Anda di halaman 1dari 4

PEMERINTAH KABUPATEN KAYONG UTARA

DINAS KESEHATAN DAN KELUARGA BERENCANA


Jalan Bhayangkara, No.05 Sukadana – Telp : (0534) 306 1362 Kode Pos 78852
Website ; http://www.dinkeskb.kayongutarakab.go.id/
Email : dinkesku@gmail.com

TERMS OF REFERENCE / KERANGKA ACUAN KEGIATAN


PELATIHAN/PENINGKATAN KPASITAS TENAGA KESEHATAN UNTUK TOPIK PRIORITAS
PELATIHAN PELAYANAN PENGENDALIAN PENYAKIT
PELATIHAN TBC UNTUK PETUGAS PUSKESMAS
DANA DAK NON FISIK PROGRAM P2P TA. 2024

Kementerian Negara/Lembaga : Kementerian Kesehatan RI


Unit Eselon I/II : Ditjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
Program : Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
Sasaran Program : Meningkatkan pelayanan Pencegahan dan
Pengendalian Penyakit Tubercolusis
Indikator Kinerja Program : Menurunkan Angka Kesakitan dan Kematian Akibat
Penyakit Tubercolusis
Kegiatan : Pelatihan Pelayanan Pengendalian Penyakit
Sasaran Kegiatan : Petugas Puskesmas Terlatih se Kab.Kayong Utara
Indikator Kegiatan : Terselenggaranya Pelatihan TBC Untuk Petugas
Puskesmas
Indikator Keluaran (Output) : Petugas Puskesmas terlatih tata laksana TBC di
semua Puskesmas Se Kabupaten Kayong Utara
Volume Keluaran (Output) : 1 Kegiatan
Satuan Keluaran (Output) : Terselenggaranya Pelatihan TBC Untuk Petugas
Puskesmas

A. Latar Belakang

Tuberkulosis (TBC) masih menjadi masalah kesehatan di Indonesia dan menimbulkan


masalah yang kompleks baik dari segi medis maupun sosial, ekonomi, dan budaya.
Berdasarkan Global TB Report WHO 2020, Indonesia merupakan negara dengan beban TBC
tertinggi kedua di dunia. Diestimasikan terdapat 845.000 kasus TBC baru setiap tahunnya
dengan angka kematian mencapai 98.000 kasus atau setara dengan 11 kematian/jam.
Penularan dan perkembangan penyakit TBC semakin meluas karena dipengaruhi oleh faktor
sosial seperti kemiskinan, urbanisasi, pola hidup yang kurang aktif, penggunaan tembakau,
dan alkohol (WHO, 2020). TBC adalah tantangan untuk pembangunan Indonesia karena 75%
pasien TBC adalah kelompok usia produktif, 15-54 tahun (Riskedas, 2018). Lebih dari 25%
pasien TBC dan 50% pasien TBC resistan obat berisiko kehilangan pekerjaan mereka karena
penyakit ini (Subdirektorat Tuberkulosis Kementerian Kesehatan RI, 2019). Menurunnya
produktivitas atau kehilangan pekerjaan akibat kecacatan, pengeluaran biaya medis, dan biaya
langsung non-medis seperti biaya transportasi dan nutrisi berkontribusi pada beban ekonomi
rumah tangga orang dengan TBC. Kesulitan ekonomi yang secara langsung dan tidak
langsung diakibatkan oleh TBC menimbulkan halangan akses terhadap diagnosis dan
pengobatan, yang dapat memperburuk hasil pengobatan serta meningkatkan risiko penularan
infeksi di masyarakat. Situasi ini tentu menghambat sejumlah tujuan pembangunan di bidang
kesehatan pada tingkat global, nasional, dan regional sesuai Tujuan Pembangunan
Berkelanjutan (SDGs).
Peraturan Menteri Kesehatan No. 67 tahun 2016 menjelaskan bahwa pemberian obat
pencegahan TBC tertuang dalam paragraph 6 pasal 15 ditujukan pada anak usia di bawah 5
(lima) tahun yang kontak erat dengan pasien TBC aktif, ODHA yang tidak terdiagnosa TB,
dan populasi tertentu lainnya. Menindaklanjuti hal tersebut, petunjuk teknis penanganan ILTB
ini mendetailkan sasaran populasi tertentu lainnya seperti kontak serumah usia di atas 5 (lima)
tahun, pasien immunokompremais lainnya (pasien yang menjalani pengobatan kanker, pasien
yang mendapatkan perawatan dialisis, pasien yang mendapatkan kortikosteroid jangka
panjang, pasien yang sedang persiapan transpalansi organ, dll), Warga Binaan
Pemasyarakatan (WPB), petugas kesehatan, sekolah berasrama, barak militer dan pengguna
narkoba suntik. Untuk itu, Kementerian Kesehatan bekerja sama dengan seluruh elemen
pemerintah, lintas program lintas sektor dan masyarakat berusaha mewujudkan target dan
tujuan TOSS TBC (Temukan Obati Sampai Sembuh Tuberkulosis) dengan mengadakan
kegiatan TB Summit yang akan dilaksanakan dengan melibatkan pusat maupun daerah.
Kegiatan TB Summit berupa Pertemuan Nasional dengan mengundang 34 Provinsi. Kegiatan
ini merupakan kelanjutan arahan Presiden pada acara Gerakan Bersama Menuju Eliminasi
TBC 2030 di Cimahi dan merupakan akhir dari rangkaian kegiatan HTBS. Dalam kegiatan
ini, akan dilakukan evaluasi pencapaian program, serta analisa hambatan dan tantangan serta
disusun rencana tindak lanjut.
Melalui Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) dan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah
(APBD) yang diarahkan untuk peningkatan pelayanan kesehatan masyarakat selain diarahkan untuk
mencapai target Pembangunan Berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (DGs), khusus di
bidang kesehatan yaitu penurunkan angka kasus penyakit menular dengan meningkatkan peran serta
masyarakat untuk akses sanitasi.
BOK UKM sekunder merupakan pembiayaan untuk dukungan pelaksanaan fungsi rujukan sekunder
bagi Puskesmas. Dana BOK UKM sekunder untuk kabupaten dan kota dapat digunakan untuk dinas
kesehatan kabupaten/kota dan Balai Kesehatan Masyarakat yang merupakan UPT, yang berfungsi
sebagai fasilitas rujukan UKM sekunder yang terdiri dari Upaya Kesehatan Masyarakat, pencegahan
dan pengendalian penyakit.
Maka dari itu juga di perlukan adanya kegiatan Pelatihan bagi petugas Tuberkulosis di
Tingkat Kabupaten Kayong Utara tahun 2024.
Rincian Uraian
Menu/Komponen

PELATIHAN PELAYANAN KLASTER PENGENDALIAN PENYAKIT


a. Pelatihan Petugas Kegiatan yang dilakukan untuk menurunkan kasus
TBC TBC. Meningkatkan pengetahuan petugas medis
dalam menurunkan angka penuran penyakit infeksi
dari HIV ke TB. Pasien terinfeksi HIV dan Pasien
TB dapat dengan cepat di tangani

B. PENERIMA MANFAAT

No Nama Kegiatan Jumlah Penerima Manfaat


2  PELATIHAN PETUGAS TBC
a Pelatihan peningkatan kapasitas 40 Orang (Petugas Fasyankes)
petugas pengelola program TB

C. STRATEGI PENCAPAIAN KELUARAN

No Rincian Output Metode Tahapan Pelaksana


Menu/Komponen Satuan Volume Pelaksanaa
n
2 PELATIHAN PELAYANAN KLASTER PENGENDALIAN PENYAKIT
a. Kegiatan yang dilakukan Kegiatan 1 Swakelola 1. Persiapan
untuk menurunkan kasus Administrasi
TBC. Meningkatkan 2. Pelaksana Kegiatan
pengetahuan petugas medis 3. Waktu Pelaksanaan
dalam menurunkan angka (Maret)
penuran penyakit infeksi 4. Pembuatan Laporan
dari HIV ke TB Akhir

D. KURUN WAKTU PENCAPAIAN KELUARAN

Rincian Menu/Komponen Waktu pencapaian


Pelaksanaan Kegiatan
2 PELATIHAN PELAYANAN KLASTER PENGENDALIAN PENYAKIT
a. Pelatihan peningkatan kapasitas petugas pengelola 1 bulan
program TB

E. BIAYA YANG DIPERLUKAN

Biaya yang diperlukan untuk pencapaian keluaran Dana Alokasi Khusus sebesar Rp
252.684.000,- (Dua Ratus Lima Puluh Dua Juta Enam Ratus Delapan Puluh Empat Ribu
Rupiah) dengan kebutuhan per rincian menu kegiatan sebagai berikut:

NO Rincian Menu Kegiatan Kebutuhan


Biaya
2 PELATIHAN PELAYANAN KLASTER PENGENDALIAN PENYAKIT
a. Pelatihan peningkatan kapasitas petugas pengelola program 252.684.000,-
TB
TOTAL 252.684.000,-
Rincian Anggaran Biaya (RAB) terlampir
Demikianlah kerangka acuan kegiatan ini dibuat dalam rangka memberikan
gambaran pelaksanaan kegiatan dengan harapan usulan kegiatan tersebut dapat terlaksana
dengan baik.

Kayong Utara, 24 Agustus 2023


Plt.Kepala Dinas Kesehatan dan KB
Kabupaten Kayong Utara

Iwan Dwi Purnomo, S.IP.,M.Si


Nip. 19820702 200502 1 002

Anda mungkin juga menyukai