Anda di halaman 1dari 3

KERANGKA ACUAN KEGIATAN (KAK) Formulir

DINAS KESEHATAN KABUPATEN BADUNG KAK - SKPD


TAHUN ANGGARAN 2023

BidangUrusan : 1.02 URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG KESEHATAN


Program : 1.02.02 PROGRAM PEMENUHAN UPAYA KESEHATAN
PERORANGAN DAN UPAYA KESEHATAN MASYARAKAT
Kegiatan : 1 02 02 2.02 Penyediaan Layanan Kesehatan untuk UKM dan UKP Rujukan
Tingkat Daerah Kabupaten/Kota
Sub- Kegiatan : 1 02 02 2.02.42 Pengelolaan Pelayanan Kesehatan Malaria

Lokasi Sub- : 51.03 Badung


Kegiatan
Sumber Dana : 1 2 1 01 02 Anggaran Pendapatan Belanja Daerah

Indikator& Target Kinerja


Indikator Target
Hasil Program : Persentase Cakupan Pelayanan Kesehatan bermutu 100%
terintegrasi sesuai dengan standar
Keluaran : Presentase Terlaksananya Pelayanan Kesehatan Penyakit 100 %
(Kegiatan) Menular dan Tidak Menular
Keluaran (Sub- : Jumlah orang yang mendapatkan pelayanan kesehatan 206 orang
Kegiatan) malaria

Kelompok : Masyarakat Kabupaten Badung


Penerima Manfaat

A. LATAR BELAKANG
1 Dasar Hukum
.
a. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 41/Menkes/SK/I2007 Tentang
Pedoman Penatalaksanaan Kasus Malaria;
b. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 42/Menkes/SK/I/2007 Tentang
Pengobatan Malaria;
c. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 275/Menkes/SK/III/2007 Tentang
Pedoman Surveilans Malaria
d. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 293/Menkes/SK/IV/2009 Tentang
Eliminasi Malaria di Indonesia
e. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No 40 Tahun 1991 Tentang Penanggulangan
Penyakit Menular.
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 82 Tahun 2014 tentang Penanggulangan Penyakit
f.
Menular (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 1755);
g. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 50 Tahun 2017 Tentang standar baku
mutu kesehatan lingkungan dan persyaratan kesehatan untuk vektor dan binatang pembawa
penyakit serta pengendaliannya

e. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2013 Tentang Pedoman Tata
Laksana Malaria
f. Peraturan Pemerintah No 12 Tahun 2019 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah.
g. Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2022 Tentang Percepatan Peningkatan
Penggunaan Produk Dalam Negeri Dan Produk Usaha Mikro, Usaha Kecil, Dan Koperasi
Dalam Rangka Menyukseskan Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia Pada Pelaksanaan
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah.
h. Peraturan Menteri Dalam Negeri No 90 Tahun 2019 tentang klarifikasi, Kodifikasi dan
nomenklatur Rencana Pembangunan dan Keuangan Daerah.

2 GambaranUmum
. Malaria adalah infeksi parasite yang disebabkan oleh plasmodium yang menyerang eritrosit
dan ditandai dengan ditemukannya bentuk aseksual didalam darah. Infeksi malaria ini memberikan
gejala berupa demam, menggigil, anemia dan spenomegali. Infeksi malaria dapat berlangsung tanpa
komplikasi ataupun mengalami komplikasi sistemik yang dikenal sebagai malaria berat (Depkes RI
2008)
Malaria merupakan penyakit menular yang sangat dominan di daerah tropis dan sub tropis dan
dapat mematikan. WHO mencatat setiap tahunnya tidak kurang dari 1 hingga 2 juta penduduk
meninggal karena penyakit yang disebarluaskan nyamuk Anopheles. Penyakit Malaria masih ditemukan
diseluruh provinsi di Indonesia, dan masih menjadi permasalahan kesehatan masyarakat di Provinsi
Bali.
Berdasarkan laporan penemuan penderita malaria Kabupaten Badung tahun 2021, bahwa
Kabupaten Badung dengan mobilitas penduduk yang sangat tinggi mempunyai resiko terjangkitnya
penyakit salah satunya penyakit malaria, terutama masyarakat yang datang dari daerah endemis.
Kabupaten Badung sudah mendapatkan sertifikat eleminasi malaria pada tahun 2014 dan
sekarang pada tahap pemeliharaan. Pada tahap pemeliharaan syarat atau indikator yang harus tercapai
yaitu angka Insiden tidak lebih dari 1 per 1000, tidak ada kasus indigenous (penularan setempat), dan
didukung surveilans yang baik. Apabila ketiga syarat tersebut tidak terpenuhi kemungkinan status
eliminasi tersebut bisa di cabut oleh Pemerintah Pusat. Untuk mempertahankan status eliminasi maka
Pemerintah Kabupaten Badung berkomitmen untuk tetap mempertahankan status tersebut. Untuk
mempertahankan status eliminasi perlu ada upaya-upaya pencegahan dan pengendalian penyakit malaria
agar tidak terjadinya kematian diakibatkan oleh penyakit malaria dan terjadinya kejadian luar biasa/
KLB. Untuk pelaksanaan upaya tersebut, diperlukan dukungan pemerintah daerah tentang anggaran
atau dana untuk pelaksanaan kegiatan tersebut. Anggaran tersebut dipergunakan untuk pemenuhan
kebutuhan akan sarana dan prasarana, salah satunya kebutuhan bahan habis pakai untuk pemeriksaan
laboratorium sebagai pemeriksaan gold standar penegakan diagnosis penyakit malaria. Disamping
penyediaan logistik, kegatan surveillams migrasi sangat penting untuk dilaksanakan untuk mencegah
penyebaran penyakit malaria di Kabupaten Badung. Surveillans migrasi merupakan kegiatan deteksi
dini kasus malaria pada penduduk pendatang maupun yang pasca melakukan perjalanan dari daerah
endemis malaria.
Salah satu kunci keberhasilan pengendalian malaria dan penyakit tular vektor lainya adalah
dengan pengendalian vektor. Jika vektor dapat dikendalikan dengan baik maka penularan penyakit
dapat dihindari. Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2014 Tentang Kesehatan Lingkungan
dinyatakan bahwa upaya pengendalian vektor harus dilakukan secara komprehensif, meliputi upaya
pengenalan bio-ekologi vektor, perilaku vektor, status resistensi vektor, efikasi insektisida dan kegiatan
pangendalian vektor serta pemetaan daerah reseptif di masing-masing daerah untuk dapat
mengendalikan vektor secara komprehensif sebagaimana diatur dalam Permenkes Nomor 50 tahun
2017, dibutuhkan tenaga kesehatan yang terlatih di bidang pengendalian vektor.
Sehubungan dengan hal tersebut maka perlu ada pelatihan entomologi dan pemetaan daerah
reseptif untuk petugas kesehatan, terutama petugas di Puskesmas, sebagai pelaksana terdepan.
No Rincian Menu/ Komponen Uraian

1 Wokshop refresh petugas laboratorium mikrokopis


Pertemuan tenaga Laboratorium
malaria mikrokopis wilayah puskesmas
di Kabupaten Badung
2 Warshop Tatalaksana malaria dan Worshop Pertemuan untuk tenaga
Refresh Pelaporan esensial dan penguatan puskesmas tentang malaria
system surveilans malaria dan surveilans malaria

B. PENERIMA MANFAAT

N0 RINCIAN PENERIMA MANFAAT


MENU/KOMPONEN
Jumlah Penerima Manfaat
1 Deteksi dini penemuan kasus 206 orang Penderita suspek /
malaria klinis malaria di 13
Puskesmas
2 Wokshop refresh petugas 30 orang Petugas puskesmas
Laboratorium Mikrokopis dan Dinas Kesehatan
malaria
3. Pelatihan Tenaga 29 orang Petugas puskesmas
Enthomolog Puskesmas

C. BIAYA YANG DIPERLUKAN

Biaya yang diperlukan untuk pencapaian keluaran sebesar Rp. 176.391.484( Seratus Tujuh Puluh
Enam Juta Tiga Ratus Sembilan Puluh Satu Ribu Empat Ratus Delapan Puluh Empat Rupiah)
dengan rincian sebagai berikut :

HARGA
URAIAN VOL SATUAN JUMLAH KETERANGAN
SATUAN
Belanja Bahan 27 Box 22.000 594.000 Kegiatan Refresh
Kimia Malaria petugas
laboratorium
malaria
Belanja suku 1 Paket 6.188.126 6.188.126
cadang kedokteran
Wokshop refresh
petugas
1 Snac,nasi 3.150.000 3.150.000
laboratorium
mikrokopis malaria
Honor Narasumber
petugas 1 Paket 9.600.000 9.600.000
laboratorium
Belanja Kursus
Singkat Pelatihan
1 Paket 156.250.958 156.250.958
Enthomolog
Puskesmas
Jumlah 176.391.484

Mangupura, 30 Agustus 2023


PPK Kegiatan

I Made Suwadera,SKM.M.Kes
NIP. 19691111 199303 1 001

Anda mungkin juga menyukai