Anda di halaman 1dari 37

PEMERINTAH KABUPATEN PANGKAJENE DAN KEPULAUAN

DINAS KESEHATAN
UPT PUSKESMAS SARAPPO
Alamat : Pulau Sarappo Lompo Desa Mattiro Langi Kec Liukang Tupabbiring,Pangkep 90671

KRITERIA
KRITERIA
1.2.4
5.1.2

Kepala Puskesmas dan tim atau petugas yang diberi tanggung jawab
untuk peningkatan mutu dan keselamatan pasien berkomitmen untuk
membudayakan peningkatan mutu secara berkesinambungan melalui
pengelolaan indikator mutu.

ELEMEN PENILAIAN

a
Terdapat kebijakan tentang indikator mutu Puskesmas yang dilengkapi
dengan profil indikator (R).

PEMERINTAH KABUPATEN PANGKAJENE DAN KEPULAUAN


DINAS KESEHATAN
UPT PUSKESMAS SARAPPO
Alamat : Pulau Sarappo Lompo Desa Mattiro Langi Kec Liukang Tupabbiring,Pangkep 90671

KEPUTUSAN KEPALA UPT PUSKESMAS SARAPPO


Nomor : 65 /PKM-SRP/TU/SK/I/2023

TENTANG
MENETAPKAN INDIKATOR MUTU PUSKESMAS SARAPPO

DI UPT PUSKESMAS SARAPPO

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA,

KEPALA UPT PUSKESMAS SARAPPO,

Menimbang : a. Bahwa dalam rangka peningkatan mutu pelayanan


dan kinerja yang terarahmaka perlu ditetapkan
indicator mutu dan kinerja puskesmas.
b. Bahwa Berdasarkan pertimbangan sebagaimana
dimaksud dalam point a diatas maka dianggap perlu
di tetapkan indikator mutu dan kinerja;
Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 36 Tahun 2014 Tentang
Tenaga Kesehatan
2. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 44 Tahun 2016 tentang Manajemen
Puskesmas;
3. Peraturan Menteri kesehatan Republik Indonesia
nomor 11 tahun 2017 tentang keselamatan pasien.
4. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 44 Tahun 2016
Tentang Pedoman Manajemen Puskesmas;
5. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 43 Tahun 2019
Tentang Pusat Kesehatan Masyarakat.
6. Peraturan Menteri Kesehatan nomor 30 tahun 2022
tentang indikator mutu pelayanan Kesehatan tempat
praktek mandiri dokter, dokter gigi, klinik, pusat
Kesehatan Masyarakat,rumah sakit, Laboratorium
Kesehatan, dan unit transfuse darah.
7. Peraturan Menteri Kesetratan Republik Indonesia
Nomor 27 Tahun 2Ol7 tentang Pedoman Pencegahan
dan Pengendalian Infeksi di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan;
8. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 951
/MENKES/SK/VI/2000 tentang Upaya Kesehatan
Dasar di Puskesmas:
9. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor
128/MENKES/SK/II/2004 tentang Kebijakan Dasar
Pusat Kesehatan Masyarakat:
10. Keputusan Menteri Kesehatan nomor
828/MENKES/SK/IX/2008/Tentang standar
pelayanan minimal bidang kesehatan
MEMUTUSKAN
Menetapkan :

KESATU : Menetapkan indikator kinerja puskesmas berdasarkan


standar pelayanan minimal ,penilaian kinerja dan
program Indonesia sehat dengan pendekatan keluarga.

KEDUA : Pengumpulan data , monitoring dan analisis.hasil


dilakukan setiap bulan sebagai bahan untuk perbaikan
kinerja puskesmas.
KETIGA : Indikator kinerja puskesmas yang disusun sebagaimana
terlampir dalam lampiran 1 keputusan ini:
KEEMPAT : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan
ketentuan apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan
akan diadakan perbaikan atau perubahan sebagaimana
mestinya.
Ditetapkan di : Sarappo
Pada tanggal : 10 Januari 2023

KEPALA UPT PUSKESMAS SARAPPO

HASAN BASRI
LAMPIRAN I
KEPUTUSAN KEPALA UPT PUSKESMAS SARAPPO
NOMOR : 65/PKM-SRP/TU/SK/I/2023
TENTANG :INDIKATOR MUTU DAN KINERJA

INDIKATOR NASIONAL MUTU PUSKESMAS


N INDIKATOR TARGET
O
1. kepatuhan kebersihan tangan 85 %
2. kepatuhan penggunaan alat pelindung diri 100%
3. kepatuhan identifikasi pasien 100%
4. Keberhasilan pengobatan pasien Tuberkulosis semua 100%
kasus sensitif obat
5. Ibu hamil yang mendapatkan pelayanan antenatal care 100%
sesuai standar
6. kepuasan pasien 85%

Ditetapkan di : Sarappo
Pada tanggal : 10 Januari 2023

KEPALA UPT PUSKESMAS SARAPPO

HASAN BASRI

LAMPIRAN II
KEPUTUSAN KEPALA UPT PUSKESMAS SARAPPO
NOMOR : 65/PKM-SRP/TU/SK/I/2023
TENTANG :INDIKATOR MUTU DAN KINERJA
INDIKATOR MUTU PRIORITAS PUSKESMAS.

Ruangan Indikator Target


Rekam medik Tidak adanya dokumen 100%
rekam medis tercecer

Ditetapkan di : Sarappo
Pada tanggal : 10 Januari 2023

KEPALA UPT PUSKESMAS SARAPPO

HASAN BASRI

LAMPIRAN III
KEPUTUSAN KEPALA UPT PUSKESMAS SARAPPO
NOMOR : 65/PKM-SRP/TU/SK/I/2023
TENTANG :INDIKATOR MUTU DAN KINERJA
INDIKATOR MUTU PELAYANAN
 INDIKATOR KINERJA UPAYA KESEHATAN

NO INDIKATOR KINERJA TARGET


I UPAYA PROMOSI KESEHATAN
A Penyuluhan perilaku Hidup Bersih dan Sehat
1 Melaksanakan orientasi promosi kesehatan bagi 100%
kader
2 Melaksanakan penyuluhan kelompok 100%
3 Mendampingi pelaksanaan SMD dan MMD tentang 100%
Kesehatan
B Cakupan upaya promosi kesehatan lainnya
1 Melaksanakan advokasi kepada kepala desa tentang 100%
pemanfaatan dana desa untuk UKBM
2 Melaksanakan kunjungan rumah sebagai intervensi 94%
promosi kesehatan PIS-PK
3 Melaksanakan penggalangan dukungan ormas 100%
/kelompok potensial dalam pelaksanaan GERMAS

NO INDIKATOR KINERJA TARGET


II UPAYA KESEHATAN LINGKUNGAN
A Penyehatan air
1 Persentase sarana air minum di IKL 80%
2 Persentase SAM yang diambil dan diperiksa 80%
sampelnya sesuai standar
3 Persentase kualitas Air Minum memenuhi syarat 80%
B Hygiene dan sanitasi makanan dan minuman
1 Jumlah tempat pengelolaan pangan (TPP) yang di IKL 80%
2 Persentase TPP memenuhi syarat dan bersertifikat 80%
C Penyehatan tempat pembuangan sampah
1 Persentase RT melakukan pengelolaan sampah 80%
2 Persentase RT melakukan pengelolaan limbah 80%
D Penyehatan lingkungan pemukiman dan jambang
keluarga
1 Pemeriksaan penyehatan lingkungan pada 80%
perumahan
2 Jumlah desa STBM 80%
3 Jumlah desa akses sanitasi 100% (ODF) 100%
4 Persentase rumah tangga melakukanCPTS 80%
5 Persentase rumah tangga melakukan pengelolaan 80%
makanan yang aman
E Pengawasan sanitasi tempat-tempat umum
1 Inspeksi sanitasi tempat-tempat umum 80%
2 Saniitasi tempat umum memenuhi syarat 80%
F Pengamanan pengelolaan limbah B3/medis
1 Pemilahan limbah 100%
2 Ada TPS limbah medis yang memenuhi syarat Ada
memenu
hi syarat
3 Pembuangan akhir memenuhi syarat (pihak ke 3 100%
atau incinerator)
4 Tidak menggunakan alkes yang mengandung 0
merkuri seperti thermometer, sphygmomanometer

NO INDIKATOR KINERJA TARGET


III UPAYA KIA DAN KELUARGA BERENCANA
A Kesehatan ibu
1 Cakupan kunjungan ibu hamil (K1) 95 %
2 Peelayanan kesehatan ibu hamil sesuai standar (K4) 92 %
3 Cakupan kunjungan ibu hamil (K6) 80 %
4 Cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani 79 %
5 Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga 90 %
kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan
6 Cakupan ibu bersalin yang mendapatkan 90 %
pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan di
fasilitas kesehatan sesuai standar
7 Cakupan pelayanan nifas 89 %
8 Cakupan desa melaksanakan kelas ibu hamil 75 %
B Kesehatan Bayi
Cakupan kunjungan neonatal pertama (KN1)
1 Cakupan bayi baru lahir usia 0-28 hari yang 93 %
mendapatkan pelayanan sesuai standar (KN
Lengkap)
2 Cakupan neonatus dengan komplikasi yang 60 %
ditangani
3 Cakupan kunjungan bayi sesuai standar 93 %
Upaya Kesehatan Balita
1 Upaya kesehatan balita 80 %
2 Cakupan balita sakit di MTBS 70 %
C Usia Sekolah dan Remaja
1 Cakupan peserta didik kelas 1 yang mendapat 100%
penjaringan Kesehatan
2 Jumlah sekolah dasar (SD/MI/SDLB) yang 100%
dilakukan penjaringan kesehatan bagi peserta didik
kelas 1
D Pelayanan Keluarga Berencana
1 Keluarga mengikuti program Keluarga Berencana 74 %
(KB aktif)
2 Cakupan KB pasca persalinan (ibu menggunakan 42 %
kotrasepsi lansung sesudah melahirkan s/d 42 hari
sesudah melahirkan)
E Pelayanan Kesehatan Lansia
1 Jumlah lansia umur > 60 tahun yang mendapat 57 %
pelayanan
2 Jumlah posyandu lansia

NO INDIKATOR KINERJA TARGET


IV UPAYA PERBAIKAN GIZI MASYARAKAT
A Pelayanan Kesehatn Ibu
1 Persentase ibu hamil anemia 36%
2 Persentase ibu hamil Kurang Energi Kronik (KEK) 11.5%
3 Cakupan ibu hamil yang mendapat TTD minimal 90 85%
tablet selama masa kehamilan
4 Cakupan ibu hamil Kurang Energi Kronik (KEK) yang 85%
mendapat makanan tambahan
5 Cakupan ibu nifas mendapat kapsul vitamin A 79%
6 Persentase ibu hamil anemia
7 Persentase ibu hamil Kurang Energi Kronik (KEK) 85%
8 Cakupan ibu hamil yang mendapat TTD minimal 90 85%
tablet selama masa kehamilan
B Pelayanan Kesehatan Bayi dan Balita
1 Persentase Bayi dengan berat badan lahir rendah 3%
(berat badan < 2500gram)
2 Cakupan Bayi baru lahir mendapat IMD 66%
3 Cakupan Bayi usia kurang dari 6 bulan mendapat 75%
ASI Ekslusif
4 Cakupan bayi Usia 6 bulan mendapat ASI Ekslusif 50%
5 Cakupan Balita 6.59 bulan mendapat kapsul 89%
Vitamin A
6 Cakupan Balita Gizi Kurang mendapat Makanan 85%
Tambahan
7 Cakupan Balita Gizi Buruk mendapat Perawatan 87%
8 Jumlah BaIita mendapatkan suplementasi gizi makro 80%
9 Cakupan Balita ditimbang berat badannya D/S 80%
10 Cakupan balita memiliki Buku Kesehatan Ibu dan 80%
Anak (KIA) dan Kartu Menuju Sehat (KMS)
11 Cakupan balita ditimbang naik Berat Badannya 86%
(N/D)
12 Persentase Berat Badan Kurang (BB Kurang dan 13%
sangat kurang) pada Balita
13 Persentase Stunting (pendek) dan sangat pendek 16%
pada balita
14 Prevalensi wasting Gizi Kurang dan Gizi Buruk pada 7.3%
balita
C Pelayanan Kesehatan Remaja
Cakupan remaja putri mendapat tablet tambah 75%
darah
D Pelayanan Kesehatan Keluarga
Cakupan rumah tangga mengkonsumsi garam 88%
beryodium
E Pelayanan Kesehatan Keluarga
Persentase Kab/Kota melaksanakan surveilans Gizi 100%
Persentase Puskesmas mampu tata laksana gizi 45%
buruk pada balita

NO INDIKATOR KINERJA TARGET


V UPAYA PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN
PENYAKIT MENULAR
A TB Paru
1 Jumlah Penemuan Terduga Tuberkulosis 100%
2 Cakupan Penemuan dan Pengobatan Penderita 100%
Tuberkulosis
3 Angka Keberhasilan Pengobatan Tuberkulosis 100%
B KUSTA
1 Jumlah Penderita Kusta yang ditemukan dan diobati 0
2 Jumlah Siswa anak sekolah yang di periksa kusta 0
dan frambusia
C Pelayanan Imunisasi
1 Persentase bayi usia 0 - 11 Bulan yang 100 %
mendapatkan imunisasi dasar lengkap
2 Persentase anak 12-24 Bulan yang mendapatkan 100 %
imunisasi lanjutan
3 Persentase anak yang mendapatka imunisasi 100%
lanjutan lengkap usia sekolah dasar
4 Persentase wanita Usia subur yang memiliki statu S 100%
TD+
D Diare
1 Cakupan Pelayanan Diare pada balita 100%
2 Cakupan Pemberian Oralit pada balita 100%
3 Cakupan pemberian zinc pada balita 100%
E ISPA
1 Persentase Kab / Kota yg 50% Puskesmasnya 60%
melaksanakan Tata laksana Pneumonia sesuai
standar (MTBS / Program ISPA)
2 Cakupan Penemuan Pneumonia Balita 0
F Typhoid
1 Cakupan pelayanan penderita Tifoid 100%
2 Persentase Kematian Akibat Penyakit Tifoid 0
G Demam Berdarah Dengue (DBD)
1 Jumlah Penderita DBD yang dilayani sesuai Standar 95%
2 Jumlah Desa/Kelurahan yang melaksanakan 100%
Gerakan 1 Rumah 1 jumantik
3 Jumlah Bebas Jentik Jentik 98%
4 Jumlah Kematian akibat DBD 0
H Malaria
1 Jumlah Kasus Malaria Lokal yg ditemukan dan 0
ditangani sesuai standar
I Pencegahan dan penanggulangan PMS dan
HIV/AIDS
1 Jumlah ibu Hamil yang dilakukan Screening Sifilis 100%
2 Jumlah ibu Hamil yang dilakukan Screening HIV 100%
3 Setiap orang berisiko terinfeksi HIV (ibu hamil, 100%
pasien TB, pasien IMS, waria / transgender,
pengguna napza, dan warga binaan lembaga
pemasyarakatan ) mendapatkan pemeriksaan HIV
sesuai standar
J Kecacingan dan Filariasis
1 Jumlah Penderita Kecacingan ditemukan dan diobati 100%
2 Cakupan POPM Kecacingan 80%
3 Cakupan POPM Filariasis (Pada Puskesmas Endemis) 100%
4 Cakupan Tata Laksana Kasus Kronis 0
K Pencegahan dan Penanggulangan Campak
1 Kasus campak yang diberi vit A 100%
2 Cakupan PE kasus campak 100%
3 Cakupan pengambilan spesimen campak 100%
L Hepatits
1 Jumlah ibu Hamil yang discreening Hepatitis B 95%
2 Jumlah Ibu Hamil reaksi Hepatitis B 95%
3 Jumlah Bayi mendapatkan HbIg 100%
4 Persentase Bayi mendapatkan HBIg kurang dari 24 100%
Jam
M PTM
Penduduk usia > 15 tahun yang melakukan deteksi 80%
dini faktor risiko PTM (> 80% populasi usia > 15
tahun)
Hipertensi
Persentase penderita hipertensi yang mendapatkan 100%
pengobatan sesuai standar
Diabetes Meletus
Persentase penderita diabetes mellitus yang 96%
mendapatkan pengobatan sesuai standar
Skrining perokok
Skrining perokok usia remaja 99%

NO INDIKATOR KINERJA TARGET


VI UPAYA KESEHATAN PENGEMBANGAN
A Upaya Kesehatan Usia Lanjut
1 Pembinaan kelompok usia lanjut sesuai standar 60%
2 Pemantauan kesehatan pada anggota kelompok usia 60%
lanjut yang dibina sesuai standar
B Kesehatan Jiwa
1 Persentase penderita gangguan jiwa berat yang 60%
mendapatkan pelayanan $esuai standar
2 persentase kasus pasung yang dilepas 0
3 Jumlah Penyalahgunaan Napza yang mendapat 0
pelayanan rehabilitas medis
4 Persentase penderita Depresi pada penduduk >15 60%
tahun yang mendapat pelayanan
5 Persentase penderita Gangguan Mental Emosional 60%
pada penduduk >15 tahun yang mendapat
pelayanan
C Perawatan Kesehatan Masyarakat
1 Pemantauan keluarga rawan 30%
2 Kegiatan asuhan keperawatan pada keluarga rawan 69%
D Kesehatan Kerja
1 Pendataan Tempat Kerja 80%
2 Pembinaan Kelompok kesehatan kerja 100%
E Kesehatan Olahraga
1 Pembinaan Kebugaran Jasmani anak sekolah 80%
2 Dilaksanakan Peregangan di tempat Kerja 30%
3 Pembinaan kesehatan olahraga 100%
4 Senam Bersaama secara rutin 23%
5 Pembinaan kebugaran jasmani ASN 50%
6 Pemeriksaan kesehatan haji 0
F UKS dan UKGS
1 Penjaringan kesehatan gigi dan mulut di sekolah 100%
2 Persentase murid kelas I SD/MI yang dilakukan 100%
penjaringan
J UKGM Kesehatan Gigi Masyarakat
1 Pelayanan kesehatan gigi dan mulut / penjaringan di 100%
UKGM
K Kesehatan Mata
Pesersentase deteksi dini gangguan indera dan 70%
fungsional (penglihatan, pendengaran dan
fungsional/disabilitas) pada semua populasi
L Pengobatan Tradisional
Pendataan dan Pernbinaan Penyehat Tradisional 100%
(Hattra)
Jumlah Kelompok Asuhan Mandiri Pemanfaatan 0
TOGA dan Akupressur

Ditetapkan di : Sarappo
Pada tanggal : 10 Januari 2023

KEPALA UPT PUSKESMAS SARAPPO

HASAN BASRI
PROFIL
INDIKATOR MUTU
2023

PEMERINTAH KABUPATEN PANGKAJENE DAN KEPULAUAN


DINAS KESEHATAN
UPT PUSKESMAS SARAPPO
Alamat : Pulau Sarappo Lompo Desa Mattiro Langi Kec Liukang Tupabbiring,Pangkep 90671
PROFIL INDIKATOR MUTU
PUSKESMAS SARAPPO
TAHUN 2023
A. INDIKATOR MANDATORI
Indikator Nasioanal mutu puskesmas (INM Puskesmas) berdasarkan peraturan
menteri kesehatan tentang indikator nasional mutu pelayanan Kesehatan
Tempat praktik mandiri dokter,Dokter gigi,Klinik pusat Kesehatan Masyarakat,
Rumah sakit, Laboratorium Kesehatan, Dan unit transfuse darah.
1. Kepatuhan Kebersihan Tangan
NO JUDUL KEPATUHAN KEBERSIHAN TANGAN
1. Dasar Pemikiran 1. Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia No 11 tahun tentang
keselamatan pasien.
2. Peraturan Menteri Kesehatan Republik
lndonesia Nomor 27 Tahun 2017
Tentang Pedoman Pencegahan dan
Pengendalian infeksi.
3. Keputusan Menteri Kesehatan
Republik lndonesia tentang Pedoman
pencegahan Dan Pengendalian
Coronavirus Disease 2O19(covid-19).
4. Puskesmas harus memperhatikan
kepatuhan seluruh pemberi pelayanan
dalam rnelakukan kebersihan tangan
sesuai dengan ketentuan(WHO)
2. Dimensi mutu Keselamatan (safe)
3. Tujuan Mengukur kepatuhan pemberian layanan
kesehatan sebagai dasar untuk memperbaiki
dan meningkatkan kepatuhan agar dapat
menjamin keselamatan pasien dengan cara
mengurangi risiko infeksi yang terkait dengan
pelayanan Kesehatan.
4. Definisi Operasional 1. Kebersihan tangan dilakukan dengan
mencuci tangan menggunakan sabun
dan air mengalir bila tangan jelas kotor
atau terkena cairan tubuh, atau
menggunakan alcohol bila tangan tidak
tampak .
2. Kebersihan tangan dilakukan dengan s
indikasi (Five moments) dan 6 langkah
menurut (WHO)
3. Penilaian kepatuhan kebersihan
tangan adalah penilaian kepatuhan
terhadap petugas yang melakukan
kebersihan tangan sesuai dengan
indikasi yang terdiri dari :

a. Sebelum kontak dengan pasien


b. Sesudah kontak dengan pasien
c. Sebelum melakukan prosedur aseptic
d. Setelah bersentuhan dengan cairan
tubuh pasien
e. Setelah bersentuhan dengan
lingkungan.

4. Penilaian kepatuhan kebersihan tangan


adalah penilaian kepatuhan pemberi
pelayanan yang rnelakukan kebersihan
tangan dengan benar. Sesi adalah waktu
yang dibutuhkan untuk melakukan
observasi maksimal 20 menit (rerata 10
menit)

5. Tipe indicator Proses


6. Satuan pengukuran Persentase
7. Numerator Jumlah peluang kebersihan tangan yang
dilakuakan sesauai indikasi
8. Denumerator Jumlah peluang kebersihan seharusnya
dilakukan dalam satu periode
pengamatan/observasi.
9. Target pencapaian >85%
10. Kriteria lnklusi Seluruh peluang yang dimiliki oleh pemberi
pelayanan terindikasi harus melakukan
kebersihan tangan.
Kriteria Eksklusi =
11.
12. Formula Jumlah peluang kebersihan tangan yang
dilakukan sesuai indikasi X 100% Jumlah
peluang kebersihan tangan yang seharusnya
dilakukukan dalam satu periode pengamatan/
observasi.
13. Metode pengumpulan Observasi
data
14. Sumber data Hasil observasi
15. lnstrumen Pengumpulan Formulir Kepatuhan Kebersihan Tangan
data
16. Besar Sampel Seluruh petugas pemberi layanan pada
msaing-masing unit pelayanan puskesmas
17. Cara penyajian sampel Observasi harian
18. Periode Pengumpulan Bulanan
Data
19. Penyajian data Table
20. Periode Analisis dan Persemester
Pelaporan data
21. Penanggung jawab Penanggung jawab mutu

2. lndikator Kepatuhan penggunaan Alat pelindung Diri (APD)


NO JUDUL Kepatuhan penggunaan alat pelindung diri
(APD)
1 Dasar Pemikiran 5. Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia No 11 tahun tentang
keselamatan pasien.
6. Peraturan Menteri Kesehatan Republik
lndonesia Nomor 27 Tahun 2017
Tentang Pedoman Pencegahan dan
Pengendalian infeksi.
7. Keputusan Menteri Kesehatan
Republik lndonesia tentang Pedoman
pencegahan Dan Pengendalian
Coronavirus Disease 2O19(covid-19).
8. Ketepatan identifikasi menjadi sangat
penting untuk menjamin keselamatian
Pengguna Layanan selama proses
pelayanan dan mencegah insiden
keselamatan pasien

2 Dimensi mutu Keselamatan ( safe)


3. Tujuan 1. Mengukur kepatuhan petugas
Puskesmas dalam menggunakan APD.
2. Menjamin keselamatan petugas dan
pengguna layanan dengan cara
mengurangi Resiko infeksi.
4 Delinisi Operasional 1. Alat pelindung diri (APD) Adalah
perangkat alat yang dirancang sebagai
penghalang terhadap penehasi zat,
partikel padat, cair atau udara untuk
melindungi pemakainya dari cedera
atau penyebaran infeksi atau penyakit.
2. lndikasi penggunaan APD adalah jika
melakukan tindakan yang
memungkinkan tubuh atau membran
mukosa terkena atau terpercik darah
atau cairan tubuh atau kemungkinan
pasien terkontaminasi dari petugas.
3. Kepatuhan penggunaan APD adalah
kepatuhan petugas dalam
menggunakan APD dengan tepat
sesuai dengan indikasi Ketika
melakukan tindakan yang
memungkinkan tubuh atau membran
mukosa terkena atau terpercik darah
atau cairan tubuh atau cairan infeksius
lainnya berdasarkan jenis risiko
transmisi (Kontak, droplet, dan
airborne).
4. Penilaian kepatuhan penggunaan APD
adalah penilaian terhadap petugas
dalam menggunakan APD sesuai
indikasi dengan tepat saat memberikan
pelayanan Kesehatan pada periode
observasi imunisasi, pemasangan alat
kontrasepsi, persalinan dan tindakan
kegawatdaruratan.
c. Prosedur diagnostik : pengambilan
sampel.
5 Tipe indicator Proses
6 Satuan Pengukuran Persentase
7 Numerator Jumlah pemberi pelayanan yang melakukan
identifikasi secara benar
8 Denumerator Jumlah pemberi pelayanan yang diobservasi
dalam periode observasi.
9 Target Pencapaian 100%
10 Kriteria lnklusi Semua pemberi pelayanan yang memberikan
pelayanan kepada pasien
11 Kriteria Eksklusi -
12 Formula Jumlah pemberi pelavanan vang melakukan
identifikasi secara benar x 1OO% Jumlah
pemberi pelayanan yang diobservasi dalam
periode observasi.
13 Metode Pengumpulan data Observasi
14 Sumber Data Hasil observasi
15 lnstrumen Pengumpulan Formulir Observasi
data
16 Besar Sampel Seluruh petugas pemberi layanan pada
masing-masing unit pelayanan puskesmas
17 Cara Penyajian sampel Observasi Harian
18 Periode Pengumpulan data Harian
19 Penyajian Data Tabel
20 Periode Analisis dan Bulanan
pelaporan data
21 Penanggung jawab Penanggung jawab Mutu

3.lndikator Keberhasilan Pengobatan Paeien TB Semua Kasus Sensitif Obat (SO).


N Judul Keberhasilan Pengobatan Pasien TB Semua
O Kasus sensitive obat (SO)
1. Dasar pemikiran 1. Peraturan Presiden Rl tentang RPJM
Tahun2020-2024.
2. Peraturan Menteri Kesehatan Republik
lndonesia No 67 tahun 2016 Tentang
Penanggulangan Tuberkulosis.
3. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor
43 Tahun 2019 tentang Puskesmas.
4. Keberhasilan pengobatan pasien TB
semua kasus minimal 90% dengan
memperhatikan upaya penurunan
angka putus berobat, gagal, meninggal
dan pasien tidak dilakukan evaluasi.

2. Dimensi Mutu Efisien (Effecient)


efectif (efective)
Tepat Waktu (Timely)
3. Tujuan Untuk mengetahui jumlah keberhasilan
pengobatan pasien TB semua kasus sensitif
obat dan mengurangi angka penularan
penyakit TB.
4. Defnisi Operasional 1. Tuberculosis yang selanjutnya
disingkat TB adalah penyakit menular
yang disebabkan oleh Mycobacterium
tuberculosis, yang dapat menyerang
paru dan organ lainnya.
2. TB Sensitif Obat (SO) adatah penderita
TB yang berdasarkan hasil
pemeriksaan uji kepekaan atau Tes
Cepat Mikroskopis (TCM) menunjukan
hasil masih sensitive terhadap obat anti
tuberculosis (OAT) lini 1( pertama)
3. Obat anti tuberculosis (OAT) lini 1
adalah obat anti tuberculosis yang
terdiri dari lsoniazid (H), Rifampisin (R),
Pirazinamid (Z), Etambutol (E) dan
Streptomisin (S).
4. . Pengobatan lengkap: pasien TB yang
telah menyelesaikan pengobatan
secara lengkap dimana pada salah
satu pemeriksaan sebelum akhir
pengobatan hasilnya (-) dan diakhir
pengobatan tidak ada bukti hasil
pemeriksaan bakteriologis (tdk
dilakukan pemeriksaan bakteriologis di
akhir pengobatan ).
5. Sembuh: pasien TB dengan hasil
pemeriksaan bakleriologis (+) pada
awal pengobatan yg hasil pemeriksaan
pada akhir pengobatan dalam
periodisasi pengobatan TB menjadi
negative.
6. Upaya peningkatan mutu keberhasilan
pengobatan TB dilihat berdasarkan alur
pengobatan sejak dinyatakan (+)
berdasarkan pemeriksaan baKeriologis
sd pasien dinyatakan sembuh dan
pengobatan lengkap.
7. Keberhasilan pengobatan pasien TB
adalah angka yang menunjukkan
persentase semua pasien TB yang
sembuh dan pengobatan lengkap di
antara semua pasien TB yang diobati
dan dilaporkan sesuai dengan
periodisasi waktu pengobatan TB.
5. Tipe lndikator Outcome
6. Satuan pengukuran Presentase
7. Numerator Jumlah semua pasien TB SO yang sembuh
dan pengobatan lengkap pada tahun berjalan
di wilayah kerja Puskesmas.
8. Denumerator Jumlah semua kasus TB SO yang diobati
pada tahun berjalan di wilayah kerja
puskesmas.
9. Target Pencapaian 90%
10. Kriteria lnklusi Semua pasien TB SO yang dinyatakan
sembuh dan menialani pengobatan secara
lengkap di wilayah kerja Puskesmas pada
tahun berjalanannya.
11. Kriteria Eksklusi 1. Pasien tb dengan hasil positif 12 orang
2. Pasien TB yang sembuh 8 orang.
12. Formula Jumlah semua pasien TB SO yang sembuh
dan pengobatan lengkap pada tahun berjalan
di wilayah kerja puskesmas X100% Jumlah
semua kasus TB SO yang diobati pada tahun
berjalan di wilayah kerja puskesmas.
13. Metode Pengumpulan Rekospektif
Data
14. Sumber Data Formular TB
15. lnstrumen Pengumpulan Data sekunder
Data
16. Besar Sampel Populasi
17. Cara Penyajian sampel Harian
18. Periode Pengumpulan Bulanan
Data
19. Penyajian Data Table
20. Periode Analisis dan Persemester
Pelaporan Data
21. Penanggung Jawab Penanggung Jawab mutu

4.Indikator Ibu hamil mendapatkan pelayanan ANC sesuai Standar.


NO JUDUL Ibu hamil Mendapatkan Pelayanan ANC
sesuai standar
1. Dasar Pemikiran 1. Peraturan Presiden Rl tentang RPJM
Tahun 2022-2024.
2. Peraturan menteri kesehatan Rl
Nomor 4 tahun 2019 standar teknis
pemenuhan mutu pelayanan dasar
pada standar pelayanan minimal
bidang Kesehatan.
3. Peraturan Menteri Kesehatian Nomor
43 tahun 2019 tentang puskesmas.
4. Jika ibu hamil mendapatkan pelayanan
ANC sesuai standar, maka risiko pada
kehamilan dapat sejak awal diketahui
dan dilakukan tata laksana, sehingga
factor risiko dapat dikurangi agar tidak
terjadi komplikasi.
2. Dimensi Mutu Efektif (effectif)
Keselamatan Pasien (Safe)
Berorientasi kepada pasien (people-centred)
3. Tujuan 1. Mendorong penurunkan angka
kematian ibu.
2. Memperoleh gambaran
pelayanan ANC Sesuai standar.
4. Defnisi Operasional 1. lbu hamil yang mendapatkan
pelayanan ANC sesuai standar adalah
ibu hamil yang telah bersalin yang
mendapatkan pelayanan ANC lengkap
sesuai dengan standar kuantitas dan
standar kualitas selama periode
kehamilan di Puskesmas pada tahun
berjalan.
2. Standar kuantitas adalah kunjungan 4
kali selama periode kehamilan (K4).
3. Standar kualitas yaitu pelayanan
antenatal yang memenuhi 10T.
4. Waktu pemeriksaan 10T mengikuti
daftar pemeriksaan ANC sesuai
ketentuan yang berlaku.
5. Sasaran lndikator adalah semua ibu
bersalin yang telah mendapatkan
pelayanan ANC Sesuai standar pada
masa kehamilan pada tahun berjalan.
5. Tipe lndikator Outcome
6. Satuan Pengukuran Persentase
7. Numerator Jumlah ibu hamil bersalin yang telah
mendapatkan pelayanan ANC lengkap sesuai
standar pada tahun berjalan.
8. Denumerator Jumlah seluruh ibu hamil yang telah bersalin
di wilayah kerja puskesmas pada tahun
berjalan.
9. Target Pencapaian 90%
10. Kriteria lnklusi Seluruh ibu hamil yang telah bersalin di
wilayah kerja puskesmas pada tahun
berjalan.
11. Kriteria Eksklusi 1. lbu hamil dengan Kl bukan di trimester
1.
2. lbu hamil yang pindah domisili.
3. lbu hamil yang tidak menyelesaikan
masa kehamilan.
4. lbu hamil pindahan yang tidak memliki
catatan riwayat kehamilan lengkap.
5. Ibu hamil yang meninggal sebelum
masa persalinan.
6. lbu hamil besalin prematur (K4 tidak
selesai.
12.. Formula Jumlah ibu hamil bersalin yang telah
mendapatkan pelayanan ANC lengkap sesuai
standar pada tahun berjalan X 100% Jumlah
seluruh ibu hamil yang telah bersalin di
wilayah kerja puskesmas pada tahun
berjalan.
13. Metode Pengumpulan Retrospektif
Data
14. Sumber Data Kohort lbu,kartu ibu, PWS KIA, Buku
registrasi ibu.
15. lnstrumen Pengumpulan Data sekunder
Data
16. Besar Sampel Jumlah ibu hamil bersalin yang berada di
wilayah kerja puskesmas.
17. Cara penyajian sampel Harian
18 Periode Pengumpulan Bulanan
Data
19. Penyajian Data Table
20. Periode Analisis dan Persemester
Pelaporan data
21. Penanggung jawab Penanggung jawab program KIA

6. lndikator Kepuasan Pasien


NO Judul Keputusan pasien
1. Dasar pemikiran 1. Peraturan Menteri pendayagunaan
Aparatur Negara dan reformasi
Birokrasi Republik Indonesia Nomor 14
Tahun 2017 mengenai pedoman
penyusunan survei kepuasan
masyarakat Unit Penyelenggara
pelayanan public.
2. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor
43 Tahun2019 tentang puskesmas.
2. Dimensi Mutu Efektif (Effecfive)
Keselamatan Pasien (Safe)
Berorientasi kepada pasien (people-centred)
3. Tujuan Mengukur tingkat kepuasan pasien sebagai
pengguna layanan dan meningkatkan kualitas
penyelenggaraan pelayanan publik.
4. Defnisi Operasional 1. Kepuasan pasien adalah hasil
pendapat dan penilaian pasien
terhadap kinerja pelayanan yang
diberikan oleh fasilitas pelayanan
Kesehatan terhadap pelayanan.
2. Responden adalah pasien yang pada
saat survei sedang berada di lokasi
unit pelayanan, yang pemah menerima
pelayanan.
3. Survei Kepuasan Pasien adalah
kegiatan pengukuran secara
komprehensif tentang tingkat kepuasan
pasien terhadap kualitas layanan yang
diberikan oleh fasilitas pelayanan
Kesehatan kepada pasien
5. Tipe lndikator Output
6. Satuan Pengukuran Lndeks
7. Numerator Sesuai dengan PERMEN PAN & RB
8. Denumerator Sesuai dengan PERMEN PAN & RB
9. Target Pencapaian >76.6%
10. Kriteria lnklusi Semua pengguna layanan Puskesmas baik
UKM maupun UKP.
11. Kriteria Eksklusi -
12. Formula Sesuai dengan metodologi survei kepuasan
pasien berdasarkan PERMEN PAN & RB
13. Metode Pengumpulan data Survei
14. Sumber Data Hasil survei
15. lnstrumen Pengumpulan Kuisioner survei kepuasan pasien
data
16. Besar Sampel Penentuan sampel dihitung dengan
menggunakan tabel sampel dari Kreicie dan
Morgan.
17. Cara Penyajian Sampel Harian
18. Periode Pengumpulan data Per semester
19. Penyajian Data Table
20. Periode Analisis dan Per semester
Pelaporan data
21. Penanggung jawab Penanggung jawab mutu
B. INDIKATOR NON MONDATORI
INDIKATOR MUTU PRIORITAS PUSKESMAS (IMPP)
NO Judul indikator Tidak adanya dokumen rekam medis yang
tercecer
1. Dasar Pemikiran 1. Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia NO 11 tahun 2017 tentang
keselamatan paseien
2. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 43
Tahun 2019 tentang puskesmas
3. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 24
Tahun 2022 tentang Rekam medis.
2. Dimensi Mutu 1. Keselamatan
2. Efesien
3. Integrasi
3. T ujuan Menyediakan atau meningkatkan perawatan
serta pelayanan Kesehatan yang efesien dan
terpadu
4. Definisi Operasional Rekam medik terorganisir dengan baik, tidak
terdapat rekam medik yang tercecer atau harus
dibuat ulang/baru Ketika ada pasien lama
berkunjung kepuskesmas
5. Tipe lndikator Proses
6. Satuan pengukuran %(persen)
7. Numerator (Pembilang) Jumlah rekam medik yang tercecer
8. Denomirator (penyebut) Jumlah seluruh pasien lama yang dimelakukan
pendaftaran direkam medik
9. Target pencapaian 100%
10. Kriteria Inklusi -pasien lama yang mendapatkan pelayanan

11. Kreteria ekslusi Pasien baru


12. Formula Jumlah rekam medik yang tercecer X %
Jumlah pasien lama yang melakukan
pendaftran direkam medik
13. Metode penggumpulan Concurent
data
14. Sumber data Data primer
15. Periode Pengumpulan Bulanan
data
16. Besar sampel Total sampling
17. Cara penyajian sampel Table
18. Periode pengumpulan Bulanan
data
19. Penyajian data Persemster
20. Priode analisis dan Persemester
pelaporan data
21. Penanggung jawab PJ Ruang pendaftran

C. INDIKATOR MUTU PELAYANAN KLINIS


1. Kasus non-spesialistik tidak di rujuk
1. Judul lndikator Kasus non-spesialistik tidak di rujuk

2. Dasar Pemikiran Peraturan Menteri Kesehatan no 7 tahun


2013 tentang pelayanan Kesehatan pada
jaminan Kesehatan nasional
3. Dimensi Mutu Efesien
integrasi
4. Tujuan Mengetahui optimalnya koordinasi dan
kerjasama antara FKTP Dengan fasilitas
kesehatan rujukan tingkat lanjutan (FKRTL)
sehingga system rujukan terselenggara
sesuai indikasi medis dan kopetensinya
5. Defenisi Operasional Rasio rujukan rawat jalan kasus non
spesialistik merupakan jumlah peserta yang
dirujuk dengan diagnose yang termaksud
dalam level kompetensi FKTP sesuai
dengan panduan praktik klinis dibandingkan
dengan jumlah seluruh peserta yang dirujuk
oleh FKTP dikali 100 (serratus)
6. Tipe lndikator outcome
7. Satuan Pengukuran %(persen)
8. Numerator Jumlah kasus non spesialistik yang dirujuk
9. Denumerator Jumlah seluruh kasus non spesiaslistik
FKTP
10. Target Pencapaian >90%
11. Kriteria lnklusi Dan Kasus non spesialistik dan kasus
Eksklusi spesialistik
12. Formula Pengukuran Jumlah non spesialistik yang dilayani
X 100
Jumlah seluruh kasus non spesialistik FKTP
13. Metode pengumpulan 1 bulan
data
14. Sumber Data Data primer
15. Insturmen pengumpulan Registrasi P-care
data
16. Besar sampel Total sampling
17. Cara penyajian sampel Bulanan
18. Priode pengumpulan data bulanan
19. Penyajian data tabel
20. Periode analisis dan Bulanan
pelaporan data
21. Penanggung jawab PJ Rujukan

2. ketersediaan tenaga dokter gigi pemberi layanan


1. Judul ketersediaan tenaga dokter gigi pemberi
layanan
2. Dasar Pemikiran 1. Peraturan Menteri Kesehatan NO.89
tahun 2015 tentang Upaya Kesehatan
dan mulut
2. Peraturan Menteri Kesehatan no 20
tahun 2016 tentang izin
penyelenggarapraktik terapis gigi dan
mulut
3. Peraturan Menteri Kesehatan 43
tahun 2019 tentang puskesmas
3. Dimensi Mutu Keselamatan pasien
Berorientasi pelayanan
4. Tujuan Tersedianya pelayanan gigi oleh tenaga
Kesehatan yang kompeten
5. Definis operasional Pemeriksaan gigi adalah Tindakan
pemeriksaan seputar Kesehatan mulut dan
gigi, mulai dari pemeriksaan
Kesehatan,kebersihan, pengobatan, hingga
Tindakan ini adalah dokter yang bertugas
dalam Tindakan medis lebih lanjut.dokter
yang bertugas yang memiliki keahlian kasus
di bidang mulut dan gigi
6. Tipe lndikator Proses dan outcome
7. Satuan pengukuran % (persen)
8. Numerator Jumlah pasien yang di tangani oleh dokter
gigi
9. Denumerator Jumlah seluruh pasien yang berkunjung ke
poli gigi dama 1 bulan
10. Target Pencapaian 100%
11. Kriteria inklusi pasien yang di tangani oleh dokter gigi
12. Kreteria Eksklusi pasien yang tidak dilayani oleh dokter gigi
13. Formula pengukuran Numerator dibagi denumerator di kali 100%
14. metode Pengumpulan konkuren
Data
15. Sumber Data Data primer
16. Besar Sampel Total sampling
17. Cara penyajian sampel Table
18. Periode penggumpulan bulanan
data
19. Penyaiian data bulanan
20. Periode analisis dan Persemester
Pelaporan data
21 Penanggung jawab PJ poli gigi

3.persalinan normal di tolong oleh dokter/bidan


NO. Judul persalinan normal di tolong oleh dokter/bidan
1. Dasar pemikiran 1. Peraturan Menteri Kesehatan No.97
tahun 2014 tentang pelayanan
Kesehatan masa sebelum
hamil,persalinan dan masa sesudah
melahirkan. Penyelanggaraan
pelayanan kontrasepsi, serta pelayanan
kesehtan seksual.
2. Peraturan Menteri Kesehatan No
4tahun 2019 tentang standar teknis
pemenuhan mutu pelayanan dasar
pada standar pelayanan minimal bidang
Kesehatan
2. Dimensi Mutu Efektif
Keselamatan pasien
3. Tujuan Tersedianya pelayanan persalinan normal
oleh tenaga yang berkompeten
4. Definisi Operasional Persalinan normal adalah proses persalinan
yang melalui kejadian secara alami dengan
adanya kontaksi Rahim ibu dan dilalui
dengan pembukaan untuk mengeluarkan
bayi.
5. Tipe lndikator Proses dan outcome
6. Satuan pengukuran %( persen)
7. Numerator Jumlah persalinan yang di tolong oleh tenaga
dokter/bidan terlatih
8. Denumerator Jumlah seluruh persalinan dalam satu priode
pengukuran
9. Target Pencapaian %
10. Kriteria lnklusi -persalinan yang dilakukan oleh dokter/bidan
terlatih
11. Kriteria Eksklusi persalinan tanpa dokter/bidan
12. Formula Numerator di bagi denumerator dikali 100%
13 Metode Pengumpulan konkuren
data
14 Sumber Data Data primer
15 lnstrumen Pengumpulan Registrasi e-kohort
data
16 Besar Sampel Total sampling
17 Cara Penyajian sampel Table
18 Periode pengumpulan Bulan
data
19 Penyajian Data persemester
20 Periode Analisis dan persemester
pelaporan data
21 Penanggung jawab Koordinasi bidan

4.tidak adanya kejadian infeksi pasca Tindakan jahit luka


No Judul Indikator Tidak adanya kejadian infeksi pasca
Tindakan jahit luka
1. Dasar Pemikiran Peraturan Menteri Kesehatan nomor 27
tahun 2017 tentang pedomanpencegahan
dan pengendalian infeksi di fasilitas
pelayanan kesehatan.
2. Dimensi Mutu Efektif
Keselamatan pasien
3. Tujuan Mencegah terjadinya infeksi luka pasca
hecting.
4. Definisi Operasional Infeksi yang di maksud adalah adanya hais
pada semua kategori luka laceratum yang
dilaksanakan di IGD 24 jam dan di tandai
oleh rasa panas (kalor), kemerahan(color)
penggerasan (tumor), dan keluarnya
nanah(pus) dalam waktu lebih dari 3x24 jam
pasca tindakan
5. Jenis lndikator Proses dan outcome
6. Satuan Pengukuran % (persen)
7. Numerator Jumlah kejadian infeksi pasca heacting
dalam satu bulan
8. Denumerator Jumlah Tindakan hectingdalam satu bulan
9. Target 100%
10. Kriteria lnklusi -pasien hecting ( jahit luka)

11. Kriteria eksklusi Pasien yang dilakukan pembedahan tanpa


hecting
12. Formula Numerator dibagi denumerator di kali 100%
13. Metode Pengumpulan Total
data
14. Sumber data Data primer
15. lnstrumen Pengumpulan Registrasi IGD dan rekam medis
data
16. Besar sampel Total sampling
17. Cara pengambilan Table
sampel
18. Periode pengambilan Bulanan
sampel
19. Penyajian data Persemester
20. Periode Analisa dan Persemester
pelaporan data
21. Penanggung jawab PJ IGD

5.Waktu perawatan kurang dari 3 hari


NO. judul lndikator Waktu perawatan kurang dari 3 hari
1. Dasar Pemikiran Peraturan manteri Kesehatan nomor 27
tahun 2017 tentang pedoman pencegah
dan pendalian infeksi di fasilitas
pelayanan kesehatan
2. Dimensi Mutu Keselamatan
efektif
3. Tujuan Mengurangi angka kejadian infeksi
HbSAg
4. Definisi Operasional Rawat inap adalah istilah yang berarti
proses perangkapan pasien oleh tenaga
Kesehatan professional akibat penyakit
tertentu, dimana pasieb di inapkan di
suatu ruangan di rumah sakit.ruang rawat
inap adalah ruang tempat pasien di
rawat.
5. Jenis Indikator Outcome
6. Satuan Pengukuran %(persen)
7. Numerator Jumlah pasien yang dirawat kurang dari 3
hari
8. Denumerator Jumlah pasien rawat inap dalam satu
bulan
9. Target 100%
10.Kriteria inklusi Pasien rawat inap dan sudah
menandatani persetujuan rawat inap
11.Kriteri eksklusi pasien observasi <12 jam pasien pulang
paksa
12.Formula Numerator dibagi denumerator di
kali100%
13.Metode Pengumpulan data Konkuren
14.Sumber data Data primer
15.lnstrumen Pengumpulan data Register rawat inap dan rekam medis
16.Besar sampel Total sampling
17.Cara pengambilan sampel Table
18.Periode pengambilan sampel Bulanan
19.Penyajian data Persemester
20.Periode Analisa dan pelaporan Persemester
data
21.Penanggung jawab PJ ruang perawatan

6.ketersediaan obat memenuhi peresepan


No Judul Indikator ketersediaan obat memenuhi peresepan
1. Dasar Pemikiran Peraturan Menteri kesehtan no 26 tahun
2020 tentang perubah atas 74 tahun
2016 tentang standar pelayanan
kefarmasian di puskesmas
2. Dimensi Mutu Berorientasi pelayanan
Efektif
Efesien
3. Tujuan Meningkatkan penggunaan obat yang
benar meningkatkan kepuasan pengguna
layanan
4. Definisi Operasional Resep adalah permintaan tertulis dari
dokter atau doktrer gigi kepada apoteker,
baik secara tertulis atau electronic ,untuk
menyediakan dan menyerahkan obat
sesuai peraturan yang berlaku Salinan
resep adalah Salinan tertulis berdasarkan
resep dokter yang obatnya diambil
Sebagian/belum sepenuhnya
diberikan/harus di tebus di apotik lain
5. Jenis lndikator Proses
6. Satuan Pengukuran %( persen)
7. Numerator Jumlah resep yang dibuat Salinan resep
karena kekosongan salahsatu obat.
8. Denumerator Jumlah resep dalam satu bulan
9. Target %(persen)
10. Kriteria lnklusi -Resep dari dokter umum dan dokter gigi
puskesmas yang membuat obat sesuai
formularium nasional
11. Kriteria eksklusi resep bukan dari dokter puskesmas
resep yang mengandung obat no
formularium nasional
12. Formula Numerator dibagi denumerator di kali
100%
13. Metode Pengumpulan data Konkuren
14. Sumber data Data primer
15. lnstrumen Pengumpulan data Register pelayanan kefarmasian
16. Besar sampel Total sampling
17. Cara pengambilan sampel Table
18. Periode pengambilan sampel Bulanan
19. Penyajian data Persemester
20. Periode Analisa dan pelaporan Persemester
data
21. Penanggung jawab PJ Pelayanan kefarmasian

7. Ibu hamil KEK Diberikan konsultasi diruang gizi


No Judul Indikator Ibu hamil KEK Diberikan konsultasi
diruang gizi
1. Dasar Pemikiran 1. Peraturan Menteri Kesehatan No
97 tahun 2014 tentang pelayanan
Kesehatan masa sebelum
hamil,masa hamil, persalinan,dan
masa setelah
melahirkan ,penyelenggaran
pelayanankontasepsi, serta, serta
pelayanan Kesehatan seksual.
2. Peraturan Menteri Kesehatan No 4
tahun 2019tentang standar teknis
pemenuhan mutu pelayanan
minimal bidang Kesehatan.
2. Dimensi Mutu keselamatan pasien
integrasi
tepat waktu
3. Tujuan Mengurangi angka kejadian bayi BBLR
karena kurangnya asupan gizi ibu.
Mecegahb AKI, AKB, Dan kondisi
stunting.
4. Definisi Operasional Kekurangan energi kronis (KEK) adalah
suatu kondisi saat ibu hamil tidak
medapatkan asupan energi yang
mencakupi secara berkelanjutan untuk
memenuhi kebutuhan gizinya.
Beberapa gejala diantaranya.
 Merasa kelelahan terus menerus
 Mati rasa atau kesemutan saat
hamil ,
 Wajah pucat dan tidak bugar
 Sangat kurus ( indeks massa
tubuh kurang dari 18,5).
 Lingkar lengan atas kurang dari
25,5 cm
 Berat badan menurun
 Kalori yang terbakar saat istrahat
menurun dan kemampuan
melakukan aktivitas fisik
berkurang.

5. Jenis lndikator Proses


6. Satuan Pengukuran %(persen)
7. Numerator Jumlah ibu hamil KEK yang diberikan
konseling di ruang gizi
8. Denumerator Jumlah ibu hamil KEK dalam satu bulan
9. Target 100%
10. Kriteria lnklusi - Ibu hamil KEK
11. Krtiria eksklusi - IBU Non-KEK
12 Formula Numerator dibagi denumerator di kali
100%
13. Metode Pengumpulan data Konkuren
14. Sumber data Data primer
15. lnstrumen Pengumpulan data Registasi ruang gizi
16. Besar sampel Total sampling
17. Cara pengambilan sampel Table
18. Periode pengambilan sampel Bulanan
19. Penyajian data Persemester
20. Periode Analisa dan pelaporan Persemester
data
21. Penanggung jawab PJ Ruang gizi

8.tidak adanya kesalahan penyerahan hasil laboratorium


No Judul Indikator tidak adanya kesalahan penyerahan hasil
laboratorium
1. Dasar Pemikiran 1. Peraturan Menteri Kesehatan no
37 tahun 2012 tentang
penyelanggaraan laboratorium
pusat Kesehatan Masyarakat.
2. Peraturan Menteri kesehataan No
11 tahun 2017 tenang
keselamatan pasien
Peraturan Menteri Kesehatan nomor 43
tahun 2019 tentang puskesmas
2. Dimensi Mutu Keselamatan pasien
Efektif
3. Tujuan Mencegah kesalahan diagnosa dan
perawatan
4. Definisi Operasional Tidak adanya kesalahan penyerahan
hasil laboratorium yang d laukan petugas
bagi pasien agar pasienmerasa percaya
dan aman menerima pelayanan.
5. Jenis lndikator Proses
6. Satuan Pengukuran %persen
7. Numerator Jumlah pasien yan g menerima hasil lab
sesuai pemiliknya
8. Denumerator Jumlah total pasien yang di periksa di
laboratorium dalam 1 bulan
9. Target 100%
10. Kriteria lnklusi Pasien yang dirujuk oleh dokter
puskesmas untuk pemeriksaan
laboratorium
Kriteriia ekslusi -
11. Formula Numerator di bagi denumerator di kali
100%
12. Metode Pengumpulan data Konkuren
13. Sumber data Data primer
14. lnstrumen Pengumpulan data Registrasi laboratorium
15. Besar sampel Total sampling
16. Cara pengambilan sampel Table
17. Periode pengambilan sampel Bulanan
18. Penyajian data Persemester
19. Periode Analisa dan pelaporan Persemester
data
20. Penanggung jawab PJ Laboratorium

KEPALA UPT PUSKESMAS SARAPPO

drg. HASAN BASRI, MM


NIP. 19741211 200604 1 011

Anda mungkin juga menyukai