Anda di halaman 1dari 9

Essay Gagasan

Latar Belakang

Melihat banyaknya orang yang merasa tidak nyaman dengan adanya bekas
luka di kulit dan berdampak pada kepercayaan diri. Oleh karena itu, ide gagasan
yang ingin dicetuskan adalah membuat produk sejenis mixing concealer yang dapat
membantu menyamarkan bekas luka yang disebabkan oleh virus cacar monyet. Ide
gagasan ini saya buat untuk membantu orang-orang yang merasa tidak percaya diri
saat bertemu orang lain karena luka yang disebabkan pada kulit menyebabkan warna
kulit tidak merata oleh virus cacar monyet ini. Bekas luka yang ditinggalkan virus
cacar monyet pada umumnya berbentuk seperti kudis dan memiliki durasi yang lama
(sekitar 21 hari) sebelum bekas luka dapat sepenuhnya pulih dari tubuh. Oleh karena
itu, kami terinspirasi untuk membuat sebuah produk yang dapat membantu
menyamarkan bekas luka tersebut.

● Definisi Monkeypox
Monkey pox atau biasa dikenal dengan cacar monyet adalah penyakit
zoonosis langka yang disebabkan oleh infeksi virus monkeypox. Virus cacar
monyet termasuk dalam genus Orthopoxvirus dalam famili Poxviridae.
Penderita biasanya memiliki gejala yang serupa dengan cacar air, yaitu bintil
berair. Namun, seiring perkembangan penyakit, bintil berair berubah menjadi
bernanah dan menimbulkan benjolan di beberapa area tubuh. Virus ini
menular dari hewan ke manusia melalui cakaran atau gigitan, tetapi
penularan virus monkeypox juga dapat terjadi lewat kontak langsung dengan
cairan tubuh hewan yang terinfeksi.

● Epidemiology
Cacar monyet ditemukan pertama kali pada tahun 1970 di Republik
Demokratik Kongo. Monkeypox merupakan endemik di Afrika Tengah dan
Afrika Barat. Wabah cacar monyet yang menyerang manusia dan hewan
pernah terjadi di AS pada tahun 2003. Sejauh ini, sudah ada lebih dari 70
negara yang melaporkan kasus cacar monyet. WHO melaporkan ada lebih
dari 40.000 kasus cacar monyet yang dikonfirmasi di seluruh dunia. Satgas
monkeypox Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI)
mengungkapkan 23 kasus suspek cacar monyet di indonesia. Dari 23 kasus
tersebut, 21 diantaranya sudah discarded, satu kasus terkonfirmasi dan satu
kasus masih menunggu hasil.
Akhirnya Kemenkes RI telah memastikan satu warga negara Indonesia
terkonfirmasi menderita cacar monyet. Pasien tersebut merupakan seorang
pria berusia 27 tahun dengan riwayat perjalanan ke luar negeri sebelum
tertular. Hasil tes PCR pasien terkonfirmasi positif pada tanggal 19 Agustus
2022.

● Etiologi
Virus monkeypox, yaitu kelompok Orthopoxvirus. Awalnya menular dari
hewan ke manusia melalui cakaran, gigitan, kontak langsung dengan cairan
tubuh hewan yang terinfeksi, seperti tupai, monyet atau tikus yang terinfeksi.
Cacar monyet menyebar antarmanusia melalui percikan liur yang masuk
melalui mata, mulut, hidung, atau luka di kulit. Penularan juga bisa terjadi
melalui benda yang terkontaminasi, seperti pakaian penderita. Namun,
penularan antarmanusia membutuhkan kontak yang lama.

● Pathogenesis
Patogenesis cacar monyet pada manusia sangat mirip dengan cacar, dengan
pengecualian bahwa masuknya virus dari sumber satwa liar mungkin terjadi
melalui lesi kecil pada kulit atau selaput lendir mulut. Masuknya virus juga
dapat terjadi melalui saluran pernapasan dalam kasus penularan dari orang ke
orang yang jarang terjadi.

Seperti cacar, virus cacar monyet bereplikasi di jaringan limfoid, meskipun


memiliki tingkat limfadenopati yang lebih besar. Virus pertama kali
terlokalisasi di sel fagosit mononuklear, dilepaskan ke dalam aliran darah,
dan kemudian terlokalisasi lagi di sel kulit.

● Patofisiologi
Cacar monyet ini memiliki patofisiologi yang mirip dengan cacar atau
smallpox.Transmisi virus cacar monyet umumnya terjadi secara zoonosis
tetapi juga dapat terjadi antar manusia.setelah virus masuk kedalam
tubuh,virus akan bereplikasi secara terlokalisir pada kelenjar limfa lalu
menyebar via sirkulasi untuk mencapai organ lain seperti kulit,Lien,Dan
tonsil.lalu virus menyebabkan degenerasi dan nekrosis.
Virus monkeypox dapat menular melalui kontak langsung dengan lesi kulit
hewan,lesi mukosa hewan,cairan tubuh,dan darah hewan.virus ini pertama
kali ditemukan pada monyet,tetapi reservoir utamanya adalah hewan
pengerat(rodents) yang tinggal di hujan tropis,seperti tikus,tupai,Dan
dormice.
Selain melalui kontak langsung,virus juga dapat menular melalui
konsumsi daging hewan terinfeksi yang tidak matang sempurna.penularan
antar manusia terjadi melalui kontak langsung dengan lesi kulit atau mukosa
orang yang terinfeksi, melalui droplet respirasi, dan melalui objek.
Saat virus masuk kedalam jaringan,virus akan melakukan replikasi di
jaringan limfa dan menyebabkan limfadenopati.awalnya,virus ini akan
terlokalisir di sel fagosit. Namun,virus ini kemudian menyebar melalui
sirkulasi darah dan sebagian besar akan terlokalisir di sel kulit.virus lalu
menimbulkan degenerasi dan nekrosis jaringan.

● Gejala
Pada manusia, gejala cacar monyet mirip dengan gejala cacar air, namun
lebih ringan. Gejala dimulai dengan demam, sakit kepala, nyeri otot, dan
kelelahan. Perbedaan utama antara gejala cacar air dan cacar monyet adalah
bahwa cacar monyet menyebabkan pembengkakan pada kelenjar getah
bening (limfadenopati) sedangkan cacar air tidak. Masa inkubasi cacar
monyet biasanya berkisar dari 6 hingga 13 hari tetapi dapat pula 5 hingga 21
hari.
- Sakit kepala dan demam akut >38,5oC
- Demam
- Limfadenopati (pembesaran kelenjar getah bening)
- Nyeri otot/Myalgia
- Sakit punggung
- Asthenia (kelemahan tubuh)
- Lesi cacar (benjolan berisi air ataupun nanah pada seluruh tubuh)
Dalam 1-3 hari (kadang lebih lama) setelah munculnya demam, penderita
akan mengalami ruam, sering dimulai pada wajah kemudian menyebar ke
bagian lain dari tubuh.
Penyakit ini biasanya berlangsung selama 2−4 minggu. Di Afrika, cacar
monyet telah terbukti menyebabkan kematian pada 1 dari 10 orang yang
terinfeksi penyakit tersebut.

● Diagnosis
Tes darah, biopsi, kultur swab, teknik GeneXpert MPX/OPX, Antibody
Immuno Column for Analytical Processes (ABICAP).

● Pengobatan
Untuk sekarang ini, masih belum terdapat pengobatan langsung untuk
penyakit monkeypox. Namun, karena virus penyebab monkeypox dan
smallpox mirip, obat antiviral yang digunakan untuk menangani smallpox
dapat digunakan untuk mengatasi monkeypox secara efektif. Obat yang
digunakan untuk mengatasi smallpox yaitu :
1. Tecovirimat

Tecovirimat bekerja dengan menghambat protein VP37 yang


menyebabkan terhalangnya Langkah terakhir dalam pematangan dan
pelepasan virus dari sel yang terinfeksi , sehingga menghambat
penyebaran virus di dalam pasien yang terinfeksi.

2. Brincidofovir

Merupakan analog dari obat intravena cidofovir, obat ini bekerja dengan
menghambat DNA polimerase virus.

3. Cidofovir

Cara kerja dari obat ini sama dengan Brincidovofir, yaitu dengan
menghambat DNA polimerase virus, namun memiliki toksisitas ginjal
yang lebih tinggi daripada Brincidovofir

● Pencegahan
Umumnya, kelompok yang lebih rentan terhadap monkeypox adalah
mereka yang berusia lebih muda. Di Afrika dan negara lainnya, kurang dari
10% kasus yang dilaporkan, sebagian besar di antaranya adalah anak-anak.
Terkait langkah untuk mencegah infeksi virus monkeypox dapat dilakukan
melalui cara berikut:
- Hindari kontak dengan hewan yang dapat menjadi sarang virus,
terutama hewan buas, tikus, primata, hewan yang sakit, atau yang
ditemukan mati.
- Hindari kontak fisik dengan orang yang terinfeksi atau material yang
terkontaminasi. Misalnya dari tempat tidur maupun pakaian yang
digunakan penderita.
- Batasi konsumsi dengan darah atau daging yang tidak dimasak
dengan baik, maupun daging yang diburu dari hewan liar (bush meat)
- Terapkan perilaku hidup bersih dan sehat. Lakukan kebersihan tangan
yang baik setelah kontak dengan hewan atau manusia yang terinfeksi.
Misalnya, mencuci tangan dengan sabun dan air atau menggunakan
pembersih tangan berbasis alkohol.
- Gunakan alat pelindung diri (APD) saat merawat pasien.
Permasalahan
Pada umumnya penyebaran virus ini telah membuat segelintir orang merasa
cemas, terutama bagi mereka yang selalu menjaga tampilan tubuhnya. Terjangkitnya
virus monkeypox di tubuh dapat menyebabkan bekas luka yang berkepanjangan.
Lesi cacar monyet pasti akan berkeropeng dan memiliki penampilan yang bervariasi
serta tingkat keparahannya. Meskipun itu adalah langkah ke arah yang benar dalam
hal infeksi, luka di bawahnya bisa meninggalkan bekas. Berdasarkan penelitian pada
pasien cacar monyet, mengatakan bahwa terdapat tekanan psikologis terkait dengan
beberapa aspek dari penyakit tersebut. Cacar monyet bisa sangat menyakitkan,
terutama karena lesi yang biasanya muncul di alat kelamin, anus atau wajah.
Namun, efek setelahnya, terutama estetika, membuat banyak orang merasa tertekan
karena takut meninggalkan bekas luka yang bertahan lama.

Ide Gagasan
Salah satu cara terbaik untuk mengelola bekas luka adalah dengan mencegah
bekas luka dengan perawatan luka yang baik selama proses penyembuhan. Inovasi
kami dalam upaya untuk menyelesaikan permasalahan yang meliputi pencegahan
dan penyamaran bekas luka permanen adalah dengan membuat cream mixing
concealer. Kami mengusulkan jenis krim pemulihan yang menawarkan solusi
perbaikan untuk kulit yang teriritasi dan sensitif, dan mampu menyamarkan bekas
luka cacar monyet yang juga diformulasi dengan proteksi sinar matahari untuk
mencegah inflamasi. Keunggulan dari produk yang kami inovasikan adalah proses
pengaplikasiannya yang mudah dengan dosis rendah, hanya dengan mengoleskan
sedikit produk ke bagian lesi, mampu menutupi bekas luka dan menyesuaikan
dengan warna kulit pengguna, dan tidak rentan hilang terkena keringat. Krim ini
juga akan dijual dengan harga yang lebih terjangkau dan mudah diakses oleh
masyarakat.

Tujuan
Tujuan dari pembuatan esai gagasan ini adalah untuk menyamarkan luka
yang didapat seseorang saat terkena cacar monyet dan untuk mengurangi
kekhawatiran pasien setelah sembuh dari penyakit, mengingat lesi cacar monyet
terkadang dapat menyebabkan jaringan parut dan perubahan warna, yang mungkin
bertahan lama atau bahkan permanen yang sangat memungkinkan terjadinya stress.

Harapan
Harapan yang diinginkan dari pembuatan esai gagasan ini adalah produk
yang dikembangkan dapat membantu menyamarkan bekas luka yang didapatkan
dari cacar monyet. Menjadi alternatif dalam perawatan pada kulit pasca terkena
virus cacar monyet, dan juga membuat produk dengan harga yang relatif terjangkau
sehingga semua orang dapat memiliki akses pada produk ini.
Manfaat
Manfaat yang diharapkan dari pembuatan esai gagasan ini adalah agar dapat
meningkatkan kepercayaan diri seseorang yang terkena penyakit monkeypox dengan
membantu menyamarkan bekas monkeypox yang terdapat di kulit.

Target
Target prioritas dari essay gagasan ini adalah untuk seluruh penderita
penyakit monkeypox yang sedang mengalami kesulitan dalam mengatasi
penyembuhan dan pasca pemulihan.

Referensi :

John G. Rizk, Giuseppe Lippi, Brandon M. Henry, Donald N. Forthal, Youssef Rizk.
2022. Prevention and Treatment of Monkeypox.
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC9244487/

Luthfiani DD, Sianturi P, Kusnanto A, Sumarno H. PENGARUH LAJU


PENULARAN PENYAKIT DAN RATA-RATA KONTAK INDIVIDU PADA
MODEL KO-INFEKSI HIV/AIDS DAN CACAR MONYET (MONKEYPOX).
MILANG: Journal of Mathematics and Its Applications. 2022 Jul 30;18(1):29-39.
(gejala)

https://jurnal.ipb.ac.id/index.php/jmap/article/view/41476

HUSNA F, Wicaksono IA. REVIEW ARTIKEL: INFORMASI TENTANG


PENYAKIT INFEKSI CACAR MONYET (Monkeypox) YANG MENYERANG
MANUSIA. Farmaka. 2020 Feb 9;18(1):148-54.
https://jurnal.unpad.ac.id/farmaka/article/view/25532

Stanford University: Department of Health Sciences. 2021. Monkeypox Virus.


https://virus.stanford.edu/pox/2000/monkeypox_virus.html
Study case: Monkey pox

Anda mungkin juga menyukai