PADA
PERTEMUAN KOORDINASI SURVEILANS MIGRASI MALARIA
Kabupaten Banjarnegara
Tanggal 6 April 2021
Subtansi Malaria
Sistimatika
1. Malaria
2. penularan malaria
3. pengendalian malaria
4. Eliminasi Malaria
5. Kebijakan P2P Malaria di Indonesia
6. Surveilans Migrasi Malaria
Malaria
FAKTOR UTAMA EPIDEMIOLOGI
Host/Hospes
Agent Environment
APA ITU MALARIA ?
HOST PARASITE
ENVIRONMENT
Agent (Penyebab Penyakit)
Manusia
(host intermediate)
Nyamuk Anopheles
(host definitive)
PENCIDUKAN JENTIK
C B
A
ANOPHELES
ANOPHELES CULEX AEDES
An.barbirostris, An. maculatus, An. balabacensis
An.sundaicus & An.subpictus An.aconitus An.letifer
Lagon Mata air, salak
Sawah Rawa-rawa
LINGKUNGAN
TEMPAT PERINDUKAN NYAMUK
PENULARAN MALARIA
MALARIOGENIC POTENTIAL
Malariogenic Potential: kemungkinan
masuknya penderita malaria di suatu
daerah yang dijumpai adanya vektor
malaria, yang ditentukan :
Receptivity, adalah adanya vektor malaria dalam jumlah besar
dan terdapatnya faktor-faktor ekologis dan iklim yang
memudahkan penularan.
Vulnerability, dekatnya dengan daerah malaria atau
kemungkinan masuknya penderita malaria dan atau vektor
yang telah terinfeksi FAKTOR MOBILITAS PENDUDUK
SURVEILANS MIGRASI
PENGENDALIAN MALARIA
PENGENDALIAN
Primary MALARIA
Prevention LLIN
Specific
ATAU PENGENDALIAN
Protection VEKTOR LAINNYA
Secondary
Prevention
Early
ACT + PRIMAKUIN Diagnosis and
Prompt
Treatment
Ookinet
Masa inkubasi intrinsik (waktu mulai masuknya sporosoit
ke dalam darah sampai timbulnya gejala klinis/demam
yaitu sampai pecahnya sison sel darah merah yang
matang dan masuknya merosoit darah ke aliran darah,
waktu ini meliputi waktu yang dibutuhkan oleh fase
eksoeritrositer ditambah dengan siklus sisogoni):
- P. falciparum = 8 – 25 hari (12 hari)
- P. vivax = 8 – 27 hari (14 hari)
- P. malariae = 15 – 40 hari (28 hari)
- P. ovale = 15 – 18 hari (17 hari)
- P.knowlesi = 9 – 12 hari (11 hari)
16
BARU
Ookinet
Masa inkubasi ekstrinsik ( waktu mulai saat masuknya
gametosit ke dalam tubuh nyamuk sampai terjadinya stadium
sporogoni dalam tubuh nyamuk, yaitu dengan terbentuknya
sporosoit yang kemudian masuk ke dalam kelenjar liur
nyamuk )
Suhu optimal 26,7 º c : - P. falciparum = 10 – 12 hari
- P. vivax = 8 – 11 hari
- P. malariae = 14 hari
- P. ovale = 15 hari
Pada suhu 16º c P. vivax 55 hari dan 7 hari pada suhu 28º c,
pada 32º c parasit dalam tubuh nyamuk mati
3. Regional Kalimantan
& Malut
2027
2. Regional Sumatera,
Sulawesi, NTB 2025
1. Regional Jawa-Bali
2023
Evaluasi Capaian Eliminasi Malaria per Regional –
Pengejuan Verifikasi WHO
per Oktober 2020 – 312 Kab/Kota
Regional Sumatera, Sulawesi, NTB: Regional Kalimantan-
162 dari 245 Kab/Kota sudah Malut:
mencapai Eliminasi (66%) 27 dari 66 Kab/Kota sudah
mencapai Eliminasi (41%)
Regional Papua:
0 dari 42 Kab/Kota sudah
mencapai Eliminasi (0%)
Regional Jawa-Bali:
121 dari 128 Kab/Kota
sudah mencapai Eliminasi Regional Maluku, NTT:
(95%) 2 dari 33 Kab/Kota sudah mencapai Eliminasi (6%)
Evaluasi Capaian RPJMN dan Renstra
2020
Indikator Target Capaian
Jumlah Kab/Kota Yang
Mencapai Eliminasi 325 312
Malaria
Jumlah Kab/Kota yang
Mencapai API<1 Per 466 473
1000 penduduk
No Provinsi Eliminasi Endemis Endemis Endemis Grand
Rendah Sedang Tinggi Total
% Eliminasi
Capaian Endemisitas
1
2
DKI Jakarta
Jawa Timur
6
38
6
38
100%
100%
Per Provinsi 2020 (1)
3 Bali 9 9 100% Data Sementara per 28 November
4 Jawa Tengah 33 2 35 94%
2020
Kasus
SPR < 5% < 1 kasus/1000
Indigenous 0
dari malaria penduduk berisiko
kllinis 3 Tahun
Tujuan khusus:
1. Berkurangnya jumlah Kabupaten/Kota dengan API> 1 ‰ dari 61
pada tahun 2018 menjadi 13 pada akhir tahun 2024.
2. Meningkatnya jumlah Kabupaten/Kota Bebas Malaria dari 285
Kabupaten/Kota pada tahun 2018 menjadi 405 Kabupaten/Kota
pada akhir tahun 2024.
3. Dipertahankannya status bebas malaria pada Kabupaten/Kota yang
telah menerima sertifikat bebas malaria
Strategi
1. Memastikan akses universal masyarakat terhadap upaya
pencegahan, diagnosis dan pengobatan malaria.
2. Mentransformasi surveilans malaria menjadi inti intervensi
eliminasi malaria
3. Mendorong terciptanya kebijakan yang mendukung upaya
pencapaian eliminasi malaria melalui komunikasi
perubahan perilaku dan keterlibatan masyarakat yang
mandiri
4. Penguatan sistem kesehatan yang mampu mencapai
eliminasi malaria
Memastikan akses universal masyarakat terhadap upaya
pencegahan, diagnosis dan pengobatan malaria
Intervensi kunci:
1. Diagnosis: Peningkatan akses pemeriksaan laboratorium malaria di semua fasilitas
kesehatan (pemerintah dan swasta)
2. Diagnosis: Peningkatan jaminan kualitas pemeriksaan mikroskopis dan RDT
3. Pengobatan: Peningkatan akses pengobatan malaria sesuai standar di semua
fasilitas layanan kesehatan dan komunitas oleh tenaga terlatih.
4. Integrasi pelayanan malaria dengan Kesehatan Ibu dan Anak
5. Pengendalian vektor: Perlindungan menyeluruh (universal protection) dengan LLIN
di daerah penularan malaria
6. Pengendalian vektor: Perlindungan dengan IRS di daerah terpilih
7. Pengendalian vektor berbasis masyarakat termasuk integrated vector management
Mentransformasi surveilans malaria
menjadi inti intervensi eliminasi malaria
Intervensi kunci:
1. Peningkatan penemuan kasus malaria
2. Penguatan sistem data dan manajemen data malaria
3. Penguatan penyelidikan epidemiologi kasus dan fokus malaria
4. Sistem Kewaspadaaan Dini dan Penanggulangan KLB-Bencana
5. Surveillans efikasi obat
6. Penguatan surveilans migrasi
7. Penanggulangan malaria pada populasi khusus
8. Penguatan surveilans P. knowlesi
9. Penguatan surveilans Vektor
Mendorong terciptanya kebijakan yang mendukung upaya pencapaian
eliminasi malaria melalui komunikasi perubahan perilaku dan
keterlibatan masyarakat yang mandiri
Intervensi kunci:
1. Peningkatan komitmen dan kepeminpinan
Pemerintah Pusat dan Daerah untuk percepatan
dalam penanggulangan dan eliminasi malaria serta
pencegahan penularan kembali
2. Penguatan dukungan lintas program dan lintas sektor
termasuk swasta)
3. Komunikasi Perubahan Perilaku
Penguatan sistem kesehatan yang mampu
mencapai eliminasi malaria
Intervensi kunci:
1. Penguatan manajemen program yang terintegrasi di dalam
sistem kesehatan
2. Penguatan manajemen sertifikasi eliminasi malaria.
3. Peningkatan koordinasi lintas batas wilayah antar negara,
provinsi dan kabupaten
4. Riset operasional untuk mendukung kebijakan program dan
pelaksanaan kegiatan
Surveilans Migrasi Malaria
SURVEILANS MIGRASI
Pengamatan terus menerus
Penduduk dengan riwayat :
Perjalanan atau sedang melakukan perjalanan,
Sementara atau menetap,
Dari atau ke daerah endemis malaria melewati batas
administratif wilayah.
Kegiatan meliputi :
Penemuan, pengambilan dan pemeriksaan sediaan darah,
penyuluhan,
cross notification,
monitoring dan evaluasi,
pencatatan dan pelaporan.
POKOK KEGIATAN DALAM ELIMINASI
MALARIA
1. Penemuan dan tatalaksana penderita.
2. Pencegahan dan penanggulangan faktor risiko.
3. Surveilans epidemiologi dan penanggulangan
wabah.
4. Peningkatan komunikasi, informasi dan edukasi (KIE).
5. Peningkatan sumber daya manusia.
TUJUAN SURVEILANS MIGRASI
• Puskesmas,
dan Desa/
Ciparakan 0 %o
Tunggilis 0 %o
Bagolo 4,63 %o
SURVEY TEMPAT PERINDUKAN (TP)
o Mikroskop
o Spray can
o Kelambu