Anda di halaman 1dari 12

No. 06/01/35/Thn.

XXI, 16 Januari 2023

Profil Kemiskinan
di Jawa Timur
September 2022
■ Persentase Penduduk Miskin September 2022
naik menjadi 10,49 persen
■ Persentase penduduk miskin pada September 2022 sebesar 10,49 persen, naik
0,11 persen poin terhadap Maret 2022 dan menurun 0,10 persen poin terhadap
September 2021.
■ Jumlah penduduk miskin pada September 2022 sebesar 4,236 juta orang,
meningkat 55,22 ribu orang terhadap Maret 2022 dan menurun 23,09 ribu orang
terhadap September 2021.
■ Persentase penduduk miskin perkotaan pada Maret 2022 sebesar 7,71 persen, naik
menjadi 7,78 persen pada September 2022. Sementara persentase penduduk
miskin perdesaan pada Maret 2022 sebesar 13,69 persen, naik menjadi 13,90
persen pada September 2022.
■ Dibanding Maret 2022, jumlah penduduk miskin September 2022 perkotaan naik
sebanyak 24,18 ribu orang (dari 1,721 juta orang pada Maret 2022 menjadi 1,752
juta orang pada September 2022). Sementara itu, pada periode yang sama jumlah
penduduk miskin perdesaan naik sebanyak 24,2 ribu orang (dari 2,459 juta orang
pada Maret 2022 menjadi 2,484 juta orang pada September 2022).
■ Garis Kemiskinan pada September 2022 tercatat sebesar Rp 487.908,-
/kapita/bulan dengan komposisi Garis Kemiskinan Makanan sebesar Rp 368.771,-
(75,58 persen) dan Garis Kemiskinan Bukan Makanan sebesar Rp 119.136,- (24,42
persen).
■ Pada September 2022, secara rata-rata rumah tangga miskin di Jawa Timur
memiliki 3,86 orang anggota rumah tangga. Dengan demikian, besarnya Garis
Kemiskinan per rumah tangga miskin secara rata-rata adalah sebesar Rp.
1.883.324,88,-/rumah tangga miskin/bulan.

2 Profil Kemiskinan di Jawa Timur September 2022


BRS 06/01/35/Thn. XXI, 16 Januari 2023
1. Perkembangan Tingkat Kemiskinan, September 2012– September 2022
Secara umum, pada periode September 2012 – September 2022, tingkat kemiskinan di Jawa
Timur mengalami penurunan, perkecualian pada September 2013, Maret 2015, Maret 2020,
September 2020, dan September 2022. Kenaikan persentase penduduk miskin pada periode
September 2013, Maret 2015 dan September 2022 dipicu oleh kenaikan harga barang
kebutuhan pokok sebagai akibat dari kenaikan harga bahan bakar minyak. Sementara itu,
kenaikan persentase penduduk miskin pada periode Maret 2020 dan September 2020
disebabkan oleh adanya pandemi Covid-19 yang melanda Indonesia. Perkembangan tingkat
kemiskinan September 2012 sampai dengan September 2022 disajikan pada Gambar 1.

Gambar 1 Persentase Penduduk Miskin, September 2012– September 2022

13.08
12.73
12.55 12.42 12.28 12.34 12.28
12.05
11.85 11.77
11.46 11.40
11.20 11.09
10.98 10.85
10.59
10.37 10.3810.49
10.20

2. Perkembangan Tingkat Kemiskinan, September 2021– September 2022


Jumlah penduduk miskin di Jawa Timur pada September 2022 mencapai 4,236 juta orang.
Dibandingkan Maret 2022, jumlah penduduk miskin meningkat 55,22 ribu orang. Sementara
jika dibandingkan dengan September 2021, jumlah penduduk miskin menurun sebanyak
23,09 ribu orang. Persentase penduduk miskin pada September 2022 tercatat sebesar 10,49
persen, meningkat 0,11 persen poin terhadap Maret 2022 dan menurun 0,10 persen poin
terhadap September 2021.
Berdasarkan daerah tempat tinggal, pada periode Maret 2022 – September 2022, jumlah
penduduk miskin perkotaan naik sebesar 31,04 ribu orang dan di perdesaan naik sebesar
24,18 ribu orang. Persentase kemiskinan di perkotaan naik dari 7,71 persen menjadi 7,78
persen. Sementara itu, di perdesaan naik dari 13,69 persen menjadi 13,90 persen.

Profil Kemiskinan di Jawa Timur September 2022 BRS


No. 06/01/35/Thn. XXI, 16 Januari 2023 3
Tabel 1 Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin Menurut Daerah, September 2021–
September 2022

Jumlah Penduduk Miskin (ribuan


Daerah/Tahun Persentase Penduduk Miskin
orang)
(1) (2) (3)
Perkotaan
September 2021 1 768,91 7,99
Maret 2022 1 721,46 7,71
September 2022 1 752,50 7,78
Perdesaan
September 2021 2 490,69 13,79
Maret 2022 2 459,83 13,69
September 2022 2 484,01 13,90
Total
September 2021 4 259,60 10,59
Maret 2022 4 181,29 10,38
September 2022 4 236,51 10,49

Sumber: Diolah dari data Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) September 2021, Maret 2022, dan September 2022

3. Perkembangan Garis Kemiskinan, Maret 2022–September 2022


Garis Kemiskinan merupakan suatu nilai pengeluaran minimum kebutuhan makanan dan
nonmakanan yang harus dipenuhi agar tidak dikategorikan miskin. Penduduk miskin adalah
penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran per kapita per bulan di bawah Garis Kemiskinan.
Tabel 2 menyajikan perkembangan garis kemiskinan pada September 2021 sampai dengan
September 2022.
Garis Kemiskinan pada September 2022 adalah sebesar Rp 487.908,- per kapita per bulan.
Dibandingkan Maret 2022, Garis Kemiskinan naik sebesar 5,86 persen. Sementara jika
dibandingkan September 2021, terjadi kenaikan sebesar 9,61 persen.
Dengan memperhatikan komponen Garis Kemiskinan (GK), yang terdiri dari Garis Kemiskinan
Makanan (GKM) dan Garis Kemiskinan Bukan Makanan (GKBM), terlihat pada Tabel 2 bahwa
peranan komoditi makanan masih jauh lebih besar dibandingkan peranan komoditi bukan
makanan. Besarnya sumbangan GKM terhadap GK pada September 2022 sebesar 75,58
persen.
Pada September 2022, komoditi makanan yang memberikan sumbangan terbesar pada GK,
baik di perkotaan maupun di perdesaan, pada umumnya hampir sama. Beras masih memberi
sumbangan terbesar yakni sebesar 20,72 persen di perkotaan dan 22,58 persen di perdesaan.
Rokok kretek filter memberikan sumbangan terbesar kedua terhadap GK (12,19 persen di
perkotaan dan 9,79 persen di perdesaan). Komoditi lainnya adalah telur ayam ras (3,75 persen
di perkotaan dan 3,40 persen di perdesaan), daging ayam ras (3,56 persen di perkotaan dan
3,38 persen di perdesaan), tempe (2,79 persen di perkotaan dan 2,63 persen di perdesaan), tahu

4
Profil Kemiskinan di Jawa Timur September 2022
BRS No. 06/01/35/Thn. XXI, 16 Januari 2023
(2,73 persen di perkotaan dan 2,38 di perdesaan), gula pasir, (2,55 persen di perkotaan dan 2,99
persen di perdesaan), mie instan (2,22 persen di perkotaan dan 2,12 persen di perdesaan),
kue basah (2,11 persen di perkotaan dan 2,34 persen perdesaan), dan seterusnya. Komoditi
bukan makanan yang memberikan sumbangan terbesar baik pada GK perkotaan dan
perdesaan adalah perumahan, bensin, listrik, pendidikan, perlengkapan mandi, dan
seterusnya. Untuk lebih lengkapnya dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 2 Perkembangan Garis Kemiskinan pada September 2021 sampai dengan September
2022

Garis Kemiskinan (Rp/Kapita/Bulan)


Daerah/Tahun
Makanan Bukan Makanan Total
(1) (2) (3) (4)
Perkotaan
September 2021 344 429 115 011 459 440
Maret 2022 354 405 118 612 473 017
September 2022 374 630 125 139 499 769
Perubahan Sep’21–Mar’22(%) 2,90 3,13 2,96
Perubahan Mar’22–Sep’22(%) 5,71 5,50 5,66

Perdesaan
September 2021 327 215 101 242 428 457
Maret 2022 341 452 104 924 446 375
September 2022 361 913 111 568 473 481
Perubahan Sep’21–Mar’22(%) 4,35 3,64 4,18
Perubahan Mar’22–Sep’22(%) 5,99 6,33 6,07

Total
September 2021 336 315 108 825 445 139
Maret 2022 348 399 112 510 460 909
September 2022 368 771 119 136 487 908
Perubahan Sep’21–Mar’22(%) 3,59 3,39 3,54
Perubahan Mar’22–Sep’22(%) 5,85 5,89 5,86

Sumber: Diolah dari data Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) September 2021, Maret 2022, dan September 2022

5
Profil Kemiskinan di Jawa Timur September 2022
BRS No. 06/01/35/Thn. XXI, 16 Januari 2023
Tabel 3 Daftar Komoditi yang Memberi Sumbangan Besar terhadap Garis Kemiskinan
beserta Kontribusinya (%), September 2022

Jenis Komoditi Perkotaan Jenis Komoditi Perdesaan


(1) (2) (3) (4)

Makanan: 74,96 Makanan: 76,44


Beras 20,72 Beras 22,58
Rokok kretek filter 12,19 Rokok kretek filter 9,79
Telur ayam ras 3,75 Telur ayam ras 3,40
Daging ayam ras 3,56 Daging ayam ras 3,38
Tempe 2,79 Gula pasir 2,99
Tahu 2,73 Tempe 2,63
Gula pasir 2,55 Tahu 2,38
Cabe rawit 2,54 Kue basah 2,34
Mie instan 2,22 Cabe rawit 2,25
Kue basah 2,11 Bawang merah 2,18
Bawang merah 2,06 Mie instan 2,12
Kopi bubuk & kopi instan (sachet) 1,82 Kopi bubuk & kopi instan (sachet) 2,01
lainnya 15,91 lainnya 18,38
Bukan Makanan: 25,04 Bukan Makanan: 23,56
Perumahan 6,88 Perumahan 6,93
Bensin 4,44 Bensin 4,58
Listrik 2,32 Listrik 1,42
Pendidikan 1,82 Perlengkapan mandi 1,14
Perlengkapan mandi 1,30 Pendidikan 1,04
Pajak kendaraan bermotor 0,76 Kayu bakar 0,87
Pakaian jadi perempuan dewasa 0,73 Kesehatan 0,79
lainnya 6,79 lainnya 6,80

Sumber: Diolah dari data Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) September 2022

4. Garis Kemiskinan per Rumah Tangga, Maret 2022


Garis kemiskinan per rumah tangga adalah gambaran besarnya nilai rata-rata rupiah minimum
yang harus dikeluarkan oleh rumah tangga untuk memenuhi kebutuhannya agar tidak
dikategorikan miskin. Secara rata-rata, garis kemiskinan per rumah tangga pada September
2022 adalah sebesar Rp. 1.883.324,-/bulan turun sebesar 5,85 persen dibanding kondisi Maret
2022 yang sebesar Rp. 2.000.345,-/bulan.

6 Profil Kemiskinan di Jawa Timur September 2022


BRS No. 06/01/35/Thn. XXI, 16 Januari 2023
Tabel 4 Garis Kemiskinan per Kapita Rumah Tangga Miskin, Maret 2022–
September 2022

Garis Kemiskinan Garis Kemiskinan Rumah


Rata-rata Anggota
Tahun per Kapita (Rp/kapita/ Tangga Miskin (Rp/rumah
Rumah Tangga Miskin
bulan) tangga/bulan)

(1) (2) (3) (4)

Maret 2022 460 909 4,34 2 000 345

September 2022 487 908 3,86 1 883 324

Perubahan Maret 2022 – 5,86 -11,06 -5,85


September 2022 (%)

Sumber: Diolah dari data Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Maret 2022 dan September 2022

5. Indeks Kedalaman Kemiskinan dan Keparahan Kemiskinan September


2021– September 2022
Persoalan kemiskinan bukan hanya sekedar berapa jumlah dan persentase penduduk miskin.
Dimensi lain yang perlu diperhatikan adalah tingkat kedalaman dan keparahan dari
kemiskinan. Indeks kedalaman kemiskinan adalah ukuran rata-rata kesenjangan pengeluaran
masing-masing penduduk miskin terhadap garis kemiskinan. Indeks keparahan kemiskinan
memberikan gambaran mengenai penyebaran pengeluaran diantara penduduk miskin.
Pada periode Maret 2022– September 2022, Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) dan Indeks
Keparahan Kemiskinan (P2) mengalami penurunan. Indeks Kedalaman Kemiskinan pada
September 2022 sebesar 1,616, turun dibandingkan Maret 2022 yang sebesar 1,618.
Demikian juga dengan Indeks Keparahan Kemiskinan, pada periode yang sama mengalami
penurunan dari 0,377 menjadi 0,358 (lihat Tabel 5).
Apabila dibandingkan berdasarkan daerah, nilai Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) dan Indeks
Keparahan Kemiskinan (P2) perdesaan lebih tinggi daripada perkotaan. Pada September
2022, nilai Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) untuk perkotaan sebesar 1,206, sedangkan di
perdesaan jauh lebih tinggi, yaitu mencapai 2,133. Demikian pula untuk nilai Indeks Keparahan
Kemiskinan (P2) di perkotaan adalah sebesar 0,272, sedangkan di perdesaan lebih tinggi, yaitu
mencapai 0,467.

Profil Kemiskinan di Jawa Timur September 2022

BRS No. 06/01/35/Thn. XXI, 16 Januari 2023 7


Tabel 5 Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) dan Indeks Keparahan Kemiskinan (P2)
Menurut Daerah, September 2021– September 2022

Tahun Perkotaan Perdesaan Total

(1) (2) (3) (4)

Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1)


September 2021 1,099 2,161 1,576
Maret 2022 1,142 2,210 1,618
September 2022 1,206 2,133 1,616
Indeks Keparahan Kemiskinan (P2)
September 2021 0,207 0,473 0,327
Maret 2022 0,259 0,523 0,377
September 2022 0,272 0,467 0,358

Sumber: Diolah dari data Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) September 2021, Maret 2022, dan September 2022

6. Faktor-faktor yang Berpengaruh terhadap Tingkat Kemiskinan


Beberapa faktor yang berpengaruh terhadap tingkat kemiskinan selama periode
September 2022 antara lain adalah:
1. Besaran inflasi umum pada periode September 2022 terhadap Maret 2022 mencapai 4,24
persen.
2. Berdasarkan kondisi ketenagakerjaan, tingkat pengangguran terbuka (TPT) di Jawa Timur
pada Agustus 2022 sebesar 5,49 persen, meningkat sebesar 0,68 persen poin,
dibandingkan Februari 2022 (4,81 persen). Jika dilihat dari klasifikasi perkotaan dan
perdesaan, TPT di perkotaan meningkat dari 6,69 persen pada Februari 2022, menjadi
7,76 persen pada Agustus 2022. Sedangkan di perdesaan, TPT juga mengalami
peningkatan dari 2,71 persen pada Februari 2022, menjadi 2,78 pada Agustus 2022.
3. Dari kondisi makro ekonomi Jawa Timur Triwulan III 2022 dibandingkan Triwulan II-2022
meningkat sebesar 2,15 persen (q-to-q). Pertumbuhan Triwulan III-2022 (q-to-q) tertinggi
terjadi pada kategori Konstruksi sebesar 7,98 persen. Lapangan Usaha Industri
Pengolahan dan Perdagangan Besar-Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda Motor yang
memiliki peran dominan juga mengalami pertumbuhan masing-masing sebesar 1,57
persen dan 3,14 persen. Sementara itu pada kategori Pertanian, Kehutanan, & Perikanan
mengalami pertumbuhan sebesar 2,98 persen serta untuk kategori Transportasi &
Pergudangan mengalami pertumbuhan sebesar 2,08 persen.
4. Untuk penyaluran Dana Desa, dari target total Dana Desa untuk Jawa Timur tahun 2022
sebesar 7,760 trilyun rupiah, sampai bulan September 2022 sudah disalurkan sebesar
6,165 trilyun rupiah (79,45 persen). Penyaluran tersebut sudah dilakukan pada 7.721 desa
dari target 7.724 desa (99,96 persen desa).
5. Berdasarkan hasil Susenas September 2022, penerima Program Bantuan Sosial (Bansos)
pada bulan September 2022, menyebar dari Desil 1 sampai Desil 10 (meskipun cenderung
turun pada setiap desilnya). Namun demikian, terjadi peningkatan terutama penerima
Bantuan Sosial pada Desil 2-4 pada bulan September 2022, jika dibandingkan Maret
2022.

8
Profil Kemiskinan di Jawa Timur September 2022
BRS No. 06/01/35/Thn. XXI, 16 Januari 2023
Penjelasan Teknis dan Sumber Data

1. Untuk mengukur kemiskinan, BPS menggunakan konsep kemampuan memenuhi


kebutuhan dasar (basic needs approach). Dengan pendekatan ini, kemiskinan dipandang
sebagai ketidakmampuan dari sisi ekonomi untuk memenuhi kebutuhan dasar makanan
dan bukan makanan yang diukur menurut Garis Kemiskinan.
2. Garis Kemiskinan (GK) terdiri dari dua komponen, yaitu Garis Kemiskinan Makanan (GKM)
dan Garis Kemiskinan Bukan Makanan (GKBM). Penghitungan Garis Kemiskinan dilakukan
secara terpisah untuk daerah perkotaan dan perdesaan.
3. Garis Kemiskinan Makanan (GKM) merupakan nilai pengeluaran kebutuhan minimum
makanan yang disetarakan dengan 2100 kkalori per kapita per hari. Paket komoditas
kebutuhan dasar makanan diwakili oleh 52 jenis komoditas (padi-padian, umbi-umbian,
ikan, daging, telur dan susu, sayuran, kacang-kacangan, buah-buahan, minyak dan lemak,
dll).
4. Garis Kemiskinan Bukan Makanan (GKBM) adalah kebutuhan minimum untuk perumahan,
sandang, pendidikan, dan kesehatan. Paket komoditas kebutuhan dasar nonmakanan
diwakili oleh 51 jenis komoditas di perkotaan dan 47 jenis komoditas di perdesaan.
5. Garis Kemiskinan per rumah tangga dihitung dari garis kemiskinan per kapita dikalikan
dengan rata-rata banyaknya anggota rumah tangga pada rumah tangga miskin.
6. Penduduk miskin adalah penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran per kapita per
bulan di bawah Garis Kemiskinan.
7. Sumber data utama yang dipakai untuk menghitung tingkat kemiskinan September 2022
adalah data Susenas bulan September 2022.

9
Profil Kemiskinan di Jawa Timur September 2022
BRS No. 06/01/35/Thn. XXI, 16 Januari 2023
Gambar 2 Infografis Perkembangan Kemiskinan , September 2022

10
Profil Kemiskinan di Jawa Timur September 2022
BRS No. 06/01/35/Thn. XXI, 16 Januari 2023
Publikasi, Berita Resmi Statistik, Tabel
Dinamis Data Series dan Pelayanan
Statistik Terpadu
Untuk informasi lebih lanjut silakan hubungi: Konten Berita Resmi Statistik
dilindungi oleh Undang-Undang,
hak cipta melekat pada Badan
Pusat Statistik. Dilarang
Dr. Dadang Hardiwan S.Si, M.Si mengumumkan, mendistribusikan,
Kepala BPS Propinsi Jawa Timur mengomunikasikan, dan/atau
menggandakan sebagian atau
(031) 8439343 seluruh isi tulisan ini untuk tujuan
dhardiwan@bps.go.id komersial tanpa izin tertulis dari
Badan Pusat Statistik.

Jl. Raya Kendangsari Industri No. 43 - 44 Surabaya 60292


Telp : (031) 8439343, Fax : (031) 8494007, 847114
Homepage : http://www.jatim.bps.go.id E-mail : bps3500@bps.

Anda mungkin juga menyukai