12
S.2

S.4

S.7
S.8
S.3

S.6

S.9
S.5

Sumber: Diolah dari IDM 2022


KONDISI DESA BERDASARKAN IDM 2022 (4/5)
DESA MAJU
S.2 : Ketersediaan tenaga kesehatan
Indikator IDM yang Perlu Diintervensi S.10 : Ketersediaan PKBM/Paket ABC
Berdasarkan Capaian Rerata Desa Maju S.11 : Akses terhadap pusat
keterampilan/kursus
1
S.15 : Kelompok kegiatan olahraga
E.3 : Pasar
0,9
E.5 : Pos & jasa logistik
E.6 : Bank & BPR
0,8
L.3 : Tanggap bencana

0,7

0,6

0,5

0,4

0,3

0,2

0,1

E1
E2

E4

E7
E8
E3

E6

E9
S.15
S.16

S.19

E5

L.1
S.11

S.13
S.10

S.12

S.14

S.17
S.18

S.20

S.22

S.26

S.29

L.2
S.21

S.23

L.3
S.24
S.25

S.27
S.28

S.31
S.1

S.30

S.32
S.2

E11
S.3

S.6

S.9
S.4
S.5

S.7
S.8

E10

E12
Sumber: Diolah dari IDM 2022
0
1

0,9

0,3
0,5

0,1
0,2
0,4
0,6
0,7
0,8
S.1
S.2
S.3
S.4
S.5
S.6
S.7
DESA MANDIRI

S.8

Sumber: Diolah dari IDM 2022


S.9
S.10
S.11
S.12
S.13
S.14
S.15
S.16
S.17
S.18
S.19
S.20
S.21
S.22
S.23
S.24
Mandiri

S.25
S.26
S.27
S.28
S.29
S.30
S.31
S.32
E1
E2
E3
E4
E5
E6
E7
E8
E9
E10
E11
E12
L.1
L.2
L.3
S.2
KONDISI DESA BERDASARKAN IDM 2022 (5/5)

: Ketersediaan tenaga kesehatan


TAHAP PENCAPAIAN SASARAN PEMBANGUNAN DESA
Target Kinerja Kementerian Desa PDTT untuk Pembangunan Desa
Tujuan : Mendorong terwujudnya Desa Berkembang dan Mandiri, serta kolaborasi perdesaan dengan perkotaan melalui
pengembangan Kawasan Perdesaan secara berkelanjutan
Sasaran Strategis : Berkembangnya status pembangunan desa

Target Per Tahun


Indikator Kinerja Sasaran
2020 2021 2022 2023 2024

Jumlah Desa Mandiri 1.444 2.444 3.944 5.444 6.444

Jumlah Desa Berkembang 54.291 55.291 56.791 58.291 59.291

Jumlah Desa Tertinggal 19.152 17.152 14.402 11.652 9.152


Sumber: Rencana Strategis Kementerian Desa PDTT, Tahun 2020-2024

Perkembangan Status Desa (Indeks Desa)


Indikator Kinerja
2020 2021
Jumlah Desa Mandiri 2.308 2.906

Jumlah Desa Berkembang 57.326 58.795


Keterangan:
Jumlah Desa Tertinggal 15.287 13.215 : Tercapai
Sumber: Kemendesa, diolah (2022)
FOKUS PELAKSANAAN PEMBANGUNAN DESA (1/2)
A. Penyediaan akses pelayanan dasar Desa (pemukiman layak, energi listrik, sanitasi, air minum)
1. Penyediaan pos keamanan Desa (Kode: S.20)
2. Pembangunan/peremajaan pasar Desa (Kode: E.3)
Pengembangan akses transportasi perdesaan dengan pusat-pusat kegiatan dan pusat pertumbuhan ekonomi
B.
lokal/wilayah, dan akses masyarakat terhadap fasilitas pendukung perekonomian
1. Pembangunan dan peningkatan trayek moda transportasi umum (Kode: E.10)
2. Penyediaan pos dan jasa logistik (Kode: E.5)
C. Pengembangan dukungan layanan kesehatan sebagai fondasi pembangunan termasuk kepesertaan BPJS
1. Penyediaan tenaga kesehatan (Kode: S.2)
2. Peningkatan tingkat kepesertaan BPJS (Kode: S.5)
D. Penyediaan lapangan kerja dan pengembangan kapasitas keterampilan masyarakat
1. Penyediaan Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat Kejar Paket A/B/C (Kode: S.10)
2. Penyediaan akses terhadap pusat keterampilan/kursus (Kode: S.11)
Pengembangan produk unggulan (termasuk Desa Wisata), sarana pemasaran, dan promosi berbasis digital melalui
E.
kelembagaan BUM Desa/BUM Desa Bersama
1. Pengembangan untuk untuk ragam produksi komoditas usaha desa (Kode: E1)
2. Penyediaan sarana pertokoan (Kode: E.2)
3. Penyediaan dan pembangunan sarana toko dan warung kelontong (Kode: E.4)
4. Pelatihan dan pengembangan lembaga ekonomi desa (Kode: E.8)
5. Pembangunan sarana kedai dan penginapan desa (Kode: E.9)
Fasilitasi akses pembiayaan pengembangan produk unggulan dan usaha ekonomi produktif Desa dan kawasan perdesaan
F.
(UMKM)
1. Penyediaan akses terhadap perbankan (Kode: E.6)
2. Penyediaan akses terhadap fasilitas kredit (Kode: E.7)
FOKUS PELAKSANAAN PEMBANGUNAN DESA (2/2)
G. Pembangunan infrastruktur digital Desa, termasuk kantor Desa
1. Penyediaan dan penguatan jaringan telekomunikasi broadband (Kode: S.30)
2. Penyediaan akses internet kantor desa (Kode: S.31)
3. Penyediaan akses internet warga (Kode: S.32)
H. Pengembangan infrastruktur mitigasi bencana dan penanggulangan bencana alam/nonalam
1. Fasilitasi pembangunan sistem tanggap bencana (Kode: L.3)
I. Pembangunan TPS dan pengolahan/daur ulang sampah dan limbah
1. Fasilitasi pembangunan sistem pembuangan dan pengelolaan sampah desa (Kode: S.28)
Pembangunan ruang terbuka publik Desa sebagai ruang interaksi antar masyarakat Desa
J.
(taman bacaan, sarana olahraga, dll)
1. Penyediaan taman bacaan (Kode: S.12)
2. Penyediaan ruang publik Desa (Kode: S.14)
3. Peningkatan jumlah kelompok kegiatan olahraga masyarakat Desa (Kode: S.15)
4. Peningkatan aktivitas kegiatan olahraga masyarakat Desa (Kode: S.16)
5. Peningkatan ragam komunikasi masyarakat Desa (Kode: S.17)
PROYEKSI PERKEMBANGAN DESA MENUJU 2045
60.000 Mempertimbangkan pertumbuhan beberapa tahun
terakhir, diperkirakan proporsi status desa-desa
52.802 pada tahun 2045 menjadi:

50.000 : Mandiri
8,45%
: Maju
: Berkembang
27,42% : Tertinggal
40.000 : Sangat Tertinggal

70,44%

30.000

45,87%

20.000
6,28%

12,43% 23,28%
10.000
5,83%
0,00%
2022 2045

Merealisasikan Desa 2045


-
2018 2020 2025 2030 2035 2040 2045 Rekomendasi intervensi pada indikator pengungkit ukuran
pembangunan Desa dengan:
1. Optimalisasi penggunaan Dana Desa; dan
2. Kolaborasi pentahelix membangun desa (kewenangan
Sumber: Diolah dari Data Kemendesa PDTT, 2022 supra desa sekitar 40,43%).
KAJIAN PETA JALAN PEMBANGUNAN
KAWASAN PERDESAAN 2020-2024
▪ Latar Belakang Pembangunan Kawasan Perdesaan
▪ Kondisi Eksisting Kawasan Perdesaan
▪ Isu Strategis Pembangunan Kawasan Perdesaan
▪ Isu Strategis Eksisting Pembangunan Kawasan Perdesaan
▪ Isu Strategis Umum Pembangunan Kawasan Perdesaan
▪ Rekomendasi Umum Pembangunan Kawasan Perdesaan
▪ Program Prioritas Pembangunan Kawasan Perdesaan Tahun 2023-2024
▪ Proyeksi Perkembangan Kawasan Perdesaan Menuju 2045
LATAR BELAKANG PEMBANGUNAN KAWASAN PERDESAAN

❑ Pembangunan Kawasan Perdesaan merupakan amanat UU Nomor 26 Tahun 2007 tentang


penataan ruang dan Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa.
❑ Status Perkembangan Kawasan Perdesaan tahun 2019:
a. 1,5% atau 1 Kawasan Perdesaan dengan status Inisiasi,
b. 50% atau 31 Kawasan Perdesaan dengan status Konsolidasi,
c. 45,1% atau 28 Kawasan Perdesaan dengan status Mandiri,
d. 1,6% atau 1 Kawasan Perdesaan dengan status Berdaya Saing.
❑ Amanat RPJMN 2020-2024 dan Renstra Kemendes PDTT 2020-2024 salah satunya meningkatkan
status perkembangan 62 KKPN (IPKP 52,50 menjadi 58,70) dan 30 KP Prioritas kementrian (IPKP
51,10 menjadi 57,00).
❑ Perlu disusun Peta Jalan (Road Map) Pembangunan Kawasan Perdesaan sebagai pedoman
Kementerian Desa PDTT dan Kementerian/Lembaga (K/L) lain dan Pemerintah Daerah dalam
merumuskan dan melaksanakan program dan kegiatan pembangunan kawasan perdesaan secara
holistik, integratif dan berkesinambungan.
TRANSFORMASI KEBIJAKAN PEMBANGUNAN KAWASAN PERDESAAN
SASARAN PEMBANGUNAN KAWASAN PERDESAAN 2020-2024
MENINGKATNYA NILAI RATA-RATA INDEKS TERPENUHINYA INDEKS PEMBAGUNAN KAWASAN PERDESAAN
PERKEMBANGAN KAWASAN PERDESAAN YANG BERKEMBANG, MANDIRI, DAN BERDAYA SAING
21,88
Rata-rata perkembangan indeks
perkembangan 10 KPPN berkembang (Nilai)
26
52,5 Rata-rata perkembangan indeks 46,65
Nilai Rata-rata Indeks Perkembangan perkembangan 47 KPPN berkembang menjadi
62 KPPN (Nilai) mandiri (Nilai) 53,85
Rata-rata perkembangan indeks 70,79
58,70
perkembangan 5 KPPN mandiri menjadi
berdaya saing (Nilai) 78,12
Rata-rata perkembangan indeks 46,65
perkembangan 30 KP Prioritas Kementerian
51,1 berkembang menjadi mandiri (Nilai) 53,85
Nilai Rata-rata Indeks Perkembangan
2021 2024
30 KP Prioritas Kementerian (Nilai)
57,00 TERBANGUNNYA KOMITMEN LINTAS K/L/D/M DALAM
PEMBANGUNAN KAWASAN PERDESAAN
50
Persentase afirmasi rencana program/kegiatan
Baseline 2019 Target 2024 yang dialokasikan di KPPN sesuai RPKP
80
Persentase afirmasi rencana program/kegiatan 50
yang dialokasikan di KP Prioritas Kementerian
sesuai RPKP 80
Sumber: RPJMN 2020-2024 dan Renstra Kemendesa PDTT 2020-2024 2021 2024
JUMLAH KAWASAN PERDESAAN

Tahun
Status Kawasan
2019 2020 2020a*
Berdaya Saing 1 2 2
92 Kawasan Perdesaan,
Mandiri 48 35 63 yang terdiri dari:
Konsolidasi 41 8 27 ▪ 62 Kawasan Perdesaan Prioritas
Inisiasi 1 Nasional (KPPN)
▪ 30 Kawasan Perdesaan Prioritas
IPKP tidak tersedia 1 47
Kementerian (KPPK)
* Nilai IPKP yang tidak tersedia pada tahun 2020 diisi oleh nilai tahun 2019
KONDISI EKSISTING KAWASAN PERDESAAN
KAWASAN PERDESAAN STATUS KONSOLIDASI

27 Kawasan Perdesaan Status Konsolidasi


Kondisi Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan Kondisi Ekonomi dan Investasi
a. 58 % Kawasan perdesaan memiliki Ruang Terbuka Hijau (RTH) a. 92% Kawasan Perdesaan memiliki masalah input produksi
b. 74% Kawasan perdesaan belum ada pengelolaan sampah b. Semua kawasan perdesaan sudah memasarkan komoditas
c. 83% Kawasan perdesaan pernah mengalami kejadian bencana unggulannya
c. 83% Pemasaran komoditas unggulan kawasan perdesaan masih
Kondisi dan Status Sarana Prasarana dan Konektivitas berskala lokal
a. 67% Kawasan perdesaan memiliki sarana di sentra kawasan d. 67% Komoditas yang dipasarkan sudah diolah
a. 50% Sentra kawasan perdesaan sudah berjalan e. 75% Kawasan Perdesaan sudah menerapkan Teknologi Tepat Guna
c. 67% Aksesibilitas antar kawasan sudah terhubung f. 50% Wisata di kawasan perdesaan belum dipasarkan/dipromosikan
d. 42% Sarana dan prasarana kawasan perdesaan berfungsi g. 58% Even pariwisata di kawasan perdesaan masih berskala lokal
e. 83% Kawasan Perdesaan memiliki akses internet h. 42% Wisatawan di kawasan perdesaan berasal dari wisatawan lokal
f. 75% Kawasan perdesaan memiliki akses internetnya 4G

Kondisi Sosial Budaya dan Kelembagaan


a. 58% Bumdesma di kawasan perdesaan sudah berjalan
b. 58% Lembaga pengelola kawasan perdesaan berfungsi
c. 75% Kawasan perdesaan memiliki pengelola kawasan
KONDISI EKSISTING KAWASAN PERDESAAN
KAWASAN PERDESAAN STATUS MANDIRI

63 Kawasan Perdesaan Status Mandiri


Kondisi Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan Kondisi Ekonomi dan Investasi
a. 70 % Kawasan perdesaan memiliki Ruang Terbuka Hijau (RTH) a. 58% Komoditas unggulannya adalah pertanian
b. 61% Kawasan perdesaan belum ada pengelolaan sampah b. 57% Kawasan Perdesaan memiliki masalah input produksi
c. 76% Kawasan perdesaan pernah mengalami bencana banjir c. 83% Kawasan perdesaan sudah memasarkan komoditas unggulannya
Kondisi Sumberdaya Manusia dan Pemberdayaan Masyarakat d. 39% Pemasaran komoditas unggulan kawasan masih berskala lokal
a. 59% Kreativitas masyarakat mengembangkan komoditas unggulan kecil e. 46% Komoditas yang dipasarkan sudah diolah
b. 79% Pelaku seni dan budaya sudah dilibatkan dalam mengembangkan
komoditas unggulan namun belum efektif f. 59% Kawasan Perdesaan sudah menerapkan Teknologi Tepat Guna
c. 79% Produk budaya masyarakat sudah dimanfaatkan (belum optimal) g. 33% Even pariwisata di kawasan perdesaan masih berskala lokal
d. 68% Peduduk kawasan perdesaan bermigrasi ke luar (<10%) h. 26% Wisatawan di kawasan perdesaan berasal dari wisatawan lokal dan
e. 53% Governansi budaya di kawasan yang sebagian menjadi prioritas 22% dari internasional (untuk kawasan dengan komoditas unggulan
pariwisata)
f. 53% Budaya dan pendidikan diajarkan dengan baik
g. 65% Kebijakan terkait budaya, informasi dan pengetahuan sudah ada tapi Kondisi dan Status Sarana Prasarana dan Konektivitas
belum efektif a. 80% Kawasan perdesaan memiliki sarana prasarana di sentra kawasan
h. 68% Masyarakat kawasan perdesaan sudah seluruhnya bersatu
a. 59% Sentra kawasan perdesaan sudah berjalan
Kondisi Sosial Budaya dan Kelembagaan c. 87% Aksesibilitas antar kawasan sudah terhubung
a. 65% Bumdesma di kawasan perdesaan sudah beroperasi d. 48% Sarana dan prasarana kawasan perdesaan berfungsi
b. 57% Lembaga pengelola kawasan perdesaan berfungsi e. 96% Kawasan Perdesaan memiliki akses internet
c. 80% Kawasan perdesaan memiliki pengelola kawasan f. 85% Kawasan perdesaan memiliki akses internetnya 4G
KONDISI EKSISTING KAWASAN PERDESAAN
KAWASAN PERDESAAN STATUS BERDAYA SAING

2 Kawasan Perdesaan Status Berdaya Saing


Berdasarkan status IPKP 62 KPPN tahun 2020 hanya terdapat 2 Isu terkait Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan
kawasan perdesaan yang berstatus berdaya saing, yaitu: Persiapan Kawasan Perdesaan Agrowisata Kabupaten Banyuwangi untuk
1. Kawasan Perdesaan Agrowisata di Kabupaten Banyuwangi, dan diakui sebagai salah satu kawasan geopark internasional
2. Kawasan Kawasan Perdesaan Minapolitan Idi Rayeuk di
Kabupaten Aceh Timur. Isu terkait Kondisi dan Status Sarana Prasarana dan Konektivitas
a. Integrasi dan aglomerasi kegiatan pariwisata dan komoditas unggulan di
kawasan belum berjalan baik
b. Belum ada fasilitasi untuk memperkuat jaringan sistem agribisnis antar
pelaku usaha di dalam kawasan
c. Atraksi dan komoditas unggulan masing-masing desa belum
diintegrasikan sebagai keunggulan dan kekuatan kawasan

Isu terkait Kondisi Ekonomi dan Investasi


a. Masih adanya kendala permodalan/investasi
b. Aspek legalitas BUMDES ada yang belum selesai
ISU STRATEGIS PEMBANGUNAN KAWASAN PERDESAAN
ISU STRATEGIS: DIMENSI EKONOMI
Persentase Jumlah Kawasan Perdesaan untuk Nilai Variabel Dimensi Ekonomi
ISU STRATEGIS
Peringkat Nilai *) Jumlah **)
Kode Variabel
Rendah Sedang Tinggi Naik Turun Tetap
Pengembangan Komoditas Unggulan
A1 42 36 14 18 21 5
Kawasan Perdesaan
Pelibatan Masyarakat dan UMKM dalam
A2 Pengembangan Komoditas Unggulan 20 52 20 21 19 4
(Kelembagaan Ekonomi)
Peran BUMDES dan atau BUMDES Bersama
A3 11 64 17 18 25 1
Mengembangkan Komoditas Unggulan
Pengembangan Jejaring Klaster/Kawasan
A4 10 70 12 13 29 2
Perdesaan
Persentase Dinamika Nilai Variabel Dimensi Ekonomi A5 Promosi Komoditas Unggulan oleh Klaster 52 31 9 12 24 8
Sertifikasi/Standarisasi Produk yang
A6 Dihasilkan (Mengarah pada Peningkatan 49 40 3 11 30 3
Kualitas)
Tingkat Melek Keuangan Masyarakat
A7 (Perbankan dan atau Lembaga Keuangan 9 34 49 18 21 5
Bukan Bank)
A8 Kepemilikan dan atau Penguasaan Lahan 1 14 77 3 38 3

ISU PRIORITAS
(A1) Pengembangan Komoditas Unggulan Kawasan Perdesaan

*) Nilai IPKP yang tidak tersedia di 2020 diisi dengan IPKP 2019
**) Berdasarkan 44 kawasan yang memiliki IPKP 2019 dan 2020
ISU STRATEGIS PEMBANGUNAN KAWASAN PERDESAAN
ISU STRATEGIS: DIMENSI SOSIAL BUDAYA
Persentase Jumlah Kawasan Perdesaan untuk Nilai Variabel Dimensi Sosial Budaya
ISU STRATEGIS
Peringkat Nilai *) Jumlah **)
Kode Variabel
Rendah Sedang Tinggi Naik Turun Tetap
B1 Kreativitas Masyarakat 2 66 24 12 32 0

B2 Pelibatan Pelaku Seni dan Budaya 11 68 13 10 31 3

B3 Pemanfaatan Produk Budaya Masyarakat 10 69 13 15 26 3

B4 Migrasi Penduduk Keluar Kawasan 2 35 55 13 26 5

B5 Governansi Budaya 6 55 31 15 26 3

B6 Budaya dan Pendidikan 7 51 34 13 29 2


Persentase Dinamika Nilai Variabel Dimensi Sosial Budaya
B7 Budaya, Informasi, dan Pengetahuan 4 70 18 12 30 2

B8 Budaya dan Perencanaan 9 57 26 17 25 2

B9 Budaya, Kesetaraan, dan Inklusi Sosial 32 48 12 17 27 0

B10 Kerekatan Sosial 0 32 60 14 23 7

ISU PRIORITAS
(B9) Sosial, Kesetaraan dan Inklusi Sosial

*) Nilai IPKP yang tidak tersedia di 2020 diisi dengan IPKP 2019
**) Berdasarkan 44 kawasan yang memiliki IPKP 2019 dan 2020
ISU STRATEGIS PEMBANGUNAN KAWASAN PERDESAAN
ISU STRATEGIS: DIMENSI LINGKUNGAN
Persentase Jumlah Kawasan Perdesaan untuk Nilai Variabel Dimensi Lingkungan
ISU STRATEGIS
Peringkat Nilai *) Jumlah **)
Kode Variabel
Rendah Sedang Tinggi Naik Turun Tetap
Pembangunan Kawasan Perdesaan
C1 Mengacu pada Tata Ruang Kawasan 17 18 57 17 25 2
Perdesaan
C2 Ruang Terbuka Hijau (RTH) 18 16 58 13 22 9
Pemanfaatan Amenity Resources untuk
C3 13 68 11 12 26 6
Kegiatan Ekonomi dan Sosial
Regulasi dan Edukasi terkait Pengelolaan
C4 21 60 11 12 23 9
Lingkungan
Persentase Dinamika Nilai Variabel Dimensi Lingkungan C5 Adaptasi terhadap Perubahan Iklim 7 62 23 8 29 7

C6 Kapasitas Mitigasi Bencana 14 44 34 15 23 6

C7 Pengelolaan dan Pemanfaatan Sampah 54 31 7 18 25 1

C8 Pengelolaan dan Pemanfaatan Limbah 28 55 9 12 28 4

ISU PRIORITAS
(C7) Pengelolaan dan Pemanfaatan Sampah

*) Nilai IPKP yang tidak tersedia di 2020 diisi dengan IPKP 2019
**) Berdasarkan 44 kawasan yang memiliki IPKP 2019 dan 2020
ISU STRATEGIS PEMBANGUNAN KAWASAN PERDESAAN
ISU STRATEGIS: DIMENSI JEJARING PRASARANA DAN SARANA
Persentase Jumlah Kawasan Perdesaan untuk Nilai Variabel Dimensi Jejaring
Prasarana dan Sarana
ISU STRATEGIS
Peringkat Nilai *) Jumlah **)
Kode Variabel
Rendah Sedang Tinggi Naik Turun Tetap
D1 Konektivitas antar Desa dalam Kawasan 1 35 56 13 30 1
D2 Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) 49 36 7 13 26 5
Pelayanan pendidikan Vokasi dan
D3 14 33 45 16 21 7
Keterampilan
Aksesibilitas ke dan dari Kawasan serta ke
D4 0 24 68 15 28 1
Sentra Komoditas Unggulan
D5 Angkutan Umum 40 22 30 18 21 5
D6 Elektifikasi Kawasan Perdesaan 5 10 77 16 26 2
Pemanfaatan Telepon Genggam dan
D7 5 55 32 17 23 4
Persentase Dinamika Nilai Variabel Dimensi Jejaring Prasarana dan Sarana Internet
Sumber Air Minum dan Mandi/Cuci
D8 11 41 40 18 20 6
Masyarakat di Kawasan Perdesaan
D9 Ketersediaan Bahan Bakar 20 35 37 12 26 6
D10 Kios Sarana Produksi Pertanian 6 57 29 14 28 2
D11 Pasar Kawasan Perdesaan 57 30 5 16 22 6
Perbankan dan atau Lembaga Keuangan
D12 Bukan Bank untuk Pengembangan 11 52 29 12 27 5
Komoditas Unggulan

ISU PRIORITAS
(D5) Angkutan Umum
(D11) Pasar Kawasan Perdesaan *) Nilai IPKP yang tidak tersedia di 2020 diisi dengan IPKP 2019
**) Berdasarkan 44 kawasan yang memiliki IPKP 2019 dan 2020
ISU STRATEGIS PEMBANGUNAN KAWASAN PERDESAAN
ISU STRATEGIS: DIMENSI KELEMBAGAAN
Persentase Jumlah Kawasan Perdesaan untuk Nilai Variabel Dimensi Kelembagaan
ISU STRATEGIS
Peringkat Nilai *) Jumlah **)
Kode Variabel
Rendah Sedang Tinggi Naik Turun Tetap
Kebijakan Pemerintah Kabupaten/Kota dan atau Norma
E1 Masyarakat dalam Meminimalisasi Alih Fungsi Lahan 66 15 11 11 27 6
kepada Badan Usaha Skala Besar
Kebijakan Daerah (Pemerintah Kabupaten/Kota)
E2 tentang Penggunaan Tenaga Kerja Lokal untuk Dunia 35 37 20 11 27 6
Usaha yang Berinvestasi di Kawasan Perdesaan
E3 Pengembangan Klaster Berbasis Komoditas Unggulan 4 56 32 18 25 1
Insentif/Kebijakan Daerah tentang Investasi di
E4 Kawasan 39 35 18 13 27 4
Forum pengembangan (Ekonomi) Daerah Kawasan
E5 Perdesaan di Aras Kabupaten/Kota 15 55 22 12 25 7
Persentase Dinamika Nilai Variabel Dimensi Kelembagaan Kebijakan Daerah dalam Pengembangan Kawasan
E6 Perdesaan yang telah Ditetapkan 2 0 90 3 41 0
Komitmen Daerah untuk Pembiayaan Pembangunan
E7 Kawasan Perdesaan yang telah Ditetapkan 67 19 6 9 31 4
Kebijakan Daerah tentang CSR untuk Kawasan
E8 Perdesaan yang telah Ditetapkan 26 50 16 13 28 3
Pengembangan Kerjasama antara Pemerintah Daerah,
Dunia Usaha, dan Perguruan Tinggi/lembaga Penelitian
E9 Setempat untuk Meningkatkan Inovasi Pengembangan 9 63 20 8 32 4
Komoditas Unggulan
E10 Kebijakan Daerah tentang Promosi Kawasan 43 40 9 18 19 7
*) Nilai IPKP yang tidak tersedia di 2020 diisi dengan IPKP 2019
ISU PRIORITAS **) Berdasarkan 44 kawasan yang memiliki IPKP 2019 dan 2020
(E10) Kebiajakn Daerah tentang promosi Kawasan
(E4) Insentif/Kebiajakn Dearah tentang Investasi di Kawasan
ISU STRATEGIS EKSISTING PEMBANGUNAN KAWASAN PERDESAAN
ISU STRATEGIS EKSISTING: DIMENSI EKONOMI (KONSOLIDASI)
NO. ISU PEMBANGUNAN KAWASAN PERDESAAN ISU EKSISTING
1. Pengembangan Komoditas Unggulan Kawasan ➢ Adanya keterbatasan infrastruktur pendukung bagi berlangsungnya proses produksi komoditas unggulan seperti keterbatasan
Perdesaan infrastruktur irigasi dan embung untuk kawasan bertema agropolitan.
➢ Permasalahan yang mendera pada sistem agribisnis mulai dari sisi input (ketersediaan benih dan pupuk), dari sisi produksi
(serangan hama dan penyakit tanaman), dari sisi pengolahan (pasokan bahan baku yang tidak kontinu, keterbatasan alat-alat
pengolahan), dan dari sisi pemasaran (kesulitan dalam menembus pasar ritel modern akibat tidak sesuainya komoditas yang
dihasilkan dengan kriteria mutu yang ditetapkan oleh pasar).
➢ Jatuhnya harga komoditas unggulan ketika produksi melimpah pada saat panen tiba.
➢ Ada kawasan-kawasan yang belum menjalankan kegiatan pengolahan komoditas unggulannya.
➢ Tema kawasan yang belum mengakomodasi potensi/komoditas unggulan kawasan secara utuh.
➢ Bantuan sarana prasarana pengolahan yang dikucurkan tidak seluruhnya termanfaatkan dengan baik.
➢ Jarak (gap) antara praktik pengolahan eksisting dengan teknologi pengolahan yang diintroduksikan kurang terjembatani.
➢ Potensi wisata belum dapat dikembangkan oleh kawasan perdesaan yang memiliki potensi tersebut dengan baik.
2. Peran BUM Desa dan atau BUM Desa Bersama Badan Usaha Milik Desa Bersama (BUM Desa Bersama) sebagai kelembagaan penciri kawasan, di banyak kawasan relatif tidak
Mengembangkan Komoditas Unggulan berjalan. Dari isian kuesioner, sebanyak 42% responden menyatakan bahwa BUM Desa Bersama tidak berjalan.
3. Sertifikasi/Standarisasi Produk yang Tidak sesuainya komoditas yang dihasilkan dengan kriteria mutu yang ditetapkan oleh pasar menyebabkan kesulitan dalam menembus
Dihasilkan (Mengarah pada Peningkatan pasar ritel modern.
Kualitas)
4. Kepemilikan dan/atau Penguasaan Lahan Kepemilikan lahan, baik yang berupa aset desa maupun aset kawasan, rentan dialihkan khususnya pada kawasan-kawasan perdesaan
yang terletak di atau bersinggungan dengan ibu kota kabupaten.
5. Promosi Komoditas Unggulan oleh Klaster ➢ Di kawasan kepulauan, pilihan jalur distribusi dan pemasaran lebih terbatas. Jika tidak ada pelabuhan, nilai tambah dan
eksternalitas positif ekonomi tidak bisa diperoleh secara maksimal.
➢ Komoditas unggulan pertanian pangan hanya mampu mencapai pasar lokal (dalam kabupaten).
➢ Jatuhnya harga saat produksi melimpah.
➢ Kesulitan menembus pasar ritel modern.
ISU STRATEGIS EKSISTING PEMBANGUNAN KAWASAN PERDESAAN
ISU STRATEGIS EKSISTING: DIMENSI SOSIAL BUDAYA (KONSOLIDASI)
NO. ISU PEMBANGUNAN KAWASAN PERDESAAN ISU EKSISTING
1. Budaya, Kesetaraan, dan Inklusi Sosial Kelompok disabilitas belum dipertimbangkan dalam berjalannya kegiatan di kawasan.

ISU STRATEGIS EKSISTING: DIMENSI LINGKUNGAN (KONSOLIDASI)


NO. ISU PEMBANGUNAN KAWASAN PERDESAAN ISU EKSISTING
1 Kapasitas Mitigasi Bencana 83% responden menyatakan bahwa pernah terjadi bencana di kawasan yang mereka tinggali atau mereka urus membuat kebutuhan
akan rencana mitigasi bencana berikut implementasinya dalam penganggaran dan program menjadi semakin penting.
2 Pengelolaan dan Pemanfaatan Sampah Kurangnya fasilitas persampahan dan pengelolaan sampah.
3 Pengelolaan dan Pemanfaatan Limbah Fokus penduduk kawasan pada isu ini tidak terlalu besar karena masih berkonsentrasi pada kegiatan agribisnis. Oleh karenanya,
mulai mengarusutamakan konsep circular economy atau bio economy menjadi penting.

ISU STRATEGIS EKSISTING: DIMENSI JEJARING PRASARANA & SARANA (KONSOLIDASI)


NO. ISU PEMBANGUNAN KAWASAN PERDESAAN ISU EKSISTING
1. Konektivitas antar Desa dalam Kawasan Ada sebagian kawasan perdesaan yang antar desa di dalam kawasannya belum terhubung dengan jalan.
2. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Sebagian kawasan tidak memiliki SMK. Sebagiannya lagi ada namun belum berkaitan dengan komoditas unggulan. Kalaupun berkaitan
dengan komoditas unggulan, tidak ada lapangan kerja di kawasan yang mampu menampung.
3. Angkutan Umum Sebagian besar kawasan belum memiliki angkutan umum dengan trayek tetap.
4. Elektrifikasi Kawasan Perdesaan Ada kawasan perdesaan yang sebagian besar desa-desa di dalamnya belum terlayani dengan jaringan listrik.
5. Pemanfaatan telepon genggam dan internet Ada kawasan perdesaan yang sebagian besar desa-desa didalamnya belum terlayani dengan jaringan telekomunikasi dan internet.

6. Pasar Kawasan Perdesaan ➢ Sebagian besar kawasan berstatus konsolidasi belum memiliki pasar kawasan, terlebih lagi yang menjual komoditas unggulan.
➢ Komoditas unggulan yang dimiliki berpotensi untuk menjangkau pasar yang lebih luas, namun tidak bisa dilakukan karena
infrastruktur pemasaran yang belum tersedia.
ISU STRATEGIS EKSISTING PEMBANGUNAN KAWASAN PERDESAAN
ISU STRATEGIS EKSISTING: DIMENSI KELEMBAGAAN (KONSOLIDASI)
NO. ISU PEMBANGUNAN KAWASAN PERDESAAN ISU EKSISTING
1 Kebijakan Pemerintah Kabupaten/Kota dan Kebijakan sudah ada tetapi belum efektif. Pengendalian pemanfaatan lahan tidak dilakukan.
atau Norma Masyarakat dalam
Meminimalisasi Alih Fungsi Lahan kepada
Badan Usaha Skala Besar

2 Kebijakan Daerah (Pemerintah Sebagian besar pemerintah daerah tidak memiliki kebijakan tentang penggunaan tenaga kerja lokal untuk dunia usaha
Kabupaten/Kota) tentang Penggunaan Tenaga
Kerja Lokal untuk Dunia Usaha yang
Berinvestasi di Kawasan Perdesaan
3 Insentif/Kebijakan Daerah tentang Investasi di Tidak ada kebijakan daerah tentang investasi di sebagian besar kawasan
Kawasan
4 Komitmen Daerah untuk Pembiayaan Daerah, baik di tingkat provinsi maupun kabupaten, tidak seluruhnya mendukung pembangunan kawasan perdesaan dari sisi
Pembangunan Kawasan Perdesaan yang pembiayaan.
Telah Ditetapkan
5 Kebijakan Daerah tentang Promosi Kawasan Promosi hanya di lingkup lokal.
ISU STRATEGIS EKSISTING PEMBANGUNAN KAWASAN PERDESAAN
ISU STRATEGIS EKSISTING: DIMENSI EKONOMI (MANDIRI)
NO. ISU PEMBANGUNAN KAWASAN PERDESAAN ISU EKSISTING
1. Pengembangan Komoditas Unggulan Kawasan ➢ Kurangnya pengetahuan petani terkait produksi dan pengemasan komoditas unggulan (contoh komoditas unggulan padi
Perdesaan organik).
➢ Rendahnya produktivitas komoditas unggulan akibat keterbatasan dan ketidaksesuaian lahan.
➢ Industri pengolahan komoditas unggulan kurang berkembang akibat terbatasnya bahan baku (karena sifatnya musiman, contoh
olahan manisan mangga), rendahnya kualitas SDM, dan kurangnya permodalan.
➢ Terbatasnya pemasaran produk unggulan (umumnya hanya dalam lingkup pasar lokal).
➢ Terbatasnya akses untuk mendapatkan modal (contoh kasus, rumitnya persyaratan untuk mendapatkan kredit/modal dari
perbankan).
2. Promosi Komoditas Unggulan oleh Klaster ➢ Belum tersedia rumah pajang untuk promosi produk unggulan.
➢ Kurangnya pengetahuan petani terkait pemanfaatan media sosial untuk promosi.
➢ Terbatasnya promosi komoditas unggulan karena kendala jaringan internet.
➢ Belum tersedia profil badan usaha yang dapat menarik investor.
3. Sertifikasi/Standarisasi Produk yang ➢ Rumitnya persyaratan sertifikasi produk.
Dihasilkan (Mengarah pada Peningkatan ➢ Jumlah lembaga sertifikasi produk terbatas.
Kualitas) ➢ Belum adanya standarisasi produk yang dihasilkan.

ISU STRATEGIS EKSISTING: DIMENSI SOSIAL BUDAYA (MANDIRI)


NO. ISU PEMBANGUNAN KAWASAN PERDESAAN ISU EKSISTING
1. Budaya, Kesetaraan, dan Inklusi Sosial ➢ Keterlibatan aktif masyarakat dalam membangun kawasan perdesaan masih kurang.
➢ Kurangnya kegiatan peningkatan kapasitas petani, pelaku industri olahan rumah tangga, dan pengurus BUM Desa Bersama
seperti pelatihan, bimtek, dan lain-lain.
➢ Belum adanya kesetaraan upah buruh tani antara laki-laki dengan perempuan.
➢ Potensi budaya dalam pengembangan kawasan pariwisata belum dimanfaatkan secara optimal.
ISU STRATEGIS EKSISTING PEMBANGUNAN KAWASAN PERDESAAN
ISU STRATEGIS EKSISTING: DIMENSI LINGKUNGAN (MANDIRI)
NO. ISU PEMBANGUNAN KAWASAN PERDESAAN ISU EKSISTING
1. Pengelolaan dan Pemanfaatan Sampah 39% kawasan perdesaan dengan status Mandiri belum mempunyai pengelolaan sampah.
2. Pengelolaan dan Pemanfaatan Limbah Belum ada program pengelolaan dan pemanfaatan limbah hasil pengolahan komoditas unggulan.

ISU STRATEGIS EKSISTING: DIMENSI JEJARING PRASARANA & SARANA (MANDIRI)


NO. ISU PEMBANGUNAN KAWASAN PERDESAAN ISU EKSISTING
1. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Sebagian besar tidak mempunyai Sekolah Menengah Kejuruan (SMK).
2. Angkutan Umum Aksesibilitas antar desa.
3. Pasar Kawasan Perdesaan ➢ Belum ada pengelola kawasan.
➢ Spesifikasi sarana dan prasarana kawasan tidak sesuai dengan yang direncanakan (banyak sarana dan prasaran tidak terpakai).

ISU STRATEGIS EKSISTING: DIMENSI KELEMBAGAAN (MANDIRI)


NO. ISU PEMBANGUNAN KAWASAN PERDESAAN ISU EKSISTING
1. Kebijakan Pemerintah Kabupaten/Kota dan atau Norma Masyarakat dalam RPKP belum dijadikan salah satu sumber dalam penyusunan Rencana Pembangunan Jangka
Meminimalisasi Alih Fungsi Lahan kepada Badan Usaha Skala Besar Menengah Daerah (RPJMD).
Sinergisme antar OPD dan antar hierarki pemerintah yang belum optimal sehingga kawasan masih
2. Kebijakan Daerah (Pemerintah Kabupaten/Kota) tentang Penggunaan Tenaga
didekati secara sektoral (belum secara regional) dan parsial (belum multi aktor).
Kerja Lokal untuk Dunia Usaha yang Berinvestasi di Kawasan Perdesaan

3. Insentif/Kebijakan Daerah tentang Investasi di Kawasan


4. Komitmen Daerah untuk Pembiayaan Pembangunan Kawasan Perdesaan yang
Telah Ditetapkan
5. Kebijakan Daerah tentang Promosi Kawasan
ISU STRATEGIS EKSISTING PEMBANGUNAN KAWASAN PERDESAAN
ISU STRATEGIS EKSISTING: DIMENSI EKONOMI (BERDAYA SAING)
NO. ISU PEMBANGUNAN KAWASAN PERDESAAN ISU EKSISTING
1. Pengembangan Komoditas Unggulan Kawasan ➢ Sistem agribisnis komoditas unggulan dan komoditas pendamping belum terintegrasi dengan baik di dalam kawasan.
Perdesaan ➢ Pengembangan sistem agribisnis komoditas pendamping belum optimal.
2. Promosi Komoditas Unggulan oleh Klaster ➢ Rendahnya promosi perluasan pasar, baik lokal, regional, nasional maupun internasional.
➢ Kawasan Ijen pada KPPN di Kabupaten Banyuwangi sedang di upayakan menjadi Kawasan Geopark Internasional.
➢ Desa Taman Sari pada KPPN di Kabupaten Banyuwangi menjuarai lomba desa digital Nasional yang dilaksanakan oleh
Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.
3. Sertifikasi/Standarisasi Produk yang Sertifikasi/standarisasi produk yang dihasilkan belum ada.
Dihasilkan (Mengarah pada Peningkatan
Kualitas)

ISU STRATEGIS EKSISTING: DIMENSI SOSIAL BUDAYA (BERDAYA SAING)


NO. ISU PEMBANGUNAN KAWASAN PERDESAAN ISU EKSISTING
1. Budaya, Kesetaraan, dan Inklusi Sosial Informasi keberadaan kawasan perdesaan kepada masyarakat masih rendah.

ISU STRATEGIS EKSISTING: DIMENSI LINGKUNGAN (BERDAYA SAING)


NO. ISU PEMBANGUNAN KAWASAN PERDESAAN ISU EKSISTING
1 Pengelolaan dan Pemanfaatan Sampah Aspek lingkungan belum ditangani dengan semestinya (mitigasi bencana dan pengelolaan sampah).

2 Pengelolaan dan Pemanfaatan Limbah


ISU STRATEGIS EKSISTING PEMBANGUNAN KAWASAN PERDESAAN
ISU STRATEGIS EKSISTING: DIMENSI JEJARING PRASARANA & SARANA (BERDAYA SAING)
NO. ISU PEMBANGUNAN KAWASAN PERDESAAN ISU EKSISTING
1. Angkutan Umum Belum ada angkutan umum antar desa dan kawasan.

2. Pasar Kawasan Perdesaan Rendahnya peran Kawasan sentra produksi dan BUM Desa Bersama dalam menghela agribisnis di kawasan.

ISU STRATEGIS EKSISTING: DIMENSI KELEMBAGAAN (BERDAYA SAING)


NO. ISU PEMBANGUNAN KAWASAN PERDESAAN ISU EKSISTING
1. Kebijakan Pemerintah Kabupaten/Kota dan Masih lemahnya dukungan kebijakan daerah dan perizinan.
atau Norma Masyarakat dalam
Meminimalisasi Alih Fungsi Lahan kepada
Badan Usaha Skala Besar

2. Kebijakan Daerah (Pemerintah


Kabupaten/Kota) tentang Penggunaan Tenaga
Kerja Lokal untuk Dunia Usaha yang
Berinvestasi di Kawasan Perdesaan
3. Insentif/Kebijakan Daerah tentang Investasi di
Kawasan
4. Komitmen Daerah untuk Pembiayaan
Pembangunan Kawasan Perdesaan yang
Telah Ditetapkan
5. Kebijakan Daerah tentang Promosi Kawasan
ISU STRATEGIS UMUM PEMBANGUNAN KAWASAN PERDESAAN

1. Tidak adanya jembatan 2. Terjadi kekosongan dalam 3. Ketergantungan dengan 4. RPKP yang tidak
penghubung antara kawasan pengelolaan kawasan Pemerintah Pusat terinternalisasi dalam
dan OPD karena tidak ada lagi RPJMD dan RKPD yang
pendamping kawasan dan berpotensi mengurangi
TKPKP kurang berfungsi tingkat implementasinya

5. Sinergisme antar OPD dan antar 6. Kawasan perdesaan dapat 7. Implementasi program kawasan
hierarki pemerintah yang belum mengemban beragam fungsi yang perdesaan yang didominasi oleh
optimal sehingga kawasan masih berasal dari sektor-sektor yang pendekatan top-down
didekati secara sektoral dan parsial lain
REKOMENDASI UMUM PEMBANGUNAN KAWASAN PERDESAAN

Membuka Revitalisasi Reposisi Mengembang- Menautkan Mengarusuta- Menyediakan


ruang bagi Badan Kerja BKAD sebagai kan SDGs Desa makan dokumen di
delineasi Sama Antar- representasi mekanisme dalam pembangunan tingkat
ulang kawasan Desa (BKAD) kawasan dalam kepemimpinan pembangunan kawasan nasional yang
perdesaan sebagai berhubungan kolektif dalam kawasan perdesaan berwawasan
lembaga dan pengelolaan melalui dalam jangka
pengelola bekerjasama kawasan introduksi perencanaan
dengan pihak panjang yang
kawasan Common Goals pembangunan dapat menjadi
perdesaan pemerintah dan nasional dan
pihak ketiga acuan bagi
daerah penyusunan
RPKP di tingkat
kawasan
PROGRAM PRIORITAS

2024
1. Peningkatan promosi komoditas unggulan oleh klaster (P.21)
2. Pengembangan sertifikasi/standarisasi produk yang dihasilkan
(mengarah pada peningkatan kualitas) (P.22)
2023 3. Peningkatan pengelolaan dan pemanfaatan limbah (P.23)
1. Penguatan pengembangan komoditas 4. Pembangunan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) (P.24)
unggulan (P.11)
5. Pengembangan jaringan angkutan umum (P.25)
2. Penguatan budaya, kesetaraan, dan inklusi
sosial (P.12) 6. Pengembangan kebijakan Pemerintah Kabupaten/Kota dan atau
norma masyarakat dalam meminimalisasi alih fungsi lahan
3. Penguatan pengelolaan dan pemanfaatan kepada badan usaha skala besar (P.26)
sampah (P.13) 7. Pengembangan kebijakan daerah (Pemerintah Kabupaten/Kota)
4. Pembangunan dan pengembangan pasar tentang penggunaan tenaga kerja lokal untuk dunia usaha yang
kawasan perdesaan (P.14) berinvestasi di kawasan perdesaan (P.27)

5. Penguatan fasilitas insentif/kebijakan daerah 8. Peningkatan komitmen daerah untuk pembiayaan pembangunan
tentang investasi di kawasan (P.15) kawasan perdesaan yang telah ditetapkan (P.28)
9. Pengembangan kebijakan daerah tentang promosi kawasan (P.29)
CONTOH PROGRAM KEGIATAN KPPN DI KABUPATEN BARITO KUALA
Kabupaten = Barito Kuala Program Prioritas Tahun 2023 = P12; P13; dan P15
Provinsi = Kalimantan Selatan Program Prioritas Tahun 2024 = P21; P22; P23; P24; P25; P26; P27; P28
Nama Kawasan Perdesaan = Kawasan Perdesaan Pertanian Tanaman Pangan dan P29
Periode RPKP = 2021-2025

NO. PROGRAM/KEGIATAN LOKASI VOL SATUAN SUMBER DANA INSTANSI PELAKSANA


Dimensi Ekonomi
1 Pembangunan tempat pengeringan dan penyimpanan padi Kawasan perdesaan 1 Unit APBN Kemendesa PDTT
2 Pembangunan gudang pupuk Kawasan perdesaan 1 Unit Bumdesma BKAD/TPKAD
3 Pengadaan alsintan (handtractor Roda 4) Kawasan perdesaan 1 Paket APBN Kemendesa PDTT
4 Revitalisasi pabrik penggilingan padi Kawasan perdesaan 1 Paket APBD Kab Dinas Pertanian Kab
5 Pembangunan bengkel perawatan alsintan Kawasan perdesaan 1 Paket APBD Kab Dinas Pertanian Kab
Kementan/Dinas
6 Uji terap teknologi tepat guna pertanian Kawasan perdesaan 1 Paket APBN/APBD Prov
Pertanian Prov
7 Bantuan modal Kawasan perdesaan 1 Paket APBN Kemendesa PDTT
8 Pinjam pakai Combine Havester Kawasan perdesaan 2 Unit APBD Prov Dinas Pertanian Prov
9 Sosialisasi kewirausahaan Kawasan perdesaan 5 Paket APBD Prov Dinas Perdagangan Prov
10 Pengembangan sapras pertanian dan sarana produksi Kawasan perdesaan 5 Paket APBD Prov Dinas Perdagangan Prov
Dinas Perkebunan dan
11 Pelatihan pembuatan pakan ternak Kawasan perdesaan 2 Paket APBD Kab
Peternakan
APBD Kab/APBD Dinas Perkebunan dan
12 Pendistribusian bibit ternak itik Kawasan perdesaan 2 Paket
Prov Peternakan
13 Promosi Prukades Kawasan perdesaan 1 Paket APBN Kemendesa PDTT
14 Studi komparatif Kawasan perdesaan 2 Kegiatan APB Desa Desa
Dimensi Prasarana dan Sarana
15 Inventarisasi dan perencanaan jalan usaha tani Kawasan perdesaan 1 Dokumen APBD Kab Dinas Pekerjaan Umum
16 Pembangunan dan revitalisasi jalan usaha tani/jalan poros desa Kawasan perdesaan 8 Km APBN Kemendesa PDTT
17 Revitalisasi jembatan /jembatan poros desa Kawasan perdesaan 2 Unit APBD Kab Dinas Pekerjaan Umum
18 Pembangunan pasar kawasan Kawasan perdesaan 1 Paket APBN Kemendesa PDTT
CONTOH PROGRAM KEGIATAN KPPN DI KABUPATEN BARITO KUALA (lanjutan…)
NO. PROGRAM/KEGIATAN LOKASI VOL SATUAN SUMBER DANA INSTANSI PELAKSANA
Dimensi Prasarana dan Sarana (Lanjutan)
19 Peningkatan jalan usaha tani Kawasan perdesaan 5 Paket APB Desa TPK
20 Pembuatan siring beton Kawasan perdesaan 1 Paket APB Desa TPK
21 Pembuatan SPT (Sistem Pertanian Terpadu) Kawasan perdesaan 5 Paket APB Desa TPK
22 Pembangunan sarana pendidikan PAUD Kawasan perdesaan 1 Paket APB Desa TPK
Dimensi Kelembagaan
APBD Kab/APBD
23 Pendampingan akses pasar Kawasan perdesaan 5 Paket Dinas Perdagangan Prov
Prov
24 Pengawasan peredaran barang dan jasa Kawasan perdesaan 5 Paket APBD Prov Dinas Perdagangan Prov
25 Penguatan modal Bumdesma Kawasan perdesaan 1 Paket APB Desa Desa
BALATMAS PDTT
26 Peningkatan kapasitas Bumdesma Kawasan perdesaan 1 Paket APBN
Banjarmasin
Dinas Ketahanan Pangan
27 Bimbingan Teknis kelompok Kawasan perdesaan 5 Paket APBD Kab
dan Perikanan
Dinas Pertanian Kab/
28 Pembentukan Kelompok Pengelola Sapras Pertanian dan Pemasaran Kawasan perdesaan 1 Paket APBD Kab
Dinas Perdagangan Kab
29 Fasilitasi kerjasama dan kemitraan Kawasan perdesaan 1 Paket APBN Kemendesa PDTT
30 Monitoring dan evaluasi program Kawasan perdesaan 4 Kegiatan APBD Kab DPMD Kab
31 Rakor dan FGD Kawasan perdesaan 4 Kegiatan APBD Kab Bappelitbang
32 Monitoring dan evaluasi program Kawasan perdesaan 2 Kegiatan APBD Prov Pemda Prov
CONTOH PROGRAM KEGIATAN KPPN DI KABUPATEN PINRANG
Kabupaten = Pinrang Program Prioritas Tahun 2023 = P11; P12; P13; dan P14
Provinsi = Sulawesi Selatan Program Prioritas Tahun 2024 = P21; P22; P23; P24; P25; P27; dan P29
Nama Kawasan Perdesaan = Kawasan Perdesaan Minapolitan Luwita
Periode RPKP = 2020-2024

NO. PROGRAM/KEGIATAN LOKASI VOL SATUAN SUMBER DANA INSTANSI PELAKSANA


Dimensi Ekonomi
1 Pengadaan alat ikan hasil jadi di masing-masing desa Seluruh desa 8 Paket Pihak ketiga Swasta
2 Peningkatan pengolahan rumah warga untuk UMKM dan penambahan alat penerangan Kawasan perdesaan 8 Paket APBD Kab Pemerintah Daerah
3 Pembangunan pabrik pemaketan/pengalengan ikan siap jual Kawasan perdesaan 1 Unit APBN Kementerian Perikanan
4 Pengadaan alat packing hasil olahan ikan skala rumah tangga di tiap desa Seluruh desa 8 Unit Pihak ketiga Swasta
5 Pengadaan alat pembeku ikan maupun hasil olahan skala rumah tangga Seluruh desa 8 Unit Pihak ketiga Swasta
6 Pembangunan pabrik es Kawasan perdesaan 4 Unit APBN Kementerian Industri
7 SPBN (Pertamina nelayan) Kawasan perdesaan 1 Unit APBN Kementerian Industri
8 Pasar kawasan Kawasan perdesaan 1 Paket APBN Kementerian Industri
9 Pengadaan pompanisasi saluran tambak Kawasan perdesaan 9 Paket APBN Kementerian Perikanan
Dimensi Sosial Budaya
10 Melakukan pendampingan pengolahan daging ikan ke produk turunannya Seluruh desa 8 Paket APBD Kab BPMD
Kementerian Koperasi
11 Meningkatkan kapasitas koperasi perikanan Kawasan perdesaan 1 Paket APBN
dan UMKM
12 Melaksanakan pendampingan untuk meningkatkan kapasitas masyarakat IOL terpilih Tasiwalie 4 Paket APBN Kementerian Kominfo
13 Meningkatkan kapasitas BUM Desa di tiap desa Seluruh desa 4 Paket APBD Prov/Kab Bappelitbangda
14 Meningkatkan kapasitas BUM Desa Bersama Kawasan perdesaan 4 Paket APBD Prov/Kab Bappelitbangda
15 Meningkatkan kapasitas TKPKP Kawasan perdesaan 5 Paket APBD Prov/Kab Bappelitbangda
Meningkatkan koordinasi antara kepala desa dengan TKPKP dalam mendukung
16 Kawasan perdesaan 5 Paket APBD Kab Bappelitbangda
pengembangan kawasan
17 Membuat legalitas koperasi Kawasan perdesaan 1 Paket ADD Desa dan kawasan
18 Pembangunan rumah kemasan Kawasan perdesaan 1 Paket APBN Kemenpar
19 Pengadaan moda transportasi wisata Kawasan perdesaan 1 Paket APBN Kemenpar
20 Pelatihan pengolahan sampah Kawasan perdesaan 4 Kali APBN Kementerian LHK
CONTOH PROGRAM KEGIATAN KPPN DI KABUPATEN PINRANG (lanjutan…)
NO. PROGRAM/KEGIATAN LOKASI VOL SATUAN SUMBER DANA INSTANSI PELAKSANA
Dimensi Prasarana dan Sarana
21 Pembangunan jalan dan jembatan menuju ke lokasi pusat penangkapan ikan Kawasan perdesaan 4 Km APBD Prov Dinas PUPR Prov
Lero, Ujung Labuang,
22 Penambahan blok beton krip pantai 200 Buah APBD Prov Dinas PUPR Prov
Wiringtasi
23 Penambahan tanggul pantai Lero, Ujung Labuang 18 m APBD Kab Dinas PUPR Kab
24 Pembangunan jalan rabat beton menuju pusat pelelangan ikan skala industri Wiringtasi 0,5 Km APBD Kab Dinas PUPR Kab
25 Pengadaan sarana air bersih Lero, Ujung Labuang 5 Unit APBD Prov Dinas PUPR Prov
26 Pembangunan jembatan menuju pusat pelelangan ikan Wiringtasi 1 Unit APBD Prov Dinas PUPR Prov
27 Perluasan jalan antar desa untuk mendukung industri perikanan Seluruh desa 5 Km APBN Kementerian PUPR
28 Penambahan mobil truk Kawasan perdesaan 8 Unit ADD Desa dan kawasan
29 Pengadaan motor roda tiga Kawasan perdesaan 8 Unit ADD Desa dan kawasan
30 Menyiapkan paket komputer untuk pusat pemasaran dan pusat tumbuh Tasiwalie 3 Paket APBD Kab Dinas Infokom
31 Menyiapkan sekretariat kawasan di pusat tumbuh Tasiwalie 1 Paket ADD Desa dan kawasan
Mengawal pembangunan lokasi pelelangan ikan yang sudah direncanakan serta
32 Wiringtasi 2 Unit APBD Kab Dinas Perikanan Kab
meningkatkan kualitasnya
33 Pengadaan alat pendeteksi ikan Lero, Ujung Labuang 110 Unit APBD Prov Dinas Perikanan Prov
34 Pengadaan tambahan kapal tempel Lero, Ujung Labuang 650 Unit APBD Prov Dinas Perikanan Prov
35 Penambahan tambahan kapal penongkol Lero, Ujung Labuang 26 Unit APBD Kab Dinas Perikanan Kab
36 Pengadaan tambahan kapal jaring pursains Lero, Ujung Labuang 6 Unit APBN Kementerian Perikanan
37 Pengadaan tambahan kapal penampung ikan Lero, Ujung Labuang 5 Unit APBN Kementerian Perikanan
38 Mendirikan pusat pendidikan perikanan percontohan nasional Lero, Ujung Labuang 2 Paket APBN Kementerian Desa PDTT
39 Membangun pusat pemasaran Lero, Tasiwalie 3 Unit APBN Kementerian Desa PDTT
40 Membangun koperasi Seluruh desa 1 Unit APBD Kab Dinas Koperasi Kab
41 Membuat website kawasan Tasiwalie 1 Paket APBN Kementerian Kominfo
42 Pengadaan peralatan V-Sat SIM Tasiwalie 1 Paket APBN Kab Dinas Koperasi Kab
43 Pembangunan atraksi daya tarik wisata Kawasan perdesaan 4 Paket APBN Kementerian Pariwisata
44 SPAM (sarana air bersih) Seluruh desa 4 Paket APBN, CSR Kementerian PUPR
CONTOH PROGRAM KEGIATAN KPPN DI KABUPATEN PINRANG (lanjutan…)
NO. PROGRAM/KEGIATAN LOKASI VOL SATUAN SUMBER DANA INSTANSI PELAKSANA
Dimensi Prasarana dan Sarana (Lanjutan)
45 Pembangunan sarana prasarana jalan kawasan Kawasan perdesaan 8 Km APBN Kementerian PUPR
46 Pembangunan sanitasi kawasan Kawasan perdesaan 1 Paket APBN Kementerian PUPR
47 Pembangunan tempat perbaikan kapal Kawasan perdesaan 1 Unit APBN Kementerian Perikanan
48 Pembangunan sumur bor Kawasan perdesaan 4 Unit APBN Kementerian PUPR
49 Pembangunan jembatan jalan kawasan Kawasan perdesaan 4 Unit APBN Kementerian PUPR
50 Pengembangan terminal khusus Kawasan perdesaan 2 Unit APBN PLN
PROYEKSI PERKEMBANGAN KAWASAN PERDESAAN MENUJU 2045
Perkembangan IPKP 62 KPPN
100 91,67
83,82
80 68,12
75,97 Dengan perkembangan yang sama,
60 52,5
58,7 diperkirakan pada tahun 2045 akan
berkembang menjadi:
40

20 2020 2045
0 KPPN KPPN
2020 2024 2030 2035 2040 2045

Rata-rata Nilai I-PKP 1 N/A 1 N/A


1 Inisiasi 0 Inisiasi
Perkembangan IPKP 30 KPPK 31 Konsolidasi 0 Konsolidasi
100 88,06 28 Mandiri 7 Mandiri
90 80,66
80 73,26 1 Berdaya saing 54 Berdaya saing
65,86
70 57
60 51,1
50 KPPK KPPK
40
30
20
10 0 Inisiasi 0 Inisiasi
0 10 Konsolidasi 0 Konsolidasi
2020 2024 2030 2035 2040 2045
20 Mandiri 2 Mandiri
Rata-rata Nilai I-PKP Berdaya saing 28 Berdaya saing
0

Sumber: Diolah dari Data Kemendesa PDTT, 2022


PROYEKSI PERKEMBANGAN DESA DI KAWASAN PERDESAAN MENUJU 2045
Proyeksi Status IDM Desa-Desa di 62 KPPN
dan 27 KPPK
800

679
Dengan perkembangan yang sama, diperkirakan
700
pada tahun 2045 akan berkembang menjadi:
600
2022 2045
500
16 Desa sangat tertinggal 150 Desa berkembang
400 110 Desa tertinggal 50 Desa maju
349 Desa berkembang 679 Desa mandiri
300 277 Desa maju
127 Desa mandiri
200

100
Total: 879 Desa
0
2018 2020 2025 2030 2035 2040 2045

Mandiri Maju Berkembang Tertinggal Sangat Tertinggal

Sumber: Diolah dari Data Kemendesa PDTT, 2022


PENUTUP
PENUTUP
Arahan Kebijakan Umum Kawasan Perdesaan: Peta Jalan (Road Map) Pembangunan Desa dan
Kawasan Perdesaan Tahun 2020-2024 menjadi
1. Mengaktifkan kembali pendamping kawasan; dokumen rencana arah kebijakan dan rekomendasi
2. Pengembangan kawasaan perdesaan menjadi program prioritas yang akan dilaksanakan pada 2020-
prioritas pembangunan di daerah; 2024 yang mendukung pencapaian tujuan SDGs Desa.
3. Meningkatkan parsitipasi dalam perencanaan
pelaksanaan dan evaluasi pengembangan Peta Jalan (Road Map) Pembangunan Desa dan
kawasan; Kawasan Perdesaan Tahun 2020-2024
4. RPKP menjadi sumber penting dalam penyusunan ditempatkan untuk:
Rencana Pembangunan Daerah; 1. memberikan pedoman dalam
5. Meningkatan sinergitas antar OPD dan antar pembangunan desa dan kawasan
hierarki pemerintah; dan perdesaan yang terintegrasi, harmonis,
6. Meningkatkan koordinasi dan sinergitas antara sinergis dan berkesinambungan;
Kemendesa PDTT K/L lain yang terkait dalam hal
pembangunaan kawasan perdesaan. 2. memberikan pedoman dalam menyusun
indikasi program perencanaan dan
pembangunan kawasan perdesaan yang
terpadu dan berkesinambungan
antarpelaku pembangunan desa dan
kawasan perdesaan; dan
3. memberikan pedoman dalam melakukan
integrasi dan koordinasi antarsektor serta
pelaku pembangunan desa dan kawasan
perdesaan.
3 PASTI BPI
BADAN PENGEMBANGAN DAN INFORMASI DESA, DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI

PASTI KREATIF,
PASTI CEPAT,
PASTI JADI

Anda mungkin juga menyukai