FRAMBUSIA
DAN ERADIKASI PENYAKIT FRAMBUSIA
Konsep Dasar Penyakit Frambusia
Frambusia biasanya dikenal dengan yaws (dalam bahasa inggris), patek (dalam
bahasa jawa), puru dan pian (Prancis), merupakan penyakit infeksi kulit yang disebabkan
oleh Treptonema pallidum ssp.pertenue yang memiliki 3 stadium dalam proses manifestasi
ulkus seperti ulkus atau granuloma (mother yaw), lesi non-destruktif yang dini dan
destruktif atau adanya infeksi lanjut pada kulit, tulang dan perios. Penyakit ini adalah
penyakit kulit menular yang dapat berpindah dari orang sakit frambusia kepada orang
sehat dengan luka terbuka atau cedera atau trauma (Greenwood, 1994).
Penyakit Frambusia pertama kali ditemukan oleh Castellani, pada tahun 1905
yang berasal dari bakteri besar (spirocheta) bentuk spiral dan motil dari famili
(spirochaetaceae) dari ordo spirochaetales yang terdiri dari 3 genus yang
phatogen pada manusia (treponema, borelia dan leptospira).
Epidemiologi
Agent
Host Environment
Agen (faktor penyebab) adalah suatu unsur, organisme hidup atau
Agent kuman infektif yang dapat menyebabkan terjadinya suatu
penyakit.
Pada awal terjadinya infeksi, agen akan berkembang biak didalam jaringan penjamu,
setelah itu akan muncul lesi intinal berupa papiloma yang berbentuk seperti buah arbei,
yang memiliki permukaan yang basah, lembab, tidak bernanah dan tidak sakit, kadang
disertai dengan peningkatan suhu tubuh, sakit kepala, nyeri tulang dan persendian.
Apabila tidak segera diobati agen akan menyerang dan merusak kulit, otot, serta
persendian.
Stadium I
Stadium ini dikenal sebagai stadium menular. Masa
inkubasi rata-rata 3 minggu atau dalam kisaran 3-90
hari. berupa papiloma pada port d’ entre yang
berbentuk seperti buah arbei, permukaan basah,
lembab, tidak bernanah, sembuh spontan tanpa
Manifestasi meninggalkan bekas, kadang-kadang disertai dengan
peningkatan suhu tubuh, sakit kepala, nyeri tulang
Klinis dan persendian kemudian papula-papula menyebar
yang sembuh setelah 1-3 bulan.
Stadium III
Komplikasi
kebanyakan pasien frambusia, masih terbatas pada
kulit, tetapi tulang dan keterlibatan sendi dapat terjadi.
Meskipun lesi pada frambusia menghilang secara
spontan, infeksi bakteri sekunder dan jaringan parut
dapat terjadi yang dapat menimbulkan komplikasi
umum.
Pemeriksaan Diagnostik
Tidak ada tes darah khusus untuk penyakit ini. Namun, tes
darah untuk sifilis sering kali positif pada orang dengan penyakit
kulit ini karena bakteri yang menyebabkan kedua kondisi ini
berkaitan dekat.
Tindakan Medis
Benzatin penisilin diberikan dalam dosis 2, 4 juta unit
untuk orang dewasa dan untuk 1,2 juta unit anak-anak.
Hingga saat ini, penisilin merupakan obat pilihian, tetapi
bagi mereka yang peka/sensitif dapat diberikan
tetrasiklin atau eritromisin 2 gr/hari selama 5-10 hari.
Penatalaksanaan
Tindakan Keperawatan
Perawatan yang dapat dilakukan pada seseorang yang
sedang menderita penyakit Frambusia:
1. Pengkajian
Pengkajian adalah dasar utama dari proses keperawatan,
pengumpulan data yang akurat dan sistematis akan membantu
penentuan status kesehatan dan pola pertahanan klien,
mengidentifikasi kekuatan dan kebutuhan klien serta merumuskan
diagnosa keperawatan
Pemeriksaan Fisik :
Kepala
Inspeksi: bentuk kepala kiri dan kanan simetris, keadaan rambut dan hygiene kepala,
warna rambut.
Palpasi: ada atau tidaknya benjolan.
Muka
Inspeksi: struktur muka kiri dan kanan simetris, ekspresi wajah, kaji apakah
wajah pucat atau tidak.
Palpasi: adakah nyeri tekan ada benjolan pada muka atau tidak.
Hidung dan sinus: Kebersihan hidung, ada atau tidak pernapasan, cuping
hidung, ada atau tidaknya polip hidung, adanya deviasi sputum.
Telinga: Bentuk simetris, kebersihan telingga ada tidaknya serum, fungsi
telingga.
Mulut : Kaji keadaan gigi ada tidaknya peradangan gusi, periksa
kelembaban bibir, dan periksa kebersihan lidah, dan periksa adakah nyeri
saat menelan atau tidak.
Leher: Ada atau tidak pembesaran JVP, ada atau tidak pembesaran
kelenjar limfe.
Ekstremitas
Integument/ Kulit
• Inspeksi : Adakah lesi (+/-), Jaringan parut (+/-), Warna Kulit, Bila ada luka
dimana saja lokasinya, dengan luas.
•Palpasi : Tekstur (halus/kasar), Turgor/Kelenturan (baik/jelek), Struktur
(keriput/tegang), Lemak subkutan (tebal/tipis), nyeri tekan (+/-) pada daerah
mana?
NEXT..
Pemeriksaan Rambut
• Inspeksi dan Palpasi: Penyebaran (merata/tidak), Bau (+/-), rontok (+/),
warna, Alopesia (+/-), Hirsutime (+/-), Alopesia (+/-) Pemeriksaan Kuku
• Inspeksi dan Palpasi: Warna, bentuk dan kebersihan kuku (bersih/kotor).
Pola aktivitas dan istirahat : Kelemahan. Gelisah. Susah bergerak. Susah tidur.
Pusing.
Kegiatan
1. Penetapan endemisitas setiap desa sekaligus penetapan metode POPM yang
diterapkan pada masing-masing desa setiap bulan Juli.
2. Penyiapan tingkat kabupaten, mulai dari logistik, SDM, dan distribusi petunjuk
teknis.
3. Penyiapan desa, khususnya desa endemis yang akan melaksanakan POPM total
penduduk.
4. Pelaksanaan POPM Frambusia di desa-desa endemis.
NEXT..
.
C. Provinsi d. Pusat
Memonitor pelatihan tenaga Memonitor pelaksanaan
kesehatan, terutama di dinas kegiatan pemberian obat
kesehatan dan puskemas. pencegahan massal.
Memonitor penemuan kasus yang Memonitor hasil kegiatan
dilaksanakan oleh puskesmas dan pemberian obat pencegahan
fasilitas pelayanan kesehatan massal berdasarkan laporan
lainnya di semua kabupaten/kota dinas kesehatan kabupaten/kota
di wilayah provinsi. dan/atau dinas kesehatan
Memonitor pelaksanaan POPM provinsi.
total penduduk di semua desa Melaksanakan evaluasi cakupan
endemis di wilayah provinsi pemberian obat pencegahan
berdasarkan laporan puskesmas. massal sesuai kebutuhan pusat
Menghitung persediaan, dan berkoordinasi dengan dinas
pemakaian, dan sisa obat seluruh kesehatan provinsi.
puskesmas. Menghimpun laporan dan
Menindaklanjuti rujukan kejadian analisis pencapaian kegiatan
ikutan pemberian obat pencegahan berdasarkan laporan hasil
Frambusia di rumah sakit. pelaksanaan kegiatan POPM.