Anda di halaman 1dari 15

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pemahaman individu dan masyarakat dalam mengerti PMS sangat minim. P a d a h a l
d i z a m a n ya n g b e r k e m b a n g i n i s u d a h c u k u p b a n ya k p e r a n t a r a
u n t u k menyampaikan informasi secara berkala dan meluas. Bagi individu-individu yang
mengetahui dampak ataupun pemahaman PMS secara menyeluruh
p u n t i d a k memperhatikan lagi konsekuensinya. Mereka cenderung acuh tak acuh dan
selalu merasa menyesal saat penyakit itu telah becongkol dalam tubuhnya. D a lam makalah
ini kami harap kami dapat memberi sedikit
pembukaan pengetahuan yang lebih dalam tentang pentingnya tidak melakukan seks bebas,
keprihatinan kami pada kalangan mahasisiwa yang merupakan kaum
terpelajar n a m u n t i d a k s e d i k i t p u l a y a n g t i d a k m e n g g u b r i s a d a n y a
penyakit ini dankebayakan pula dari mereka dengan sukarala me
l a k u k a n s e k s “ o r a l ” y a n g menurut mereka seks aman.

B. Rumusan Masalah
1. Apa Saja Jenis-Jenis Penyakit Menular Seksual?
2. Bagaimana Cara Penularan dan Pencegahan Penyakit Menular Seksual?
3. Apa saja contoh kasus Penyakit Menulr Seksual Yang Terjadi di Kabupaten Tulungagung?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui Jenis-jenis Penyakit Menular Seksual
2. Untuk mengetahui Penularan dan Pencegahan Penyakit Menular Seksual
3. Untuk mengetahui contoh kasus Penyakit Menular Seksual yang Terjadi di Kabupaten
Tulungagung.
BAB 2
PEMBAHASAN

A. PENYAKIT MENULAR SEKSUAL (PMS)


P e n ya k i t M e n u l a r S e k s u a l m e r u p a k a n p e n ya k i t ya n g d i t u l a r k a n m e
l a l u i hubungan seksualitas. PMS akan lebih beresiko jika melakukan hubungan
seksual dengan berganti-ganti pasangan baik melalui alat kelamin, oral maupun
anal. Bila tidak ditangani secara tepat, infeksi pada alat reproduksi ini
d a p a t menjalar dan menyebabkan sakit berkepanjangan, kemandulan, bahkan kematian.
Penyakit Menular Seksual atau PMS adalah berbagai infeksi yang dapat
menular dari satu orang ke orang yang lain melalui kontak seksual. Menurut the
Centers for Disease Control (CDC) terdapat lebih dari 15
j u t a k a s u s P M S dilaporkan pertahun. Kelompok remaja dan dewasa muda
(15-24 tahun) adalah kelompok umur yang memiliki risiko paling tinggi untuk
tertular PMS, 3 juta kasus baru tiap tahun adalah dari kelompok ini.
Hampir seluruh PMS dapat diobati. Namun, bahkan
P M S ya n g m u d a h diobati seperti Gonore telah menjadi resisten terhadap berbagai
antibiotik generasi lama. PMS lain, seperti herpes, AIDS, dan kutil kelamin, seluruhnya
adalah PMS yang disebabkan oleh virus, belum dapat disembuhkan. Beberapa dari
infeksi
tersebut sangat tidak mengenakkan, sementara yang l
ainn ya bah kan dapat
mematikan. Sifilis, AIDS, kutil kelamin, herpes, hepatitis
, d a n bahkan Gonore seluruhnya sudah pernah dikenal sebagai penyebab kematian.
Beberapa PMS dapat berlanjut pada berbagai kondisi seperti Penyakit Radang
Panggul (PRP), kanker serviks dan berbagai komplikasi
kehamilan. Sehingga, pendidikan mengenai penyakit ini dan upaya-
upaya pencegahan penting untuk dilakukan.
Penting untuk diperhatikan
b a h w a k o n t a k s e k s u a l t i d a k h a n ya h u b u n g a n seksual melalui alat
kelamin. Kontak seksual juga meliputi ciuman, kontak oral-genital, dan pemakaian “mainan
seksual”, seperti vibrator. Sebetulnya, tidak ada k o n t a k s e k s u a l ya n g d a p a t b e n a r -
b e n a r d i s e b u t s e b a g a i “ s e k s a m a n ” . S a t u - satunya yang betul-betul “seks aman”
adalah abstinensia. Hubungan seks dalam k o n t e k s h u b u n g a n
monogamy di mana kedua individu bebas dari PMS juga
dianggap “aman”. Kebanyakan orang menganggap berciuman sebagai aktifitas
yang aman. Sayangnya, sifilis, herpes dan penyakit-penyakit lain dapat menular lewat
aktifitas yang nampaknya tidak berbahaya ini. Semua bentuk lain kontak seksual
juga berisiko. Kondom umumnya dianggap merupakan perlindungan
terhadap IMS. Kondom sangat berguna dalam mencegah beberapa
p e n ya k i t seperti HIV dan gonore. Namun kondom kurang efektif dalam mencegah herpes,
trikomoniasis dan klamidia. Kondom memberi proteksi kecil terhadap penularan HPV, yang
merupakan penyebab kutil kelamin.

Jenis-jenis Penyakit Menular Seksual


1. Gonorea/Kencing Nanah
Tipe : Bakterial (Neisseria Gonnorhoeae)
Cara Penularan : Hubungan seks vaginal, anal dan oral.
Gejala : Walaupun beberapa kasus tidak menunjukkan gejala, jika gejala
muncul, sering hanya ringan dan muncul dalam 2-10 hari setelah terpapar. Gejala-gejala
meliputi discharge
dari penis, vagina, atau rektum dan rasa panas atau gatal saat buang air kecil. Penyakit ini bis
a menyebar melalui aliran
d a r a h k e b a g i a n t u b u h l a i n n y a , t e r u t a m a k u l i t d a n persendian.

2. Sifilis/Raja Singa
Tipe : Bakterial (Treponema Pallidum).
Cara Penularan : Cara penularan yang paling umum adalah hubungan seks v a g i n a l ,
a n a l a t a u o r a l . N a m u n , p e n ya k i t i n i j u g a d a p a t ditularkan melalui
hubungan non-seksual jika ulkus atau lapisan mukosa yang disebabkan oleh sifilis
kontak dengan
l a p i s a n k u l i t ya n g t i d a k u t u h d e n g a n o r a n g ya n g t i d a k terinfeksi.
Gejala : B e r l a n g s u n g 3 -
4 m i n g g u , t e r k a d a n g s a m p a i 1 3 minggu.
S e t e l a h i t u a k a n t i m b u l b e n j o l a n d i s e k i t a r a l a t kelamin, kadang disertai
pusing dan nyeri tulang seperti flu serta hilang sendiri tanpa diobati. Bercak
kemerahan pada t u b u h j u g a a k a n m u n c u l s e k i t a r 6 -
1 2 m i n g g u s e t e l a h berhubungan seks. Seringkali penderita tidak memperhatikan
hal ini dan gejala ini akan hilang dengan sendirinya. Pada fase awal, penyakit ini
menimbulkan luka y a n g t i d a k t e r a s a s a k i t a t a u “ c h a n c r e s ” ya n g b i a s a n ya
muncul di daerah kelamin tetapi dapat
j u g a m u n c u l d i bagian tubuh yang lain, jika tidak diobati penyakit akan berkembang ke
fase berikutnya yang dapat meliputi adanya gejala ruam kulit, demam, luka pada
tenggorokan, rambut rontok, dan pembengkakan kelenjar diseluruh tubuh.
3. Trikomoniasis
Penyebab : Disebabkan oleh protozoa Trichomonas Vaginalis.
Prevalensi : Trikomoniasis adalah PMS yang dapat diobati yang
paling banyak terjadi pada perempuan muda dan aktif seksual. Diperkirakan, 5 juta kasus
baru terjadi pada perempuan dan laki-laki.
Cara Penularan :
Tr i k o m o n i a s i s m e n u l a r m e l a l u i k o n t a k s e k s u a l . Trichomo
nas Vaginalis dapat bertahan hidup pada benda- benda seperti baju-
baju yang dicuci, dan dapat menular dengan pinjam-meminjam pakaian tersebut.
Gejala : P a d a p e r e m p u a n b i a s a t e r j a d i k e p u t i h a n ya n g
b a n ya k , berbusa, dan berwarna kuning-hijau. Kesulitan atau rasa sakit pada saat buang
air kecil dan atau saat berhubungan seksual juga sering terjadi. Mungkin terdapat
juga nyeri
v a g i n a d a n g a t a l a t a u m u n g k i n t i d a k a d a g e j a l a s a m a sekali. Pada
laki-laki mungkin akan terjadi radang pada saluran kencing, kelenjar, atau kulup
dan atau luka pada penis, namun pada laki-laki umumnya tidak ada gejala.

4. Ulkus Mole (Chancroid)


T i p e
: B a k t e r i a l ( H e m o p h i l u s d u c
r e y i ) .
Gejala
: L u k a l e b i h d a r i d i a m e t e r 2 c m , c e k u n g , p i n g g i r n y a t i d a k teratur,
keluar nanah dan rasa nyeri. Biasanya hanya pada s a l a h s a t u
s i s i a l a t k e l a m i n . S e r i n g ( 5 0 % ) d i s e r t a i pembengkakan kelenjar geta
h bening di lipat paha berwarna kemerahan (bubo) yang bila pecah akan bernanah dan nyeri.
5 . Klamidia
T i p e
: B a k t e r i a l ( C h l a m y d i a t
r a c h o m a t i s )
Cara Penularan : hubungan seks vaginal dan anal.
Gejala : Sampai 75% kasus pada perempuan dan 25% kasus pada
l a k i - l a k i t i d a k m e n u n j u k k a n g e j a l a . G e j a l a ya n g a d a
m e l i p u t i k e p u t i h a n y a n g a b n o r m a l , d a n r a s a n ye r i s a a t
kencing baik pada laki-
l a k i m a u p u n p e r e m p u a n . Perempuan juga dapat mengalami rasa n
y e r i p a d a p e r u t bagian bawah atau nyeri saat hubungan seksual, pada laki-laki mungkin
akan mengalami pembengkakan atau nyeri pada testis. Nyeri di rongga panggul
; Perdarahan setelah hubungan seksual.
6. HIV/AIDS
T i p e : V i r a L ( H u m a n I m m u n o
d e f i c i e n c y V i r u s )
Cara Penularan :Hubungan seks vaginal, oral dan
k h u s u s n y a a n a l , d a r a h atau produk darah yang terinfeksi, memakai
jarum suntik bergantian pada pengguna narkoba, dan dari ibu yang
t e r i n f e k s i k e p a d a j a n i n d a l a m k a n d u n g a n n y a , s a a t persalinan,
atau saat menyusui.
Gejala : Beberapa orang tidak mengalami
g e j a l a s a a t t e r i n f e k s i pertama kali. Sementara yang lainnya
mengalami gejala-g e j a l a s e p e r t i f l u , t e r m a s u k d e m a m , k e h i l a n g a n n a f s u
makan, berat badan turun, lemah dan pembengkakan

s a l u r a n g e t a h b e n i n g . G e j a l a - g e j a l a t e r s e b u t b i a s a n ya
menghilang dalam seminggu sampai sebulan, dan virus
t e t a p a d a d a l a m k o n d i s i t i d a k a k t i f ( d o r m a n t ) s e l a m a beberapa tahun.
Namun, virus tersebut secara terus
m e n e r u s m e l e m a h k a n s i s t e m k e k e b a l a n , m e n ye b a b k a n
o r a n g y a n g t e r i n f e k s i s e m a k i n t i d a k d a p a t b e r t a h a n terhadap infeksi-
infeksi oportunistik.
7. Herpes
T i p e : V i r a l ( v i r u s V a r i c e l l a Z o s t e r d a n
H e r p e s S i m p l e x V i r u s )
C a r a P e n u l a r a n : H e r p e s m e n ye b a r
m e l a l u i k o n t a k s e k s u a l a n t a r k u l i t d e n g a n bagian-
bagian tubuh yang terinfeksi saat melakukan
hubungan seks vaginal, anal atau oral. Juga melalui
seperti; alat-
a l a t t i d u r , p a k a i a n , h a n d u k , d l l , s e c a r a bergantian. Virus sejenis dengan st
rain lain yaitu Herpes Simplex Tipe 1 (HSV-1) umumnya menular lewat
kontak n o n - s e k s u a l d a n u m u m n ya m e n y e b a b k a n l u k a d i b i b i r . Namun, HSV-
1 dapat juga menular lewat hubungan seks oral dan dapat menyebabkan infeksi alat
kelamin. Saat ini
dikenal dua macam herpes yakni herpes zoster dan herpes simpleks. Kedua herpes
ini berasal dari virus yang berbeda.
Herpes zoster disebabkan oleh virus Varicella zoster.
Z o s t e r t u m b u h d a l a m b e n t u k r u a m m e m a n j a n g p a d a bagian tubuh kanan
atau kiri saja. Jenis yang kedua a d a l a h
h e r p e s s i m p l e k s , y a n g d i s e b a b k a n o l e h h e r p e s simplex virus (HSV).
HSV sendiri dibedakan menjadi dua jenis, yaitu HSV-
1 yang umumnya menyerang bagian badan dari pinggang ke atas sampai di sekitar mulut
( h e r p e s s i m p l e k s l a b i a l i s ) , d a n H S V - 2 y a n g m e n ye r a n g bagian pinggang ke
bawah. Sebagian besar herpes genitalis d i s e b a b k a n o l e h H S V -
2, wal aupu n ada ju ga yan g disebabkan oleh HSV-
1 yang terjadi akibat adanya
h u b u n g a n k e l a m i n s e c a r a o r o g e n i t a l , a t a u ya n g d a l a m bahasa sehari-
hari disebut dengan oral seks, serta penularan melalui tangan.

GeJala : gejala-
gejala b i a s a n y a s a n g a t r i n g a n d a n m u n g k i n m e l i p u t i rasa gatal
a t a u t e r b a k a r , r a s a n ye r i d i k a k i , p a n t a t a t a u daerah kelamin, atau
keputihan. Bintil-bintil berair atau
l u k a t e r b u k a y a n g t e r a s a n y e r i j u g a m u n g k i n t e r j a d i , biasanya di daer
ah kelamin, pantat, anus dan paha, w a l a u p u n d a p a t j u g a t e r j a d i d i b a g i a n t u b u h
y a n g l a i n . Luka-luka tersebut akan sembuh dalam beberapa minggu tetapi dapat
muncul kembali.

8. Kutil Genitalis (Kandiloma Akuminata)


T i p e : V i r a l ( H u m a n P a p i l o
m a V i r u s )
Cara Penularan : Hubungan seksual vaginal, anal
atau oral.
Gejala:Tonjolan yang tidak sakit, kutil yang
menyerupai bunga
k o l t u m b u h d i d a l a m a t a u p a d a k e l a m i n , a n u s d a n tenggor
okan.
9. Hepatitis B (HBV)
T i p e : V i r a
l
Ca r a P e n u l a r a n :
H u b u n g a n s e k s v a g i n a l , o r a l d a n k h u s u s n ya a n a l , m e m a k a i jarum suntik ber
gantian, perlukaan kulit karena alat-alat medis dan kedokteran gigi, melalui transfusi darah.
G e j a l a : S e k i t a r s e p e r t i g a p e n d e r i t a
H B V t i d a k m e n u j u k k a n gejala. Gejala yang muncul
meliputi demam, sakit kepala, n ye r i o t o t , l e m a h , k e h i l a n g a n n a f s u m a k a n ,
m u n t a h d a n diare. Gejala-gejala yang ditimbulkan karena gangguan dihati meliputi air
kencing berwarna gelap, nyeri perut, kulit menguning dan mata pucat.

B. METODE PENULARAN PENYAKIT MENULAR SEKSUAL


1. Seks tanpa pelindung
Meski kondom tidak seratus persen melindungi, ia tetap merupakan cara terbaik
untuk menghindarkan dari infeksi. Penggunaan kondom dapat m e n u r u n k a n l a j u
p e n u l a r a n P M S . S e l a i n s e l i b a t , p e n g g u n a a n k o n d o m ya n g konsisten adalah
proteksi terbaik terhadap PMS. Biasakanlah memakai kondom.
2. Berganti-ganti Pasangan
Tidak perlu belajar Matematika untuk mengetahui bahwa semakin
banyak pasangan seksual, kian besar kemungkinan terekspos suatu PMS. Apalagi, orang
yang suka berganti pasangan cenderung memilih pasangan yang suka berganti pasangan pula.
Jadi, tidak lepas dari pasangan-pasangannya pasangan.
3. Mulai aktif secara seksual pada usia dini
Kaum muda lebih besar kemungkinannya untuk terkena PMS daripada orang
yang lebih tua. Ada beberapa alasannya, yaitu wanita muda khususnya lebih
rentan terhadap PMS karena tubuh mereka lebih kecil dan belum berkembang
sempurna sehingga lebih mudah terinfeksi. Kaum muda juga tampaknya
lebih jarang pakai kondom, terlibat perilaku seksual beresiko dan berganti-ganti pasangan.
4. Pengggunaan alkohol
Konsumsi alkohol dapat berpengaruh terhadap kesehatan seksual. Orang
yang biasa minum alkohol bisa jadi kurang selektif memilih pasangan seksual dan
menurunkan batasan. Alkohol dapat membuat seseorang sukar m
emakai
kondom dengan benar maupun sulit meminta pasangannya menggunakan
kondom.
5. Penyalahgunaan Obat
Prinsipnya mirip dengan alkohol, orang yang berhubungan seksual di
bawah pengaruh obat lebih besar kemungkinannya melakukan perilaku seksual
Beresiko tanpa pelindung. Pemakaian obat terlarang juga memudahkan orang lain memaksa
seseorang melakukan perilaku seksual yang dalam keadaan sadar t i d a k a k a n
d i l a k u k a n . P e n g g u n a a n o b a t d e n g a n j a r u m s u n t i k d i a s o s i a s i k a n dengan
peningkatan resiko penularan penyakit lewat darah, seperti hepatitis dan HSV, yang juga bisa
ditransmisikan lewat seks.
6. Seks untuk uang/obat
Orang yang menjual seks untuk mendapatkan sesuatu posisi tawarnya rendah
sehingga sulit baginya untuk menegosiasikan hubungan seksual yang aman.
Kemudian, pasangan (pembeli jasa) memiliki resiko terinfeksi PMS yang lebih besar. Jadi,
baik pembeli maupun penjual sama-sama dirugikan.
8. Hidup di masyarakat Yang Prevalensi PMS-nya tinggi.
Ketika seseorang tinggal di tengah komunitas dengan prevalensi PMS yang
tinggi, ketika berhubungan seksual (dengan orang di komunitas itu) ia lebih
rentan terinfeksi PMS.
9. Monogami Serial
Monogami serial adalah mengencani/menikahi satu orang saja pada suatu masa,
tapi kalau diakumulasi jumlah orang yang dikencani/dinikahi juga bany
a k . Contoh gampangnya (yang juga banyak terjadi di masyarakat kita) adalah orang
y a n g d o ya n k a w i n - c e r a i . P e r i l a k u b e g i n i j u g a b e r b a h a ya ,
s e b a b o r a n g ya n g
mempraktekkan monogami serial berpikir bahwa mereka saat itu memili
kih u b u n g a n e k s k l u s i f s e h i n g g a a k a n t e r g o d a u n t u k b e r h e n t i m e n
g g u n a k a n pelindung ketika berhubungan seksual. Sebenarnya monogami memang efektif
mencegah PMS, tapi hanya pada monogami jangka panjang yang
k e d u a pasangan sudah dites kesehatan reproduksi.
10. Sudah terkena suatu PMS
Kalau sudah pernah berkenalan langsung dengan suatu PMS (apalagi
sering), lebih rentan terinfeksi PMS jenis lainnya. Iritasi atau lepuh pada
kulit yang terinfeksi dapat menjadi jalan masuk patogen l
a i n u n t u k menginfeksi. Karena sudah pernah terinfeksi sekali, bisa jadi ada
faktor tertentu dalam gaya hidup yang beresiko.
11. Cuma Pakai Pil KB untuk kontrasepsi.
Kadang orang lebih menghindari kehamilan daripada PMS sehingga mereka
memilih pil KB sebagai alat kontrasepsi utama. Karena sudah merasa terhindar dari
kehamilan, mereka enggan memakai kondom. Ini bisa terjadi ketika orang tidak
ingin menuduh pasangannya berpenyakit (sehingga perlu disuruh pakai
kondom) atau memang tidak suka pakai kondom dan menjadikan
p i l K B sebagai alasan. Yang jelas, perlindungan ganda (pil KB dan kondom)
adalah pilihan terbaik meski tidak semua orang melakukannya.

Prinsip utama dari pengendalian Penyakit Menular Seksual secara prinsip ada dua, yaitu :
 Memutuskan rantai penularan infeksiPMS
 Mencegah berkembangnya PMS serta komplikasi-komplikasinya.

Dengan pencegahan secara tepat dan penganan secara dini PMS bisa ditangani dengan
lebih baik. Yang penting sekali diingat adalah bentuk-bentuk gejala awal yang menjadi
pertanda PMS, diantaranya :
a.benjolan atau lecet di sekitar alat kelamin
b.gatal atau sakit di sekitar alat kelamin
c.bengkak atau merah di sekitar lat kelamin
d.rasa sakit atau terbakar saat buang air kecil
e . b u a n g a i r k e c i l l e b i h s e r i n g d a r i b i a s a n ya
f . d e m a m , l e m a h , k u l i t m e n g u n i n g d a n r a s a n ye r i s e k u j u r t u b u h
g.kehilangan berat badan, diare dan keringat malam hari
h.keluar cairan dari alat vital yang tidak biasa, berbau dan gatal
i.pada wanita keluar darah di luar masa menstruasi.

Bila merasakan gejala-


g e j a l a s e p e r t i d i a t a s , s e b a i k n ya p e r l u d i w a s p a d a i k e m u n g k i n a n -
k e m u n g k i n a n a d a n y a i n f e k s i k u m a n P M S . P e n c e g a h a n ya n g b i s a
dilakukan antara lain :
 tidak melakukan hubungan seksL tidak berganti-ganti pasanganL
menggunakankondom setiap hubungan seks.
 menghindari transfusi darah dengan donor yang tidak jelas asal-usulnya.
 kebiasaan menggunakan alat kedokteran maupun non medis yang steril. Yang lebih
penting dari semua itu adalah menjaga nilai-nilai moral, agama, nilai etika dan norma
kehidupan bermasyarakat karena dengan moral dan etika yang baik kita akan
terhindar dari gangguan atau penyakit yang akan membawa kita dalam masalah
serius.

C. Contoh Penyakit Menular Seksual Yang Terjadi Di Kabupaten Tulungagung.

1. Orang dengan HIV/AIDS (Odha) di Tulungagung mencapai 2.490 jiwa selama 13 tahun.
Dari jumlah itu didominasi usia produktif.

Pengelola Program Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Tulungagung, Ifada Nur


Rohmania, mengatakan dalam rentang 2006-2019 jumlah Odha di wilayahnya terus
meningkat hingga total 2.490 jiwa. Bahkan selama awal tahun 2019 ini bertambah 91 orang.

"Itu data sampai Maret, untuk April sampai Juli ada lagi tambahannya. Nah Odha di
Tulungagung ini dari berbagai kalangan mulai profesional, nelayan, pekerja seks, petani,
buruh pabrik hingga medis ada juga. Yang meninggal ada sekitar dari 500 orang," kata Ifada,
Jumat (26/7/2019). Dari ribuan pengidap HIV/AIDS tersebut mayoritas adalah usia produktif,
dengan jenis kelamin terbanyak laki-laki. Para Odha itu 98 persen terpapar virus akibat
hubungan seksual yang tidak aman atau bergonta-ganti pasangan.

""Artinya rata-rata dari perilaku. Di sisi lain ada juga ibu-ibu yang terkena AIDS karena
tertular dari pasangan. Tapi yang paling banyak menang karena hubungan seksual dalam
tanda kutip affair. Dalam hal ini rata-rata justru heteroseksual bukan homoseksual,"
Imbuhnya.

Para Odha biasanya baru terdeteksi saat yang bersangkutan mengalami sakit, hingga
dilanjutkan dengan proses pemeriksaan HIV/AIDS. Selain itu beberapa ibu rumah tangga
terdeteksi saat melakukan pemeriksaan kehamilan di bidan maupun layanan kesehatan. "Saat
ini, setiap ibu hamil pasti dilakukan pemeriksaan HIV/AIDS, ini dilakukan untuk mendeteksi
lebih dini sehingga apabila positif tidak sampai menular kepada anak atau orang lain,"
imbuhnya.

Psikolog ini mengaku, warga yang telah dinyatakan positif terpapar HIV/AIDS akan
langsung ditangani tim terpadu dan diwajibkan untuk mengkonsumsi obat Antiretroviral
Virus (Arv) secara rutin.

Ifada menambahkan proses penanganan awal terhadap para Odha membutuhkan waktu
hingga berbulan-bulan, hal ini terkait penyadaran atas kondisi rill yang bersangkutan
sehingga bisa menerima keadaan yang dialami.

"Yang lama itu biasanya adalah ibu rumah tangga, karena sebagian besar mereka tidak tahu
apa-apa, tapi karena perilaku seks suami yang bergonta-ganti pasangan sehingga tertular,"
imbuhnya.

KPA Tulungagung bersama dinas kesehatan setempat terus melakukan proses pendampingan
kepada para Odha, bahkan saat ini ada ratusan penyintas aktif dalam berbagai kegiatan
penanggulangan HIV/AIDS. "Mereka kami libatkan dengan berbagai kegiatan, bahkan ada
juga yang terbuka dan memberikan edukasi serta pemahaman kepada masyarakat agar tidak
memberikan stigma negatif," kata Ifada.
Pihaknya mengaku problem stigma negatif dari masyarakat terhadap pengidap HIV/AIDS
hingga kini masih terjadi. Namun pihaknya mengklaim pemahaman masyarakat jauh berbeda
dibandingkan beberapa tahun sebelumnya atau berkurang drastis. Saat ini sebagian warga
telah mengetahui seluk-beluk tentang HIV/AIDS dan penularannya, sehingga tidak lagi
mengucilkan atau memberikan stigma negatif bagi Odha.

"Di salah satu desa itu ada keluarga yang Odha, saking takutnya warga, ketika Odha itu
bermain di tetangga, bekas tempat duduknya sampai dipel. Tapi saat ini sudah beda, warga
sudah paham dan tidak lagi seperti itu," jelasnya.

Lanjut dia, proses edukasi kepada masyarakat yang dilakukan KPA maupun dinas kesehatan
serta keterbukaan dari Odha sendiri akan mempercepat dalam mereduksi stigma. Pihaknya
mengingatkan kepada masyarakat untuk tidak takut bergaul, dengan para Odha, sebab proses
penularan HIV/AIDS tidak semudah itu.

"HIV/AIDS itu tidak akan menular dengan salaman, ngobrol, maupun melalui alat makan,"
ujarnya.

2. Dinkes Tulungagung Perangi Penyakit Sipilis

Dinas Kesehatan (Dinkes) Tulungagung tengah gencar memerangi penyakit menular seksual
(PMS), khususnya sipilis. Perang terhadap sipilis ini bagian dari gerakan triple eliminasi yang
dicanangkan Kementerian Kesehatan (Kemenkes), yaitu eliminasi HIV, sipilis dan hepatitis
B.
Targetnya, pada 2030 tidak ada lagi bayi yang lahir mengidap tiga penyakit itu. Kasi
Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Dinkes Tulungagung, Didik Eka,
mengatakan selama ini sipilis masih dianggap tabu.
Penyakit ini terkesan kotor karena ditularkan lewat aktivitas seksual. Namun, lanjut Didik,
realitanya sipilis memang menjangkit di tengah masyarakat, termasuk warga Tulungagung.

“Yang menjadi perhatian kami, dampak penyakit sipilis ini pada ibu hamil,” ujar Didik,
Selasa (1/10/2019).
Penyakit sipilis disebabkan bakteri treponema paladium.
Pada ibu yang hamil bisa menularkan kuman ini kepada bayi yang tengah dikandungnya.
Jika tidak diobati, bayi yang dilahirkan berisiko mengalami cacat atau kematian.
“Karena itu sipilis harus dieliminasi, agar bayi-bayi yang lahir di Tulungagung tidak caat atau
meninggal dunia,” tegas Didik.
Pada stadium awal, memuncul jerawat keras tunggal di area kelamin.
Tidak lama hilang dengan sendirinya, namun bukan berarti sembuh.

Jerawat ini kemudian muncul lagi dalam jumlah banyak hingga menimbulkan luka.
“Penularannya lewat berbagai jenis tindakan intercourse. Masa inbukasinya bisa mencapai
enam bulan,” sambungnya.
Untuk program emilinasi sipilis ini, Dinkes Tulungagung menyediakan obat gratis.

Obat dalam dosis tunggal (sekali injeksi) ini aman untuk ibu hamil.
Karena itu, Dinkes menjaring ibu hamil untuk melakukan triple tes lewat Posyandu,
Puskesmas dan layanan kesehatan lain di bawah pemerintah.
Selain itu Dinkes juga menggandeng bidan praktik swasta, klinik dan rumah sakit swasta
untuk berpartisipasi dalam program ini.
“Setiap temuan kami minta dilaporkan, kemudian diobati,” katanya.
Hasil penjaringan di semua populasi, ditemukan 45 kasus sipilis dalam rentang Januari-
Agustus 2019.
"Dari jumlah itu, 3 di antaranya adalah ibu hamil. Namun, temuan itu wajib diwaspadai,
karena ibu hamil yang terjangkit sipilis tertular dari suaminya," pungkasnya.

3. Hubungan Seks Dominasi Penularan AIDS di Tulungagung

Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur, menyatakan


bahwa penularan human immunodeficiency virus (HIV) di daerah tersebut didominasi oleh
perilaku hubungan seks bebas atau berganti-ganti pasangan. Komisioner KPA Tulungagung
Didik Eka, mengatakan dari data 80 orang dengan HIV/AIDS (ODHA) saat ini, 49 di
antaranya tertular melalui hubungan seks. "Hubungan seks menjadi penyebab utama
penularan. Penularan lain bisa juga melalui jarum suntik yang digunakan secara bergantian,
melalui transfusi darah ataupun dari ASI (air susu ibu)," kata Didik, Sabtu (21/5).

Secara keseluruhan sejak KPA dibentuk di Tulungagung pada 2006, kata dia, perilaku seks
bebas selalu menjadi faktor dominan penularan HIV/AIDS di daerah tersebut. Bahkan dari
total 1.307 penderita yang terdata di KPA maupun Dinas Kesehatan Tulungagung selama
kurun 2006 hingga sekarang, kata Didik, hampir 85 persen karena faktor seks bebas.

Sisanya menurut Didik karena penggunaan jarum suntik, narkoba serta penularan langsung
dari orang tua kepada anak. "Penularan melalui jarum suntik dan transfusi cenderung kecil.
Kasus (penularan) ini pernah ada pada 2006-2010, dan 2012. Setelah itu nihil," tuturnya.

Sementara penularan melalui transfusi darah, kata Didik, sampai saat ini belum pernah
ditemukan. "Darah begitu diketahui terinveksi HIV AIDS langsung dimusnahkan dan tidak
akan ditranfusikan," katanya.

Mengantisipasi tingginya penularan HIV/AIDS melalui hubungan seks, Didik mengimbau


warga proaktif menggunakan kondom atau sarana pengaman seksual guna mencegah
penularan langsung saat terjadi gesekan kulit dan kulit alat vital lawan jenis.

"Kondom ini mencegah agar tidak lecet pada kulit bagian vital yang bisa menyebabkan
terjadinya penularan penyakit, termasuk HIV/AIDS," ujarnya.
BAB 3

PENUTUP

SARAN

KESIMPULAN

Anda mungkin juga menyukai