Anda di halaman 1dari 36

KEBIJAKAN

PENANGGULANGAN
TUBERKULOSIS
Gambaran Umum TB

atogenesis dan Penularannya,

erjalanan alamiah TB bila tidak diobati,

esiko Menjadi Sakit TB dan Pengaruh HIV-AIDS terhadap MasalahTB.

B Resistan OAT

nternational Standards for Tuberculosis Care (ISTC)


Patogenesis dan Penularan TB

TB disebabkan oleh kuman Mycobacterium tuberculosis


•Berbentuk batang dengan panjang 1-10 mikron dan lebar 0,2 -
0,8 mikron.
•Bersifat tahan asam dalam pewarnaan dengan metode Ziehl
Neelsen, berbentuk batang berwarna merah dalam
pemeriksaan dibawah mikroskop.
•Memerlukan media khusus untuk biakan, antara lain
Lowenstein Jensen, Ogawa.
• Tahan terhadap suhu rendah sehingga dapat bertahan hidup
dalam jangka waktu lama pada suhu antara 4°C sampai minus
70°C.
Penularan TB

•Sumber penularan adalah pasien TB, terutama pasien yang


mengandung kuman TB dalam dahaknya.

•Pada waktu batuk atau bersin, pasien menyebarkan kuman


ke udara dalam bentuk percikan dahak (droplet nuclei / percik
renik).

• Infeksi akan terjadi apabila seseorang menghirup udara


yang mengandung percikan dahak yang infeksius.
Penularan TB
TB menular melalui
udara

Sumber penularan
Batuk adalah “dahak”
atau penderita
bersin
Dipengaruhi oleh :
 Jumlah kuman
 Lamanya kontak
Penderita
Penderita  Daya tahan tubuh Orang lain

Kuman dapat bertahan selama beberapa jam dalam ruangan yang tidak terkena
sinar matahari dan lembab
Kuman dan penularan TB
batuk
Kuman didalam
droplet di udara
Mati oleh sinar
matahari atau Bicara : 0-210 partikel
tersapu angin

Batuk : 0-3500 partikel

Bertahan
diruang gelap Bersin : 4500 – 1 juta
dan lembab
sampai bulanan partikel
7
Perjalanan Alami TB Pada Manusia
Resiko Menjadi Sakit TB dan Pengaruh HIV-
AIDS terhadap Masalah TB
tr a n s m is i
J u m la h k a s u s T B B T A +
F a k to r lin g k u n g a n : R is ik o m e n ja d i T B b ila
§V e n t i l a s i d e n g a n H IV :
§K e p a d a t a n • 5 - 1 0 % s e tia p ta h u n
§D a l a m r u a n g a n • > 3 0 % life tim e
S E M B U H
F a k to r P e r ila k u
H IV (+ )
K R O N IS /
T B R E S IS T E N
O B AT

TE R PA JA N IN F E K S I
10%
TB M ATI
K o n s e n tra s i K u m a n § K e te r la m b a ta n d ia g n o s is
L a m a k o n ta k d a n p e n g o b a ta n
§ M a ln u tr is i § T a ta la k s a n a ta k m e m a d a i
§ P e n y a k it D M , § K o n d is i k e s e h a ta n
im m u n o s u p r e s a n
TB Resisten OAT
. tuberculosis dikatakan resistan terhadap OAT, jika M. tuberculosis kebal
terhadap OAT.

erdasarkan hasil uji kepekaan OAT, terdapat 5 kelompok TB resistan OAT yaitu:

onoresistan (TB MR): resistan terhadap salah satu jenis OAT lini pertama saja.

olyresistan (TB PR): resistan terhadap lebih dari satu jenis OAT lini pertama
selain Isoniazid (H) dan Rifampisin (R) secara bersamaan

ulti drug resistan (TB MDR): resistan terhadap Isoniazid (H) dan Rifampisin
(R) secara bersamaan.

xtensive drug resistan (TB XDR): adalah TB MDR yang sekaligus juga
resistan terhadap salah satu OAT golongan fluorokuinolon dan minimal salah
satu dari OAT lini kedua jenis suntikan (Kanamisin, Kapreomisin dan Amikasin).

esistan Rifampisin (TB RR): resistan terhadap Rifampisin dengan atau tanpa
resistensi terhadap OAT lain.
aktor utama penyebab terjadinya resistensi kuman terhadap OAT adalah penatalaksanaan pasien TB yang
tidak adekuat.

Pemberi jasa/petugas
kesehatan, yaitu karena :

iagnosis tidak tepat,

engobatan tidak menggunakan paduan yang tepat,

osis, jenis, jumlah obat dan jangka waktu pengobatan tidak adekuat,

enyuluhan kepada pasien yang tidak adequat.

Pasien, yaitu karena :

idak mematuhi anjuran dokter/ petugas kesehatan

idak teratur menelan paduan OAT,

enghentikan pengobatan secara sepihak sebelum waktunya.

angguan penyerapan obat

Program Pengendalian
TB , yaitu karena :

ersediaan OAT yang kurang

ualitas OAT yang disediakan rendah (Pharmaco-vigillance).


Situasi TB di Dunia dan Indonesia

HO 2015:

itingkat global diperkirakan 9,6 juta kasus TB baru dengan 3,2 juta
kasus diantaranya adalah perempuan.

engan 1,5 juta kematian karena TB dimana 480.000 kasus adalah


perempuan. Dari kasus TB tersebut ditemukan 1,1 juta (12%) HIV
positif dengan kematian 320.000 orang (140.000 orang adalah
perempuan) dan 480.000 TB Resistan Obat (TB-RO) dengan
kematian 190.000 orang.

Dari 9,6 juta kasus TB baru, diperkirakan 1 juta kasus TB Anak (di
bawah usia 15 tahun) dan 140.000 kematian/tahun.
Jumlah kasus TB di Indonesia (WHO tahun 2015)

• diperkirakan ada 1 juta kasus TB baru pertahun (399 per 100.000


penduduk) dengan 100.000 kematian pertahun (41 per 100.000
penduduk).
•Diperkirakan 63.000 kasus TB dengan HIV positif (25 per 100.000
penduduk). Angka Notifikasi Kasus (Case Notification Rate/CNR)
dari semua kasus, dilaporkan sebanyak 129 per 100.000
penduduk.
•Jumlah seluruh kasus 324.539 kasus, diantaranya 314.965 adalah
kasus baru. Secara nasional perkiraan prevalensi HIV diantara
pasien TB diperkirakan sebesar 6,2%.
•Jumlah kasus TB-RO diperkirakan sebanyak 6700 kasus yang
berasal dari 1,9% kasus TB-RO dari kasus baru TB dan ada 12%
kasus TB-RO dari TB dengan pengobatan ulang.
Beban TB, Indonesia, 1990-2014
Sebelum survey 1,045 Setelah survey

647

443 453
399
272
206 183
70 65 41
25

Indikator Tingkat Total /tahun Rate /100.000


Prevalensi Global 13.000.000 174
Indonesia 1.600.000 647
Insidensi Global 8.000.000 133
Indonesia 1.000.000 399
Kematian Global 1.100.000 16
Indonesia 100.000 41
Case Detection Rate, semua bentuk 32%
Program Penanggulangan TB di Indonesia
Tujuan
•Untuk tercapainya target program Penanggulangan TB Nasional,
Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota
harus menetapkan target Penanggulangan TB tingkat daerah berdasarkan
target nasional dan memperhatikan Strategi Nasional.

Strategi Nasional Penanggulangan TB sebagaimana dimaksud terdiri


atas:
• Penguatan kepemimpinan program TB;
• Peningkatan akses layanan TB yang bermutu;
• Pengendalian faktor risiko TB;
• Peningkatan kemitraan TB;
• Peningkatan kemandirian masyarakat dalam penanggulangan TB; dan
• Penguatan manajemen program TB.
Strategi dan kebijakan penanggulangan TB;
Strategi
meliputi:
•Penguatan kepemimpinan Program TB di Kabupaten/ Kota.
•Promosi: Advokasi, Komunikasi dan Mobilisasi Sosial, regulasi, dan peningkatan pembiayaan,
Koordinasi dan sinergi program.
•Peningkatan akses layanan TB yang bermutu.
•Peningkatan jejaring layanan TB melalui PPM (public-private mix).
•Penemuan aktif berbasis keluarga dan masyarakat Peningkatan kolaborasi layanan melalui TB-
HIV, TB-DM, MTBS, PAL, dan lain sebagainya.
•Inovasi diagnosis TB sesuai dengan alat/saran diagnostik yang baru.
•Kepatuhan dan Kelangsungan pengobatan pasien atau Case holding.
•Bekerja sama dengan asuransi kesehatan dalam rangka Cakupan Layanan Semesta (health
universal coverage).
•Pengendalian faktor risiko
•Promosi lingkungan dan hidup sehat.
•Penerapan pencegahan dan pengendalian infeksi TB.
•Pengobatan pencegahan dan imunisasi TB.
•Memaksimalkan penemuan TB secara dini, mempertahankan cakupan dan keberhasilan
pengobatan yang tinggi.
•Peningkatan kemitraan TB melalui Forum Koordinasi TB.
•Peningkatan kemitraan melalui forum koordinasi TB di pusat.
•Peningkatan kemitraan melalui forum koordinasi TB di daerah
•Peningkatan kemandirian masyarakat dalam penanggulangan TB.
•Peningkatan partisipasi pasien, mantan pasien, keluarga dan masyarakat. 
Kebijakan

emerintah Pusat, Pemerintah Daerah, dan masyarakat bertanggung jawab


menyelenggarakan Penanggulangan TB.

enyelenggaraan Penanggulangan TB dilaksanakan melalui upaya kesehatan


masyarakat dan upaya kesehatan perorang.

enanggulangan TB harus dilakukan secara terintegrasi dengan penanggulangan


program kesehatan yang berkaitan.

rogram kesehatan meliputi program HIV dan AIDS, Diabetes Melitus, serta program
kesehatan lain.

enanggulangan TB secara terintegrasi dilakukan melalui kegiatan kolaborasi antara


program yang bersangkutan.
Pengorganisasi dan Pembagian Peran
Penanggulangan TB
• Tingkat Pusat
Program TB secara Nasional dilaksanakan oleh Direktorat Jenderal
Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan, cq. Direktorat
Pengendalian Penyakit Menular Langsung.
• Tingkat Provinsi
Program TB di tingkat provinsi dikordinasikan Dinas Kesehatan
Provinsi.
• Tingkat Kabupaten/Kota
Program TB di tingkat Kabupaten/Kota dikordinasikan oleh Dinas
Kesehatan kabupaten/kota.
• Tingkat fasyankes
• Dilaksanakan oleh Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP)
dan Fasilitas Kesehatan Rujukan Tingkat Lanjut (FKRTL).
Konsep Kebijakan Program
Indonesia Sehat dengan Pendekatan
Keluarga.
embangunan Kesehatan: (dimasukkan dasar-dasar hukumnya)
Up
aya yang dilaksanakan oleh semua komponen bangsa dalam rangka mencapai tujuan
kesehatan.

ujuan Pembangunan Kesehatan:


M
eningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang
agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya, sebagai investasi
bagi pembangunan sumber daya manusia yang produktif secara sosial dan ekonomis.

ebijakan pembangunan kesehatan tahun 2015-2019 difokuskan pada penguatan


upaya kesehatan dasar (Primary Health Care) yang berkualitas terutama melalui
peningkatan jaminan kesehatan.

artu Indonesia Sehat menjadi salah satu sarana utama dalam mendorong reformasi
sektor kesehatan dalam mencapai pelayanan kesehatan yang optimal, termasuk
penguatan upaya promotif dan preventif.
iga pilar utama Program Indonesia Sehat , yaitu:
(1)
penerapan paradigma sehat,
(2)
penguatan pelayanan kesehatan, dan
(3)
pelaksanaan jaminan kesehatan nasional (JKN).

enerapan paradigma sehat dilakukan dengan strategi pengutamaan kesehatan


dalam pembangunan, penguatan upaya promotif dan preventif, serta pemberdayaan
masyarakat.

enguatan pelayanan kesehatan dilakukan dengan strategi peningkatan akses


pelayanan kesehatan, optimalisasi sistem rujukan, dan peningkatan mutu
menggunakan pendekatan continuum of care dan intervensi berbasis risiko
kesehatan.

elaksanaan JKN dilakukan dengan strategi perluasan sasaran dan manfaat (benefit),
serta kendali mutu dan biaya, ditujukan kepada tercapainya keluarga sehat.
enerapan Paradigma Sehat

rinsip paradigma sehat:

Puskesmas wajib mendorong seluruh pemangku

kepentingan untuk berkomitmen dalam upaya mencegah dan mengurangi


resiko kesehatan yang dihadapi individu

keluarga, kelompok dan masyarakat.

Definisi paradigma sehat:

Sebagai cara pandang, asumsi, konsep, nilai dan praktik yang mengutamakan
upaya menjaga dan memelihara kesehatan, tanpa mengabaikan
penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan.

rogram Indonesia Sehat akan dilaksanakan melalui Pendekatan Keluarga.

rogram Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga pada dasarnya merupakan


integrasi pelaksanaan program-program kesehatan dengan fokus pada keluarga.
Penguatan Puskesmas Melalui Pendekatan
keluarga yang holistik.

endekatan keluarga adalah salah satu cara Puskesmas untuk


meningkatkan jangkauan sasaran dan mendekatkan/meningkatkan akses
pelayanan kesehatan di wilayah kerjanya dengan mendatangi keluarga.
P
uskesmas:

idak hanya menyelenggarakan pelayanan kesehatan di dalam gedung,


melainkan juga keluar gedung dengan mengunjungi keluarga di wilayah
kerjanya.

arus meningkatkan kerjasama dengan jejaringnya (fasilitas pelayanan


kesehatan tingkat pertama lain di wilayahnya), agar fasilitas-fasilitas
pelayanan kesehatan tingkat pertama lain tersebut juga turut
menyelesaikan masalah-masalah kesehatan keluarga. Yakni masalah-
masalah kesehatan keluarga dari peserta JKN yang dilayaninya.
eluarga dijadikan fokus dalam pendekatan pelaksanaan program
Indonesia

Menurut Friedman (1998), terdapat lima fungsi keluarga, yaitu:


• Fungsi afektif (The Affective Function)
• Fungsi sosialisasi
• Fungsi reproduksi (The Reproduction Function)
• Fungsi ekonomi (The Economic Function)
• Fungsi perawatan atau pemeliharaan kesehatan (The Health Care Function)

ugas-tugas keluarga dalam pemeliharaan kesehatan adalah:


• Mengenal gangguan perkembangan kesehatan setiap anggota keluarganya.
• Mengambil keputusan untuk tindakan kesehatan yang tepat.
• Memberikan perawatan kepada anggota keluarga yang sakit.
• Mempertahankan suasana rumah yang menguntungkan untuk kesehatan dan
perkembangan kepribadian anggota keluarganya.
• Mempertahankan hubungan timbal balik antara keluarga dan fasilitas kesehatan.
endekatan keluarga merupakan pengembangan dari kunjungan
rumah oleh Puskesmas dan perluasan dari upaya Perawatan
Kesehatan Masyarakat (Perkesmas), yang meliputi kegiatan
berikut:

• Kunjungan keluarga untuk pendataan/pengumpulan data profil


kesehatan keluarga dan peremajaan (updating) pangkalan datanya.
• Kunjungan keluarga dalam rangka promosi kesehatan sebagai upaya
promotif dan preventif.
• Kunjungan keluarga untuk menindaklanjuti pelayanan kesehatan dalam
gedung.
• Pemanfaatan data dan informasi dari profil kesehatan keluarga untuk
pengorganisasian/pemberdayaan masyarakat dan manajemen
Puskesmas.
endekatan keluarga adalah:
• pendekatan pelayanan oleh Puskesmas yang mengintegrasikan upaya
kesehatan perorangan (UKP) dan upaya kesehatan masyarakat (UKM)
secara berkesinambungan, dengan target keluarga, didasarkan pada data
dan informasi dari profil kesehatan keluarga.

ujuan dari pendekatan keluarga adalah sebagai berikut:


• Meningkatkan akses keluarga beserta anggotanya terhadap pelayanan
kesehatan komprehensif, meliputi pelayanan promotif dan preventif serta
pelayanan kuratif dan rehabilitatif dasar.
• Mendukung pencapaian Standar Pelayanan Minimum (SPM) kabupaten/kota
dan provinsi, melalui peningkatan akses dan skrining kesehatan.
• Mendukung pelaksanaan JKN dengan meningkatkan kesadaran masyarakat
untuk menjadi peserta JKN.
• Mendukung tercapainya tujuan Program Indonesia Sehat dalam Renstra
Kementerian Kesehatan Tahun 2015 – 2019.
Pelaksanaan Pendekatan Keluarga

•Satu keluarga adalah satu kesatuan keluarga inti (ayah, ibu, dan
anak) sebagaimana dinyatakan dalam kartu keluarga.
•Keluarga yang terdapat kakek dan atau nenek atau individu lain
dalam satu rumah tangga, maka rumah tangga tersebut dianggap
terdiri lebih dari satu keluarga.
•Suatu keluarga dinyatakan sehat atau tidak digunakan beberapa
penanda atau indikator.
•Dalam rangka pelaksanaaan Program Indonesia Sehat telah
disepakati adanya dua belas indikator utama untuk penanda status
kesehatan sebuah keluarga.
12 indikator utama penanda status kesehatan sebuah keluarga :

•Keluarga mengikuti program Keluarga Berencana (KB)


•Ibu melakukan persalinan di fasilitas kesehatan
•Bayi mendapat imunisasi dasar lengkap
•Bayi mendapat air susu ibu (ASI) eksklusif
•Balita mendapatkan pematauan pertumbuhan
•Penderita tuberkulosis paru mendapatkan pengobatan sesuai
standar
•Penderita hipertensi melakukan pengobatan secara teratur
•Penderita gangguan jiwa mendapatkan pengobatan dan tidak
ditelantarkan
•Anggota keluarga tidak ada yang merokok
•Keluarga sudah menjadi anggota Jaminan Kesehatan Nasional
(JKN)
•Keluarga mempunyai akses sarana air bersih
•Keluarga mempunyai akses atau menggunakan jamban sehat
eterlibatan tenaga dari masyarakat sebagai mitra dapat diupayakan
dengan menggunakan tenaga-tenaga berikut:
• Kader-kader kesehatan, seperti kader Posyandu, Posbindu, Poskestren, PKK,
dan lain-lain.
• Pengurus organisasi kemasyarakatan setempat, seperti pengurus PKK,
pengurus Karang Taruna, pengelola pengajian, dan lain-lain.

eran Puskesmas dalam Pendekatan Keluarga


• Puskesmas bertanggung jawab atas satu wilayah administrasi pemerintahan,
yakni kecamatan atau bagian dari kecamatan.
• Di setiap kecamatan harus terdapat minimal satu Puskesmas.

enyelenggaraan Puskesmas terdapat 6 (enam) prinsip, yaitu;


• 1) Prinsip Paradigma Sehat. 2) Prinsip Pertanggungjawaban Wilayah. 3)
Prinsip Kemandirian Masyarakat. 4) Prinsip Pemerataan. 5) Prinsip Teknologi
Tepat Guna. 6) Prinsip Keterpaduan dan Kesinambungan.
Peran Pembina Keluarga

•Mengumpulkan data kesehatan keluarga (menggunakan formulir


Profil Kesehatan Keluarga / prokesga)manual dan aplikasi
keluarga sehat
• analisis data secara sederhana
• identifikasi masalah
• intervensi, penyuluhan/pendidikan kesehatan (menggunakan
paket informasi keluarga / pinkesga) menjelaskan:
• kesehatan ibu hamil, melahirkan dan nifas, termasuk tentang tanda
bahaya kehamilan
• Air Susu Ibu (ASI) dan manfaat pemberian ASI eksklusif kepada bayi.
• imunisasi dasar dan manfaat pemberian imunisasi dasar kepada bayi.
• Meremajakan (update) data keluarga dalam Profil Kesehatan Keluarga
(Family Folder).
• Pengembangan kompetensi dapat dilakukan sesuai dengan
penambahan muatan indikator lokal spesifik di masing-masing daerah.
Peran pemangku kepentingan
PERAN KEMENTERIAN KESEHATAN
• menetapkan norma, standar, prosedur, dan kriteria dalam rangka
penyelenggaraan urusan pemerintahan
• melaksanakan pembinaan dan pengawasan terhadap
penyelenggaraan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan
daerah, selain juga pengembangan sumber daya, koordinasi dan
bimbingan, serta pemantauan dan evaluasi.

PERAN DINAS KESEHATAN KABUPATEN/KOTA


• pengembangan sumber daya, koordinasi dan bimbingan, serta
pemantauan dan pengendalian.
•PERAN DINAS KESEHATAN PROVINSI
• pengembangan sumber daya, koordinasi dan bimbingan, serta
pemantauan dan pengendalian.
PERAN DAN TANGGUNG JAWAB LINTAS SEKTOR
•keberhasilan Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan
Keluarga juga sangat ditentukan oleh peran dan tanggung jawab
sektor-sektor lain di luar sektor kesehatan (lintas sektor).
KONSEP KORUPSI DAN ANTIKORUPSI

Korupsi adalah:
• sesuatu yang busuk, jahat dan merusak.
• Perbuatan korupsi menyangkut:
•sesuatu yang bersifat amoral, sifat dan keadaan yang busuk,
menyangkut jabatan instansi atau aparatur pemerintah,
penyelewengan kekuasaan dalam jabatan karena pemberian,
menyangkut faktor ekonomi dan politik dan penempatan
keluarga atau golongan ke dalam kedinasan di bawah
kekuasaan jabatan.
Ada 6 ciri korupsi adalah sebagai berikut:

•Dilakukan oleh lebih dari satu orang;


•Merahasiakan motif; ada keuntungan yang ingin diraih;
•Berhubungan dengan kekuasaan/ kewenangan tertentu;
•Berlindung di balik pembenaran hukum;
•Melanggar kaidah kejujuran dan norma hukum
•Mengkhianati kepercayaan
Bentuk dan Perbuatan Korupsi:

•Kerugian Keuangan Negara


•Suap Menyuap
•Penggelapan Dalam Jabatan
•Pemerasan
•Perbuatan Curang
•Benturan Kepentingan Dalam Pengadaan
•Gratifikasi
nti korupsi merupakan kebijakan untuk mencegah dan
menghilangkan peluang bagi berkembangnya korupsi.

Anti korupsi adalah pencegahan:


• bagaimana meningkatkan kesadaran individu untuk tidak
melakukan korupsi dan bagaimana menyelamatkan uang
dan aset negara.

enyebab korupsi terdiri atas faktor internal dan faktor


eksternal.
• Faktor internal merupakan penyebab korupsi yang datangnya
dari diri pribadi atau individu
• faktor eksternal berasal dari lingkungan atau sistem.
paya pencegahan korupsi pada dasarnya dapat dilakukan dengan:
• menghilangkan, atau setidaknya mengurangi, kedua faktor
penyebab korupsi tersebut.
• Faktor internal sangat ditentukan oleh kuat tidaknya nilai-nilai anti
korupsi tertanam dalam diri setiap individu.
• Nilai-nilai anti korupsi tersebut antara lain meliputi kejujuran,
kemandirian, kedisiplinan, tanggung jawab, kerja keras, sederhana,
keberanian, dan keadilan.

paya Pencegahan Korupsi :


• Pembentukan Lembaga Anti-Korupsi, Pencegahan Sosial dan
Pemberdayaan Masyarakat dan Pencegahan Korupsi di Sektor
Publik.
• Peluang bagi berkembangnya korupsi dapat dihilangkan dengan
melakukan perbaikan sistem (sistem hukum, sistem kelembagaan)
dan perbaikan manusianya (moral dan kesejahteraan).

Anda mungkin juga menyukai