Anda di halaman 1dari 9

DINAS KESEHATAN KABUPATEN CIANJUR

PUSKESMAS TAKOKAK
Jl. Pasanggrahan No 09 Desa Pasawahan Kec.Takokak - Cianjur 43265

KERANGKA ACUAN KEGIATAN


DESINFEKSI DI TEMPAT UMUM

I. PENDAHULUAN
Desinfektan adalah cairan pembersih yang umumnya dibuat dari hidrogen
peroksida, creosote, atau alkohol untuk membunuh bakteri, virus, kuman, protozoa, dan
mikroorganisme berbahaya lainnya pada permukaan benda mati atau ruangan.
Desinfektan umumnya digunakan untuk membersihkan high-touch surface atau
benda-benda yang paling sering disentuh banyak orang seperti gagang pintu, meja,
tempat tidur, dan kamar mandi.
Desinfektan juga mengandung konsentrasi biosida tinggi agar lebih efektif dalam
mencegah timbulnya bakteri dan mikroorganisme di benda mati apapun yang menjadi
media paparan infeksi berbahaya bila disentuh atau dihirup manusia.
II. LATAR BELAKANG
Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) telah dinyatakan oleh WHO sebagai
pandemi, dan Indonesia telah menyatakan COVID-19 sebagai bencana non alam
berupa wabah penyakit yang wajib dilakukan upaya penanggulangan sehingga tidak
terjadi peningkatan kasus. Penyakit ini disebabkan oleh virus SARS-CoV 2 yang dapat
menyebar antar manusia, yaitu kontak langsung dengan orang yang terinfeksi
(menyentuh dan berjabat tangan) atau melalui droplet orang yang terinfeksi pada saat
batuk atau bersin, dan menyentuh benda atau permukaan yang terkena droplet,
kemudian menyentuh mulut, hidung atau mata sebelum mencuci tangan. Droplet juga
dapat terhirup langsung melalui hidung atau mulut.
Penularan COVID-19 dapat terjadi di rumah, tempat dan fasilitas umum (TFU),
tempat kerja dan tempat rekreasi, sehingga perlu dilakukan kegiatan pencegahan
penularan seperti: penyediaan sarana Cuci Tangan Pakai Sabun/ hand sanitizer,
pembersihan dan desinfeksi ruangan dan permukaan, penerapan physical distancing,
pengelolaan sarana sanitasi yang memenuhi  syarat.
Akhir-akhir ini muncul di masyarakat tentang penggunaan bilik desinfeksi
(disinfection chamber) di berbagai tempat  untuk  pencegahan  penyebaran virus SARS-
CoV-2 sebagai penyebab wabah COVID-19. Namun kemunculan penggunaan bilik
tersebut banyak menimbulkan keragu-raguan di masyarakat, bagaimana efektifitas dan
manfaat dari segi kesehatan.
Pada tanggal 3 April 2020 ini telah diterbitkan Surat edaran Direktur Jenderal
Kesehatan Masyarakat Nomor 375 tahun 2020 tentang Penggunaan Bilik Desinfeksi
Dalam Rangka Pencegahan  Penularan  COVID-19. Surat edaran ini dimaksudkan
untuk menjadi pertimbangan kembali bagi pemerintah daerah dan masyarakat dalam
penggunaan bilik desinfeksi dalam rangka pencegahan penularan COVID-19.
III. TUJUAN UMUM DAN TUJUAN KHUSUS
a. Tujuan umum
Untuk mengurangi resiko penularan virus covid-19.
b. Tujuan khusus
Terlaksananya desinfeksi di tempat tempat umum:
1. Untuk mengurangi resiko penularan virus covid-19 di Tempat Ibadah
2. Untuk mengurangi resiko penularan virus covid-19 di Kantor
3. Untuk mengurangi resiko penularan virus covid-19 di Pasar
4. Untuk mengurangi resiko penularan virus covid-19 di Sarana Pendidikan, dll.
IV. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN
Kegiatan yang dilakukan yaitu :
1. Mengadakan rapat di tingkat puskesmas
2. Mengadvokasi kepala desa di wilayah kerja Puskesmas Takokak
3. Berkoordinasi dengan lintas sector
4. Menyiapkan Alat dan bahan yang akan digunakan untuk desinfeksi di tempat umum
5. Menentukan lokasi kegiatan desinfeksi di tempat umum
6. Membuat jadwal kegiatan desinfeksi di tempat umum
7. Membuat surat undangan ke desa yang akan dilaksanakan kegiatan desinfeksi di
tempat umum
8. Melaksanakan kegiatan desinfeksi di tempat umum
9. Tindak lanjut hasil kegiatan desinfeksi di tempat umum
V. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN
1. Petugas mengadakan rapat untuk membicarakan pelaksanaan kegiatan desinfeksi di
tempat umum dengan bidan desa
2. Menentukan lokasi /tempat pelaksanaan kegiatan desinfeksi di tempat umum
3. Menentukan tanggal /jadwal pelaksanaan kegiatan desinfeksi di tempat umum
4. Petugas datang ke lokasi pelaksanaan kegiatan desinfeksi di tempat umum untuk
memperkenalkan diri dan menyampaikan maksud dan tujuan diadakannya kegiatan
desinfeksi di tempat umum.
5. Petugas yang menyemprotkan desinfektan harus menggunakan APD antara lain :
sarung tangan, masker, (wajib) dan sepatu boot hazmat, helm, pelindung wajah (bila
ada).
6. Petugas bersama staf desa/masyarakat desa setempat melaksanakan kegiatan
desinfeksi di tempat umum dengan metode penyemprotan desinfektan ke tempat
umum dengan takaran sesuai ketentuan dari kementian kesehatan.
7. Petugas mencatat hasil kegiatan desinfeksi di tempat umum.
8. Petugas melakukan evaluasi hasil kegiatan desinfeksi di tempat umum.
9. Petugas membuat laporan kegiatan desinfeksi di tempat umum.
10. Petugas melaporkan hasil kegiatan kepada Kepala Puskesmas.
VI. SASARAN
Sasaran dari kegiatan desinfeksi di tempat umum yaitu di tempat ibadah, kantor, pasar
dan sarana pendidikan.
VII. JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN
Jadwal kegiatan desinfeksi di tempat umum) tersebut adalah sebagai berikut :
No Kegiatan Tahun 2020
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agu Sep Okt Nov Des
1 DESINFEKSI √
DI TEMPAT
UMUM

VIII. EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORAN


Setelah melaksanakan kegiatan desinfeksi di tempat umum selanjutnya
didapatkan kesepakatan untuk dengan lintas sektor dari desa untuk melaksakan
desinfeksi setiap selesai kegiatan/aktifitas di tempat umum.
IX. PENCATATAN, PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN
Hasil pelaksanaan kegiatan desinfeksi di tempat umum dicatat dan
didokumentasikan serta dilaporkan kepada penanggung jawab UKM dan Kepala
Puskesmas.
DINAS KESEHATAN KABUPATEN CIANJUR

PUSKESMAS TAKOKAK
Jl. Pasanggrahan No 09 Desa Pasawahan Kec.Takokak - Cianjur 43265

KERANGKA ACUAN KEGIATAN


DESINFEKSI DI TEMPAT UMUM

I. PENDAHULUAN
Desinfektan adalah cairan pembersih yang umumnya dibuat dari hidrogen
peroksida, creosote, atau alkohol untuk membunuh bakteri, virus, kuman, protozoa, dan
mikroorganisme berbahaya lainnya pada permukaan benda mati atau ruangan.
Desinfektan umumnya digunakan untuk membersihkan high-touch surface atau
benda-benda yang paling sering disentuh banyak orang seperti gagang pintu, meja,
tempat tidur, dan kamar mandi.
Desinfektan juga mengandung konsentrasi biosida tinggi agar lebih efektif dalam
mencegah timbulnya bakteri dan mikroorganisme di benda mati apapun yang menjadi
media paparan infeksi berbahaya bila disentuh atau dihirup manusia.
II. LATAR BELAKANG
Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) telah dinyatakan oleh WHO sebagai
pandemi, dan Indonesia telah menyatakan COVID-19 sebagai bencana non alam
berupa wabah penyakit yang wajib dilakukan upaya penanggulangan sehingga tidak
terjadi peningkatan kasus. Penyakit ini disebabkan oleh virus SARS-CoV 2 yang dapat
menyebar antar manusia, yaitu kontak langsung dengan orang yang terinfeksi
(menyentuh dan berjabat tangan) atau melalui droplet orang yang terinfeksi pada saat
batuk atau bersin, dan menyentuh benda atau permukaan yang terkena droplet,
kemudian menyentuh mulut, hidung atau mata sebelum mencuci tangan. Droplet juga
dapat terhirup langsung melalui hidung atau mulut.
Penularan COVID-19 dapat terjadi di rumah, tempat dan fasilitas umum (TFU),
tempat kerja dan tempat rekreasi, sehingga perlu dilakukan kegiatan pencegahan
penularan seperti: penyediaan sarana Cuci Tangan Pakai Sabun/ hand sanitizer,
pembersihan dan desinfeksi ruangan dan permukaan, penerapan physical distancing,
pengelolaan sarana sanitasi yang memenuhi  syarat.
Akhir-akhir ini muncul di masyarakat tentang penggunaan bilik desinfeksi
(disinfection chamber) di berbagai tempat  untuk  pencegahan  penyebaran virus SARS-
CoV-2 sebagai penyebab wabah COVID-19. Namun kemunculan penggunaan bilik
tersebut banyak menimbulkan keragu-raguan di masyarakat, bagaimana efektifitas dan
manfaat dari segi kesehatan.
Pada tanggal 3 April 2020 ini telah diterbitkan Surat edaran Direktur Jenderal
Kesehatan Masyarakat Nomor 375 tahun 2020 tentang Penggunaan Bilik Desinfeksi
Dalam Rangka Pencegahan  Penularan  COVID-19. Surat edaran ini dimaksudkan
untuk menjadi pertimbangan kembali bagi pemerintah daerah dan masyarakat dalam
penggunaan bilik desinfeksi dalam rangka pencegahan penularan COVID-19.
III. TUJUAN UMUM DAN TUJUAN KHUSUS
c. Tujuan umum
Untuk mengurangi resiko penularan virus covid-19.
d. Tujuan khusus
Terlaksananya desinfeksi di tempat tempat umum:
5. Untuk mengurangi resiko penularan virus covid-19 di Tempat Ibadah
6. Untuk mengurangi resiko penularan virus covid-19 di Kantor
7. Untuk mengurangi resiko penularan virus covid-19 di Pasar
8. Untuk mengurangi resiko penularan virus covid-19 di Sarana Pendidikan, dll.
IV. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN
Kegiatan yang dilakukan yaitu :
10. Mengadakan rapat di tingkat puskesmas
11. Mengadvokasi kepala desa di wilayah kerja Puskesmas Takokak
12. Berkoordinasi dengan lintas sector
13. Menyiapkan Alat dan bahan yang akan digunakan untuk desinfeksi di tempat umum
14. Menentukan lokasi kegiatan desinfeksi di tempat umum
15. Membuat jadwal kegiatan desinfeksi di tempat umum
16. Membuat surat undangan ke desa yang akan dilaksanakan kegiatan desinfeksi di
tempat umum
17. Melaksanakan kegiatan desinfeksi di tempat umum
18. Tindak lanjut hasil kegiatan desinfeksi di tempat umum
V. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN
11. Petugas mengadakan rapat untuk membicarakan pelaksanaan kegiatan desinfeksi di
tempat umum dengan bidan desa
12. Menentukan lokasi /tempat pelaksanaan kegiatan desinfeksi di tempat umum
13. Menentukan tanggal /jadwal pelaksanaan kegiatan desinfeksi di tempat umum
14. Petugas datang ke lokasi pelaksanaan kegiatan desinfeksi di tempat umum untuk
memperkenalkan diri dan menyampaikan maksud dan tujuan diadakannya kegiatan
desinfeksi di tempat umum.
15. Petugas yang menyemprotkan desinfektan harus menggunakan APD antara lain :
sarung tangan, masker, (wajib) dan sepatu boot hazmat, helm, pelindung wajah (bila
ada).
16. Petugas bersama staf desa/masyarakat desa setempat melaksanakan kegiatan
desinfeksi di tempat umum dengan metode penyemprotan desinfektan ke tempat
umum dengan takaran sesuai ketentuan dari kementian kesehatan.
17. Petugas mencatat hasil kegiatan desinfeksi di tempat umum.
18. Petugas melakukan evaluasi hasil kegiatan desinfeksi di tempat umum.
19. Petugas membuat laporan kegiatan desinfeksi di tempat umum.
20. Petugas melaporkan hasil kegiatan kepada Kepala Puskesmas.
VI. SASARAN
Sasaran dari kegiatan desinfeksi di tempat umum yaitu di tempat ibadah, kantor, pasar
dan sarana pendidikan.
VII. JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN
Jadwal kegiatan desinfeksi di tempat umum) tersebut adalah sebagai berikut :
No Kegiatan Tahun 2020
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agu Sep Okt Nov Des
1 DESINFEKSI √
DI TEMPAT
UMUM

VIII. EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORAN


Setelah melaksanakan kegiatan desinfeksi di tempat umum selanjutnya
didapatkan kesepakatan untuk dengan lintas sektor dari desa untuk melaksakan
desinfeksi setiap selesai kegiatan/aktifitas di tempat umum.
IX. PENCATATAN, PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN
Hasil pelaksanaan kegiatan desinfeksi di tempat umum dicatat dan
didokumentasikan serta dilaporkan kepada penanggung jawab UKM dan Kepala
Puskesmas.
DINAS KESEHATAN KABUPATEN CIANJUR

PUSKESMAS TAKOKAK
Jl. Pasanggrahan No 09 Desa Pasawahan Kec.Takokak - Cianjur 43265

KERANGKA ACUAN KEGIATAN


DESINFEKSI DI TEMPAT UMUM

I. PENDAHULUAN
Desinfektan adalah cairan pembersih yang umumnya dibuat dari hidrogen
peroksida, creosote, atau alkohol untuk membunuh bakteri, virus, kuman, protozoa, dan
mikroorganisme berbahaya lainnya pada permukaan benda mati atau ruangan.
Desinfektan umumnya digunakan untuk membersihkan high-touch surface atau
benda-benda yang paling sering disentuh banyak orang seperti gagang pintu, meja,
tempat tidur, dan kamar mandi.
Desinfektan juga mengandung konsentrasi biosida tinggi agar lebih efektif dalam
mencegah timbulnya bakteri dan mikroorganisme di benda mati apapun yang menjadi
media paparan infeksi berbahaya bila disentuh atau dihirup manusia.
II. LATAR BELAKANG
Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) telah dinyatakan oleh WHO sebagai
pandemi, dan Indonesia telah menyatakan COVID-19 sebagai bencana non alam
berupa wabah penyakit yang wajib dilakukan upaya penanggulangan sehingga tidak
terjadi peningkatan kasus. Penyakit ini disebabkan oleh virus SARS-CoV 2 yang dapat
menyebar antar manusia, yaitu kontak langsung dengan orang yang terinfeksi
(menyentuh dan berjabat tangan) atau melalui droplet orang yang terinfeksi pada saat
batuk atau bersin, dan menyentuh benda atau permukaan yang terkena droplet,
kemudian menyentuh mulut, hidung atau mata sebelum mencuci tangan. Droplet juga
dapat terhirup langsung melalui hidung atau mulut.
Penularan COVID-19 dapat terjadi di rumah, tempat dan fasilitas umum (TFU),
tempat kerja dan tempat rekreasi, sehingga perlu dilakukan kegiatan pencegahan
penularan seperti: penyediaan sarana Cuci Tangan Pakai Sabun/ hand sanitizer,
pembersihan dan desinfeksi ruangan dan permukaan, penerapan physical distancing,
pengelolaan sarana sanitasi yang memenuhi  syarat.
Akhir-akhir ini muncul di masyarakat tentang penggunaan bilik desinfeksi
(disinfection chamber) di berbagai tempat  untuk  pencegahan  penyebaran virus SARS-
CoV-2 sebagai penyebab wabah COVID-19. Namun kemunculan penggunaan bilik
tersebut banyak menimbulkan keragu-raguan di masyarakat, bagaimana efektifitas dan
manfaat dari segi kesehatan.
Pada tanggal 3 April 2020 ini telah diterbitkan Surat edaran Direktur Jenderal
Kesehatan Masyarakat Nomor 375 tahun 2020 tentang Penggunaan Bilik Desinfeksi
Dalam Rangka Pencegahan  Penularan  COVID-19. Surat edaran ini dimaksudkan
untuk menjadi pertimbangan kembali bagi pemerintah daerah dan masyarakat dalam
penggunaan bilik desinfeksi dalam rangka pencegahan penularan COVID-19.
III. TUJUAN UMUM DAN TUJUAN KHUSUS
e. Tujuan umum
Untuk mengurangi resiko penularan virus covid-19.
f. Tujuan khusus
Terlaksananya desinfeksi di tempat tempat umum:
9. Untuk mengurangi resiko penularan virus covid-19 di Tempat Ibadah
10. Untuk mengurangi resiko penularan virus covid-19 di Kantor
11. Untuk mengurangi resiko penularan virus covid-19 di Pasar
12. Untuk mengurangi resiko penularan virus covid-19 di Sarana Pendidikan, dll.
IV. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN
Kegiatan yang dilakukan yaitu :
19. Mengadakan rapat di tingkat puskesmas
20. Mengadvokasi kepala desa di wilayah kerja Puskesmas Takokak
21. Berkoordinasi dengan lintas sector
22. Menyiapkan Alat dan bahan yang akan digunakan untuk desinfeksi di tempat umum
23. Menentukan lokasi kegiatan desinfeksi di tempat umum
24. Membuat jadwal kegiatan desinfeksi di tempat umum
25. Membuat surat undangan ke desa yang akan dilaksanakan kegiatan desinfeksi di
tempat umum
26. Melaksanakan kegiatan desinfeksi di tempat umum
27. Tindak lanjut hasil kegiatan desinfeksi di tempat umum
V. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN
21. Petugas mengadakan rapat untuk membicarakan pelaksanaan kegiatan desinfeksi di
tempat umum dengan bidan desa
22. Menentukan lokasi /tempat pelaksanaan kegiatan desinfeksi di tempat umum
23. Menentukan tanggal /jadwal pelaksanaan kegiatan desinfeksi di tempat umum
24. Petugas datang ke lokasi pelaksanaan kegiatan desinfeksi di tempat umum untuk
memperkenalkan diri dan menyampaikan maksud dan tujuan diadakannya kegiatan
desinfeksi di tempat umum.
25. Petugas yang menyemprotkan desinfektan harus menggunakan APD antara lain :
sarung tangan, masker, (wajib) dan sepatu boot hazmat, helm, pelindung wajah (bila
ada).
26. Petugas bersama staf desa/masyarakat desa setempat melaksanakan kegiatan
desinfeksi di tempat umum dengan metode penyemprotan desinfektan ke tempat
umum dengan takaran sesuai ketentuan dari kementian kesehatan.
27. Petugas mencatat hasil kegiatan desinfeksi di tempat umum.
28. Petugas melakukan evaluasi hasil kegiatan desinfeksi di tempat umum.
29. Petugas membuat laporan kegiatan desinfeksi di tempat umum.
30. Petugas melaporkan hasil kegiatan kepada Kepala Puskesmas.
VI. SASARAN
Sasaran dari kegiatan desinfeksi di tempat umum yaitu di tempat ibadah, kantor, pasar
dan sarana pendidikan.
VII. JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN
Jadwal kegiatan desinfeksi di tempat umum) tersebut adalah sebagai berikut :
No Kegiatan Tahun 2020
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agu Sep Okt Nov Des
1 DESINFEKSI √
DI TEMPAT
UMUM

VIII. EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORAN


Setelah melaksanakan kegiatan desinfeksi di tempat umum selanjutnya
didapatkan kesepakatan untuk dengan lintas sektor dari desa untuk melaksakan
desinfeksi setiap selesai kegiatan/aktifitas di tempat umum.
IX. PENCATATAN, PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN
Hasil pelaksanaan kegiatan desinfeksi di tempat umum dicatat dan
didokumentasikan serta dilaporkan kepada penanggung jawab UKM dan Kepala
Puskesmas.

Anda mungkin juga menyukai