Anda di halaman 1dari 7

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

PENYAKIT MENULAR TBC (TUBERCULOSIS )

PEMERINTAH KABUPATEN LAMPUNG SELATAN


DINAS KESEHATAN
UPTD PUSKESMAS RAWAT INAP BAKAUHENI

TAHUN ANGGARAN 2023


KERANGKA ACUAN KER3A (KAK)
PELAYANAN PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN
PENYAKIT PIENULAR TBC (TUBERCULOSIS )
DINAS KESEHATAN, PENGENDALIAN PENDUDUK DAN KELUARGA
BERENCANA KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS
TAHUN ANGGARAN 2019

SKPD DINAS KESEHATAN, PENGENDALIAN PENDUDUK DAN KELUARGA


BERENCANA KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS
BIDANG • PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT
PROGRAM ; PROGRAM PENCEGAHAN DAN PENANGULANGAN PENYAKIT MENULAR
SASARAN PROGRAM PELAKSANAAN PELAYANAN PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN
PENYAKIT MENULAR TBC ( TUBERCULOSIS )
KEGIATAN PELAKSANAAN PELAYANAN PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN
PENYAKIT MENULAR TBC ( TUBERCULOSIS )
SUB KEGIATAN
- BELANJA BAHAN HABIS PAKAI
- BELANJA JASA KANTOR
BELANJA CETAK DAN PENGGANDAAN
BELANJA PER3ALANAN DINAS DALAM DAERAH
- BELANJA PER3ALANAN DINAS LUAR DAERAH
DETIL KEGIATAN
1. BELANJA BAHAN HABIS PAKAI
- BELANJA ALAT TULIS KANTOR
2. BELANJA JASA KANTOR
- HONORARIUM PENGAWAS MINUM OBAT PENDERITA TB (PMO)
3. BELANJA CETAK DAN PENGGANDAAN
- PHOTO COPY ( 1 PAKET )
4. BELANJA PERJALANAN DINAS DALAM DAERAH
- PELACAKAN TB MANGKIR
- MONITORING DAN EVALUASI PROGRAM TB
5. BELANJA PERJALANAN DINAS LUAR DAERAH
- KONSULTASI PROGRAM TB DI DINAS KESEHATAN PROVINSI
KEPULAUAN RIAU.
LATAR BELAKANG
TB merupakan salah satu masalah utama kesehatan masyarakat
yang dapat menyebabkan kesakitan, kecacatan dan kematian di Indonesia.
Berdasarkan Undang-undang Nomor 4 tahun 1984 tentang Wabah Penyakit
Menular (Lembaran Negara Tahun 1984 nomor 20, Tambahan Lembaran
Negara Nomor 3237); Undang-undang Nomor 36 Tahun 2010 tentang
Kesehatan, Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 364/Nenkes/SK/V/2009
tentang Pedoman Penanggulangan Tuberkulosis; Peraturan Menteri Kesehatan
Nomor 67 Tahun 2016 tentang Pemberian Obat pencegahan pada kontak
serumah ; Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 365/Nenkes/Per/III/2011
tentang Strategi Nasional Pengendalian Tuberkulosis Tahun 2011- 2014 dan
Keputusan Nenteri Kesehatan Nomor 364/Menkes/SK/V/2009 tentang
Pedoman Penanggulangan Tuberkulosis perlu disesuaikan dengan
perkembangan ilmu kedokteran ; yang merupakan dasar hukum dan
kewenangan serta sebagai dasar kebijakan dalam menyusun strategi untuk
menekan angka kesakitan dan kematian akibat penyakit TB.
Tuberkulosis (TB) sampai dengan saat ini masih merupakan salah
satu masalah kesehatan masyarakat di dunia walaupun upaya
penanggulangan TB telah dilaksanakan di banyak negara sejak tahun 1995.
Menurut laporan WHO tahun 2015, ditingkat global diperkirakan 9,6 juta kasus
TB baru dengan 3,2 juta kasus diantaranya adalah perempuan. Dengan 1,5
juta kematian karena TB dimana 480.000 kasus adalah perempuan. Dari kasus
TB tersebut ditemukan 1,1 juta (12%) HIV positif dengan kematian 320.000
orang (140.000 orang adalah perempuan) dan 480.000 TB Resistan Obat (TB-
RO) dengan kematian 190.000 orang. Dari 9,6 juta kasus TB baru,
diperkirakan 1 juta kasus TB Anak (di bawah usia 15 tahun) dan 140.000
kematian/tahun. Jumlah kasus TB di Indonesia menurut Laporan WHO tahun
2015, diperkirakan ada 1 juta kasus TB baru pertahun (399 per 100.000
penduduk) dengan 100.000 kematian pertahun (41 per 100.000 penduduk).
Diperkirakan 63.000 kasus TB dengan HIV positif (25 per 100.000 penduduk).
Angka Notifikasi Kasus (Case Notification Rate/CNR) dari semua kasus,
dilaporkan sebanyak 129 per 100.000 penduduk. Jumlah seluruh kasus
324.539 kasus, diantaranya 314.965 adalah kasus baru. Secara nasional
perkiraan prevalensi HIV diantara pasien TB diperkirakan sebesar 6,2%.
Jumlah kasus TB-RO diperkirakan sebanyak 6700 kasus yang berasal dari
1,9% kasus TBRO dari kasus baru TB dan ada 12% kasus TB-RO dari TB
dengan pengobatan ulang
Menurut laporan WHO tahun 2015, Indonesia sudah berhasil
menurunkan angka kesakitan dan kematian akibat TB di tahun 2015 jika
dibandingkan dengan tahun 1990. Angka prevalensi TB yang pada tahun 1990
sebesar > 900 per 100.000 penduduk, pada tahun 2015 menjadi 647 per
100.000 penduduk. Dari semua indikator MDG’s untuk TB di Indonesia saat ini
baru target penurunan angka insidens yang sudah tercapai. Untuk itu perlu
upaya yang lebih besar dan terintegrasi supaya Indonesia bisa mencapai target
SDG’s pada tahun 2030 yang akan datang Namun seiring waktu berjalan
Indonesia juga dihadapi dengan permasalahan lain yakni meningkatnya angka
kasus TB Multi Drug Resisten (MDR). Saat ini menurut WHO Indonesia
menduduki peringkat kedelapan dari 27 negara dengan jumlah kasus MDR
tertinggi. Survey resistensi OAT di provinsi Jawa Tengah menunjukkan bahwa
angka TB MDR pada pasien yang belum pernah mendapat pengobatan OAT
sebelumnya sekitar 2% dan sekitar 16% bagi yang pernah mendapatkan
pengobatan OAT sebelumnya. Faktor utama penyebab terjadinya resistensi
kuman terhadap OAT adalah ulah manusia, baik penyedia layanan, pasien,
maupun program/system layanan kesehatan yang berakibat terhadap
tatalaksana pengobatan pasien TB yang tidak sesuai dengan standar dan mutu
yang ditetapkan.
Sedangkan ditingkat Provinsi indikator hasil pencapaian Program TB di
Provinsi Kepulauan Riau untuk angka penemuan kasus baru TB Paru BTA positif
(Case Detection Rate) pada tahun 2012 adalah 40.1 0/ dan dari data yang
diterima kabupaten / kota sampai dengan triwulan 2 tahun 2013 adalah 20.5 %
(683 kasus), sedangkan angka keberhasilan pengobatan kasus baru TB Paru
BTA positif (Succses Rafe) tahun 2015 sebesar 79 % dan di tahun 2012 sebesar
74,2 %.
Di Kabupaten Kepulauan Anambas sendiri penyakit TB juga merupakan
masalah kesehatan yang tentunya perlu mendapat perhatian. Dari hasil capaian
secara kumulatif Program TB tahun 2013 sampai 2017 jumlah temuan kasus TB
semua tipe sebanyak 150 kasus dan dari jumlah tersebut jumlah kasus baru TB
paru BTA positif sebanyak 111 kasus, jumlah kasus TB anak sebanyak 29
Kasus.
Angka tersebut jelas menunjukkan bahwa penyakit TB di Kabupaten
Kepulauan Anambas perlu ditanggulangi dan diberantas dengan strategi yang
tepat dan benar atau sesuai dengan Program pemerintah yaitu TOSS TB
(Temukan Obati Sampai sembuh Tuberculosis). Dalam upaya Peningkatan
Program tersebut pemerintah Kabupaten Kepulauan Anambas yang dalam hal
ini adalah Dinas Kesehatan memandang perlu menganggarkan kegiatan
pelayanan pencegahan dan penaggulangan penyakit menular TB sebagai
langkah strategi dalam upaya mengatasi permasalahan tersebut.

II. KEGIATAN YANG DILAKSANAKAN


pencegahan dan penanggulangan penyakit menular TB ( tuberculosis )

III. PIAKSUD DAN TU3UAN


a. Maksud
Adapun maksud dari kegiatan pelayan pencegahan dan penanggulangan
penyakit menular TB ( tuberculosis ) adalah menemukan, mengobati dan
menyembuhkan penderita TB dengan menerapkan strategi program
sehingga tujuan yang diharapkan dapat tercapai sesuai strategi.

b. Tujuan
- Tujuan umum
Tujuan Umum dari kegiatan pelayanan pencegahan dan penanggulangan
penyakit menular TB ( tuberculosis ) adalah terselenggaranya pencegahan
dan penanggulangan penyakit Menular TB.
- Tujuan Khusus

Tujuan Khusus dari kegiatan pelayan pencegahan dan penanggulangan penyakit


menular TB ( tuberculosis ) adalah menyembuhkan angka kesakitan penyakit TB
dan menurunkan angka kematian akibat penyakit TB.

IV. INDIKATOR KELUARAN DAN KELUARAN


Adapun indikator keluaran kegiatan ini semua masyarakat yang ada di
Kabupaten kepulauan Anambas mendapatkan pengobatan sesuai standar
dengan strategi DOTS dan keluaran ( output ) yang di inginkan dari kegiatan
ini adalah TOSS TB ( Temukan Obati Sampai Sembuh ).
V. CARA PELAKSANAAN KEGIATAN
Adapun cara pelaksanaan kegiatan yaitu :
1. pelacakan dan pemeriksaan dan kontak TB serumah
2. Monitoring dan evaluasi program TB

VI. TEMPAT PELAKSANAAN KEGIATAN


Kegiatan ini dilaksanakan di Wilayah kerja Puskesmas dan Rumah sakit yang
ada di Kabupaten kepulauan Anambas

VII. PELAKSANAAN DAN PENANGGUNG 3AWAB KEGIATAN


a. Pelaksanaan
Kegiatan dilaksanakan oleh Kasie Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
Menular, Dokter, Pengelola program TB dan Staff Pengendalian Penyakit
Plenular
b. Penanggung Jawab
Kepala Bidang Pencegahan dan pengendalian Penyakit

VIII. 3ADWAL KEGIATAN


Waktu pelaksanaan kegiatan pencegahan dan penanggulangan
penyakit menular TB ( tuberculosis ) akan dilaksanakan 12 ( dua belas bulan ),
jadwal terlampir.
lx. suuBER DANA DAN PERKIRAAN BIAYA
a. Adapun biaya kegiatan ini di bebankan kepada APBD Kabupaten Kepulauan
Anambas yang tercantum di dalam DPA Dinas Kesehatan, pengendalian
penduduk dan keluarga berencana Kabupaten Kepulauan Anambas tahun
2018.
b. Total perkiraan biaya yang diperlukan untuk Kegiatan Pelayanan pencegahan
dan penangulangan penyakit menular TBC ( Tuberculosis ) Rp, 50. 000. 000,-
(lima puluh juta rupiah )

Demikian kerangka acuan kerja ini dibuat untuk menjadi pedoman pelaksanaan
kegiatan tahun 2019.

TUempa, 0 2 Januari 2019.


KEPALA DINAS KESEHATAN PP.KB

 embina Utama Muda/IV.c


NIP. 19630120 199 103 1 002

Anda mungkin juga menyukai