Anda di halaman 1dari 5

MODUL 2

PENYAKIT TROPIS AKIBAT BAKTERI


Dilema batuk berdarah

Pak Yono, usia 58 tahun diantar anak dan istrerinya ke Puskesmas dengan keluhan batuk
berdahak disertai darah sejak 3 hari yang lalu. Sebelumnya pak Yono pernah didiagnosis dengan
TB paru BTA positif dan harus minum obat TB selama 6 bulan. Namun pak Yono tidak
meminum obatnya secara teratur hingga putus obat. Setelah melakukan serangkain pemeriksaan,
pak Yono didiagnosis mengalami TB paru BTA positif lagi. Pak Yono seorang tukang bangunan
yang tinggal dikawasan kumuh yang rumahnya saling berdekatan.
Dokter menuliskan resep yang tepat untuk pasien dan mengingatkan pasien untuk minum
obat teratur sesuai resep yang diberikan. Dokter mengharapkan peran aktif isteri dan anak pasien
untuk mengingatkan pasien minum obat dengan teratur. Pada kasus seperti ini diperlukan
pengawasan langsung dari pihak keluarga sebagai PMO dengan strategi DOTS. Dokter juga
mengingatkan pasien agar tidak membuang dahak sembarangan dan mengikuti “etika batuk dan
bersin”.
Selain TB, hasil survey puskesmas menemukan adanya kasus difteri dan tifoid
dikampung tersebut. Penyakit ini ditransmisikan melalui cara yang berbeda namun oleh
kelompok agen penyakit yang sama. Hal ini menjadi perhatian pihak puskesmas karena
seharusnya kasus ini tidak muncul lagi. Bagaimana anda menjelaskan pengelolaan dan program
pengendalian penyakit diatas?
Terminologi
1. bta  pemeriksaan bakteri tahan asam
2. DOTS  Directly Observed Treatment Shortcourse (DOTS) adalah suatu stategi pengobatan
TB paru dengan OAT yang mengutamakan pengawasan minum obatselama masa pengobatan,
mencegah pasien drop out (putus berobat) serta pencariandan penemuan kasus baru di
masyarakat.
3. difteri  penyakit infeksi akut yang dapat menyerang saluran nafas, kulit mata dann organ
lain yg disebabkan oleh bakteri basil gram positif corynebacterium diphteriae

1. Mgp pak Yono mengalami keluhan seperti di skenario?


2. Bgmn hub jenis kelamin & usia dgn keluhan pak Yono?
3. apa dampak yang di timbukan jika pak yono tidak rutin minum obat
4. Apa yang dimaksud PMO dgn strategi dots?
5. Mengapa dr melarang buang dahak sembarangan sert bagaimana etika batuk dan bersin ?
6. Apa saja strategi dots?
7. Apakah kondisi pak yono yang tinggal di kawasan yang kumuh dapat memperburuk
kondisinya?
8. Obat apa yang harus diberikan lagi pada pak Yono mengingat pak Yono sebelumnya pernah
meminum OAT tetapi mengalami putus obat dgn obat sebelumnya dan bagaimana prinsip
penulisan sebuah resep?
9. Mengapa pada pasien TB memerlukan PMO?
10. Faktor apa saja yang mempengaruhi kasus tifoid dan difteri muncul di kampung tersebut?
11.Bagaimana gelaja difteri dan tifoid yg muncul di kampung tersebut ?
12. Bagaimana cara pencegahan difteri dan tifoid yg terjadi di kampung tersebut?
13. Bagaimana kasus tb yg terjadi pada bapak tersebut?
14. Bgmn upaya pengelolaan & program penyakit tb difteri dan typoid
Rumusan masalah
1. Mgp pak Yono mengalami keluhan seperti di skenario?
2. Bgmn hub jenis kelamin & usia dgn keluhan pak Yono?
3. Apa yang dimaksud PMO dgn strategi dots?
4. Mengapa dr melarang buang dahak sembarangan sert bagaimana etika batuk dan
bersin ?
 Tidak sembarangan :
o karena mikobacterium penyebab penyakit tb dapat ditularkan melalui droplet
o Seseorang bakal terinfeksi bila menghirup udara yang mengandung percikan dahak yang
menyebarkan infeksi itu.
o Sekali batuk saja bisa menghasilkan 3.000 percikan dahak yang mengandung kuman 0-3.500
Mycobacterium tuberculosis.
o Sementara kalau bersin dapat melepaskan 4.500 - 1.000.000 bakteri penyebab TB.
 Etika batuk :
o Ketika batuk harus tutup mulut dengan menggunakan sapu tangan sendiri atau tisu. Jangan
menutup mulut dengan tangan kosong karena berisiko menularkan TBC dari tangan tersebut.
o Pakailah tisu (saat batuk) buang tisu jangan di sembarang tempat, apalagi di tempat yang
lembap tidak terkena matahari. Sebab, bakteri TBC tetap hidup di tempat lembap dan berpotensi
menular ke orang lain.
o Selain batuk atau bersin, harus beretika saat meludah. Ludah harus ditutup dengan pasir untuk
mencegah penularan
- Ketika batuk, tutup mulut dan hidung dengan tissue sekali pakai.
- Jika, tidak terdapat tissue dan masker, maka batuk dan bersinlah ke lengan tangan. Hindari
untuk menggunakan tangan.
- Berpalinglah dari orang lain ketika batuk.
- Berusahalah untuk menjaga agar tangan tetap bersih. Hal Ini merupakan salah satu langkah
paling penting yang bisa kita ambil untuk menghindari sakit dan menyebarkan kuman kepada
orang lain
- Cuci tangan dengan menggunakan air bersih dan sabun atau pencuci tangan berbasis alcohol
- Saat anda flu atau batuk gunakan masker agar orang lain tidak tertular. Tidak meletakkan
masker bekas dipakai pada leher Karena bisa menyebar kembali virus dan bakteri ketika
digunakan kembali.

5. Apa saja strategi dots?


- Komitmen politis dari para pengambil keputusan, termasuk dukungan dana;
- Diagnosis TB dengan pemeriksaan dahak secara mikroskopis langsung;
- Pengobatan dengan paduan OAT jangka pendek dengan pengawasan langsung oleh Pengawas
Menelan Obat (PMO);
- Kesinambungan persediaan Obat Anti Tuberkulosis (OAT) jangka pendek untuk pasien;
- Pencatatan dan pelaporan yang baku untuk memudahkan pemantauan dan evaluasi program
TB.
Untuk menjamin keberhasilan penanggulangan TB, kelima komponen tersebut di atas harus
dilaksanakan secara bersamaan.
6. Apakah kondisi pak yono yang tinggal di kawasan yang kumuh dapat memperburuk
kondisinya?
Ada. Tukang bangunan terpapar partikel debu  mempengaruhi tejradinya gangguan di saluran
pernafasannya
- Rumah yang berdekatan akan mengakibatkan ruangan yang terkena cahaya matahari menjadi
sedikt, hal ini didukung oleh faktor ventilasi yang tertupi oleh bangunan de sebelahnya atau
bahkan bangunan tersebut tidak memiliki ventilasi, sehingga cahaya matahari tidak masuk ke
rumah. Sudah pasti kuman akan hidup dan berkembang biak dengan baik di dalam rumah. Hal
ini akan meningkatkan daya kontak manusia dengan kuman
Lingkungan rumah yg yang kurang sehat misalnya kurang adanya fasilitas ventilasi yang baik,
pencahayaan yang buruk di dalam ruangan, kepadatan hunian dalam rumah dan bahan bangunan
didalam rumah merupakan factor resiko tjdnya tbc.

7. Mengapa pada pasien TB memerlukan PMO?


8. Faktor apa saja yang mempengaruhi kasus tifoid dan difteri muncul di kampung
tersebut?
 Difteri : o
Corynebacterium, yaitu bakteri yang menyebarkan penyakit melalui partikel di udara, benda
pribadi, serta peralatan rumah tangga yang terkontaminasi. Jika Anda menghirup partikel udara
dari batuk atau bersin orang yang terinfeksi, Anda dapat terkena difteri
o lingkungan padat -> kumuh -> pada umumnya yang tinggal disitu juga para pemulung, hal ini
tentu mendukung faktor, rendahnya imunisasi (rendah imun) dan buruknya phbs. Sehingga
memungkinkan kuman difteri akan berkembang dengan baik,
Salah satu faktor utamanya ialah kekebalan tubuh penduduk di suatu wilayah yang menurun.
Terjadi kesenjangan kekebalan tubuh terhadap penyakit difteri pada suatu kelompok sehingga
bakteri mudah menyerang
 Ketua Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) : mengatakan faktor yang menyebabkan difteri
kembali muncul dan mewabah di Indonesia ialah menurunnya imunitas suatu kelompok yang
diakibatkan dari beberapa hal: o program imunisasi yang tidak lengkap, o program imunisasi
yang tak tercapai sempurna, o adanya gerakan antivaksin di masyarakat, o tidak adanya
pelaksanaan vaksin tiap kurun waktu 10 tahun, d o kesadaran masyarakat yang sangat kurang
tentang bahaya penyakit difteri
 tifoid
o penyebab: bakteri Salmonella typhi, Salmonella paratyphi A, dan Salmonella paratyphi B
o alasannya: lingkungan yang kumuh, makanan yang tidak bergizi dan terkontaminasi akibat
buruknya phbs.
9. Bagaimana gelaja difteri dan tifoid yg muncul di kampung tersebut ?
10. Bagaimana cara pencegahan difteri dan tifoid yg terjadi di kampung tersebut?
11. Bagaimana kasus tb yg terjadi pada bapak tersebut?
12. Bgmn upaya pengelolaan & program penyakit tb difteri dan typoid
Tb  1. Penguatan program
2. peningkataan akses layanan tb
3. pengendalian factor resiko
4. meningkatkan kemitraan tb
5. meningkatkan kemnaidrian masyarakat dlm penanggulangan tb
6. pengatur manajmeen program

Difteri  1. Penguatan imunisasi


2. menemukan dan menataalaksanakan kasus difteri
3. penyelidikan penyebaran difteri
4. rujuk ke rs  isolasi
5. px lab untuk difteri
6. pemberian profilaksis
7. ORI (outbreak response immunization)

Anda mungkin juga menyukai