1
Indikator Klasifikasi Rincian Output : Jumlah Sarana Bidang Kesehatan
Rincian Output : Pengadaan Alat dan Bahan Kekarantinaan
Kesehatan di Pintu Masuk (4249.RAB.001)
Indikator Rincian Output : Jumlah Pengadaan Alat dan Bahan
Kekarantinaan Kesehatan di Pintu Masuk
Volume Rincian Output : 14 (Empat Belas)
Satuan Rincian Output : Paket
A. LATAR BELAKANG
1. Dasar Hukum
a. UU No. 4 Tahun 1984 tentang Wabah Penyakit Menular
b. UU No. 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran
c. UU No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
d. Undang – Undang No 18 Tahun 2012 tentang Pangan
e. UU No. 6 Tahun 2018 tentang Kekarantinaan Kesehatan
f. PP 40 Tahun 1991 tentang Penanggulangan Wabah Penyakit Menular
g. PP 61 Tahun 2009 tentang Kepelabuhan
h. Permenkes 560 Tahun 1989 tentang Jenis Penyakit Tertentu Yang Dapat
Menimbulkan Wabah
i. Permenkes RI No 1098 tahun 2003 tentang Persyaratan Higiene dan Sanitasi Rumah
Makan dan Restoran
j. Permenkes RI No. 492 Tahun 2010 tentang Persyaratan Standart Kualitas Air minum
k. Permenkes RI No. 736 Tahun 2010 Tentang Tata Laksanan Pengawasan Air Minum
l. Permenkes RI No 1096 Tahun 2011 tentang Higiene Sanitasi Jasaboga
m. Permenkes No. 2 Tahun 2013 tentang KLB Keracunan Pangan
n. Permenkes No 34 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Tindakan Hapus Tikus dan
Hapus Serangga pada Alat Angkut di Pelabuhan, Bandar Udara, dan Pos Lintas Batas
Darat
o. Permenkes No. 43 Tahun 2014 tentang Higiene Sanitasi Depot Air Minum
p. Permenkes No. 40 Tahun 2015 tentang Sertifikat Sanitasi Kapal
q. Permenkes No. 48 Tahun 2016 terhadap perubahan atas Permenkes 1405 Tahun
2002 tentang standar keselamatan dan kesehatan kerja perkantoran
r. Permen LH RI No. P.68/ 2016 tentang baku Mutu Air Limbah
s. Permenkes No. 32 Tahun 2017 tentang Standar Baku Mutu Kesehatan
Lingkungan
t. Permenkes RI No. 32 Tahun 2017 Tentang Standart Baku Mutu Kesehatan Linkungan
Dan Persyaratan Kesehatan Air Untuk Keperluan Higiene Sanitasi
u. Permenkes No. 50 Tahun 2017 tentang Standar Baku Mutu Kesehatan Lingkungan
dan Persyaratan Kesehatan untuk Vektor dan Binatang Pembawa Penyakit Serta
Pengendaliannya
v. Permenaker 5 Tahun 2018 tentang keselamatan dan kesehatan kerja
w. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 33 Tahun 2021 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Kantor Kesehatan Pelabuhan
x. Kepmenkes RI No 942/Menkes/SK/VII/2003 tentang Pedoman Persyaratan Higiene
Sanitasi Makanan Jajanan
y. Kepmenkes 1479 Tahun 2003 tentang Pedoman Penyelenggaraan Sistem
Survailans Epidemiologi Penyakit Menular dan Penyakit Tidak Menular Terpadu
z. Kepmenkes 264 Tahun 2004 tentang Kriteria Klasifikasi Kantor Kesehatan Pelabuhan
aa. PP 41 Tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran Udara
bb. PP 82 Tahun 2001 tentang pengelolaan kualitas air dan pengendalian pencemaran air
cc. PP 66 Tahun 2014 Tentang Kesehatan Lingkungan
dd. IHR Tahun 2005
2. Gambaran Umum
Kemajuan teknologi informasi dan transportasi mengakibatkan makin cepatnya arus
perjalanan orang, barang, dan alat angkut, sehingga penjalaran dan penularan penyakit
antar negara semakin cepat, terutama masalah yang berkaitan dengan kesehatan
manusia, seperti New Emerging Desease seperti Avian Influenza, H7N9, MERS-CoV,
SARS, Legionnaires Disease, Nipah Virus, Paragoniasis Pulmonallis, HFMD, Ebola,
Hanta Fewer, Emerging disease antara lain HIV/AIDS, dan penyakit menular lainnya
2
Dengue Haemoragig Fefer, Japanese B, Encephalitis, Chikungunya, Cholera,
Salmonellosis dan Filariasis. Emerging Disease yang berpotensi masuk ke Indonesia
antara lain HIV/AIDS, Penyakit menular seksual lainnya, Dengue Haemoragic Fever,
Japanese B. Encephalitis, Chikungunya, Cholera, Salmonellosis, dan Filariasis.
Sedangkan Re-emerging desease antara lain: Pes, TBC, Scrub thypus, Malaria, Anthrax,
dan Rabies.
Pelabuhan sebagai pintu gerbang dari dan ke luar daerah/ negara merupakan tempat
yang potensial dalam penyebaran / transmisi faktor resiko maupun penyakit, terjadinya
kecelakaan bahkan KLB. Oleh karena itu, pengawasan terhadap kedatangan kapal,
orang barang bawaan harus cepat, tepat dan dilaksanakan dengan sebaik-baiknya.
Kantor Kesehatan Pelabuhan mempunyai tugas pokok dalam mencegah dan menangkal
masuk dan keluarnya penyakit berpotensial wabah dari dan ke Indonesia melalui
pelabuhan.
Dikarenakan Pelabuhan Tanjung Priok merupakan salah satu pintu gerbang eksport
import di Indonesia yang mempunyai potensi di dalam masuk dan keluarnya penyakit
menular dan KKP Kelas I Tanjung Priok yang tugas pokok dan fungsi nya adalah
mencegah keluar masuknya penyakit menular di wilayah Pelabuhan Tanjung Priok, maka
KKP Kelas I Tanjung Priok mengadakan kegiatan pencegahan dan pengendalian
penyakit menular bagi masyarakat Pelabuhan Tanjung Priok.
Sehubungan dengan hal tersebut, Kantor Kesehatan Pelabuhan mempunyai peranan
yang sangat strategis dalam mencegah dan menangkal masuk dan keluarnya penyakit
berpotensial wabah dari dan ke Indonesia melalui pengawasan pelabuhan yang
dilakukan secara terus menerus. Dalam melaksanakan kegiatan perlu ditunjang oleh
peralatan dan bahan, oleh karena itu perlu adanya kegiatan pengadaan alat dan bahan
kekarantinaan di pintu masuk. Adapun kegiatan-kegiatan yang dilakukan berupa:
3
C. Pengadaan Mobil Boarding
Pelabuhan Tanjung Priok merupakan pintu gerbang utama pelabuhan laut yang
terletak di ibukota negara. Lalu lintas kapal yang keluar masuk Pelabuhan Tanjung
Priok relatif tinggi dibandingkan dengan Pelabuhan lainnya di Indonesia, sekitar 70 %,
tercatat kapal yang datang dari luar negeri di 5 tahun terakhir rata-rata sebanyak 3.423
kapal atau 285 kapal sebulan atau rata-rata 10 kapal perhari.
Luas daratan Pelabuhan Tanjung Priok kurang lebih 604 Ha, dan panjang dermaga
sekitar 17,5 KM, dan dibagi menjadi 13 dermaga, dan untuk kapal yang dari luar
negeri melakukan bongkar muat pada 9 dermaga yaitu Pelabuhan I, II, III, JICT I, JICT
Koja, Dermaga Khusus Pertamina, Vopak, Bogasari, dan Sarpindo.
Kegiatan Pemeriksaan Alat angkut dalam rangka penerbitan Certificate of Pratique
harus dilakukan tepat waktu karena waktu tunggu akan akan sangat berpengaruh
pada pembiayaan. Pengawasan kapal dilakukan oleh 3 orang petugas dengan
membawa peralatan pemeriksaan masing-masing berupa boarding kit, sanitation kit,
emergency kit dan alat pelindung diri. Untuk menunjang kegiatan pengawasan kapal
tersebut diperlukan sarana khusus yang digunakan baik dari kantor ke dermaga,
ataupun dari satu dermaga ke dermaga lain, sarana tersebut adalah kendaraan untuk
Boarding (mobil boarding), kendaraan yang dibutuhkan sebanyak 1 unit, KKP Kelas I
Tanjung Priok belum memiliki Boarding Clearance Mobile, jika melihat Kepmenkes
1314 tahun 2010 tentang Pedoman Standarisasi Sumber Daya Manusia, Sarana,
Prasarana di Lingkungan Kantor Kesehatan Pelabuhan seharusnya KKP Kelas I harus
mempunyai 1 unit, dan saat ini untuk melaksanakan kegiatan pengawasan alat angkut
menggunakan mobil ambulans.
- Definisi Operasional
- Latar Belakang
Dalam Melaksanakan tugas dan fungsinya, KKP Kelas I Tanjung Priok Bidang
PRL mengawasi Air Bersih maupun Air Minum, pemeriksaan makanan dan
pemeriksaan udara dari segi kualitas bakteriologi dan kimia maka diperlukannya
media dan reagensia untuk membantu menegakkan diagnosis dalam
menganalisis faktor risiko lingkungan. Media dan reagensia ini diperuntukan pada
pengujian mikrobiologi/kimia air bersih/air minum, makanan dan minuman,
udarayang dilakukan oleh Laboratorium Pengujian Pengendalian Risiko
Lingkungan Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Tanjung Priok. Terpenuhinya
bahan kesehatan penyehatan lingkungan faktor risiko lingkungan ini diharapkan
lebih mengoptimalkan kegiatan pengendalian risiko lingkungan di KKP Kelas I
Tanjung Priok.
- Definisi Operasional
Peralatan Pengawasan Pencemaran Udara, Air LImbah dan badan Air di wilayah
Pelabuhan aadalah pengadaan alat dan bahan untuk menunjang Pengawasan
Pencemaran Udara, Air LImbah dan badan Air di wilayah Pelabuhan
- Latar Belakang
Pelabuhan merupakan titik simpul pertemuan atau aktifitas keluar masuk kapal,
barang dan orang, sekaligus sebagai pintu gerbang transformasi penyebaran
4
penyakit. Dan merupakan ancaman global terhadap kesehatan masyarakat
karena adanya penyakit karantina, penyakit menular baru (new emerging
diseases), maupun penyakit menular lama yang timbul kembali (re-emerging
diseases). Ancaman penyakit tersebut merupakan dampak negatif dari
diberlakukannya pasar bebas atau era globalisasi, dan dapat menimbulkan
kerugian besar baik pada sektor ekonomi, perdagangan, sosial budaya, maupun
politik yang berdampak besar kepada suatu negara atau daerah.
Pemenuhan kebutuhan sanitasi yang baik diberlakukan di seluruh negara
termasuk di Indonesia, selain pada lokasi tempat umum seperti pelabuhan, pada
elementransportasi laut juga memainkan peranan sangat penting dalam
menunjang dan mendorong pertumbuhan ekonomi nasional dan regional.
Sebagai elemen transportasilaut, pelabuhan mempunyai peranan cukup besar
untuk mencapaipembangunanberkelanjutan dan berwawasan lingkungan,
karena transportasi laut menggunakan transport yang efisien, aman dan ramah
lingkungan.
Kapal sebagai alat angkut melakukan pergerakan dari berbagai negara dan
daerah melalui titiksimpul seperti pelabuhan. Pemeriksaan higiene sanitasi kapal
dilakukan oleh petugas KKP selain menggunakan peralatan dan bahan yang
kondisinya juga baik sebagai referensi pengukuran hasil inspeksi sanitasi kapal
yang telah dilakukan juga menggunakan form pemeriksaan HSK. Sejalan
sebagaimana yang diamanatkan IHR 2005 tentang Public Health Emergency of
International Concern (PHEIC) atau kegawatdaruratan kesehatan masyarakat
yang menjadi perhatian dunia yang telah diberlakukan 15 Juni 2007, maka
pengawasan kapal dilakukan dengan melakukan pemeriksaan higiene sanitasi
kapal yang terkait dengan faktor risiko seperti tikus, kecoa, lalat, nyamuk,
serangga penular penyakit, higiene penjamah makanan di kapal.
Untuk mendapatkan hasil yang akurat dibutuhkan peralatan untuk menunjang
pemeriksaan hygiene sanitasi di atas kapal. Oleh karena itu KKP Kelas I Tanjung
Priok menganggarkan pembelian peralatan pengawasan hygiene sanitasi kapal.
Kegiatan pembelian peralatan pengawasan hygiene sanitasi kapal merupakan
kegiatan Prioritas Nasional dengan volume output yaitu 1 layanan.
AC. Peralatan dan Bahan Untuk Kegiatan pengendalian Vektor dan BPP di
Pelabuhan
- Definisi Operasional
- Latar Belakang
5
- Peralatan dan Bahan Pengendalian lalat di Pelabuhan
- Peralatan dan Bahan Pengendalian jentik nyamuk di Pelabuhan
- Peralatan dan Bahan Fogging
Kegiatan Peralatan dan Bahan Untuk Kegiatan pengendalian Vektor dan BPP di
Pelabuhan merupakan kegiatan Prioritas Bidang dengan volume output yaitu 1
layanan.
AD. Peralatan dan Bahan Pengawasan Pencemaran Udara, Air Limbah, dan Air
Badan Air di Wilayah PelabuhanPengawasan Pencemaran Udara, Air Limbah, dan
Badan Air di Wilayah Pelabuhan
- Definisi Operasional
- Latar Belakang
6
dari perusahaan yang berlokasi di induk dan wilker Pelabuhan Tanjung Priok juga
akan diperlakukan sama.
Pengawasan Pencemaran Udara, Air LImbah dan badan Air di lakukan di 5 lokasi
wilayah kerja oleh petugas Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Tanjung Priok
Bidang Pengendalian Risiko Lingkungan sebanyak 2 orang dikarenakan alat dan
bahan hanya ada di kantor induk.
Kegiatan pengadaan Pengawasan Pencemaran Udara, Air LImbah dan badan Air
merupakan kegiatan Prioritas Nasional dengan volume output yaitu 1 layanan.
AE. Peralatan dan Bahan Pengawasan Penyediaan Sarana Kualitas Air Bersih/Air
Minum di Pelabuhan
- Definisi Operasional
- Latar Belakang
7
Laboratorium pengujian sampel di BBLK ( Balai Besar Laboratorium Kesehatan )
yang sudah terakreditasi dan Laboratorium KKP Kelas 1 Tanjung Priok yang alatnya
sudah terkalibrasi, Laboratoriukm KKP Kelas 1 Tanjung priok di samping sebagai
pembanding juga untuk memperoleh hasil yang sifatnya segera (cepat ),
Menganalisa hasil laboratorium dengan membandingkan dengan standart yang di
persyaratkan dari hasil analisa tersebut bisa di buat rekomendasi kepada
Penyelenggara penyediaan air bersih/minum.
Menurut Permenkes 736 tahun 2010 tentang Tata laksana Pengawasan air minum
pada Lampiran, frekuensi Inspeksi Kesehatan Lingkungan Penyedia air
bersih/minum untuk jaringan perpipaan dan non perpipaan miminal satu tahun
sebanyak 2 kali,dan frekuensi jumlah pangambilan sampel untuk pengawas eksternal
pemeriksaan fisik dan mikrobiologi minimal sebulan sekali
- Definisi Operasional
- Latar Belakang
8
Dalam pelaksanaan tugas layanan Pengendalian Risiko lingkungan harus didukung
dengan bahan dan peralatan yang mendukung sehingga pelaksanaan tugas layanan
pengendalian risiko lingkungan dapat berjalan sesuai yang direncanakan.
- Definisi Operasional
- Latar Belakang
Suatu kondisi lingkungan kerja dikatakan sebagai lingkungan kerja yang baik apabila
manusia bisa melaksanakan kegiatannya dengan optimal, sehat, aman dan selamat.
Ketidaksesuaian lingkungan kerja dapat terlihat akibatnya dalam waktu yang lama.
Keadaan lingkungan yang kurang baik dapat menuntut tenaga dan waktu yang lebih
banyak sehingga tidak mendukung diperolehnya rancangan sistem kerja yang efisien
dan produktif.
Pengendalian dan penanganan faktor-faktor lingkungan kerja seperti kebisingan,
temperatur, getaran dan pencahayaan merupakan suatu masalah yang harus
ditangani secara serius dan berkesinambungan. Suara yang bising, temperatur yang
panas, getaran dan pencahayaan yang kurang di dalam tempat kerja merupakan
sumber yang mengakibatkan tekanan kerja dan penurunan produktivitas kerja dan
masih banyak faktor – faktor yang lainnya.
Salah satu Tugas Pokok Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Tanjung Priok adalah
melakukan pengawasan terhadap higiene sanitasi bangunan/ gedung dengan
berdasarkan pada Permenkes No. 48 Tahun 2016 terhadap perubahan atas
Permenkes 1405 Tahun 2002 tentang standar keselamatan dan kesehatan kerja
perkantoran yaitu meliputi : pengawasan persyaratan air, udara, limbah,
pencahayaan, kebisingan, getaran, radiasi, vektor penyakit, persyaratan kesehatan
lokasi, ruang dan bangunan, toilet dan instalasi, dan ergonomi bagi
karyawannya.Dan berdasarkan Permenaker 5 Tahun 2022 untuk pengawasan
higiene sanitasi bangunan/ gedung ini dapat dilakukan minimal dua kali setahun
setiap satu bangunan yang diperiksa.
- Definisi Operasional
- Latar Belakang
9
Kantor Kesehatan Pelabuhan sebagai unit pelaksana teknis di lingkungan
Kementerian Kesehatan mempunyai tugas pencegahan masuk dan keluarnya
penyakit menular potensial wabah, kekarantinaan, pelayanan kesehatan terbatas di
wilayah kerja pelabuhan, serta pengendalian dampak kesehatan lingkungan. Dalam
melaksanakan tugas tersebut diatas Bidang Pengendalian Risiko Lingkungan
menyelenggarakan Tindakan Disinfeksi dalam rangka Pencegahan penyakit menular.
Kegiatan pembelian peralatan operasional Tindakan Disinfeksi dalam rangka
Pencegahan penyakit menular merupakan kegiatan Prioritas Nasional dengan
volume output yaitu 1 layanan.
- Definisi Operasional
- Latar Belakang
APD yang diperlukan berupa Masker bedah dan sepatu lapangan sesuai dengan
jenis pekerjaan yang dilakukan sesuai dengan SOP.
BA. Pengadaan Bahan /Alat Bahan Medis dan Non Medis untuk Pelayanan dan
Advokasi Kesehatan
Menurut Permenkes No 77 tahun 2020 tugas Kantor Kesehatan Pelabuhan selain
sebagai penyelenggara pelayanan kesehatan adalah sebagai pelaksana
kekarantinaan. Begitu luas nya cakupan pelayanan kesehatan di KKP menuntut agar
setiap individu bertanggung jawab akan tugas dan fungsi masing-masing jabatan
dengan tetap mengedepankan prinsip pelayanan prima. Salah satu cara agar tercipta
kondisi pelayanan prima, adalah perlunya peningkatan kapasitas SDM dalam segi
pemahaman tentang tugas masing-masing, selain itu diperlukan juga sarana dan
prasarana yang memadai. Kegiatan pengadaan bahan / alat bahan medis dan non
medis untuk pelayanan kesehatan dilaksanakan beberapa kali dalam setahun secara
bertahap dengan prinsip sesuai kebutuhan.
Pada tahun 2023 Pengadaan Bahan /Alat Bahan Medis dan Non Medis untuk
Pelayanan dan Advokasi Kesehatan terdiri dari, belanja barang non operasional
lainnya (plastik penampung limbah), belanja persediaan barang konsumsi (bahan/alat
10
habis pakai & Reagen, Obat-obatan, Bahan Kesehatan Habis Pakai, Safety Box,
Pencetakan Formulir Kegiatan Teknis, Masker Bedah, Handscoon dan Ishihara Book),
pemeliharaan alat dan mesin (Kalibrasi dan Pemelihaaan Alat Kesehatan
Laboratorium, dan belanja modal peralatan dan mesin (Mobile Tensimeter).
B. PENERIMA MANFAAT
Penerima manfaat dari kegiatan ini adalah pegawai Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I
Tanjung Priok, pengguna jasa, stake holder, masyarakat/komunitas pelabuhan dan
sekitarnya
Pengadaan Bahan dan Alat Pelindung Diri Kekarantinaan Kesehatan dan Mobil Boarding
dilaksanakan secara pengadaan kontraktual. Pengadaan Bahan /Alat Bahan Medis dan
Non Medis untuk Pelayanan dan Advokasi Kesehatan dan Pengadaan Kendaraan
dilaksanakan secara pengadaan langsung
● Pelaksanaan kontrak
11
● Menyusun spesifikasi barang
● Pelaksanaan kontrak
AC. Peralatan dan Bahan untuk kegiatan pengendalian vektor & BPP di Pelabuhan
● Menyusun spesifikasi barang
● Penyerahan pekerjaan kepada pejabat pengadaan
● Pelaksanaan kontrak
● Serah terima hasil barang
AD. Peralatan dan Bahan Pengawasan Pencemaran Udara, Air Limbah, dan Air Badan air di
wilayah Pelabuhan
● Menyusun spesifikasi barang
● Penyerahan pekerjaan kepada pejabat pengadaan
● Pelaksanaan kontrak
● Serah terima hasil barang
AE. Peralatan dan Bahan Pengawasan Penyediaan Air bersih / air minum di Pelabuhan
● Menyusun spesifikasi barang
● Penyerahan pekerjaan kepada pejabat pengadaan
● Pelaksanaan kontrak
● Serah terima hasil barang
AG. Peralatan dan bahan Pengawasan Higiene Sanitasi Gedung / Bangunan di Wilayah
Pelabuhan
● Menyusun spesifikasi barang
● Penyerahan pekerjaan kepada pejabat pengadaan
● Pelaksanaan kontrak
● Serah terima hasil barang
12
● Serah terima hasil barang
BA. Pengadaan Bahan / Alat Bahan Medis dan Non Medis Untuk Pelayanan dan
Advokasi Kesehatan
Tahapan – tahapan kegiatan:
● Membuat kebutuhan dan spesifikasi barang
● Mengadakan barang secara swakelola
● Serah terima hasil barang
● Pelaksanaan kontrak
Timetable
Strategi Pencapaian / Metode Pelaksanaan
Tahapan Kateg Jadwal
Sub Akun
(komponen/Sub ori Pelaksanaan Penarikan
Komponen/Item Belanja
Komponen) (U/P) Bulan Minggu Bulan Minggu
4249.RAB.001.052 Pengadaan Alat
dan Bahan
Kekarantinaan
Kesehatan di
Pintu Masuk
A Bahan 52
Pendukung Belanja
Penerbitan Bahan, I, II, III, I, II, III,
U Jan-Feb Maret
Dokumen 52 IV IV
Kesehatan Kapal Belanja
Secara Online Barang
B Pengadaan Alat
52
Pelindung Diri I, II, III, I, II, III,
Belanja U Jan-Feb Maret
Kekarantinaan IV IV
Barang
Kesehatan
C Pengadaan Mobil 53 I, II, III,
I, II, III,
Boarding Belanja U Jan-Feb Maret IV
IV
Modal
AA Media Reagensia 52 U Jan-Feb I, II, III, Maret I, II, III,
Pemeriksaan Belanja IV IV
Spesimen Barang
Kesehatan
Lingkungan di
Laboratorium PRL
13
AD Peralatan dan 52 U Jan-Feb I, II, III, Maret I, II, III,
Bahan Belanja IV IV
Pengawasan Barang
Pencemaran
Udara, Air
Limbah, dan Air
Badan air di
wilayah
Pelabuhan
BB Pengadaan 53
I, II, III, I, II, III,
Kendaraan Belanja U Jan-Feb Maret
IV IV
Modal
14
D. Kurun Waktu Pencapaian Keluaran
Kurun waktu yang diperlukan untuk tercapainya keluaran pada tahun anggaran 2023 ini dari
bulan Januari hingga Maret 2023.
15