Berdasarkan hasil Survei KSA, realisasi luas panen padi sepanjang Januari hingga Desember
2022 mencapai sekitar 1,66 juta hektare, atau mengalami kenaikan sebesar 58,29 ribu hektare
(3,63 persen) dibandingkan 2021 yang sebesar 1,60 juta hektare. Puncak panen padi pada
2022 selaras dengan 2021 yaitu terjadi pada bulan Maret. Luas panen padi pada Maret 2022
adalah sebesar 262,76 ribu hektare, sedangkan pada Maret 2021 luas panen padi mencapai
237,49 ribu hektare (Gambar 1).
Sementara itu, luas panen padi pada Januari 2023 mencapai 84,53 ribu hektare, dan potensi
panen sepanjang Februari hingga April 2023 diperkirakan seluas 591,45 ribu hektare.
Dengan demikian, total luas panen padi pada Subround Januari−April 2023 diperkirakan
250,00
200,00
Ribu Hektar
150,00
100,00
50,00
0,00
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des
2021 69,88 94,65 237,49 201,43 134,23 130,76 213,37 118,13 105,13 116,07 93,31 89,66
2022 73,47 83,26 262,76 222,17 118,69 139,91 190,21 140,21 137,01 123,57 103,29 67,85
2023*
Keterangan: 84,53 Februari−April
* Luas panen 143,25 251,28 196,92
2023 adalah angka potensi
Gambar 1 Perkembangan Luas Panen Padi di Provinsi Jawa Barat (Ribu Hektare),
2021−2023*
Produksi padi di Provinsi Jawa Barat sepanjang Januari hingga Desember 2022 mencapai
sekitar 9,43 juta ton GKG, atau mengalami kenaikan sebanyak 320,15 ribu GKG (3,51 persen)
dibandingkan 2021 yang sebesar 9,11 juta ton GKG. Produksi padi tertinggi pada 2022 terjadi
pada bulan Maret, yaitu sebesar 1,50 juta ton GKG sementara produksi terendah terjadi pada
bulan Desember, yaitu sekitar 391,24 ribu ton GKG (Gambar 2).
1600,00
1400,00
1200,00
Ribu Ton - GKG
1000,00
800,00
600,00
400,00
200,00
0,00
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des
2021 401,50 542,94 1.340,41 1.167,48 755,06 729,86 1.167,56 641,70 615,20 682,71 545,92 523,25
2022 423,39 464,40 1.500,15 1.340,69 656,58 757,63 1.022,17 759,79 800,15 724,27 593,25 391,24
2023* 473,09 804,36 1.450,62 1.159,46
Peningkatan produksi padi yang cukup besar pada 2022 terjadi di beberapa wilayah potensi
penghasil padi seperti Kabupaten Indramayu, Kabupaten Subang, dan Kabupaten Sumedang.
Di sisi lain, beberapa kabupaten/kota mengalami penurunan produksi padi yang cukup
besar, misalnya Kabupaten Bekasi, Kabupaten Bandung, dan Kabupaten Tasikmalaya. Tiga
kabupaten/kota dengan total produksi padi (GKG) tertinggi pada 2022 adalah Kabupaten
Indramayu, Kabupaten Karawang, dan Kabupaten Subang. Sementara itu, tiga kabupaten/
kota dengan produksi padi terendah yaitu Kota Depok, Kota Bogor, dan Kota Cimahi (Gambar
3).
Berdasarkan potensi produksi padi pada awal tahun 2023, beberapa kabupaten/kota dengan
potensi produksi padi (GKG) tertinggi pada Januari hingga April 2023 adalah Kabupaten
Indramayu, Kabupaten Subang, dan Kabupaten Karawang. Sementara itu, tiga kabupaten/
kota dengan potensi produksi padi terendah pada periode yang sama yaitu Kota Depok, Kota
Bogor, dan Kota Cimahi (Gambar 4).
ϭ͘Ϯϯϰ͕ϭϯ
ϭ͘ϮϮϲ͕ϴϴ
ϭ͘Ϭϯϴ͕ϳϴ
ϮϬϮϭ
ϵϱϵ͕ϰϲ
ϮϬϮϮ
ϲϭϳ͕ϵϰ
ϲϭϭ͕ϳϳ
ϱϴϳ͕ϱϵ
ϱϲϲ͕Ϭϵ
ϱϱϱ͕ϳϱ
ϱϯϰ͕Ϯϱ
ϱϬϴ͕ϮϮ
ϰϵϰ͕ϳϬ
ϰϵϮ͕ϵϯ
ϰϲϰ͕ϳϯ
ϰϰϱ͕ϵϭ
ϰϰϯ͕ϯϮ
ϰϰϭ͕ϯϮ
ϰϯϬ͕ϵϲ
ϯϮϬ͕ϯϯ
ϯϭϬ͕ϳϮ
ϯϬϱ͕ϲϴ
Ϯϵϵ͕ϴϵ
Ϯϵϴ͕ϭϲ
Ϯϴϵ͕Ϯϭ
Ϯϴϱ͕ϭϱ
Ϯϳϳ͕ϱϴ
Ϯϳϱ͕ϴϵ
ϮϲϮ͕Ϭϰ
ϭϴϴ͕ϳϯ
ϭϲϳ͕ϴϳ
ϭϱϯ͕ϲϱ
ϭϰϴ͕ϲϳ
ϭϰϲ͕ϰϵ
ϭϰϬ͕ϬϬ
ϱϰ͕Ϯϯ
ϰϵ͕ϭϮ
ϯϱ͕ϲϮ
ϯϭ͕Ϯϳ
ϭϱ͕ϭϮ
ϭϯ͕Ϯϱ
ϳ͕ϭϵ
ϳ͕ϭϬ
Ϯ͕ϯϬ
ϭ͕ϴϳ
ϭ͕Ϯϰ
Ϭ͕ϴϲ
Ϭ͕ϰϰ
Ϭ͕ϯϰ
Ϭ͕Ϯϰ
Ϭ͕ϭϳ
Ϭ͕Ϭϳ
Ϭ͕ϭϳ
Gambar 3 Produksi Padi di Provinsi Jawa Barat Menurut Kabupaten/Kota (Ribu Ton-
GKG), 2021 dan 2022
Potensi kenaikan produksi padi yang cukup besar pada Subround Januari–April 2023
dibandingkan Subround yang sama pada 2022 terjadi di Kabupaten Subang, Kabupaten
Majalengka, dan Kabupaten Cirebon. Sementara itu, potensi penurunan produksi padi pada
Subround Januari–April 2023 yang cukup besar terjadi di Kabupaten Karawang, Kabupaten
Indramayu, dan Kota Tasikmalaya.
700,33
658,48
Jan-Apr 2022
411,17
Jan-Apr 2023*
388,38
340,83
340,54
302,79
290,23
274,26
269,44
241,73
240,02
209,88
191,29
181,64
178,31
169,17
167,88
155,88
149,90
140,58
134,73
124,48
123,53
123,09
122,84
120,94
119,92
110,98
96,11
83,01
82,44
80,95
76,77
68,58
59,95
19,94
16,56
15,79
15,05
6,45
3,88
2,42
2,21
0,85
0,87
0,39
0,33
0,10
0,16
0,04
0,04
0,00
0,02
Gambar 4 Produksi Padi di Provinsi Jawa Barat menurut Kabupaten/Kota (Ribu Ton-
GKG), Januari−April 2022 dan Januari−April 2023*
Jika produksi padi dikonversikan menjadi beras untuk konsumsi pangan penduduk, maka
produksi padi sepanjang Januari hingga Desember 2022 setara dengan 5,45 juta ton beras,
atau mengalami kenaikan sebesar 184,88 ribu ton (3,51 persen) dibandingkan 2021 yang
sebesar 5,26 juta ton. Produksi beras tertinggi pada 2022 terjadi pada bulan Maret, yaitu
900,00
800,00
700,00
600,00
Ribu Ton
500,00
400,00
300,00
200,00
100,00
0,00
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des
2021 231,86 313,54 774,06 674,20 436,03 421,48 674,24 370,57 355,27 394,25 315,26 302,17
2022 244,50 268,18 866,31 774,22 379,16 437,52 590,29 438,77 462,07 418,25 342,59 225,93
2023* 273,20 464,50 837,71 669,57
3. Penjelasan Teknis
3.1. Produksi Padi/Beras
Produksi padi diperoleh dari hasil perkalian antara luas panen (bersih) dengan produktivitas.
Luas panen tanaman padi di lahan sawah harus dikoreksi dengan besaran konversi galengan.
Sementara itu, untuk luas panen tanaman padi di lahan bukan sawah, luas galengan dianggap
tidak ada (tidak dikoreksi dengan besaran konversi galengan). Produksi beras diperoleh dari
hasil konversi produksi padi menjadi beras dengan menggunakan angka konversi gabah
ke beras dan mempertimbangkan proporsi gabah/beras yang susut/tercecer dan untuk
penggunaan nonpangan. Produksi padi dan beras dihitung pada level kabupaten/kota.
Sejak 2018, BPS menggunakan metode KSA untuk penghitungan luas panen padi. Luas panen
padi dihitung berdasarkan pengamatan yang objektif (objective measurement) menggunakan
metodologi KSA yang dikembangkan oleh BPPT dan BPS. Metodologi KSA telah mendapat
pengakuan dari LIPI. Sampai saat ini, metodologi KSA di Jawa Barat menggunakan 2.602
sampel segmen lahan berbentuk bujur sangkar berukuran 300 m x 300 m (9 hektare) dengan
lokasi yang tetap. Setiap bulan, masing-masing sampel segmen diamati secara visual di 9
(sembilan) titik dengan menggunakan HP berbasis android sehingga dapat diamati kondisi
Hasil pengamatan Survei KSA pada bulan berjalan dapat digunakan untuk mengestimasi
potensi luas panen padi selama tiga bulan ke depan. Potensi panen satu bulan ke depan
diperkirakan berdasarkan fase generatif, sedangkan potensi panen dua bulan ke depan
diperkirakan berdasarkan fase vegetatif akhir, dan potensi panen tiga bulan ke depan
diperkirakan berdasarkan fase vegetatif awal.
Sebagai catatan, angka produksi padi dan beras 2021−2022 merupakan angka tetap.
Sedangkan angka produksi padi dan beras Januari−April 2023 merupakan angka sementara
karena masih mengandung potensi luas panen (Februari−April) dan menggunakan rata-
rata produktivitas Subround I 2018−2022. Angka luas panen padi 2023 terdiri dari angka
realisasi luas panen Januari dan potensi luas panen Februari−April. Angka produktivitas yang
digunakan untuk penghitungan produksi padi bulan Januari−April 2023 merupakan angka
rata-rata produktivitas Subround Januari−April 2018-2022. Oleh karena itu, angka luas panen
dan produksi padi/beras Januari−April 2023 dapat berubah setelah diperoleh angka realisasi
luas panen hasil Survei KSA periode Februari−April dan angka realisasi produktivitas hasil
Survei Ubinan Subround I (Januari−April) 2023.
Sejak tahun 2017, penghitungan luas lahan baku sawah disempurnakan melalui verifikasi
2 (dua) tahap. Verifikasi tahap pertama menggunakan citra satelit resolusi sangat tinggi.
Pemanfaatan citra satelit dalam statistik pangan telah dibahas dalam lokakarya internasional
yang melibatkan FAO, IFPRI, Kementerian Pertanian, BPPT, MAPIN, IRRI, BPS, dan BIG di
Kantor Staf Presiden pada tanggal 27 November 2017. Citra satelit resolusi sangat tinggi yang
3.6. Angka Konversi dari Gabah Kering Panen (GKP) ke Gabah Kering Giling (GKG) dan
Angka Konversi dari GKG ke Beras
Penghitungan konversi gabah menjadi beras memerlukan angka konversi GKP ke GKG dan
angka konversi GKG ke beras. Pada 2018, BPS memperbaharui kedua angka ini dengan
melaksanakan Survei Konversi Gabah ke Beras di dua periode musim yang berbeda dengan
basis provinsi sehingga didapatkan angka konversi untuk masing-masing provinsi. Sebelumnya,
survei hanya dilakukan pada satu musim tanam dan secara nasional. Angka konversi GKP
ke GKG serta GKG ke beras hasil survei pada level provinsi digunakan dalam penghitungan
produksi padi (GKG) dan beras. Angka tersebut bervariasi antarprovinsi.
Selain itu, penghitungan produksi beras juga memperhitungkan proporsi gabah dan beras
yang susut/tercecer, serta digunakan untuk penggunaan non pangan. Pada tahun 2021,
Neraca Bahan Makanan telah diperbaharui menjadi NBM 2018−2020, sehingga produksi
beras saat ini dihitung menggunakan angka konversi berdasarkan NBM 2018−2020. Gambar
6 menyajikan alur konversi gabah hingga menjadi beras untuk pangan penduduk pada level
nasional.
SUSUT/ SUSUT/
TERCECER TERCECER
4,92% 2) 2,50% 2)
Angka Angka
BERAS
Konversi 1) 93,18% GKG Konversi 1) 96,67% UNTUK
GKP GKG a) UNTUK BERAS
PANGAN
DIOLAH b)
PENDUDUK
Keterangan: Keterangan:
a) Bentuk Produksi Padi KSA Padi (Gabah Kering Giling)
1. Survei Konversi GabahProduksi
b) Bentuk ke Beras tahun
Beras 2018
KSA Padi (Beras untuk pangan penduduk mencakup pangan rumah tangga dan non
2. Konversi yang digunakan dalam
rumah tangga, perhitungan
seperti NBM/Neraca
hotel, restoran, dan katering Bahan Makanan (Badan Ketahanan Pangan-Kementan)
Konversi susut/tercecer gabah
1) Angka konversi levelpada NBM
provinsi hasil2016−2018 Gabah ke5,40%
Survei Konversisebesar diperbaharui
Beras tahun 2018 menjadi 4,92% pada NBM 2018−2020.
Sehingga Konversi GKGyang
2) Konversi ke digunakan
GKG Untuk Diolah
dalam dari 92,70%
berubahNeraca
penghitungan menjadi
Bahan Makanan 93,18%.
(NBM) 2018-2020 (Badan Ketahanan
a) Bentuk Produksi Padi
Pangan Hasil KSA (Gabah Kering Giling)
– Kementan)
b) Bentuk Produksi Beras Hasil KSA (beras untuk pangan penduduk mencakup pangan rumah tangga dan non rumah tangga,
seperti hotel, restoran, dan katering)
Provinsi Jawa Barat 9 113 573,08 9 433 723,09 320 150,01 3,51
Provinsi Jawa Barat 5 262 925,39 5 447 806,31 184 880,92 3,51
Provinsi Jawa Barat 3 728 631,12 3 887 540,92 158 909,80 4,26
Luas Panen
Produksi Padi
Provinsi Jawa Barat 423 391,47 473 094,00 3305 239,65 3414 446,92
Keterangan: * Produksi padi Januari 2023 adalah angka sementara karena masih menggunakan rata-rata produktivitas Subround I 2018−2022
** Produksi padi Februari−April 2023 adalah angka sementara karena masih menggunakan angka potensi luas panen dan
rata-rata produktivitas Subround I 2018−2022
Produksi Beras
Provinsi Jawa Barat 244 500,99 273 203,30 1908 716,82 1971 782,00
Keterangan: * Produksi beras Januari 2023 adalah angka sementara karena masih menggunakan rata-rata produktivitas Subround I
2018−2022
** Produksi beras Februari–April 2023 adalah angka sementara karena masih menggunakan angka potensi luas panen
dan rata-rata produktivitas Subround I 2018−2022
Perkembangan Luas Panen dan Produksi Padi di Provinsi Jawa Barat Tahun 2022
9,43
0,40 0,14 0,14 0,14 0,10
0,12 0,12
0,10
0,07 0,08 0,07
Juta Ton GKG
0,00 0,00 (Gabah Kering Giling)
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des
Perbandingan Luas Panen dan Produksi Padi di Provinsi Jawa Barat, 2021 dan 2022
1,20 0,30
Naik
3,63%
0,80 0,20
Naik
0,40 0,54 1,34 1,17 0,76 0,73 1,17 0,64 0,62 0,68 0,55 0,52
0,42 0,46 1,50 1,34 0,66 0,76 1,02 0,76 0,80 0,72 0,59 0,39
3,51%
Luas Panen 2021 Luas Panen 2022
Produksi 2021 Produksi 2022
9,11 0,32 9,43
Juta Ton Juta Ton Juta Ton
GKG GKG GKG
Gambar 7 Infografis Perkembangan Luas Panen dan Produksi Padi di Provinsi Jawa Barat,
2022