AJI (.........)
DIAN RIA ELISABET (.....)
Monkeypox
Pada awalnya, penyakit cacar monyet memiliki gejala yang serupa dengan
cacar air, yaitu bintil berair. Seiring perkembangan penyakit, bintil berair
berubah menjadi bernanah serta menimbulkan benjolan di leher, ketiak, atau
selangkangan akibat pembengkakan kelenjar getah bening.
Cacar monyet merupakan penyakit yang dapat menular dari orang ke orang,
namun sumber utamanya adalah hewan pengerat dan primata, seperti tikus,
tupai, dan monyet yang terinfeksi.
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) kasus kematian akibat penyakit
cacar antara 1-10 % dan sebagian besar terjadi pada kelompok usia dini. Hingga
saat ini tidak ada perawatan khusus atau vaksin yang tersedia untuk infeksi cacar
monyet. Virus cacar monyet pertama kali ditemukan pada kawanan monyet yang
berada di sebuah laboratorium Statens Seruminstitut, Denmark pada tahun 1958.
Monkeypox itu adalah monyet cynomolgus atau akrab disebut kera yang lazim
dijumpai di Asia Tenggara.
Virus monkeypox dapat ditularkan ke manusia ketika ada kontak langsung dengan
hewan terinfeksi (gigitan atau cakaran), pasien terkonfirmasi monkeypox, atau
bahan yang terkontaminasi virus (termasuk pengolahan daging binatang liar).
Masuknya virus adalah melalui kulit yang rusak, saluran pernapasan, atau selaput
lendir (mata, hidung, atau mulut). Gejala monkeypox dimulai dengan masa
inkubasi (interval dari infeksi sampai timbulnya gejala) monkeypox biasanya 6 –
16 hari, tetapi dapat berkisar dari 5 – 21 hari.
Penyebab Cacar Monyet
Gejala cacar monyet akan muncul 5-21 hari sejak penderitanya terinfeksi virus
monkeypox. Gejala awal cacar monyet adalah:
Demam
Menggigil
Sakit kepala
Nyeri otot
Pengobatan cacar monyet dilakukan untuk meredakan gejala yang muncul. Dokter akan
memberikan obat paracetamol untuk meredakan demam dan nyeri, serta meminta penderita
untuk beristirahat guna mempercepat proses penyembuhan.
Di samping itu, penderita juga dianjurkan untuk banyak mengonsumsi buah, sayur, gandum
utuh, susu rendah lemak, dan biji-bijian sebagai asupan energi dalam melawan infeksi.
Hingga saat ini, belum ada pengobatan untuk cacar monyet. Cacar monyet dapat sembuh sendiri
dengan perlawanan dari sistem kekebalan tubuh penderita.
Pencegahan utama cacar monyet adalah menghindari kontak langsung dengan hewan primata dan
pengerat, seperti monyet dan tupai, atau orang-orang yang sedang terinfeksi.
Selain itu, beberapa langkah pencegahan lain yang bisa dilakukan adalah:
Rajin cuci tangan dengan air dan sabun, atau pembersih tangan berbahan dasar alkohol,
terutama sebelum makan, menyentuh hidung atau mata, dan membersihkan luka.
Hindari berbagi alat makan atau menggunakan sprei yang sama dengan orang yang terinfeksi
cacar monyet.
Untuk mencegah penularan, dokter dapat memberikan vaksin variola, terutama bagi petugas
medis yang merawat pasien cacar monyet. Selain melakukan vaksinasi variola, petugas medis
juga perlu mengenakan alat pelindung diri saat merawat pasien.
HAL YANG PERLU
DINGAT