Anda di halaman 1dari 12

BADAN PUSAT STATISTIK

PROVINSI JAWA BARAT

No. 06/01/32/Th. XXV, 16 Januari 2023

Profil Kemiskinan
di Jawa Barat
September 2022
„ Persentase Penduduk Miskin September 2022 turun
menjadi 7,98 persen
„ Persentase penduduk miskin pada September 2022 sebesar 7,98 persen, menurun
0,08 persen poin terhadap Maret 2022 dan naik 0,01 persen poin terhadap
September 2021.
„ Jumlah penduduk miskin pada September 2022 sebesar 4,05 juta orang, menurun
17,36 ribu orang terhadap Maret 2022 dan naik 48,76 ribu orang terhadap
September 2021.
„ Persentase penduduk miskin perkotaan pada September 2021 sebesar 7,48 persen,
naik menjadi 7,52 persen pada September 2022. Sementara persentase penduduk
miskin perdesaan pada September 2021 sebesar 9,76 persen, turun menjadi 9,75
persen pada September 2022.
„ Dibanding September 2021, jumlah penduduk miskin September 2022 perkotaan
naik sebanyak 68,33 ribu orang (dari 2,95 juta orang pada September 2021 menjadi
3,02 juta orang pada September 2022). Sementara itu, pada periode yang sama
jumlah penduduk miskin perdesaan turun sebanyak 19,57 ribu orang (dari 1,05
juta orang pada September 2021 menjadi 1,03 juta orang pada September 2022).
„ Garis Kemiskinan pada September 2022 tercatat sebesar Rp480.350/kapita/bulan
dengan komposisi Garis Kemiskinan Makanan sebesar Rp355.172 (73,94 persen)
dan Garis Kemiskinan Non Makanan sebesar Rp125.178 (26,06 persen).
„ Pada September 2022, secara rata-rata rumah tangga miskin di Jawa Barat memiliki
4,05 orang anggota rumah tangga. Dengan demikian, besarnya Garis Kemiskinan
per rumah tangga miskin secara rata-rata adalah sebesar Rp1.945.418/rumah
tangga miskin/bulan.

2 Profil Kemiskinan di Jawa Barat September 2022


BRS No. 06/01/32/Th. XXV, 16 Januarii 2023
1. Perkembangan Tingkat Kemiskinan, September 2016–September 2022
Secara umum, pada periode September 2016-September 2019 tingkat kemiskinan di Jawa
Barat menunjukkan tren menurun baik dari sisi jumlah maupun persentasenya. Namun,
sejak periode Maret 2020 sampai dengan September 2020 terjadi kenaikan kemiskinan
yang disebabkan pandemi Covid-19 yang melanda Indonesia termasuk Jawa Barat. Namun
demikian mulai Maret 2021 sampai dengan September 2022, kemiskinan di Jawa Barat
mengalami penurunan kembali. Perkembangan tingkat kemiskinan September 2016 sampai
dengan September 2022 terlihat pada Gambar 1 berikut ini.

Gambar 1 Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin, September 2016-September 2022

Profil Kemiskinan di Jawa Barat September 2022


BRS No. 06/01/32/Th. XXV, 16 Januari 2023 3
2. Perkembangan Tingkat Kemiskinan, September 2021-September 2022
Jumlah penduduk miskin di Jawa Barat pada September 2022 mencapai 4,05 juta orang.
Dibandingkan Maret 2022, jumlah penduduk miskin menurun 17,36 ribu orang. Sementara
jika dibandingkan dengan September 2021, jumlah penduduk miskin meningkat sebanyak
48,76 ribu orang. Persentase penduduk miskin Jawa Barat pada September 2022 tercatat
sebesar 7,98 persen, menurun 0,08 persen poin terhadap Maret 2022 dan naik 0,01 persen
poin terhadap September 2021.
Berdasarkan daerah tempat tinggal, pada periode September 2021–September 2022, jumlah
penduduk miskin perkotaan naik sebanyak 68,33 ribu orang, sedangkan di perdesaan turun
sebesar 19,57 ribu orang. Persentase kemiskinan di perkotaan naik dari 7,48 persen menjadi
7,52 persen. Sementara itu, di perdesaan turun dari 9,76 persen menjadi 9,75 persen.
Pada periode Maret 2022-September 2022, jumlah penduduk miskin perkotaan naik sebesar
9,04 ribu orang, sedangkan di perdesaan turun 26,41 ribu orang. Persentase kemiskinan di
perkotaan turun dari 7,57 persen menjadi 7,52 persen. Sementara itu, di perdesaan turun dari
9,88 persen menjadi 9,75 persen.

Tabel 1 Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin Menurut Daerah Tempat Tinggal,
September 2021-September 2022

Daerah Tempat Tinggal/Tahun Jumlah Penduduk Miskin (juta orang) Persentase Penduduk Miskin (%)

(1) (2) (3)


Perkotaan
September 2021 2,95 7,48
Maret 2022 3,01 7,57
September 2022 3,02 7,52
Perdesaan
September 2021 1,05 9,76
Maret 2022 1,06 9,88
September 2022 1,03 9,75
Total
September 2021 4,00 7,97
Maret 2022 4,07 8,06
September 2022 4,05 7,98

Sumber: Diolah dari data Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) September 2021, Maret 2022 dan September 2022

4 Profil Kemiskinan di Jawa Barat September 2022


BRS No. 06/01/32/Th. XXV, 16 Januarii 2023
3. Perkembangan Garis Kemiskinan, September 2021-September 2022
Garis Kemiskinan (GK) merupakan suatu representasi dari jumlah rupiah minimum yang
dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan pokok minimum makanan dan kebutuhan pokok bukan
makanan. GK dipergunakan sebagai suatu batas untuk mengelompokkan penduduk menjadi
miskin atau tidak miskin yang dihasilkan dari penjumlahan Garis Kemiskinan Makanan dan
Garis Kemiskinan Non Makanan. Garis Kemiskinan Makanan (GKM) adalah nilai pengeluaran
kebutuhan minimum makanan yang disetarakan dengan 2100 kilo kalori per kapita per hari.
Sedangkan Garis Kemiskinan Non Makanan (GKNM) adalah nilai pengeluaran minimum untuk
kebutuhan non makanan berupa perumahan, sandang, pendidikan dan kesehatan.

Tabel 2 Garis Kemiskinan dan Perubahannya Menurut Daerah Tempat Tinggal,


September 2021- September 2022

Garis Kemiskinan (Rp/kapita/bulan)


Daerah Tempat Tinggal/Tahun
Makanan Non Makanan Total
(1) (2) (3) (4)

Perkotaan

September 2021 321.499 117.143 438.642

Maret 2022 331.420 121.232 452.653

September 2022 353.253 127.531 480.785

Perubahan Mar ‘22-Sept ‘22 (%) 6,59 5,20 6,21

Perubahan Sept ‘21-Sept ‘22 (%) 9,88 8,87 9,61

Perdesaan

September 2021 330.150 102.892 433.041

Maret 2022 343.615 107.690 451.305

September 2022 361.697 116.273 477.969

Perubahan Mar ‘22-Sept ‘22 (%) 5,26 7,97 5,91

Perubahan Sept ‘21-Sept ‘22 (%) 9,56 13,00 10,37

Total

September 2021 323.525 114.079 437.604

Maret 2022 334.224 118.356 452.580

September 2022 355.172 125.178 480.350

Perubahan Mar ‘22-Sept ‘22 (%) 6,27 5,76 6,14

Perubahan Sept ‘21-Sept ‘22 (%) 9,78 9,73 9,77

Sumber: Diolah dari data Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) September 2021, Maret 2022 dan September 2022

Profil Kemiskinan di Jawa Barat September 2022


BRS No. 06/01/32/Th. XXV, 16 Januarii 2023 5
Pada September 2022, GKM Jawa Barat mencapai Rp355.172 per kapita per bulan. Jika
dibedakan menurut daerah tempat tinggal perkotaan dan perdesaan, GKM di perdesaan
lebih tinggi dibanding GKM di perkotaan yaitu Rp361.697 per kapita per bulan dibanding
Rp353.253 per kapita per bulan. Tetapi sebaliknya, untuk GKNM di perkotaan lebih tinggi
dibandingkan dengan di perdesaan, yaitu Rp127.531 per kapita per bulan di perkotaan dan di
perdesaan sebesar Rp116.273 per kapita per bulan. GKNM secara total sebesar Rp125.178
per kapita per bulan.

Pada periode Maret 2022-September 2022, terjadi peningkatan GK baik GKM maupun
GKNM. Peningkatan ini terjadi baik di daerah perkotaan maupun di perdesaan. Perubahan
GKM periode Maret 2022-September 2022 sebesar 6,27 persen. Sedangkan perubahan
GKNM pada periode yang sama sebesar 5,76 persen. Perubahan Garis Kemiskinan Total pada
periode Maret 2022-September 2022 sebesar 6,14 persen.

Demikian halnya pada periode September 2021-September 2022, terjadi peningkatan GK


baik GKM maupun GKNM dan terjadi di daerah perkotaan maupun di perdesaan. Perubahan
GKM periode September 2021-September 2022 sebesar 9,78 persen. Sedangkan perubahan
GKNM pada periode yang sama sebesar 9,73 persen. Untuk perubahan Garis Kemiskinan
Totalnya sebesar 9,77 persen.

Peranan komoditi makanan terhadap GK sangat dominan dibandingkan peran komoditi bukan
makanan (perumahan, sandang, pendidikan dan kesehatan). Hal ini menunjukkan bahwa pola
konsumsi masyarakat pada tingkat ekonomi rendah lebih didominasi pengeluaran untuk
kebutuhan makanan dibandingkan kebutuhan non makanan. Sumbangan GKM terhadap GK
pada September 2022 sebesar 73,47 persen di perkotaan dan 75,67 persen di perdesaan.
Sedangkan sumbangan GKNM terhadap GK pada September 2022 sebesar 26,53 persen di
perkotaan dan 24,33 persen di perdesaan. Secara total peranan komoditi makanan terhadap
GK sebesar 73,94 persen dan komoditi non makanan sebesar 26,06 persen.

6 Profil Kemiskinan di Jawa Barat September 2022


BRS No. 06/01/32/Th. XXV, 16 Januarii 2023
Tabel 3 Peranan Masing-masing Komoditi terhadap Garis Kemiskinan , September 2022
(%)

Jenis Komoditi Perkotaan Jenis Komoditi Perdesaan


(1) (2) (3) (4)
Makanan: 73,47 Makanan: 75,67
Beras 21,56 Beras 25,98
Rokok kretek filter 10,38 Rokok kretek filter 7,75
Daging ayam ras 5,71 Telur ayam ras 4,91
Telur ayam ras 4,97 Daging ayam ras 4,77
Kopi bubuk & kopi instan (sachet) 3,10 Kopi bubuk & kopi instan (sachet) 2,94
Mie instan 3,00 Mie instan 2,83
Roti 2,14 Roti 2,50
Kue basah 2,01 Tahu 1,80
Kue kering/biskuit 1,99 Kue basah 1,63
Tahu 1,90 Cabe rawit 1,54
Tempe 1,68 Tempe 1,51
Bawang merah 1,53 Bawang merah 1,43
Cabe rawit 1,26 Kue kering/biskuit 1,41
Gula pasir 1,07 Mujair 1,30
Cabe merah 0.80 Tepung terigu 0,91
Lainnya 10,37 Lainnya 12,46
Non Makanan: 26,53 Non Makanan: 24,33
Perumahan 9,49 Perumahan 10,64
Bensin 3,97 Bensin 2,86
Listrik 2,32 Listrik 1,36
Pendidikan 1,58 Perlengkapan mandi 1,07
Perlengkapan mandi 1,21 Pendidikan 0,87
Pakaian jadi perempuan dewasa 0,79 Pakaian jadi perempuan dewasa 0,74
Pakaian jadi laki-laki dewasa 0,72 Sabun cuci 0,71
Angkutan 0,70 Kesehatan 0,67
Perawatan kulit, muka, kuku, rambut 0,68 Perawatan kulit, muka, kuku, rambut 0,65
Pakaian jadi anak-anak 0,62 Pakaian laki-laki dewasa 0,59
Lainnya 4,44 Lainnya 4,17

Sumber: Diolah dari data Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) September 2022

Profil Kemiskinan di Jawa Barat September 2022


BRS No. 06/01/32/Th. XXV, 16 Januarii 2023 7
Pada September 2022, lima komoditi makanan penyumbang terbesar GK di daerah perkotaan
adalah beras sebesar 21,56 persen, diikuti rokok kretek filter sebesar 10,38 persen, daging
ayam ras sebesar 5,71 persen, telur ayam ras sebesar 4,97 persen, serta kopi bubuk dan kopi
instan (sachet) sebesar 3,10 persen. Sedangkan lima komoditi makanan penyumbang terbesar
GK di daerah perdesaan adalah beras sebesar 25,98 persen, rokok kretek filter sebesar 7,75
persen, telur ayam ras sebesar 4,91 persen, daging ayam ras sebesar 4,77 persen, serta kopi
bubuk dan kopi instan (sachet) sebesar 2,94 persen.

Adapun lima komoditi non makanan yang memberi sumbangan terbesar terhadap GK di daerah
perkotaan adalah perumahan yaitu sebesar 9,49 persen, bensin sebesar 3,97 persen, listrik
sebesar 2,32 persen, pendidikan sebesar 1,58 persen dan perlengkapan mandi sebesar 1,21
persen. Sedangkan lima komoditi non makanan penyumbang terbesar GK di daerah perdesaan
secara berturut-turut adalah perumahan sebesar 10,64 persen, bensin sebesar 2,86 persen,
listrik sebesar 1,36 persen, perlengkapan mandi sebesar 1,07 persen dan pendidikan sebesar
0,87 persen.

4. Indeks Kedalaman Kemiskinan dan Keparahan Kemiskinan September


2021-September 2022
Persoalan kemiskinan bukan hanya sekedar berapa jumlah dan persentase penduduk miskin.
Dimensi lain yang perlu diperhatikan adalah tingkat kedalaman dan keparahan dari kemiskinan.
Indeks kedalaman kemiskinan adalah ukuran rata-rata kesenjangan pengeluaran masing-
masing penduduk miskin terhadap garis kemiskinan. Indeks keparahan kemiskinan
memberikan gambaran mengenai penyebaran pengeluaran di antara penduduk miskin.
Pada periode September 2021–September 2022, Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) dan
Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) mengalami penurunan. Indeks Kedalaman Kemiskinan pada
September 2022 sebesar 1,24 menurun dibandingkan September 2021 yang sebesar 1,29.
Begitu pula dengan nilai Indeks Keparahan Kemiskinan pada periode yang sama mengalami
penurunan dari 0,31 menjadi 0,29 (lihat Tabel 4).
Pada periode Maret 2022-September 2022, Indeks kedalaman Kemiskinan (P1) dan Indeks
Keparahan Kemiskinan (P2) juga mengalami penurunan. Indeks Kedalaman Kemiskinan pada
Maret 2022 sebesar 1,32 turun menjadi 1,24 pada September 2022. Demikian juga dengan
Indeks Keparahan Kemiskinan turun dari 0,33 menjadi 0,29 pada periode yang sama.
Apabila dibandingkan berdasarkan daerah, nilai Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) dan
Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) perdesaan lebih tinggi daripada yang di perkotaan. Pada
September 2022, nilai Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) untuk perkotaan sebesar 1,14,
sedangkan di perdesaan lebih tinggi, yaitu mencapai 1,62. Demikian pula untuk nilai Indeks
Keparahan Kemiskinan (P2) di perkotaan adalah sebesar 0,26, sedangkan di perdesaan lebih
tinggi, yaitu mencapai 0,41.

8 Profil Kemiskinan di Jawa Barat September 2022


BRS No. 06/01/32/Th. XXV, 16 Januarii 2023
Tabel 4 Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) dan Indeks Keparahan Kemiskinan (P2)
Menurut Daerah Tempat Tinggal, September 2021-September 2022

Tahun Perkotaan Perdesaan Total

(1) (2) (3) (4)

Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1)

September 2021 1,23 1,52 1,29

Maret 2022 1,21 1,72 1.32

September 2022 1,14 1,62 1,24

Perubahan Mar ‘22-Sept ‘22 -0,07 -0,10 -0,07

Perubahan Sept ‘21-Sept ‘22 -0,09 0,10 -0,05

Indeks Keparahan Kemiskinan (P2)

September 2021 0,29 0,36 0,31

Maret 2022 0,30 0,43 0,33

September 2022 0,26 0,41 0,29

Perubahan Mar ‘22-Sept ‘22 -0,04 -0,02 -0,04

Perubahan Sept ‘21-Sept ‘22 -0,03 0,05 -0,02

Sumber: Diolah dari data Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) September 2021, Maret 2022 dan September 2022

5. Faktor-faktor yang Berpengaruh terhadap Tingkat Kemiskinan


1. Realisasi belanja bantuan sosial dari APBD Jawa Barat pada triwulan III-2022 meningkat
jika dibandingkan realisasi Triwulan I-2022, namun jika dibandingkan realisasi pada
triwulan III-2021 mengalami penurunan.
2. Sampai dengan September 2022, penyaluran bantuan program sembako mencapai 99,5
persen; PKH triwulan III-2022 mencapai 97,8 persen; dan program BLT BBM mencapai
100,8 persen.
3. Pengeluaran konsumsi rumah tangga periode triwulan III-2022 tumbuh 5,03 persen jika
dibandingkan triwulan III-2021 (year on year).
4. Nilai Tukar Petani September 2022 mencapai 100,46 meningkat 3,81 persen (year on
year) dan Indeks yang diterima petani pada September 2022 meningkat 8,14 persen
jika dibandingkan September 2021, yaitu dari 104,13 menjadi 112,61. Kondisi ini
menggambarkan peningkatan daya beli petani.
5. Produksi padi hasil KSA pada September 2022 meningkat jika dibandingkan September
2021. Demikian halnya dengan harga Gabah Kering Panen (GKP) dan Gabah Kering Giling
(GKG) menunjukkan adanya peningkatan pada periode yang sama.
6. Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) periode Agustus 2021 ke Agustus 2022 turun dari
9,82 persen menjadi 8,31 persen. Proporsi pekerja penuh juga mengalami peningkatan
dari 69,41 persen menjadi 73,88 persen pada periode yang sama.
7. Rata-rata upah buruh/karyawan/pegawai, rata-rata upah/pendapatan pekerja informal,
dan rata-rata upah pekerja bebas pertanian  kondisi Agustus 2022 dibandingkan Agustus
2021 (year on year) mengalami peningkatan.

Profil Kemiskinan di Jawa Barat September 2022


BRS No. 06/01/32/Th. XXV, 16 Januarii 2023 9
8. Bantuan subsidi upah buruh bagi pekerja yang berpenghasilan kurang dari Rp3.500.000
per bulan sebesar Rp600.000.
9. Kenaikan harga BBM pada 3 September 2022, berdampak pada peningkatan harga-harga
komoditi di bulan September 2022. Inflasi umum pada September 2022 sebesar 6,12
persen (year on year). Adapun inflasi kelompok komoditi makanan, minuman dan tembakau
mencapai 9,27 persen (year on year).

6. Penjelasan Teknis dan Sumber Data


1. Untuk mengukur kemiskinan, BPS menggunakan konsep kemampuan memenuhi
kebutuhan dasar (basic needs approach). Dengan pendekatan ini, kemiskinan dipandang
sebagai ketidakmampuan dari sisi ekonomi untuk memenuhi kebutuhan dasar makanan
dan non makanan yang diukur menurut Garis Kemiskinan.
2. Garis Kemiskinan (GK) terdiri dari dua komponen, yaitu Garis Kemiskinan Makanan (GKM)
dan Garis Kemiskinan Non Makanan (GKNM). Penghitungan Garis Kemiskinan dilakukan
secara terpisah untuk daerah perkotaan dan perdesaan.
3. Garis Kemiskinan Makanan (GKM) merupakan nilai pengeluaran kebutuhan minimum
makanan yang disetarakan dengan 2100 kilo kalori per kapita per hari. Paket komoditi
kebutuhan dasar makanan diwakili oleh 52 jenis komoditi (padi-padian, umbi-umbian,
ikan, daging, telur dan susu, sayuran, kacang-kacangan, buah-buahan, minyak dan lemak,
dan lain-lain).
4. Garis Kemiskinan Non Makanan (GKNM) adalah kebutuhan minimum untuk perumahan,
sandang, pendidikan, dan kesehatan. Paket komoditi kebutuhan dasar nonmakanan
diwakili oleh 51 jenis komoditi di perkotaan dan 47 jenis komoditi di perdesaan.
5. Garis Kemiskinan per rumah tangga dihitung dari garis kemiskinan per kapita dikalikan
dengan rata-rata banyaknya anggota rumah tangga pada rumah tangga miskin.
6. Penduduk miskin adalah penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran per kapita per
bulan di bawah Garis Kemiskinan.
7. Sumber data utama yang dipakai untuk menghitung tingkat kemiskinan September 2022
adalah data Susenas bulan September 2022.

10 Profil Kemiskinan di Jawa Barat September 2022


BRS No. 06/01/32/Th. XXV, 16 Januarii 2023
Gambar 2 Infografis Profil Kemiskinan di Jawa Barat, September 2022

Profil Kemiskinan di Jawa Barat September 2022


BRS No. 06/01/32/Th. XXV, 16 Januarii 2023 11
Untuk informasi lebih lanjut silakan hubungi: Konten Berita Resmi Statistik
dilindungi oleh Undang-Undang,
Isti Larasati Widiastuty, S.ST, M.P. hak cipta melekat pada Badan
Pusat Statistik. Dilarang
mengumumkan, mendistribusikan,
Ketua Tim Fungsi Statistik Sosial
mengomunikasikan, dan/atau
BPS Provinsi Jawa Barat
menggandakan sebagian atau
(022) 7272595 seluruh isi tulisan ini untuk tujuan
isti@bps.go.id komersial tanpa izin tertulis dari
Badan Pusat Statistik.
Untuk layanan perpustakaan, penjualan data mikro, publikasi
elektronik, publikasi cetakan, dan peta digital wilayah kerja statistik
sesuai peraturan yang berlaku maupun konsultasi statistik dapat
menghubungi Pelayanan Statistik Terpadu (PST) di pst.bps.go.id

BADAN PUSAT STATISTIK


PROVINSI JAWA BARAT
Jl. PHH Mustofa No. 43 Bandung, 40124, Telp : (022) 7272595
Homepage : https://jabar.bps.go.id/
E-mail : bps3200@bps.go.id

Anda mungkin juga menyukai