Anda di halaman 1dari 12

No. 50/07/18/Th.

XVIII, 17 Juli 2023

Profil Kemiskinan
di Lampung Maret
2023
„ Persentase Penduduk Miskin di Lampung Maret 2023
turun menjadi 11,11 persen
„ Persentase penduduk miskin pada Maret 2023 sebesar 11,11 persen, menurun 0,33
persen poin terhadap September 2022 dan menurun 0,46 persen poin terhadap Maret
2022.
„ Jumlah penduduk miskin (penduduk dengan pengeluaran per kapita di bawah
Garis Kemiskinan) pada Maret 2023 sebesar 970,67 ribu orang, kondisi ini lebih baik
dibandingkan kondisi pada Bulan September 2022 yang mencapai 995,59 ribu, turun
24,92 ribu orang. Jumlah penduduk miskin turun 31,74 ribu orang terhadap Maret
2022 sebesar 1002,41 ribu orang
„ Persentase penduduk miskin perkotaan pada September 2022 sebesar 8,34 persen,
turun menjadi 8,02 persen pada Maret 2023 atau sebesar 0,32 poin. Sementara
persentase penduduk miskin perdesaan pada September 2022 sebesar 12,96 persen,
turun menjadi 12,65 persen pada Maret 2023 atau sebesar 0,31 poin.
„ Dibanding September 2022, jumlah penduduk miskin Maret 2023 perkotaan turun
sebanyak 6,2 ribu orang (dari 239,11 ribu orang pada September 2022 menjadi
232,96 ribu orang pada Maret 2023). Sementara itu, pada periode yang sama jumlah
penduduk miskin perdesaan turun sebanyak 18,8 ribu orang (dari 756,48 ribu orang
pada September 2022 menjadi 737,71 ribu orang pada Maret 2023).
„ Garis Kemiskinan pada Maret 2023 tercatat sebesar Rp559.011,- per kapita per bulan
dengan komposisi Garis Kemiskinan daerah Perkotaan sebesar Rp610.614,- per kapita
per bulan dan Garis Kemiskinan Bukan Makanan daerah Perdesaan sebesar Rp534.575,-
per kapita per bulan.
„ Gini Rasio Maret 2023 adalah sebesar 0,324. Angka ini mengalami peningkatan dari
kondisi September 2022 sebesar 0,313. Ketimpangan di Provinsi Lampung termasuk
kategori ketimpangan moderat.

2
Profil Kemiskinan di Lampung Maret 2023
BRS No. 50/07/18/Th. XVIII, 17 Juli 2023
1. Perkembangan Tingkat Kemiskinan, Maret 2015–Maret 2023
Secara umum, pada periode Maret 2015–Maret 2023, tingkat kemiskinan di Provinsi Lampung
mengalami penurunan, baik dari sisi jumlah maupun persentase, pengecualian pada Maret 2015
dan Maret 2021. Kenaikan jumlah dan persentase penduduk miskin pada periode Maret 2015
dipicu oleh kenaikan harga barang kebutuhan pokok sebagai akibat dari kenaikan harga bahan
bakar minyak. Sementara itu, kenaikan jumlah dan persentase penduduk miskin pada periode
Maret 2021 disebabkan oleh dampak pandemi Covid-19 yang melanda dunia dan kenaikan harga
barang kebutuhan pokok. Perkembangan tingkat kemiskinan Maret 2015 sampai dengan Maret
2023 disajikan pada Gambar 1.

Gambar 1 Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin, Maret 2015–Maret 2023

Jumlah penduduk miskin di Lampung pada Maret 2023 mencapai 970,67 ribu orang. Dibandingkan
Maret 2022, jumlah penduduk miskin menurun 31,74 ribu orang. Sementara jika dibandingkan
dengan September 2022, jumlah penduduk miskin menurun sebanyak 24,9 ribu orang. Persentase
penduduk miskin pada Maret 2023 tercatat sebesar 11,11 persen, menurun 0,33 persen poin
terhadap September 2022 dan menurun 0,46 persen poin terhadap Maret 2022.
Berdasarkan daerah tempat tinggal, pada periode September 2022–Maret 2023, jumlah penduduk
miskin perkotaan turun sebesar 6,2 ribu orang, sedangkan di perdesaan turun sebesar 18,8 ribu
orang. Persentase kemiskinan di perkotaan turun dari 8,34 persen menjadi 8,02 persen. Sementara
itu, di perdesaan turun dari 12,96 persen menjadi 12,65 persen.

3
Profil Kemiskinan di Indonesia Maret 2023
BRS No. 50/07/18/Th. XVIII, 17 Juli 2023
Tabel 1 Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin Menurut Daerah, Maret 2022–Maret 2023

Daerah/Tahun Jumlah Penduduk Miskin (ribu orang) Persentase Penduduk Miskin

(1) (2) (3)


Perkotaan
Maret 2022 234,78 8,31
September 2022 239,11 8,34
Maret 2023 232,96 8,02
Perdesaan
Maret 2022 767,63 13,14
September 2022 756,48 12,96
Maret 2023 737,71 12,65
Total
Maret 2022 1 002,41 11,57
September 2022 995,59 11,44
Maret 2023 970,67 11,11

Sumber: Diolah dari data Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Maret 2022, September 2022, dan Maret 2023

2. Perkembangan Garis Kemiskinan di Provinsi Lampung


Garis Kemiskinan merupakan suatu nilai pengeluaran minimum kebutuhan makanan dan
nonmakanan yang harus dipenuhi agar tidak dikategorikan miskin. Penduduk miskin adalah
penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran per kapita per bulan di bawah Garis Kemiskinan.
Tabel 3 menyajikan perkembangan garis kemiskinan pada Maret 2022 sampai dengan Maret 2023.
Garis Kemiskinan pada Maret 2023 adalah sebesar Rp559.011,- per kapita per bulan. Dibandingkan
September 2022, Garis Kemiskinan naik sebesar 2,38 persen. Sementara jika dibandingkan Maret
2022, terjadi kenaikan sebesar 8,75 persen.
Garis Kemiskinan perkotaan pada Maret 2023 adalah sebesar Rp610.614,- per kapita per bulan.
Dibandingkan September 2022, Garis Kemiskinan naik sebesar 2,45 persen. Sementara jika
dibandingkan Maret 2022, terjadi kenaikan sebesar 8,95 persen.
Garis Kemiskinan perdesaan pada Maret 2023 adalah sebesar Rp158.873,- per kapita per bulan.
Dibandingkan September 2022, Garis Kemiskinan naik sebesar 1,29 persen. Sementara jika
dibandingkan Maret 2022, terjadi kenaikan sebesar 7,27 persen. Perkembangan garis kemiskinan
Lampung secara lengkap dapat dilihat pada Tabel 2.

4
Profil Kemiskinan di Lampung Maret 2023
BRS No. 50/07/18/Th. XVIII, 17 Juli 2023
Tabel 2 Perkembangan Garis Kemiskinan di Provinsi Lampung Periode Maret 2022 - Maret
2023

Garis Kemiskinan (Rp/Kapita/Bulan)


Daerah/Tahun
Makanan Bukan Makanan Total
(1) (2) (3) (4)
Perkotaan
Maret 2022 412.358 148.109 560.467
September 2022 439.148 156.844 595.992
Maret 2023 451.741 158.873 610.614
Perubahan Mar’22–Mar’23(%) 9,55 7,27 8,95
Perubahan Sep’22–Mar’23(%) 2,87 1,29 2,45

Perdesaan
Maret 2022 372.425 120.198 492.623
September 2022 392.553 130.606 523.159
Maret 2023 401.287 133.288 534.575
Perubahan Mar’22–Mar’23(%) 7,75 10,89 8,52
Perubahan Sep’22–Mar’23(%) 2,22 2,05 2,18

Total
Maret 2022 384.769 129.270 514.039
September 2022 406.732 139.260 545.992
Maret 2023 417.252 141.759 559.011
Perubahan Mar’22–Mar’23(%) 8,44 9,66 8,75
Perubahan Sep’22–Mar’23(%) 2,59 1,79 2,38

Sumber: Diolah dari data Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Maret 2022, September 2022, dan Maret 2023

5
Profil Kemiskinan di Indonesia Maret 2023
BRS No. 50/07/18/Th. XVIII, 17 Juli 2023
3. Perkembangan Garis Kemiskinan, Maret 2022–Maret 2023
Dengan memperhatikan komponen Garis Kemiskinan (GK), yang terdiri dari Garis Kemiskinan
Makanan (GKM) dan Garis Kemiskinan Bukan Makanan (GKBM), terlihat pada Tabel 3 bahwa
peranan komoditi makanan masih jauh lebih besar dibandingkan peranan komoditi bukan
makanan. Besarnya sumbangan GKM terhadap GK pada Maret 2023 sebesar 74,64 persen.
Pada Maret 2023, komoditi makanan yang memberikan sumbangan terbesar pada GK, baik di
perkotaan maupun di perdesaan, pada umumnya hampir sama. Beras masih memberi sumbangan
terbesar yakni sebesar 18,92 persen di perkotaan dan 20,86 persen di perdesaan. Rokok kretek
filter memberikan sumbangan terbesar kedua terhadap GK (13,08 persen di perkotaan dan 13,34
persen di perdesaan). Komoditi lainnya adalah telur ayam ras (4,30 persen di perkotaan dan 3,77
persen di perdesaan), tempe (2,65 persen di perkotaan dan 2,33 di perdesaan), bawang merah (2,23
persen di perkotaan dan 2,42 persen di perdesaan), cabe rawit (2,20 persen di perkotaan dan 2,87
di perdesaan), mie instan (2,54 persen di perkotaan dan 2,10 persen di perdesaan), dan roti (2,51
persen di perkotaan dan 2,16 persen di perdesaan). Komoditi bukan makanan yang memberikan
sumbangan terbesar baik pada GK perkotaan dan perdesaan adalah perumahan (7,94 persen di
perkotaan dan 7,46 persen di perdesaan), bensin (3,88 persen di perkotaan dan 4,68 persen di
pedesaan) listrik (3,02 persen di perkotaan dan 2,28 persen di perdesaan), pendidikan (2,31 persen
di perkotaan dan 1,29 persen di perdesaan), perlengkapan mandi (1,18 persen di perkotaan dan
1,08 persen di perdesaan). Untuk lebih lengkapnya dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3 Daftar Komoditi yang Memberi Sumbangan Besar terhadap Garis Kemiskinan beserta
Kontribusinya (%), Maret 2023

Jenis Komoditi Perkotaan Jenis Komoditi Perdesaan


(1) (2) (3) (4)
Makanan: 73,98 Makanan: 75,07
Beras 18,92 Beras 20,86
Rokok kretek filter 13,08 Rokok kretek filter 13,34
Telur ayam ras 4,30 Telur ayam ras 3,77
Tempe 2,65 Cabe Rawit 2,87
Mie instan 2,54 Bawang Merah 2,42
Roti 2,51 Tempe 2,33
Bawang Merah 2,23 Roti 2,16
Cabe rawit 2,20 Mie Instan 2,10
Bukan Makanan: 26,02 Bukan Makanan: 24,93
Perumahan 7,94 Perumahan 7,46
Bensin 3,88 Bensin 4,68
Listrik 3,02 Listrik 2,28
Pendidikan 2,31 Pendidikan 1,29
Perlengkapan mandi 1,18 Perlengkapan mandi 1,08

Sumber: Diolah dari data Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Maret 2023

6
Profil Kemiskinan di Lampung Maret 2023
BRS No. 50/07/18/Th. XVIII, 17 Juli 2023
4. Garis Kemiskinan per Rumah Tangga, Maret 2023
Garis kemiskinan per rumah tangga adalah gambaran besarnya nilai rata-rata rupiah minimum
yang harus dikeluarkan oleh rumah tangga untuk memenuhi kebutuhannya agar tidak
dikategorikan miskin. Garis Kemiskinan per rumah tangga diperoleh dengan cara mengalikan
banyaknya anggota rumah tangga dengan garis kemiskinan per kapita. Garis kemiskinan per
rumah tangga pada Maret 2023 adalah sebesar Rp2.621.762,- per bulan naik sebesar 9,13 persen
dibanding kondisi September 2022 sebesar Rp2.402.365,- per bulan.

Tabel 4 Garis Kemiskinan per Kapita Rumah Tangga Miskin, September 2022–Maret 2023

Garis Kemiskinan Garis Kemiskinan Rumah


Rata-rata Anggota
Tahun per Kapita (Rp/kapita/ Tangga Miskin (Rp/rumah
Rumah Tangga Miskin
bulan) tangga/bulan)

(1) (2) (3) (4)

September 2022 545.992 4,40 2.402.365

Maret 2023 559.011 4,69 2.621.762

Perubahan
September 2022–Maret 2023 2,38 6,59 9,13
(%)

Sumber: Diolah dari data Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) September 2022 dan Maret 2023

5. Indeks Kedalaman Kemiskinan dan Keparahan Kemiskinan September 2022–


Maret 2023
Persoalan kemiskinan bukan hanya sekedar berapa jumlah dan persentase penduduk miskin.
Dimensi lain yang perlu diperhatikan adalah tingkat kedalaman dan keparahan dari kemiskinan.
Indeks kedalaman kemiskinan adalah ukuran rata-rata kesenjangan pengeluaran masing-
masing penduduk miskin terhadap garis kemiskinan. Indeks keparahan kemiskinan memberikan
gambaran mengenai penyebaran pengeluaran diantara penduduk miskin.
Pada periode September 2022–Maret 2023, Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) dan Indeks
Keparahan Kemiskinan (P2) mengalami penurunan. Indeks Kedalaman Kemiskinan pada Maret
2023 sebesar 1,637, turun dibandingkan September 2022 yang sebesar 1,695. Demikian juga
dengan Indeks Keparahan Kemiskinan, pada periode yang sama mengalami penurunan dari 0,387
pada September 2022 menjadi 0,359 pada Maret 2023 (lihat Tabel 5).
Apabila dibandingkan berdasarkan daerah, nilai Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) dan Indeks
Keparahan Kemiskinan (P2) perdesaan lebih tinggi daripada perkotaan. Pada Maret 2023, nilai
Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) untuk perkotaan sebesar 1,205, sedangkan di perdesaan jauh
lebih tinggi, yaitu mencapai 1,852. Demikian pula untuk nilai Indeks Keparahan Kemiskinan (P2)
di perkotaan adalah sebesar 0,270, sedangkan di perdesaan lebih tinggi, yaitu mencapai 0,404.

7
Profil Kemiskinan di Indonesia Maret 2023
BRS No. 50/07/18/Th. XVIII, 17 Juli 2023
Tabel 5 Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) dan Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) di
Indonesia Menurut Daerah, Maret 2022–Maret 2023

Tahun Perkotaan Perdesaan Total

(1) (2) (3) (4)

Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1)


Maret 2022 1,231 2,104 1,820
September 2022 1,327 1,876 1,695
Maret 2023 1,205 1,852 1,637
Indeks Keparahan Kemiskinan (P2)
Maret 2022 0,274 0,478 0,412
September 2022 0,374 0,393 0,387
Maret 2023 0,270 0,404 0,359

Sumber: Diolah dari data Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Maret 2022, September 2022, dan Maret 2023

6. Perkembangan Rasio Gini

Rasio Gini adalah salah satu indikator yang digunakan untuk melihat ketimpangan pengeluaran
penduduk di suatu wilayah. Nilai Rasio Gini berkisar antara 0 hingga 1. Nilai Rasio Gini yang sema-
kin mendekati 1 mengindikasikan tingkat ketimpangan yang semakin tinggi. Rasio Gini bernilai 0
menunjukkan adanya pemerataan pendapatan yang sempurna. Pada Maret 2023, tingkat ketim-
pangan pengeluaran penduduk Lampung yang diukur menggunakan Rasio Gini adalah sebesar
0,324. Angka ini meningkat 0,011 poin jika dibandingkan dengan kondisi September 2022 yang
sebesar 0,313.

Rasio Gini di daerah perkotaan pada Maret 2023 tercatat sebesar 0,359; naik dibanding Rasio Gini
September 2022 yang sebesar 0,352. Rasio Gini di daerah perdesaan pada Maret 2023 tercatat
sebesar 0,287; naik dibanding Rasio Gini September 2022 sebesar 0,275. Hal ini sejalan dengan
Indeks Theil yang mengalami peningkatan 0,018 persen poin pada periode September 2022 ke
Maret 2023 yang mengindikasikan terjadinya kenaikan ketimpangan antara daerah perkotaan
dan perdesaan di Provinsi Lampung.

8
Profil Kemiskinan di Lampung Maret 2023
BRS No. 50/07/18/Th. XVIII, 17 Juli 2023
0,50

0,393 0,384
0,40
0,364 0,360 0,367 0,359
0,346 0,349 0,345 0,346 0,352
0,338 0,342 0,342 0,341
0,364
0,358 0,346
0,334 0,333 0,326 0,329 0,331 0,327 0,320
0,30 0,330 0,323 0,314 0,314 0,313 0,324
0,311 0,317
0,301 0,299 0,298 0,295 0,288 0,288
0,297 0,294 0,294 0,284 0,287
0,275

0,20

0,10

0,00
Mar 2016 Sep 2016 Mar 2017 Sep 2017 Mar 2018 Sep 2018 Mar 2019 Sep 2019 Mar 2020 Sep 2020 Mar 2021 Sep 2021 Mar 2022 Sep 2022 Mar 2023

Kota Desa Lampung

Gambar 2 Rasio Gini menurut Tipe Daerah di Provinsi Lampung, Maret 2016–Maret 2023

7. Perkembangan Distribusi Pengeluaran September 2022 - Maret 2023


Berdasarkan ukuran ketimpangan Bank Dunia, distribusi pengeluaran pada kelompok 40 persen
terbawah adalah sebesar 21,32 persen. Hal ini berarti pengeluaran penduduk pada Maret 2023
berada pada kategori tingkat ketimpangan rendah. Jika dirinci berdasarkan daerah, di daerah
perkotaan angkanya tercatat sebesar 20,02 persen yang berarti tergolong pada kategori ketim-
pangan rendah. Sementara untuk daerah perdesaan, pengeluaran pada kelompok 40 persen ter-
bawah sebesar 22,81 persen, yang juga berarti tergolong pada kategori ketimpangan rendah.

Tabel 6 Distribusi Pengeluaran World Bank, September 2022 - Maret 2023

Tahun Perkotaan Perdesaan Total

(1) (2) (3) (4)

September 2022
40 % Bawah 20,02 23,21 21,70
40 % Tengah 35,54 39,56 37,61
20 % Atas 44,44 37,24 40,69
Maret 2023
40 % Bawah 20,02 22,81 21,32
40 % Tengah 34,69 38,62 37,00
20 % Atas 45,29 38,57 41,68

Sumber: Diolah dari data Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) September 2022, dan Maret 2023

9
Profil Kemiskinan di Indonesia Maret 2023
BRS No. 50/07/18/Th. XVIII, 17 Juli 2023
8. Faktor-faktor yang Berpengaruh terhadap Tingkat Kemiskinan
Beberapa faktor yang berpengaruh terhadap tingkat kemiskinan selama periode September
2022–Maret 2023 antara lain adalah:
1. Pertumbuhan ekonomi Lampung triwulan 1 2023 (4,96) lebih baik dibandingkan pertumbuhan
ekonomi lampung triwulan 3 2022 (3,91) secara yoy.
2. Pengeluaran konsumsi rumah tangga tumbuh. Konsumsi rumah tangga triwulan 1 2023
dibandingkan triwulan 3 2022 meningkat sebesar 1,91 persen.
3. Laju inflasi menunjukkan penurunan. Inflasi pada periode September 2022 - Maret 2023 (1,19)
lebih rendah dibandingkan inflasi periode September 2021 - Maret 2022 (2,57).
4. Pada Februari 2023, tingkat pengangguran terbuka sebesar 4,18 persen. Terjadi penurunan
sebesar 0,13 persen poin dibandingkan Februari 2022. Persentase setengah penganggur
turun sebesar 0,50 persen poin dan persentase pekerja paruh waktu naik sebesar 0,86 persen
poin dibandingkan Februari 2022.
5. Bantuan sosial tetap diupayakan untuk mengurangi beban pengeluaran penduduk miskin.
Pemanfaatan bansos program PKH tahap 1 mencapai 95,3 persen. Sementara pemanfaatan
bansos sembako telah mencapai 92,7 persen. (Sumber: Kemenko PMK)
6. Tren NTP meningkat pada Maret 2023 sebesar 104,29 dibandingkan September 2022 sebesar
101,54 atau naik 2,75 persen.

9. Penjelasan Teknis dan Sumber Data


1. Untuk mengukur kemiskinan, BPS menggunakan konsep kemampuan memenuhi kebutuhan
dasar (basic needs approach). Dengan pendekatan ini, kemiskinan dipandang sebagai
ketidakmampuan dari sisi ekonomi untuk memenuhi kebutuhan dasar makanan dan bukan
makanan yang diukur menurut Garis Kemiskinan.
2. Garis Kemiskinan (GK) terdiri dari dua komponen, yaitu Garis Kemiskinan Makanan (GKM) dan
Garis Kemiskinan Bukan Makanan (GKBM). Penghitungan Garis Kemiskinan dilakukan secara
terpisah untuk daerah perkotaan dan perdesaan.
3. Garis Kemiskinan Makanan (GKM) merupakan nilai pengeluaran kebutuhan minimum makanan
yang disetarakan dengan 2100 kkalori per kapita per hari. Paket komoditas kebutuhan dasar
makanan diwakili oleh 52 jenis komoditas (padi-padian, umbi-umbian, ikan, daging, telur dan
susu, sayuran, kacang-kacangan, buah-buahan, minyak dan lemak, dll).
4. Garis Kemiskinan Bukan Makanan (GKBM) adalah kebutuhan minimum untuk perumahan,
sandang, pendidikan, dan kesehatan. Paket komoditas kebutuhan dasar nonmakanan diwakili
oleh 51 jenis komoditas di perkotaan dan 47 jenis komoditas di perdesaan.
5. Garis Kemiskinan per rumah tangga dihitung dari garis kemiskinan per kapita dikalikan dengan
rata-rata banyaknya anggota rumah tangga pada rumah tangga miskin.
6. Penduduk miskin adalah penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran per kapita per bulan
di bawah Garis Kemiskinan.
7. Sumber data utama yang dipakai untuk menghitung tingkat kemiskinan Maret 2023 adalah
data Susenas bulan Maret 2023.

10
Profil Kemiskinan di Lampung Maret 2023
BRS No. 50/07/18/Th. XVIII, 17 Juli 2023
Gambar 3 Infografis Perkembangan Kemiskinan Maret 2023

11
Profil Kemiskinan di Indonesia Maret 2023
BRS No. 50/07/18/Th. XVIII, 17 Juli 2023
Untuk informasi lebih lanjut silakan hubungi: Konten Berita Resmi Statistik
dilindungi oleh Undang-Undang,
hak cipta melekat pada Badan
Pusat Statistik. Dilarang
Febiyana Qomariyah, SST., M.M. mengumumkan, mendistribusikan,
Statistisi Ahli Madya mengomunikasikan, dan/atau
menggandakan sebagian atau
(0721) 482909, Ext. 133
seluruh isi tulisan ini untuk tujuan
febiyana.qomariyah@bps.go.id komersial tanpa izin tertulis dari
Badan Pusat Statistik.

Anda mungkin juga menyukai