Anda di halaman 1dari 12

BADAN PUSAT STATISTIK

PROVINSI DI YOGYAKARTA

No. 50/07/34/Th. XXV, 17 Juli 2023

Profil Kemiskinan
D.I. Yogyakarta
Maret 2023
„ Persentase Penduduk Miskin Maret 2023 turun
menjadi 11,04 persen
„ Persentase penduduk miskin pada Maret 2023 sebesar 11,04 persen turun
0,45 persen poin dibandingkan September 2022, dan turun 0,30 persen poin
dibandingkan Maret 2022.
„ Jumlah penduduk miskin pada Maret 2023 sebanyak 448,47 ribu orang dan turun
15,2 ribu orang terhadap September 2022. Apabila dibandingkan Maret 2022,
jumlah penduduk miskin Maret 2023 turun 6,3 ribu orang.
„ Persentase penduduk miskin perkotaan pada Maret 2023 sebesar 10,27 persen
dan turun 0,37 persen poin dibandingkan September 2022. Penduduk miskin
perdesaan pada Maret 2023 sebesar 13,36 persen dan turun 0,64 persen poin
dibandingkan September 2022.
„ Jumlah penduduk miskin di perkotaan pada Maret 2023 sebanyak 312,83 ribu
orang, turun sebanyak 8,2 ribu orang dibandingkan September 2022. Sementara
itu, jumlah penduduk miskin perdesaan pada Maret 2023 sebanyak 135,63 ribu
orang atau mengalami penurunan 6,9 ribu orang dibandingkan September 2022.
„ Garis Kemiskinan pada Maret 2023 tercatat sebesar Rp573.022,00/kapita/bulan
dengan komposisi Garis Kemiskinan Makanan sebesar Rp414.480,00 (72,33
persen) dan Garis Kemiskinan Bukan Makanan sebesar Rp158.542,00 (27,67
persen).
„ Pada Maret 2023, secara rata-rata rumah tangga miskin di D.I. Yogyakarta memiliki
4,32 orang anggota rumah tangga. Apabila ditinjau secara rumah tangga, maka
Garis Kemiskinan rumah tangga mencapai Rp2.475.455,00/rumah tangga/bulan.

2 Profil Kemiskinan D.I. Yogyakarta Maret 2023


No. 50/07/34/Th. XXV, 17 Juli 2023
1. Perkembangan Tingkat Kemiskinan di D.I. Yogyakarta, Maret 2016 - Maret
2023

Secara umum, pada periode Maret 2016 – Maret 2023, tingkat kemiskinan di Daerah
Istimewa (D.I.) Yogyakarta menunjukkan kecenderungan yang menurun, baik dari sisi jumlah
maupun persentase. Namun demikian, terdapat beberapa fluktuasi peningkatan kemiskinan.
Pada Maret 2020, September 2020, dan Maret 2021 terjadi peningkatan kemiskinan yang
diantaranya disebabkan wabah Covid-19. Pada bulan September 2021 dan Maret 2022
terjadi tren penurunan tingkat kemiskinan. Namun, pada September 2022 kemiskinan kembali
mengalami kenaikan. Sedangkan pada Maret 2023 kemiskinan kembali mengalami penurunan.
Perkembangan tingkat kemiskinan Maret 2016 sampai dengan Maret 2023 disajikan pada
Gambar 1.

16,00

500,00

15,00

14,00

450,00

13,00

400,00

12,00

11,00

350,00

10,00

300,00 9,00

Maret Sept Maret Sept Maret Sept Maret Sept Maret Sept Maret Sept Maret Sept Maret
2016 2016 2017 2017 2018 2018 2019 2019 2020 2020 2021 2021 2022 2022 2023
Penduduk Miskin (Ribu) Persentase (P0)

Gambar 1 Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin, Maret 2016–Maret 2023

Jumlah penduduk miskin di D.I. Yogyakarta pada Maret 2016 mencapai 494,94 ribu orang.
Sampai dengan September 2019, jumlah penduduk miskin telah berkurang sebanyak 54,05
ribu orang. Namun dengan adanya wabah Covid-19, jumlah penduduk miskin meningkat
kembali menjadi 475,72 ribu orang pada Maret 2020. Selanjutnya, jumlah penduduk miskin
kembali meningkat sampai dengan Maret 2021. Penduduk miskin pada periode ini tercatat
sebanyak 506,45 ribu orang.
Pada Maret 2023, jumlah penduduk miskin mengalami penurunan jika dibandingkan
September 2022. Jumlah penduduk miskin pada Maret 2023 adalah sebanyak 448,47 ribu
orang. Jika dibandingkan dengan September 2022, terjadi penurunan penduduk miskin
sebanyak 15,2 ribu orang.

Profil Kemiskinan D.I. Yogyakarta Maret 2023


No. 50/07/34/Th. XXV, 17 Juli 2023 3
2. Perkembangan Tingkat Kemiskinan Menurut Wilayah di D.I. Yogyakarta,
Maret 2022 – Maret 2023
Jumlah penduduk miskin secara absolut di D.I. Yogyakarta paling banyak terdapat di daerah
perkotaan. Berdasarkan hasil Susenas Maret 2023, jumlah penduduk miskin di wilayah
perkotaan D.I. Yogyakarta tercatat sebanyak 312,83 ribu orang. Jumlah ini lebih dari dua kali
lipat jumlah penduduk miskin di daerah perdesaan yang banyaknya 135,63 ribu orang.
Sementara itu, secara persentase, penduduk miskin di perdesaan lebih banyak dibandingkan
di perkotaan. Pada Maret 2023, persentase penduduk miskin di perdesaan tercatat sebanyak
13,36 persen. Dengan demikian, secara rata-rata terdapat sekitar 13 hingga 14 penduduk
miskin diantara 100 orang penduduk yang ada di perdesaan. Sementara itu, pada waktu yang
sama, persentase penduduk miskin di perkotaan adalah sebesar 10,27 persen.
Selama periode Maret 2022 – Maret 2023, tingkat kemiskinan di wilayah perkotaan dan
perdesaan menunjukkan kecenderungan yang menurun. Pada periode tersebut, jumlah
penduduk miskin di perkotaan D.I. Yogyakarta turun sebanyak 2,6 ribu orang. Sementara
itu, jumlah penduduk miskin di perdesaan turun sebanyak 3,7 ribu orang. Dengan demikian,
dalam setahun terakhir, jumlah penduduk miskin D.I. Yogyakarta berkurang sebanyak 6,3
ribu orang.
Pada periode yang sama, persentase penduduk miskin perkotaan turun sebanyak 0,29 persen
poin. Adapun persentase penduduk miskin perdesaan turun sebanyak 0,29 persen poin. Dalam
setahun terakhir persentase kemiskinan D.I. Yogyakarta turun sebanyak 0,30 persen poin.

Tabel 1 Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin Menurut Daerah, Maret 2022 –
Maret 2023

Daerah/Tahun Jumlah Penduduk Miskin (ribu orang) Persentase Penduduk Miskin

(1) (2) (3)


Perkotaan
Maret 2022 315,46 10,56
September 2022 321,07 10,64
Maret 2023 312,83 10,27
Perdesaan
Maret 2022 139,30 13,65
September 2022 142,57 14,00
Maret 2023 135,63 13,36
Total
Maret 2022 454,76 11,34
September 2022 463,63 11,49
Maret 2023 448,47 11,04

Sumber: Diolah dari data Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Maret 2022, September 2022, dan Maret 2023

4 Profil Kemiskinan D.I. Yogyakarta Maret 2023


No. 50/07/34/Th. XXV, 17 Juli 2023
3. Perkembangan Garis Kemiskinan D.I. Yogyakarta, Maret 2022 – Maret
2023
Garis Kemiskinan merupakan suatu nilai pengeluaran minimum kebutuhan makanan dan
bukan makanan yang harus dipenuhi agar tidak dikategorikan miskin. Penduduk miskin
adalah penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran per kapita per bulan di bawah Garis
Kemiskinan. Tabel 2 menyajikan perkembangan garis kemiskinan pada Maret 2022 sampai
dengan Maret 2023.
Tabel 2 Garis Kemiskinan Menurut Wilayah di D.I. Yogyakarta, Maret 2022 - Maret
2023

Garis Kemiskinan (Rp/Kapita/Bulan)


Daerah/Tahun
Makanan Bukan Makanan Total
(1) (2) (3) (4)
Perkotaan
Maret 2022 392.290 151.531 543.821
September 2022 412.821 161.094 573.915
Maret 2023 431.962 166.963 598.925
Perubahan Mar’22–Mar’23(%) 10,11 10,18 10,13
Perubahan Sep’22–Mar’23(%) 4,64 3,64 4,36

Perdesaan
Maret 2022 338.551 117.032 455.583
September 2022 352.689 128.078 480.767
Maret 2023 366.712 133.230 499.942
Perubahan Mar’22–Mar’23(%) 8,32 13,84 9,74
Perubahan Sep’22–Mar’23(%) 3,98 4,02 3,99

Total
Maret 2022 378.902 142.770 521.673
September 2022 398.363 152.979 551.342
Maret 2023 414.480 158.542 573.022
Perubahan Mar’22–Mar’23(%) 9,39 11,05 9,84
Perubahan Sep’22–Mar’23(%) 4,05 3,64 3,93

Sumber: Diolah dari data Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Maret 2022, September 2022, dan Maret 2023

Garis Kemiskinan D.I. Yogyakarta pada Maret 2023 adalah Rp573.022,00 per kapita per
bulan. Dibandingkan Maret 2022, Garis Kemiskinan naik sebesar 9,84 persen. Sementara jika
dibandingkan September 2022, terjadi kenaikan sebesar 3,93 persen.
Pada Maret 2023, garis kemiskinan di daerah perkotaan tercatat sebesar Rp598.925,00 per
kapita per bulan. Sementara itu, garis kemiskinan di perdesaan sebesar Rp499.942,00 per

Profil Kemiskinan D.I. Yogyakarta Maret 2023


No. 50/07/34/Th. XXV, 17 Juli 2023 5
kapita per bulan. Pada periode Maret 2022 – Maret 2023 laju peningkatan garis kemiskinan di
perkotaan lebih tinggi daripada di perdesaan. Garis kemiskinan perkotaan meningkat sebesar
10,13 persen, dari Rp543.821,00 per kapita per bulan menjadi Rp598.925,00 per kapita
per bulan. Sementara itu, garis kemiskinan perdesaan meningkat sebesar 9,74 persen, dari
Rp455.583,00 per kapita per bulan menjadi Rp499.942,00 per kapita per bulan. Sedangkan
pada periode September 2022 - Maret 2023, besaran laju peningkatan garis kemiskinan di
perkotaan sebesar 4,36 persen dan di perdesaan sebesar 3,99 persen.
Dengan memperhatikan komponen Garis Kemiskinan (GK), yang terdiri dari Garis Kemiskinan
Makanan (GKM) dan Garis Kemiskinan Bukan Makanan (GKBM), terlihat bahwa peranan
komoditi makanan masih jauh lebih besar dibandingkan peranan komoditi bukan makanan.
Besarnya sumbangan GKM terhadap GK pada Maret 2023 sebesar 72,12 persen.

Tabel 3 Daftar Sepuluh Komoditi yang Memberi Sumbangan Terbesar terhadap Garis
Kemiskinan D.I. Yogyakarta beserta Kontribusinya (%), Maret 2023

Jenis Komoditi Perkotaan Jenis Komoditi Perdesaan


(1) (2) (3) (4)
Makanan: 72,12 Makanan: 73,35
Beras 18,62 Beras 22,81
Rokok kretek filter 7,91 Rokok kretek filter 5,87
Daging ayam ras 5,67 Daging ayam ras 4,46
Telur ayam ras 4,30 Telur ayam ras 3,88
Kue basah 2,89 Tempe 3,15
Tempe 2,66 Kue basah 2,45
Mie instan 2,52 Bawang merah 2,38
Gula pasir 2,24 Tahu 2,38
Bawang merah 2,18 Gula pasir 2,19
Tahu 1,99 Mie instan 2,07

Bukan Makanan: 27,88 Bukan Makanan: 26,65


Perumahan 8,53 Perumahan 9,28
Bensin 6,36 Bensin 5,48
Listrik 2,44 Listrik 1,51
Pendidikan 2,01 Pendidikan 1,17
Perlengkapan mandi 1,12 Perlengkapan mandi 1,15
Kesehatan 1,12 Kayu bakar 0,93
Pajak kendaraan bermotor 0,75 Perawatan kulit, muka, kuku, tambut 0,77
Perawatan kulit, muka, kuku, tambut 0,57 Sabun cuci 0,72
Pakaian jadi perempuan dewasa 0,45 Pajak kendaraan bermotor 0,68
Kayu bakar 0,43 Air 0,62

Sumber: Diolah dari data Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Maret 2023

6 Profil Kemiskinan D.I. Yogyakarta Maret 2023


No. 50/07/34/Th. XXV, 17 Juli 2023
Tabel 3 memberikan informasi mengenai sepuluh komoditas makanan dan bukan makanan
yang memberikan kontribusi terbesar terhadap GK. Baik di daerah perkotaan maupun
perdesaan, beras memberikan kontribusi terbesar bagi pembentukan GK. Kontribusi beras di
perkotaan dan perdesaan masing-masing sebesar 18,62 persen dan 22,81 persen. Kemudian,
komoditi rokok kretek filter, daging ayam ras, dan telur ayam ras memberikan kontribusi yang
cukup besar, baik di wilayah perkotaan maupun perdesaan dalam pembentukan GK. Rokok
kretek filter memberikan kontribusi sebesar 7,91 persen di perkotaan dan 5,87 persen di
perdesaan. Adapun daging ayam ras berkontribusi sebanyak 5,67 persen di perkotaan dan
4,46 persen di perdesaan. Selanjutnya, telur ayam ras memberikan sumbangan sebesar 4,30
persen di perkotaan dan 3,88 persen di perdesaan.

Kemudian untuk wilayah perkotaan, komoditas yang menyumbang GK pada posisi berikutnya
adalah kue basah (2,89 persen), tempe (2,66 persen), mie instan (2,52 persen), gula pasir (2,24
persen), bawang merah (2,18 persen), dan tahu (1,99 persen). Adapun di perdesaan, komoditas
pada posisi yang sama adalah tempe (3,15 persen), kue basah (2,45 persen), bawang merah
(2,38 persen), tahu (2,38 persen), gula pasir (2,19 persen), dan mie instan (2,07 persen).

Untuk komoditi bukan makanan, jenis komoditi perumahan, bensin, dan listrik mempunyai
andil terbesar dalam pembentukan garis kemiskinan di perkotaan dan perdesaan. Sumbangan
komoditi tersebut dalam pembentukan GK di perkotaan masing-masing adalah 8,53 persen;
6,36 persen; dan 2,44 persen. Adapun untuk GK perdesaan, sumbangan komoditas tersebut
masing-masing sebesar 9,28 persen; 5,48 persen, dan 1,51 persen.

4. Garis Kemiskinan per Rumah Tangga D.I. Yogyakarta, Maret 2023


Garis kemiskinan per rumah tangga adalah gambaran besarnya nilai rata-rata rupiah
minimum yang harus dikeluarkan oleh rumah tangga untuk memenuhi kebutuhannya agar
tidak dikategorikan miskin. Secara rata-rata, garis kemiskinan per rumah tangga pada Maret
2023 sebesar Rp2.475.455,00 per bulan, naik sebanyak 6,90 persen dibanding kondisi
September 2022 yang besarnya Rp2.315.636,00 per bulan.

Tabel 4 Garis Kemiskinan per Kapita Rumah Tangga Miskin, September 2022 - Maret
2023

Garis Kemiskinan Garis Kemiskinan Rumah


Rata-rata Anggota
Tahun per Kapita (Rp/kapita/ Tangga Miskin (Rp/rumah
Rumah Tangga Miskin
bulan) tangga/bulan)

(1) (2) (3) (4)

September 2022 551.342 4,20 2.315.636

Maret 2023 573.022 4,32 2.475.455

Perubahan
September 2022 - Maret 3,93 2,86 6,90
2023 (%)

Sumber: Diolah dari data Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) September 2022 dan Maret 2023

Profil Kemiskinan D.I. Yogyakarta Maret 2023


No. 50/07/34/Th. XXV, 17 Juli 2023 7
5. Indeks Kedalaman Kemiskinan dan Keparahan Kemiskinan D.I. Yogyakarta,
September 2022 - Maret 2023
Persoalan kemiskinan bukan hanya sekedar berapa jumlah dan persentase penduduk
miskin. Dimensi lain yang perlu diperhatikan adalah tingkat kedalaman dan keparahan dari
kemiskinan. Indeks kedalaman kemiskinan adalah ukuran rata-rata kesenjangan pengeluaran
masing-masing penduduk miskin terhadap garis kemiskinan. Indeks keparahan kemiskinan
memberikan gambaran mengenai penyebaran pengeluaran diantara penduduk miskin.
Dalam kurun waktu satu tahun terakhir nilai indeks P1 D.I. Yogyakarta terlihat mengalami
penurunan. Pada Maret 2022, indeks P1 tercatat sebesar 2,014. Kemudian, pada September
2022, indeks P1 mengalami penurunan menjadi 1,526. Pada Maret 2023, indeks P1 sedikit
mengalami kenaikan menjadi sebesar 1,717. Penurunan indeks P1 selama satu tahun terakhir
ini memberikan sinyal yang baik bagi program pengentasan kemiskinan karena memberikan
gambaran bahwa rata-rata pengeluaran penduduk miskin mulai bergerak mendekati garis
kemiskinan.
Apabila dibandingkan antara wilayah perdesaan dan perkotaan, terlihat bahwa indeks
kedalaman kemiskinan baik di perkotaan maupun di perdesaan menunjukkan kecenderungan
menurun. Namun demikian, nilai indeks P1 di perdesaan lebih besar daripada perkotaan. Hal
ini menunjukkan bahwa tingkat kedalaman kemiskinan di perdesaan lebih buruk daripada di
perkotaan
Sejalan dengan indeks P1 yang mulai memperlihatkan kecenderungan menurun, indeks P2 juga
menunjukkan adanya kecenderungan menurun pada rentang waktu yang sama. Pada Maret
2022 indeks P2 tercatat sebesar 0,508. Satu semester kemudian, pada September 2022, indeks
P2 mengalami penurunan yang cukup signifikan menjadi 0,282. Selanjutnya pada Maret 2023,
nilai indeks P2 sedikit mengalami kenaikan menjadi 0,382. Penurunan indeks P2 selama satu
tahun terakhir ini sinyal yang baik bagi program pengentasan kemiskinan karena memberikan
gambaran bahwa kesenjangan pengeluaran diantara penduduk miskin semakin berkurang.

Tabel 5 Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) dan Indeks Keparahan Kemiskinan (P2)
D.I. Yogyakarta Indonesia Menurut Daerah, Maret 2022 - Maret 2023

Tahun Perkotaan Perdesaan Total

(1) (2) (3) (4)

Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1)


Maret 2022 1,933 2,253 2,014
September 2022 1,384 1,948 1,526
Maret 2023 1,621 2,006 1,717
Indeks Keparahan Kemiskinan (P2)
Maret 2022 0,484 0,579 0,508
September 2022 0,249 0,382 0,282
Maret 2023 0,373 0,411 0,382

Sumber: Diolah dari data Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Maret 2022, September 2022, dan Maret 2023

8 Profil Kemiskinan D.I. Yogyakarta Maret 2023


No. 50/07/34/Th. XXV, 17 Juli 2023
Kondisi yang sama juga terjadi di wilayah perkotaan D.I. Yogyakarta. Nilai indeks P2 perkotaan
selama setahun terakhir menunjukkan adanya kecenderungan menurun. Pada Maret 2023
indeks P2 perkotaan sebesar 0,484. Satu semester berikutnya, nilai indeks P2 mengalami
penurunan menjadi 0,249. Selanjutnya pada Maret 2023, indeks P2 sedikit mengalami
kenaikan menjadi 0,273. Walaupun mengalami kenaikan pada Maret 2023, namun nilai P1
pada Maret 2023 masih lebih rendah jika dibandingkan dengan nilai P1 Maret 2022. Secara
umum, hal ini menunjukkan bahwa tingkat kesenjangan antara penduduk miskin di perkotaan
semakin berkurang.
Di perdesaan D.I. Yogyakarta, indeks P2 menunjukkan fluktuasi dengan kecenderungan yang
menurun. Pada Maret 2022, indeks P2 perdesaan sebesar 0,579. Satu semester berikutnya
nilai indeks P2 turun menjadi 0,382. Selanjutnya pada Maret 2023, indeks P2 sedikit mengalami
kenaikan menjadi 0,382. Walaupun mengalami kenaikan pada Maret 2023, namun nilai P2
pada Maret 2023 masih lebih rendah jika dibandingkan dengan nilai P2 Maret 2022. Hal ini
menunjukkan bahwa tingkat kesenjangan antara penduduk miskin di perdesaan cenderung
semakin berkurang.

6. Faktor-faktor yang Berpengaruh terhadap Tingkat Kemiskinan


Beberapa faktor yang berpengaruh terhadap tingkat kemiskinan selama periode September
2022 - Maret 2023 antara lain adalah:
1. Pertumbuhan ekonomi D.I. Yogyakarta pada triwulan I-2023 terhadap triwulan I-2022
sebesar 5,31 persen (y-on-y). Kondisi ini menunjukkan adanya penurunan dibandingkan
dengan kondisi enam bulan sebelumnya, dimana perekonomian D.I. Yogyakarta mengalami
pertumbuhan sebesar 6,20 persen (y-on-y).
2. Inflasi selama Maret 2022 - Maret 2023 sebesar 6,11 persen. Sementara itu inflasi selama
September 2021 - September 2022 sebesar 6,81 persen.
3. Nilai Tukar Petani (NTP) pada Maret 2023 sebesar 102,14 persen, menunjukkan adanya
kenaikan sebesar 4,08 persen poin dibandingkan NTP bulan September 2022.
4. Neraca perdagangan pada Maret 2023 mengalami surplus US$ 28,3 Juta. Dimana nilai
Ekspor sebesar US$ 41,6 Juta dan nilai Impor sebesar US$ 13,3 Juta.
5. Tingkat pengangguran terbuka (TPT) pada Februari 2023 sebesar 3,58 persen menunjukkan
adanya penurunan sebesar 0,48 persen poin dibandingkan Agustus 2022. Penurunan TPT
terjadi di perkotaan sebesar 0,88 persen poin. Sebaliknya di perdesaan, TPT mengalami
kenaikan sebesar 0,69 persen poin.

7. Penjelasan Teknis dan Sumber Data


1. Untuk mengukur kemiskinan, BPS menggunakan konsep kemampuan memenuhi
kebutuhan dasar (basic needs approach). Dengan pendekatan ini, kemiskinan dipandang
sebagai ketidakmampuan dari sisi ekonomi untuk memenuhi kebutuhan dasar makanan
dan bukan makanan yang diukur menurut Garis Kemiskinan.

Profil Kemiskinan D.I. Yogyakarta Maret 2023


No. 50/07/34/Th. XXV, 17 Juli 2023 9
2. Garis Kemiskinan (GK) terdiri dari dua komponen, yaitu Garis Kemiskinan Makanan
(GKM) dan Garis Kemiskinan Bukan Makanan (GKBM). Penghitungan Garis Kemiskinan
dilakukan secara terpisah untuk daerah perkotaan dan perdesaan.
3. Garis Kemiskinan Makanan (GKM) merupakan nilai pengeluaran kebutuhan minimum
makanan yang disetarakan dengan 2100 kkalori per kapita per hari. Paket komoditas
kebutuhan dasar makanan diwakili oleh 52 jenis komoditas (padi-padian, umbi-umbian,
ikan, daging, telur dan susu, sayuran, kacang-kacangan, buah-buahan, minyak dan lemak,
dll).
4. Garis Kemiskinan Bukan Makanan (GKBM) adalah kebutuhan minimum untuk perumahan,
sandang, pendidikan, dan kesehatan. Paket komoditas kebutuhan dasar nonmakanan
diwakili oleh 51 jenis komoditas di perkotaan dan 47 jenis komoditas di perdesaan.
5. Garis Kemiskinan per rumah tangga dihitung dari garis kemiskinan per kapita dikalikan
dengan rata-rata banyaknya anggota rumah tangga pada rumah tangga miskin.
6. Penduduk miskin adalah penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran per kapita per
bulan di bawah Garis Kemiskinan.
7. Sumber data utama yang dipakai untuk menghitung tingkat kemiskinan Maret 2023 adalah
data Susenas bulan Maret 2023.

10 Profil Kemiskinan D.I. Yogyakarta Maret 2023


No. 50/07/34/Th. XXV, 17 Juli 2023
PROFIL KEMISKINAN
D.I. YOGYAKARTA, MARET 2023
Berita Resmi Statistik No. 50/07/34/Th.XXV, 17 Juli 2023

Jumlah (Ribu Orang) dan Persentase Penduduk Miskin D.I. Yogyakarta


16,00

500,00

15,00

14,00

450,00

13,00

400,00

12,00

11,00

350,00

10,00

300,00 9,00

Maret Sept Maret Sept Maret Sept Maret Sept Maret Sept Maret Sept Maret Sept Maret
2016 2016 2017 2017 2018 2018 2019 2019 2020 2020 2021 2021 2022 2022 2023

Persentase Penduduk Miskin D.I. Yogyakarta menurut Daerah


16,63
16,27 16,11 15,86
15,12
14,71 14,57 14,44
14,31
13,89 13,99 14,00
13,67 13,65 13,36

12,17 12,23
11,79 11,68 11,72 11,53
11,00 11,03 11,20
10,73 10,89 10,62 10,64
10,56
10,27
Maret Sept Maret Sept Maret Sept Maret Sept Maret Sept Maret Sept Maret Sept Maret
2016 2016 2017 2017 2018 2018 2019 2019 2020 2020 2021 2021 2022 2022 2023

Garis Kemiskinan D.I. Yogyakarta Jumlah Penduduk Miskin (Ribu Orang)


Maret 2023 Menurut Wilayah D.I. Yogyakarta

Rp573.022,00/Kapita/Bulan
atau
Rp2.475.455,00/Rumah Tangga/
Bulan
Maret 2022 Sept 2022 Maret 2023

Perkotaan Perdesaan

BADAN PUSAT STATISTIK


PROVINSI D.I. YOGYAKARTA
https://www.yogyakarta.bps.go.id

Gambar 2 Infografis Profil Kemiskinan D.I. Yogyakarta Maret 2023

Profil Kemiskinan D.I. Yogyakarta Maret 2023


No. 50/07/34/Th. XXV, 17 Juli 2023 11
Untuk informasi lebih lanjut silakan hubungi: Konten Berita Resmi Statistik
dilindungi oleh Undang-Undang,
hak cipta melekat pada Badan
Pusat Statistik. Dilarang
Ir. Herum Fajarwati M.M mengumumkan, mendistribusikan,
Kepala BPS Provinsi D.I. Yogyakarta mengomunikasikan, dan/atau
(0274) 43422345 menggandakan sebagian atau
seluruh isi tulisan ini untuk tujuan
herum@bps.go.id komersial tanpa izin tertulis dari
Badan Pusat Statistik.
Untuk layanan perpustakaan, penjualan data mikro, publikasi
elektronik, publikasi cetakan, dan peta digital wilayah kerja statistik
sesuai peraturan yang berlaku maupun konsultasi statistik dapat
menghubungi Pelayanan Statistik Terpadu (PST) di pst3400@bps.go.id

BADAN PUSAT STATISTIK


PROVINSI DI YOGYAKARTA
Jl. Brawijaya, Tamantirto, Kasihan, Bantul, 55183, Telp : (0274) 43422345
Homepage : http://www.yogyakarta.bps.go.id
E-mail : bps3400@bps.go.id

Anda mungkin juga menyukai