Anda di halaman 1dari 20

BADAN PUSAT STATISTIK

KABUPATEN BADUNG

PROFIL KEMISKINAN
KABUPATEN BADUNG
Disampaikan pada Rapat Percepatan
Penghapusan Kemiskinan Ekstrem
di Kabupaten Badung

SEPTIANA TRI SETIOWATI

Mangupura, 28 September 2022


KEMISKINAN MAKRO DAN MIKRO

KEMISKINAN MAKRO (Absolut) KEMISKINAN MIKRO (Relatif)


(sejak tahun 1976) (tahun 2005, 2008, 2011, 2015, 2022)
1. Metodologi: 1. Metodologi:
▪ Konsep: Basic Needs Approach ▪ Konsep: Multi Dimensi
▪ Pendekatan: Moneter ▪ Pendekatan Non-Moneter
▪ Didasarkan pada Garis Kemiskinan: Makanan ▪ Didasarkan pada Indeks atau Proxy Mean Test
(2100 kkal per kapita perhari) + Non Makanan (PMT) dari ciri-ciri RT miskin

2. Sumber data: Susenas (sampel) 2. Sumber data: PSE05, PPLS08, PPLS2011, PBDT2015,
DTKS, REGSOSEK
3. Data menunjukkan jumlah penduduk miskin di 3. Data menunjukkan jumlah RT Sasaran (sangat miskin
setiap daerah berdasarkan ESTIMASI + miskin + hampir/ rentan miskin) - by name by
address
4. Pemanfaatan: 4. Pemanfaataan:
▪ Berguna untuk perencanaan dan evaluasi ▪ Berguna untuk target sasaran rumah tangga secara
program kemiskinan dengan target kewilayahan, langsung pada Program Bantuan dan Perlindungan
tapi tidak dapat menunjukkan siapa dan di mana Sosial
alamat penduduk miskin.

PERENCANAAN INTERVENSI PROGRAM


Absolut Relatif
1.
2. Dihitung GK 1.
Pendataan Makanan dan
Susenas Non Makanan Pendataan 2. Kemensos
PBDT

3. Update Data 3.
Dihasilkan GK
dari penjumlahan
GKM dan GKNM 4. Data DTKS
4. Dihasilkan
penduduk miskin 5. Dinas Sosial
(penduduk dengan
pengeluaran
dibawah GK)
P0, P1,
Program
P2, GK
3
3
METODOLOGI
[JUDUL KEMISKINAN
SLIDE SATU BARIS]
Untuk mengukur kemiskinan, BPS menggunakan konsep kemampuan memenuhi kebutuhan
dasar (basic needs approach). Dengan pendekatan ini, kemiskinan dipandang sebagai
ketidakmampuan dari sisi ekonomi untuk memenuhi kebutuhan dasar makanan dan bukan
makanan yang diukur menurut garis kemiskinan (makanan & bukan makanan).

Garis kemiskinan makanan didefinisikan sebagai nilai pengeluaran


kebutuhan minimum makanan (setara 2100 kkalori per kapita per hari).

Garis kemiskinan bukan makanan didefinisikan sebagai nilai minimum


pengeluaran untuk perumahan, sandang, pendidikan, kesehatan, dan
kebutuhan pokok bukan makanan lainnya.

Penduduk miskin didefinisikan sebagai penduduk yang memiliki rata-


rata pengeluaran per kapita per bulan di bawah Garis Kemiskinan.

Metode ini merujuk pada manual book World Bank dan sudah digunakan oleh
BPS sejak tahun 1976 (yang disempurnakan pada tahun 1998) supaya hasil
penghitungan konsisten dan terbanding dari waktu ke waktu (apple to apple).
PERKEMBANGAN ANGKA KEMISKINAN
[JUDUL SLIDE SATU BARIS]
2,62%
Maret 2010 – MARET 2022
18,52
17,70

15,40
14,60 14,55 14,40
13,75
3,23 12,91 13,16 12,97
12,51
11,89
2,62 2,54 2,62
2,46
2,33
2,16 2,06 2,06 1,98 2,02
1,78
Persentase Penduduk Miskin
(P0) Badung Maret 2022

2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021

Jumlah Penduduk Miskin Persentase Penduduk Miskin

Meningkat 0,6 poin


dibandingkan Kondisi
Jumlah penduduk miskin di Badung Maret 2021 tercatat sebanyak Maret 2020 yang sebesar
18,52 ribu orang atau secara persentase sebesar 2,62 persen. 2,02 persen

5
PERSENTASE PENDUDUK MISKIN MENURUT
KABUPATEN/KOTA DI BALI,
MARET 2021 (%)
Pada Maret 2021, persentase
penduduk miskin di Badung tercatat
sebanyak 2,62 persen, di bawah
angka rata-rata Bali sebesar 4,53
10,14
persen dan dibawah rata-rata
nasional yang tercatat sebesar
10,14 persen. Persentase
kemiskinan di Badung menduduki
6,78
peringkat ke-1 terendah di Bali. 6,12
5,64
4,85 5,06 5,09 5,12
4,53

2,96
2,62

Badung Denpasar Bali Gianyar Jembrana Bangli Tabanan Klungkung Buleleng Karangasem Indonesia
Statistik Kemiskinan Kabupaten Badung
MARET 2010 – MARET 2021

Kedalaman kemiskinan (P1) merupakan


rata-rata jarak antara pengeluaran
0,43 penduduk miskin dengan garis kemiskinan,
artinya semakin tinggi nilai indeks
0,39 0,34 0,35 0,34 0,34 kedalaman kemiskinan maka semakin jauh
0,33 0,32 0,33
0,31 0,32 0,32 0,32 rata-rata jarak pengeluaran penduduk
0,29 0,33 0,33 miskin terhadap garis kemiskinan.
0,31
0,27 0,27 0,28 Tingkat keparahan kemiskinan (P2)
merupakan variasi pengeluaran di antara
0,21 orang miskin, dengan kata lain makin
0,19 tinggi tingkat keparahan kemiskinan
0,17 0,16 maka semakin bervariasi pengeluaran
0,10
0,08 antara penduduk miskin.
0,06 0,06 0,06 0,07 0,07
0,05 0,05 0,05
0,02 0,03 Koefisien untuk Mengetahui ukuran
tingkat ketimpangan pengeluaran sebagai
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021
proksi pendapatan penduduk. Gini Ratio
mengalami penuruan berarti distribusi
P1 P2 GR pengeluaran penduduk mengalami
perbaikan

7
Statistik Kemiskinan Kabupaten Badung
MARET 2010 – MARET 2021

Chart Title

0,34 0,35 0,34 0,34 0,43


0,33 0,31 0,32 0,32 0,32 0,32 0,33
0,39
0,29
0,33 0,33 P1 Perdesaa
0,31
0,27 0,27 0,28

0,19
0,21 Maret 2022 : 0,641
0,17 0,16 0,10 September 2021 : 0,878 -0,238
0,08 0,07 0,07
0,06 0,05 0,06 0,06 0,05 0,05
0,02 0,03

2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 P1 Perkotaan & Perdesaan

P1 P2 GR
Maret 2022 : 0,625
-0,134
September 2021 : 0,759

Kedalaman kemiskinan merupakan rata-rata jarak antara pengeluaran penduduk miskin dengan garis kemiskinan, artinya semakin tinggi
nilai indeks kedalaman kemiskinan maka semakin jauh rata-rata jarak pengeluaran penduduk miskin terhadap garis kemiskinan.
KONSEP KEMISKINAN DAN KEMISKINAN EKSTREM

● ●
Kemiskinan
● Konsep kemiskinan yang digunakan BPS:
● ● pendekatan kebutuhan dasar

● ● (basic needs approach)
● ● ● Ketidakmampuan dari sisi ekonomi untuk
● ● ● memenuhi kebutuhan dasar makanan dan
bukan makanan yang diukur menurut
Tidak ● ● ● garis kemiskinan (makanan dan non-makanan)
Miskin ● ● ●

● ● ● ●
Garis
kemiskinan
Kemiskinan Ekstrem
● ● Pada tahun dasar tahun 2011, kemiskinan
● ekstrem didefinisikan sebagai mereka yang
Miskin ● ● ● hidup di bawah US $ 1,9 PPP per hari
● ●
● ● (World Bank)
1,9 US$ PPP
Rp358.233 Tahun 2021 setara dengan:
Miskin ● ● ● ●
● • Rp11.941 per kapita per hari, atau
Ekstrem ● ●
● • Rp358.233 per kapita per bulan
ROADMAP PERCEPATAN PENGENTASAN KEMISKINAN EKSTREM

Okt-Des 2021 2022 2023-2024 2024

Implementasi Tahap 1 Implementasi Tahap 2 Implementasi Tahap 3 Target

✓ Pemberdayaan Masy. ✓ Pemberdayaan Masy.


Program Additional Cash Transfer Kemiskinan Ekstrem
✓ Social Registry ✓ Social Registry
✓ Cash Transfer ✓ Cash Transfer
mencapai 0%

35 Kabupaten/Kota 212 Kabupaten/Kota prioritas 514 Kabupaten/Kota prioritas


Prioritas dalam 7 Provinsi perluasan perluasan nasional secara
SEPBS bertahap

▪ Tingkat Kemiskinan: 10,19% ▪ Tingkat Kemiskinan: 9,2-9,7% ▪ Tingkat Kemiskinan: 8,5-9% ▪ Tingkat Kemiskinan: 6-7%
▪ Kemiskinan Ekstrem: 3,8% ▪ Kemiskinan Ekstrem: 3-3,5% ▪ Kemiskinan Ekstrem: 2,5-3% ▪ Kemiskinan Ekstrem: 0-1%

Model Konvergensi Evaluasi Model konvergensi Adopsi Model


penanggulangan kemiskinan untuk Wilayah perluasan Konvergensi Nasional
ekstrem
Tahun 2021 dan 2022 Provinsi Bali tidak terkena sampel
Sumber: Bappenas, Disampaikan dalam rapat Koordinasi Program Pemberdayaan Sosial tahun 2021 5 April 2021 Survei Efektifitas Program Bantuan Sosial (SEPBS)
PERAN BPS DALAM PENGENTASAN KEMISKINAN EKSTREM
PELAKSANAAN SURVEI EFEKTIVITAS PROGRAM BANTUAN SOSIAL (SEPBS)

Target Pemerintah:
Kemiskinan ekstrem 2024 → 0% PENDATAAN

PERAN BPS*) SEPBS


Pilar 1: Komitmen Pemerintah • Sampel: 23.360 rumah tangga
Pilar 2: Konvergensi Program Anggaran dan Sasaran panel dari Susenas Maret 2021
Pilar 3: Pemantauan dan Evaluasi • Lokus: 35 kabupaten di 7 provinsi
• Periode: 15 s.d. 20 Desember 2021
Penetapan indikator/rujukan capaian
penghapusan kemiskinan ekstrem
Indepth Study
BPS melakukan Survei Efektivitas Program Bantuan
Sosial (SEPBS) pada wilayah target penyaluran program Mendapatkan informasi kualitatif yang mendalam
bantuan pengentasan kemiskinan ekstrem 2021 tentang determinan kemiskinan ekstrem
(35 kabupaten/kota di 7 provinsi**) • Sampel: kantong-kantong kemiskinan ekstrem
berdasarkan informasi dari PODES
*) Berdasarkan Booklet Percepatan Penanggulangan Kemiskinan Ekstrem, TNP2K. • Lokus: 20 kabupaten
Disampaikan pada Rapat Pleno Tingkat Menteri, 18 Agustus 2021
**) Rapat Penanggulangan Kemiskinan Ekstrem, 28 September 2021 • Periode: 17 s.d. 22 Desember 2021

10
Persentase Penduduk Miskin dan Miskin Ekstrem
per Kabupaten/Kota, 2021-2022
Penduduk Miskin Kemiskinan Ekstrem
Kabupaten/ Kota

Jembrana
Jumlah (000)

14,24
Persen

5,06
Jumlah (000)

1,19
Persen

0,42
2022 Kemiskinan
Ekstrim Badung

Tabanan 23,11 5,12 3,71 0,82

Badung 18,52 2,62 3,56 0,50 ∑ 0,31 Ribu


Gianyar 25,36 4,85 1,88 0,36 % 0,04
Klungkung 10,19 5,64 2,73 1,51

Bangli 11,68 5,09 1,28 0,56

Karang Asem 28,52 6,78 0,71 0,17 Eskalasi Ekonomi kabupaten


Badung di tahun 2022,
Buleleng 40,92 6,12 1,85 0,28
mampu membebaskan
Kota Denpasar 29,41 2,96 2,30 0,23 3,25 ribu penduduk dari
Prov Bali 201,97 4,53 19,21 0,43 status miskin ekstrim
Sumber: Susenas Maret 2021 (diolah)
Keterangan: Persentase penduduk miskin tahun 2022 per kabuapten/kota belum tersedia
15
Persentase Penduduk Miskin dan Miskin Ekstrem
per Kabupaten/Kota, 2021-2022
Persentase Penduduk Miskin Persentase Penduduk Miskin Ekstrem
Kabupaten/Kota
2021 2021
Jembrana 5.06 0.42
Tabanan 5.12 0.82
Badung 2.62 0.50
Gianyar 4.85 0.36
Klungkung 5.64 1.51
Bangli 5.09 0.56
Karangasem 6.78 0.17
Buleleng 6.12 0.28
Denpasar 2.96 0.23
Provinsi Bali 4.53 0.43

Sumber: Susenas Maret 2021 (diolah)


Keterangan: Persentase penduduk miskin tahun 2022 per kabuapten/kota belum tersedia
15
ISU STRATEGIS

Tata kelola pemutakhiran data targeting dalam pengentasan kemiskinan ekstrem


1 menjadi prioritas untuk disempurnakan.

Bantuan sosial melalui pemberian top-up belum cukup


2 mendorong masyarakat keluar dari kemiskinan ekstrem.

Perlu ada kebijakan khusus pengentasan kemiskinan ekstrem untuk kelompok masyarakat
3 yang sudah tidak berdaya (difabel, lansia, & penduduk dengan penyakit lainnya).
Kelompok masyarakat tersebut harus mendapat jaminan sosial seumur hidup.

13
Satu Data Program
Perlindungan Sosial
dan Pemberdayaan
Masyarakat.

15 Oktober - 14 November 2022

Pendataan kesejahteraan sosial ekonomi bagi seluruh penduduk Indonesia


sebagai salah satu strategi pelaksanaan Reformasi Sistem Perlindungan Sosial.

15
PENDATAAN REGSOSEK:
SATU DATA PROGRAM PERLINDUNGAN SOSIAL DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
DTKS merupakan subset dari Regsosek
Instruksi Presiden No. 4 Tahun 2022
BPS ditugaskan untuk: Data
Regsosek
• Melakukan pendataan penduduk miskin 100%
ekstrem dengan menggunakan Data Terpadu Keluarga
Kesejahteraan Sosial (DTKS) sebagai data dasar; (Populasi)
• Menyelenggarakan survei sebagai sarana DTKS
evaluasi perkembangan penghapusan 40%
kemiskinan ekstrem yang merupakan bagian dari Keluarga kemiskinan
Survei Sosial dan Ekonomi Nasional (Susenas). ekstrem
didefinisikan
Reformasi Sistem Perlindungan Sosial Miskin sebagai mereka
yang hidup di
(sedang disusun rancangan Peraturan Presiden) Ekstrem
bawah US $ 1,9
BPS ditugaskan untuk*): PPP per hari
• Melakukan pendataan Registrasi Sosial Konsep yang digunakan dalam menghitung kemiskinan Bank Dunia adalah
menggunakan konsep Purchasing Power Parity (PPP) → memungkinkan
Ekonomi (Regsosek) mulai tahun 2022;
keterbandingan tingkat kemiskinan antar-negara yang memiliki tingkat
• Menetapkan standardisasi kualitas harga atau biaya hidup yang berbeda-beda
pemutakhiran berkelanjutan.
Purchasing Power Parity (PPP) adalah indeks harga internasional yang diukur dengan
*) Berdasarkan surat Menteri PPN/Kepala Bappenas sejumlah uang yang dibutuhkan untuk membeli sekeranjang barang yang sama di
Nomor B.381/M.PPN/D.4/PP.01.01/05/2022 setiap negara yang dilakukan pembanding dengan menggunakan US $
REGISTRASI SOSIAL EKONOMI
INTEGRASI PROGRAM DAN MENUJU SATU DATA INDONESIA

Kolaborasi Kementerian/Lembaga

REGSOSEK adalah Sistem dan basis Kementerian Kementerian Badan Pusat Kementerian Kementerian
PPN/Bappenas Keuangan Statistik Dalam Negeri Desa PDTT
data seluruh penduduk yang terdiri
atas profil, kondisi sosial, ekonomi, dan
tingkat kesejahteraan yang terhubung
Kementerian Kementerian Tim Nasional
dengan data induk kependudukan Komunikasi dan
Kementerian
Koordinator Bidang Percepatan
Koordinator
serta basis data lainnya hingga tingkat Informatika Bidang PMK Perekonomian Penanggulangan
Kemiskinan
desa/kelurahan.
Taking the lead: BPS Mengoordinasikan Pendataan Awal, Melakukan
Kolaborasi Merah Putih: Mewujudkan Satu Standardisasi Metodologi, Tata Kelola Pendataan dan Pemutakhiran
Data Untuk Kesejahteraan Indonesia Regsosek, serta Pembinaan Statistik

17
TAHAPAN PENDATAAN AWAL REGSOSEK 2022

2022
#1 #2 #3
Koordinasi dan Penyiapan Basis Data Pengumpulan Data
Konsolidasi Teknis Regsosek dan Kebutuhan
Teknis

2023 #4 #5 #6
Pengolahan Data Forum Konsultasi Publik Penyerahan Data

18
Sampai dengan September 2022
Koordinasi dan Konsolidasi Teknis
Kolaborasi Gugus Tugas Dukungan Pemerintah Daerah dalam Regsosek Sangat Penting
1
Nasional
Ikut serta menyosialisasikan persiapan Pendataan

Bappenas sebagai Dirijen kolaborasi


1 Regsosek sebagai bagian dari setiap kegiatan/acara pada
tingkat kabupaten/kota, kecamatan dan desa/kelurahan,
nasional: Orkestrasi kolaborasi termasuk dalam acara adat pada desa pakraman di Bali.

Penganggaran pelaksanaan Pendataan 2 Kepada Dinas/Instansi terkait agar mendukung dengan


berkontribusi dan berkolaborasi dalam pelaksanaan
Awal Regsosek oleh Kemenkeu kegiatan Pendataan Regsosek.
Menyebarkan informasi terkait Pendataan Regsosek yang
Surat Instruksi dari Kemendagri kepada
Gubernur/Bupati/Walikota
3 terdapat pada media sosial BPS, melalui media sosial
ataupun pada acara kegiatan di Satuan Lingkungan
Setempat (SLS) masing-masing.

4
Surat Instruksi dari Kemendes kepada Ikut melihat atau memastikan bahwa Petugas Pendataan
Pemerintah Desa dapat melaksanakan tugasnya dengan baik dan tanpa
hambatan.

5
Menerima kedatangan Petugas Pendataan dan membantu
Dukungan Sosialisasi dan Publisitas Petugas Pendataan ketika mengalami kendala dalam
dari Kominfo
kunjungan door to door (verifikasi lapangan).

Koordinasi internal Sosialisasi,internalisasi,


dan lintas institusi dan publisitas
19
BADAN PUSAT STATISTIK
KABUPATEN BADUNG

Ayo
Sukseskan
Registrasi
Sosial Ekonomi!

Matur Suksma

Anda mungkin juga menyukai