Anda di halaman 1dari 4

KERANGKA ACUAN KERJA/TERM OF REFERENCE

PELAKSANAAN BANTUAN OPERASIONAL KESEHATAN


PUSKESMAS PEUNARON DANA ALOKASI KHUSUS (DAK)
NONFISIK BIDANG KESEHATAN TAHUN ANGGARAN 2022
PENGAMBILAN DAN PENGIRIMAN SPESIMEN PENYAKIT
BERPOTENSI KLB KE LABORATORIUM KESEHATAN DAERAH
ATAU LABORATORIUM RUJUKAN PEMERINTAH DI KAB/KOTA

A. LATARBELAKANG
1. Dasar Hukum

1) Undang-undangNomor 25 Tahun 2004 ttg SistemPerencanaan Pembangunan Nasional;


2) Undang-undang 33 tahun 2004 tentangPerimbanganKeuangan Antara Pemerintah Pusat
danPemerintah Daerah.
3) Undang-undangNomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
4) Undang–undangNomor 23tahun 2014 tentangPemerintahan Daerah
5) UU No 4 Th 1984 tentang Wabah Penyakit Menular
6) PP No.40 tahun 1991 Tentang Penanggulangan Wabah Penyakit Menular.
7) Keputusan Menteri Kesehatan No.374/Menkes/SK/2009 tentang Penanggulangan Tuberkulosis
( TBC )
8) Peraturan PemerintahRepublik IndonesiaNomor 47 Tahun2016 tentangFasilitasPelayanan
Kesehatan
9) PMK No. 949/Menkes/SK/VIII/ 2004 ttg Pedoman Penyelenggaraan Sistem Kewaspadaan
Dini KLB
10) PMK No. 658/MENKES/PER/VIII/2009 ttg Jejaring Laboratorium Diagnosis PIE
11) PMK No. 1501/Menkes/Per/X/2010 tentang Jenis Penyakit Menular Tertentu Yang Dapat
Menimbulkan Wabah dan Upaya Penanggulangan
12) Peraturan Menteri kesehatan Nomor 2 Tahun 2013 tentang kejadian Luar Biasa Keracunan
13) PMK No. 45 Tahun 2014 tentang Penyelenggaraan Surveilans Kesehatan
14) PMK No. 82 Tanhun 2014 tentang Penanggulangan Penyakit Menular
15) Keputusan Menkes/SK/III/1999 tentang Gerakan Terpadu Nasional Penanggulangan
Tuberkulosis.
16) Peraturan Menteri Kesehatan nomor 1537/MENKES/SK/XII/2002 Tentang Pedoman
Pemberantasan Penyakit Infeksi saluran Pernafasan akut penanggulangan pneumonia pada
balita.
17) Kebijakan Gubernur Aceh Tahun 2009 tentang Aceh Bebas Pasung
18) Keputusan Bupati Aceh Timur Nomor 440/210/2019 tentang Pemebentukan Tim Pelaksana
Kesehatan Jiwa Masyarakat
19) Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 71 Tahun 2015 Tentang Penanggulangan Penyakit Tidak
Menular
20) Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 52 Tahun 2017 tentang Eliminasi
Penularan HIV, Sifilis, dan Hepatitis B Dari Ibu Ke Anak
21) Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2019 tentang
PemberdayaanMasyarakatBidangKesehatan
22) Peraturan Menteri Kesehatan Republik IndonesiaNomor 43 Tahun2019 tentangPuskesmas
23) Peraturan Menteri Kesehatan Republik IndonesiaNomor 4 Tahun2019 tentangStandar Teknis
PemenuhanMutuPelayanan Dasar Pada StandarPelayanan Minimal Bidang Kesehatan.

2. Gambaran Umum

Tujuan pembangunan kesehatan menuju Indonesia Sehat 2025 adalah meningkatnya


kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar peningkatan derajat
kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya dapat terwujud, melalui terciptanya masyarakat,
bangsa dan negara Indonesia yang ditandai oleh penduduknya yang hidup dengan prilaku dan
dalam lingkungan sehat, memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang
bermutu, adil dan merata, serta memiliki derajat kesehatan yang setinggi-tingginya di seluruh
wilayah Republik Indonesia.
Kesehatan merupakan investasi untuk mendukung pembangunan ekonomi serta memiliki
peran penting dalam upaya penanggulanngan kemiskinan.Pembangunan kesehatan harus
dipandang sebagai investasi untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia sesuai dengan
Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan.
Salah satu upaya untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian penyakit menular
adalah dengan pemberian imunisasi. Penyakit-penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
(PD3I) diantaranya adalah Difteri, Pertusis, Tetanus, Tuberkulosis, Campak, Poliomelitis,
Hepatitis B, dan Hemofilus Influenza Tipe b ( Hib ). Keberhasilan program Imunisasi adalah
hilangnya ( eradikasi ) penyakit cacar dari muka dunia, hilangnya penyakit polio di sebagian besar
Negara-negara di dunia dan diharapkan pada tahun 2020 pemyakit polio telah berhasil dihapus
dari seluruh dunia; serta menurunya angka kesakitan dan kematian akibat PD3I. Beberapa
penyakit tersebut telah menjadi perhatian dunia dan merupakan komitment global yang wajib
diikuti oelh semua Negara, yaitu Eradikasi Polio ( Erapo ), Eliminasi Campak – Pengendalian
Rubella ( EC-PR ) dan Maternal Neonatal Tetanus Elimination ( MNTE ). Salah satu upaya untuk
mencapai hal tersebut adalah mempertahankan cakupan imunisasi yang tinggi dan merata di
seluruh wilayah dan penguatan surveilans PD3I. Hal ini bertujuan untuk menghindarkan
terjadinya daerah kantong yang akan mempermudah terjadinya kejadian luar biasa ( KLB ).
Penyakit menular menjadi salah satu penyebab utama kematian Dunia. Penyebab
munculnya kembali penyakit menular yang lama ( re-emerging disease ) membuat Indonesia
menanggung beban berlebih dalam penanggulangan penyakit ( triple burden disease )
( Kemenkes, 2013 ).
Dasar hukum Standar Pelayanan Minimal Kesehatan PP 2/2018, Pasal 6 No.11 .Peraturan
Menteri Kesehatan No. 4 Tahun 2019. Mengarah pada kebijakan Pembangunan dasar salah
satunya adalah Pemenuhan Layanan Dasar di Bidang Kesehatan dalam peningkatana
Pengendalian Penyakit Menular dengan perhatian khusus pada penyakit TBC, Malaria,
HIV/AIDS, jantung, stroke ,hipertensi, diabetes,kanker, Emerging disease, penyakit yang
berpotensi menimbulkan kejadian luar biasa, penyakit tropis terabaikan ( Kusta, Filariasis,
Scistosomiasis) gangguan jiwa, cedera, gangguan penglihatan dan penyakit gigi dan mulut.

No Rinciaan Menu/Kompoen Uraian

4 UPAYA DETEKSI DINI,PREVENTIF DAN RESPONS PENYAKIT

Pengambilan dan Pengiriman


spesimen penyakit berpotensi KLB
Biaya untuk transport petugas saat melakukan kegiatan
45 ke laboratorium kesehatan daerah
Pengambilan Dan Pengiriman Specimen Dahak Pasien TB
atau laboratorium rujukan
pemerintah di kab/kota

B. PENERI MAMANFAAT

No Nama Kegiatan Jumlah Penerima Manfaat

Pengambilan dan Pengiriman spesimen penyakit berpotensi


45 KLB ke laboratorium kesehatan daerah atau laboratorium 20 Masyarakat
rujukan pemerintah di kab/kota

C. STRATEGI PECAPAIAN KELUARAN


Output Metode Tahapan
No RincianMenu/Komponen
Satuan Volume Pelaksanaan Pelaksana
Pengambilan dan Pengiriman 1. PersiapanAdminis
spesimen penyakit berpotensi trasi
KLB ke laboratorium 2. PelaksanaanKegiat
45 Kegiatan 20 Swakelola
kesehatan daerah atau an
laboratorium rujukan 3. Waktu
pemerintah di kab/kota Pelaksanaan
D. KURUN WAKTU PENCAPAIAN KELUARAN
BULAN
No Uraian Kegiatan
J F M A M J J A S O N D
Pengambilan dan Pengiriman spesimen
penyakit berpotensi KLB ke laboratorium
45 √ √ √ √
kesehatan daerah atau laboratorium rujukan
pemerintah di kab/kota

E. BIAYA YANG DIPERLUKAN


No Rincian Menu Kegiatan Kebutuhan Biaya
Pengambilan dan Pengiriman spesimen penyakit berpotensi KLB
45 ke laboratorium kesehatan daerah atau laboratorium rujukan Rp. 22.400.000-,
pemerintah di kab/kota
Total Rp. 22.400.000-,

Kepala UPTD Puskesmas Peunaron

Ns. Usman, S.Kep


Nip. 19821206 200604 1019

Anda mungkin juga menyukai