Anda di halaman 1dari 27

FRAMBUSIA

dr. VERONIKA HARYANTI ICHA LADA


PENDAHULUA
N
Penyakit FRAMBUSIA merupakan penyakit menular yang
disebabkan oleh kuman Treponema Pallidum Subspesies
Pertenue.
Frambusia paling sering terjadi pada anak-anak dibawah umur
15 tahun dengan insidensi puncak pada umur 6-10 tahun.
Frambusia pada usia muda lebih banyak pada lakilaki
sedangkan pada usia dewasa lebih banyak pada perempuan.
Penyakit ini terjadi pada daerah tropis dengan curah hujan yang tinggi
dan suhu panas secara terus menerus diatas 27 0 C
Penyakit ini banyak ditemui pada penduduk pedesaan, terutama di
daerah yang padat penduduk, sosial ekonomi rendah, serta kebersihan
yang kurang baik perorangan maupun lingkungan.
Penyakit ini menyebar ke kulit ekstragenital dengan kontak melalui
bekas lesi yang terbuka, luka lecet, atau bekas gigitan.
Penyebab
Frambusia disebabkan oleh T.pallidum subspesies pertenue yang
berbentuk spiral yang pertama kali ditemukan oleh Castellani
pada tahun 1905. Treponema pertenue bersifat tidak tahan kering,
tidak tahan dingin dan tidak tahan panas.
Treponema pertenue berkembang biak sangat lambat yaitu setiap
30-33 jam pada manusia dan binatang
Perjalanan Penyakit

Kontak Kontak tak


01 langsung
Kulit yang mengalami abrasi,
tergigit atau ekskoriasi.
02 langsung
Dapat ditransmisikan oleh serangga
atau peralatan-peralatan yang
dipakai bersama.

Apabila kuman yang masuk

03 04
Apabila kuman yang masuk
kedalam kulit cukup virulen dan
kedalam kulit tidak cukup virulen
banyak, orang yang terinfeksi
dan tidak banyak, orang yang
tidak kebal terhadap kuman, maka
terinfeksi kebal terhadap kuman,
kuman akan menyebar dan
maka kuman akan menyebar dan
berkembang biak, lalu
berkembang biak, lalu
menimbulkan penyakit.
menimbulkan penyakit.
Gejala Klinis
Frambusia

Stadium Dini Stadium lanjut

Stadium
Stadium Sekunder Stadium Tersier
Primer
Stadium Primer
Setelah masa inkubasi selama 10-90 hari (rata-rata 3 minggu), lesi primer atau yang disebut dengan
“mother yaw” muncul pada tempat inokulasi, biasanya pada bagian tubuh yang terpapar, terutama
ekstremitas bawah

Ciri-ciri lesi primer yaitu:

• tidak keras,

• sering gatal,

• menginfiltrasi,

• diikuti dengan nodul kecil eritematosa yang tumbuh dengan ukuran 1 – 5 cm.

• Permukaan lesi primer ini berbentuk papilomatosa dan berkrusta.

• Lesi primer biasanya hanya satu, tetapi dapat ditemukan adanya lesi satelit, yang akan
bersatu membentuk plak.
Lesi primer ini pada akhirnya menjadi ulkus dengan dasar lesi berbentuk seperti buah
frambus (rasberry),yang akan dilapisi oleh krusta kuning. Buba-buba tersebut biasanya
terletak berdekatan (diikuti dengan pembesaran kelenjar limfe). Lesi mother yaw akan
sembuh spontan dalam 2–6 bulan,meninggalkan jaringan parut atrofi dan hipopigmentasi di
daerah sentral.Simptom konstitusional jarang muncul
Stadium Sekunder
Stadium sekunder frambusia dimulai beberapa minggu sampai beberapa bulan
setelah induk frambusia muncul. Stadium sekunder jauh lebih luas dan
dihubungkan dengan morbiditas yang lebih tinggi.

Tanda/gejala yang didapat :


• Kulit : Banyak lesi kulit menyerupai bentuk yang lebih kecil dari lesi primer,
karena itu, disebut anak frambusia, pianomas, atau framboesias. Lesi-lesi ini
berwarna kemerahan, berair, berbentuk veruka atau seperti tumbuhan,
berkrusta, papul yang tidak gatal dan plak.
Lesi kadang-kadang dapat berbentuk anular atau sirkular yang
menyerupai lesi pada infeksi jamur yang disebut “tinea
frambusia”. Lesi pada wajah sering berbentuk lesi seboroik atau
berbentuk psoriasis.
● Palmoplantar
Terdapat bentuk plak hiperkeratosis pada telapak tangan dan telapak
kaki, berfisura sampai menimbulkan infeksi sekunder yang sakit
sehingga membentuk karakteristik gaya jalan seperti kepiting (“crablike
gait”). Paronikia (pianic onychia), membentuk makula dan papula
hyperkeratosis dalam lipatan-lipatan kuku.
Paronikia (pianic onychia),
● Tulang/tulang rawan
Periostits dan osteitis ditandai dengan rasa sakit pada tangan, lengan bawah,
tungkai dan kaki. Perubahan awal pada tulang biasanya dapat dilihat dengan
radiografi biasa, dan penebalan periosteum sering dapat dipalpasi. Polidaktilis
dapat menyebabkan pembengkakan pada kedua jari bagian proksimal
menyerupai lobak (radishlike).

Osteoperiostitis pada tibia dan fibula


● Konstitusional
Arthralgia, limfadenopati generalisata, sakit kepala, dan malaise
biasanya menunjukkan perubahan cairan cerebrospinal yang
asimptomatik. Semua gejala umumnya reversible, hilang dalam
beberapa minggu sampai beberapa bulan. Kekambuhan mungkin terjadi
sampai jangka waktu 5 tahun, yang diikuti dengan pemberantasan baik
dari organisme ataupun periode laten yang tidak tentu masanya.
Stadium Tersier
Pada sekitar 10 persen kasus, masa laten berakhir setelah 5 – 10 tahun,
diikuti oleh stadium akhir dengan lesi pada kulit dan lesi pada tulang,
dan kadang-kadang disertai dengan gangguan oftalmologi dan
gangguan neurologi.

Tanda/gejala yang ditemui :


● Kulit
Nodul gumatosa kutan dan subkutan (guma frambusia) mengalami nekrosis
sentral dan mengalami ulserasi, menyebabkan lesi tersebar dan dalam.
Gabungan ulkus akan membentuk lesi sirkuler dan serpiginosa yang akan
sembuh kemudian membentuk jaringan parut dan kontraktur. Hiperkeratosis
palmoplantar akan menyebabkan keratoderma kronik. Limfadenopati
periartikular dapat terjadi pada siku dan lutut.
● Tulang dan tulang rawan
Perubahan skeletal terjadi pada stadium akhir penyakit frambusia.
Perubahan skeletal ini termasuk periostitis hipertrofi, hidrartrosis,
osteitis dan periostitis gumatosa, dan osteomielitis. Hipertrofi tulang
dianggap sebagai akibat osteitis kronik, yang akan menyebabkan
cekungan pada tulang tibia .
Akibat frambusia yang paling berbahaya, yang terjadi kira-kira 1 persen
dari pasien yang tidak diobati, adalah rhinofaringitis mutilans
(gangosa), atau destruksi hebat dari tulang nasal, maksila, bibir atas dan
bagian tengah wajah dengan adanya perforasi dari hidung dan palatum.
● Gangguan oftalmologi dan neurologi
Walaupun penyakit oftalmologi, neurologi dan kardiovaskuler tidak
biasa terjadi bersamaan dengan frambusia, tetapi pada beberapa kasus
frambusia dilaporkan adanya atrofi diskus optikus, mieloneuropati dan
aneurisma.
Pemeriksaan laboratorium
• Pemeriksaan langsung

Pemeriksaan mikroskop lapangan gelap


Spesimen yang berasal dari lesi kulit dilihat bentuk dan pergerakannya dengan
menggunakan mikroskop lapangan gelap. Pemeriksaan dilakukan 3 hari berturut-turut.

Mikroskop fluoresensi
Bahan apusan dari lesi dioleskan pada gelas objek, difiksasi dengan aseton, sediaan
diberi antibodi spesifik yang dilabel fluorescein, kemudian diperiksa dengan mikroskop
fluoresensi dan dilihat apakah dijumpai T.pallidum.
Diagnosa banding
Lesi pada kulit dapat didiagnosa banding dengan :
- Sifilis veneral
- Sifilis endemik
- Pinta
- Kusta
- Impetigo
- Ektima
- Tungiasis
- Kromomikosis
- Leishmaniasis kutaneus
- Sarkoidosis, psoariasis
- Defiansi vitamin
- Skabies
- Infeksi virus
Diagnosa banding
Lesi pada tulang dapat didiagnosa banding dengan :
- Sifilis veneral
- Sifilis endemik
- Tuberkulosis
- Osteomyelitis bakterial
- Sickle cell anemia
Lesi pada rhinopharyngeal dapat didiagnosa banding dengan :
- Espundia
- Rhinosporidiosis
- rhinoscleroma
- tuberkulosis
- Kusta
- South American blastomycosis
penatalaksanaan
Pengobatan yang disarankan untuk frambusia adalah :

Dewasa dan anak – anak diatas 10 tahun :


• Benzathin Penicillin 1,2 juta unit injeksi secara intramuscular dosis tunggal
– Anak – anak dibawah 10 tahun :
• Benzathin Penicillin 0,6 juta unit injeksi secara intramuskular dosis tunggal
- Anak – anak diatas 8 tahun yang alergi penicillin :
• Tetrasiklin 4 x 250 mg selama 15 hari , atau
• Eritromisin 8 mg/kg BB 4 x sehari selama 15 hari
- Dewasa yang alergi penicillin :
- • Tetrasiklin 4 x 500 mg selama 15 hari , atau
- • Doksisiklin 2 x 100 mg atau
- • Eritromisin 4 x 500 mg
Prognosis
Setelah pengobatan dengan penicillin,
lesi infeksi dini pada frambusia sembuh
dalam 2 minggu. Pengenalan awal dan
pengobatan pada penderita frambusia
dapat mencegah perkembangan
manifestasi pasien yang lebih lanjut.
Tanpa pengobatan yang teratur, sekuele
lanjut akan dapat menyebabkan
kecacatan.
mbolaso!
Cegah frambusia dengan “PERILAKU HIDUP
BERSIH DAN SEHAT”

CREDITS: This presentation template was created by Slidesgo, including icons by


Flaticon and infographics & images by Freepik

Anda mungkin juga menyukai