Anda di halaman 1dari 15

KERANGKA ACUAN KERJA/TERM OF REFERENCE

PENGADAAN ALAT DAN BAHAN KEKARANTINAAN KESEHATAN DI PINTU MASUK


KANTOR KESEHATAN PELABUHAN KELAS I TANJUNG PRIOK
TAHUN ANGGARAN 2023

Kementerian Negara / Lembaga : Kementerian Kesehatan


Unit eselon I /II : Direktorat Jenderal Pencegahan dan
Pengendalian Penyakit / Kantor Kesehatan
Pelabuhan Kelas I Tanjung Priok
Program : Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
Sasaran Program : 1. Meningkatnya upaya pencegahan
penyaki
2. Menurunnya Infeksi penyakit HIV
3. Menurunnya Insiden TBC
4. Meningkatnya kab/ Kota yang
mencapai eliminasi malaria
5. Meningkatnya kab/ Kota yang
mencapai eliminasi Kusta
6. Meningkatnya Pencegahan dan
pengendalian penyakit menular
7. Tidak meningkatnya prevalensi
obesitas pada penduduk usia > 18 tahun
8. Menurunnya persentase merokok
penduduk usia 10-18 tahun
9. Meningkatnya kemampuan surveilans
berbasis laboratorium
Indikator Kinerja Program : 1. Persentase kabupaten/kota yang mencapai
target imunisasi rutin sebesar 85 persen
2. Cakupan penemuan dan pengobatan kasus HIV
(ODHA on ART) sebesar 50 persen,
3. Cakupan penemuan dan pengobatan kasus
TBC sebesar 90 persen,
4. Jumlah kabupaten/kota yang mencapai API <
1/1000 sebanyak 495 kabupaten/kota,
5. Proporsi kasus kusta baru tanpa cacat sebesar
90 persen ,
6. Persentase pengobatan penyakit menular pada
balita sebesar 70 persen,
7. Persentase skrining penyakit menular pada
kelompok berisiko sebesar 100 persen
8. Jumlah kabupaten/kota yang mencapai
eliminasi penyakit tropis terabaikan sebanyak
236 kab/kota,
9. Jumlah kabupaten/kota yang melakukan deteksi
dini faktor risiko PTM sebanyak 514 kab/kota,
10.Jumlah kabupaten/kota yang melakukan
pengendalian faktor risiko sebanyak 63 persen;
11.Persentase kabupaten/kota yang memiliki
laboratorium kesehatan masyarakat dengan
kemampuan surveilans sebesar 58 persen
12.Persentase fasyankes yang telah terintegrasi
dalam sistem informasi surveillans berbasis
digital sebesar 90 persen
13.Persentase kabupaten/kota yang memenuhi
kualitas kesehatan lingkungan sebesar 65
persen.
Kegiatan : Dukungan Pelayanan Kekarantinaan di Pintu
Masuk Negara dan Wilayah
Sasaran Kegiatan : Meningkatnya Pelayanan Kekarantinaan di Pintu
Masuk Negara dan Wilayah
Indikator Kinerja Kegiatan : Persentase faktor risiko penyakit di pintu masuk
yang dikendalikan sebesar 97 persen
Klasifikasi Rincian Output : Sarana Bidang Kesehatan

1
Indikator Klasifikasi Rincian Output : Jumlah Sarana Bidang Kesehatan
Rincian Output : Pengadaan Alat dan Bahan Kekarantinaan
Kesehatan di Pintu Masuk (4249.RAB.001)
Indikator Rincian Output : Jumlah Pengadaan Alat dan Bahan
Kekarantinaan Kesehatan di Pintu Masuk
Volume Rincian Output : 14 (Empat Belas)
Satuan Rincian Output : Paket

A. LATAR BELAKANG

1. Dasar Hukum
a. UU No. 4 Tahun 1984 tentang Wabah Penyakit Menular
b. UU No. 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran
c. UU No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
d. Undang – Undang No 18 Tahun 2012 tentang Pangan
e. UU No. 6 Tahun 2018 tentang Kekarantinaan Kesehatan
f. PP 40 Tahun 1991 tentang Penanggulangan Wabah Penyakit Menular
g. PP 61 Tahun 2009 tentang Kepelabuhan
h. Permenkes 560 Tahun 1989 tentang Jenis Penyakit Tertentu Yang Dapat
Menimbulkan Wabah
i. Permenkes RI No 1098 tahun 2003 tentang Persyaratan Higiene dan Sanitasi Rumah
Makan dan Restoran
j. Permenkes RI No. 492 Tahun 2010 tentang Persyaratan Standart Kualitas Air minum
k. Permenkes RI No. 736 Tahun 2010 Tentang Tata Laksanan Pengawasan Air Minum
l. Permenkes RI No 1096 Tahun 2011 tentang Higiene Sanitasi Jasaboga
m. Permenkes No. 2 Tahun 2013 tentang KLB Keracunan Pangan
n. Permenkes No 34 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Tindakan Hapus Tikus dan
Hapus Serangga pada Alat Angkut di Pelabuhan, Bandar Udara, dan Pos Lintas Batas
Darat
o. Permenkes No. 43 Tahun 2014 tentang Higiene Sanitasi Depot Air Minum
p. Permenkes No. 40 Tahun 2015 tentang Sertifikat Sanitasi Kapal
q. Permenkes No. 48 Tahun 2016 terhadap perubahan atas Permenkes 1405 Tahun
2002 tentang standar keselamatan dan kesehatan kerja perkantoran
r. Permen LH RI No. P.68/ 2016 tentang baku Mutu Air Limbah
s. Permenkes No. 32 Tahun 2017 tentang Standar Baku Mutu Kesehatan
Lingkungan
t. Permenkes RI No. 32 Tahun 2017 Tentang Standart Baku Mutu Kesehatan Linkungan
Dan Persyaratan Kesehatan Air Untuk Keperluan Higiene Sanitasi
u. Permenkes No. 50 Tahun 2017 tentang Standar Baku Mutu Kesehatan Lingkungan
dan Persyaratan Kesehatan untuk Vektor dan Binatang Pembawa Penyakit Serta
Pengendaliannya
v. Permenaker 5 Tahun 2018 tentang keselamatan dan kesehatan kerja
w. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 33 Tahun 2021 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Kantor Kesehatan Pelabuhan
x. Kepmenkes RI No 942/Menkes/SK/VII/2003 tentang Pedoman Persyaratan Higiene
Sanitasi Makanan Jajanan
y. Kepmenkes 1479 Tahun 2003 tentang Pedoman Penyelenggaraan Sistem
Survailans Epidemiologi Penyakit Menular dan Penyakit Tidak Menular Terpadu
z. Kepmenkes 264 Tahun 2004 tentang Kriteria Klasifikasi Kantor Kesehatan Pelabuhan
aa. PP 41 Tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran Udara
bb. PP 82 Tahun 2001 tentang pengelolaan kualitas air dan pengendalian pencemaran air
cc. PP 66 Tahun 2014 Tentang Kesehatan Lingkungan
dd. IHR Tahun 2005

2. Gambaran Umum
Kemajuan teknologi informasi dan transportasi mengakibatkan makin cepatnya arus
perjalanan orang, barang, dan alat angkut, sehingga penjalaran dan penularan penyakit
antar negara semakin cepat, terutama masalah yang berkaitan dengan kesehatan
manusia, seperti New Emerging Desease seperti Avian Influenza, H7N9, MERS-CoV,
SARS, Legionnaires Disease, Nipah Virus, Paragoniasis Pulmonallis, HFMD, Ebola,
Hanta Fewer, Emerging disease antara lain HIV/AIDS, dan penyakit menular lainnya

2
Dengue Haemoragig Fefer, Japanese B, Encephalitis, Chikungunya, Cholera,
Salmonellosis dan Filariasis. Emerging Disease yang berpotensi masuk ke Indonesia
antara lain HIV/AIDS, Penyakit menular seksual lainnya, Dengue Haemoragic Fever,
Japanese B. Encephalitis, Chikungunya, Cholera, Salmonellosis, dan Filariasis.
Sedangkan Re-emerging desease antara lain: Pes, TBC, Scrub thypus, Malaria, Anthrax,
dan Rabies.
Pelabuhan sebagai pintu gerbang dari dan ke luar daerah/ negara merupakan tempat
yang potensial dalam penyebaran / transmisi faktor resiko maupun penyakit, terjadinya
kecelakaan bahkan KLB. Oleh karena itu, pengawasan terhadap kedatangan kapal,
orang barang bawaan harus cepat, tepat dan dilaksanakan dengan sebaik-baiknya.
Kantor Kesehatan Pelabuhan mempunyai tugas pokok dalam mencegah dan menangkal
masuk dan keluarnya penyakit berpotensial wabah dari dan ke Indonesia melalui
pelabuhan.
Dikarenakan Pelabuhan Tanjung Priok merupakan salah satu pintu gerbang eksport
import di Indonesia yang mempunyai potensi di dalam masuk dan keluarnya penyakit
menular dan KKP Kelas I Tanjung Priok yang tugas pokok dan fungsi nya adalah
mencegah keluar masuknya penyakit menular di wilayah Pelabuhan Tanjung Priok, maka
KKP Kelas I Tanjung Priok mengadakan kegiatan pencegahan dan pengendalian
penyakit menular bagi masyarakat Pelabuhan Tanjung Priok.
Sehubungan dengan hal tersebut, Kantor Kesehatan Pelabuhan mempunyai peranan
yang sangat strategis dalam mencegah dan menangkal masuk dan keluarnya penyakit
berpotensial wabah dari dan ke Indonesia melalui pengawasan pelabuhan yang
dilakukan secara terus menerus. Dalam melaksanakan kegiatan perlu ditunjang oleh
peralatan dan bahan, oleh karena itu perlu adanya kegiatan pengadaan alat dan bahan
kekarantinaan di pintu masuk. Adapun kegiatan-kegiatan yang dilakukan berupa:

A. Formulir Pendukung Penerbitan Dokumen Kesehatan Kapal Secara


Online
Salah satu fungsi KKP adalah melakukan penerbitan dokumen kesehatan. Rangkaian
kegiatan yang dilakukan dalam penerbitan dokumen kesehatan yaitu mulai dari
menerima permohonan dari perusahaan pelayaran, melakukan pemeriksaan
dokumen, melakukan pemeriksaan kapal, menerbitkan dokumen secara elektronik
dan pembayaran PNBP. Untuk menunjang kegiatan tersebut diperlukan tersedianya
alat tulis kantor, formulir pemeriksaan, dan buku untuk mencatat penerimaan PNBP.
Penyediaan ATK dan Formulir pemeriksaan, dan registrasi diperuntukkan bagi kantor
induk dan wilker. Selain itu diperlukan juga tas untuk menunjang kegiatan boarding.

B. Pengadaan Bahan dan Alat Pelindung Diri Kekarantinaan Kesehatan


Perjalanan penularan penyakit hingga menjadi wabah/KLB sangat cepat, seperti
penyakit pes, kolera, yellow fever, cacar, polio, sars, avian influenza, dan yang
sekarang ini seddang menjadi pandemi adalah Covid-19. Wabah/KLB penyakit
tersebut dapat menimbulkan korban yang tidak sedikit, dan tidak hanya itu
dampaknya akan meluas hingga perekonomian, sosial politik dan sebagainya. Oleh
karena itu, upaya pencegahan penularan penyakit tersebut harus dilaksanakan
dengan sebaik-baiknya.
Kantor Kesehatan Pelabuhan mempunyai tugas pokok melakukan keluarnya penyakit,
penyakit potensial wabah, surveilans epidemiologi, kekarantinaan, pengendalian
dampak kesehatan lingkungan, pelayanan kesehatan, pengawasan OMKABA serta
pengamanan terhadap penyakit baru dan penyakit yang muncul kembali,
bioterorisme, unsur biologi, kimia dan pengamanan radiasi di wilayah kerja bandara,
pelabuhan, dan lintas batas darat negara.
Dalam melakukan tugas tersebut petugas memiliki risiko seperti tertular penyakit dan
terjadinya kecelakaan. Untuk itu petugas perlu dilengkapi dengan alat pelindung diri
(APD). APD akan digunakan untuk melakukan kegiatan pemeriksaan kapal dalam
rangkap penerbitan COP, pemeriksaan kapal dalan rangka penerbitan SSCC/SSCEC,
pengawasan penumpang, evakuasi awak kapal, dan penanganan saat situasi
khusus/KLB.
APD yang diperlukan berupa masker N95, masker KN95, masker bedah, handscoon,
sarung tangan safety, sepatu safety, dan life jacket. Selain itu untu penanganan saat
situasi khusus/KLB diperlukan bahan berupa alkohol dan kantong mayat.

3
C. Pengadaan Mobil Boarding
Pelabuhan Tanjung Priok merupakan pintu gerbang utama pelabuhan laut yang
terletak di ibukota negara. Lalu lintas kapal yang keluar masuk Pelabuhan Tanjung
Priok relatif tinggi dibandingkan dengan Pelabuhan lainnya di Indonesia, sekitar 70 %,
tercatat kapal yang datang dari luar negeri di 5 tahun terakhir rata-rata sebanyak 3.423
kapal atau 285 kapal sebulan atau rata-rata 10 kapal perhari.
Luas daratan Pelabuhan Tanjung Priok kurang lebih 604 Ha, dan panjang dermaga
sekitar 17,5 KM, dan dibagi menjadi 13 dermaga, dan untuk kapal yang dari luar
negeri melakukan bongkar muat pada 9 dermaga yaitu Pelabuhan I, II, III, JICT I, JICT
Koja, Dermaga Khusus Pertamina, Vopak, Bogasari, dan Sarpindo.
Kegiatan Pemeriksaan Alat angkut dalam rangka penerbitan Certificate of Pratique
harus dilakukan tepat waktu karena waktu tunggu akan akan sangat berpengaruh
pada pembiayaan. Pengawasan kapal dilakukan oleh 3 orang petugas dengan
membawa peralatan pemeriksaan masing-masing berupa boarding kit, sanitation kit,
emergency kit dan alat pelindung diri. Untuk menunjang kegiatan pengawasan kapal
tersebut diperlukan sarana khusus yang digunakan baik dari kantor ke dermaga,
ataupun dari satu dermaga ke dermaga lain, sarana tersebut adalah kendaraan untuk
Boarding (mobil boarding), kendaraan yang dibutuhkan sebanyak 1 unit, KKP Kelas I
Tanjung Priok belum memiliki Boarding Clearance Mobile, jika melihat Kepmenkes
1314 tahun 2010 tentang Pedoman Standarisasi Sumber Daya Manusia, Sarana,
Prasarana di Lingkungan Kantor Kesehatan Pelabuhan seharusnya KKP Kelas I harus
mempunyai 1 unit, dan saat ini untuk melaksanakan kegiatan pengawasan alat angkut
menggunakan mobil ambulans.

AA. Media Reagensia Pemeriksaan Spesimen Kesehatan Lingkungan di


Laboratorium PRL

- Definisi Operasional

Media reagensia pemeriksaan specimen kesehatan lingkungan di Laboratorium


PRL adalah kegiatan pengadaan media reagen yang dibutuhkan dan untuk
pelaksanaan pemeriksaan di laboratorium PRL

- Latar Belakang

Dalam Melaksanakan tugas dan fungsinya, KKP Kelas I Tanjung Priok Bidang
PRL mengawasi Air Bersih maupun Air Minum, pemeriksaan makanan dan
pemeriksaan udara dari segi kualitas bakteriologi dan kimia maka diperlukannya
media dan reagensia untuk membantu menegakkan diagnosis dalam
menganalisis faktor risiko lingkungan. Media dan reagensia ini diperuntukan pada
pengujian mikrobiologi/kimia air bersih/air minum, makanan dan minuman,
udarayang dilakukan oleh Laboratorium Pengujian Pengendalian Risiko
Lingkungan Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Tanjung Priok. Terpenuhinya
bahan kesehatan penyehatan lingkungan faktor risiko lingkungan ini diharapkan
lebih mengoptimalkan kegiatan pengendalian risiko lingkungan di KKP Kelas I
Tanjung Priok.

AB. Peralatan Pengawasan Higiene Sanitasi Kapal

- Definisi Operasional

Peralatan Pengawasan Pencemaran Udara, Air LImbah dan badan Air di wilayah
Pelabuhan aadalah pengadaan alat dan bahan untuk menunjang Pengawasan
Pencemaran Udara, Air LImbah dan badan Air di wilayah Pelabuhan

- Latar Belakang

Pelabuhan merupakan titik simpul pertemuan atau aktifitas keluar masuk kapal,
barang dan orang, sekaligus sebagai pintu gerbang transformasi penyebaran

4
penyakit. Dan merupakan ancaman global terhadap kesehatan masyarakat
karena adanya penyakit karantina, penyakit menular baru (new emerging
diseases), maupun penyakit menular lama yang timbul kembali (re-emerging
diseases). Ancaman penyakit tersebut merupakan dampak negatif dari
diberlakukannya pasar bebas atau era globalisasi, dan dapat menimbulkan
kerugian besar baik pada sektor ekonomi, perdagangan, sosial budaya, maupun
politik yang berdampak besar kepada suatu negara atau daerah.
Pemenuhan kebutuhan sanitasi yang baik diberlakukan di seluruh negara
termasuk di Indonesia, selain pada lokasi tempat umum seperti pelabuhan, pada
elementransportasi laut juga memainkan peranan sangat penting dalam
menunjang dan mendorong pertumbuhan ekonomi nasional dan regional.
Sebagai elemen transportasilaut, pelabuhan mempunyai peranan cukup besar
untuk mencapaipembangunanberkelanjutan dan berwawasan lingkungan,
karena transportasi laut menggunakan transport yang efisien, aman dan ramah
lingkungan.
Kapal sebagai alat angkut melakukan pergerakan dari berbagai negara dan
daerah melalui titiksimpul seperti pelabuhan. Pemeriksaan higiene sanitasi kapal
dilakukan oleh petugas KKP selain menggunakan peralatan dan bahan yang
kondisinya juga baik sebagai referensi pengukuran hasil inspeksi sanitasi kapal
yang telah dilakukan juga menggunakan form pemeriksaan HSK. Sejalan
sebagaimana yang diamanatkan IHR 2005 tentang Public Health Emergency of
International Concern (PHEIC) atau kegawatdaruratan kesehatan masyarakat
yang menjadi perhatian dunia yang telah diberlakukan 15 Juni 2007, maka
pengawasan kapal dilakukan dengan melakukan pemeriksaan higiene sanitasi
kapal yang terkait dengan faktor risiko seperti tikus, kecoa, lalat, nyamuk,
serangga penular penyakit, higiene penjamah makanan di kapal.
Untuk mendapatkan hasil yang akurat dibutuhkan peralatan untuk menunjang
pemeriksaan hygiene sanitasi di atas kapal. Oleh karena itu KKP Kelas I Tanjung
Priok menganggarkan pembelian peralatan pengawasan hygiene sanitasi kapal.
Kegiatan pembelian peralatan pengawasan hygiene sanitasi kapal merupakan
kegiatan Prioritas Nasional dengan volume output yaitu 1 layanan.

AC. Peralatan dan Bahan Untuk Kegiatan pengendalian Vektor dan BPP di
Pelabuhan

- Definisi Operasional

Kegiatan ini adalah pengadaan Peralatan dan Bahan untuk Kegiatan


Pengendalian Vektor dan BPP di Pelabuhan

- Latar Belakang

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesianomor 50 Tahun 2017 tentang


Standar Baku Mutu Kesehatan Lingkungan Dan Persyaratan Kesehatan Untuk
Vektor Dan Binatang Pembawa Penyakit Serta Pengendaliannya pasal 15 tentang
Bahan dan Peralatan ayat 1yaitu Bahan dan peralatan yang digunakan dalam
Pengendalian Vektor dan Binatang Pembawa Penyakit meliputi:
a. bahan dan peralatan untuk kegiatan pengamatan dan penyelidikan; dan
b. bahan dan peralatan untuk kegiatan Pengendalian.
Kantor Kesehatan Pelabuhan sebagai unit pelaksana teknis di lingkungan
Kementerian Kesehatan RI yang berada di bawah dan bertanggung jawab
kepada Direktur Jenderal Pengendalian dan Pencegahan Penyakit dalam
mengerjakan tugas pokok fungsinya khususnya dalam pengendalian vektor
memerlukan peralatan dan bahan untuk pengendalian vektor dan BPP seperti :
- Peralatan dan Bahan Pengendalian Tikus di Pelabuhan
- Peralatan dan Bahan Pengendalian kecoak di Pelabuhan

5
- Peralatan dan Bahan Pengendalian lalat di Pelabuhan
- Peralatan dan Bahan Pengendalian jentik nyamuk di Pelabuhan
- Peralatan dan Bahan Fogging

Kegiatan Peralatan dan Bahan Untuk Kegiatan pengendalian Vektor dan BPP di
Pelabuhan merupakan kegiatan Prioritas Bidang dengan volume output yaitu 1
layanan.

AD. Peralatan dan Bahan Pengawasan Pencemaran Udara, Air Limbah, dan Air
Badan Air di Wilayah PelabuhanPengawasan Pencemaran Udara, Air Limbah, dan
Badan Air di Wilayah Pelabuhan

- Definisi Operasional

Kegiatan ini adalah pengadaan Peralatan dan Bahan Pengawasan Pencemaran


Udara, Air Limbah, dan Air Badan Air di Wilayah Pelabuhan

- Latar Belakang

Kantor Kesehatan Pelabuhan sebagai unit pelaksana teknis di lingkungan


Kementerian Kesehatan RI yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada
Direktur Jenderal Pengendalian dan Pencegahan Penyakit, mempunyai tugas
melaksanakan pencegahan masuk dan keluarnya penyakit potensial potensial
wabah, surveilans epidemiologi, kekarantinaan, pengendalian dampak kesehatan
lingkungan, pelayanan kesehatan, pengawasan OMKABA serta pengamanan
terhadap penyakit baru dan penyakit yang muncul kembali, bioterorisme, unsur
biologi, kimia, dan pengamanan radiasi di wilayah kerja pelabuhan, bandara dan
lintas batas darat negara. Dalam melaksanakan tugas tersebut di atas bidang
pengendalian risiko lingkungan menyelenggarakan kegiatan antara lain pengawasan
pencemaran udara, air dan limbah karena dalam beberapa tahun terakhir ini
pencemaran lingkungan telah menjadi masalah global yang serius.
Untuk kegiatan pengawasan kualitas lingkungan di wilayah pelabuhan tersebut di
atas maka dilaksanakan pengawasan terhadap udara, air dan limbah yang
digunakan dalam mendukung tugas pokok dan fungsi dari bidang pengendalian risiko
lingkungan khususnya dalam pengawasan kualitas lingkungan di wilayah pelabuhan.
Sehingga diharapkan akan lebih mengoptimalkan kegiatan pengendalian risiko
lingkungan di lingkungan pelabuhan. Kegiatan pengawasan pencemaran udara
dilaksanakan melalui pengukuran sampel udara. Pengukuran ini dilaksanakan di
Pelabuhan Tanjung Priok, Pelabuhan Sunda Kelapa, Muara Baru Marunda, Kalibaru
dan Muara Angke
Pengawasan pencemaran air dilakukan dengan cara melakukan pengambilan
sampel air permukaan dan air limbah. Pengukuran ini dilakukan di Pelabuhan
Tanjung Priok dan juga di ke 5 wilayah kerja. Pencemaran pada air (air permukaan,
air limbah) dapat diketahui dengan mengukur kadar BOD (Biological Oxygen
Demand) dan COD (Chemical Oxygen Demand) dalam air. Apabila ditemukan kadar
BOD dalam air rendah, maka kadar pencemaran bahan organic dalam air tinggi,
karena oksigen dipakai oleh bakteri untuk menguraikan bahan anorganik tersebut.
Sama halnya apabila ditemukan hasil kadar COD yang rendah, berarti banyak zat
pencemar kimia dalam air, karena oksigen dipakai dalam reaksi penguraian zat
pencemar kimia tersebut. Untuk mendukung dan mendapatkan gambaran parameter
serta hasil uji makasampel yang di ambil kemudian dilakukan pemeriksaan sampel
yang dikirim ke laboratorium BBLK Jakarta untuk dilakukan uji laboratorium. Sama
halnya dengan sampel air permukaan / badan air, sampel air limbah yang diambil

6
dari perusahaan yang berlokasi di induk dan wilker Pelabuhan Tanjung Priok juga
akan diperlakukan sama.
Pengawasan Pencemaran Udara, Air LImbah dan badan Air di lakukan di 5 lokasi
wilayah kerja oleh petugas Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Tanjung Priok
Bidang Pengendalian Risiko Lingkungan sebanyak 2 orang dikarenakan alat dan
bahan hanya ada di kantor induk.
Kegiatan pengadaan Pengawasan Pencemaran Udara, Air LImbah dan badan Air
merupakan kegiatan Prioritas Nasional dengan volume output yaitu 1 layanan.

AE. Peralatan dan Bahan Pengawasan Penyediaan Sarana Kualitas Air Bersih/Air
Minum di Pelabuhan

- Definisi Operasional

Pengadaan Peralatan dan Bahan Pengawasan Penyediaan Sarana Kualitas Air


Bersih/Air Minum di Pelabuhan di Bidang Pengendalian Risiko Lingkungan baik di
kantor induk maupun di wilayah kerja dalam pelaksanaan tugas pokok dan
fungsinya.

- Latar Belakang

Kantor Kesehatan Pelabuhan sebagai unit pelaksana teknis di lingkungan


Kementerian Kesehatan yang mempunyai tugas pencegahan masuk dan keluarnya
penyakit menular potensial wabah, kekarantinaan, pelayanan kesehatan terbatas di
wilayah kerja pelabuhan, serta pengendalian dampak kesehatan lingkungan. Dalam
melaksanakan tugas tersebut diatas Bidang Pengendalian Risiko Lingkungan
melakukan pengawasan terhadap faktor risiko di lingkungan yangd apat menjadi
sumber penularan penyakit maupun yangd ampat berdampak bagi eksehatan
manusia terutama masyarakat di Pelabuhan Tanjung PriokInternational Health
Regulation tahun 2005, annex 1B poin d tentang kapasitas inti pelabuhan
menyebutkan bahwa pelabuhan harus menjamin lingkungan yang aman termasuk
menyediakan fasilitas di pintu masuk Negara, antara lain mencakup air minum.
Kantor Kesehatan Pelabuhan sebagai unit pelaksana teknis di lingkungan
Kementerian Kesehatan mempunyai tugas pencegahan masuk dan keluarnya
penyakit menular potensial wabah, kekarantinaan, pelayanan kesehatan terbatas di
wilayah kerja pelabuhan, serta pengendalian dampak kesehatan lingkungan.

Menurut Teori HL Bloom Derajat Kesehatan masyarakat di tentukan oleh beberapa


faktor yaitu faktor lingkungan, faktor perilaku, faktor pelayanan kesehatan dan faktor
genetika keempat determinan tersebut saling berinteraksi dan mempengaruhi status
derajat kesehatan masyarakat. Lingkungan fisik salah satunya adalah air, di mana air
dapat membawa agent penyakit (transmisi) kepada host atau pejamu sehingga dapat
mengakibatkan suatu penyakit kepada manusia sebagai host, Maka perlu
pengawasan kualitas air untuk memutus mata rantai penularan penyakit di sebabkan
karena air
Dalam melaksanakan tugas tersebut diatas bidang pengendalian risiko lingkungan
menyelenggarakan fungsi pengawasan penyediaan air secara eksternal.Untuk
melindungi masyarakat pelabuhan khususnya dan Indonesia umumnya dari faktor
risiko lingkungan yang akan berdampak pada kesehatan, salah satunya adalah
dengan tersedianya air bersih yang memenuhi syarat kesehatan baik dari segi
kualitas maupun kuantitas, Inspeksi Kesehatan Lingkungan terhadap penyedia
sarana air bersih di pelabuhan meliputi pendataan dan penilaian terhadap sarana
fisik air bersih/air minum di wilayah Pelabuhan Tanjung Priok. Dari Inspeksi
Kesehatan Lingkungan terhadap penyedia sarana air bersih tersebut juga untuk
penentuan titik sampel yang akan di ambil, Pengambilan sampel air dilakukan oleh
tenaga ahli yang sudah mengikuti pelatihan pengambilan spesimen sampel
lingkungan untuk di periksa di Laboratoorium.

7
Laboratorium pengujian sampel di BBLK ( Balai Besar Laboratorium Kesehatan )
yang sudah terakreditasi dan Laboratorium KKP Kelas 1 Tanjung Priok yang alatnya
sudah terkalibrasi, Laboratoriukm KKP Kelas 1 Tanjung priok di samping sebagai
pembanding juga untuk memperoleh hasil yang sifatnya segera (cepat ),
Menganalisa hasil laboratorium dengan membandingkan dengan standart yang di
persyaratkan dari hasil analisa tersebut bisa di buat rekomendasi kepada
Penyelenggara penyediaan air bersih/minum.
Menurut Permenkes 736 tahun 2010 tentang Tata laksana Pengawasan air minum
pada Lampiran, frekuensi Inspeksi Kesehatan Lingkungan Penyedia air
bersih/minum untuk jaringan perpipaan dan non perpipaan miminal satu tahun
sebanyak 2 kali,dan frekuensi jumlah pangambilan sampel untuk pengawas eksternal
pemeriksaan fisik dan mikrobiologi minimal sebulan sekali

Kantor Kesehatan Kelas 1 Tanjung Priok sebagi pengawasan eksternal untuk


penyediaan air di Wilayah Pelabuhan Tanjung melakukan Tugas pokok dan
fungsinya yaitu melindungi masyarakat pelabuuhan khususnya dan Umumnya Warga
Negara Indonesia dari faktor risiko yang di timbulkan adanya air yang tidak
memenuhi persyaratan.

Pengadaan Peralatan dan Bahan Pengawasan Penyediaan Sarana Kualitas Air


Bersih/Air Minum di Pelabuhan merupakan kegiatan Prioritas Nasional dengan
volume output yaitu 1 layanan.

AF. Peralatan dan bahan Pengamanan Makanan/Minuman di Pelabuhan

- Definisi Operasional

Pengadaan Peralatan dan bahan Pengamanan Makanan/Minuman di Pelabuh


adalah pengadaan bahan untuk pelaksanaan kegiatan Layanan Pengendalian Risiko
Lingkungan baik di kantor induk maupun di wilayah kerja dalam pelaksanaan tugas
pokok dan fungsinya.

- Latar Belakang

Kantor Kesehatan Pelabuhan sebagai unit pelaksana teknis di lingkungan


Kementerian Kesehatan mempunyai tugas pencegahan masuk dan keluarnya
penyakit menular potensial wabah, kekarantinaan, pelayanan kesehatan terbatas di
wilayah kerja pelabuhan, serta pengendalian dampak kesehatan lingkungan. Dalam
melaksanakan tugas tersebut diatas Bidang Pengendalian Risiko Lingkungan
menyelenggarakan fungsi pengawasan pengamanan makanan dan minuman.
Untuk melindungi masyarakat pelabuhan dari faktor risiko lingkungan yang akan
berdampak pada kesehatan, salah satunya adalah terselenggaranya pengawasan
terhadap tempat pengelolaan pangan yang memenuhi persyaratan kesehatan.
Kegiatan ini dilakukan melalui pembinaan danPengawasan terhadap pengelola dan
penjamah makanan pada tempat Pengelolaan pangan di wilayah kerja Pelabuhan
seperti yang tercantum dalam Permenkes Nomor 942 tahun 2003 tentang Pedoman
Persayaratan HIgiene Sanitasi Makanan Jajanan.

Berdasarkan Permenkes Nomor 942 tahun 2003 tentang Pedoman Persayaratan


HIgiene Sanitasi Makanan Jajanan Kegiatan pengawasan pengamanan
makanan/minuman ini dengan cara inspeksi sanitasi secara berkala dan penerapan
HACCP secra bertahap dilaksanakan. Untuk penegasan / konfirmasi inspeksi
sanitasi dilakukan pengujian sampel makanan dan specimen di laboratorium. Oleh
karena itu dianggarkan transport bagi petugas wilayah kerja untuk pengiriman
sampel makanan dan pengambilan hasil pemeriksaan sampel makanan di Balai
Besar Laboratoium Kesehatan Jakarta dan dilakukan minimal setiap bulan untuk
pengawasan rutin sesuai dengan Permenkes Nomor 942 tahun 2003 tentang
Pedoman Persayaratan HIgiene Sanitasi Makanan Jajanan

8
Dalam pelaksanaan tugas layanan Pengendalian Risiko lingkungan harus didukung
dengan bahan dan peralatan yang mendukung sehingga pelaksanaan tugas layanan
pengendalian risiko lingkungan dapat berjalan sesuai yang direncanakan.

AG. Peralatan dan Bahan Pengawasan Higiene Sanitasi Gedung/Bangunan di Wilayah


Pelabuhan

- Definisi Operasional

Pengadaan Peralatan dan Bahan Pengawasan Higiene Sanitasi Gedung/Bangunan


di Wilayah Pelabuhan adalah pengadaan bahan untuk pelaksanaan kegiatan
Layanan Pengendalian Risiko Lingkungan baik di kantor induk maupun di wilayah
kerja dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya.

- Latar Belakang

Suatu kondisi lingkungan kerja dikatakan sebagai lingkungan kerja yang baik apabila
manusia bisa melaksanakan kegiatannya dengan optimal, sehat, aman dan selamat.
Ketidaksesuaian lingkungan kerja dapat terlihat akibatnya dalam waktu yang lama.
Keadaan lingkungan yang kurang baik dapat menuntut tenaga dan waktu yang lebih
banyak sehingga tidak mendukung diperolehnya rancangan sistem kerja yang efisien
dan produktif.
Pengendalian dan penanganan faktor-faktor lingkungan kerja seperti kebisingan,
temperatur, getaran dan pencahayaan merupakan suatu masalah yang harus
ditangani secara serius dan berkesinambungan. Suara yang bising, temperatur yang
panas, getaran dan pencahayaan yang kurang di dalam tempat kerja merupakan
sumber yang mengakibatkan tekanan kerja dan penurunan produktivitas kerja dan
masih banyak faktor – faktor yang lainnya.
Salah satu Tugas Pokok Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Tanjung Priok adalah
melakukan pengawasan terhadap higiene sanitasi bangunan/ gedung dengan
berdasarkan pada Permenkes No. 48 Tahun 2016 terhadap perubahan atas
Permenkes 1405 Tahun 2002 tentang standar keselamatan dan kesehatan kerja
perkantoran yaitu meliputi : pengawasan persyaratan air, udara, limbah,
pencahayaan, kebisingan, getaran, radiasi, vektor penyakit, persyaratan kesehatan
lokasi, ruang dan bangunan, toilet dan instalasi, dan ergonomi bagi
karyawannya.Dan berdasarkan Permenaker 5 Tahun 2022 untuk pengawasan
higiene sanitasi bangunan/ gedung ini dapat dilakukan minimal dua kali setahun
setiap satu bangunan yang diperiksa.

Dalam pelaksanaan tugas layanan Pengendalian Risiko lingkungan harus didukung


dengan bahan dan peralatan yang mendukung sehingga pelaksanaan tugas layanan
pengendalian risiko lingkungan dapat berjalan sesuai yang direncanakan.

AH. Operasional Tindakan Disinfeksi dalam rangka Pencegahan penyakit menular

- Definisi Operasional

Pengadaan Peralatan dan bahan Operasional Tindakan Disinfeksi dalam rangka


Pencegahan penyakit menular adalah pengadaan bahan untuk pelaksanaan
kegiatan Layanan Pengendalian Risiko Lingkungan baik di kantor induk maupun di
wilayah kerja dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya.

- Latar Belakang

9
Kantor Kesehatan Pelabuhan sebagai unit pelaksana teknis di lingkungan
Kementerian Kesehatan mempunyai tugas pencegahan masuk dan keluarnya
penyakit menular potensial wabah, kekarantinaan, pelayanan kesehatan terbatas di
wilayah kerja pelabuhan, serta pengendalian dampak kesehatan lingkungan. Dalam
melaksanakan tugas tersebut diatas Bidang Pengendalian Risiko Lingkungan
menyelenggarakan Tindakan Disinfeksi dalam rangka Pencegahan penyakit menular.
Kegiatan pembelian peralatan operasional Tindakan Disinfeksi dalam rangka
Pencegahan penyakit menular merupakan kegiatan Prioritas Nasional dengan
volume output yaitu 1 layanan.

AI. Pengadaan Alat Pelindung Diri Pengendalian Risiko Lingkungan

- Definisi Operasional

Pengadaan Alat pelindung Diri Pengendalian Risiko Lingkungan adalah pengadaan


Alat pelindung Diri bagi petugas di Bidang Pengendalian Risiko Lingkungan baik di
kantor induk maupun di wilayah kerja dalam pelaksanaan tugas pokok dan
fungsinya.

- Latar Belakang

Kantor Kesehatan Pelabuhan sebagai unit pelaksana teknis di lingkungan


Kementerian Kesehatan yang mempunyai tugas pencegahan masuk dan keluarnya
penyakit menular potensial wabah, kekarantinaan, pelayanan kesehatan terbatas di
wilayah kerja pelabuhan, serta pengendalian dampak kesehatan lingkungan. Dalam
melaksanakan tugas tersebut diatas Bidang Pengendalian Risiko Lingkungan
melakukan pengawasan terhadap faktor risiko di lingkungan yang dapat menjadi
sumber penularan penyakit maupun yang berdampak bagi kesehatan manusia
terutama masyarakat di Pelabuhan Tanjung Priok.

Dalam pelaksanaan tugasnya petugas Bidang Pengendalian Risiko lingkungan harus


dibekali oleh alat pelindung diri sehingga dapat terlindung dari paparan kontaminan
baik biologi, fisik maupun kimia, oleh karena itu diperlukan pengadaan Alat pelindung
diri bagi petugas.

APD yang diperlukan berupa Masker bedah dan sepatu lapangan sesuai dengan
jenis pekerjaan yang dilakukan sesuai dengan SOP.

Kegiatan pembelian Alat Pelindung Diri Pengendalian Risiko Lingkungan dalam


rangka Pencegahan penyakit menular merupakan kegiatan Prioritas Nasional
dengan volume output yaitu 1 layanan

BA. Pengadaan Bahan /Alat Bahan Medis dan Non Medis untuk Pelayanan dan
Advokasi Kesehatan
Menurut Permenkes No 77 tahun 2020 tugas Kantor Kesehatan Pelabuhan selain
sebagai penyelenggara pelayanan kesehatan adalah sebagai pelaksana
kekarantinaan. Begitu luas nya cakupan pelayanan kesehatan di KKP menuntut agar
setiap individu bertanggung jawab akan tugas dan fungsi masing-masing jabatan
dengan tetap mengedepankan prinsip pelayanan prima. Salah satu cara agar tercipta
kondisi pelayanan prima, adalah perlunya peningkatan kapasitas SDM dalam segi
pemahaman tentang tugas masing-masing, selain itu diperlukan juga sarana dan
prasarana yang memadai. Kegiatan pengadaan bahan / alat bahan medis dan non
medis untuk pelayanan kesehatan dilaksanakan beberapa kali dalam setahun secara
bertahap dengan prinsip sesuai kebutuhan.
Pada tahun 2023 Pengadaan Bahan /Alat Bahan Medis dan Non Medis untuk
Pelayanan dan Advokasi Kesehatan terdiri dari, belanja barang non operasional
lainnya (plastik penampung limbah), belanja persediaan barang konsumsi (bahan/alat

10
habis pakai & Reagen, Obat-obatan, Bahan Kesehatan Habis Pakai, Safety Box,
Pencetakan Formulir Kegiatan Teknis, Masker Bedah, Handscoon dan Ishihara Book),
pemeliharaan alat dan mesin (Kalibrasi dan Pemelihaaan Alat Kesehatan
Laboratorium, dan belanja modal peralatan dan mesin (Mobile Tensimeter).

BB. Pengadaan Kendaraan


Berdasarkan salah satu fungsi Kantor Kesehatan Pelabuhan adalah sebagai
Pelaksana pemberian pelayanan kesehatan di wilayah kerja bandara, pelabuhan, dan
lintas batas darat negara maka Kantor Kesehatan Pelabuhan Tanjung Priok memiliki
kewajiban melaksanakan pelayanan kesehatan dalam waktu 24 jam. Tidak hanya
kantor induk, Wilayah kerja juga melaksanakan fungsi yang sama. Salah satu wilayah
kerja yang melaksanakan fungsi pelayanan kesehatan adalah Wilayah Kerja Muara
Angke. Muara angke sebagai salah satu pelabuhan yang melayani penumpang antar
pulau, tidak jarang disaat frekuensi penumpang sedang meningkat terjadi
kegawatdaruratan medis. Selain sarana SDM yang memadai, diperlukan juga sarana
prasarana yang memadai. Salah satu sarana prasarana yang diperlukan adalah
kendaraan mobil Ambulans. Kondisi terkini kendaraan ambulans di Wilker Muara
Angke saat dalam kondisi tidak layak pakai (Korosi), maka dipandang perlu untuk
menambahkan ambulans baru untuk mengganti kendaraan yang lama.

B. PENERIMA MANFAAT
Penerima manfaat dari kegiatan ini adalah pegawai Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I
Tanjung Priok, pengguna jasa, stake holder, masyarakat/komunitas pelabuhan dan
sekitarnya

C. STRATEGI PENCAPAIAN KELUARAN


1. Metode Pelaksanaan
Pengadaan Formulir Pendukung Penerbitan Dokumen Karantina Kesehatan Kapal.

Pengadaan Bahan dan Alat Pelindung Diri Kekarantinaan Kesehatan dan Mobil Boarding
dilaksanakan secara pengadaan kontraktual. Pengadaan Bahan /Alat Bahan Medis dan
Non Medis untuk Pelayanan dan Advokasi Kesehatan dan Pengadaan Kendaraan
dilaksanakan secara pengadaan langsung

2. Tahapan dan Waktu Pelaksanaan


a. Formulir Pendukung Penerbitan Dokumen Karantina Kesehatan
Tahapannya adalah sebagai berikut:
Pencetakan formulir registrasi:
● Menyusun spesifikasi formulir registrasi

● Penyerahan pekerjaan kepada pejabat pengadaan

● Pelaksanaan pengadaan langsung

● Serah terima hasil barang


b. Pengadaan Alat Pelindung Diri Kekarantinaan Kesehatan
Tahapan – tahapan kegiatan:
● Menyusun spesifikasi barang

● Penyerahan pekerjaan kepada pejabat pengadaan

● Pelaksanaan kontrak

● Serah terima hasil barang

c. Pengadaan Mobil Boarding


Tahapan – tahapan kegiatan:

11
● Menyusun spesifikasi barang

● Penyerahan pekerjaan kepada pejabat pengadaan

● Pelaksanaan kontrak

● Serah terima hasil barang

AA.Media Reagensia Pemeriksaan Spesimen Kesehatan Lingkungan di Laboratorium PRL


● Menyusun spesifikasi barang
● Penyerahan pekerjaan kepada pejabat pengadaan
● Pelaksanaan kontrak
● Serah terima hasil barang

AB. Peralatan Pengawasan Higiene Sanitasi Kapal


● Menyusun spesifikasi barang
● Penyerahan pekerjaan kepada pejabat pengadaan
● Pelaksanaan kontrak
● Serah terima hasil barang

AC. Peralatan dan Bahan untuk kegiatan pengendalian vektor & BPP di Pelabuhan
● Menyusun spesifikasi barang
● Penyerahan pekerjaan kepada pejabat pengadaan
● Pelaksanaan kontrak
● Serah terima hasil barang

AD. Peralatan dan Bahan Pengawasan Pencemaran Udara, Air Limbah, dan Air Badan air di
wilayah Pelabuhan
● Menyusun spesifikasi barang
● Penyerahan pekerjaan kepada pejabat pengadaan
● Pelaksanaan kontrak
● Serah terima hasil barang

AE. Peralatan dan Bahan Pengawasan Penyediaan Air bersih / air minum di Pelabuhan
● Menyusun spesifikasi barang
● Penyerahan pekerjaan kepada pejabat pengadaan
● Pelaksanaan kontrak
● Serah terima hasil barang

AF. Peralatan dan bahan Pengamanan Makanan / Minuman di Pelabuhan


● Menyusun spesifikasi barang
● Penyerahan pekerjaan kepada pejabat pengadaan
● Pelaksanaan kontrak
● Serah terima hasil barang

AG. Peralatan dan bahan Pengawasan Higiene Sanitasi Gedung / Bangunan di Wilayah
Pelabuhan
● Menyusun spesifikasi barang
● Penyerahan pekerjaan kepada pejabat pengadaan
● Pelaksanaan kontrak
● Serah terima hasil barang

AH. Operasional Tindakan Disinfeksi dalam rangka pencegahan penyakit menular


● Menyusun spesifikasi barang
● Penyerahan pekerjaan kepada pejabat pengadaan
● Pelaksanaan kontrak
● Serah terima hasil barang

AI. Pengadaan alat pelindung diri Pengendalian Risiko Lingkungan


● Menyusun spesifikasi barang
● Penyerahan pekerjaan kepada pejabat pengadaan
● Pelaksanaan kontrak

12
● Serah terima hasil barang

BA. Pengadaan Bahan / Alat Bahan Medis dan Non Medis Untuk Pelayanan dan
Advokasi Kesehatan
Tahapan – tahapan kegiatan:
● Membuat kebutuhan dan spesifikasi barang
● Mengadakan barang secara swakelola
● Serah terima hasil barang

BB. Pengadaan Kendaraan


Tahapan – tahapan kegiatan:
● Menyusun spesifikasi barang

● Penyerahan pekerjaan kepada pejabat pengadaan

● Pelaksanaan kontrak

● Serah terima hasil barang

Timetable
Strategi Pencapaian / Metode Pelaksanaan
Tahapan Kateg Jadwal
Sub Akun
(komponen/Sub ori Pelaksanaan Penarikan
Komponen/Item Belanja
Komponen) (U/P) Bulan Minggu Bulan Minggu
4249.RAB.001.052 Pengadaan Alat
dan Bahan
Kekarantinaan
Kesehatan di
Pintu Masuk
A Bahan 52
Pendukung Belanja
Penerbitan Bahan, I, II, III, I, II, III,
U Jan-Feb Maret
Dokumen 52 IV IV
Kesehatan Kapal Belanja
Secara Online Barang
B Pengadaan Alat
52
Pelindung Diri I, II, III, I, II, III,
Belanja U Jan-Feb Maret
Kekarantinaan IV IV
Barang
Kesehatan
C Pengadaan Mobil 53 I, II, III,
I, II, III,
Boarding Belanja U Jan-Feb Maret IV
IV
Modal
AA Media Reagensia 52 U Jan-Feb I, II, III, Maret I, II, III,
Pemeriksaan Belanja IV IV
Spesimen Barang
Kesehatan
Lingkungan di
Laboratorium PRL

AB Peralatan 52 U Jan-Feb I, II, III, Maret I, II, III,


Pengawasan Belanja IV IV
Higiene Sanitasi Barang
Kapal

AC Peralatan dan 52 U Jan-Feb I, II, III, Maret I, II, III,


Bahan untuk Belanja IV IV
kegiatan Barang
pengendalian
vektor & BPP di
Pelabuhan

13
AD Peralatan dan 52 U Jan-Feb I, II, III, Maret I, II, III,
Bahan Belanja IV IV
Pengawasan Barang
Pencemaran
Udara, Air
Limbah, dan Air
Badan air di
wilayah
Pelabuhan

AE Peralatan dan 52 U Jan-Feb I, II, III, Maret I, II, III,


Bahan Belanja IV IV
Pengawasan Barang
Penyediaan Air
bersih / air minum
di Pelabuhan

AF Peralatan dan 52 U Jan-Feb I, II, III, Maret I, II, III,


bahan Belanja IV IV
Pengamanan Barang
Makanan /
Minuman di
Pelabuhan

AG Peralatan dan 52 U Jan-Feb I, II, III, Maret I, II, III,


bahan Belanja IV IV
Pengawasan Barang
Higiene Sanitasi
Gedung /
Bangunan di
Wilayah
Pelabuhan

AH Operasional 52 U Jan-Feb I, II, III, Maret I, II, III,


Tindakan Belanja IV IV
Disinfeksi dalam Barang
rangka
pencegahan
penyakit menular

AI Pengadaan alat 52 U Jan-Feb I, II, III, Maret I, II, III,


pelindung diri Belanja IV IV
Pengendalian Barang
Risiko Lingkungan

BA Pengadaan 52 U Jan-Des I Jan I


Bahan / Alat Belanja -
Bahan Medis dan Barang Des
Non Medis Untuk
53
Pelayanan dan
Advokasi Belanja
Kesehatan Modal

BB Pengadaan 53
I, II, III, I, II, III,
Kendaraan Belanja U Jan-Feb Maret
IV IV
Modal

14
D. Kurun Waktu Pencapaian Keluaran
Kurun waktu yang diperlukan untuk tercapainya keluaran pada tahun anggaran 2023 ini dari
bulan Januari hingga Maret 2023.

E. Biaya yang Diperlukan


Biaya yang diperlukan untuk mencapai output ini berjumlah Rp. 2.037.397.000 (Dua Milyar
Tiga Puluh Tujuh Juta Tiga Ratus Sembilan Puluh Tujuh Ribu Rupiah) sebagaimana
RAB terlampir dan bersumber dari PNBP.

Penanggung Jawab Kegiatan,

dr. Iqbal Djakaria


NIP 197212232002121001

15

Anda mungkin juga menyukai