NEGERI
REPUBLIK INDONESIA
MODUL
PENYUSUNAN DOKUMEN
ADMINISTRATIF PENERAPAN
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH (BLUD)
PUSKESMAS
DIREKTORAT JENDERAL
BINA KEUANGAN DAERAH
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
2019
Di Ketik Ulang oleh DINKES KAB.MUBA
Seksi Fasyankes dan Mutu
KATA PENGANTAR
MENTERI DALAM NEGERI
Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas limpahan rahmat, taufik, dan
hidayah-Nya modul Penyusunan Dokumen Administratif Penerapan Badan Layanan Umum
Daerah (BLUD) Puskesmas dapat tersusun. Dengan telah diterbitkannya Peraturan Menteri
Dalam Negeri Nomor 79 Tahun 2018 tentang Badan Layanan Umum Daerah sebagai
pengganti Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 61 Tahun 2007 tentang Pedoman Teknis
Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah, selanjutnya untuk memberikan
pedoman bagi Pemerintah Daerah dalam menyusun dokumen administratif BLUD sebagai
persyaratan utama penerapan BLUD, maka disusun modul penyusunan dokumen
administratif penerapan Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) puskesmas.
Modul ini menjelaskan mengenai proses penyusunan dokumen administratif BLUD
puskesmas yang terdiri dari dokumen tata kelola, rencana strategis, standar pelayanan
minimal dan laporan keuangan. Penyusunan modul telah melalui proses pembahasan
dengan melibatkan pemangku kepentingan terkait.
Dengan diterbitkannya modul penyusunan dokumen administratif penerapan Badan
Layanan Umum Daerah (BLUD) puskesmas, dapat menjadi pedoman bagi puskesmas dalam
menyusun dokumen administratif untuk menerapkan BLUD, sebagai upaya optimalisasi
peningkatan kinerja pelayanan, kinerja keuangan, dan manfaat bagi masyarakat.
Akhir kata, terima kasih kepada semua pihak yang turut membantu penyusunan modul ini.
Tjahjo Kumolo
Kata Pengantar i
MENTERI DALAM NEGERI
REPUBLIK INDONESIA
SURAT EDARAN
NOMOR 445/9873/SJ
TENTANG
MODUL PENYUSUNAN DOKUMEN ADMINISTRATIF
PENERAPAN BADAN LAYANAN UMUM DAERAH PUSKESMAS
Sehubungan dengan telah ditetapkannya Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 79 Tahun 2018 tentang Badan
Layanan Umun Daerah sebagai pengganti Peraturan Menteri Delam Negeri Nomor 61 Tahun 2007 tentang Pedamen Teknis
Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah, bersama ini disampaikan kepada Saudara/i sebagai berikut :
1. Kementerian Dalam Negeri melalui Direktorat Jenderal Bina Keuangan Daerah telah menerbitkan Modul
Penyusunan Dokumen Administratif Penerapan Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) Puskesmas.
2. Modul dimaksud bertujuan untuk memberikan pedoman bagi Puskesmas di Pemerintah kabupaten/kota dalam
menyusun dokumen administratif BLUD Puskesmas sebagai persyaratan utama penerapan BLUD, sehingga dapat
memberikan layanan umum secara lebih efektif, efisien, ekonomis, transparan dan bertanggungjawab dergan
memperhatikan asas keadilan, kepatutan dan manfaat sejalan dengan praktek bisnis yang sehat.
3. Terhadap Puskesmas yang telah menerapkan BLUD, dokumen administratif tersebut digunakan sebagai bahan
dalam melakukan revisi dokumen administratif penerapan BLUD Puskesmas sesuai Peraturan Menteri Dalam
Negeri Nomor 79 Tahun 2018 tentang Badan Layanan Umum Daerah.
4. Dalam rangka pelaksanaan, pembinaan dan pengawasan penyelenggaraan pemerintah daerah, Gubernur selaku
wakil pemerintah melakukan pembinaan atas implementasi BLUD Puskesmas pada kabupaten/kota di wilayahnya
sebagaimana diamanatkan dalam Pasal 373 ayat (2) Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Oaerah dan Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2017 tentan Pembinaan dan Pengawasan
Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah.
TJAHJO KUMOLO
Tembunan Yth
SURAT EDARAN
NOMOR 445/9874/SJ
TENTANG
MODUL PENYUSUNAN DOKUMEN ADMINISTRATIF
PENERAPAN BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
PUSKESMAS
Sehubungan dengan telah ditetapkannya Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 79 Tahun 2018 tentang Badan
Layanan Umun Daerah sebagai pengganti Peraturan Menteri Delam Negeri Nomor 61 Tahun 2007 tentang Pedamen Teknis
Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah, bersama ini disampaikan kepada Saudara/i sebagai berikut :
5. Kementerian Dalam Negeri melalui Direktorat Jenderal Bina Keuangan Daerah telah menerbitkan Modul
Penyusunan Dokumen Administratif Penerapan Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) Puskesmas.
6. Modul dimaksud bertujuan untuk memberikan pedoman bagi Puskesmas di Pemerintah kabupaten/kota dalam
menyusun dokumen administratif BLUD Puskesmas sebagai persyaratan utama penerapan BLUD, sehingga dapat
memberikan layanan umum secara lebih efektif, efisien, ekonomis, transparan dan bertanggungjawab dergan
memperhatikan asas keadilan, kepatutan dan manfaat sejalan dengan praktek bisnis yang sehat.
7. Terhadap Puskesmas yang telah menerapkan BLUD, dokumen administratif tersebut digunakan sebagai bahan
dalam melakukan revisi dokumen administratif penerapan BLUD Puskesmas sesuai Peraturan Menteri Dalam
Negeri Nomor 79 Tahun 2018 tentang Badan Layanan Umum Daerah.
8. Dalam rangka pelaksanaan, pembinaan dan pengawasan penyelenggaraan pemerintah daerah, Gubernur selaku
wakil pemerintah melakukan pembinaan atas implementasi BLUD Puskesmas pada kabupaten/kota di wilayahnya
sebagaimana diamanatkan dalam Pasal 373 ayat (2) Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Oaerah dan Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2017 tentan Pembinaan dan Pengawasan
Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah.
TJAHJO KUMOLO
Tembunan Yth
Pengarah :
1. Drs. Syarifuddin, MM, Direktur Jenderal Bina Keuangan Daerah
2. DR. Drs. A. Fatoni, M.Si, Sekretaris Direktorat Jenderal Bina Keuangan Daerah
3. Drs. Komedi, M.Si, Direktur BUMD, BLUD, dan Barang Milik Daerah.
Penyusun :
1. Dyah Kartika Ratri, SH, Kasubdit Badan Layanan Umum Daerah
2. R. Wisnu Saputro, SE, Kepala Seksi Wilayah I pada Subdit Badan Layanan Umum Daerah
3. Ananto Budiono, SE, MAP, Kepala Seksi Wilayah II pada Subdit Badan Layanan
Umum Daerah.
4. dr. Ganda Raja Partogi Sinaga, MKM, Kasubdit Puskesmas Direktorat
Pelayanan Kesehatan Primer Kementerian Kesehatan.
5. dr. Wing Irawati, Staf pada Subdit Puskesmas Direktorat Pelayanan Kesehatan Primer
Kementerian Kesehatan.
6. dr. Krishnajaya MS, Ketua Asosiasi Dinas Kesehatan (ADINKES) seluruh Indonesia.
7. Halik Sidik, ME, Asosiasi Dinas Kesehatan (ADINKES) seluruh Indonesia.
8. Drs. Sawidjan Gunadi, M.Kes, Asosiasi Dinas Kesehatan (ADINKES) seluruh Indonesia.
9. Eflin Denghentji Manusiwa, S.Kom, JFU pada Subdit Badan Layanan Umum Daerah.
10. Despi Malasari, S.STP, JFU pada Subdit Badan Layanan Umum Daerah.
11. DR. dr. Asih Tri Rachmi, N.MM, Staf Ahli Bidang Pembangunan Kesra dan SDM Kota
Malang.
12. dr. Ananta Kogam DK., M.Kes, Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan Dinas
Kesehatan Kabupaten Kulon Progo
13. dr. I Gusti Ngurah Gede Putra, M.Si, Kepala Puskesmas Payangan Dinas Kesehatan
Kabupaten Gianyar
14. Pujianingsih, S.KM, MKM, Kepala Sub Bagian Keuangan Dinas Kesehatab
Kabupaten Bandung.
15. dr. Rina Istarowati, Kepala Puskesmas Dinoyo, Dinas Kesehatan Kota Malang
16. dr. Luigi, M.P.H, Kepala Puskesmas Cilandak Dinas Kesehatan DKI Jakarta
17. drg. Dara Pahlarini, M.AP, Kepala Puskesmas Pademangan Dinas Kesehatan DKI Jakarta
18. dr. H. Asep Sani Sulaeman, M.Kes, Kabid P2P Dinas Kesehatan Kabupaten Garut
19. dr. Erni Herdiani, Kepala Puskesmas Lemahabang Dinas Kesehatan Kabupaten
Garut Bekasi.
20. Lily Yuliani, SE, MM, Kasubag Keuangan Dinas Kesehatan Kabupaten Bekasi.
21. dr. Arda Yunita, MARS, Kepala Puskesmas Cikarang Dinas Kesehatan Kabupaten Bekasi.
22. Utardi, SH, Staf pada Subdit Badan Layanan Umum Daerah.
23. Wahyu Eko Saputro, S.Kom, Staf pada Subdit Badan Layanan Umum Daerah.
KATA PENGANTAR.........................................................................................................................i
SURAT EDARAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 445/9873/SJ...............................................ii
SURAT EDARAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 445/9874/SJ...............................................iii
TIM PENYUSUN MODUL PENYUSUNAN DOKUMEN ADMINISTRATIF
PENERAPAN BADAN LAYANAN UMUM DAERAH (BLUD) PUSKESMAS.........................................iv
DAFTAR ISI.....................................................................................................................................v
BAB II KELEMBAGAAN...........................................................................................................5
A. Kelembagaan...................................................................................................................5
1. Gambaran Singkat Puskesmas (contoh).....................................................................5
2. Struktur Organisasi dan Tata Laksana (contoh)..........................................................7
B. Prosedur Kerja.................................................................................................................30
1. Alur Pelayanan Pendaftaran.......................................................................................32
2. Alur Pelayanan Pemeriksaan Umum..........................................................................32
3. Alur Pelayanan Pemeriksaan Gigi dan Mulut.............................................................33
4. Alur Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak....................................................................33
5. Alur Pelayanan Manajemen Terpadu Balita Sakit......................................................34
6. Alur Pelayanan Ruang Pelayanan Lanjut Usia (Lansia)...............................................34
7. Alur Pelayanan Skrening Pre Eklampsia......................................................................35
8 Alur Pelayanan Kamar Obat.........................................................................................35
9. Alur Pelayanan Laboratorium.....................................................................................36
10. Alur Pelayanan Gawat Darurat 24 Jam.....................................................................36
11. Alur Pelayanan Rawat Inap.......................................................................................37
12. Alur Pelayanan Poned...............................................................................................37
Daftar v
D. Pengelolaan Sumber Daya Manusia (contoh).................................................................39
1. Perencanaan Pegawai.................................................................................................41
2. Pengangkatan Pegawai...............................................................................................41
E. Pengelolaan Keuangan.....................................................................................................45
1. Struktur Anggaran.......................................................................................................45
2. Perencanaan dan Penganggaran BLUD.......................................................................47
3. Ketentuan konsolidasi RBA dalam RKA.......................................................................48
4. Pelaksanaan Anggaran................................................................................................48
5. Pengelolaan Belanja....................................................................................................49
6. Pengelolaan Barang....................................................................................................50
7. Tarif Layanan...............................................................................................................51
8. Piutang dan Utanig/Pinjaman.....................................................................................51
9. Kerjasama BLUD..........................................................................................................52
10. Investasi BLUD...........................................................................................................53
11. SILPA (Sisa Lebih Perhitungan Anggaran) BLUD.......................................................53
12. Defisit........................................................................................................................54
13. Laporan Keuangan....................................................................................................54
Daftar vi
BAB III PERMASALAHAN DAN ISU STRATEGIS PUSKESMAS....................................................77
A. Identifikasi Masalah Kesehatan Masyarakat..............................................................77
B. Isu Stretegis.................................................................................................................78
C. Rencana Fengembangan Layanan..............................................................................80
1. Related Diversification (keanekaragaman)............................................................80
2. Market Development (pengembangan pasar).......................................................80
3. Product Development (pengembangan produk)....................................................81
4. Vertical Integration (integrasi vertikal)..................................................................81
5. Pengembangan Jenis Pelayanan............................................................................82
6. Peningkatan Sarana Prasarana Pelayanan.............................................................82
7. Peningkatan Mutu SDM Pelayanan........................................................................83
BAB V PENUTUP....................................................................................................................91
BAB VI RENCANA STRATEGIS.................................................................................................92
LAMPIRAN......................................................................................................................93 - 111
Daftar vii
9. Pelayanan Kesehatan Penderita Diabetes Melitus.....................................................136
10. Pelayanan Kesehatan Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) Berat........................137
11. Pelayanan Kesehatan Orang Terduga Tuberkulosis (TB)..........................................139
12. Pelayanan Kesehatan Orang dengan Resiko Terinfeksi HIV.....................................140
13. Kepuasan Masyarakat Terhadap Pelayanan Puskesmas..........................................142
14. Pencapaian Desa/kelurahan Universal Child Immunization (UCI)............................143
15. Pencapaian desa/kelurahan siaga aktif PURI (Purnama Mandini)...........................144
16. Pencapaian desa/kelurahan STBM (Sanitasi Total Berbasis Masyarakat) dan
PHBS.........................................................................................................................145
17. Penanggulangan KLB (Kejadian Luar Basa)...............................................................145
BAB IV PENUTUP...................................................................................................................149
LAMPIRAN......................................................................................................................150-151
Daftar vii
2. Belanja......................................................................................................................176
3. Kas.............................................................................................................................176
4. Piutang......................................................................................................................176
5. Persediaan................................................................................................................176
6. Aset Tetap.................................................................................................................177
7. Pengeluaran Setelah Perolelahan.............................................................................178
8. Ekuitas.......................................................................................................................178
BAB V PENUTUP....................................................................................................................186
Daftar ix
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Mengingat beban kerja puskesmas yang berat, pengelolaan kegiatan yang tidak
memberikan keleluasaan bagi puskesmas untuk menetapkan program dan kegiatan sesuai
puskesmas untuk meningkatkan kinerjanya, sedangkan sistem pembiayaan masih belum
memberikan keleluasaan bagi puskesmas untuk berupaya dalam peningkatan pelayanan,
maka dipandang perlu untuk mengelola puskesmas secara entepreneur bukan secara
birokratik lagi. Untuk itu Puskesmas perlu melakukan perubahan mendasar sehingga lebih
mandiri dan mampu berkembang menjadi lembaga yang berorientasi terhadap kepuasan
pelanggan.
Dengan terbitnya Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 79 Tahun 2018 tentang
Badan Layanan Umum Daerah dan Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 tentang
Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum yang diubah dengan Peraturan Pemerintah
Nomor 74 Tahun 2012 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum, di mana
memberikan peluang bagi puskesmas untuk menerapkan BLUD yang memberikan
fleksibilitas dalam pengelolaannya.
Dalam rangka menerapkan pengelolaan keuangan BLUD perlu disusun Tata Kelola
yang merupakan aturan internal puskesmas dengan memperhatikan prinsip-prinsip
tranparansi, akuntabilitas, responsibilitas dan independensi.
A. KELEMBAGAAN
1. GAMBARAN SINGKAT PUSKESMAS (contoh)
Sedangkan Upaya Kesehatan Perorangan tingkat pertama yang menjadi tanggung jawab
Puskesmas.....meliputi:
a. Rawat Jalan :
1) Pemeriksaan Umum
Selain itu UPT Puskesmas......juga melaksanakan pelayanan rujukan rawat jalan dan
rujukan Gawat Darurat.
Struktur organisasi adalah bagan yang menggambarkan tata hubungan kerja antar
bagian dan garis kewenangan, tanggungjawab dan komunikasi dalam menyelenggarakan
pelayanan dan penunjang pelayanan.
UPT Puskesmas ..... merupakan Unit Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota .... yang bertanggungjawab menyelenggarakan Upaya Kesehatan
Perorangan dan Upaya Kesehatan Masyarakat tingkat pertama di wilayah kerja Puskesmas
..... Kecamatan , di mana tata kerjanya diatur melalui Peraturan Daerah Kabupaten/Kota.
No. .... tahun .... tentang Perangkat Daerah Kabupaten/Kota ..... tentang Pembentukan
Susunan Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis di Lingkungan Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota yang ditindaklanjuti dengan Keputusan Kepala Dinas Kesehatan Nomor
..... Tanggal .... Bulan ..... Tahun .... tentang Petunjuk Pelaksanaan Peraturan
Bupati/Walikota. Tentang Pembentukan, Susunan Organisasi, Kedudukan, dan Tugas Unit
Pelaksana Teknis Puskesmas Dinas Kesehatan Kahupaten/Kota .....
UPT Puskesmas .....mempunyai tugas melaksanakan pelayanan, pembinaan dan
penyembangan upaya kesehatan secara paripurna kepada masyarakat di kecamatan ....
sesuai dengan kedudukan dan/atau wilayah kerja dalam rangka mendukung pelaksanaan
tugas pokok Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota....., Puskesmas dipimpin oleh seorang Kepala
yang berkedudukan di bawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Dinas Kesehatan
3) Tata Laksana
a. Dewan Pengawas
Dewan Pengawas BLUD adalah satuan fungsional yang bertugas melakukan
pembinaan dan pengawasan dan pengendalian internal terhadap pengelolaan BLUD
yang dilakukan oleh pejabat pengelola sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan, Dewan Pengawas dibentuk dengan keputuran Kepala Daerah.
1. Pengangkatan dan pemberhentian Dewan Pengawas
a) Keanggotaan Dewan Pengawas
Anggota Dewan Pengawas yang berjumlah 3 (tiga) orang dapat terdiri dari
unsur-unsur :
1) 1 (satu) orang pejabat Dinas Kesehatan yang membidangi Puskesmas
2) 1 (satu) orang pejabat Pendapatan, Pengelola Keuangan dan Aset Daerah
3) 1 (satu) orang tenaga ahli yang sesuai dengan kegiatan BLUD Puskesmas
Sesuai dengan Pasal 8 ayat (2) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 79 tahun
2018, Pemimpin BLUD mempunyal fungsi sebagal penanggung jawab umum
operasional dan keuangan di Puskesmas. Pemimpin BLUD bertindak selaku Kuasa
Pengguna Anggaran (KPA) / Kuasa Pengguna Barang Puskesmas.
Dalam hal pemimpin BLUD tidak berasal dari Pegawai Negeri Sipil maka pejabat
keuangan ditunjuk sebagai Kuasa Pengguna Anggaran / Kuasa Penggunan Barang.
c. Pejabat Keuangan
Dengan mengacu pada Pasal 10 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 79 Tahun
2018 Kepala Sub Bagian Tata Usaha bertindak sebagai Pejabat Keuangan dan
berfungsi sebagai penanggung Jawab keuangan Puskesmas yang meliputi fungsi
berbendaharaan, Fungsi akuntansi, Fungsi verifikasi dan pelaporan.
Satuan Pengawasan Internal dipimpin oleh seorang ketua yang bertanggung jawab secara
langsung di bawah Pemimpin BLUD Puskesmas, dengan mempertimbangkan :
Satuan Pengawasan Internal terdiri dari tim audit bidang administrasi dan keuangan, tim
audit bidang pelayanan medis, serta tim audit bidang kesehatan masyarakat sesuai
dengan kebutuhan puskesmas.
a) Mendapatkan akses secara penuh dan tidak terbatas terhadap unit-unit kerja
puskesmas, aktivitas, catatan-catatan, dokumen, personel, aset puskesmas, serta
informasi relevan lainnya sesuai dengan tugas yang ditetapkan oleh Pemimpin
BLUD Puskesmas.
b) Menetapkan ruang lingkup kerja dan menerapkan teknik-teknik audit yang
diperlukan untuk mencapai efektivitas sistem pengendalan internal.
c) Memperoleh bantuan, dukungan, maupun kerjasama dari personel unit kerja
yang terkait, terutama dari unit kerja yang diaudit.
d) Mendapatkan kerjasama penuh dari seluruh unsur Pejabat Pengelola Puskesmas,
tanggapan terhadap laporan, dan langkah-langkah perbaikan.
e) Mendapatkan dukungan sumberdaya yang memadai untuk keperluan
pelaksanaan tugasnya.
B. PROSEDUR KERJA
3 Apoteker 1 1 THL 2 2 1
4 Asisten Apoteker 0 Honorer 2 2 2
5 Administrasi 1 1 PNS 1 1 0
Kepegawaian
6 Bendahara 0 0 3 3 3
7 Pengadministrasi 2 2 PNS 2 2 0
Umum
9 Pengelola Barang 0 0 2 2 2
Aset Negara
10 Pengelola 1 Honorer 1 1 0
Program dan 1
Pelaporan
11 Kasir 1 Honorer 1 1 0
1
12 Perekan Medis 0 2 2 2
0
13 Kebersihan 2 Honorer 4 4 2
2
14 Sopir Ambulan 1 Honorer 2 2 1
1
15 Penjaga 1 THL, 1 3 3 1
Keamanan 2 Honorer
19 Nutrisionist 1 PNS 1 1 1
1
20 Pranata Lab 1PNS, 1 THL 4 4 2
2
21 Sanitarian 1 PNS 2 2 1
1
22 Promkes 0 1 1 1
0
23 Epidemiologi 0 1 1 1
Kesehatan 0
1. Perencanaan Pegawai
Perencanaan Pegawai merupakan proses yang sistimatis dan Strategis untuk
memprediksi kondisi Jumlah PNS atau Non PNS, jenis Kualifikasi, keahlian dan
kompetensi yang diinginkan di masa depan melalui Analisis Beban Kerja dan
diharapkan dapat melaksanakan tugas dengan baik agar pelayanan di Puskesmas
dapat lebih baik dan hasilnya meningkat.
2. Pengangkatan Pegawai
Pola rekruitmen SDM baik tenaga medis, paramedis maupun non medis pada UPT
Puskesmas ..... Kabupaten/Kota... adalah sebagai berikut:
a. SDM yang berasal dari Pegawai Negeri Sipil (PNS).
Pola rekruitmen SDM yang berasal dari Pegawai Negeri Sipil (PNS) di UPT
Puskesmas ..... Kabupaten/Kota... dilaksanakan sesuai dengan peraturan
perundangan-undangan yang berlaku di Lingkungan Pemerintah
Kabupaten/Kota.
b. SDM yang berasal dari Tenaga Profesional Non-PNS
Pola rekruitmen SDM yang berasal dari tenaga profesional non-PNS
dilaksanakan sebagai berikut :
1) Pengangkatan pegawai berstatus Non PNS dilakukan sesuai dengan
kebutuhan profesionalitas, kemampuan keuangan dan berdasarkan pada
prinsip efisiensi, ekonomis dan produktif dalam rangka peningkatan
pelayanan.
2) Rekruitmen SDM dimaksudkan untuk mengisi formasi yang lowong atau
adanya perluasan organisasi dan perubahan pada bidang-bidang yang
sangat mendesak yang proses pengadaannya tidak dapat dipenuhi oleh
Pemerintah Kabupaten/Kota.
3) Jumlah dan komposisi pegawai Non PNS telah disetujui oleh BPPKAD.
4) Tujuan rekruitmen SDM adalah untuk menjaring SDM yang profesional,
jujur, bertanggung jawab, netral, memiliki kompetensi sesuai dengan
tugas/jabatan yang akan diduduki, sesuai dengan kebutuhan yang
diharapkan serta mencegah terjadinya unsur KKN (kolusi, korupsi, dan
nepotisme) dalam rekruitmen SDM.
5) Rekruitmen SDM dilakukan berdasarkan prinsip netral, objektif, akuntabel,
bebas dari KKN serta terbuka.
6) Mekanisme pengangkatan pegawai berstatus Non PNS lebih lanjut akan
diatur dalam Peraturan Bupati/Walikota ....
7) Pengangkatan dan penempatan pegawai BLUD berdasarkan kompetensi
yaitu pengetahuan, keahlian, ketrampilan, integritas, kepemimpinan,
pengalaman, dedikasi dan sikap perilaku yang diperlukan dalam
pelaksanaan tugas dan sesuai dengan kebutuhan Praktek Bisnis Yang
Sehat.
d. Sistem Renumerasi
1) Pengaturan Remunerasi
Pejabat pengelola BLUD dan Pegawai BLUD dapat diberikan remunerasi
sesuai dengan tingkat tanggung jawab dan profesionalisme. Komponen
Remunerasi meliputi :
a) Gaji, yaitu imbalan kerja berupa uang yang bersifat tetap setiap bulan;
b) Tunjangan tetap yaitu imbalan kerja berupa uang yang bersifat
tambahan pendapatan di luar gaji setiap bulan;
c) Insentif yaitu imbalan kerja berupa uang yang bersifat tambahan
pendapatan di luar gaji;
d) Bonus atas prestasi, yaitu imbalan kerja berupa uang yang bersifat
tambahan pendapatan di luar gaji, tunjangan tetap dan insentif atas
prestasi kerja, yang dapat diberikan 1 (satu) kali dalam 1 (satu) tahun
anggaran setelah BLUD memenuhi syarat tertentu;
e) Pesangon, yaitu imbalan kerja berupa uang santunan purna jabatan
sesuai dengan kemampuan keuangan; dan/atau
f) Pensiun, yaitu imbalan kerja berupa uang.
10) Pemberian gaji, tunjangan dan pensiun bagi PNS sesuai dengan peraturan
perundang-undangan
E. PENGELOLAAN KEUANGAN
1. Struktur Anggaran
Struktur anggaran BLUD Puskesmas terdiri dari:
a. Pendapatan BLUD
Pendapatan BLUD terdiri dari :
1) Jasa Layanan
Jasa layanan berupa imbalan yang diperoleh langsung oleh puskesmas dari jasa
layanan yang diberikan kepada masyarakat. Jasa layanan puskesmas diperoleh
dari jenis layanan yang diberikan kepada pasien yang berkunjung atau
mendapatkan pelayanan kesehatan puskesmas meliputi: kunjungan loket,
konsultasi, pemeriksaan, tindakan dan pemeriksaan penunjang. Komponen jasa
layanan puskesmas meliputi : jasa sarana dan jasa pelayanan yang ditetapkan
dalam tarif layanan.
2) Hibah
Pendapatan hibah diperoleh puskesmas dari masyarakat atau badan lain yang
bersifat terikat atau tidak terikat. Pendapatan dari hibah yang bersifat terikat,
digunakan sesuai dengan tujuan pemberi hibah, sesuai dan selaras dengan
tujuan puskesmas, sebagaimana tercantum dalam naskah perjanjian hibah.
3) Hasil kerjasama dengan pihak lain
Pendapatan hasil kerjasama diperoleh puskesmas dari hasil kerjasama dengan
pihak lain.
4) APBD
Pendapatan puskesmas dari APBD diperoleh dari alokasi DPA APBD untuk
puskesmas seperti anggaran operasional puskesmas serta honor subsidi dan non
subsidi puskesmas.
5) Lain-lain pendapatan BLUD yang sah
c. Pembiayaan BLUD
Pembiayaan BLUD Puskesmas adalah semua penerimaan yang perlu dibayar
kembali dan/atau pengeluaran yang akan diterima kembali, baik pada tahun
anggaran yang bersangkutan maupun tahun anggaran berikutnya.
Jenis pembiayaan meliputi:
1) Penerimaan pembiayaan
Penerimaan pembiayaan puskesmas meliputi:
a) Sisa lebih perhitungan anggaran tahun anggaran sebelumnya;
b) Divestasi;
c) Penerimaan utang/pinjaman
2) Pengeluaran pembiayaan
Pengeluaran pembiayaan meliputi :
a) Investasi;
b) Pembayaran pokok utang/pinjaman.
RBA Puskesmas menganut pola anggaran fleksibel dengan suatu presentase ambang
batas. RBA juga disertai Standar Pelayanan Minimal.
Konsolidasi dilaksanakan dengan ketentuan sebagai berikut :
a. Pendapatan BLUD yang berasal dari jasa layanan, hibah, hasil kerjasama dan
pendapatan lain yang sah, dikonsolidasikan ke dalam RKA puskesmas pada akun
pendapatan daerah pada kode rekening kelompok pendapatan asli daerah pada jenis
lain pendapatan asli daerah yang sah dengan obyek pendapatan dari BLUD;
b. Belanja BLUD yang sumber dananya berasal Pendapatan BLUD (jasa layanan, hibah,
hasil kerjasama dan pendapatan lain yang sah) dan Sisa Lebih Perhitungan Anggaran
(SILPA) BLUD dikonsolidasikan ke dalam RKA puskesmas pada akun belanja daerah
yang selanjutnya dirinci dalam 1 (satu) program, 1 (satu) kegiatan, 1 (satu) output dan
jenis belanja. Belanja BLUD tersebut dialokasikan untuk membiayai program
4. Pelaksanaan Anggaran
Tahapan pelaksanaan anggaran BLUD puskesmas meliputi ketentuan sebagai berikut :
a. Puskesmas menyusun DPA BLUD berdasarkan peraturan daerah tentang APBD untuk
diajukan kepada PPKD. DPA memuat pendapatan, belanja dan pembiayaan BLUD.
b. PPKD mengesahkan DPA sebagai dasar pelaksanaan anggaran BLUD.
c. DPA yang telah disahkan PPKD menjadi dasar pelaksanaan anggaran yang bersumber
APBD yang digunakan untuk belanja pegawai, belanja modal dan belanja barang
dan/atau jasa yang mekanismenya dilakukan sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan. Pelaksanaan anggaran dilakukan secara berkala sesuai dengan kebutuhan
yang telah ditetapkan dengan memperhatikan anggaran kas dalam DPA
memperhitungkan jumlah kas yang tersedia, proyeksi pendapatan dan proyeksi
pengeluaran. Pelaksanaan anggaran dilengkapi dengan melampirkan RBA.
d. DPA yang telah disahkan dan RBA menjadi perjanjian kinerja yang ditandatangani
kesanggupan untuk :
1) meningkatkan kinerja pelayanan bagi masyarakat;
2) meningkatkan kinerja keuangan dan meningkatkan manfaat bagi masyarakat.
6. Pengelolaan Barang
Pengadaan barang dan/atau jasa di puskesmas BLUD mengikuti ketentuan sebagai
berikut:
a. Pengadaan barang dan/atau jasa yang bersumber dari APBD dilaksanakan berdasarkan
ketentuan peraturan perundangan mengenai barang/ jasa pemerintah.
b. Pengadaan barang dan/atau jasa yang bersumber dari jasa layanan, hibah tidak
terikat, hasil kerjasama dan lain-lain pendapatan BLUD yang sah, diberikan fleksibilitas
berupa pembebasar. sebagian atau seluruhnya dari peraturan perundangan-undangan
mengenai pengadaan barang/jasa pemerintah.
c. c.Ketentuan lebih lanjut mengenai pengadaan barang dan/atau jasa diatur dengan
Peraturan Bupati/Walikota untuk menjamin ketersediaan barang dan/atau jasa yang
lebih bermutu, lebih murah, proses pengadaan yang sederhana, cepat, serta mudah
menyesuaikan dengan kebutuhan untuk mendukung kelancaran pelayanan
puskesmas.
d. Pengadaan barang dan/atau jasa yang dananya berasal dari hibah terikat, dilakukan
sesuai dengan kebijakan pengadaan dari pemberi hibah atau Peraturan
Bupati/Walikota sepanjang disetujui oleh pemberi hibah.
9. Kerjasama BLUD
Puskesmas dapat melakukan kerjasama dengan pihak lain untuk meningkatkan kualitas
dan kuantitas pelayanan berdasarkan prinsip efisiensi, efektivitas, ekonomis dan saling
12. Defisit
Defisit anggaran merupakan selisih kurang antara pendapatan dengan belanja BLUD.
Dalam hal anggaran diperkirakan defisit ditetapkan pembiayaan untuk menutupi defisit
tersebut antara lain dapat bersumber dari SiLPA tahun anggaran sebeiumnya dan
penerimaan pinjaman.
Tata Kelola yang diterapkan pada Puskesmas yang menerapkan Badan Layanan Umum
Daerah bertujuan untuk :
A. Memaksimalkan nilai puskesmas dengan cara menerapkan prinsip transparansi,
akuntabilitas, responsibilitas dan independensi, agar puskasmas memiliki daya saing
yang kuat.
B. Mendorong pengelolaan puskesmas secara profesicnal, transparan dan efisien serta
memberdayakan fungsi dan peningkatan kemandirian organ puskesmas.
C. Mendorong agar organisasi puskesmas dalam membuat keputusan dan menjalankan
kegiatan senantiasa dilandasi dengan nilai moral yang tinggi dan kepatuhan terhadap
peraturan perundang-undangan yang berlaku, serta kesadaran atas adanya tanggung
jawab sosial puskesmas terhadap stakeholder.
D. Meningkatkan kontribusi puskesmas dalam mendukung kesejahteraan umum
masyarakat melalui pelayanan kesehatan.
Untuk dapat terlaksananya aturan dalam Tata Kelola perlu mendapat dukungan dan
partisipasi seluruh karyawan Puskesmas serta perhatian dan dukungan Pemerintah
Kabupaten/Kota ... baik bersifat materiil, administratif maupun politis.
Tata Kelola puskesmas ini akan direvisi apabila terjadi perubahan terhadap peraturan
perundang-undangan yang terkait dengan tata kelola puskesmas sebagaimana disebutkan di
atas, serta disesuaikan dengan fungsi, tanggung jawab, dan kewenangan organ puskesmas
serta perubahan lingkungan.
Beberapa tujuan yang hendak dicapai atas penyusunan Rencana Strategis di antaranya
adalah :
1. Sebagai Road Map dalam mengarahkan kebijakan alokasi Puskesmas untuk
pencapaian visi dan misi Organisasi.
2. Sebagai pedoman alat Pengendalian organisasi terhadap penggunaan sumber daya
anggaran.
3. Untuk mempersatukan langkah dan gerak serta komitmen seluruh staf Puskesmas,
meningkatkan kinerja sesuai standar manajemen dan standar mutu layanan yang
telah ditargetkan dalam dokumen perencanaan.
D. DASAR HUKUM RENCANA STRATEGIS
Dasar Hukum untuk menyusun Rencana Strategis Puskesmas adalah :
a. Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan
Layanan Umum yang diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2012
b. Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah.
c. Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2019 tentang Pengelolaan Keuangan
Daerah.
d. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman
Pengelolaan Keuangan Daerah yang telah diubah kedua kalinya dengan
Permendagri Nomor 21 Tahun 2011.
e. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 79 Tahun 2018 tentang Badan Layanan
Umum Daerah
f. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan
Masyarakat.
g. Peraturan Dacrah tentang Perangkat Daerah.
h. Peraturan Kepala Daerah tentang Kedudukan,Susunan, Tugas, Fungsi dan Tata Kerja
Dinas Kesehatan.
i. Peraturan Kepala Daerah tentang Unit Pelaksana Teknis Pada Dinas dan Badan
j. Keputusan Kepala Daerah tentang Penetapan Puskesmas Pembantu Menjadi Pusat
Kesehatan Masyarakat.
k. Peraturan Kepala Dinas Kesehatan tentang Rercana Strategis Dinas Kesehatan
l. Keputusan Kepala Dinas Kesehatan tentang Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Kepala
Daerah tentang Pembentukan, Susunan Organisasi, Kedudukan, dan Tugas Unit
Pelaksana Teknis Puskesmas Dinas Kesehatan.
m. Keputusan Kepala Dinas Kesehatan tentang Struktur Organisasi Unit Pelaksana
Teknis Puskessmas Dinas Kesehatan
n. Praktik-praktik terbaik (best practices) penerapan etika bisnis dalam dunia usaha.
Rencana Strategis puskesmas ini akan direvisi apabila terjadi perubahan terhadap
peraturan perundang-uncangan yang terkait dengan rencana strategis puskesmas
sebagaimana disebutkan di atas, serta disesuaikan dengan tugas, fungsi, tanggung jawab,
dan kewenangan organisasi puskesmas serta perubahan lingkungan.
F. SISTEMATIKA PENULISAN
Sistematika penyusunan dokumen Rencana Strategis sebagai berikut :
Pengantar
BAB 1 : PENDAHULUAN
BAB 2 : GAMBARAN PELAYANAN PUSKESMAS
A. Gambaran Umum Puskesmas
B. Gambaran Organisasi Puskesmas
C. Kinerja Pelayanan Puskesmas
UPT Puskesmas .... Kabupaten/Kota .... berlokasi di Jl Raya .... No ...., Desa....., Kec.
...., Kabupaten/Kota ...., dengan wilayah kerja sebanyak ... desa di wilayah kecamatan ....
UPT Puskesmas .... didukung jejaring di bawahnya sebanyak .... Pustu,......Poskesdes, dan
...... Posyandu Balita serta....Posyandu Lansia.
2. Pelayanan Puskesmas
Upaya Kesehatan Masyarakat tingkat pertama yang menjadi tanggung jawab
Puskesmas.....meliputi :
a. Upaya Kesehatan Masyarakat Esensial
a) Upaya Promosi Kesehatan
b) Upaya Kesehatan Lingkungan
c) Upaya Kesehatan Ibu, Anak dan Keluarga Berencana
- Keluarga Berencana
- Deteksi Dini Tumbuh Kembang
- Kesehatan Reproduksi
d) Upaya Gizi
e) Upaya Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
- Pencegahan Penyakit Tuberkulosis
- Pencegahan Penyakit Kusta
- Imunisasi
Pelayanan Rawat Inap. Selain itu jika diperlukan, UPT Puskesmas juga
melaksanakan pelayanan rujukan rawat jalan dan rujukan Gawat Darurat.
Puskesmas ... juga melakukan pelayanan gawat darurat 24 jam rawat inap
tingkat pertama dan PONED.
Uraian tugas masing-masing struktur yang terdapat dalam bagan organisasi seperti
diuraikan di atas adalah sebagai berikut :
a. Kepala UPT Puskesmas mempunyai tugas :
- Menyusun rencana kegiatan/rencana kerja UPT
- Menyusun dan menetapkan kebijakan teknis UPT
- Menyusun dan menetapkan kebijakan operasional dan kinerja UPT
- Menyusun dan renetapkan kebijakan mutu pelayanan UPT
- Melaksanakan pelayanan kesehatan perseorangan tingkat pertama
- Melaksanakan pelayanan kesehatan masyarakat tingkat pertama
- Melaksanakan pembinaan kesehatan masyarakat
- Melaksanakan kegiatan manajemen Puskesmas
- Melaksanakan pengendalian dan pelaksanaan norma, standar, pedoman dan
petunjuk operasional di bidang pelayanan kesehatan dasar dan kesehatan
masyarakat
- Melaksanakan pemantauan, evaluasi dan pelaporan kegiatan UPT
b. Kepala Sub Bagian Tata usaha mempunyai tugas:
- Menyusun rencana kegiatan Sub Bagian Tata Usaha
- Menyiapkan bahan-bahan pelaksanaan kegiatan di bidang pelayanan kesehatan
dasar dan pelayanan kesehatan masyarakat
- Menyiapkan bahan pelaksanaan pengendalian dan pelaksanaan norma standar,
pedoman, dan petunjuk operasional di bidang pelayanan kesehatan dasar dan
pelayanan kesehatan masyarakat
- Menyusun Pedoman Kerja, Pola Tata Kerja, Prosedur dan Indikator Kerja
Puskesmas
- Melaksanakan administrasi keuangan, kepegawaian, surat menyurat, kearsipan,
administrasi umum, perpustakaan, kerumahtanggan, prasarana, dan sarana
serta hubungan masyarakat.
3 Apoteker 1 1 THL 2 2 1
4 Asisten Apoteker 0 Honorer 2 2 2
5 Administrasi 1 1 PNS 1 1 0
Kepegawaian
6 Bendahara 0 0 3 3 3
7 Pengadministrasi 2 2 PNS 2 2 0
Umum
9 Pengelola Barang 0 0 2 2 2
Aset Negara
10 Pengelola 1 Honorer 1 1 0
Program dan 1
Pelaporan
11 Kasir 1 Honorer 1 1 0
1
12 Perekan Medis 0 2 2 2
0
13 Kebersihan 2 Honorer 4 4 2
2
14 Sopir Ambulan 1 Honorer 2 2 1
1
15 Penjaga 1 THL, 1 3 3 1
Keamanan 2 Honorer
Tenaga kesehatan
22 masyarakat 0 0 1 1 1
Epidemiologi
23 Kesehatan 0 0 1 1 1
20000 17963
16265
15000
10000
5000
0
2013 2014 2015 2016 2017
TAHUN
3500 3029
3000 2547
2500
2000 3
1500
1000
500
0
2500 2290
2151
1987 2009
2000
1500
1000
500
1939
2000
1500 1316
1209
1117
1000 2
500
0
1 2 3 4 5
Tahun
12 3 4 5
Tahun
Gambar 1. Grafik Kunjungan Pasien Ruang Pelayanan IVA dan IMS Puskesmas
Tahun 2013-2017
7000 4969
6000
5000 2669
4000 2470
3000
2000
1000 1213
868 832 782 616
0
90 99 170 234 282
12 3 4 5
Tahun
Gambar 1. Grafik Kunjungan Pasien UGD, rawat inap & PONED Puskesmas
Tahun 2013-2017
U1 U2 U3 U4 U5 U6 U7 U8 U9
tahuntahuntahun
B. ISU STRATEGIS
1. Peningkatan Kesehatan Ibu, Anak, Lansia dan Gizi Masyarakat
2. Peningkatan Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat
3. Perbaikan Pencegahan Penyakit Menular dan Kesehatan Lingkungan
4. Perbaikan Pengendalian Penyakit Tidak Menular
5. Peningkatan Kualitas Pelayanan Melalui Penerapan Standar Akreditasi Puskesmas
dan Perkembangan Teknologi Informasi
a) Budaya Organisasi
Menuju masyarakat .... mandiri untuk hidup sehat yang dimaksud adalah dengan
pelayanan Puskesmas UKM dan UKP dapat memfasilitasi masyakat sehingga menyadari
kebutuhan akan kesehatan, mau dan mampu mengenali, mencegah dan mengatasi
permasalahan kesehatannya sendiri.
Faktor Eksternal
Peluang (O) SO WO
1. Menigkatkan daya 1. Mengoptimalkan mutu 1. Mengatasi keterbatsan
beli masyarakat pelayanan melalui sistem jumlah tenaga kesehatan
terhadap kesehatan manajemen mutu yang baik melalui peluang
dan peningkatan strata peningkatan pendapat
akreditasi Puskesmas (S1,O1) Puskesmas (W1, O1)
2. Mengoptimalkan ketersediaan 2. Mengatasi keterbatasan
alat kesehatan dan jenis anggaran operasional
layanan yang dapat dipenuhi melalui peluang
(S3, O1) peningkatan pendapatan
3. Mengoptimalkan kondisi Puskesmas (W3, O1)
sarana pelayanan melalui 3. Mengatasi keterbatasan
pemeliharaan dan perawatan anggaran pemeliharaan
yang baik (S4, O1) sarana
4. Mengoptimalkan tenaga
pelayanan dengan
Rencana Strategis pada Puskesmas yang menerapkan Badan Layanan Umum Daerah
digunakan sebagai acuan dalam melakukan pelayanan kesehatan di Puskesmas. Penerapan
BLUD pada Puskesmas diharapkan dapat meningkatkan kinerja layanan dengan didukung
adanya fleksibilitas pengelolaan anggaran.
Terlaksananya Rencana Strategis perlu mendapat dukungan dan partisipasi pengelola
Puskesmas serta perhatian dan dukungan Pemerintah Daerah baik bersifat materiil,
administratif maupun politis.
Rencana strategis BLUD merupakan rencana lima tahunan Puskesmas sebagaimana
yang tertuang pada Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 44 tahun 2016 tentang
Manajemen Puskesmas. Rencana strategis akan diuraikan dalam dokumen Rencana Bisnis
Anggaran BLUD dan digunakan oleh Puskesmas di dalam melaksanakan pelayanan
kesehatan sebagai upaya mencapai target kinerja pelayanan dan manajemen Puskesmas
yang berkualitas.
A. LATAR BELAKANG
Dalam penyelenggaraan pelayanan yang menyangkut masyarakat umum. Pemberi
pelayanan publik selalu dihadapkan dengan norma, aturan, standar, dan ukuran yang
harus dipenuhi agar dalam menjalankan pelayanan dapat diberikan secara akuntabel,
bisa dipertanggung jawabkan dan berkinerja tinggi.
UPT Puskesmas adalah Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPT) dari Dinas Kesehatan
kabupaten/kota yang bertanggungjawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan
yang merupakan fasilitas pelayanan kesehatan (perorangan dan masyarakat) tingkat
pertama (FKTP).
Di samping pelayanan yang berkualitas, fasilitas pelayanan publik juga dituntut
untuk memberikan pelayanan yang aman (safety), sehingga tidak terjadi sesuatu
tindakan yang membahayakan maupun mencederai pelanggan, oleh karena itu perlu
disusun sistem manajemen untuk mencegah terjadinya kejadian yang tidak diinginkan,
yang meliputi: identifikasi risiko, analisis risiko, evaluasi risiko, penanganan risiko,
monitoring yang berkesinambungan, dan komunikasi. Untuk melakukan monitoring
yang berkesinambungan diperlukan adanya indikator (tolak ukur) dan target
(threshold) yang harus dicapai atau dipenuhi.
Upaya untuk meningkatkan kepuasan bahkan kesetiaan pelanggan dan menjamin
keamanan pasien dapat dilakukan dengan standardisasi pelayanan. Bagaimana
penerapan standar pelayanan tersebut apakah telah dapat menjamin kepuasan
pelanggan dan keamanan pasien harus dapat ditunjukkan dengan fakta, oleh karena
itu pengukuran (indikator) dan target pencapaian untuk tiap indikator perlu disusun,
disepakati, dan ditetapkan sebagai acuan.
Untuk menjamin terlaksananya pelayanan kesehatan yang bermutu/dapat
menjamin kepuasan pelanggan dan keamanan pasien, maka UPT Puskesmas perlu
mengembangkan Standar Pelayanan Minimal yang juga merupakan salah satu syarat
administrasi Puskesmas BLUD dengan mengacu pada Peraturan Pemerintah Nomor 2
tahun 2018 tentang Standar Pelayanan Minimal, Peraturan Menteri Kesehatan Nomor
4 tahun 2019 tentang Standar Teknis Pemenuhan Mutu Pelayanan Dasar pada Standar
Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan, Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 100
Tahun 2018 tentang Penerapan Standar Pelayanan Minimal dan Peraturan Menteri
Dalam Negeri Nomor 79 Tahun 2018 tentang Badan Layanan Umum Daerah.
Dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 79 Tahun 2018 tentang Badan
Layanan Umum Daerah, dijelaskan bahwa Standar Pelayanan Minimal (SPM) memuat
batasan minimal mengenai jenis dan mutu layanan dasar yang
F. SISTEMATIKA PENYAJIAN
Sistematika penyajian Dokumen Standar Pelayanan Minimal (SPM) UPT
Puskesmas adalah sebagai berikut :
Bab I : PENDAHULUAN
Bab II : STANDAR FELAYANAN MINIMAL.
A. Jenis Pelayanan
B. Prosedur Pelayanan
C. Standar Pelayanan Minimal Puskesmas
Bab III : RENCANA PENCAPAIAN SPM
A. Rencana Kegiatan Pencapaian Kinerja SPM
B. Strategi Fencapaian SPM
Bab IV : SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA
Memuat tentang rencana strategis dan penganggaran SPM,
monitoring dan pengawasan pelaksanaan SPM serta Pengukuran
capaian dan evaluasi kinerja.
Bab V : PENUTUP
Lampiran
Standar-1, meliputi:
a) Penimbangan minimal 8 kali setahun.
b) Pengukuran panjang/tinggi badan minimal 2 kali/tahun.
c) Pemantauan perkembangan minimal 2 kali/tahun.
d) Pemberian kapsul vitamin A pada usia 6-11 bulan 1 kali setahun.
e) Pemberian imunisasi dasar lengkap.
f) Pemberian Edukasi dan informasi.
Standar-2, meliputi :
a) Penimbangan minimal 8 kali setahun
b) Pengukuran panjang/tinggi badan kali/tahun.
c) Pemantauan perkembangan minimal 2 kali/tahun.
d) Pemberian kapsul vitamin A sebanyak 2 kali setahun.
e) Pemberian Imunisasi Lanjutan.
f) Pemberian Edukasi dan informasi
Purnama:
- Forum desa/kelurahan berjalan setiap bulan
- Kader kesehatan 6-8 orang
- Ada kemudahan akses pelayanan kesehatan dasar
- Ada posyandu dan 3 UKBM lainnya aktif
- Ada dana dari pemerintah desa/kelurahan serta dua sumber dana
lainnya
- Ada peran aktf masyarakat dan peran aktif dua ormas
- Ada peraturan Kepala Desa/kelurahan atau peraturan bupati yang
sudah direalisasikan
- Pembinaan PHBS minimal dari 40% rumah tangga yang ada
Mandiri :
- Forum desa/kelurahan berjalan setiap bulan
- Kader kesehatan 9 orang atau lebih
- Ada kemudahan akses pelayanan kesehatan dasar
- Ada posyandu dan 4 UKBM lainnya aktif
- Ada dana dari pemerintah desa/kelurahan serta dua sumber dana
lainnya
- Ada peran serta aktif masyarakat dan peran aktif lebih dari dua
ormas
- Ada peraturan kepala desa/kelurahan atau peraturan bupati yang
sudah direalisasikan
- Pembinaan PHBS minimal 70% rumah tangga yang ada
16. Pencapaian desa/ kelurahan STBM (Sanitasi Total Berbasis Masyarakat) dan PHBS
Judul Pencapaian desa/kelurahan STBM dan PHBS
Dimensi Mutu Kesinambungan Pelayanan
Tujuan Tergambarnya kinerja UPT Puskesmas dalam mewujudkan
desa/kelurahan STBM.
Definisi Operasional Desa yang melaksanakan kegiatan STBM 5 (lima) pilar yaitu:
- Stop Buang Air Besar sembarangan
- Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS)
- Pengelolaan air minum, makanan rumah tangga
- Pengelolaan sampah rumah tangga
- Pengelolaan limbah cair rumah tangga
Dan melaksanakan kegiatan PHBS
Frekuensi Setiap 1 tahun
Pengumpulan Data
Periode Analisa Setiap 1 tahun
Indikator SPM Persentase desa/kelurahan STBM dan PHBS
Numerator Jumlah desa/kelurahan yang melaksanakan kegiatan STBM dan PHBS.
Denumerator Jumlah seluruh desa/kelurahan yang ada di wilayah kerja Puskesmas.
Sumber Data Laporan kesling, laporan PHBS
Standar 15%
Penanggung Jawab Penanggung Jawab Penanggung jawab kesehatan lingkungan,
Pengumpul Data penanggung jawab Promosi Kesehatan.
Langkah-langkah
Kegiatan
Monitoring dan Sistem Informasi Puskesmas
Evaluasi
Sumber Daya Bidan, Perawat dan Dokter.
Manusia
Standar Pelayanan Minimal (SPM) disusun untuk memberikan panduan arah kebijakan
pelayanan kesehatan di Puskesmas untuk dapat terlaksananya kebijakan dalam Standar
Pelayanan Minimal, perlu mendapat dukungan dan partisipasi seluruh pegawai/karyawan
Puskesmas serta perhatian dan dukungan Pemerintah Daerah baik bersifat materiil,
administratif maupun politis.
Standar Pelayanan Minimal puskesmas ini akan direvisi apabila terjadi perubahan
terhadap peraturan perundang-undangan yang terkait dengan pola tata kelola puskesmas
sebagaimana disebutkan di atas, serta disesuaikan dengan fungsi, tanggung jawab, dan
kewenangan organ puskesmas serta perubahan lingkungan.
BAB I
PENDAHULUAN
C. SISTEMATIKA
Catatan atas Laporan Keuangan disusun dengan sistematika sebagai berikut:
Bab I : PENDAHULUAN
A. Maksud dan Tujuan Penyusunan Laporan Keuangan
B. Dasar Hukum
C. Sistematika
Bab V : PENUTUP
Kesimpulan
5. Jumlah Pegawai
Tabel Perkembangan Jumlah SDM
No Indikator 20XX-1 20XX
PNS Non PNS Non
1 Dokter Umum
2 Promkes
3 Kesling
4 Gizi
d. Karakteristik Wilayan
Wilayah kerja Puskesmas .... merupakan daerah perkotaan yang mayoritas
masyarakatnya sebagai pegawai dan karyawan perusahaan. Transportasi antar
kelurahan dapat dilalui oleh semua kendaraan baik roda 2 ataupun roda 4. Luas
Wilayah kurang lebih .... km 2 yang terbagi ke dalam .... (...) kelurahan seperti
terlihat pada tabel dan gambar berikut :
A. Entitas Akuntansi
Kebijakan akuntansi yang terkait dengan entitas akuntansi meliputi beberapa
asumsi yang mendasarinya. Asumsi-asumsi tersebut adalah :
1. Kemandirian Entitas
Asumsi kemandirian entitas, yang berarti entitas akuntansi dianggap sebagai unit yang
mandiri dan mempunyai kewajiban untuk menyajikan laporan keuangan sehingga
tidak terjadi kekacauan antar unit pemerintahan dalam pelaporan keuangan. Salah
satu indikasi terpenuhinya asumsi ini adalah adanya kewenangan yang diberikan
kepada entitas untuk menyusun anggaran dan melaksanakannya dengan tanggung
jawab penuh. Entitas bertanggungjawab atas pengelolaan aset dan sumber daya di
luar neraca untuk kepentingan yurisdiksi tugas pokoknya, termasuk atas kehilangan
atau kerusakan aset dan sumber daya dimaksud, utang-piutang yang terjadi akibat
pembuatan keputusan entitas, serta terlaksana tidaknya program dan kegiatan yang
telah ditetapkan.
2. Kesinambungan Entitas
Laporan keuangan disusun dengan asumsi bahwa entitas akan berlanjut
keberadaannya dan tidak bermaksud untuk melakukan likuidasi.
D. Penerapan Kebijakan Akuntansi Berkaitan dengan Ketentuan yang ada dalam SAP
1. Pendapatan
Pendapatan adalah semua penerimaan pada Rekening Kas Umum Daerah atau
bendahara penerimaan yang menambah ekuitas dana lancar dalam periode tahun
anggaran yang bersangkutan yang menjadi hak pemerintah daerah dan tidak perlu
dibayar kembali oleh pemerintah daerah. Pendapatan diakui pada saat diterimanya
kas oleh bendahara penerimaan atau pada Rekening berdasarkan azas bruto, yaitu
dengan membukukan penerimaan bruto, dan tidak mencatat jumlah netto (setelah
dikompensasikan dengan pengeluaran).
2. Belanja
Belanja adalah semua pengeluaran dari Rekening Bendahara Pengeluaran/Kas Umum
Daerah yang mengurangi ekuitas dana lancar dalam periode tahun anggaran
bersangkutan yang tidak akan diperoleh pembayarannya kembali oleh pemerintah
daerah. Belanja diakui pada saat terjadinya pengeluaran dari Bendahara Pengeluaran
atau Rekening Kas Umum Daerah.
3. Kas
Kas adalah uang tunai dan saldo simpanan di bank yang setiap saat dapat digunakan
untuk membiayai kegiatan pemerintahan. Kas diakui pada saat kas diterima oleh
bendahara penerima/Rekening Kas Umum Daerah dan pada saat dikeluarkan oleh
bendahara pengeluaran/Rekening Kas Umum Daerah. Kas dan setara kas dicatat
sebesar nilai nominal.
4. Piutang
Piutang adalah hak pemerintah untuk menerima pembayaran dari entitas lain
termasuk wajib pajak/bayar atas kegiatan yang dilaksanakan oleh pemerintah. Piutang
dikelompokkan menjadi Bagian Lancar Tagihan Penjualan Angsuran, Bagian Lancar
Pinjaman kepada BUMN/D, Bagian Lancar Tuntutan Perbendaharaan/Tuntutan Ganti
Rugi, Piutang Pajak, Piutang Retribusi, Piutang Denda, dan Piutang Lainnya. Piutang
diakui sebesar nilai nominal dari piutang.
5. Persediaan
Persediaan adalah aset lancar dalam bentuk barang atau perlengkapan yang
dimaksudkan untuk mendukung kegiatan operasional pemerintah, dan
6. Aset Tetap
Aset tetap adalah aset berwujud yang mempunyai masa manfaat lebih dari 12 (dua
belas) bulan untuk digunakan dalam kegiatan pemerintah daerah. Aset tetap
diklasifikasikan berdasarkan kesamaan dalam sifat atau fungsinya dalam aktivitas
operasi entitas. Klasifikasi aset tetap adalah sebagai berikut :
a. Tanah
Tanah yang dikelompokkan sebagai aset tetap ialah tanah yang diperoleh dengan
maksud untuk dipakai dalam kegiatan operasional pemerintah dan dalam kondisi
siap dipakai.
b. Peralatan dan Mesin
Peralatan dan mesin mencakup mesin-mesin dan kendaraan bermotor alat
elektonik, dan seluruh inventaris kantor, dan peralatan lainnya yang nilainya
signifikan dan masa manfaatnya lebih dari 12 (dua belas) bulan dan dalam kondisi
siap pakai
c. Gedung dan Bangunan
Gedung dan bangunan mencakup seluruh gedung dan bangunan yang diperoleh
dengan maksud untuk dipakai dalam kegiatan operasional pemerintah dan dalam
kondisi siap dipakai.
d. Jalan, Irigasi, dan Jaringan
Jalan, irigasi, dan jaringan mencakup jalan, irigasi, dan jaringan yang dibangun oleh
pemerintah serta dimiliki dan/atau dikuasai oleh pemerintah dan dalam kondisi
siap dipakai.
e. Aset Tetap Lainnya
Aset tetap lainnya mencakup aset tetap yang tidak dapat dikelompokkan ke dalam
kelompok aset tetap di atas, yang diperoleh dan dimanfaatkan untuk kegiatan
operasional pemerintah dan dalam kondisi siap dipakai.
f. Konstruksi dalam Pengerjaan
8. Ekuitas
Ekuitas dana adalah pos pada neraca pemerintah yang menampung selisih antara aset
dan kewajiban pemerintah. Pos Ekuitas Dana terdiri dari tiga kelompok, yaitu :
a. Ekuitas Dana Lancar
b. Ekuitas Dana Investasi.
c. Ekuitas Dana Cadangan.
Ekuitas Dana Lancar merupakan selisih antara aset lancar dengan kewajiban jangka
pendek. Kelompok Ekuitas Dana Lancar antara lain terdiri dari Cadangan Piutang dan
Cadangan Persediaan.
Ekuitas Dana Invertasi merupakan selisih antara investasi jangka panjang, aset tetap
dan aset lainnya dengan kewajiban jangka panjang. Pos ini antara lain terdiri dari:
a. Diinvestasikan dalam Investasi Jangka Panjang.
b. Diinvestasikan dalam Aset Tetap.
c. Dinvestasikan dalam Aset Lainnya.
d. Dana yang Harus Disediakan untuk Pembayaran Utang Jangka Panjang
Ekuitas Dana Cadangan mencerminkan kekayaan pemerintah yang dicadangkan untuk
tujuan tertentu sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Belanja modal merupakan belanja yang digunakan untuk pengadaan barang daerah
yarg memiliki masa manfaat ekonomi lebih dari satu Tahun Anggaran, yang terdiri dari
tanah, peralatan, mesin, jalan, irigasi, jaringan, bangunan dan aset lainnya yang
dikategorikan menambah aset daerah.
Jumlah realisasi pengeluaran belanja modal tahun anggaran 20XX mencapai nilai total
Rp Rinciannya dapat dijelaskan melalui tabel sebagai berikut ini :
Tabel Realisasi Anggaran Belanja Modal
Tahun Anggaran 20XX
No Belanja Modal Anggaran (Rp.) Realisasi (Rp.) %
1 Belanja Modal Tanah
2 Belanja Modal Peralatan dan
Mesin
3 Belanja Modal Gedung dan
Bangunan
4 Belanja Modal Jalan, Irigasi dan
Jaringan
5 Belanja Modal Aset Tetap
Lainnya
Jumlah
Rincian detil peralatan dan mesin seperti terlampir dalam lampiran Daftar
Inventarisir Aset.
Selama Tahun Anggaran 20XX belum terdapat penambahan aset Gedung dan
Bangunan pada Puskesmas ....
d. Jalan Irigasi Jaringan
Nilai Jalan Irigasi aringan adalah senilai Rp ....
5. Aset Lainnya
Aset lain-lain adalah senilai Rp ....
7. Ekuitas
Saldo Ekuitas Dana per 31 Desember 20XX sebesar Rp .... Ekuitas Dana merupakan
kekayaan bersih UPTD Puskesmas ....
a. Retribusi Daerah
- Pendapatan Retribusi Daerah sebesar Rp .... berasal dari Retribusi Pelayanan
Kesehatan Masyarakat (PAD).
- Sebesar Rp.....Pendapatan Non Kapitasi
- Sebesar Rp.....Pendapatan Pasien Kamkesda/Lainnya
b. Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah (Kapitasi) sebesar Rp .... berasal dari
Pendapatan Dana Kapitasi JKN.
2. Beban
Jumlah beban Puskesmas .... per 31 Desember 20XX sebesar Rp Beban merupakan
penurunan manfaat ekonomi atau potensi jasa dalam periode pelaporan yang
menurunkan ekuitas, yang dapat berupa pengeluaran atau konsumsi aset atau
timbulnya kewajiban. Beban UPTD Puskesmas .... per 31 Desember 20XX adalah
sebagai berikut:
a. Beban Pegawai
Beban Pegawai Puskesmas .... sebesar Rp yang terdiri dari Beban Pegawai Tidak
Langsung dan Beban Pegawai Langsung seperti tampak pada tabel berikut:
Tabel Beban UPTD Puskesmas ....
Per 31 Desember 20XX
e. Beban Lain-lain
Beban lain-lain Puskesmas .... per 31 Desember 20XX sebesar Rp ....
Ekuitas akhir Puskesmas .... per 31 Desember 20XX menunjukkan surplus sebesar Rp ....
Perubahan tersebut dikarenakan adanya surplus LO sebesar Rp......nilai RK PPKD sebesar
Rp .... koreksi nilai Aset tetap sebesar Rp... koreksi persediaan GFK sebesar Rp.......dan
koreksi lainnya sebesar Rp ....
Rincian Perubahan Ekuitas Puskesmas .... per 31 Desember 20XX terlihat pada tabel
berikut:
Tabel 4.10
Perubahan Ekuitas Puskesmas ....
Per 31 Desember 20XX
Puskesmas....
Laporan Perubahan Ekuitas
Untuk Periode Yang Berakhir 31 Desember 20XX-1 Dan 31 Desember 20XX
Uraian 20XX-1 (Rp.) 20XX (Rp.)
Ekuitas Awal
Surplus/Defisit Lo
Ekuitas Akhir
Laporan Keuangan merupakan rangkaian Informasi terkini atas kondisí riil aspek
keuangan Tahun Anggaran 20XX yang penyusunannya didasarkan pada Peraturan
Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan dan Peraturan
Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi
Pemerintah serta Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 20U5 tentang Pedoman
Pengelolaan Keuangan daerah yang disempurnakan oleh Peraturan Menteri Dalam Negeri
Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri
Nomor 13 Tahun 2006 Tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah serta Kebijakan
Akuntasi Pemerintah Daerah seperti tertuang di Galam Peraturan Kepala Daerah tentang
Sistem dan Kebijakan Akuntansi.
Ekuitas Akhir