Anda di halaman 1dari 5

Profil Kemiskinan Kabupaten Jember Tahun 2019

No. 03/01/3509/Th.XVIII, 2 Januari 2020

BERITA
RESMI
STATISTIK BADAN PUSAT STATISTIK
KABUPATEN JEMBER

PROFIL KEMISKINAN KABUPATEN JEMBER TAHUN 2019

 Persentase jumlah penduduk miskin di Kabupaten Jember


pada tahun 2019 turun sebesar 0,73 poin persen
dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Pada tahun
2018, persentase jumlah penduduk miskin sebesar 9,98
Persentase
persen dan pada tahun 2019 turun menjadi 9,25 persen.
Penduduk Miskin di  Pada periode Tahun 2018 sampai dengan Tahun 2019,
Kabupaten Jember garis kemiskinan Kabupaten Jember naik Rp. 15.511,- per
Turun 0,73 Poin kapita per bulan atau meningkat sebesar 4,78 persen, yaitu
Persen dari Rp. 324.174,- per kapita per bulan pada tahun 2018
menjadi Rp. 339.685,- per kapita per bulan.
 Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) pada tahun 2019
mengalami penurunan sebesar 0,23 poin menjadi 1,22
dibanding tahun 2018 yang sebesar 1,45.
 Sementara itu, Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) juga
mengalami penurunan yakni sebesar 0,09 poin atau turun
menjadi 0,24 pada tahun 2019.
 Penurunan kedua indeks yakni P1 dan P2 memberikan
indikasi bahwa rata-rata pengeluaran penduduk miskin
cenderung mendekati garis kemiskinan dan ketimpangan
pengeluaran antar penduduk miskin juga semakin
menyempit.

Berita Resmi Statistik Kabupaten Jember | 03/01/3509/Th.XVIII, 2 Januari 2020 1


Perkembangan Penduduk Miskin di Kabupaten Jember

Dalam kurun waktu dua tahun terakhir, yakni tahun 2018 sampai dengan 2019,
persentase jumlah penduduk miskin Kabupaten Jember mengalami penurunan sebesar 0,73
poin persen. Dari grafik 1 dapat dilihat bahwa persentase jumlah penduduk miskin Kabupaten
Jember turun dari 9,98 persen pada tahun 2018 menjadi 9,25 persen pada tahun 2019. Secara
absolut, jumlah penduduk miskin Kabupaten Jember yang semula berjumlah 243,42 ribu jiwa
pada tahun 2018 turun menjadi 226,57 ribu jiwa pada tahun 2019.

Grafik 1. Perkembangan Persentase Jumlah Penduduk Miskin di Kabupaten Jember Tahun 2010 – 2019

14,00 13,27
12,44
13,00
11,76 11,68
12,00 11,28 11,22
10,97 11,00
11,00
9,98
10,00 9,25

9,00

8,00
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019

Persentase Penduduk Miskin ( P0 )

Tabel 1. Garis Kemiskinan, Jumlah, Persentase Penduduk Miskin, Indeks Kedalaman Kemiskinan dan
Indeks Keparahan Kemiskinan Kabupaten Jember Tahun 2010 -2019

Jml
Garis
Penduduk Perubahan Indeks Indeks
Kemiskinan Persentase
dibawah Persentase Kedalaman Keparahan
Tahun (Rupiah Penduduk
Garis Penduduk Kemiskinan Kemiskinan
/kapita Miskin (P0)
Kemiskinan Miskin (%) (P1) (P2)
bulan)
(000)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

2010 202.010 311,80 13,27 2,00 0,52

2011 226.546 292,10 12,44 -0,83 1,72 0,38

2012 242.440 277,00 11,76 -0,68 1,60 0,34

2013 260.106 278,50 11,68 -0,08 1,25 0,22

2014 267.962 270,40 11,28 -0,40 1,47 0,31

2015 283.510 269,54 11,22 -0,06 1,58 0,33

2016 299.823 265,10 10,97 -0,25 1,33 0,29

2017 310.650 266,90 11,00 0,03 1,33 0,28

2018 324.174 243,42 9,98 -1,02 1,45 0,33

2019 339.685 226,57 9,25 -0,73 1,22 0,24

2 Berita Resmi Statistik Kabupaten Jember | 03/01/3509/Th.XVIII, 2 Januari 2020


Perubahan Garis Kemiskinan Tahun 2018 sampai dengan Tahun 2019

Dalam mengukur kemiskinan, BPS menggunakan konsep kemampuan memenuhi


kebutuhan dasar (basic needs approach). Dengan pendekatan ini, kemiskinan dipandang
sebagai ketidakmampuan dari sisi ekonomi untuk memenuhi kebutuhan dasar makanan dan
bukan makanan yang diukur dari sisi pengeluaran. Penduduk Miskin adalah penduduk yang
memiliki rata-rata pengeluaran perkapita perbulan di bawah garis kemiskinan.

Garis kemiskinan sendiri merupakan harga yang dibayar oleh kelompok acuan untuk
memenuhi kebutuhan pangan sebesar 2.100 kkal/kapita/hari dan kebutuhan non-pangan
esensial seperti perumahan, sandang, kesehatan, pendidikan, transportasi, dan lainnya.

Berdasarkan hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas), pada periode tahun
2018 sampai dengan tahun 2019, garis kemiskinan meningkat sebesar Rp. 15.511,- per kapita
per bulan atau meningkat sebesar 4,78 persen, yaitu dari Rp. 324.174,- per kapita per bulan
pada tahun 2018 menjadi Rp. 339.685,- per kapita per bulan.

Indeks Kedalaman Kemiskinan dan Indeks Keparahan Kemiskinan

Persoalan kemiskinan bukan hanya sekedar berapa jumlah dan persentase penduduk
miskin. Dimensi lain yang perlu diperhatikan adalah menyangkut seberapa besar jarak rata-
rata pengeluaran penduduk miskin terhadap garis kemiskinan (tingkat kedalaman) yang
disebut sebagai P1 dan keragaman pengeluaran antar penduduk miskin (P2).

Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) pada tahun 2019 mengalami penurunan sebesar
0,23 poin menjadi 1,22 dibanding tahun 2018 yang sebesar 1,45. Sementara itu, Indeks
Keparahan Kemiskinan (P2) juga mengalami penurunan yakni sebesar 0,09 poin atau turun
menjadi 0,24 pada tahun 2019.

Penurunan kedua indeks yakni P1 dan P2 memberikan indikasi bahwa rata-rata


pengeluaran penduduk miskin cenderung mendekati garis kemiskinan dan ketimpangan
pengeluaran antar penduduk miskin juga semakin menyempit.

Berita Resmi Statistik Kabupaten Jember | 03/01/3509/Th.XVIII, 2 Januari 2020 3


Penjelasan Teknis dan Sumber Data
Untuk mengukur kemiskinan, BPS menggunakan konsep kemampuan memenuhi kebutuhan
dasar (basic needs approach). Dengan pendekatan ini, kemiskinan dipandang sebagai
ketidakmampuan dari sisi ekonomi untuk memenuhi kebutuhan dasar makanan dan
bukan makanan yang diukur dari sisi pengeluaran. Dengan pendekatan ini, dapat
dihitung Headcount Index (P0), yaitu persentase penduduk miskin terhadap total
penduduk.

Metode yang digunakan adalah menghitung Garis Kemiskinan (GK), yang terdiri dari dua
komponen yaitu Garis Kemiskinan Makanan (GKM) dan Garis Kemiskinan Bukan-
Makanan (GKBM). Penghitungan Garis Kemiskinan dilakukan secara terpisah untuk
daerah perkotaan dan perdesaan. Penduduk miskin adalah penduduk yang memiliki
rata-rata pengeluaran per kapita per bulan dibawah Garis Kemiskinan.

Garis Kemiskinan Makanan (GKM) merupakan nilai pengeluaran kebutuhan minimum


makanan yang disetarakan dengan 2100 kkal per kapita perhari. Paket komoditi
kebutuhan dasar makanan diwakili oleh 52 jenis komoditi (padi-padian, umbi-umbian,
ikan, daging, telur dan susu, sayuran, kacang-kacangan, buah-buahan, minyak dan
lemak, dan lain-lain).

Garis Kemiskinan Bukan Makanan (GKBM) adalah kebutuhan minimum untuk perumahan,
sandang, pendidikan, dan kesehatan. Paket komoditi kebutuhan dasar non-makanan
diwakili oleh 51 jenis komoditi di perkotaan dan 47 jenis komoditi di perdesaan.

Indeks Kedalaman Kemiskinan/Poverty Gap Indeks (P1), merupakan ukuran rata-rata


kesenjangan pengeluaran masing-masing penduduk miskin terhadap garis kemiskinan.
Semakin tinggi nilai indeks, semakin jauh rata-rata pengeluaran penduduk dari garis
kemiskinan.

Indeks Keparahan Kemiskinan/Poverty Severity Indeks (P2), merupakan ukuran tingkat


ketimpangan pengeluaran diantara penduduk miskin. Semakin tinggi nilai indeks maka
semakin tinggi ketimpangan pengeluaran diantara penduduk miskin.

Sumber data utama yang dipakai untuk menghitung tingkat kemiskinan tahun 2019 adalah
data Susenas (Survei Sosial Ekonomi Nasional) Maret 2019.

4 Berita Resmi Statistik Kabupaten Jember | 03/01/3509/Th.XVIII, 2 Januari 2020


Diterbitkan oleh:
Badan Pusat Statistik
Kabupaten Jember Konten
[Grab your Berita
reader’s Resmi with
attention Statistik dilindungi
a great quote oleh
Jl. Cendrawasih No. 20 Undang-Undang. Hak cipta melekat pada Badan
from the document or use this space to emphasize a
Jember-Jawa Timur 68116 Pusat Statistik. Dilarang mengumumkan,
key point. To place this textmengomunikasikan,
mendistribusikan, box anywhere on the dan/atau
Emil Wahyudiono, SST., MSi page, justmenggandakan
drag it.] sebagian atau seluruh isi tulisan ini
Kepala Seksi Statistik Sosial untuk komersial tanpa izin tertulis dari Badan Pusat
Telepon : (0331) 487642- Statistik.
E-mail : bps3509@bps.go.id

Berita Resmi Statistik Kabupaten Jember | 03/01/3509/Th.XVIII, 2 Januari 2020 5

Anda mungkin juga menyukai