PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pemahaman individu dan masyarakat dalam mengerti PMS sangat minim. P a d a h a l
d i z a m a n ya n g b e r k e m b a n g i n i s u d a h c u k u p b a n ya k p e r a n t a r a
u n t u k menyampaikan informasi secara berkala dan meluas. Bagi individu-individu yang
mengetahui dampak ataupun pemahaman PMS secara menyeluruh
p u n t i d a k memperhatikan lagi konsekuensinya. Mereka cenderung acuh tak acuh dan
selalu merasa menyesal saat penyakit itu telah becongkol dalam tubuhnya. D a lam makalah
ini kami harap kami dapat memberi sedikit
pembukaan pengetahuan yang lebih dalam tentang pentingnya tidak melakukan seks bebas,
keprihatinan kami pada kalangan mahasisiwa yang merupakan kaum
terpelajar n a m u n t i d a k s e d i k i t p u l a y a n g t i d a k m e n g g u b r i s a d a n y a
penyakit ini dankebayakan pula dari mereka dengan sukarala me
l a k u k a n s e k s “ o r a l ” y a n g menurut mereka seks aman.
B. Rumusan Masalah
1. Apa Saja Jenis-Jenis Penyakit Menular Seksual?
2. Bagaimana Cara Penularan dan Pencegahan Penyakit Menular Seksual?
3. Apa saja contoh kasus Penyakit Menulr Seksual Yang Terjadi di Kabupaten Tulungagung?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui Jenis-jenis Penyakit Menular Seksual
2. Untuk mengetahui Penularan dan Pencegahan Penyakit Menular Seksual
3. Untuk mengetahui contoh kasus Penyakit Menular Seksual yang Terjadi di Kabupaten
Tulungagung.
BAB 2
PEMBAHASAN
2. Sifilis/Raja Singa
Tipe : Bakterial (Treponema Pallidum).
Cara Penularan : Cara penularan yang paling umum adalah hubungan seks v a g i n a l ,
a n a l a t a u o r a l . N a m u n , p e n ya k i t i n i j u g a d a p a t ditularkan melalui
hubungan non-seksual jika ulkus atau lapisan mukosa yang disebabkan oleh sifilis
kontak dengan
l a p i s a n k u l i t ya n g t i d a k u t u h d e n g a n o r a n g ya n g t i d a k terinfeksi.
Gejala : B e r l a n g s u n g 3 -
4 m i n g g u , t e r k a d a n g s a m p a i 1 3 minggu.
S e t e l a h i t u a k a n t i m b u l b e n j o l a n d i s e k i t a r a l a t kelamin, kadang disertai
pusing dan nyeri tulang seperti flu serta hilang sendiri tanpa diobati. Bercak
kemerahan pada t u b u h j u g a a k a n m u n c u l s e k i t a r 6 -
1 2 m i n g g u s e t e l a h berhubungan seks. Seringkali penderita tidak memperhatikan
hal ini dan gejala ini akan hilang dengan sendirinya. Pada fase awal, penyakit ini
menimbulkan luka y a n g t i d a k t e r a s a s a k i t a t a u “ c h a n c r e s ” ya n g b i a s a n ya
muncul di daerah kelamin tetapi dapat
j u g a m u n c u l d i bagian tubuh yang lain, jika tidak diobati penyakit akan berkembang ke
fase berikutnya yang dapat meliputi adanya gejala ruam kulit, demam, luka pada
tenggorokan, rambut rontok, dan pembengkakan kelenjar diseluruh tubuh.
3. Trikomoniasis
Penyebab : Disebabkan oleh protozoa Trichomonas Vaginalis.
Prevalensi : Trikomoniasis adalah PMS yang dapat diobati yang
paling banyak terjadi pada perempuan muda dan aktif seksual. Diperkirakan, 5 juta kasus
baru terjadi pada perempuan dan laki-laki.
Cara Penularan :
Tr i k o m o n i a s i s m e n u l a r m e l a l u i k o n t a k s e k s u a l . Trichomo
nas Vaginalis dapat bertahan hidup pada benda- benda seperti baju-
baju yang dicuci, dan dapat menular dengan pinjam-meminjam pakaian tersebut.
Gejala : P a d a p e r e m p u a n b i a s a t e r j a d i k e p u t i h a n ya n g
b a n ya k , berbusa, dan berwarna kuning-hijau. Kesulitan atau rasa sakit pada saat buang
air kecil dan atau saat berhubungan seksual juga sering terjadi. Mungkin terdapat
juga nyeri
v a g i n a d a n g a t a l a t a u m u n g k i n t i d a k a d a g e j a l a s a m a sekali. Pada
laki-laki mungkin akan terjadi radang pada saluran kencing, kelenjar, atau kulup
dan atau luka pada penis, namun pada laki-laki umumnya tidak ada gejala.
s a l u r a n g e t a h b e n i n g . G e j a l a - g e j a l a t e r s e b u t b i a s a n ya
menghilang dalam seminggu sampai sebulan, dan virus
t e t a p a d a d a l a m k o n d i s i t i d a k a k t i f ( d o r m a n t ) s e l a m a beberapa tahun.
Namun, virus tersebut secara terus
m e n e r u s m e l e m a h k a n s i s t e m k e k e b a l a n , m e n ye b a b k a n
o r a n g y a n g t e r i n f e k s i s e m a k i n t i d a k d a p a t b e r t a h a n terhadap infeksi-
infeksi oportunistik.
7. Herpes
T i p e : V i r a l ( v i r u s V a r i c e l l a Z o s t e r d a n
H e r p e s S i m p l e x V i r u s )
C a r a P e n u l a r a n : H e r p e s m e n ye b a r
m e l a l u i k o n t a k s e k s u a l a n t a r k u l i t d e n g a n bagian-
bagian tubuh yang terinfeksi saat melakukan
hubungan seks vaginal, anal atau oral. Juga melalui
seperti; alat-
a l a t t i d u r , p a k a i a n , h a n d u k , d l l , s e c a r a bergantian. Virus sejenis dengan st
rain lain yaitu Herpes Simplex Tipe 1 (HSV-1) umumnya menular lewat
kontak n o n - s e k s u a l d a n u m u m n ya m e n y e b a b k a n l u k a d i b i b i r . Namun, HSV-
1 dapat juga menular lewat hubungan seks oral dan dapat menyebabkan infeksi alat
kelamin. Saat ini
dikenal dua macam herpes yakni herpes zoster dan herpes simpleks. Kedua herpes
ini berasal dari virus yang berbeda.
Herpes zoster disebabkan oleh virus Varicella zoster.
Z o s t e r t u m b u h d a l a m b e n t u k r u a m m e m a n j a n g p a d a bagian tubuh kanan
atau kiri saja. Jenis yang kedua a d a l a h
h e r p e s s i m p l e k s , y a n g d i s e b a b k a n o l e h h e r p e s simplex virus (HSV).
HSV sendiri dibedakan menjadi dua jenis, yaitu HSV-
1 yang umumnya menyerang bagian badan dari pinggang ke atas sampai di sekitar mulut
( h e r p e s s i m p l e k s l a b i a l i s ) , d a n H S V - 2 y a n g m e n ye r a n g bagian pinggang ke
bawah. Sebagian besar herpes genitalis d i s e b a b k a n o l e h H S V -
2, wal aupu n ada ju ga yan g disebabkan oleh HSV-
1 yang terjadi akibat adanya
h u b u n g a n k e l a m i n s e c a r a o r o g e n i t a l , a t a u ya n g d a l a m bahasa sehari-
hari disebut dengan oral seks, serta penularan melalui tangan.
GeJala : gejala-
gejala b i a s a n y a s a n g a t r i n g a n d a n m u n g k i n m e l i p u t i rasa gatal
a t a u t e r b a k a r , r a s a n ye r i d i k a k i , p a n t a t a t a u daerah kelamin, atau
keputihan. Bintil-bintil berair atau
l u k a t e r b u k a y a n g t e r a s a n y e r i j u g a m u n g k i n t e r j a d i , biasanya di daer
ah kelamin, pantat, anus dan paha, w a l a u p u n d a p a t j u g a t e r j a d i d i b a g i a n t u b u h
y a n g l a i n . Luka-luka tersebut akan sembuh dalam beberapa minggu tetapi dapat
muncul kembali.
Prinsip utama dari pengendalian Penyakit Menular Seksual secara prinsip ada dua, yaitu :
Memutuskan rantai penularan infeksiPMS
Mencegah berkembangnya PMS serta komplikasi-komplikasinya.
Dengan pencegahan secara tepat dan penganan secara dini PMS bisa ditangani dengan
lebih baik. Yang penting sekali diingat adalah bentuk-bentuk gejala awal yang menjadi
pertanda PMS, diantaranya :
a.benjolan atau lecet di sekitar alat kelamin
b.gatal atau sakit di sekitar alat kelamin
c.bengkak atau merah di sekitar lat kelamin
d.rasa sakit atau terbakar saat buang air kecil
e . b u a n g a i r k e c i l l e b i h s e r i n g d a r i b i a s a n ya
f . d e m a m , l e m a h , k u l i t m e n g u n i n g d a n r a s a n ye r i s e k u j u r t u b u h
g.kehilangan berat badan, diare dan keringat malam hari
h.keluar cairan dari alat vital yang tidak biasa, berbau dan gatal
i.pada wanita keluar darah di luar masa menstruasi.
1. Orang dengan HIV/AIDS (Odha) di Tulungagung mencapai 2.490 jiwa selama 13 tahun.
Dari jumlah itu didominasi usia produktif.
"Itu data sampai Maret, untuk April sampai Juli ada lagi tambahannya. Nah Odha di
Tulungagung ini dari berbagai kalangan mulai profesional, nelayan, pekerja seks, petani,
buruh pabrik hingga medis ada juga. Yang meninggal ada sekitar dari 500 orang," kata Ifada,
Jumat (26/7/2019). Dari ribuan pengidap HIV/AIDS tersebut mayoritas adalah usia produktif,
dengan jenis kelamin terbanyak laki-laki. Para Odha itu 98 persen terpapar virus akibat
hubungan seksual yang tidak aman atau bergonta-ganti pasangan.
""Artinya rata-rata dari perilaku. Di sisi lain ada juga ibu-ibu yang terkena AIDS karena
tertular dari pasangan. Tapi yang paling banyak menang karena hubungan seksual dalam
tanda kutip affair. Dalam hal ini rata-rata justru heteroseksual bukan homoseksual,"
Imbuhnya.
Para Odha biasanya baru terdeteksi saat yang bersangkutan mengalami sakit, hingga
dilanjutkan dengan proses pemeriksaan HIV/AIDS. Selain itu beberapa ibu rumah tangga
terdeteksi saat melakukan pemeriksaan kehamilan di bidan maupun layanan kesehatan. "Saat
ini, setiap ibu hamil pasti dilakukan pemeriksaan HIV/AIDS, ini dilakukan untuk mendeteksi
lebih dini sehingga apabila positif tidak sampai menular kepada anak atau orang lain,"
imbuhnya.
Psikolog ini mengaku, warga yang telah dinyatakan positif terpapar HIV/AIDS akan
langsung ditangani tim terpadu dan diwajibkan untuk mengkonsumsi obat Antiretroviral
Virus (Arv) secara rutin.
Ifada menambahkan proses penanganan awal terhadap para Odha membutuhkan waktu
hingga berbulan-bulan, hal ini terkait penyadaran atas kondisi rill yang bersangkutan
sehingga bisa menerima keadaan yang dialami.
"Yang lama itu biasanya adalah ibu rumah tangga, karena sebagian besar mereka tidak tahu
apa-apa, tapi karena perilaku seks suami yang bergonta-ganti pasangan sehingga tertular,"
imbuhnya.
KPA Tulungagung bersama dinas kesehatan setempat terus melakukan proses pendampingan
kepada para Odha, bahkan saat ini ada ratusan penyintas aktif dalam berbagai kegiatan
penanggulangan HIV/AIDS. "Mereka kami libatkan dengan berbagai kegiatan, bahkan ada
juga yang terbuka dan memberikan edukasi serta pemahaman kepada masyarakat agar tidak
memberikan stigma negatif," kata Ifada.
Pihaknya mengaku problem stigma negatif dari masyarakat terhadap pengidap HIV/AIDS
hingga kini masih terjadi. Namun pihaknya mengklaim pemahaman masyarakat jauh berbeda
dibandingkan beberapa tahun sebelumnya atau berkurang drastis. Saat ini sebagian warga
telah mengetahui seluk-beluk tentang HIV/AIDS dan penularannya, sehingga tidak lagi
mengucilkan atau memberikan stigma negatif bagi Odha.
"Di salah satu desa itu ada keluarga yang Odha, saking takutnya warga, ketika Odha itu
bermain di tetangga, bekas tempat duduknya sampai dipel. Tapi saat ini sudah beda, warga
sudah paham dan tidak lagi seperti itu," jelasnya.
Lanjut dia, proses edukasi kepada masyarakat yang dilakukan KPA maupun dinas kesehatan
serta keterbukaan dari Odha sendiri akan mempercepat dalam mereduksi stigma. Pihaknya
mengingatkan kepada masyarakat untuk tidak takut bergaul, dengan para Odha, sebab proses
penularan HIV/AIDS tidak semudah itu.
"HIV/AIDS itu tidak akan menular dengan salaman, ngobrol, maupun melalui alat makan,"
ujarnya.
Dinas Kesehatan (Dinkes) Tulungagung tengah gencar memerangi penyakit menular seksual
(PMS), khususnya sipilis. Perang terhadap sipilis ini bagian dari gerakan triple eliminasi yang
dicanangkan Kementerian Kesehatan (Kemenkes), yaitu eliminasi HIV, sipilis dan hepatitis
B.
Targetnya, pada 2030 tidak ada lagi bayi yang lahir mengidap tiga penyakit itu. Kasi
Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Dinkes Tulungagung, Didik Eka,
mengatakan selama ini sipilis masih dianggap tabu.
Penyakit ini terkesan kotor karena ditularkan lewat aktivitas seksual. Namun, lanjut Didik,
realitanya sipilis memang menjangkit di tengah masyarakat, termasuk warga Tulungagung.
“Yang menjadi perhatian kami, dampak penyakit sipilis ini pada ibu hamil,” ujar Didik,
Selasa (1/10/2019).
Penyakit sipilis disebabkan bakteri treponema paladium.
Pada ibu yang hamil bisa menularkan kuman ini kepada bayi yang tengah dikandungnya.
Jika tidak diobati, bayi yang dilahirkan berisiko mengalami cacat atau kematian.
“Karena itu sipilis harus dieliminasi, agar bayi-bayi yang lahir di Tulungagung tidak caat atau
meninggal dunia,” tegas Didik.
Pada stadium awal, memuncul jerawat keras tunggal di area kelamin.
Tidak lama hilang dengan sendirinya, namun bukan berarti sembuh.
Jerawat ini kemudian muncul lagi dalam jumlah banyak hingga menimbulkan luka.
“Penularannya lewat berbagai jenis tindakan intercourse. Masa inbukasinya bisa mencapai
enam bulan,” sambungnya.
Untuk program emilinasi sipilis ini, Dinkes Tulungagung menyediakan obat gratis.
Obat dalam dosis tunggal (sekali injeksi) ini aman untuk ibu hamil.
Karena itu, Dinkes menjaring ibu hamil untuk melakukan triple tes lewat Posyandu,
Puskesmas dan layanan kesehatan lain di bawah pemerintah.
Selain itu Dinkes juga menggandeng bidan praktik swasta, klinik dan rumah sakit swasta
untuk berpartisipasi dalam program ini.
“Setiap temuan kami minta dilaporkan, kemudian diobati,” katanya.
Hasil penjaringan di semua populasi, ditemukan 45 kasus sipilis dalam rentang Januari-
Agustus 2019.
"Dari jumlah itu, 3 di antaranya adalah ibu hamil. Namun, temuan itu wajib diwaspadai,
karena ibu hamil yang terjangkit sipilis tertular dari suaminya," pungkasnya.
Secara keseluruhan sejak KPA dibentuk di Tulungagung pada 2006, kata dia, perilaku seks
bebas selalu menjadi faktor dominan penularan HIV/AIDS di daerah tersebut. Bahkan dari
total 1.307 penderita yang terdata di KPA maupun Dinas Kesehatan Tulungagung selama
kurun 2006 hingga sekarang, kata Didik, hampir 85 persen karena faktor seks bebas.
Sisanya menurut Didik karena penggunaan jarum suntik, narkoba serta penularan langsung
dari orang tua kepada anak. "Penularan melalui jarum suntik dan transfusi cenderung kecil.
Kasus (penularan) ini pernah ada pada 2006-2010, dan 2012. Setelah itu nihil," tuturnya.
Sementara penularan melalui transfusi darah, kata Didik, sampai saat ini belum pernah
ditemukan. "Darah begitu diketahui terinveksi HIV AIDS langsung dimusnahkan dan tidak
akan ditranfusikan," katanya.
"Kondom ini mencegah agar tidak lecet pada kulit bagian vital yang bisa menyebabkan
terjadinya penularan penyakit, termasuk HIV/AIDS," ujarnya.
BAB 3
PENUTUP
SARAN
KESIMPULAN