Maret 2020 • Persentase penduduk miskin di daerah perkotaan pada Maret 2020 adalah
sebesar 9,02 persen atau naik 0,42 poin dibandingkan September 2019
naik menjadi yang sebesar 8,60 persen. Sementara persentase penduduk miskin di
daerah perdesaan pada Maret 2020 sebesar 13,83 persen atau mengalami
12,34 persen penurunan 0,13 poin jika dibandingkan September 2019 yang sebesar 13,96
persen.
• Selama periode September 2019 - Maret 2020, jumlah penduduk miskin
di daerah perkotaan naik sebanyak 12,41 ribu orang (dari 224,69 ribu
orang pada September 2019 menjadi 237,10 ribu orang pada Maret 2020),
sementara di daerah perdesaan turun sebanyak 4,57 ribu orang (dari 816,79
ribu orang pada September 2019 menjadi 812,22 ribu orang pada Maret
2020).
• Peranan komoditi makanan terhadap Garis Kemiskinan jauh lebih besar
dibandingkan peranan komoditi bukan makanan (perumahan, sandang,
pendidikan, dan kesehatan). Sumbangan Garis Kemiskinan Makanan
terhadap Garis Kemiskinan pada Maret 2020 tercatat sebesar 75,41 persen.
Kondisi ini meningkat dibandingkan dengan kondisi September 2019 yaitu
sebesar 75,08 persen.
• Gini Ratio pada Maret 2020 adalah sebesar 0,327. Angka ini mengalami
penurunan jika dibandingkan September 2019 yang sebesar 0,331. Hal ini
menunjukkan bahwa tingkat ketimpangan di Provinsi Lampung termasuk
kategori ketimpangan rendah.
Sumber: Diolah dari data Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Maret 2019, September 2019 dan Maret 2020
Tabel 2
Garis Kemiskinan dan Perubahannya Menurut Daerah,
Maret 2019 - Maret 2020
Garis Kemiskinan (Rp/Kapita/Bulan)
Daerah/Tahun
Makanan Bukan Makanan Total
(1) (2) (3) (4)
Perkotaan
Maret 2019 335 947 127 707 463 654
September 2019 344 994 132 077 477 071
Maret 2020 364 654 136 066 500 720
Perubahan Mar’19 - Mar’20 (%) 8,54 6,54 7,99
Perubahan Sep’19 - Mar’20 (%) 5,70 3,02 4,96
Perdesaan
Maret 2019 304 512 94 425 398 937
September 2019 318 866 97 828 416 694
Maret 2020 333 219 100 624 433 843
Perubahan Mar’19 - Mar’20 (%) 9,43 6,56 8,75
Perubahan Sep’19 - Mar’20 (%) 4,50 2,86 4,12
Total
Maret 2019 313 620 104 689 418 309
September 2019 326 364 108 311 434 675
Maret 2020 342 151 111 581 453 733
Perubahan Mar’19 - Mar’20 (%) 9,10 6,58 8,47
Perubahan Sep’19 - Mar’20 (%) 4,84 3,02 4,38
Sumber: Diolah dari data Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Maret 2019, September 2019 dan Maret 2020
Selama periode September 2019 - Maret 2020, Garis Kemiskinan naik sebesar 4,38 persen, yaitu
dari Rp 434.675,- per kapita per bulan pada September 2019 menjadi Rp 453.733,- per kapita per bulan
pada Maret 2020. Sementara pada periode Maret 2019 - Maret 2020 , Garis Kemiskinan naik sebesar 8,47
persen, yaitu dari Rp 418.309,- per kapita per bulan pada Maret 2019 menjadi Rp 453.733,- per kapita per
bulan pada Maret 2020. Hal ini mengindikasikan bahwa tingkat pendapatan sebagian penduduk miskin
khususnya mereka yang berada disekitar garis kemiskinan belum mampu mengimbangi kenaikan harga
pada saat garis kemiskinan mengalami kenaikan.
Dengan memperhatikan komponen Garis Kemiskinan (GK), yang terdiri dari Garis Kemiskinan Makanan
(GKM) dan Garis Kemiskinan Bukan Makanan (GKBM), terlihat pada Tabel 3 bahwa peranan komoditi
makanan masih jauh lebih besar dibandingkan peranan komoditi bukan makanan. Besarnya sumbangan
GKM terhadap GK pada Maret 2020 sebesar 75,41 persen. Artinya kenaikan harga pada bahan makanan
di tengah masyarakat menjadi salah satu penyebab kenaikan garis kemiskinan yang terjadi di Provinsi
Lampung.
Pada Maret 2020, komoditi makanan yang memberikan sumbangan terbesar pada GK baik di
perkotaan maupun di perdesaan pada umumnya hampir sama. Beras memberi sumbangan sebesar 19,48
persen di perkotaan dan 25,99 persen di perdesaan. Rokok kretek filter memberikan sumbangan terbesar
kedua terhadap GK (15,14 persen di perkotaan dan 10,14 persen di perdesaan). Komoditi lainnya adalah
telur ayam ras (4,49 persen di perkotaan dan 4,04 persen di perdesaan), gula pasir (2,35 persen di perkotaan
dan 2,86 persen di perdesaan), tempe (2,05 persen di perkotaan dan 2,33 persen di perdesaan), bawang
merah (2,04 persen di perkotaan dan 2,40 di perdesaan), dan seterusnya. Komoditi bukan makanan yang
memberikan sumbangan terbesar baik pada GK perkotaan dan perdesaan adalah perumahan, bensin,
listrik, pendidikan dan perlengkapan mandi. Untuk lebih lengkapnya dapat dilihat pada Tabel 3.
Sumber: Diolah dari data Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Maret 2019, September 2019 dan Maret 2020
Apabila dibandingkan antara daerah perkotaan dan perdesaan, nilai Indeks Kedalaman Kemiskinan
(P1) dan Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) di daerah perdesaan lebih tinggi daripada di daerah perkotaan.
Pada September 2019, nilai Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) untuk daerah perkotaan sebesar 1,379
sedangkan di daerah perdesaan jauh lebih tinggi, yaitu mencapai 2,260. Sementara itu nilai Indeks
Keparahan Kemiskinan (P2) untuk perkotaan adalah 0,336 sedangkan di perdesaan mencapai sebesar
0,490.
Gambar 2
Perkembangan Gini Ratio, 2016 - 2020
0,50
0,393 0,384
0,40 0,364 0,360 0,367
0,338 0,346 0,349 0,345
0,364 0,358
0,333 0,346 0,331 0,327
0,30 0,330 0,334 0,317 0,326 0,329
0,311 0,297 0,301 0,299 0,298
0,294 0,294
0,20
0,10
0,00
Mar 2016 Sep 2016 Mar 2017 Sep 2017 Mar 2018 Sep 2018 Mar 2019 Sep 2019 Mar 2020
Gambar 3
Persentase Pengeluaran Kelompok Penduduk 40 Persen Terbawah,
Maret 2019 - Maret 2020
22,50
21,93 21,95
22,00 21,75
21,50
21,00 20,67
20,33
20,50 20,13
19,89
20,00
19,45
19,50
19,01
19,00
18,50
18,00
17,50
Perkotaan Perdesaan Lampung