Frambusia merupakan penyakit infeksi kulit. o g i iol Et
Frambusia disebabkan oleh
Treponema pallidum sub spesies pertenue, Gejala Klinis oStadium Primer Setelah masa inkubasi antara 9-90 hari (rata-rata 3 minggu), lesi primer atau induk frambusia berkembang pada sisi yang terkena penularan berupa gigitan, goresan dan gesekan dengan kulit yang terkena frambusia. Umumnya terjadi di daerah anggota gerak (lengan dan kaki). Lesi berwarna kemerahan, tidak nyeri dan kadang-kadang gatal-gatal berbentol/kutil (papul). Papul-papul tersebut akan meluas dengan diameter 1-5 cm untuk kemudian menjadi ulkus (luka terbuka) dengan dasar berwarna kemerahan seperti buah berry. Lesi-lesi satelit bisa bersatu membentuk plak. Karena jumlah treponema yang banyak, maka lesi tersebut sangat menular. Pembesaran kelenjar limfa, demam serta rasa nyeri merupakan tanda dari stadium ini. Induk frambusia akan pecah dalam 2-9 bulan yang meninggalkan bekas dengan bagian tengah yang bersifat hipopigmentasi. o Stadium Sekunder Sekitar 6-16 minggu setelah stadium primer. Lesi kulit atau lesi anakan yang menyerupai lesi induk tapi berukuran lebih kecil yang biasanya ditemukan dipermukaan tubuh dan sebagian di rongga mulut atau hidung. Lesi anakan ini akan meluas, membentuk ulkus dan menghasilkan cairan-cairan fibrin yang berisi treponema, yang kemudian mengering menjadi krusta. Cairan tersebut menarik lalat- lalat untuk hinggap dan kemudian menyebarkannya ke orang lain. Kadang-kadang bentuk serupa infeksi jamur dapat terlihat. Kondisi ini diakibatkan proses penyembuhan inti dari papiloma atau gabungan dari lesi yang membentuk bundaran. Lesi di aksila atau di lipat paha menyerupai condylomatalata. Papil-papil di telapak kaki berbentuk tipis, hiperkeratosis yang akan menjadi erosi. Rasa nyeri menandai stadium ini. o Stadium Tersier Pada stadium ini, sekitar 10% kasus setelah 5-15 tahun akan kembali kambuh, yang ditandai dengan lesi kulit yang destruktif, lesi pada tulang dengan kemungkinan terkenanya jaringan saraf dan penglihatan penderita. Bertambahnya ukuran, tidak nyeri, perkembangan nodul-nodul dibawah kulit dengan penampakan nanah nekrosis dan ulkus. Ulkus tersebut terinfeksi karena rusaknya struktur kulit dibawahnya. Bentuk hiperkeratosis dan keratoderma pada telapak tangan dan kaki sangat jelas terlihat. Stadium ini dapat menyerang tulang dan persendian. Infeksi tulang (osteitis) yang terutama menyerang tulang kaki dan tangan. Infeksi ini apabila tidak terkendali akan menyebabkan hancurnya struktur tulang, dan berakhir dengan kecacatan dan kelumpuhan. Diagnosa Diagnosa dapat ditegakkan dengan pemeriksaan mikroskop lapangan gelap atau pemeriksaan mikroskopik langsung FA (Flourescent Antibody) dari eksudat yang berasal dari lesi primer atau sekunder. Test serologis nontrepanomal untuk sifilis misalnya VDRL (venereal disease research laboratory), RPR (rapid plasma reagin) reaktif pada stadium awal penyakit menjadi non reaktif setelah beberapa tahun kemudian, walaupun tanpa terapi yang spesifik, dalam beberapa kasus penyakit ini memberikan hasil yang terus reaktif pada titer rendah seumur hidup. Test serologis trepanomal, misalnya FTA-ABS (fluorescent trepanomal antibody – absorbed), MHA-TP (microhemag- glutination assay for antibody to t. pallidum) biasanya tetap reaktif seumur hidup. Prognosis Frambusia Pada penyakit frambusia presentase angka kesembuhannya sangat tinggi yaitu 95%-97%, sehingga sangat kecil kemungkinan penderita tidak dapat disembuhkan. Pencegahan Strategi pemberantasan frambusia terdiri dari 4 hal pokok yaitu: • Skrining terhadap anak-anak berusia di bawah 15 tahun untuk menemukan penderita • Memberikan pengobatan yang akurat kepada penderita di Unit Pelayanan Kesehatan (UPK) dan pencarian kontak. • Penyuluhan kepada masyarakat tentang perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS). • Perbaikan kebersihan perorangan melalui penyediaan sarana dan prasarana air bersih serta penyediaan sabun waktu mandi. Pengobatan Frambusia
Dosis dan Cara Pengobatan
Frambusia Pilihan utama
Umur Nama obat Dosis Pemberian Lama pemberian
10 thn Benz.penisilin 600.000 IU IM Dosis Tunggal
≥ 10 tahun Benz.penisilin 1.200.000 IU IM Dosis Tunggal
Alternatif
< 8 tahun Eritromisin 30 mg/kgBB bagi 4 dosis Oral 15 hari
8-15 tahun Tetra atau erit. 250mg, 4×1 hri Oral 15 hari
>8 tahun Doxiciclin 2-5 mg/kgBB bagi 4 dosis Oral 15 hari
Dewasa 100mg 2 × 1 hari Oral 15 hari
Penatalaksanaan a) Pemeriksaan terhadap sebagian besar penduduk dengan survei lapangan.
b) Pengobatan terhadap kasus
aktif yang diperluas pada keluarga dan kelompok masyarakat sekitarnya berdasarkan bukti adanya prevalensi frambusia aktif.
c) Lakukan survei berkala dengan
tenggang waktu antara 1 – 3 tahun sebagai bagian integral dari pelayanan kesehatan masyarakat pedesaan disuatu negara. Pengertian Rabies ata : u l e b i h s e ri ng Rabies n n a m a a n j ing a dikenal deng s u atu k a n gila merupa a k u t y a n g ek s i penyakit inf s a r a f p u sat y er a n g su s unan men a k a n p e n y a kit up Rabies mer g at y a n g s a n Zoonosa i ta k u t i k a rena an d berbahaya d r a n g m a n u sia i l a t el a h m enye hir b e l a u b e ra k u h e w an a k an s ata a n k e m a t i a n. deng Etiologi Penyakit ini disebabkan oleh virus rabies yang terdapat pada air liur hewan yang terinfeksi. Hewan ini menularkan infeksi kepada hewan lainnya atau manusia melaui gigitan dan c. Stadium Eksitasi Gejala Klinis Tonus otot-otot dan aktivitas simpatik menjadi meninggi dengan gejala a. Stadium Prodromal hiperhidrosis, hipersalivasi, hiperlakrimasi dan pupil dilatasi. Bersamaan dengan Gejala-gejala awal berupa stadium eksitasi ini penyakit mencapai demam, malaise, mual dan puncaknya, yang sangat khas pada stadium ini adalah adanya macam-macam fobi, yang rasa nyeri di tenggorokan sangat terkenal diantaranya ialah hidrofobi selama beberapa hari. (takut air). Kontraksi otot-otot faring dan otot-otot pernafasan dapat pula ditimbulkan oleh rangsang sensorik seperti meniupkan b. Stadium Sensoris udara ke muka penderita atau dengan Penderita merasa nyeri, menjatuhkan sinar ke mata atau dengan menepuk tangan di dekat telinga penderita. rasa panas disertai kesemutan Pada stadium ini dapat terjadi apnoe, pada tempat bekas luka. sianosis, konvulsa, dan takikardi. Tindak- tanduk penderita tidak rasional kadang- Kemudian disusul dengan kadang maniakal disertai dengan saat-saat gejala cemas, dan reaksi yang responsif. Gejala-gejala eksitasi ini dapat berlebihan terhadap rangsang terus berlangsung sampai penderita meninggal, tetapi pada saat dekat kematian sensorik. justru lebih sering terjadi otot-otot melemas, hingga terjadi paresis flaksid otot-otot d. Stadium Paralisis Sebagian besar penderita rabies meninggal dalam stadium eksitasi. Kadang-kadang ditemukan juga kasus tanpa gejala-gejala eksitasi, melainkan paresis otot-otot yang bersifat progresif. Hal ini karena gangguan sumsum tulang belakang, yang memperlihatkan gejala paralisis otot-otot pernafasan. Di a g n o s a Tidak ada tes akurat untuk mendiagnosa rabies pada hewan hidup. Tes antibody fluorescent adalah yang paling akurat untuk diagnosa yang telah digunakan lebih dari 40 tahun dan dijadikan standar dalam pendiagnosaan penyakit rabies. Namun karena memerlukan jaringan otak, maka hal ini hanya bisa dilakukan setelah kematian hewan tersebut dengan menggunakan suntik mati terlebih dahulu, jadi tidak dapat di praktekkan pada manusia. Akan tetapi, uji serupa dapat tetap dilakukan menggunakan serum, cairan sumsum tulang belakang, atau air liur penderita walaupun tidak akurat 100%. Prognosa it r a b ie s Penyak a k i t ak a n p e n y meru p g s a n g a t yan a y a d a n berbah b il a u t i k a r en a dita k g n y e ra n telah me e w a n s ia at a u h ma n u hi r la l u b e r a k maka s e k e m a t i a n . de n g a n Pencegahan Langkah-langkah untuk mencegah rabies bisa diambil sebelum terjangkit virus atau segera seteleh terjangkit. Sebagai contoh, vaksinasi bisa diberikan kepada orang-orang yang berisiko tinggi terhadap terjangkitnya virus, yaitu : • Dokter hewan • Petugas laboratorium yang menangani hewan-hewan yang terinfeksi • Orang-orang yang menetap atau tinggal lebih dari 30 hari di daerah yang terjangkit rabies dimana banyak anjing ditemukan • Para penjelajah gua kelelawar
Vaksinasi memberikan perlindungan seumur hidup. Tetapi kadar
antibody akan menurun, sehingga orang yang berisiko tinggi terhadap penyebaran selanjutnya harus mendapat dosis buster vaksinasi setiap 2 tahun. Pengobatan • Penanganan luka gigitan sesegera mungkin. Seperti membersihkan bagian yang digigit dengan sabun. Jika luka telah dibersihkan, kepada penderita yang belum pernah mendapatkan imunisasi dengan vaksin rabies diberikan suntikan immunoglobin rabies.
• Jika belum pernah mendapatkan imunisasi, maka suntikan vaksin
rabies diberikan pada saat digigit hewan rabies dan pada hari ke 3, 7, 14, dan 28
• Jika penderita pernah mendapatkan vaksinasi, maka risiko menderita
rabies akan berkurang, tetapi luka gigitan harus tetap dibersihkan dan diberikan 2 dosis vaksin (pada hari 0 dan 2)
• Sebelum ditemukannya pengobatan, kematian biasanya terjadi
dalam 3-10 hari. Kebanyakan penderita meninggal karena sumbatan jalan nafas Penatalaksanaan • Penanganan luka gigitan hewan penular rabies Setiap ada kasus gigitan hewan penular rabies (anjing, kucing, kera) harus ditangani dengan tepat dan sesegera mungkin. Untuk mengurangi/ mematikan virus rabies yang masuk pada luka gigitan, usaha yang paling efektif ialah mencuci luka gigitan dengan air (sebaiknya air mengalir) dan sabun atau deterjen selama 10 – 15 menit, kemudian diberi alkohol 70%.
• Pemberian Vaksin Anti Rabies (VAR) sesudah digigit (Post Exposure
Treatment). Dosis dan cara pemberian VAR (Purified Vero Rabies Vaccine = PVRV) : Diberikan 4 x suntikan @ 0,5 ml pada hari ke-0 sebanyak 2 dosis sekaligus di regio deltoideus kanan dan kiri, hari ke-7 dan 21 masing-masing 1 dosis secara intramuskuler (i.m). Dosis sama untuk semua umur.
• Perawatan rabies pada manusia
1. Pasien dirujuk ke rumah sakit 2. Sebelum dirujuk, pasien diinfus dengan ringer laktat atau NaCl 0,9%, kalau perlu diberi antikonvulsan dan sebaiknya pasien difiksasi selama dalam perjalanan dan waspada terhadap tindak-tanduk pasien yang tidak rasional, kadang-kadang maniakal disertai saat-saat responsif. Sekian dan Terima Kasih Tuhan Memberkati