Anda di halaman 1dari 17

KERANGKA ACUAN KERJA/TERM OF REFERENCE

PELATIHAN KESEHATAN
KANTOR KESEHATAN PELABUHAN KELAS I TANJUNG PRIOK
TAHUN ANGGARAN 2023

Kementerian Negara / : Kementerian Kesehatan


Lembaga
Unit eselon I /II : Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian
Penyakit / Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Tanjung
Priok
Program : Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
Sasaran Program : 1. Meningkatnya upaya pencegahan penyaki
2. Menurunnya Infeksi penyakit HIV
3. Menurunnya Insiden TBC
4. Meningkatnya kab/ Kota yang mencapai
eliminasi malaria
5. Meningkatnya kab/ Kota yang mencapai
eliminasi Kusta
6. Meningkatnya Pencegahan dan pengendalian
penyakit menular
7. Tidak meningkatnya prevalensi obesitas pada
penduduk usia > 18 tahun
8. Menurunnya persentase merokok penduduk
usia 10-18 tahun
9. Meningkatnya kemampuan surveilans berbasis
laboratorium
Indikator Kinerja Program : 1. Persentase kabupaten/kota yang mencapai target
imunisasi rutin sebesar 85 persen
2. Cakupan penemuan dan pengobatan kasus HIV (ODHA
on ART) sebesar 50 persen,
3. Cakupan penemuan dan pengobatan kasus TBC sebesar
90 persen,
4. Jumlah kabupaten/kota yang mencapai API < 1/1000
sebanyak 495 kabupaten/kota,
5. Proporsi kasus kusta baru tanpa cacat sebesar 90 persen ,
6. Persentase pengobatan penyakit menular pada balita
sebesar 70 persen,
7. Persentase skrining penyakit menular pada kelompok
berisiko sebesar 100 persen
8. Jumlah kabupaten/kota yang mencapai eliminasi penyakit
tropis terabaikan sebanyak 236 kab/kota,
9. Jumlah kabupaten/kota yang melakukan deteksi dini faktor
risiko PTM sebanyak 514 kab/kota,
10.Jumlah kabupaten/kota yang melakukan pengendalian
faktor risiko sebanyak 63 persen;
11.Persentase kabupaten/kota yang memiliki laboratorium
kesehatan masyarakat dengan kemampuan surveilans
sebesar 58 persen
12.Persentase fasyankes yang telah terintegrasi dalam sistem
informasi surveillans berbasis digital sebesar 90 persen
13.Persentase kabupaten/kota yang memenuhi kualitas
kesehatan lingkungan sebesar 65 persen.
Kegiatan : Dukungan Pelayanan Kekarantinaan di Pintu
Masuk Negara dan Wilayah
Sasaran Kegiatan : Meningkatnya Pelayanan Kekarantinaan di Pintu Masuk
Negara dan Wilayah
Indikator Kinerja Kegiatan : Persentase faktor risiko penyakit di pintu masuk yang
dikendalikan sebesar 97 persen
Klasifikasi Rincian Output : Layanan Manajemen SDM Internal
Indikator Klasifikasi Rincian : Jumlah Layanan Manajemen SDM Internal
Output
Rincian Output : Pelatihan Kesehatan (4249.TBC.001)
Indikator Rincian Output : Jumlah Pelatihan Kesehatan
Volume Rincian Output : 541 (Lima Ratus Empat Puluh Satu)
Satuan Rincian Output : Orang
A. LATAR BELAKANG
1. Dasar Hukum
a. UU No. 4 Tahun 1984 tentang Wabah Penyakit Menular
b. UU No. 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran
c. UU No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
d. Undang – Undang No 18 Tahun 2012 tentang Pangan
e. UU No. 6 Tahun 2018 tentang Kekarantinaan Kesehatan
f. PP 40 Tahun 1991 tentang Penanggulangan Wabah Penyakit Menular
g. PP 61 Tahun 2009 tentang Kepelabuhan
h. Permenkes 560 Tahun 1989 tentang Jenis Penyakit Tertentu Yang Dapat
Menimbulkan Wabah
i. Permenkes RI No 1098 tahun 2003 tentang Persyaratan Higiene dan Sanitasi Rumah
Makan dan Restoran
j. Permenkes RI No. 492 Tahun 2010 tentang Persyaratan Standart Kualitas Air minum
k. Permenkes RI No. 736 Tahun 2010 Tentang Tata Laksanan Pengawasan Air Minum
l. Permenkes RI No 1096 Tahun 2011 tentang Higiene Sanitasi Jasaboga
m. Permenkes No. 2 Tahun 2013 tentang KLB Keracunan Pangan
n. Permenkes No 34 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Tindakan Hapus Tikus dan
Hapus Serangga pada Alat Angkut di Pelabuhan, Bandar Udara, dan Pos Lintas Batas
Darat
o. Permenkes No. 43 Tahun 2014 tentang Higiene Sanitasi Depot Air Minum
p. Permenkes No. 40 Tahun 2015 tentang Sertifikat Sanitasi Kapal
q. Permenkes No. 48 Tahun 2016 terhadap perubahan atas Permenkes 1405 Tahun
2002 tentang standar keselamatan dan kesehatan kerja perkantoran
r. Permen LH RI No. P.68/ 2016 tentang baku Mutu Air Limbah
s. Permenkes No. 32 Tahun 2017 tentang Standar Baku Mutu Kesehatan Lingkungan
t. Permenkes RI No. 32 Tahun 2017 Tentang Standart Baku Mutu Kesehatan Linkungan
Dan Persyaratan Kesehatan Air Untuk Keperluan Higiene Sanitasi
u. Permenkes No. 50 Tahun 2017 tentang Standar Baku Mutu Kesehatan Lingkungan
dan Persyaratan Kesehatan untuk Vektor dan Binatang Pembawa Penyakit Serta
Pengendaliannya
v. Permenaker 5 Tahun 2018 tentang keselamatan dan kesehatan kerja
w. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 33 Tahun 2021 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Kantor Kesehatan Pelabuhan
x. Kepmenkes RI No 942/Menkes/SK/VII/2003 tentang Pedoman Persyaratan Higiene
Sanitasi Makanan Jajanan
y. Kepmenkes 1479 Tahun 2003 tentang Pedoman Penyelenggaraan Sistem
Survailans Epidemiologi Penyakit Menular dan Penyakit Tidak Menular Terpadu
z. Kepmenkes 264 Tahun 2004 tentang Kriteria Klasifikasi Kantor Kesehatan Pelabuhan
aa. PP 41 Tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran Udara
bb. PP 82 Tahun 2001 tentang pengelolaan kualitas air dan pengendalian pencemaran air
cc. PP 66 Tahun 2014 Tentang Kesehatan Lingkungan
dd. IHR Tahun 2005

2. Gambaran Umum
Kemajuan teknologi informasi dan transportasi mengakibatkan makin cepatnya arus
perjalanan orang, barang, dan alat angkut, sehingga penjalaran dan penularan penyakit
antar negara semakin cepat, terutama masalah yang berkaitan dengan kesehatan
manusia, seperti New Emerging Desease seperti Avian Influenza, H7N9, MERS-CoV,
SARS, Legionnaires Disease, Nipah Virus, Paragoniasis Pulmonallis, HFMD, Ebola,
Hanta Fewer, Emerging disease antara lain HIV/AIDS, dan penyakit menular lainnya
Dengue Haemoragig Fefer, Japanese B, Encephalitis, Chikungunya, Cholera,
Salmonellosis dan Filariasis. Emerging Disease yang berpotensi masuk ke Indonesia
antara lain HIV/AIDS, Penyakit menular seksual lainnya, Dengue Haemoragic Fever,
Japanese B. Encephalitis, Chikungunya, Cholera, Salmonellosis, dan Filariasis.
Sedangkan Re-emerging desease antara lain: Pes, TBC, Scrub thypus, Malaria, Anthrax,
dan Rabies.
Pelabuhan sebagai pintu gerbang dari dan ke luar daerah/ negara merupakan tempat
yang potensial dalam penyebaran / transmisi faktor resiko maupun penyakit, terjadinya
kecelakaan bahkan KLB. Oleh karena itu, pengawasan terhadap kedatangan kapal, orang
barang bawaan harus cepat, tepat dan dilaksanakan dengan sebaik-baiknya.Kantor
Kesehatan Pelabuhan mempunyai tugas pokok dalam mencegah dan menangkal masuk
dan keluarnya penyakit berpotensial wabah dari dan ke Indonesia melalui pelabuhan.
Dikarenakan Pelabuhan Tanjung Priok merupakan salah satu pintu gerbang eksport
import di Indonesia yang mempunyai potensi di dalam masuk dan keluarnya penyakit
menular dan KKP Kelas I Tanjung Priok yang tugas pokok dan fungsi nya adalah
mencegah keluar masuknya penyakit menular di wilayah Pelabuhan Tanjung Priok, maka
KKP Kelas I Tanjung Priok mengadakan kegiatan pencegahan dan pengendalian penyakit
menular bagi masyarakat Pelabuhan Tanjung Priok.
Sehubungan dengan hal tersebut, Kantor Kesehatan Pelabuhan mempunyai peranan
yang sangat strategis dalam mencegah dan menangkal masuk dan keluarnya penyakit
berpotensial wabah dari dan ke Indonesia melalui pengawasan pelabuhan yang dilakukan
secara terus menerus. Pemeriksaan yang dilakukan yaitu terhadap orang, barang, dan
alat angkut. Adapun kegiatan-kegiatan yang dilakukan berupa:

A. On The Job Training Petugas TGC Dalam Pengendalian dan Penanganan


Penyakit PHEIC di Pintu Masuk Negara
Perkembangan penyakit sekarang ini semakin cepat. Adanya penyakit baru, penyakit
lama yang muncul kembali, serta mobilitas alat angkut, orang, dan barang di
Pelabuhan Tanjung Priok sangat tinggi memungkinkan terjadinya KLB penyakit. Di
Kantor Kesehatan Pelabuhan Tanjung Priok telah dibentuk Tim Gerak Cepat untuk
investigasi kejadian potensi KLB. Para anggota tim telah professional dan cekatan
dalam melaksanakan tugasnya namun perlu dilakukan update baik dari segi
pengetahuan dan keterampilannya karena penyakit PHIEC selalu mengalami
perkembangan. Untuk itu perlu dilakukan suatu kegiatan On The Job Training Petugas
Tim Gerak Cepat Dalam Pengendalian dan Penanganan Penyakit PHEIC di Pintu
Masuk Negara. Kegiatan akan dilakukan dengan metode ceramah tanya jawab,
diskusi, dan praktek. Kegiatan ini akan diisi oleh 4 orang narasumber yaitu yang
berasal Kantor Kesyahbandaran Utama Tanjung Priok, Suku Dinas Kesehatan Jakarta
Utara, BNPB, dan Basarnas. Peserta kegiatan sebanyak 50 orang adalah anggota tim
gerak cepat dari kantor induk dan wilayah kerja.
Kegiatan ini membahas tentang Peran Tim Gerak Cepat dalam Penanganan Penyakit
PHEIC di Pelabuhan, Surveilans Penyakit PHEIC di Wilayah DKI Jakarta, Prosedur
pencarian dan pertolongan pada kondisi KLB, dan Medical Evacuation di Laut.
Kegiatan On The Job Training Petugas Tim Gerak Cepat Dalam Pengendalian dan
Penanganan Penyakit PHEIC di Pintu Masuk Negara ini yang bertujuan untuk
meningkatkan kapasitas serta me-refresh keterampilan dan pengetahuan para
anggota tim gerak cepat. Kegiatan ini dilakukan secara luring karena akan ada materi
simulasi Medical Evacuation di Laut dan praktek penggunaan alat pelindung diri.

B. Peningkatan Kapasitas Tenaga Kesehatan dalam Bidang Epidemiologi


dan karantina
Kementerian Kesehatan pada umumnya dan Direktorat Jenderal Pencegahan dan
Pengendalian Penyakit khususnya sering menyelenggarakan pertemuan ataupun
workshop bidang epidemiologi dan karantina, yang merupakan kesempatan yang baik
bagi kita petugas untuk meningkatkan kemampuan dan ketrampilan dalam
pelaksanaan Tupoksi di Wilayah KKP Kelas I Tanjung Priok, seperti pertemuan Ilmiah
Epidemiologi Nasional (PIEN) merupakan seminar ilmiah yang setiap tahun
dilaksanakan oleh PAEI pusat dan FETP Indonesia. Seminar ini sangat penting bagi
jabatan fungsional di KKP karena memperkuat kapasitas tenaga Surveilans khususnya
jabatan fungsional epidemiologi KKP Kelas I Tanjung priok terutama dalam hal
pencegahan, deteksi, investigasi dan respon terhadap masalah kesehatan masyarakat
dan merupakan sharing informasi dengan para pejabat fungsional epidemiologi di KKP
laindan Dinas Kesehatan sehingga dapat diaplikasikan di KKP Kelas I Tanjung priok.
Petugas yang akan hadir adalah jabatan fungsional Epidemiologi yang ada di KKP
Tanjung Priok, dimana dari jabatan fungsional Epidemiologi Bidang PKSE sebanyak
27 orang dan yang akan dikirim untuk menghadiri pertemuan Ilmiah Epidemiologi
Nasional sebanyak 11 orang.

C. Pelatihan Basic Sea Survival dan Keselamatan Lepas Pantai Bagi Petugas
KKP
Pelatihan ini khususnya ditujukan bagi petugas KKP yang bertugas di Lepas Pantai
(Offshore), dan dan petugas KKP yang melakukan pemeriksaan kapal dalam rangka
penerbitan sertifikat COP dan sertifikat SSCEC/SSCC yang belum pernah mengikuti
pelatihan Basic Sea Survival. Petugas-petugas tersebut banyak melakukan pekerjaan
yang lokasinya di laut atau luar dam. Sebagian besar petugas telah memiliki sertifikat
dan dalam sertifikatnya terdapat masa kadaluwarsa yaitu selama 3 tahun, sehingga
perlu diadakan pelatihan ini dengan pertimbangan petugas yang belum pernah
mengikuti pelatihan dan yang telah memasuki masa kadaluwarsa sertifikatnya. Dalam
pelatihan ini, petugas dibekali materi dan praktek tentang tata cara penyelamatan diri
dan bertahan di laut. Praktek dilaksanakan di kolam renang. Peserta pelatihan
sebanyak 16 orang. Penyelenggara pelatihan adalah pihak ketiga yang mempunyai
kualifikasi dalam bidang Sea Survival.

D. Pelatihan Advance Sea Survival dan Keselamatan Lepas Pantai Bagi


Petugas KKP
Pelatihan ini khususnya ditujukan bagi petugas KKP yang bertugas di Lepas Pantai
(Offshore) dan petugas pemeriksaaan kapal dalam karantina dalam rangka penerbitan
Certificate of Pratique yang telah mengikuti Pelatihan Basic Sea Survival karena
pelatihan ini merupakan kelanjutan dari pelatihan sebelumnya.
Petugas KKP banyak melakukan tugas pemeriksaan kapal diluar dam dan di lepas
pantai/Off Shore, sehingga perlu diadakan lagi kelanjutan pelatihan tersebut. Dalam
pelatihan ini, petugas dibekali materi dan praktek tata cara penyelamatan diri dan
menyelamatkan rekan kerja di laut apabila terjadi kecelakaan. Selain itu juga dibekali
ilmu tata cara transfer diri saat naik ke kapal saat lokasi di tengah laut. Praktek
pelatihan ini dilaksanakan di laut. Peserta pelatihan sebanyak 16 orang.
Penyelenggara pelatihan adalah pihak ketiga yang mempunyai kualifikasi dalam
bidang Advance Sea Survival.

E. Pelatihan Analisis Data Kekarantinaan Dengan SPSS


Data merupakan hal yang tidak terlepas dengan pelaksanaan tugas Kantor Kesehatan
Pelabuhan. Sesuai dengan Permenkes RI No. 33 Tahun 2021 Tentang Organisasi dan
Tata Kerja Kantor Kesehatan Pelabuhan KKP mempunyai tugas melaksanakan upaya
cegah tangkal keluar atau masuknya penyakit dan/atau faktor risiko kesehatan di
wilayah kerja Pelabuhan dan salah satu fungsinya yaitu melakukan pengelolaan data
dan informasi di bidang kekarantinaan Kesehatan.
Dalam melakukan tugas-tugas tersebut, Kantor Kesehatan Pelabuhan didukung oleh
para epidemiolog kesehatan. Epidemiolog Kesehatan adalah Pegawai Negeri Sipil
yang diberi tugas, tanggung jawab, wewenang dan hak secara penuh oleh pejabat
yang berwenang untuk melakukan kegiatan pengumpulan data, pengolahan data,
analisa dan interpretasi, melakukan penyelidikan epidemiologi untuk tindakan
pengamanan penanggulangan penyebaran/penularan penyakit dan faktor-faktor yang
sangat berpengaruh. Untuk dapat melakukan tanggung tersebut, dibutuhkan para
epidemiolog yang kompenten, terampil dan professional.
Analisis data merupakan tahapan yang penting dalam manajemen data. Analisis data
yang baik merupakan bagian penting dari sistem pemantauan yang baik. Walaupun
proses pendataan sudah baik tetapi jika analisanya masih kurang maka akan membuat
interpretasi dan tindak lanjutnya menjadi tidak memadai. Untuk itu perlu adanya
pelatihan analisis data. Para epidemiolog di KKP Kelas I Tanjung Priok sebanyak 27
orang belum pernah mendapatkan pelatihan analisis data dengan SPSS. Oleh karena
itu di tahun 2023 akan diusulkan 10 orang epidemiolog untuk mengikuti pelatihan ini.
Materi pelatihan yaitu tentang manajemen data, konsep dasar statistik, analisis data
deskriptif, praktik pengolahan data univariat, serta penyajian dan interpretasi data
univariat. Penyelenggaran pelatihan adalah pihak ketiga yang berkompeten dalam
bidang tersebut.
.

F. Pelatihan Pengolahan dan Penyajian Data Kekarantinaan


Sesuai dengan Permenkes RI No. 33 Tahun 2021 Tentang Organisasi dan Tata Kerja
Kantor Kesehatan Pelabuhan KKP mempunyai tugas melaksanakan upaya cegah
tangkal keluar atau masuknya penyakit dan/atau faktor risiko kesehatan di wilayah
kerja Pelabuhan dan salah satu fungsinya yaitu melakukan pengelolaan data dan
informasi di bidang kekarantinaan Kesehatan.
Dalam melakukan tugas-tugas tersebut, Kantor Kesehatan Pelabuhan didukung oleh
para epidemiolog kesehatan. Epidemiolog Kesehatan adalah Pegawai Negeri Sipil
yang diberi tugas, tanggung jawab, wewenang dan hak secara penuh oleh pejabat
yang berwenang untuk melakukan kegiatan pengumpulan data, pengolahan data,
analisa dan interpretasi, melakukan penyelidikan epidemiologi untuk tindakan
pengamanan penanggulangan penyebaran/penularan penyakit dan faktor-faktor yang
sangat berpengaruh. Untuk dapat melakukan tanggung tersebut, dibutuhkan para
epidemiolog yang kompenten, terampil dan professional. Pengolahan dan penyajian
data merupakan tahapan yang penting dalam manajemen data. Pengolahan data yang
tepat akan memberikan informasi yang akurat. Penyajian data yang baik dan benar
akan membuat informasi mudah dimengerti oleh pengguna data dan para pengambil
keputusan. Para epidemiolog di KKP Kelas I Tanjung Priok sebanyak 27 orang belum
pernah mendapatkan pelatihan pengolahan dan penyajian data kekarantinaan. Untuk
itu perlu adanya pelatihan tentang penyajian dan pengolahan data. Materi pelatihan
yaitu tentang tugas, fungsi dan kompetensi epidemiolog kesehatan, karakteristik data,
peran data dalam manajemen program, teknik pengumpulan data, jenis tabel dan
grafik sesuai fungsi, penggunaan aplikasi pengolahan data grafis dan penyajian data
informatif. Penyelenggaran pelatihan adalah pihak ketiga yang berkompeten dalam
bidang tersebut. Peserta pelatihan sebanyak 20 orang epidemiolog KKP Kelas I
Tanjung Priok.

AA. Pelatihan Deteksi Faktor Risiko Kesehatan di Kapal


Sanitasi kapal merupakan salah satu usaha yang ditujukan terhadap faktor risiko
lingkungan di kapal untuk memutuskan rantai penularan penyakit guna memelihara
dan mempertinggi derajat kesehatan. Sanitasi kapal mencakup seluruh aspek penilaian
kompartemen kapal antara lain dapur, ruang penyimpan makanan, palka, gudang
kamar ABK, penyediaan air bersih, dan penyajian makanan,pengolahan limbah serta
pengendalian vektor penular penyakit atau rodent.
Untuk itu perlu adanya pelatihan deteksi faktor kesehatan di kapal. Penyelenggaran
pelatihan adalah pihak ketiga yang berkompeten dalam bidang tersebut. Peserta
pelatihan sebanyak 19 orang tenaga sanitasi lingkungan KKP Kelas I Tanjung Priok
yang dilaksanakan secara in house training di Jakarta Utara.

AB. Pelatihan Pengendalian Vektor Terpadu Berbasis Teknologi


Pengendalian Vektor Terpadu (PVT) merupakan pendekatan yang
menggunakan kombinasi beberapa metode pengendalian vektor yang dilakukan
berdasarkan azas keamanan, rasionalitas dan efektifitas pelaksanaannya serta
dengan mempertimbangkan kelestarian keberhasilannya.
Teknologi ialah ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang keterampilan
dalam menciptakan alat hingga metode pengolahan guna membantu
menyelesaikan berbagai pekerjaan manusia.
Pentingnya petugas entomolog kesehatan mengetahui teknologi terbaru tentang
PVT sehingga perlu adanya Pelatihan Pengendalian Vektor Terpadu Berbasis
Teknologi yang diselenggarakan oleh pihak ketiga yang berkompeten dibidang
tersebut. peserta pelatihan sebanyak 11 orang entomolog kesehatan KKP Kelas I
Tanjung Priok yang dilaksanakan secara in house training di Jakarta Utara.

AC. Webinar Dibidang Kesehatan Lingkungan


Webinar Di Bidang Kesehatan Lingkungan adalah kegiatan untuk meningkatkan
pengetahuan dan keterampilan Petugas Bidang Pengendalian Risiko
Lingkungan maupun di wilayah kerja dalam hal kesehatan lingkungan secara
daring melalui webinar yang diselenggaran oleh pihak ketiga yang
diseleranggarakan secara daring
Dalam UU no 5 tahun 2014 tentang ASN pasal 43 yaitu LAN memiliki fungsi
pengembangan standar kualitas pendidikan dan pelatihan Pegawai ASN, serta
dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2017
Tentang Manajemen Pegawai Negeri Sipil pasal 214 yaitu Pelaksanaan
pengembangan kompetensi teknis dilakukan melalui jalur pelatihan.
Kantor Kesehatan Pelabuhan sebagai unit pelaksana teknis di lingkungan
Kementerian Kesehatan RI yang berada di bawah dan bertanggung jawab
kepada Direktur Jenderal Pengendalian dan Pencegahan Penyakit mempunyai
tugas melaksanakan pencegahan masuk dan keluarnya penyakit potensial
potensial wabah, surveilans epidemiologi, kekarantinaan, pengendalian dampak
kesehatan lingkungan, pelayanan kesehatan, pengawasan OMKABA serta
pengamanan terhadap penyakit baru dan penyakit yang muncul kembali,
bioterorisme, unsur biologi, kimia, dan pengamanan radiasi di wilayah kerja
pelabuhan, bandara dan lintas batas darat negara.

AD. Pelatihan JFT Sanitarian/Entomolog Kesehatan


Kegiatan ini ditujukan untuk petugas KKP yang akan mengikuti pelatihan
Jabatan Fungsional Sanitarian / Entomolog Kesehatan di KKP Kelas I Tanjung
Priok terdapat 19 orang sanitarian dan 11 orang entomolog kesehatan.
Pembiayaan pelatihan ini ditujukan untuk pejabat pelaksana yang akan alih
jabatan ke pejabat fungsional dan bagi pejabat fungsional sanitarian /
entomolog jenjang terampil yang akan pindah kategori ke jenjang ahli karena
mengikuti pelatihan adalah salah satu syarat untuk menduduki jabatan
fungsional. Pelatihan ini rutin diselenggarakan oleh Balai Besar Pelatihan
Kesehatan dengan pembiayaan sharing cost yaitu biaya akomodasi dan uang
harian diklat ditanggung oleh penyelenggara dan biaya lain ditanggung oleh
instansi masing-masing peserta. Pelatihan ini dianggarkan untuk 4 orang.

AE. Pelatihan Pemetaan TPP dan TFU di Pelabuhan menggunakan aplikasi


QGis

Kantor Kesehatan Pelabuhan sebagai unit pelaksana teknis di lingkungan


Kementerian Kesehatan mempunyai tugas pencegahan masuk dan keluarnya
penyakit menular potensial wabah, kekarantinaan, pelayanan kesehatan
terbatas di wilayah kerja pelabuhan, serta pengendalian dampak kesehatan
lingkungan. Dalam melaksanakan tugas tersebut diatas Bidang Pengendalian
Risiko Lingkungan menyelenggarakan fungsi pengawasan pengamanan
makanan dan minuman serta tempat fasilitas umum.
Untuk melindungi masyarakat pelabuhan dari faktor risiko lingkungan yang akan
berdampak pada kesehatan, salah satunya adalah terselenggaranya
pengawasan terhadap tempat pengelolaan pangan yang memenuhi persyaratan
kesehatan dan terawasinya tempat fasilitas umum. Kegiatan ini dilakukan
melalui pembinaan dan pengawasan terhadap pengelola dan penjamah
makanan pada tempat Pengelolaan pangan di wilayah kerja Pelabuhan seperti
yang tercantum dalam Permenkes Nomor 942 tahun 2003 tentang Pedoman
Persayaratan HIgiene Sanitasi Makanan Jajanan. serta untuk tempat fasilitas
umum dilakukan pengawasan melalu inspeksi kesehatan lingkungan.
Quantum Geographic Information System (QGIS) merupakan salah satu
perangkat lunak open source yang dapat digunakan untuk pengelolaan data
spasial dan pengembangan aplikasi sistem informasi geografi. Geographical
Information System (GIS) sendiri ialah sistem informasi khusus terkait pengelola
data dengan referensi spasial (keruangan). QGis banyak digunakan untuk
pemetaan. Dengan menggunakan QGis pemetaan untuk Tempat Pengolahan
Makanan dan Tempat Fasilitas Umum dapat dilakukan lebih maksimal. Maka
dari itu perlu dilakukan pelatihan penggunaan aplikasi QGis bagi petugas
Sanitarian di KKP Kelas I Tanjung Priok. Penyelenggaraan kegiatan ini
dilakukan oleh pihak yang berkompeten di bidang tersebut. peserta pelatihan
sebanyak 19 orang yang merupakan petugas sanitarian di KKP Kelas I Tanjung
Priok yang dilaksanakan secara in house training di Jakarta Utara.
AF. Pelatihan Fogging Treatment : Pengenalan, Perawatan dan Aplikasi yang
baik dan benar

Kantor Kesehatan Pelabuhan sebagai unit pelaksana teknis di lingkungan


Kementerian Kesehatan mempunyai tugas pencegahan masuk dan keluarnya
penyakit menular potensial wabah, kekarantinaan, pelayanan kesehatan
terbatas di wilayah kerja pelabuhan, serta pengendalian dampak kesehatan
lingkungan. Dalam melaksanakan tugas tersebut diatas bidang pengendalian
risiko lingkungan menyelenggarakan fungsi pemberantasan serangga penular
penyakit. Salah satu vektor penyakit yang harus dikendalikan adalah DBD. DBD
merupakan penyakit endemis di wilayah Propinsi DKI Jakarta, sehingga
dikhawatirkan dapat berpindah penularannya melalui kawasan pelabuhan
tanjung priok, untuk itulah diperlukan kegiatan pengendalian vektor penyakit
DBD di pelabuhan tanjung priok. kegiatan pengendalian vektor penyakit DBD
kegiatan Prioritas Nasional

Fogging / pengasapan adalah salah satu metode pengendalian nyamuk yang


dilakukan di luar / di dalam ruangan. Alat yang digunakan adalah mesin fogging.
Pelatihan Fogging treatment diperlukan untuk meningkatkan kapasitas petugas
dalam melakukan kegiatan pengendalian nyamuk di wilayah pelabuhan.
penyelengaraan pelatihan ini dilakukan oleh pihak ketiga yang berkompeten di
bidang tersebut. peserta pelatihan sebanyak 11 orang yaitu tenaga entomolog
yang ada di KKP Kelas I Tanjung Priok yang dilaksanakan secara in house training
di Jakarta Utara.

BA. Pelatihan BTCLS, USG, Defensive Driving, PPI dan Wound Care
Berdasarkan Undang Undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang pengertian
kesehatan, bahwa Kesehatan adalah keadaan kesejahteraan dari badan, jiwa
dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan
ekonomis. Menurut WHO kesehatan adalah keadaan yang sempurna dari fisik,
mental dan sosial, tidak hanya bebas dari penyakit atau kelemahan. Tenaga
Kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang kesehatan
serta memiliki pengetahuan dan keterampilan melalui pendidikan di bidang
kesehatan yang untuk jenis tertentu memerlukan kewenangan untuk melakukan
upaya kesehatan tersebut.
Sumber daya manusia di bidang kesehatan dituntut untuk terus meningkatkan
kompetensi agar bisa menjadi tenaga yang profesional sesuai dengan
bidangnya. terutama Tenaga Kesehatan yang memberikan pelayanan secara
langsung ke masyarakat; seperti dokter, perawat ataupun tenaga kesehatan
penunjang lainnya. Peningkatan kompetensi itu didapatkan melalui pendidikan
dan pelatihan yang terus-menerus, berkaitan dengan keahlian yang dimilikinya.
KKP Kelas I Tanjung Priok melalui bidang UKLW juga memberikan akses untuk
pegawainya baik ASN maupun NON ASN tenaga kesehatan untuk mengikuti
pelatihan peningkatan kompetensi, diantaranya pelatihan BTCLS sebanyak 3
orang, USG sebanyak 5 orang, Defensive Driving sebanyak 2 orang, ahli K3
Umum sebanyak 1 orang, dan Wound Care sebanyak 3 orang yang
dilaksanakan Lembaga penyelenggara pelatihan dalam kurun waktu sepanjang
tahun 2023.
BB. Peningkatan Kapasitas Basic Life Support Bagi Petugas non Medis dan
Stake holder di Pelabuhan
Basic Life Support (BLS) merupakan pelatihan dasar yang harus dimiliki oleh
setiap orang agar mampu melakukan Resuitasi Jantung Paru (RJP) dengan
segera pada saat melihat atau menemukan seseorang yang mengalami henti
jantung sebelum bantuan medis tiba. Agar masyarakat semakin mandiri dalam
bidang kesehatan khususnya dalam menghadapi kegawatdaruratan dan
bencana, maka perlu ditingkatkan pengetahuan dan kemampuannya melalui
suatu bentuk pelatihan berupa pelatihan Bantuan Hidup Dasar Bagi Masayrakat
Awam agar dapat diperoleh sumber daya manusia yang profesional dan
terampil sehingga masyarakat dapat mengenall serta melakukan tindakan
pertolongan bagi korban bencana, sakit maupun kecelakaan melalui pemberian
Bantuan Hidup Dasar dengan baik dan benar. Kantor Kesehatan Pelabuhan
Kelas I Tanjung Priok melalui bidang UKLW mengadakan Peningkatan
Kapasitas Basic Life Support Bagi Petugas non Medis dan Stake holder di
Pelabuhan dengan total peserta sebanyak 50 orang sebanyak 2 kali pertemuan
sepanjang tahun anggaran 2023

BC. Simulasi Management Pelayanan Vaksin dan Cold Chain


Berdasarkan Permenkes no 77 Tahun 2020 tentang Organisai dan Tata Kerja
Kantor Kesehatan Pelabuhan, salah satu fungsi dari Kantor Kesehatan
Pelabuhan Kelas I Tanjung Priok adalah sebagai pelaksana pelayanan
kesehatan sebagaimana tersebut dalam pasal 5. Vaksinasi adalah bagian dari
beberapa pelayanan kesehatan yang dilaksanakan oleh KKP Kelas I Tanjung
Priok. Pelayanan vaksinasi untuk pelaku perjalanan di KKP Kelas I Tanjung
Priok mencakup Vaksinasi meningitis dan Yellow fever. Sejak Corona Virus
disease 2019 ditetapkan sebagai penyakit yang termasuk dalam kategori
KKMMD dan diterbitkannya Permenkes no 10 tahun 2021 tentang Pelaksaan
vaksinasi dalam rangka penanggulangan pandemi Covid-19, KKP Kelas I
Tanjung Priok turut serta berperan aktif dalam pelaksanaan pelayanan
vaksinasi Covid-19. Badan Pengawas Obat dan Makanan Indonesia sudah
memberikan izin penggunaan darurat pada beberapa jenis vaksin di Indonesia.
Terdapat beberapa jenis vaksin Covid-19 yang tersedia di KKP Kelas I Tanjung
Priok, yakni Sinovac, AstraZeneca, Sinopharm, Moderna, Pfizer, dan Janssen.
Vaksin adalah zat yang mudah rusak oleh paparan suhu dingin dan panas, oleh
karena itu perlu untuk menjaga dan mengelola vaksin. Cold chain management
merupakan prosedur yang diterapkan untuk menjaga vaksin pada suhu yang
telah ditentukan (2ºC–8ºC), sehingga menjamin kualitas vaksin. Rantai dingin
vaksin yang tidak dikelola dengan baik akan menghilangkan potensi vaksin,
sehingga perlu perhatian khusus terkait rantai dingin dan manajemen vaksin
yang efektif (EVM) pada program imunisasi. Agar efektivitas dan kualitas vaksin
terus terjaga maka salah satu cara yang bisa dilakukan adalah meningkatkan
dan penyegaran ilmu untuk SDM kesehatan dan non kesehatan yang bertugas
di bagian vaksinasi dalam hal manajemen pelayanan vaksin. Simulasi
manajemen vaksin akan dilaksanakan 1 kali dalam 1 tahun dengan 50 peserta
yang terdiri dari staf KKP Kelas I Tanjung Priok dengan narasumber sebanyak 3
orang. Simulasi akan dilaksanakan secara offline dengan cara berkunjung ke
salah satu perusahaan penyedia vaksin di Indonesia. Tujuan dari kegiatan ini
adalah untuk pemenuhan kebutuhan sarana pengembangan kompetensi ASN
dan untuk mengakomodasi pemenuhan nilai SKP pegawai dengan jabatan
fungsional dokter, perawat, apoteker dan pengelola BMN. Kondisi terkini
Jabatan fungsional dokter sebanyak 12 orang, perawat sebanyak 15 orang,
apoteker non jabatan fungsional sebanyak 2 orang, pengelola BMN non jabatan
fungsional sebanyak 4 orang. Jam pelajaran yang didapat adalah sebanyak 7
JPL. Penyelenggara dari kegiatan ini adalah pihak ketiga yang berkompen
dibidang manajemen vaksin dan pengelolaan rantai dingin.

BD. Simulasi Penggunaan Alat-alat Medis di Ambulans


Berdasarkan Undang-Undang Penanggulangan Bencana No. 24 Tahun 2007
menerangkan bahwa prinsip-prinsip dalam penanggulangan bencana adalah
cepat dan tepat, prioritas, koordinasi dan keterpaduan, berdaya guna dan
berhasil guna, transparansi dan akuntabilitas, kemitraan, pemberdayaan, non-
diskriminatif, dan non-proletisi. Berdasarkan Undang-Undang di atas maka
ambulans merupakan salah satu sarana penanggulangan bencana yang sesuai
prinsip-prinsip tersebut di atas. Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 12
Tahun 2013 Pasal 20 menerangkan bahwa manfaat non-medis menyangkut
akomodasi dan ambulans. Hal tersebut juga diperkuat dengan Peraturan
Menteri Kesehatan No. 71 Tahun 2013 Pasal 29 yang menyatakan Pelayanan
Ambulans merupakan pelayanan transportasi rujukan dengan kondisi tertentu
antar fasilitas pelayanan kesehatan (fasyankes) disertai dengan upaya atau
kegiatan menjaga kestabilan kondisi pasien untuk kepentingan keselamatan
pasien. KKP Kelas I Tanjung Priok juga menjalankan salah satu fungsi nya
dalam hal penanganan kegawatdaruratan medis di lingkungan Pelabuhan
Tanjung Priok sesuai dengan fungsi nya yang diatur dalah Permenkes no 33
tahun 2021 yaitu sebagai pelaksana pemberian pelayanan kesehatan di wilayah
kerja bandara, pelabuhan, dan lintas batas darat negara. Penanganan cepat
pada pasien harus didukung oleh sistem rujukan yang baik. Salah satu
penunjang sistem rujukan adalah Pelayanan Ambulans. Pelayanan Ambulans
yang baik tercermin dari ambulans yang memenuhi persyaratan teknis,
peralatan medis yang terkalibrasi, petugas ambulans yang terlatih, serta
standar pemeliharaan dan operasional yang terimplementasikan. Agar tercipta
kondisi yang diharapkan maka dipandang perlu melakukan kegiatan Simulasi
Pengunaan Alat-alat Medis di Ambulans yang akan diikuti oleh 50 orang
peserta dilaksanakan 1 kali dalam 1 tahun secara offline. Narasumber berasal
dari BASARNAS (Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan). Setelah
pelaksanaan kegiatan ini dharapkan seluruh SDM kesehatan yang bertugas
dalam penanganan rujukan kegawatdaruratan dan kekarantinaan bisa lebih
menguasai penggunaan alat-alat medis di ambulans sehingga pelayanan
kesehatan berjalan sesuai dengan implementasi yang diharapkan.
Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk pemenuhan kebutuhan sarana
pengembangan kompetensi ASN dan untuk mengakomodasi pemenuhan nilai
SKP pegawai dengan jabatan fungsional dokter, perawat, apoteker dan
pengelola BMN. Kondisi terkini Jabatan fungsional dokter sebanyak 12 orang,
perawat sebanyak 15 orang, Pengemudi ambulans sebanyak 5 orang, dan
pengelola BMN non jabatan fungsional sebanyak 4 orang. Jam pelajaran yang
didapat adalah sebanyak 5 JPL.

BE. Simulasi Petugas dalam rangka Penanganan dan Evakuasi Pasien di


Kapal
Pelabuhan Tanjung Priok adalah salah satu pintu keluar masuk angkutan laut
terbsesar di Indonesia. Menurut laporan Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah
barang yang diangkut oleh kapal laut melalui Pelabuhan Tanjung Priok
mencapai 40,5 juta ton pada 2020. Sedangkan Jumlah kapal bersandar di
Pelabuhan Tanjung Priok tercatat sebesar 11.876 kapal. Angka tersebut turun
12,6% dibanding tahun sebelumnya. Seiring dengan tingginya frekuensi lalu
lintas kapal yang melewati pelabuhan Tanjung Priok, risiko ditemukannya
pasien dengan kegawatdaruratan medis di kapal juga semakin tinggi. Sebagai
penyedia layanan kesehatan di Pelabuhan Tanjung Priok, KKP Kelas I Tanjung
Priok memiliki kewajiban untuk selalu siap sedia ketika terjadi kasus
kegawatdaruratan di wilayah sekitar Pelabuhan Tanjung Priok, baik yang
berlokasi di darat ataupun di laut. Agar kapasitas SDM yang bertugas selalu
dalam performa yang baik maka dibutuhkan pelatihan / simulasi secara berkala,
agar ketika waktunya bertugas semua komponen SDM bisa mengambil peran
sesuai peran masing-masing. Simulasi Petugas dalam rangka Penanganan dan
Evakuasi Pasien di Kapal dilaksanakan 1 kali dalam setahun dengan jumlah
peserta 50 orang bertempat di luar provinsi DKI Jakarta. Narasumber yang akan
mengisi berasal dari Basarnas RI.
Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk pemenuhan kebutuhan sarana
pengembangan kompetensi ASN dan untuk mengakomodasi pemenuhan nilai
SKP pegawai dengan jabatan fungsional dokter, perawat, epidemiolog dan
sanitarian. Kondisi terkini Jabatan fungsional dokter sebanyak 12 orang,
perawat sebanyak 15 orang, Epidemiolog sebanyak 18 orang, dan Sanitarian
sebanyak 12 orang. Jam pelajaran yang didapat adalah sebanyak 5 JPL.
Penyelenggara dari kegiatan ini adalah pihak ketiga yang berkompeten dibidang
kegawatdaruratan medis.

BF. Simulasi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Infeksi Emerging


Pencegahan dan pengendalian infeksi (PPI) di dalam instansi pelayanan
kesehatan bertujuan untuk melindungi masyarakat dari resiko bahaya penularan
wabah. Baik yang ditularkan dari pasien, tenaga medis, maupun lingkungan
instansi pelayanan Kesehatan ke pasien atau pengunjung. Hal ini sangat punya
peranan penting terhadap citra dan nama baik Instansi Pelayan kesehatan
tersebut. Infeksi Emerging adalah Penyakit Infeksi Emerging adalah penyakit
yang muncul dan menyerang suatu populasi untuk pertama kalinya atau telah
ada sebelumnya namun meningkat dengan sangat cepat, baik dalam jumlah
kasus baru di dalam satu populasi, ataupun penyebarannya ke daerah
geografis yang baru (re-emerging infectious disease)
KKP Kelas I Tanjung Priok sebagai salah satu fasilitas pelayanan kesehatan
yang memberikan pelayanan kepada masyarakat memiliki peran penting dalam
meningkatkan derajat kesehatan. Oleh karena itu KKP kelas I Tanjung Priok
dituntut untuk dapat memberikan pelayanan yang aman dan bermutu sesuai
dengan standar yang sudah ditentukan. Pencegahan dan Pengendalian Infeksi
Emerging berbeda dengan pencegahan dan pengendalian penyakit pda
umumnya.
Untuk menindaklanjuti itu semua agar KKP Kelas I Tanjung Priok bebas dari
risiko penyakit infeksi emerging, maka dipandang penting untuk melatih seluruh
SDM nya terutama tenaga medis yang setiap hari berhadapan dengan faktor
risiko penyakit infeksi emerging. Setelah dilaksanakannya simulasi Pencegahan
dan pengendalian penyakit infeksi emerging ini diharapkan semua SDM yang
terlibat mampu melaksanakan tugasnya sebaik dan seefektif mungkin sesuai
dengan wewenang dan tanggung jawabnya. Tujuan dari kegiatan ini adalah
untuk pemenuhan kebutuhan sarana pengembangan kompetensi ASN dan
untuk mengakomodasi pemenuhan nilai SKP pegawai dengan jabatan
fungsional dokter, perawat, epidemiolog dan sanitarian. Kondisi terkini Jabatan
fungsional dokter sebanyak 12 orang, perawat sebanyak 15 orang, Epidemiolog
sebanyak 18 orang, dan Sanitarian sebanyak 12 orang. Jam pelajaran yang
didapat adalah sebanyak 5 JPL. Penyelenggara dari kegiatan ini adalah pihak
ketiga yang berkompeten dibidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
Infeksi Emerging.

B. PENERIMA MANFAAT
Penerima manfaat dari kegiatan ini adalah pegawai Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I
Tanjung Priok, pengguna jasa, stake holder, masyarakat/komunitas pelabuhan dan
sekitarnya

C. STRATEGI PENCAPAIAN KELUARAN


1. Metode Pelaksanaan
On The Job Training Petugas TGC Dalam Pengendalian Penyakit Menular Berbahaya di
Pintu Masuk Negara Pelatihan Basic Sea Survival dan Keselamatan Lepas Pantai Bagi
Petugas KKP, Pelatihan Advance Sea Survival dan Keselamatan Lepas Pantai Bagi
Petugas KKP, Pelatihan Analisis Data Kekarantinaan Dengan SPSS, dan Pelatihan
Pengolahan dan Penyajian Data Kekarantinaan, Simulasi Management Pelayanan Vaksin
dan Cold Chain, Simulasi Petugas dalam rangka Penanganan dan Evakuasi Pasien di
Kapal, Simulasi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Infeksi Emerging di pelabuhan
dilaksanakan secara pengadaan langsung.
Peningkatan Kapasitas tenaga kesehatan dalam bidang epidemiologi dan karantina,
Pelatihan BTCLS, USG, Defensive Driving, PPI dan Wound Care, Peningkatan Kapasitas
Basic Life Support Bagi Petugas non Medis dan Stake holder di Pelabuhan, Simulasi
Penggunaan Alat-alat Medis di Ambulans dilaksanakan secara swakelola.

2. Tahapan dan Waktu Pelaksanaan


A. On The Job Training Petugas TGC Dalam Pengendalian Penyakit Menular
Berbahaya di Pintu Masuk Negara
Tahapan –tahapan kegiatan:
● Membuat usulan peserta apabila ada undangan pelatihan
● Peserta mengikuti pelatihan
● Penyusunan laporan dan pertanggungjawaban keuangan diselesaikan
● selambat-lambatnya 1 (satu) minggu setelah pelaksanaan kegiatan.

B. Peningkatan Kapasitas Petugas Kesehatan Dalam Bidang Epidemiologi


dan Karantina
Tahapan-tahapan kegiatan
● Membuat usulan peserta apabila ada undangan pertemuan
● Peserta mengikuti pertemuan
● Penyusunan laporan dan pertanggungjawaban keuangan diselesaikan
● selambat-lambatnya 1 (satu) minggu setelah pelaksanaan kegiatan.

C. Pelatihan Basic Sea Survival dan Keselamatan Lepas Pantai Bagi Petugas
KKP
Tahapan –tahapan kegiatan:
● Persiapan yaitu dengan mendata calon peserta pelatihan, pengusulan spesifikasi
ke Pejabat Pembuat Komitmen
● Pelaksanaan yaitu dengan pengadaan langsung yang dilaksanakan oleh pejabat
pengadaan/panitia pengadaan
● Penyusunan laporan dan pertanggungjawaban keuangan diselesaikan selambat-
lambatnya 1 (satu) minggu setelah pelaksanaan kegiatan.

D. Pelatihan Advance Sea Survival dan Keselamatan Lepas Pantai Bagi


Petugas KKP
Tahapan –tahapan kegiatan:
● Persiapan yaitu dengan mendata calon peserta pelatihan, pengusulan spesifikasi
ke Pejabat Pembuat Komitmen
● Pelaksanaan yaitu dengan pengadaan langsung yang dilaksanakan oleh pejabat
pengadaan/panitia pengadaan
● Penyusunan laporan dan pertanggungjawaban keuangan diselesaikan selambat-
lambatnya 1 (satu) minggu setelah pelaksanaan kegiatan.

E. Pelatihan Analisis Data Kekarantinaan Dengan SPSS


Tahapan –tahapan kegiatan:
● Persiapan yaitu dengan mendata calon peserta pelatihan, pengusulan spesifikasi
ke Pejabat Pembuat Komitmen
● Pelaksanaan yaitu dengan pengadaan langsung yang dilaksanakan oleh pejabat
pengadaan/panitia pengadaan
● Penyusunan laporan dan pertanggungjawaban keuangan diselesaikan selambat-
lambatnya 1 (satu) minggu setelah pelaksanaan kegiatan.

F. Pelatihan Pengolahan dan Penyajian Data Kekarantinaan


Tahapan –tahapan kegiatan:
● Persiapan yaitu dengan mendata calon peserta pelatihan, pengusulan spesifikasi
ke Pejabat Pembuat Komitmen
● Pelaksanaan yaitu dengan pengadaan langsung yang dilaksanakan oleh pejabat
pengadaan/panitia pengadaan
● Penyusunan laporan dan pertanggungjawaban keuangan diselesaikan selambat-
lambatnya 1 (satu) minggu setelah pelaksanaan kegiatan.
AA. Pelatihan Deteksi Faktor Risiko Kesehatan di Kapal
Tahapan –tahapan kegiatan:
● Persiapan yaitu dengan mendata calon peserta pelatihan, pengusulan spesifikasi
ke Pejabat Pembuat Komitmen
● Pelaksanaan yaitu dengan pengadaan langsung yang dilaksanakan oleh pejabat
pengadaan/panitia pengadaan
● Penyusunan laporan dan pertanggungjawaban keuangan diselesaikan selambat-
lambatnya 1 (satu) minggu setelah pelaksanaan kegiatan.

AB. Pelatihan Pengendalian Vektor Terpadu Berbasis Teknologi


Tahapan –tahapan kegiatan:
● Persiapan yaitu dengan mendata calon peserta pelatihan, pengusulan spesifikasi
ke Pejabat Pembuat Komitmen
● Pelaksanaan yaitu dengan pengadaan langsung yang dilaksanakan oleh pejabat
pengadaan/panitia pengadaan
● Penyusunan laporan dan pertanggungjawaban keuangan diselesaikan selambat-
lambatnya 1 (satu) minggu setelah pelaksanaan kegiatan.

AC. Webinar Dibidang Kesehatan Lingkungan


Tahapan –tahapan kegiatan:
● Persiapan yaitu dengan mendata calon peserta pelatihan, pengusulan spesifikasi
ke Pejabat Pembuat Komitmen
● Pelaksanaan yaitu dengan pengadaan langsung yang dilaksanakan oleh pejabat
pengadaan/panitia pengadaan
● Penyusunan laporan dan pertanggungjawaban keuangan diselesaikan selambat-
lambatnya 1 (satu) minggu setelah pelaksanaan kegiatan.

AD. Pelatihan JFT Sanitarian/Entomolog Kesehatan


Tahapan –tahapan kegiatan:
● Persiapan yaitu dengan mendata calon peserta pelatihan, pengusulan spesifikasi
ke Pejabat Pembuat Komitmen
● Pelaksanaan yaitu dengan pengadaan langsung yang dilaksanakan oleh pejabat
pengadaan/panitia pengadaan
● Penyusunan laporan dan pertanggungjawaban keuangan diselesaikan selambat-
lambatnya 1 (satu) minggu setelah pelaksanaan kegiatan.

AE. Pelatihan Pemetaan TPP dan TFU di Pelabuhan menggunakan aplikasi


QGis
Tahapan –tahapan kegiatan:
● Persiapan yaitu dengan mendata calon peserta pelatihan, pengusulan spesifikasi
ke Pejabat Pembuat Komitmen
● Pelaksanaan yaitu dengan pengadaan langsung yang dilaksanakan oleh pejabat
pengadaan/panitia pengadaan
● Penyusunan laporan dan pertanggungjawaban keuangan diselesaikan selambat-
lambatnya 1 (satu) minggu setelah pelaksanaan kegiatan.

AF. Pelatihan Fogging Treatment : Pengenalan, Perawatan dan Aplikasi yang


baik dan benar
Tahapan –tahapan kegiatan:
● Persiapan yaitu dengan mendata calon peserta pelatihan, pengusulan spesifikasi
ke Pejabat Pembuat Komitmen
● Pelaksanaan yaitu dengan pengadaan langsung yang dilaksanakan oleh pejabat
pengadaan/panitia pengadaan
● Penyusunan laporan dan pertanggungjawaban keuangan diselesaikan selambat-
lambatnya 1 (satu) minggu setelah pelaksanaan kegiatan.

BA. Pelatihan BTCLS, ACLS, Hiperkes, PPI, Defensive Driving, EKG dan Wound
Care
Tahapan –tahapan kegiatan:
● Membuat usulan peserta apabila ada undangan pelatihan
● Peserta mengikuti pelatihan
● Penyusunan laporan dan pertanggungjawaban keuangan diselesaikan
● selambat-lambatnya 1 (satu) minggu setelah pelaksanaan kegiatan

BB. Peningkatan Kapasitas Basic Life Support Bagi Petugas non Medis dan Stake
holder di Pelabuhan
Tahapan –tahapan kegiatan:
● Persiapan yaitu dengan mendata calon peserta pelatihan, pengusulan spesifikasi
ke Pejabat Pembuat Komitmen
● Pelaksanaan yaitu dengan pengadaan langsung yang dilaksanakan oleh pejabat
pengadaan/panitia pengadaan
● Penyusunan laporan dan pertanggungjawaban keuangan diselesaikan selambat-
lambatnya 1 (satu) minggu setelah pelaksanaan kegiatan.

BC. Refreshing Management Pelayanan Vaksin dan Cold Chain


Tahapan –tahapan kegiatan:
● Persiapan yaitu dengan mendata calon peserta pelatihan, pengusulan spesifikasi
ke Pejabat Pembuat Komitmen
● Pelaksanaan yaitu dengan pengadaan langsung yang dilaksanakan oleh pejabat
pengadaan/panitia pengadaan
● Penyusunan laporan dan pertanggungjawaban keuangan diselesaikan selambat-
lambatnya 1 (satu) minggu setelah pelaksanaan kegiatan.

BD. Refreshing Penggunaan Alat-alat Medis di Ambulans


Tahapan –tahapan kegiatan:
● Persiapan yaitu dengan mendata calon peserta pelatihan, pengusulan
spesifikasi ke Pejabat Pembuat Komitmen
● Pelaksanaan yaitu dengan pengadaan langsung yang dilaksanakan oleh
pejabat pengadaan/panitia pengadaan
● Penyusunan laporan dan pertanggungjawaban keuangan diselesaikan
selambat-lambatnya 1 (satu) minggu setelah pelaksanaan kegiatan.

BE. Simulasi Petugas dalam rangka Penanganan dan Evakuasi Pasien di Kapal
Tahapan –tahapan kegiatan:
● Persiapan yaitu dengan mendata calon peserta pelatihan, pengusulan
spesifikasi ke Pejabat Pembuat Komitmen
● Pelaksanaan yaitu dengan pengadaan langsung yang dilaksanakan oleh
pejabat pengadaan/panitia pengadaan
● Penyusunan laporan dan pertanggungjawaban keuangan diselesaikan
selambat-lambatnya 1 (satu) minggu setelah pelaksanaan kegiatan.

Timetable

Tahapan Jadwal
Sub
(komponen / Akun Katego
Komponen /
Sub Belanja ri (U/P)
Item
Komponen)
Pelaksana Penarika
an n
Bulan Mingg Bulan Mingg
u u
4249.TBC. Pelatihan
001 Kesehatan
A Simulasi 52 U Februari III Februari IV
Petugas TGC Belanja
Dalam Jasa,
Pengendalian 52
Belanja
Penyakit
Perjalana
Menular n
Berbahaya di
Pintu Masuk
Negara

B Peningkatan Kondisional
Kapasitas 52 sesuai
Tenaga Belanja undangan
Kesehatan Perjalana U
Dalam Bidang n
Epidemiologi
dan Karantina
C Pelatihan 52
Basic Sea Belanja
Survival dan Jasa,
Keselamatan 52
U Februari I Februari II
Lepas Pantai Belanja
Bagi Petugas Perjalana
KKP n

D Pelatihan 52
Advance Sea Belanja
Survival dan Jasa,
Keselamatan 52 U Maret II Maret III
Lepas Pantai Belanja
Bagi Petugas Perjalana
KKP n
E Pelatihan 52
Analisis Data Belanja
Kekarantinaan Jasa,
Dengan SPSS 52
U Maret III Maret IV
Belanja
Perjalana
n

F Pelatihan 52
Pengolahan Belanja
dan Penyajian Jasa,
Data 52
U Maret III Maret IV
Kekarantinaan Belanja
Perjalana
n

AA Pelatihan 52
Deteksi Faktor Belanja
Risiko Jasa,
Kesehatan di 52
U Maret I Februari II
Kapal Belanja
Perjalana
n

AB Pelatihan 52
Pengendalian Belanja
Vektor Jasa,
Terpadu 52
U Maret II Februari III
Berbasis Belanja
Teknologi Perjalana
n

AC Webinar 52 U April I April II


Dibidang Belanja
Kesehatan Jasa,
Lingkungan 52
Belanja
Perjalan
an
AD Pelatihan JFT 52 U Agustus I Agustus II
Sanitarian/Ento Belanja
molog Jasa,
Kesehatan 52
Belanja
Perjalan
an

AE Pelatihan Mei I Mei II


52
Pemetaan Belanja
TPP dan Jasa,
TFU di 52
U
Pelabuhan Belanja
menggunak Perjalana
n
an aplikasi
QGis
AF Pelatihan Mei II Mei III
52
Fogging Belanja
Treatment : Jasa,
Pengenalan, 52
U
Perawatan Belanja
dan Aplikasi Perjalana
n
yang baik
dan benar
BA Pelatihan 52 U Kondisional
BTCLS, USG, Belanja sesuai
PPI, Jasa, undangan
Defensive 52
Driving, dan Belanja
Wound Care Perjalan
an

BB Peningkatan 52 U April, I April, II


Kapasitas Belanja Agustus Agustus
Basic Life Jasa,
Support Bagi 52
Petugas non Belanja
Medis dan Perjalan
Stake holder an
di Pelabuhan

BC Simulasi 52 U Juli I Juli II


Management Belanja
Pelayanan Jasa,
Vaksin dan 52
Cold Chain Belanja
Perjalan
an

BD Simulasi 52 U Februari I Februari II


Penggunaan Belanja
Jasa,
Alat-alat 52
Medis di Belanja
Ambulans Perjalana
n
BE Simulasi 52 U April, I April, II
Petugas Belanja Agustus Agustus
dalam rangka Jasa,
Penanganan 52
dan Evakuasi Belanja
Pasien di Perjalan
Kapal an

BF Simulasi 52 U Juli I Juli II


Pencegahan Belanja
dan Jasa,
Pengendalian 52
Penyakit Belanja
Infeksi
Perjalan
Emerging
an

D. Kurun Waktu Pencapaian Keluaran


Kurun waktu yang diperlukan untuk tercapainya keluaran pada tahun anggaran 2023 ini dari
bulan Januari hingga Desember 2023.

E. Biaya yang Diperlukan


Biaya yang diperlukan untuk mencapai output ini berjumlah Rp.1.543.580.000,- (Satu Miliar
Lima Ratus Empat Puluh Tiga Juta Lima Ratus Delapan Puluh Ribu Rupiah) sebagaimana RAB
terlampir dan bersumber dari PNBP.

Penanggung Jawab Kegiatan,

dr. Iqbal Djakaria


NIP 197212232002121001

Anda mungkin juga menyukai