Anda di halaman 1dari 12

BADAN PUSAT STATISTIK

PROVINSI JAWA TENGAH

No. 06/01/33/Th. XVI, 17 Januari 2022

Kemiskinan
Provinsi Jawa Tengah
September 2021
„ Persentase Penduduk Miskin September 2021 turun 0,54 persen poin,
menjadi 11,25 persen dibanding Maret 2021 yang sebesar 11,79 persen.

BADAN PUSAT STATISTIK


PROVINSI JAWA TENGAH
Kemiskinan Provinsi Jawa Tengah
September 2021
„ Persentase penduduk miskin pada September 2021 sebesar 11,25 persen, menurun
0,54 persen poin dibanding Maret 2021 dan turun 0,59 persen poin dibanding
September 2020.
„ Jumlah penduduk miskin pada September 2021 sebanyak 3,93 juta orang, menurun
175,74 ribu orang dibanding Maret 2021 dan turun 185,92 ribu orang dibanding
September 2020.
„ Persentase penduduk miskin perkotaan pada Maret 2021 sebesar 10,58 persen,
turun menjadi 10,16 persen pada September 2021. Sementara persentase
penduduk miskin perdesaan pada Maret 2021 sebesar 13,07 persen, turun menjadi
12,44 persen pada September 2021.
„ Dibanding Maret 2021, jumlah penduduk miskin September 2021 perkotaan
turun sebanyak 61,24 ribu orang (dari 1,91 juta orang pada Maret 2021 menjadi
1,85 juta orang pada September 2021). Sementara itu, pada periode yang sama
jumlah penduduk miskin perdesaan turun sebanyak 114,51 ribu orang (dari 2,20
juta orang pada Maret 2021 menjadi 2,09 juta orang pada September 2021).
„ Garis Kemiskinan pada September 2021 tercatat sebesar Rp 423.264,00/kapita/
bulan dengan komposisi Garis Kemiskinan Makanan sebesar Rp 317.519,00/
kapita/bulan (75,02 persen) dan Garis Kemiskinan Bukan Makanan sebesar
Rp 105.745,00/kapita/bulan (24,98 persen).
„ Pada September 2021, secara rata-rata rumah tangga miskin di Provinsi Jawa
Tengah memiliki 4,21 orang anggota rumah tangga. Dengan demikian, besarnya
Garis Kemiskinan per rumah tangga miskin secara rata-rata adalah sebesar
Rp 1.781.941,00/rumah tangga miskin/bulan.

2 Kemiskinan Provinsi Jawa Tengah September 2021


BRS No. 06/01/33/Th. XVI, 17 Januari 2022
1. Perkembangan Tingkat Kemiskinan Maret 2011 - September 2021
Secara umum, pada periode Maret 2011 - September 2021, tingkat kemiskinan di Provinsi
Jawa Tengah mengalami penurunan, baik dari sisi jumlah maupun persentase, perkecualian
pada September 2011, Maret 2014, Maret 2015, Maret 2020 dan September 2020.
Perkembangan tingkat kemiskinan Maret 2011 sampai dengan September 2021 disajikan
pada Gambar 1.

16,20
15,72
15,34
14,98
14,56 14,44 14,46
13,58 13,58 13,32 13,27 13,19 13,01
12,23
11,84 11,79
11,32 11,19 11,41 11,25
10,80 10,58

5,14 5,32 5,05 4,95 4,83 4,81 4,84 4,56 4,58 4,51 4,51 4,49 4,45 4,20 3,90 3,87 3,98 4,12 4,11 3,93
3,74 3,68

Maret Sept Maret Sept Maret Sept Maret Sept Maret Sept Maret Sept Maret Sept Maret Sept Maret Sept Maret Sept Maret Sept
2011 2011 2012 2012 2013 2013 2014 2014 2015 2015 2016 2016 2017 2017 2018 2018 2019 2019 2020 2020 2021 2021

% Penduduk Miskin Jumlah Penduduk Miskin (juta orang)

Sumber: Diolah dari data Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas)

Gambar 1 Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin, Maret 2011 - September 2021

2. Perkembangan Tingkat Kemiskinan September 2020 - September 2021


Jumlah penduduk miskin di Provinsi Jawa Tengah pada September 2021 mencapai 3,93 juta
orang. Dibandingkan Maret 2021, jumlah penduduk miskin menurun 175,74 ribu orang.
Sementara jika dibandingkan dengan September 2020, jumlah penduduk miskin juga menurun
sebanyak 185,92 ribu orang. Persentase penduduk miskin pada September 2021 tercatat
sebesar 11,25 persen, menurun 0,54 persen poin terhadap Maret 2021 dan juga menurun
0,59 persen poin terhadap September 2020.
Berdasarkan daerah tempat tinggal, pada periode Maret 2021 - September 2021, jumlah
penduduk miskin perkotaan turun sebesar 61,24 ribu orang, sedangkan di perdesaan turun
sebesar 114,51 ribu orang. Persentase kemiskinan di perkotaan turun dari 10,58 persen
menjadi 10,16 persen. Sementara itu, di perdesaan turun dari 13,07 persen menjadi 12,44.

Kemiskinan Provinsi Jawa Tengah September 2021


BRS No. 06/01/33/Th. XVI, 17 Januari 2022 3
Tabel 1 Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin Menurut Daerah, September 2020 -
September 2021

Jumlah Penduduk Miskin Persentase Penduduk


Daerah/Tahun
(ribu orang) Miskin (persen)
(1) (2) (3)

Perkotaan

September 2020 1.890,49 10,57

Maret 2021 1.908,33 10,58

September 2021 1.847,09 10,16

Perdesaan

September 2020 2.229,44 13,20

Maret 2021 2.201,43 13,07

September 2021 2.086,92 12,44

Perkotaan + Perdesaan

September 2020 4,119,93 11,84

Maret 2021 4.109,75 11,79

September 2021 3.934,01 11,25


Sumber: Diolah dari data Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas)

3. Perkembangan Garis Kemiskinan September 2020 - September 2021


Garis Kemiskinan merupakan suatu nilai pengeluaran minimum kebutuhan makanan dan
bukan makanan yang harus dipenuhi agar tidak dikategorikan miskin. Penduduk miskin
adalah penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran per kapita per bulan di bawah Garis
Kemiskinan. Tabel 2 menyajikan perkembangan Garis Kemiskinan pada September 2020
sampai dengan September 2021.
Garis Kemiskinan pada September 2021 sebesar Rp 423.264,00 per kapita per bulan.
Dibandingkan Maret 2021, Garis Kemiskinan naik sebesar 3,44 persen. Sementara jika
dibandingkan September 2020, terjadi kenaikan sebesar 6,22 persen.
Dengan memperhatikan komponen Garis Kemiskinan (GK), yang terdiri dari Garis Kemiskinan
Makanan (GKM) dan Garis Kemiskinan Bukan Makanan (GKBM), terlihat pada Tabel 3 bahwa
peranan komoditi makanan masih jauh lebih besar dibandingkan peranan komoditi bukan
makanan. Besarnya sumbangan GKM terhadap GK pada September 2021 sebesar 75,02
persen.

4 Kemiskinan Provinsi Jawa Tengah September 2021


BRS No. 06/01/33/Th. XVI, 17 Januari 2022
Tabel 2 Garis Kemiskinan dan Perkembangannya Menurut Daerah, September 2020 -
September 2021

Garis Kemiskinan (rupiah/kapita/bulan)


Tahun
Bukan
Makanan Total
Makanan
(1) (2) (3) (4)
Perkotaan

September 2020 297.510 106.941 404.451

Maret 2021 307.367 109.458 416.825

September 2021 316.590 110.509 427.099

Perubahan Sept’20 - Sep’21 (%) 6,41 3,34 5,60

Perubahan Mar’21 - Sep’21 (%) 3,00 0,96 2,46

Perdesaan

September 2020 295.899 96.317 392.216

Maret 2021 302.894 98.245 401.139

September 2021 318.487 100.578 419.064

Perubahan Sep’20 - Sep’21 (%) 7,63 4,42 6,85

Perubahan Mar’21 - Sep’21 (%) 5,15 2,37 4,47

Perkotaan + Perdesaan

September 2020 296.697 101.781 398.477

Maret 2021 305.149 104.044 409.193

September 2021 317.519 105.745 423.264

Perubahan Sep’20 - Sep’21 (%) 7,02 3,90 6,22

Perubahan Mar’21 - Sep’21 (%) 4,05 1,63 3,44

Sumber: Diolah dari data Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas)

Kemiskinan Provinsi Jawa Tengah September 2021


BRS No. 06/01/33/Th. XVI, 17 Januari 2022 5
Tabel 3 Daftar Komoditi yang Memberi Sumbangan Besar Terhadap Garis Kemiskinan
beserta Kontribusinya (persen), September 2021

Jenis Komoditi Perkotaan Jenis Komoditi Perdesaan


(1) (2) (3) (4)

Makanan 74,13 Makanan 76,00

Beras 19,61 Beras 21,25

Rokok kretek filter 9,54 Rokok kretek filter 8,86

Telur ayam ras 4,56 Telur ayam ras 4,70

Daging ayam ras 4,47 Daging ayam ras 4,04

Gula pasir 2,94 Gula pasir 2,93

Mie instan 2,61 Tempe 2,69

Tempe 2,61 Tahu 2,45

Kue basah 2,50 Mie instan 2,35

Tahu 2,47 Kue basah 2,26

Bawang merah 1,95 Bawang merah 2,05

Komoditi makanan lainnya 20,87 Komoditi makanan lainnya 22,43

Bukan Makanan 25,87 Bukan Makanan 24,00

Perumahan 6,79 Perumahan 7,96

Bensin 4,32 Bensin 3,85

Listrik 2,57 Listrik 1,80

Pendidikan 2,19 Pendidikan 1,19

Perlengkapan mandi 1,30 Perlengkapan mandi 1,15

Pajak kendaraan bermotor 0,74 Sabun cuci 0,80

Kesehatan 0,72 Kesehatan 0,79


Komoditi bukan makanan Komoditi bukan makanan
7,25 6,46
lainnya lainnya
Sumber: Diolah dari data Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas)

6 Kemiskinan Provinsi Jawa Tengah September 2021


BRS No. 06/01/33/Th. XVI, 17 Januari 2022
Pada September 2021, komoditi makanan yang memberikan sumbangan terbesar pada GK,
baik di perkotaan maupun di perdesaan, pada umumnya hampir sama. Beras masih memberi
sumbangan terbesar yakni sebesar 19,61 persen di perkotaan dan 21,25 persen di perdesaan.
Rokok kretek filter memberikan sumbangan terbesar kedua terhadap GK (9,54 persen di
perkotaan dan 8,86 persen di perdesaan). Komoditi lainnya adalah telur ayam ras (4,56 persen
di perkotaan dan 4,70 persen di perdesaan), daging ayam ras (4,47 persen di perkotaan dan
4,04 persen di perdesaan), gula pasir (2,94 persen di perkotaan dan 2,93 persen di perdesaan),
dan seterusnya.

4. Garis Kemiskinan per Rumah Tangga September 2021


Garis Kemiskinan per rumah tangga adalah gambaran besarnya nilai rata-rata rupiah minimum
yang harus dikeluarkan oleh rumah tangga untuk memenuhi kebutuhannya agar tidak
dikategorikan miskin. Secara rata-rata, Garis Kemiskinan per rumah tangga pada September
2021 adalah sebesar Rp 1.781.941,00/bulan naik sebesar 4,93 persen dibanding kondisi
Maret 2021 yang sebesar Rp 1.698.151,00/bulan.

Tabel 4 Garis Kemiskinan per Rumah Tangga Miskin, Maret 2021 - September 2021

Garis Kemiskinan
Garis Kemiskinan per Rata-rata Jumlah Rumah Tangga
Tahun Kapita Anggota Rumah Miskin
(rupiah/kapita/bulan) Tangga Miskin (rupiah/rumah
tangga/bulan)
(1) (2) (3) (4)

Maret 2021 409.193 4,15 1.698.151

September 2021 423.264 4,21 1.781.941


Perubahan Mar’21-
3,44 1,45 4,93
Sep’21 (%)
Sumber: Diolah dari data Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas)

5. Indeks Kedalaman Kemiskinan dan Keparahan Kemiskinan September 2020-


September 2021
Persoalan kemiskinan bukan hanya sekedar berapa jumlah dan persentase penduduk
miskin. Dimensi lain yang perlu diperhatikan adalah tingkat kedalaman dan keparahan dari
kemiskinan. Indeks Kedalaman Kemiskinan adalah ukuran rata-rata kesenjangan pengeluaran
masing-masing penduduk miskin terhadap Garis Kemiskinan. Indeks Keparahan Kemiskinan
memberikan gambaran mengenai penyebaran pengeluaran di antara penduduk miskin.

Kemiskinan Provinsi Jawa Tengah September 2021


BRS No. 06/01/33/Th. XVI, 17 Januari 2022 7
Pada periode Maret 2021 - September 2021, Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) dan Indeks
Keparahan Kemiskinan (P2) mengalami kenaikan. Indeks Kedalaman Kemiskinan pada
September 2021 sebesar 1,938, naik dibandingkan Maret 2021 yang sebesar 1,911. Demikian
juga dengan Indeks Keparahan Kemiskinan (P2), pada periode yang sama mengalami kenaikan
dari 0,450 menjadi 0,459 (Tabel 5).

Tabel 5 Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) dan Indeks Keparahan Kemiskinan (P2)
Menurut Daerah di Provinsi Jawa Tengah, September 2020 - September 2021

Tahun Perkotaan Perdesaan Total


(1) (2) (3) (4)

Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1)

September 2020 1,611 2,073 1,835

Maret 2021 1,684 2,154 1,911

September 2021 1,746 2,147 1,938

Indeks Keparahan Kemiskinan (P2)

September 2020 0,385 0,479 0,431

Maret 2021 0,395 0,508 0,450

September 2021 0,419 0,502 0,459


Sumber: Diolah dari data Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas)

Apabila dibandingkan berdasarkan daerah, nilai Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) dan Indeks
Keparahan Kemiskinan (P2) perdesaan lebih tinggi daripada perkotaan. Pada September
2021, nilai Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) untuk perkotaan sebesar 1,746, sedangkan
di perdesaan jauh lebih tinggi, yaitu mencapai 2,147. Demikian pula untuk nilai Indeks
Keparahan Kemiskinan (P2) di perkotaan adalah sebesar 0,419, sedangkan di perdesaan lebih
tinggi, yaitu mencapai 0,502.

6. Faktor-faktor yang Berpengaruh terhadap Tingkat Kemiskinan


Beberapa faktor yang berpengaruh terhadap tingkat kemiskinan di Provinsi Jawa Tengah
selama periode Maret 2021 - September 2021 antara lain adalah:
a. Pandemi Covid-19 yang berkelanjutan berdampak pada perubahan perilaku serta aktivitas
ekonomi penduduk sehingga memengaruhi angka kemiskinan.
b. Ekonomi Jawa Tengah triwulan III-2021 terhadap triwulan III-2020 mengalami
pertumbuhan sebesar 2,56 persen (y-on-y). Angka ini jauh meningkat dibanding capaian
triwulan III-2020 terhadap triwulan III-2019 yang terkontraksi sebesar 3,93 persen
(y-on-y).

8 Kemiskinan Provinsi Jawa Tengah September 2021


BRS No. 06/01/33/Th. XVI, 17 Januari 2022
c. Pengeluaran konsumsi rumah tangga pada triwulan III-2021 mengalami pertumbuhan
sebesar 1,84 persen (y-on-y).
d. Selama periode Maret 2021 - September 2021, mengalami deflasi sebesar 0,01 persen.
e. Periode Maret 2021 – September 2021, NTP mengalami kenaikan sebesar 1,65 poin (dari
99,30 menjadi 100,95).
f. Pada Agustus 2021, persentase pekerja setengah penganggur sebesar 7,23 persen. Terjadi
penurunan sebesar 0,35 poin dibandingkan Februari 2021 yang sebesar 7,58 persen dan
menurun 1,37 poin jika dibandingkan Agustus 2020 yang sebesar 8,60 persen.
g. Pada Agustus 2021, sebanyak 39,62 persen bekerja pada kegiatan formal, mengalami
peningkatan dibanding Februari 2021 dan Agustus 2020 yang masing-masing sebesar
38,19 persen dan 37,25 persen.

7. Penjelasan Teknis dan Sumber Data


a. Untuk mengukur kemiskinan, BPS menggunakan konsep kemampuan memenuhi
kebutuhan dasar (basic need approach). Dengan pendekatan ini, kemiskinan dipandang
sebagai ketidakmampuan dari sisi ekonomi untuk memenuhi kebutuhan dasar makanan
dan bukan makanan yang diukur menurut Garis Kemiskinan.
b. Garis Kemiskinan (GK) terdiri dari dua komponen, yaitu Garis Kemiskinan Makanan (GKM)
dan Garis Kemiskinan Bukan Makanan (GKBM). Penghitungan Garis Kemiskinan dilakukan
secara terpisah untuk daerah perkotaan dan perdesaan.
c. Garis Kemiskinan Makanan (GKM) merupakan nilai pengeluaran kebutuhan minimum
makanan yang disetarakan dengan 2.100 kkalori per kapita per hari. Paket komoditas
kebutuhan dasar makanan diwakili oleh 52 jenis komoditas (padi-padian, umbi-umbian,
ikan, daging, telur dan susu, sayuran, kacang-kacangan, buah-buahan, minyak dan lemak,
dll).
d. Garis Kemiskinan Bukan Makanan (GKBM) adalah kebutuhan minimum untuk perumahan,
sandang, pendidikan, dan kesehatan. Paket komoditas kebutuhan dasar bukan makanan
diwakili oleh 51 jenis komoditas di perkotaan dan 47 jenis komoditas di perdesaan.
e. Garis Kemiskinan per rumah tangga dihitung dari Garis Kemiskinan per kapita dikalikan
dengan rata-rata banyaknya anggota rumah tangga pada rumah tangga miskin.
f. Penduduk miskin adalah penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran per kapita per
bulan di bawah Garis Kemiskinan.
g. Sumber data utama yang dipakai untuk menghitung tingkat kemiskinan September 2021
adalah data Susenas bulan September 2021.

Kemiskinan Provinsi Jawa Tengah September 2021


BRS No. 06/01/33/Th. XVI, 17 Januari 2022 9
Berita Resmi Statistik No. 06/01/33/Th. XVI, 17 Januari 2022

Penduduk Miskin turun


4,51 jt 4,49 jt 4,45 jt
4,20 jt
(13,27%) (13,19%) (13,01%) 3,90 jt 3,87 jt 3,98 jt 4,12 jt 4,11 jt 3,93 jt
(12,23%) 3,74 jt 3,68 jt
(11,23%) (11,19%) (11,41%) (11,84%) (11,79%) (11,25%)
(10,80%) (10,58%)

Maret Sept Maret Sept Maret Sept Maret Sept Maret Sept Maret Sept

2016 2017 2018 2019 2020 2021

Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) naik


2,372
2,124 2,214 2,115
1,847 1,835 1,911 1,938
1,626 1,720
1,527 1,434
Maret
Sept Maret Sept
2016 Sept
2016 2017 2017 Maret Sept Maret
Sept Maret 2021 2021
2018 Maret Sept 2020
2018 2020
2019 2019

Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) naik


0,627 0,539 0,573 0,551 0,448 0,431 0,450 0,459
0,342 0,299 0,279 0,342

Maret Sept Maret Sept Sept


Maret Sept Maret
2016 2016 2017 2017 Sept Maret Sept Maret
2018 2020 2021 2021
2018 2019 2019 2020

BADAN PUSAT STATISTIK


PROVINSI JAWA TENGAH

Gambar 2 Infografis Kemiskinan Provinsi Jawa Tengah, September 2021

10 Kemiskinan Provinsi Jawa Tengah September 2021


BRS No. 06/01/33/Th. XVI, 17 Januari 2022
Kemiskinan Provinsi Jawa Tengah September 2021
BRS No. 06/01/33/Th. XVI, 17 Januari 2022 11
Konten Berita Resmi Statistik
Untuk informasi lebih lanjut silakan hubungi: dilindungi oleh Undang-Undang,
hak cipta melekat pada Badan
Muh Saichudin, S.Si, M.Si Pusat Statistik. Dilarang
mengumumkan, mendistribusikan,
Koordinator Fungsi Statistik Sosial
mengomunikasikan, dan/atau
BPS Provinsi Jawa Tengah
menggandakan sebagian atau
(024) 8412802 seluruh isi tulisan ini untuk tujuan
komersial tanpa izin tertulis dari
jateng@bps.go.id
Badan Pusat Statistik.

BADAN PUSAT STATISTIK


PROVINSI JAWA TENGAH
Jl.Pahlawan No. 6 Semarang 50241
Telp. 024 - 8412802, 8412804, 8412805 Fax. 024 - 8311195
Homepage : http://jateng.bps.go.id E-mail : jateng@bps.go.id

Anda mungkin juga menyukai